IZIN NO. 503/2130/12/IOK.PRI/IV/DPMPTSP/2019 Jl. Pedes – Cibuaya, Dsn. Pedes II, RT/RW : 001/005, Desa Payungsari Kec. Pedes Kab. Karawang 41353 Telp. 0857 8005 6969 yafimedika2018@gmail.com
SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA YAFI MEDIKA NOMOR : KEP / 019 / KYM / VI / 2023
TENTANG
KEBIJAKAN PENGUKURAN DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU KLINIK
PRATAMA YAFI MEDIKA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PIMPINAN KLINIK PRATAMA YAFI MEDIKA
Menimbang : a. bahwa dalam rangka program peningkatan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien di Klinik Pratama Yafi Medika sesuai dengan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku diperlukan ketentuan yang jelas mengenai program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Klinik Pratama Yafi Medika; b. bahwa untuk maksud tersebut pada butir a di atas perlu diberlakukan kebijakan pengukuran dan pelaporan mutu klinik di Klinik Pratama Yafi Medika yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Klinik Pratama Yafi Medika.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik; 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan; 5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Tranfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan Unit Transfusi Darah.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA YAFI
MEDIKA TENTANG KEBIJAKAN PENGUKURAN DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU KLINIK PRATAMA YAFI MEDIKA. Kesatu : Memberlakukan Kebijakan Pengukuran dan Pelaporan Indikator Mutu Klinik di Klinik Pratama Yafi Medika seperti tersebut dalam lampiran Kerangka Acuan Kegiatan PMKP;
Kedua : Kebijakan Pengukuran dan Pelaporan Indikator Mutu
Klinik di Klinik Pratama Bhakti Pertiwi untuk dapat dilaksanakan dan digunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan; Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat Keputusan ini dibebankan pada anggaran biaya Klinik Pratama Yafi Medika; Keempat : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Karawang
Pada tanggal : 05 Juni 2023
Pimpinan Klinik Pratama Yafi Medika
dr. Deddy Ferry Rachmat Santoso
SIP.503/4397/337/SIP.DU/IX/DPMPTSP/2021 LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN PIMPINAN KLINIK PRATAMA YAFI MEDIKA TENTANG : KEBIJAKAN PENGUKURAN DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU KLINIK PRATAMA YAFI MEDIKA NOMOR : KEP / 019 / KYM / VI / 2023
KEBIJAKAN PEGUKURAN DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU KLINIK
PRATAMA YAFI MEDIKA
1. Pimpinan Klinik dan seluruh penanggung jawab UKP dan penanggung
jawab UKM serta wajib berpartisipasi dalam program mutu/kinerja Klinik dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. 2. Penanggung jawab UKM dan pelaksana meningkatkan kinerja pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan UKM. 3. Upaya Peningkatan Kinerja didapatkan melalui : a. Monitoring kegiatan melalui capaian program setiap bulan. b. Melakukan penyusunan matriks PDCA setiap bidang oleh Penanggung Jawab program. c. Masukan dari para pasien dan pengguna pelayanan baik yang didapat melalui survei maupun keluhan dan tanggapan. d. Melakukan Evaluasi dari Umpan balik kegiatan maupun kepuasan. 4. Adapun Tahapan Peningkatan Kinerja yaitu : a. Mengumpulkan data cakupan. b. Melakukan Analisa Masalah. c. Menyusun rencana perbaikan kinerja. d. Melakukan Pendokumentasian Perbaikan Kinerja. e. Melakukan Evaluasi hasil dari Perbaikan kinerja. 5. Semua praktisi klinis berperan aktif dalam upaya peningkatan mutu 6. mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. 7. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu yang diselenggarakan di seluruh jajaran Klinik. 8. Tata nilai dalam menyediakan pelayanan baik UKP maupun UKM disepakati bersama dan menjadi acuan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. 9. Tata nilai tersebut adalah: “THE WINNERS” a. TOGETHERNESS (KEBERSAMAAN) Sebuah ikatan organisasi yang menjalankan program-program kerjanya dengan saling bekerjasama dan bahu membahu untuk memenuhi tujuan visi dan misi organisasi b. WISE (BIJAKSANA) Sebuah kesesuaian dalam pengambilan keputusan yang didapat melaluikoordinasi dan komunikasi serta memperhatikan kebutuhan petugas dan pengguna layanan c. INTEGRITY (INTEGRITAS) Kesesuaian dalam fikiran dan tindakan dalam menjalankan program kerja d. NORM (ATURAN) Melaksanakan kegiatan dan kerja selalu berdasarkan aturan dan perundang-undangan e. NO DISCRIMINATION (TIDAK MEMBEDA-BEDAKAN) Setiap kegiatan pelayanan yang dilakukan secara merata tidak memandang perbedaan SARA, relasi, maupun jabatan f. ENERGIC (SEMANGAT) Adanya semangat dalam bekerja yang tergambar dalam setiap nuansa kerja g. RESPONSIVE (CEPAT TANGGAP) Tanggap dan peduli dengan pengguna layanan secara cepat h. SAFETY (AMAN) Keamanan dalam melakukan tindakan pelayanan baik untuk petugas maupun untuk pengguna layanan. 10. Kebijakan mutu dan tata nilai Klinik dalam memberikan pelayanan disusun secara bersama dan dituangkan dalam pedoman mutu dan kinerja. 11. Pedoman mutu dan perencanaan mutu/kinerja disusun berdasarkan visi, misi, dan tujuan Klinik. 12. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Klinik Pratama Yafi Medika dengan pendekatan multi disiplin, dan dikoordinasikan oleh Penanggung jawab Manajemen Mutu. 13. Perencanaan mutu/kinerja meliputi perencanaan mutu/ kinerja manajemen, perencanaan mutu/ kinerja UKM, dan perencanaan mutu pelayanan klinis. 14. Perencanaan mutu/kinerja manajemen meliputi; a. Penilaian kinerja manajemen b. Pelaksanaan audit internal c. Pelaksanaan pertemuan tinjauan manajemen d. Kaji banding kinerja dengan Klinik lain e. Penilaian perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga 15. Perencanaan mutu/kinerja UKM meliputi penilaian kinerja UKM dan tindak lanjutnya. 16. Perencanaan mutu/kinerja pelayanan klinis berisi : a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangkan high volume, high cost, kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah. b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien. c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan. d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien. e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator klinis. f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasein melalui standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien. g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan, baik pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM. h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera. i. Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien yang terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Potensial Cedera (KPC), dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC). j. Semua petugas di Klinik Pratama Yafi Medika apabila menemukan kasus Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera dan Kejadian Nyaris Cedera mempunyai kewajiban untuk melaksanakan identifikasi. k. Semua petugas di Klinik Pratama Yafi Medika apabila menemukan kasus Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera dan Kejadian Nyaris Cedera wajib melakukan dokumentasi dan membuat laporan. l. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu pelayanan obat. m. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien. n. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan. o. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien. p. Penyampaian informasi hasil peningkatan mutu dan keselamatan pasien melalui rapat atau lokakarya mini. 17. Dalam upaya perbaikan mutu kinerja klinik yang melibatkan atau memberdayakan lintas sektor, lintas program, dan masyarakat sebagai pengguna pelayanan untuk berperan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut program-program kegiatan mutu/kinerja klinik. 18. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini: a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan, tata nilai Klinik, dan perencanaan Klinik. b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, masyarakat, dan staf. c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan. d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat. e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko. f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Klinik. g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik. h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan. 19. Seluruh kegiatan mutu/kinerja Klinik dan keselamatan pasien harus didokumentasikan. 20. Penanggung jawab Manajemen Mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu kepada Pimpinan Klinik serta disosialisasikan dan dikomunikasikan kepada semua petugas kesehatan yang memberikan pelayanan klinis tiap tribulan. 21. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu/kinerja pelayanan klinis dan keselamatan pasien adalah: a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien. b. Pelayanan Farmasi c. Pelayanan Ruang Tindakan d. Pelayanan rawat jalan umum e. Pelayanan rawat jalan KIA KB f. Pelayanan Pendaftaran dan Rekam medis 22. Menetapkan Program Mutu di Klinik Pratama Yafi Medika adalah penilaian kinerja layanan klinis dengan tindak lanjut, penilaian pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien, kinerja dan perilaku SDM klinis dan rekredensial, penyusunan dan monitoring pelaksanaan pedoman praktis klinis,pelaporan dan tindak lanjut jika terjadi KTD, KTC, KNC dan KPC, penyelenggaraan diklat mutu dan keselamatan pasien untuk praktisi klinis, penerapan manajemen risiko pada area prioritas Peningkatan mutu, peningkatanmutu obat, keselamatan dan evaluasi kontrak kerja klinis (PKS Klinis). 23. Menetapkan area pengukuran indikator mutu klinis wajib dilakukan di bagian pendaftaran, pemeriksaan umum dan ruang tindakan, pelayanan KIA, pelayanan KB, pelayanan farmasi/obat, pelayanan konsultasi promosi kesehatan dan pelayanan imunisasi. 23. Tenaga klinis wajib terlibat dalam penyusunan indikator-indikator klinis dan indikator perilaku pemberi layanan klinis, yang dibahas dalam suatu rapat Klinik, kemudian melakukan pengumpulan data, menetapkan target, melakukan analisa, evaluasi dan tindak lanjut. 24. Menetapkan 6 Sasaran Keselamatan Pasien di Klinik pratama Bhakti Pertiwi yaitu : a. Ketepatan identifikasi pasien b. Komunikasi yang efektif c. Ketepatan prosedur atau tindakan medis d. Keamanan obat yang perlu diwaspadai yaitu high alert dan obat LASA (look alike sound alike) e. Pencegahan kemungkinan infeksi pada pasien dan petugas f. Pencegahan pasien jatuh 25. Beserta target yang akan dicapai berdasarkan hasil pengumpulan data, kemudian dilakukan analisa, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut. 26. Menetapkan bahwa identifikasi pasien mutlak harus dilakukan oleh setiap petugas pemberi layanan sebagai bagian dari keselamatan pasien, dilaksanakan secara konsisten di semua unit kerja yang berupa nama, tanggal lahir/umur, alamat dan nama kepala keluarga. 27. Menetapkan pelaksanaan evaluasi dan perbaikan perilaku dalam pelayanan klinis oleh tenaga klinis dalam pelayanan klinis yang mencerminkan budaya keselamatan dan budaya perbaikan yang berkelanjutan, secara evaluasi mandiri (self evaluation) atau rekan (peer review) yang mengacu pada tata koordinator tim mutu, minimal 1 (satu) tahun sekali. 28. Tenaga klinis wajib menerapkan budaya mutu dan keselamatan pasien dalammelakukan pelayanan klinis di Klinik, serta dilakukan evaluasi dan perbaikan perilaku dalam pelayanan klinis. 29. Tenaga klinis wajib terlibat dalam upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien. 30. Hasil evaluasi dan tindaklanjut upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien harus diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan Klinik, melalui rapat Klinik dan tercatat dalam notulen. Ditetapkan di : Karawang