Anda di halaman 1dari 24

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN

PASIEN INSTALASI FARMASI

RUMAH SAKIT LARASATI PAMEKASAN


Jl. Mandilaras No. 74-80 Telp. (0324) 328 305, Fax. (0324) 322 080

e-mail : rumahsakitlarasati@gmail.com,
website :www.Rumahsakitlarasati.com
PAMEKASAN - INDONESIA
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Larasati Pamekasan

Disusun oleh :
Ka Instalasi Farmasi

Apt. R.Syahibullah Majid, S.Farm

Disetujui oleh :
Ketua Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

Fira Kirnadi, A.Md.Keb

Ditetapkan oleh :
DIREKTUR

dr.Indri Widayanti, M.Mkes


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien (PMKP) Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Intan Medika Lamongan
ini berhasil disusun.

Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien merupakan salah satu komponen
yang harus dilaksanakan dalam pelayanan rumah sakit Identifikasi Pasien merupakan
salah satu komponen dalampelayanan di rumah sakit. Dalam programini dijelaskan
tentang program mutu dan keselamatan pasien Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Intan
Medika Lamongan.

Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ketua yayasan
Syifaul Ummah Lamongan, Direktur Rumah Sakit Intan Medika dan seluruh staf
terkait.

Akhirnya saran dan koreksi demi penyempurnaan program kerja ini sangat kami
harapkan.

Terima kasih

Tim Penyusun

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati i


PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT INTAN MEDIKA LAMONGAN
NOMOR : 171/RSL/PER/ DIR/VI/2022

TENTANG

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT LARASATI PAMEKASAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT LARASATI PAMEKASAN

Menimbang : a. Bahwa agar Rumah Sakit Intan Medika dapat memberikan


pelayanan prima sesuai dengan visi rumah sakit, maka
diperlukan pemeliharaan dan peningkatan kualitas seluruh
aspek dan komponen yang terlibat dalam kegiatan operasional
dan layanan rumah sakit;
b. Bahwa agar kualitas layanan dan operasional dapat terjaga,
terkendali dan meningkat sesuai dengan visi rumah dakit,
diperlukan suatu unit kerja tersendiri yang bertugas untuk
mengelola peningkatan mutu;
c. Bahwa agar pengelolaan Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka
perlu dibentuk Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur;

Mengingat : a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2014


Tentang Tenaga Kesehatan;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran;

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati ii


e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/III/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per /VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor11
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
j. Buku Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah
Sakit, WHO, Dirjen Yanmed, Depkes RI, Tahun 2001;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PENETAPAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN


KESELAMATAN PASIEN INSTALASI FARMASI RUMAH
SAKIT LARASATI PAMEKASAN

Pasal 1
Pemberlakuan Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Intan Medika Lamongan;
sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini
Pasal 2
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan disampaikan
kepada pihak terkait untuk diketahui dan dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab;

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati iii


Pasal 3
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan akan
dilakukan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pamekasan
Tanggal : 6 Juni 2022
Direktur Rumah Sakit Larasati Pamekasan

dr. Indri Widayanti, M.Mkes

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati iv


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

PERATURAN DIREKTUR....................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

BAB II LATAR BELAKANG................................................................................3

BAB III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS...........................................4

BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN...............................5

BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.................................................7

BAB VI SASARAN.................................................................................................8

BAB VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.............................................9

BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN......................................10

BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.........11

BAB X PENUTUP.................................................................................................12

LAMPIRAN

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati v


LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT LARASATI PAMEKASAN
NOMOR : 171/RSL/PER/DIR/VI/2022
TANGGAL : 6 JUNI 2022
TENTANG : PROGRAM KERJA PMKP INSTALASI FARMASI RUMAH
SAKIT LARASATI PAMEKASAN

BAB I
PENDAHULUAN

Mutu (kualitas) pelayanan kesehatan menurut Wijono (1999) adalah


derajat dipenuhinya standar profesi atau standar operasional prosedur (SOP)
dalam pelayanan pasien dan terwujudnya hasil-hasil outcome seperti yang
diharapkan oleh profesi maupun pasien yang meliputi pelayanan, diagnose terapi,
prosedur atau tindakan penyelesaian masalah klinis. Sedangkan menurut Giebing
(1994), kualitas pelayanan kesehatan adalah tercapainya criteria keberhasilan
pelayanan yang telah ditentukan.
Peningkatan mutu dan Keselamatan Pasien adalah upaya untuk
meningkatkan mutu secara keseluruhan dengan terus menerus mengurangi risiko
terhadap pasien dan staf baik dalam proses klinis maupun lingkungan fisik, demi
tercapai keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
Selain pelayanan kesehatan yang berkualitas juga dituntut pelayanan yang
menjunjung/berorientasi pada keselamatan pasien. Cross & Blue dalam Giebing
1994 mengemukakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan berhubungan dengan
lima karakteristik proses pelayanan kesehatan yaitu
a. Dapat dicapai;
b. Diterima masyarakat;
c. Komprehensif,
d. Berkesinambungan dan
e. Terdokumentasi.
Akreditasi Rumah Sakit merupakan upaya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit yang dilakukan dengan membangun system dan budaya mutu.
Melalui akreditasi Rumah Sakit diharapkan ada perbaikan sistem di Rumah Sakit
yang meliput iinput, process dan product output (meliputi output dan outcome),
sehingga tercapai pelayanan yang berkualitas meliputi safety, satisfaction,
selfcare, anxiety, comfort dan knowledge.

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 1


BAB II
LATAR BELAKANG

Latar belakang penyusunan program indikator mutu unit Farmasi ini


adalah terkait dengan beberapa pelayanan yang dianggap perlu tetapi belum
optimal, sehingga perlu pemantauan dengan parameter-parameter tertentu. Hal ini
didasari oleh:
a. Waktu pelayananan belum maksimal
b. Jumlah tenaga yang kurang

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 2


BAB III
TUJUAN

A. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
B. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu pelayanan klinis
b. Tercapainya pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan
pasien
c. Tercapainya profesionalisme petugas kesehatan dalam melakukan
tindakan berdasarkan standar
d. Tercapainya kinerja kompeten dari Profesional Pemberi Asuhan di Instalasi
Farmasi.

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 3


BAB IV
KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN

a. Penyusunan Indikator Mutu Unit kerja


Penyusunan indkator unit kerja di Rumah Sakit Larasati Pamekasan
disusun dengan mengambil dari Standar pelayanan minimal atau dari kasus-
kasus yang sering terjadi dan dirasa perlu mendapat perhatian khusus dalam
pelaksanaan pelayanan klinis. SPM/Standar Pelayanan Minimal adalah
Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan
wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal, Juga
merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimal yang
diberikan oleh Rumah Sakit kepada masyarakat.
Dalam Penyusunan Indikator Mutu unit kerja unit sebelumnya
mendapatkan edukasi dan pelatihan dari komite PMKP. Kemudian
dilakukan rapat internal pembentukan indikator mutu unit. Penetapan
indikator dilakukan dengan metode skoring atau non skoring.
1) Standar Pelayanan Minimal yang dilakukan di Instalasi Farmasi adalah:
a) Waktu tunggu pasien untuk pelayanan obat jadi ≤ 30 menit
b) Waktu tunggu pasien untuk pelayanan obat racikan ≤ 60 menit
c) Tidak adanya Kejadian kesalahan pernberian obat
d) Kepuasan pelanggan
e) Penulisan resep sesuai formularium
2) IndikatorMutu Unit (profil indikator terlampir)
a) Waktu tunggu pelayanan obat jadi.

3) Indikator Prioritas rumah sakit


Indikator prioritas rumah sakit megacu pada s u r a t keputusan direktur
Rumah Sakit Larasati Pamekasan yang dilakukan diInstalasi Farmasi
meliputi:
a) Ketersediaan obat pasien obstetric gynecologi sesuai formularium di
Rumah Sakit.
4) Insiden Keselamatan Pasien
Pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien dibudayakan dengan
menekankan untuk tidak takut melporkan untuk dicari what & whynya
bukan whonya (perbaikan system untuk mencegah tidak terjadinya insiden
keselamatan pasien). Insiden keselamatan pasien yang perlu dilakukan
pencatatan dan pelaporan terdiri dari : kejadian sentinel ,KTD, KNC, KPC.

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 4


Indikator mutu area klinis mengacu pada indicator keselamatan pasien
Rumah sakit yang dilakukan di Instalasi Farmasi, meliput i:
a) SKP 3 : Ketepatan pemberian Stiker High Alert pada kemasan obat High
Alert

5) Indikator Mutu Program Nasional


a) Kepatuhan Identifikasi Pasien
b) Kepatuhan penggunaan formularium nasional (Fornas)

b. Penilaian kinerja staf


Adalah penilaian kinerja/Performance Appraisal” dari masing-masing staf
sesuai profesi pada saat bertugas, dilakukan oleh atasannya atau pejabat yang
berwenang dengan menggunakan Pedoman Penilaian Kinerja

c. Penilaian kinerja unit


Pencatatan dan penilaian kinerja unit dilihat dari:
1. Jumlah resep keluar
2. Jumlah Komplain

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 5


BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Dalam pelaksanaan PMKP diunit kerja dengan menggunakan metode siklus PDSA

Plan : Membuat rencana program dan rencana kerja serta form


pengumpulan data/sensus harian,
Do : Melaksanakan pengumpulan data dan pelaksanaan program
PMKP unit kerja
Study : Melakukan analisa data dan validasi data atas data yang
dikumpulkan
Action : Melakukan tindak lanjut atas hasil yang didapatkan

Pelaksanaan kegiatan melalui pertemuan rutin tiap bulan, audit kepatuhan


pelaksanaan indicator dan evaluasi dari penanggung jawab ruangan.

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 6


BAB VI
SASARAN

a. Standar Pelayanan Minimal


b. Indikator Mutu Unit
c. Indikator mutu prioritas rumah sakit
d. Indikator mutu prioritas nasional
e. Indikator Standar Keselamatan Pasien

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 7


BAB VII
SKEDUL/JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM PMKP UNIT
KERJA

Jadwal pelaksanaan kegiatan PMKP unit kerja Instalasi Farmasi tahun 2019
PROGRAM BULAN
PMKP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyusunan
Indikator Mutu
Unit kerja
Penilaian kinerja
staf
Laporan Penilaian
kinerja unit

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 8


BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

Dalam evaluasi pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara bekala, setiap


bulan. Data dikumpulkan melalui sensus harian oleh unit kemudian disetorkan ke
Direktur Rumah Sakit melalui Komite PMKP dilakukan berkala :
a. Harian oleh Unit
b. Bulanan (laporan Ka Unit dan Ka Instalasi) Sarana yang dipakai dalam monev
adalah:
1) Laporan langsung ke Komite PMKP
2) Rapat bulanan

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 9


BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

a. Standar pelayanan minimal dan indikator mutu unit dilakukan melalui sensus
harian indicator mutu dan pelaporan setiap bulan lalu dilakukan dan pembuatan
rencana tindak lanjut
b. Pencatatan pelaporan Insiden Keselamatan Pasien unit dan apabila ditemukan
insiden keselamatan pasien dilakukan pelaporan dan pembuatan kronologis
untuk dilaporkan ke KPRS
c. Evaluasi kegiatan dilakukan oleh Kepala Instalasi untuk selanjutnya dilakukan
pembuatan Rencana Tindak Lanjut.

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 10


BAB X
PENUTUP

Demikian program kerja peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Instalasi


Farmasi sebagai pedoman dalam pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan di lingkup
Farmasi.

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 11


LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT LARASATI PAMEKASAN
NOMOR : 171/RSL/PER/DIR/VI/2022
TANGGAL : 6 JUNI 2022
TENTANG : PROGRAM KERJA PMKP INSTALASI FARMASI RUMAH
SAKIT LARASATI PAMEKASAN

Indikator Sasaran Keselamatan Pasien


Judul Indikator Ketepatan pemberian stiker high alert pada kemasan obat high alert
1.    PMK 11 tahun 2017 Keselamatan pasien
Dasar Pemikiran / Alasan
2.   PMK No 4 Th 2019, Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pemilihan Indikator
Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
√ Efisiensi  Keselamatan
Dimensi Mutu √ Efektifitas  Fokus Kepada Pasien
□ Aksesibilitas □ Kesinambungan
Untuk meningkatkan kewaspadaan staf dan menghindari kesalahan pemberian
Tujuan
obat high alert kepada pasien
1. Kepatuhan pemberian label pada penyimpanan obat High Alert di kotak
emergency yang berisi elektrolit pekat dan obat emergency. Elektrolit pekat
Definisi Operasional
terdiri dari KCl 7,46, sodium bicarbonat 8,4% (meylon injeksi), NaCl 3%.
2. Obat emergency disimpan di semua ruang perawatan
□ Struktur □ Proses
Jenis Indikator
□ Outcome Proses & Outcome
Numerator Jumlah obat High Alert di kotak Emergency yang ditempel label
Denumerator Jumlah obat High Alert di kotak Emergency
Numerator x 100% = ……
Formula Pengukuran
Denumerator
Target 100%
Kriteria Inklusi: semua obat high alert yang ditetapkan dalam formularium
Sampel 100% populasi
Instrumen pengambilan
Formulir pengumpulan data obat high alert
data

Metodologi
 Retrospective √ Sensus harian
Pengumpulan Data

Frekuensi Pengumpulan
Bulanan
Data
Frekuensi Analisis Data 3 Bulanan
Metodologi Analisis Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, penanggung jawab pelayanan akan
Data melakukan analisis data menggunakan diagram Garis
Sumber Data Instalasi Farmasi

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 12


Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
Publikasi Data Internal : saat rapat koordinasi dan publikasi di setiap unit terkait

Judul Indikator Kepatuhan pelaksanaan double check


Dasar Pemikiran / 1.         PMK 11 tahun 2017 Keselamatan pasien
Alasan Pemilihan 2.         PMK No 4 Th 2019, Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Indikator Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
□ Efisiensi √ Keselamatan
Dimensi Mutu □ Efektifitas √ Fokus Kepada Pasien
□ Aksesibilitas √ Kesinambungan
Untuk meningkatkan kewaspadaan staf dan menghindari kesalahan pemberian
Tujuan
obat high alert kepada pasien
Setiap obat yang memiliki risiko tinggi diberi label high alert perlu dilakukan
Definisi Operasional
double check
Jenis Indikator □ Struktur □ Proses □ Outcome √Proses & Outcome
Jumlah pasien yang mendaptakan obat high alert yang dilakukan double check
Numerator
dengan benar
Denumerator Jumlah pasien yang mendapatkan obat high alert
Numerator x 100% = ……
Formula Pengukuran
Denumerator
Target 100%
Inklusi: semua obat high alert yang ditetapkan dalam formularium
Kriteria
Eklusi:-
Sampel 100% populasi
Instrumen pengambilan
Formulir pengumpulan data double check
data
Metodologi
□ Retrospective √ Sensus harian
Pengumpulan Data
Frekuensi Pengumpulan
Bulanan
Data
Frekuensi Analisis Data 3 Bulanan
Metodologi Analisis Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, penanggung jawab pelayanan akan
Data melakukan analisis data menggunakan diagram batang
Sumber Data Rawat Inap, IBS, IGD,ICU,NEO, Kamar Bersalin
Penanggung Jawab Kepala Ruangan
Publikasi Data Internal : saat rapat koordinasi dan publikasi di setiap unit terkait

Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit


Judul Indikator Ketersediaan obat di farmasi sesuai formularium
Dasar Pemikiran / Alasan 1. PMK 129 tahun 2008 Standar Pelayanan Minimal

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 13


2. PMK No 4 Th 2019, Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Pemilihan Indikator
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
√ Efisiensi □ Keselamatan
Dimensi Mutu √ Efektifitas □ Fokus Kepada Pasien
□ Aksesibilitas  Kesinambungan
Tersedianya obat yg bermutu sesuai formularium untuk menjamin efektifitas
Tujuan
pelayanan farmasi
Definisi Operasional Formularium obat adalah Daftar Obat yang di gunakan di rumah sakit
□ Struktur √ Proses
Jenis Indikator
 Outcome □ Proses & Outcome
Jumlah kumulatif resep rawat jalan dan resep rawat inap yang sesuai
Numerator
formularium yang terlayani
Denumerator Jumlah komulatif resep rawat jalan dan resep rawat inap
Numerator x 100% = ……
Formula Pengukuran
Denuminator
Target 100 %
Kriteria Inklusi: semua resep rawat jalan dan resep rawat inap
Sampel 100% populasi
Instrumen pengambilan
Pencatatan resep di farmasi
data
Metodologi Pengumpulan
□ Retrospective √ Sensus harian
Data
Frekuensi Pengumpulan
Bulanan
Data
Frekuensi Analisis Data 3 Bulanan
Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, penanggung jawab pelayanan
Metodologi Analisis Data
akan melakukan analisis data menggunakan diagram Garis
Sumber Data Data harian penghitungan resep farmasi
Penanggung Jawab Kepala Instalasi farmasi
Publikasi Data Internal : saat rapat koordinasi dan publikasi di setiap unit terkait, sismadak

Indikator Nasional Mutu


Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
1. PMK 11 tahun 2017 Keselamatan pasien
Dasar Pemikiran / Alasan
2. PMK No 4 Th 2019, Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan dasar
Pemilihan Indikator
Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
□ Efisiensi √ Keselamatan
Dimensi Mutu □ Efektifitas √ Fokus Kepada Pasien
□ Aksesibilitas √ Kesinambungan
Menggambarkan kepatuhan pelaksanaan identifikasi pasien di Rumah sakit
Tujuan
sesuai dengan identifikasi yang telah distandarkan
Definisi Operasional kelengkapan identifikasi pasien dilakukan untuk pasien dengan pelayanan:
a. Pemberian obat

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 14


b. Pengambilan sample
c. Pemberian diet
d. Pemasangan infus
di Rumah Sakit Larasati Pamekasan
Jenis Indikator □ Struktur  Proses □ Outcome √ Proses & Outcome
Numerator Jumlah pasien yang diidentifikasi lengkap saat Tindakan
Denumerator Jumlah seluruh pasien yang dilakukan tindakan
Numerator x 100% = ……
Formula Pengukuran
Denumerator
Target 100%
Inklusi: semua pasien dengan salah satu dari empat Tindakan
Kriteria
Eksklusi: pasien selain dari empat Tindakan
Sampel 100% populasi
Instrumen pengambilan data Formulir pengumpulan data kelengkapan identifikasi pasien
Metodologi Pengumpulan Data □ Retrospective √ Sensus harian
Frekuensi Pengumpulan Data Harian
Frekuensi Analisis Data 1 Bulanan
Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, penanggung jawab pelayanan
Metodologi Analisis Data
akan melakukan analisis data menggunakan diagram batang
Instalasi Rawat Inap, IGD, Kaber, ICU, IBS, Rawat Jalan, neonatus ,
Sumber Data
laboratotium , gizi
Penanggung Jawab Kepala Ruangan
Publikasi Data Internal : saat rapat koordinasi dan publikasi di setiap unit terkait

Judul Indikator Kepatuhan penggunaan formularium nasional (Fornas)


1. PMK No30 tahun 2008 Standar Pelayanan Minimal
Dasar Pemikiran / Alasan
2. PMK No 4 Th 2019, Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Pemilihan Indikator
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
√ Efisiensi □ Keselamatan
Dimensi Mutu √ Efektifitas □ Fokus Kepada Pasien
□ Aksesibilitas  Kesinambungan
Tersedianya obat yg bermutu sesuai formularium untuk menjamin efektifitas
Tujuan
pelayanan farmasi
1. Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang di butuhkan dan
di gunakan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan
Definisi Operasional
2. Kepatuhan penggunaan Formularium nasioanl adalah peresepan obat ( R/:
Recipe dalam lembar resep ) oleh DPJP kepada pasien sesuai daftar obat di
formularium nasional dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan
Jenis Indikator □ Struktur √ Proses  Outcome □ Proses & Outcome
Numerator Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang sesuai dengan formularium nasioanl

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 15


Denumerator Jumlah R/ recipe dalam lembar resep selama1 bulan
Numerator x 100% = ……
Formula Pengukuran
Denuminator
Target ≥80 %
Inklusi: semua resep rawat jalan dan resep rawat inap
Eksklusi :
1. Obat yang diresepkan di luar FORNAS tetapi dibutuhkan pasien dan
Kriteria
telah mendapatkan persetujuan komite medik dan direktur
2. Bila dalam resep terdapat obat di luar FORNAS karena stok obat
nasionalberdasasrkan e-katalog habis/kosong
Sampel 100% populasi
Instrumen pengambilan
Pencatatan resep rawat jalan dan rawat inap
data
Metodologi Pengumpulan
□ Retrospective √ Sensus harian
Data
Frekuensi Pengumpulan
Bulanan
Data
Frekuensi Analisis Data 3 Bulanan
Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, penanggung jawab pelayanan akan
Metodologi Analisis Data
melakukan analisis data menggunakan diagram Garis
Sumber Data Lembar resep di instalasi farmasi
Penanggung Jawab Kepala Instalasi farmasi
Publikasi Data Internal : saat rapat koordinasi dan publikasi di setiap unit terkait, sismadak

Indikator Mutu Prioritas Unit

Judul Indikator Waktu tunggu pelayanan obat racik ≤ 60menit

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


Dasar pemikiran
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
√ Efisiensi □Keselamatan

Dimensi Mutu √ Efektifitas □ Fokus Kepada Pasien

□ Aksesibilitas √ Kesinambungan

Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efesiensi pelayanan farmasi

Waktu yg di butuhkan sejak pasien menyerahkan resep obat racik sampai


Definisi Operasional
sampai pasien menerima obat racik ≤60menit

Jenis Indikator □ Struktur √ Proses □ Outcome □ Proses & Outcome


Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan pasien yang di survey
Numerator (pembilang)
dalam satu bulan
Denominator (penyebut) Jumlah pasien yang di survey dalam satu bulan
Formula
Numerato
x 100% = ……

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 16


Denumerator

Target ≤60menit
Kriteria: inklusi : Semua resep obat racik yg masuk ke farmasi
ekslusi : -
Sampel 100% populasi

Metode Pengumpulan Data □ Retrospective √ Sensus harian

Frekuensi pengumpulan
1 Bulan
data

Frekuensi Analisa Data 3 Bulan

Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, penanggung jawab pelayanan


Metodelogi Analisis Data
akan melakukan analisis data menggunakan diagram garis

Sumber data Form waktu tunggu peracikan obat Instalasi Farmasi


penangung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
Publikasi Data Internal : saat rapat koordinasi dan publikasi di setiap unit terkait

Program PMKP Instalasi Farmasi Rumah Sakit Larasati 17

Anda mungkin juga menyukai