Anda di halaman 1dari 36

PEDOMAN PELAYANAN

ADMINISTRASI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
GRAND FAMILY
TAHUN 2018

1
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND FAMILY
NOMOR :

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN ADMINISTRASI


DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND FAMILY

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND FAMILY

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Ibu
dan Anak Grand Family maka diperlukan penyelenggaraan Pelayanan
Administrasi yang bermutu tinggi;
b. bahwa sebagai pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a
tersebut diatas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Ibu dan Anak Grand Family.

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor Nomor 44 Tahun 2009


Tentang Rumah Sakit;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


GRAND FAMILY TENTANG PEDOMAN PELAYANAN
ADMINISTRASI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND
FAMILY.
KESATU : Pedoman Pelayanan Administrasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand
Family sebagaimanan tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan maka akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :

Direktur

dr.
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kuasa–Nya sehingga kami selaku
penyusun mampu menyelesaikan “Pedoman Pelayanan Administrasi” ini sebagai pedoman
bagi petugas rumah sakit di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family dan memenuhi
persyaratan akreditasi.
Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang membantu dalam
penyusunan “Pedoman Pelayanan Administrasi” ini sehingga panduan ini dapat selesai dan
diaplikasikan dalam kegiatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family.
Semoga panduan ini dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Grand Family. Penyusun sadar bahwa panduan ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
pembuatan panduan ini.
.

Jakarta,

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KEPUTUSAN DIREKTUR
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan 2
D. Batasan Operasional 5
E. Landasan Hukum 7
BAB II. STANDAR KETENAGAAN 8
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 8
B. Distribusi Ketenagaan 8
C. Pengaturan Jaga 8
BAB. III. STANDAR FASILITAS 10
A. Denah Ruangan 10
B. Standar Fasilitas 11
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN 13
BAB V. LOGISTIK 21
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN 25
BAB VII. KESELAMATAN KERJA 27
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU 29
BAB IX. PENUTUP 31

ii
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND FAMILY
TANGGAL :
NOMOR :

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era globalisasi telah menciptakan banyak perubahan bagi semua jenis industri, termasuk
industri di bidang layanan kesehatan. Meningkatnya pendapatan masyarakat menjadikan
layanan di bidang kesehatan menjadi industri yang menguntungkan dan menarik investor
untuk menanamkan modalnya. Pertumbuhan rumah sakit ini menimbulkan kompetisi
(competition) yang semakin ketat dan pelanggan (customer) semakin selektif dalam
menentukan pilihan. Hal ini menjadi tantangan yang akan mempengaruhi keberlanjutan
organisasi rumah sakit, dimana rumah sakit dihadapkan pada 2 (dua) pilihan yaitu masuk
dalam arena kompetisi dengan melakukan perubahan dan perbaikan atau keluar arena
kompetisi tanpa dibebani perubahan dan perbaikan.
Perubahan yang ada harus menyentuh segi kualitas pelayanan yang dibarengi dengan
peningkatan efisiensi. Pencapaian efisiensi dari sisi biaya, adil dan bermutu dari sisi
layanan. Untuk mewujudkan perubahan dan perbaikan harus didukung dengan informasi
operasi pemberdayaan personel organisasi dalam pengelolaan aktivitas dan pengambilan
keputusan, pemberdayaan sumber daya lainnya untuk pemenuhan standar mutu layanan,
pembudayaan nilai – nilai yang dianut untuk mendukung pencapaian visi rumah sakit,
serta sistem informasi yang dibangun secara terintegrasi dan aman.
Berpijak pada konsep tersebut, maka rumah sakit harus memiliki dan memberikan
gambaran tentang masa depan yang ingin diraih, langkah – langkah yang ditempuh untuk
mewujudkan harapan tersebut, nilai – nilai yang dibangun sebagai pondasi yang kokoh,
rancang bangun struktur organisasi yang di dalamnya memberikan gambaran tentang arah
pertanggungjawaban dan pembagian tugas serta kewenangan, pola ketenagaan dan
kualifikasi personil untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan, uraian tugas dari setiap
jabatan atau pekerjaan, serta tata hubungan kerja yang harus dijalankan. Semua hal
tersebut terbingkai dalam sebuah pedoman pelayanan Unit Administrasi.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Meregistrasi pasien untuk memastikan agar catatan pelayanan kesehatan pasien
sekarang, sebelumnya dan berikutnya terangkum di dalam satu catatan Rekam Medis
pasien yang sama.

1
2. Tujuan Khusus
a. Untuk membangun repons yang sesuai oleh unit emergensi dalam menerima,
menyaring dan menstabilkan pasien yang datang dengan kondisi klinis darurat.
b. Untuk memastikan Standarisasi Penerimaan Pasien Rawat Inap dan Pendaftaran
Pelayanan Pasien Rawat Jalan.
c. Untuk memberikan pedoman bagi semua Staf Petugas Kesehatan dalam
memberikan perawatan untuk proses akses bagi pasien untuk mendapat perawatan,
serta kontinuitas perawat.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family merupakan Rumah Sakit Ibu dan Anak yang
berada di wilayah Jakarta Utara – Pantai Indah Selatan merupakan satu wilayah baru yang
perkembangan penduduknya sangat cepat. Keberadaan Rumah sakit Ibu dan Anak Grand
Family merupakan kelengkapan untuk memberikan layanan kesehatan yang berkualitas
dan terjangkau yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya Jakarta utara dan
sekitarnya. Keberadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family sangat mudah dijangkau
dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Pasien dapat mengakses layanan perawatan di unit emergensi dan Kamar Bersalin 24
jam/hari, 7 hari/minggu, 52 minggu/tahun. Pasien akan ditriase dan dikategorikan untuk
penilaian dan perawatan dapat dilakukan pada saat yang bersamaan.
Pasien dapat mengakses layanan perawatan akan dilakukan triase dan pengkategorian
untuk penilaian dan perawatan dapat dilakukan pada saat bersamaan.
Pasien dapat melakukan akses untuk mendapat perawatan :
1. Rawat Jalan – Poliklinik dan One Day Care (ODC);
2. Unit Emergensi;
Pasien hanya dapat dilayani di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family jika tersedia
jenis layanan yang di butuhkan. Apabila layanan yang di butuhkan tidak memadai atau
tidak ada, maka pasien harus di rujuk ke rumah sakit lain yang memiliki kebutuhan jenis
layanan yang dibutuhkan pasien saat itu dengan sebelumnya dilakukan test pemeriksaan
penunjang sebagai dasar pengambilan keputusan sesuai standard pelayanan medis.
Pasien akan dipindahkan ke rumah sakit lain, untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai,
ketika tidak tersedianya pelayanan tersebut di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family
atau jika pasien ingin untuk dipindahkan ke rumah sakit dikarenakan asuransi atau
masalah lainnya (merujuk kepada kebijakan transfer pasien).
Pada pasien dengan hambatan/keterbatasan/kendala fisik / komunikasi / bahasa / budaya,
Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family memfasilitasi untuk menyelesaikan kendala
tersebut. Untuk kendala bahasa asing Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family
menyediakan petugas penerjemah Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family sesuai dengan rumah sakit tipe C memberikan
pelayanan umum dan spesialis dasar
Lingkup pasien yang dapat diterima di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family adalah
mengacu kepada ketersediaan SDM seperti ketersediaan dokter, petugas kesehatan lainnya

2
dan alat yang menunjang prosedur tindakan medis. Ruang lingkup yang tersedia di Rumah
sakit Ibu Dan Anak Grand Family adalah :
1. Pelayanan Administrasi Pendaftaran Rawat Jalan
a. Rawat Jalan :
1) Spesialis Penyakit dalam;
2) Spesialis Anak;
3) Spesialis Kebidanan & Kandungan;
4) Spesialis Bedah Umum;
5) Spesialis Rehab Medik;
6) Spesialis Fertility.
b. Poliklinik Gigi
1) Dokter Gigi;
2) Spesialis Kesehatan Gigi Anak;
3) Spesialis Orthodontist Khusus Anak;
4) Spesialis Konservasi.
c. Poliklinik Umum / IGD;
d. Psikologi;
e. Fasilitas Penunjang;
f. Unit Gawat Darurat;
g. Kamar Operasi;
h. Kamar Bersalin;
i. EKG;
j. USG 4 Dimensi;
k. MAMMOGRAFI;
l. ABVS;
m. CTG;
n. Oxymetri;
o. Laboratorium;
p. Farmasi;
q. MCU Employee.

2. Pelayanan Penerimaan Pasien Rawat Inap


a. Ruang yang Perawatan anak berada di lantai 3, adalah ruang perawatan rawat inap
VIP, dan utama kelas 2 & Isolasi diperuntukan Bagi Pasien perawatan anak.
b. Ruang Kamar Bersalin, adalah ruang yang terletak di lantai 1 dan diperuntukan
bagi pasien kebidanan dan kandungan, Baik Observasi maupun Ruang tindakan.
c. Ruang Kamar Bedah, adalah ruang Kamar Operasi diperuntukan bagi pasien yang
melakukan tindakan Operasi yang berada di lantai 1.
d. Kamar Bayi, adalah ruang perawatan rawat inap bagi bayi baru lahir dan didalam
nya terdapat pula ruangan perinatologi. Ruangan ini terletak di lantai 2.
e. Ruang Perawatan Ibu lantai 2, adalah ruang perawatan rawat inap kelas III, I, VIP,
yang terletak di lantai 2 dan diperuntukan bagi pasien Ibu Melahirkan.

3
f. PICU / NICU LEVEL III/NICU LEVEL II / HCU, adalah ruangan khusus bagi
pasien yang memerlukan pemantauan lebih intensive. Ruang tersebut terletak di
lantai 1.
g. Ruang Perawatan ibu Lantai 3 Adalah ruang perawatan rawat inap Kelas
EXCECUTIVE, VIP, I, yang terletak di wing A diperuntukan Bagi Pasien ibu
melahirkan.
h. Ruang perawatan Anak Lantai 3, adalah ruang perawatan Rawat inap kelas
EXCECUTIVE, VIP, I ,II anak dan Isolasi yang terletak di wing B diperuntukan
Bagi pasien perawatan Anak.

Dari lingkup yang tersedia di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family, pasien dapat
diterima melalui 5 sumber utama akses untuk mendapatkan pelayanan yaitu Unit
Gawat Darurat, Rawat jalan, Rawat inap (termasuk didalamnya Kamar Bersalin dan
ODC), Medical Check Up dan pasien langsung yang meminta pemeriksaan penunjang
medis.
Dokumen panduan penerimaan pasien di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family ini
berlaku untuk semua petugas kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Grand Family, termasuk para manajer, perawat, dokter, dan petugas kesehatan yang
berhubungan atau siapapun yang membuat kontak pertama dengan pasien dan
melakukan penilaian mengenai kebutuhan pasien tersebut.

3. Pelayanan Administrasi Informasi


Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga tentang pelayanan-pelayanan yang
dapat dilakukan di rumah sakit ibu dan anak grand family, sehingga pasien bisa
menyesuaikan dengan kebutuhannya.
Pemberian informasi ini diberikan kepada :
a. Pasien – pasien IGD dan atau keluarganya;
b. Pasien rawat jalan;
c. Pasien yang rencana akan dirawat;
d. Pasien yang dirawat dan keluarganya;
e. Ibu yang rencana akan melahirkan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family.

4. Pelayanan Telepon
Memastikan terselenggaranya operasional sistem telekomunikasi melalui telepon baik
pelayanan telepon masuk maupun permintaan sambungan telepon keluar (Internal/
external) dengan mengembangkan dan melakukan tata cara penerimaan pelayanan
telepon dengan baik sehingga tercapai kesan bahwa pelayanan pelanggan melalui
telepon dapat dilayani dengan sebaik mungkin serta membantu kelancaran operasional
Rumah Sakit pada umumnya.

4
D. Batasan Operasional
Untuk lebih mengarahkan pemahaman dibuat batasan istilah penting yang terkait dengan
kerangka pelayanan Unit Pelayanan Administrasi. Pelayanan administrasi dilakukan untuk
mendukung seluruh aktifitas Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family sehingga semua
kegiatan dapat memperoleh hasil yang optimal. Secara garis besar operasional bagian
administrasi meliputi
1. Koordinator Administrasi
Bagian ini bertugas untuk memastikan bahwa tugas-tugas pelayanan Administrasi
dapat berjalan dengan baik.
2. Administrasi Rawat jalan
Pendaftaran rawat jalan bertugas untuk Menginput semua data Pasien rawat jalan
Sesuai, memastikan bahwa semua data yang di input benar dari pasien yang telah
menerima pelayanan.
a. Unit Rawat Jalan adalah bagian pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan pencegahan, pengobatan serta pemulihan terhadap penderita dengan
waktu kurang dari 24 jam dimana dalam pelayanannya terkait dengan kegiatan
penunjang lain seperti rehabilitasi medis, laboratorium, radiologi dan farmasi.
b. Poliklinik adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi
tindakan pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pasien umum atau
yang membutuhkan tindakan spesialistik dasar (anak, penyakit dalam, kebidanan
dan kandungan, serta bedah umum) dan pelayanan gigi dasar. Senam hamil
diadakan bagi ibu hamil trimester II dan III yang diizinkan mengikuti senam
hamil oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan
c. Rumah sakit Tipe C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas.
3. Administrasi Rawat Inap
Memastikan kelancaran proses administrasi pasien rawat inap dan konfirmasi serta
klarifikasi pasien jaminan asuransi atau perusahaan.
a. Menerima dan mendaftarkan pasien yang akan dirawat inap yang sudah
mempunyai surat pengantar Rawat inap ,OTC dan ODC , lalu menginput
pendaftaran kedalam sistem teramedik, Baik pasien yang jenis pembayaran
pribadi, maupun asuransi ataum jaminan perusahaan.
b. Menginput pendaftaran pasien bayi baru lahir.
c. Memberikan penjelasan mengenai prosedur rawat inap.
d. Memberikan penjelaskan tarif kamar rawat inap .
e. Petugas Admission rawat inap menerima surat pengantar dokter dari pasien/
perawat yang berisi jenis tindakan serta memfoto copy untuk di file.
f. Petugas Admission rawat inap mengkonfirmasi awal ke pihak asuransi atau
perusahaan bagi pasien yang akan dirawat inap.
g. Petugas Admission rawat inap menjelaskan surat pernyataan selisih biaya bagi
pasien jaminan asuransi atau perusahaan yang harus diisi dan ditanda tangan

5
pasien atau keluarga pasien.
h. Petugas Admission rawat inap memproses jaminan awal pasien rawat inap yang
menggunakan asuransi atau perusahaan.
i. Menjelaskan benefit pasien sesuai jaminan asuransi atau perusahaan kepada
pasien atau keluarga pasien.
j. Bertanggung jawab untuk mengkonfirmasi tindakan medis ke pihak asuransi
atau perusahaan.
k. Menjelaskan estimasi biaya tindakan medis atau operasi serta kebijakan yang di
keluarkan oleh pihak management kepada pasien.
l. Melakukan koordinasi dengan bagian terkait untuk pemesanan kamar rawat inap.
m. Bertanggung jawab untuk membuat estimasi biaya tindakan atau operasi. Untuk
estimasi biaya operasi hanya dituliskan Jasa dokter operator, Jasa dokter
anastesi, sewa kamar operasi ,Jasa Dokter Asisten,Jasa Dokter Anak,,Obat
Vk/Ok,Alat kesehatan,Biaya Tindakan/lab .
n. Bertanggung jawab untuk menyerahkan lembar asli warna putih estimasi biaya
operasi kebagian kamar operasi(yang dimasukan dalam status pasien ).
o. Bertanggung jawab untuk menjelaskan total deposit yang harus dibayar pasien,
bagi pasien jaminan umum.
p. Bertanggung jawab mengarahkan pasien membayar deposit ke bagian billing dan
kasir rawat inap.
q. Bertanggung jawab terhadap gelang identitas pasien bagi pasien yang akan
dirawat inap, menginput bayi baru lahir untuk gelang pasiennya (Gelang bayi
menjadi tanggung jawab administrasi untuk penjelasannya,pemakaiannya
dibantu perawat VK,IGD).
r. Memberikan penjelaskan tata tertib rawat inap & persetujuan umum, serta
mengisi form Edukasi
s. Memberikan penjelaskan jadwal bekunjung dan rooming in.
t. Petugas Admission rawat inap memberikan penjelasan tentang fasilitas free
parkir bagi pasien yang akan dan sedang dirawat inap.
u. Petugas Admission rawat inap Bertanggung jawab menindaklanjuti isian laporan
medis awal dan lanjutan bagi pasien asuransi atau perusahaan yang sedang
dirawat inap.
v. Bertanggung jawab meng email atau fax laporan medis awal, laporan medis
lanjutan, hasil pemeriksaan penunjang medik (Lab, maupun radiologi dll) ke
pihak asuransi atau perusahaan s/d mendapatkan jaminan Awal Asuransi.
w. Petugas Admission rawat inap memberikan penjelasan terhadap mutasi pasien
(Transfer) dari satu kamar ke kamar lain atau dari satu nomor tempat tidur ke
nomor tempat tidur lainnya serta menjelaskan informasi biayanya dan
mengarahkan penambahan deposit ke kasir.
x. Bertanggung jawab memfollow up pasien yang sudah tercatat booking operasi
atau rawat inap(meninformasikan ke bagian terkait).
y. Bertanggung jawab memberikan informasi kepada bagian kamar operasi untuk
pasien yang booking operasi/(odc).

6
z. Bertanggung jawab mengkonfirmasi ke dokter untuk penggolongan operasi
pasien jika terdapat kesulitan/ kurang jelas dilapangan.
aa. Petugas Admission rawat inap Bertanggung jawab untuk menyerahkan
kelengkapan data asuransi pasien rawat inap kebagian kasir billing untuk proses
kepulangan pasien.
bb. Bertanggung jawab menjaga fasilitas Rumah Sakit.
cc. Bertanggung jawab untuk handling komplain sesuai batas batas kewenangan.
dd. Petugas Admission rawat inap Bertanggung jawab menjaga kerahasiaan data
pasien.
ee. Petugas Admission rawat inap mengikuti briefing, sosialisasi, atau pelatihan
yang diadakan oleh rumah sakit ataupun eksternal rumah sakit
ff. Menerima pendaftaran pembuatan akte,dan kelengkapan data yang
dibutuhkan,/Menerima kelengkapan administrasi pengurusan akte kelahiran,dan
mengarahkan pembayaran kekasir.
gg. Mengkonfirmasi atau menghubungi pasien / keluarga pasien untuk
menginformasikan bahwa Akta Lahir telah selesai dibuat dan tanyakan waktu
pengambilan Akta Lahir tersebut serta informasikan tempat pengambilan Akta
Lahir.
hh. Menerima pendaftaran pembuatan Foto Bayi & Axioo ,dan menerima
kelengkapan data formulir yang dibutuhkan,
ii. Mengkonfirmasi atau menghubungi pasien / keluarga pasien untuk
menginformasikan bahwa Foto Bayi & axioo telah Jadi dibuat dan tanyakan
waktu pengambilan Foto bayi tersebut serta informasikan tempat pengambilan
Foto Bayi.
jj. Menerima pendaftaran pembuatan 3 D Potrait dan kelengkapan datanya dan
mengarahkan pembayaran ke kasir.
kk. Berkoordinasi dengan atasan langsung jika ada masalah yang harus diselesaikan
ll. Membuat laporan hasil kerja pershift dan menginformasikan kepada teman dan
Shift selanjutnya.

E. Landasan Hukum
Unit Rawat Jalan di Rumah Sakit Ibu dan Anak. Grand Family adalah merupakan bagian
yang harus terselenggara sesuai dengan :
Penyelenggaraan Unit Rawat Jalan sesuai dengan:
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
2. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan
Rumah sakit.

7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Dalam upaya mempersiapkan tenaga Administrasi yang handal, perlu kiranya melakukan
kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi. Tujuannya
adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu
yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan oganisasi
dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.
Adapun kualifikasi sumber daya manusia di Unit Administrasi Rumah Sakit Ibu dan Anak
Grand Family adalah sebagai berikut :

Tenaga yang
Nama Jabatan Kualifikasi Formal dan Informal
Dibutuhkan
Kepala Unit DIII (Pengalaman Kerja minimal 5
Administrasi tahun ) 1
Penanggung jawab DIII / SLTA (Pengalaman minimal 1
Administrasi 2 tahun)
Staf Administrasi DIII / SLTA 25
Jumlah 27

B. Distribusi Ketenagaan
SDM Unit Administrasi RSIA Grand Family berjumlah 25 orang dan sesuai dengan
struktur organisasi unit Administrasi terbagi menjadi 4 bagian yaitu, IGD dan Rawat jalan,
Rawat Inap, Operator, & Informasi. Unit Administrasi RSIA Grand Family dikepalai oleh
seorang kepala unit Administrasi dengan pendidikan D3 berpengalaman minimal 5 tahun.

C. Pengaturan Jaga
Unit Administrasi RSIA Grand Family terdiri dari 27 orang, yaitu 1 orang Kepala Unit , 1
orang Penanggung Jawab Administrasi, 25 Staff Administrasi , jam operasional untuk
kerja Unit Administrasi khusunya Administrasi dimulai dari hari senin- jumat mulai dari
pukul 08.00 pagi sampai dengan sore jam 17.00 Wib untuk kepala unit, adapun libur di
setiap hari sabtu dan hari minggu, serta libur nasional dan hari raya.untuk staff
Administrasi senin- minggu jam Non shif 07.00-pagi sampai 14.00 dinas pagi untuk dinas
siang 14.00-21.00 7 hari kerja satu hari libur ,dan untuk shiff jam dinas malam 21.00-
07.00 mendapatkan lepas malam dan libur.
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
1. Batas keterlambatan karyawan dalam satu bulan adalah 30 menit.
2. Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberkan maka karyawan

8
tersebut akan mendapatkan evaluasi keisiplinan dari atasan langsung.
3. Apabila terjadi keterlambatan lebih dari 4 x selama 1 bulan dalam satu tahun
karyawan akan diberikan surat peringatan.
4. Izin meninggalkan dinas maksimal adalah 2 jam dalam satu hari kerja dengan
persyaratan mengisi Fomulir Izin Meninggalkan Dinas (IMD) yang ditanda tangani
oleh atasan langsung dan dapat dipertanggung jawabkan urgensinya.

9
BAB III

A. Denah Ruangan
Pendaftaran Rawat Jalan dan Informasi

Rawat Inap

10
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan Sarana
Administrasi rumah sakit berlokasi di Lantai Dasar sebagai Ruang pendaftaran rawat
inap,rawat jalan ,operator dan informasi.
Ruang Informasi terletak setelah pintu loby utama terdiri dari 2 (dua) tempat duduk
dan beserta telepone extention,
Ruang Renerimaan Rawat Inap terletak di samping Farmasi Rawat jalan dengan 1
(satu) meja, 2 (dua) kursi petugas administrasi dan 2 (dua) kursi penerimaan pasien,
Ruang pendaftaran terletak di lantai dasar yang terdiri dari 5 kursi tempat duduk
petugas administrasi,dilengkapi dengan 3 telephone extention. Ruang operator berada
di belakang ruang pendaftaran dengan 1 (satu ) meja, 2 (dua) kursi petugas, 2 ( dua)
telepon keluar dan extension, dan 1 (satu) telepon emergency call dengan ekstension
100 dan 1 (satu) unit dispenser

2. Peralatan
a. Komputer
Komputer beserta dengan keyboard dan monitornya ada 10 unit yaitu 1 (satu ) unit
di Ruang Informasi, 2 (dua) unit di Ruang Penerimaan Rawat Inap, 2 (dua) unit di
Ruang Operator, dan 6 (enam) unit di ruang pendaftaran rawat jalan yang
digunakan sebagai alat untuk melakukan administrasi dan registrasi pasien
b. Printer dan Foto Copy
Printer dan foto copy ada 2 (unit) masing –masing ada di ruang Operator dan
ruang penerimaan rawat inap yang digunakan sebagai alat untuk mengeprint dan
memfotocopy semua dokumen – dokumen adminstrasi
c. Printer Slip Dokter
Printer slip dokter ada 5 (lima) unit yang semuanya ada di Ruang Pendaftaran
Rawat Jalan yang digunakan sebagai alat untuk mengeprint slip dokter setelah
pasien rawat jalan diregistrasi ke dokter tujuan pasien.
d. Printer Label
Printer label ada 3 ( tiga ) unit yaitu 2 (dua) unit ada di Ruang Penerimaan Rawat
Inap dan 1 (satu) unit di Ruang Pendaftaran Rawat Jalan yang digunakan sebagai
alat untuk mencetak label stiker pasien baik yang rawat inap maupun rawat jalan.
e. Paging
1 (satu) unit paging ada di Ruang Operator yang digunakan sebagai alat
komunikasi di rumah sakit bila ada kasus – kasus emergency seperti kebakaran,
gempa bumi, penculikan anak dan sebagainya.
f. Mesin Cetak Kartu Pasien
1 (satu) unit mesin cetak kartu pasien yang ada di Ruang Pendaftaran Rawat Jalan
yang digunakan sebagai alat untuk mencetak kartu pasien yang pertama sekali
berobat di rumah sakit yang didalamnya terdat nama dan rekam medis pasien.

11
g. Mesin Fax
1 (satu) unit mesin fax berada di Ruang Penerimaan Rawat Inap yang digunakan
sebagai alat untuk mengirim dokumen – dokumen admnistrasi seperti asuransi
melalui fax.

12
BAB IV
TATA LAKSANAN PELAYANAN

Rumah Sakit Ibu Dan Anak Grand Family menyediakan skrining medis yang sesuai untuk
setiap orang yang datang ke rumah sakit yang meminta pemeriksaan atau pengobatan untuk
suatu kondisi medis. Skrining medis dapat digunakan untuk menentukan apakah pasien
mempunyai kondisi medis yang emergensi. Suatu kondisi medis yang emergensi berarti
pasien dengan gejala akut yang cukup berat dan tanpa perhatian medis yang segera dapat
diperkirakan akan mengakibatkan kesehatan pasien dalam bahaya yang serius, gangguan
fungsi tubuh yang serius, atau disfungsi yang serius dari organ tubuh atau bagian.

Pasien bukan emergensi akan mendapat perawatan yang continue sesuai dengan status
klinisnya dan sumber daya yang tersedia. Untuk pasien yang membutuhkan pelayanan diluar
dari yang tersedia di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family, mereka akan
dipindahkan/dirujuk ke fasilitas perawatan kesehatan yang sesuai. Rumah Sakit Ibu dan Anak
Grand Family mempunyai perjanjian dan hubungan dengan organisasi/fasilitas agar dapat
memberikan pasien perawatan yang sesuai jika sumber daya yang dibutuhkan tidak tersedia di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Family.

Semua pasien yang mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan, atau yang akan
mendapatkan pelayanan kesehatan, harus diregistrasikan di dalam data pasien dan
mendapatkan nomor rekam medis. Ini meliputi pasien rawat inap (termasuk bayi baru lahir),
pasien rawat jalan, dan pasien yang hanya memeriksakan spesimen (contoh: sample darah)
diregisterkan sebagai pasien.
Keberhasilan mengidentifikasi pasien menurunkan angka duplikasi registrasi. Jika pasien
tidak mempunyai satu identitas unik dan spesifik maka hal ini dapat mengganggu pelayanan
pasien.

A. Akses Layanan Perawatan


Ada 5 sumber utama akses untuk mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Grand Family yaitu :
1. Rawat Jalan (Poliklinik)
Pasien dapat mengakses layanan perawatan di rawat jalan (Poliklinik) dengan
membuat perjanjian atau dengan datang langsung. Rawat Jalan (poliklinik) dapat
diakses mulai dari senin sampai sabtu mulai dari jam 07.00 sampai 21.00
2. Unit Gawat Darurat
Pasien dapat mengakses layanan perawatan di unit emergensi 24 jam/hari, 7
hari/minggu, 52 minggu/tahun. Pasien akan ditriase dan dikategorikan untuk penilaian
dan perawatan dapat dilakukan pada saat yang bersamaan. Untuk pasien yang datang
dengan penjemputan ambulance, pasien akan dilakukan penilaian oleh dokter dan atau
perawat sebelum dibawa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family. Apabila
ternyata pasien membutuhkan fasilitas kesehatan yang tidak dimiliki Rumah Sakit Ibu
dan Anak Grand Family saat itu, maka pasien tetap dibawa ke Rumah Sakit Ibu dan
13
Anak Grand Family untuk diberikan pertolongan dasar atas ijin keluarga/pasien dan
kemudian dirujuk ke rumah sakit lain yang memiliki fasilitas sesuai kebutuhan pasien
pada saat itu.
Pasien hanya dapat dilayani di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family jika tersedia
jenis layanan yang di butuhkan. Apabila layanan yang di butuhkan tidak memadai atau
tidak ada, maka pasien harus di rujuk ke rumah sakit lain yang memiliki kebutuhan
jenis layanan yang di butuhkan pasien saat itu dengan sebelumnya dilakukan test
pemeriksaan penunjang sebagai dasar pengambilan keputusan sesuai standard
pelayanan medis. Pasien akan dipindahkan ke rumah sakit lain, untuk mendapatkan
pelayanan yang sesuai, ketika tidak tersedianya pelayanan tersebut di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Grand Family atau jika pasien ingin untuk dipindahkan ke rumah sakit
dikarenakan asuransi atau masalah lainnya (merujuk kepada kebijakan transfer
pasien). Pada pasien dengan hambatan/keterbatasan/kendala fisik / komunikasi /
bahasa / budaya, Rumah Sakit Ibu dan aank Family memfasilitasi untuk
menyelesaikan kendala tersebut.
3. Rawat inap (termasuk didalamnya Kamar Bersalin dan ODC)
4. Medical Check Up

B. Registrasi Untuk Pasien Rawat Jalan Dan Rawat Inap


1. Tujuan utama meregistrasi pasien untuk memastikan agar catatan pelayanan kesehatan
pasien sekarang, sebelumnya dan berikutnya terangkum di dalam satu catatan rekam
medis pasien yang sama.
2. Semua pasien yang mendapatkan pelayanan perawatan kesehatan, atau yang akan
mendapatkan pelayanan kesehatan, harus diregistrasikan di dalam data pasien dan
mendapatkan nomor rekam medis. Ini meliputi pasien rawat inap (termasuk bayi baru
lahir), pasien rawat jalan, dan pasien yang hanya memeriksakan spesimen (contoh:
sample darah) diregisterkan sebagai pasien.
3. Keberhasilan mengidentifikasi pasien menurunkan angka duplikasi registrasi. Jika
pasien tidak mempunyai satu identitas unik dan spesifik maka hal ini dapat
mengganggu pelayanan pasien.
4. Proses registrasi pasien yang menerima pelayanan kesehatan, terdiri dari langkah-
langkah:
a. Pasien datang langsung ke bagian registrasi atau admission;
b. Pasien baru mengisi formulir data pasien sesuai kartu identitas;
c. Mempertimbangkan apabila orang tersebut sudah pernah terdaftar atau mempunyai
nomor rekam medis di Rumah Sakit Ibu dan anak Grand Family dengan
mencarinya di dalam data dan melihat kembali kemungkinan kecocokan data yang
ada;
d. Memasukkan informasi pasien ke dalam sistem bila sudah memastikan data pasien
belum pernah ada;
e. Mengkonfirmasi semua rincian untuk pasien yang sudah pernah mendaftar, dan
memperbaharui data jika diperlukan;

14
5. Merujuk ke prosedur registrasi pasien rawat jalan dan rawat inap untuk informasi
proses yang lebih rinci.

C. Proses Penerimaan Pasien Rawat Jalan:


Merujuk ke prosedur registrasi pasien rawat jalan dan rawat inap untuk informasi proses
yang lebih rinci.
1. Pasien datang di bagian pendaftaran dan diterima oleh petugas pendaftaran;
2. Petugas menanyakan apakah pasien tersebut merupakan pasien baru (pasien yang baru
pertama kali berkunjung, tidak membawa kartu berobat dan kehilangan kartu) atau
pasien lama;
3. Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas pendaftaran mendaftar pasien
sebagai berikut :
a. Petugas memberikan formulir indentitas pasien baru dan persetujuan
umum/general consent yang diisi oleh pasien/keluarga pasien sebagai kelengkapan
rekam medis penerimaan pasien baru dengan mewawancarai pasien tersebut;
b. Petugas pendaftaran melakukan pendaftaran pasien baru baik jaminan asuransi /
perusahaan baik datang langsung maupun pasien yang sudah melakukan
appointment sesuai dengan identitas yang sah;
c. Petugas pendaftaran memberikan formulir pendaftaran untuk dilengkapi sesuai
identitas diri (KTP/Pasfort) jika pasien Asuransi petugas meminta kartu asuransi
untuk di fotocopy, 1 disimpan dalam rekam medis, 1 sebagai administrasi saat
penagihan;
d. Petugas pendaftaran mencocokkan formulir pendaftaran dengan kartu identitas;
e. Petugas pendaftaran memasukkan ke sitem Teramedik sesuai formulir pendaftaran
yang telah diisi;
f. Petugas pendaftaran mencetak slip dokter dan stiker pasien kemudian petugas
pendaftaran menyerahkan nya kepada pasien;
g. Petugas pendaftaran mengarahkan pasien untuk ke counter suster/ke poli/unit
pelayanan yang dituju;
4. Di Unit Pelayanan / Rawat Jalan :
a. Petugas di unit pelayanan memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien;
b. Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang lain?
c. Jika Ya petugas, maka petugas membawa formulir rujukan ke unit yang dituju;
d. Jika tidak, maka pasien / keluarganya dipersilahkan mengambil obat di bagian
farmasi;
e. Kemudian petugas farmasi memberikan obat dan menjelaskan fungsi, aturan pakai
dan efeksamping obat;
f. Kemudian petugas mempersilahkan pasien menyelesaikan administrasi
pembayaran di kasir;
g. Petugas Kasir mengarahkan pasien untuk kembali ke bagian pendaftaran ,jika
Pasien baru;
h. Petugas pendaftaran Mencetak Kartu Pasien, Setelah pasien melakukan
Pembayaran di kasir dan menunjukan Bukti kwitansi kepada petugas pendaftaran;

15
i. petugas pendaftaran menyerahkan Kartu Pasien;
j. Petugas mempersilakan pasien pulang dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.
Merujuk ke prosedur registrasi pasien rawat jalan dan rawat inap untuk informasi proses
yang Jika pasien tersebut adalah pasien lama dan maka petugas pendaftaran mendaftar
pasien sebagai berikut :
1. Jika pasien tersebut adalah pasien lama, maka petugas pendaftaran mendaftar pasien
sebagai berikut:
a. Petugas menerima dan meneliti kartu identitas berobat pasien mencocokan dengan
sistem;
b. Petugas pendaftaran memberikan formulir Asuransi untuk dilengkapi sesuai
identitas diri (KTP/Pasfort) jika pasien Asuransi petugas meminta kartu asuransi
untk di fotocopy, 1 disimpan dalam rekam medis, 1 sebagai administrasi saat
penagihan;
c. Petugas pendaftaran mencocokkan formulir pendaftaran dengan kartu identitas;
d. Petugas pendaftaran memasukkan ke sitem teramedik sesuai No MR Kartu
Pasien;
e. Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan yang akan dituju
dengan mewawancarai pasien tersebut;
f. Petugas menyerahkan bukti registrasi dan menyerahkan ke pasien untuk
diserahkan ke poliklinik. (Petugas pendaftaran mencetak slip dokter dan stiker
pasien kemudian petugas pendaftaran menyerahkan nya kepada pasien Untuk
diserahkan Ke suster yang terkait);
g. Petugas menginformasikan kepada pasien tentang nomer antrian;
h. Petugas pendaftaran mengarahkan pasien untuk ke counter suster/ke poli/unit
pelayanan yang dituju;
i. Petugas rekam medis mengambil berkas rekam medis pasien yang sudah
didaftarkan disistem sesuai dengan no rekam medis tersebut;
j. Petugas rekam medis mengambil berkas rekam medis dan menyerahkan ke unit
yang dituju;
k. Jika berkas sudah terkumpul, maka petugas rekam medis mendistribusikan semua
berkas rekam medis pasien ke poliklinik yang dituju.
2. Diunit Pelayanan / Rawat Jalan :
a. Petugas di unit pelayanan memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien;
b. Apakah pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan penunjang yang lain?
c. Jika “Ya”, maka petugas membawa formulir rujukan ke unit yang dituju;
d. Jika “Tidak”, maka pasien / keluarganya dipersilahkan mengambil obat di bagian
farmasi;
e. Kemudian petugas farmasi memberikan obat dan menjelaskan fungsi, aturan pakai
dan efek samping obat;
f. Petugas mempersilahkan pasien menyelesaikan administrasi pembayaran di kasir;
g. Petugas mempersilahkan pasien pulang dan tidak lupa mengucapkan terima kasih

16
Jika prosedur diatas tidak diindahkan oleh petugas pendaftaran dan terkait, maka,
petugas yang bersangkutan mendapatkan sangsi oleh pihak manajemen maupun
direktur.

D. Proses Penerimaan Pasien Rawat Inap


Pasien dapat didaftarkan masuk ke rumah sakit oleh dokter spesialis yang memiliki Surat
Ijin Praktek di RSIA Grand Family. Dokter spesialis akan menjabarkan kondisi pasien dan
diagnosis sementara kepada admission dalam SPR. SPR tersebut berlaku tidak lebih dari
24 jam. Jika lebih dari masa berlaku tersebut, pasien harus dikaji ulang. Penerimaan
pasien non-emergensi atau pasien rujukan ke RSIA Grand Family harus dilakukan
verfikasi terlebih dahulu mengenai kelayakan pasien serta kesediaan unit pelayanan sesuai
kebutuhan pasien untuk dirawat di RSIA Grand Family ,Semua admission, memerlukan
kelengkapan lembar kerja admission dari dokter spesialis atau dokter umum dengan
instruksi dari dokter spesialis, yaitu :
1. Lembar admission (Surat Pengantar Rawat Inap)
2. Diagnosis saat datang.

Jenis – Jenis Pendaftaran :


1. Pendaftaran Yang Direncanakan (elektif):
Pendaftaran yang sudah direncanakan merupakan pendaftaran rawat inap dari pasien
yang sudah direncanakan sebagai tindak lanjut untuk mendapatkan pelayanan rawat
inap. Semua data akan dikumpulkan sebelum tanggal yang sudah ditentukan. Pasien
diinstruksikan untuk melapor ke bagian pendaftaran.
2. Pendaftaran Bagi Pasien Rawat Jalan:
a. Pasien mungkin didaftarkan secara langsung dari poliklinik RSIA Grand Family;
b. Keluarga pasien membawa surat pengantar rawat inap ke bagian admission dan
memilih kamar yang tersedia dan sesuai perawatan yang dibutukan;
c. Dokumen yang diperlukan akan dikirimkan ke bagian pendaftaran dan pasien akan
mendapatkan kamar perawatan yang sesuai dan tersedia di unit rawat inap.
3. Pendaftaran Dari Unit Emergensi:
a. Pasien dari Unit Emergensi memerlukan pendaftaran rawat inap, harus mempunyai
formulir dari pendaftaran dan dikirimkan bagian pendaftaran dan pasien akan
diberikan kamar rawat yang tersedia di ruang rawat inap;
b. Keluarga pasien membawa surat pengantar rawat inap ke bagian admission dan
memilih kamar yang tersedia dan sesuai perawatan yang dibutukan.
4. Pendaftaran Pasien Observasi
Pasien dapat di observasi di emergensi dan Kamar Bersalin maksimal 6 jam sejak
pasien masuk rumah sakit, selanjutnya dokter harus memutuskan apakah pasien dalam
perawatan rumah sakit, rujuk ke rumah sakit lain atau pasien dipulangkan dan
diinformasikan kepada pasien atau keluarga. Selama observasi pasien dimonitor secara
berkala. Ketika pasien diobservasi dan diputuskan oleh dokter memerlukan perawatan
rawat inap, harus melengkapi formulir dan dikirimkan ke bagian pendaftaran dan
pasien akan diberikan kamar rawat yang tersedia di ruang rawat inap.

17
E. Pasien Transfer Dari Rumah Sakit Lain
Ketika permintaan transfer diterima oleh bagian pendaftaran, selanjutnya dialihkan kepada
dokter umum di Unit Gawat Darurat. Kemudian Unit Gawat Darurat akan
mengooerdinasikan transfer pasien dengan bagian administrasi dan mengumpulkan data
yang diperlukan.
Merujuk kepada prosedur di bawah ini:
1. Pendaftaran pasien- Pemesanan Kamar Rawat;
2. Pendaftaran pasien- Rawat jalan dan Unit Emergensi;
3. Pendaftaran pasien – Rawat Inap;
4. Penerimaan pelayanan di Emergensi;
5. Menerima pasien rujukan dari fasilitas kesehatan lain untuk perawatan;
6. Observasi pasien di Unit Emergensi;
7. Observasi pasien di Kamar Bersalin.

F. Pengaturan Kamar Rawat


Alokasi kamar di Rumah Sakit ibu dan Anak Grand Family dibedakan berdasarkan:
Ruang perawatan anak, adalah ruang perawatan rawat inap VIP, utama dan kelas II dan
isolasi yang terletak di lantai 1.
1. Ruang perawatan ibu, adalah ruang perawatan rawat inap kelas III, I, VIP, yang
terletak di lantai 2 dan diperuntukan bagi pasien kebidanan dan kandungan.
2. Ruang perawatan anak wing B, adalah ruang perawatan rawat inap kelas III, II, I, VIP,
Eksecutive & Isolasi yang terletak di lantai 3 dan diperuntukan bagi pasien anak.
3. Ruang Bayi, adalah ruang perawatan rawat inap bagi bayi baru lahir dan didalam nya
terdapat pula ruangan perinatologi. Ruangan ini terletak di lantai 2.
4. Ruang perawatan Ibu wing A, adalah ruang perawatan rawat inap kelas , III, I, VIP,
Executive yang terletak di lantai 3 dan diperuntukan bagi pasien, dewasa dan Pasien
kebidan dan kandungan.
5. PICU / NICU level III / NICU level II/ HCU, adalah ruangan khusus bagi pasien yang
memerlukan pemantauan lebih intensive. Ruang tersebut terletak di lantai 1.
Pengalokasian kamar dikendalikan oleh bagian pendaftaran. Pasien diperbolehkan untuk
memilih kelas ruangan yang diinginkan, terkecuali pasien dengan kebutuhan Ruang isolasi
atau pelayanan intensive setelah dikaji /assessment oleh dokter. Jika kelas kamar yang
diminta tidak ada akan ditawarkan kelas yang tersedia. Jika pasien tetap menolak,
permintaan pasien akan disampaikan kepada Manajemen untuk ditindaklanjuti. Pasien
yang sudah tidak ada indikasi rawat disegerakan untuk dipulangkan dari RS untuk berobat
Jalan. Box neonatus yaitu. Bayi baru lahir maka tarif yang berlaku adalah sesuai dengan
kelas kamar ibunya.
Kelas ruangan meliputi:
1. Pengalokasian kamar dikendalikan oleh bagian pendaftaran. Pasien diperbolehkan
untuk memilih kelas ruangan yang diinginkan, terkecuali pasien dengan kebutuhan R.
Isolasi atau pelayanan intensive setelah dikaji /assessment oleh dokter.
2. Kamar tidak tersedia

18
Jika kelas kamar yang diminta tidak ada akan ditawarkan kelas yang tersedia. Jika
pasien tetap menolak, permintaan pasien akan disampaikan kepada Manajemen untuk
ditindaklanjuti.
3. Kamar Bayi
Kamar Bayi dibedakan menjadi 2 yaitu kamar bayi normal dan kamar bayi sakit.
Untuk bayi sakit (umur 0-28 hari) / bermasalah post discharged dari Rumah Sakit Ibu
dan Anak Grand Family dirawat di kamar bayi NICU [.
4. Apabila terjadi disaster:
a. Manajemen berhak mengambil alih kamar dari pasien yang cuti rawat tanpa harus
memberitahu pasien terlebih dahulu.
b. Direktur Rumah Sakit pada setiap saat dapat mengadakan pertemuan tim Bed
Emergency agar menyetujui tindakan yang akan diambil untuk menempatkan
pasien dengan aman dan sesuai. Tim Bed Emergency terdiri dari:
1) Kabid Keperawatan
2) Kabid Penunjang Medis
3) Kepala Unit / Ruangan
4) Dokter yang Relevan
c. Peran dari tim ini adalah menyetujui tindakan yang akan diambil dalam waktu 24
jam kedepan atau lebih untuk mengakomodasi penerimaan dan mendukung
kebijakan akut eskalasi rumah sakit. Tim Bed Emergency akan berusaha
menyeimbangkan resiko klinis bagi semua pasien di semua pelayanan, dengan
memberi perhatian khusus untuk memprioritaskan perawatan yang sesuai dari
pasien di unit emergensi, dan pemulangan awal pada pasien setelah dilakukan
pertimbangan dengan DPJP.
d. Pasien yang sudah tidak ada indikasi rawat disegerakan untuk dipulangkan dari RS
untuk berobat Jalan.
5. Rawat Gabung
Pasien Rawat Gabung hanya bisa dilakukan di VIp dan Utama dan salah satu dari
pasien akan dikenakan tarif 1 level dibawah
6. Pasien Dengan Suspek Atau Penyakit Menular
a. Di dalam kebijakan rumah sakit, pasien yang diketahui atau diperkirakan dengan
penyakit menular harus (ketika dalam prakteknya) dirawat di satu ruangan dengan
tanda isolasi.
b. The Negative Pressure Isolation terdapat di lantai 3, lantai 3 dan ICU (kriteria
masuk ruang isolasi merujuk pada Kebijakan Isolasi).
c. Semua kasus menular yang baru di dalam rumah sakit harus dilaporkan kepada tim
infection control/PPI secepatnya.
d. Jika jumlah pasien dengan diare dan/atau muntah- muntah meningkat di dalam
satu area bangsal, pertama tama harus dilaporkan ke tim infection control/PPI dan
dilakukan rapat tentang berjangkitnya penyakit tersebut mungkin diperlukan.
7. Pasien Cuti Dari Perawatan
a. Pasien cuti harus mengisi formulir ijin meninggalkan rumah sakit. Formulir
ditandatangani oleh pasien, Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), saksi

19
dari rumah sakit dan saksi dari pasien. Formulir yang sudah diisi lengkap difile
dalam rekam medis pasien. Formulir ijin meninggalkan rumah sakit tersebut berisi
bahwa pasien telah meminta cuti dan telah diberitahu sebelumnya mengenai risiko
terkait dengan meninggalkan rumah sakit serta memahami bahwa rumah sakit atau
dokter yang merawat tidak bertanggung jawab segala akibat yang disebabkan dari
sakit yang di derita saat berada di luar rumah sakit.
b. Surat ijin tersebut harus di setujui oleh dokter penanggung jawab pelayanan.
c. Pasien dapat di berikan ijin keluar rumah (Patient cuti) pada keadaan yang tertentu
atau mendesak menurut pertimbangan pasien.
d. Waktu maksimal pasien cuti yang diberikan adalah 4 jam. Pasien yang tidak
kembali dalam waktu tersebut maka pasien di anggap pulang paksa.
e. Perawat yang bertugas di kamar perawatan harus menginformasikan kepada
bagian pendaftaran dan kasir ketika pasien pulang.
f. Pasien akan diberikan petunjuk tentang kapan harus kembali ke rumah sakit, saat
jika terjadi emergensi serta tindakan apa yang harus dilakukan mengenai apapun
yang berkaitan kondisi pasien saat cuti dari rumah sakit.
g. Tidak diperbolehkan pada pasien yang melakukan cuti perawatan dan sudah
kembali lagi ke rumah sakit setelah 4 jam dan kemudian melakukan cuti pulang ke
rumah kembali.
h. Jika pasien memerlukan perpanjangan waktu cuti perawatan di rumah, maka harus
dipulangkan.
i. Pasien juga harus diberitahukan untuk menghubungi ruang perawatan sebelum
kembali untuk mengkonfirmasi apakah ruangan masih kosong.
8. Pasien dengan suspek atau penyakit menular :
a. Di dalam kebijakan rumah sakit, pasien yang diketahui atau diperkirakan dengan
penyakit menular harus (ketika dalam prakteknya) dirawat di satu ruangan dengan
tanda isolasi.
b. Semua kasus menular yang baru di dalam rumah sakit harus dilaporkan kepada tim
infection control /PPI secepatnya.
c. Jika jumlah pasien dengan diare dan/atau muntah- muntah meningkat di dalam
satu area bangsal, pertama tama harus dilaporkan ke tim infection control /PPI dan
dilakukan rapat tentang berjangkitnya penyakit tersebut mungkin diperlukan.

20
BAB V
LOGISTIK

A. Laporan Inventaris Unit Rawat Jalan

No. Nama Barang Pcs Keterangan


1. Telepon Extension 4 Ext 638,650,639
2. Telepon Keluar 1
3. Monitor Komputer 6
4. Keyboard 6
5. CPU 6
6. Mesin Cetak Kartu 1
7. Mesin Label/ Stiker 1
8. Printer Slip Dokter 1
9. Mouse 6
10. Kursi 8
11. Bantex 4
12. Pensil 3
13. Buku operan 1
14. Keranjang File 2
15. Tempat Sampah 1
16. Akrilik 53
17. Mesin EDC 2
18. Frame Foto Axioo 3
19. Frame Piagam 4
20. Map File 44
21. Map Bening 24
22. Papan Jalan 4
23. Buku Besar Operan 1
24. Buku Panjang 6
25. Buku Kecil 3

B. Laporan Inventaris Informasi

No. Nama Barang Pcs Keterangan


IP : 192.168.3.120
1. Komputer (Monitor) 2
IP : 192.168.3.166
2. Mouse 2
3. Keyboard 2
4. CPU 2
5. Kursi 5
File Tanda Terima, Permintaan
6. Bantex Kecil 4 Barang Rawat Jalan, Permintaan
Barang CS.
21
No. Nama Barang Pcs Keterangan
File tanda terima Baby Axioo,
7. Bantex Besar 3 Formulir Axioo Paket, SKL yang
sudah diambil.
Buku Operan, Axioo, WA Online,
8. Buku Besar 5
Buku Visit, Buku Pasien Masuk.
9. Buku Kecil 2 Foto Bayi dan Operan UBA
Expedisi penitipan SKL, SKL
manual ke MR, Pengambilan SKL,
10. Buku Expedisi 5
Penitipan Cap Kaki Bayi ke Kamar
Bayi.
11. Pulpen 2
12. Telpon Extension 2 Ext : 668,606
13. Stempel Grand Family 1
14. Stempel Copy Regalisir 1
15. Estimasi Biaya 1
16. Steples Besar 1
17. Steples Kecil 2
18. Stabilo 2 Hijau dan Pink
19. Trolly Barang 1
Exsampel Frame Foto Baby
20. 3
Axioo
21. Printer Laser Jet 100 1
22. Meja Printer 1
23. Papan Jalan 2
24. Tinta Printer 4
25. Tinta Stempel 3 Warna Merah, Kuning, Hitam
26. Tinta Cap 2 Hitam dan Biru
27. Daiichi Besar 41
28. Clear Holder Besar 24
29. Artline (bantalan stempel) 2
30. Perforator 1
31. Box File 7
32. Penggaris Besi 1
33. Tempat Isolatip 1
34. Isolatip Besar 2
35. Kunci Lemari 5
36. Samsung Tab 2
37. Remote Tab 2
38. Gunting 1

22
C. Laporan Inventaris Operator

No. Nama Barang Pcs Keterangan


1. Telpon Operator 2
2. Telpon Extension 2 Ext 810,808
3. Paging 1
IP : 192.168.3.113
4. Monitor Komputer 2
IP : 192.168.3.64
5. Keyboard 2
6. CPU 2
7. Dispenser 1
8. Stabilizer 1
9. Mouse 2
10. Kursi 3
11. Tray dokumen 1
12. HP 2 Nokia dan Samsung
13. Charger Handphone 1 Nokia dan Samsung
14. Bantex 2 File Kontrol Pasien Ibu dan Anak
15. Tempat Tissu 2
16. Stop Kontak 1
17. Pensil 3
18. Lem Kertas 2
19. Tipx 1
20. Stabilo 3 Warna Kuning 2 dan Hijau
21. Gunting Sedang 1 Warna Kuning
22. Koas Untuk Keyboard 1
23. Staples Kecil 1
24. Isi Staples Kecil 2
25. Buku Telpon 1
26. Buku Keluar/ Masuk Telpon 1
27. Estimasi Harga 1
28. Buku Operan 1
29. Buku Kecil 2 Buku Taxi dan App SMS

D. Laporan Inventaris Rawat Inap

Inventory Rawat Inap


No. Nama Barang Pcs Keterangan
1. Komputer 2
2. CPU 2
3. Keyboard 2
4. Mouse 2
5. Kursi Futura 2
6. Kursi Roda 2
7. Meja Laci 1
23
8. Meja 3
No. Nama Barang 1 Keterangan
9. Lemari 1
10. Jam 1
11. TV 1
12. Telepon Fax 1
13. Printer Epson 1
14. Printer Scan 2
15. Printer Label 1
16. Tempat Sampah 1
17. Rak Plastik Kecil 1
18. Lemari 1
19. Kalkulator

ATK Rawat Inap


No. Nama Barang Jumlah Keterangan
1. Lakban 1 Pcs
2. Paper Clip 8 Kotak
3. Formulir SKL 1 Rim
4. Kertas HVS 2 Rim
5. Form Estimasi Biaya 2 Rim
6. Tinta Biru 3 Pcs
7. Tinta Pink 2 Pcs
8. Formulir Permintaan Gudang 6 Pcs
9. Formulir Permintaan Farmasi 12 Pcs
10. Tinta Kuning 2 Pcs
11. Tinta Hitam 2 Pcs
12. Formulir Permintaan Legalisir 5 Rim
13. Buku Folio Besar 2 Rim
14. Formulir Tata Tertib 6 Rim
15. Amplop 2 Kotak
16. Pulpen 5 Pcs

E. Laporan Inventaris Kepala Unit Administrasi

No. Nama Barang Pcs Keterangan


1. Telpon Extension
2. Monitor Komputer
3. Keyboard
4. CPU
5. Mouse
6. Kursi
7. Bantex
8. Printer
9. Clear Holder
10. Keranjang File
11. Lemari Besar
24
12. Lemari Kecil
13. Meja
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian Keselamatan Pasien


Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau
situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera,
cacat, kematian, dan lain – lain) yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan Keselamatan Pasien


Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap
pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan
terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan
pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat
dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada KKP-
RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit).
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara – cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan
untuk melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian
itu timbul.
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada
sistem pelayanan.

25
Dalam melaksanakan keselamatan pasien Standar Keselamatan Pasien harus diterapkan.
standar tersebut adalah:
1. Hak pasien;
2. Mendidik pasien dan keluarga;
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan;
4. Penggunaan metode – metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien;
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien;
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien;
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan
pasien.
Langkah – langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit :
1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola Program Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
2. Menyusun Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit jangka pendek 1 – 2 tahun;
3. Mensosialisasikan konsep dan Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
4. Mengadakan Pelatihan Keselamatan Pasien Rumah Sakit bagi jajaran manajemen dan
karyawan;
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien);
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut di
atas;
7. Menerapkan Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit (seperti tersebut di atas) dan
melakukan self assessment dengan instrumen akreditasi pelayanan keselamatan pasien
rumah sakit
8. Program Khusus Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit
dan kejadian tidak diharapkan.

D. Sasaran Keselamatan Pasien di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand
Family
1. Ketepatan Identifikasi Pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak awal
pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima
oleh pasien.
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif Komunikasi yang efektif adalah komunikasi
lisan yang menggunakan prosedur: Write Back, Read Back dan Repeat Back
(reconfirm).
3. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan infeksi biasa dijumpai dalam
semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran
darah, pneumonia yang sering berhubungan dengan ventilasi mekanis. Pokok eliminasi
infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat.

26
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan
bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut di atas, berarti
wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Tim Pendidikan Pasien dan Keluarga bertujuan melindungi karyawan dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit. Dalam Undang –
Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap warganegara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud
pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada
dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga
dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan bagian integral dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Unit Rawat Jalan
dan perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan
meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan
sehat dan selamat.
2. Agar faktor – faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor – factor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
pada 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Kondisi dan lingkungan kerja;
2. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan
3. Peranan dan kualitas manajemen Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja,
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus. Alat – alat produksi
tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi.
b. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas
atau terlalu dingin. Tidak tersedia alat – alat pengaman.
c. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain – lain.

A. Perlindungan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja


1. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan
mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika terpajan.

27
2. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan umum
mengenai penyakit tersebut.
3. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara harus
menjaga fungsi saluran pernapasan (tidak merokok, tidak minum dingin) dengan baik
dan menjaga kebersihan tangan.

B. Petunjuk Pencegahan infeksi untuk Petugas Kesehatan


1. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan kesehatan,
petugas harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai untuk
kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan Isolasi (berdasarkan penularan secara kontak,
droplet, atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.
2. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala penyakit
menular yang sedang dihadapi.
3. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk
memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari
kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di Ruang Perawatan
Intensif, Rawat Inap Anak, Kamar Bayi.

28
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, maka saat ini
masyarakat semakin memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Pengendalian mutu di Unit Rawat Jalan harus dilakukan demi kepentingan dan kepuasan dari
pasien sehingga nantinya dapat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di Instalasi
Farmasi pada khususnya dan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand
Family pada umumnya. Indikator Mutu Pelayanan Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap Rumah
Sakit Ibu dan Anak Grand Family mengacu pada Pedoman Indikator Mutu Rumah Sakit Ibu
dan Anak Grand Family yaitu :
A. Waktu Tunggu Di Rawat Jalan
1. Ruang lingkup : Poli anak ,Poli Obgyn, IGD,Penunjang medis
2. Waktu tunggu di Rawat Jalan dimensi mutu : 5 Menit
3. Efisiensi dan efektivitas tujuan : tidak terjadi penumpukan /antrian pendaftaran yang
panjang
4. Tersedianya pelayanan Rawat Jalan pada hari kerja definisi operasional :
mempermudah pelayanan pendataan pasien yang akan berobat sesuai dengan identitas
pasien,tepat cepat,
5. Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani
oleh Dokter.
6. Kriteria inklusi :
7. Kriteria eksklusi :
8. Numerator :
Jumlah pasien rawat jalan yang menunggu lebih dari 15 menit Denominator :
Jumlah seluruh pasien rawat jalan dalam bulan tersebut.
Standar : 1%

B. Insiden Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Jalan


Ruang Lingkup : Ketidaktepatan identifikasi pasien Rawat Jalan di rumah
sakit.
Dimensi Mutu : Keselamatan pasien.
Tujuan : Tercapainya keselamatan.
Pasien Rawat Jalan : Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah penentuan
Definisi operasional identitas pasien rawat jalan dengan tepat sejak awal pasien
datang sampai dengan pasien pulang terhadap semua
pelayanan yang diterima oleh pasien.
Kriteria Inklusi :
1. Ketidaktepatan penulisan identitas (nama, tanggal lahir, alamat, nomor RM) pada
berkas Rekam Medis.
2. Ketidaktepatan prosedur pemanggilan pasien (pemanggilan dengan dua nama).

29
3. Ketidaktepatan prosedur konfirmasi identitas pasien (konfirmasi dengan pertanyaan
terbuka).
4. Kriteria eksklusi :
5. Numerator : Jumlah ketidaktepatan identifikasi pasien Denominator : Jumlah pasien
Rawat Jalan pada bulan tersebut Standar : 0 % 44.

C. Insiden Komunikasi Yang Kurang Efektif


Ruang Lingkup : Komunikasi lisan atau melalui telepon yang kurang efektif
antar pemberi pelayanan tentang pelaporan kembali hasil
pemeriksaan dan kondisi pasien.
Dimensi Mutu : Keselamatan pasien.
Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien melalui komunikasi lisan
yang efektif.
Definisi Operasional : Komunikasi yang kurang efektif adalah komunikasi lisan
yang tidak menggunakan prosedur: Write back, Read back
dan Repeat Back (reconfirm)
Kriteria inklusi :
Kesalahan prosedur komunikasi lisan atau via telepon:
Write back, Read back dan Repeat Back (reconfirm)
1. Pelaporan secara lisan yang tidak menggunakan prosedur SBAR
2. Prosedur spelling atau ejaan tidak digunakan untuk obat yang bersifat LASA atau
NORUM Kriteria eksklusi :
Komunikasi non lisan atau tertulis Numerator : Jumlah ketidaktepatan komunikasi lisan
atau via telepon Denominator :
Standar : 0 (SBAR: Situation, Background, Assessment, Recommendation).

D. Insiden Ketidakpatuhan Cuci Tangan


Ruang Lingkup : Ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas kesehatan.
Dimensi Mutu : Keselamatan Pasien
Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien melalui kegiatan mencuci
tangan.
Definisi Operasional : Ketidakpatuhan mencuci tangan meliputi ketidakpatuhan
waktu atau 5 momen cuci tangan dan ketidakpatuhan 6
langkah cuci tangan
Kriteria inklusi :
1. Tidak melakukan cuci tangan pada 5 Momen Cuci Tangan
2. Tidak melakukan cuci tangan sesuai 6 langkah cuci tangan Kriteria eksklusi :
3. 45 Numerator : Insiden kejadian ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas kesehatan.
4. Denominator : - Standar : 0 46.

30
BAB IX
PENUTUP

Demikian telah disusun suatu Pedoman Pelayanan Administrasi, yang dapat dipakai sebagai
acuan di dalam pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap untuk meningkatkan kualitas
pelayanan secara keseluruhan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family. Pedoman unit
administrasi ini akan mengalami perbaikan dalam upaya peningkatan kualitas dari waktu ke
waktu sehingga diperlukan suatu evaluasi secara teratur dan berkelanjutan dalam hal
pemantauannya. Dengan adanya suatu pedoman pelayanan maka kegiatan pelayanan secara
khusus di Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap dapat mengutamakan kepuasan dan keselamatan
pada setiap pasien.

31

Anda mungkin juga menyukai