TENTANG
MEMUTUSKAN :
KESATU : Kebijakan peningkatan mutu dan kinerja FKTP, peningkatan mutu dan
keselamatan pasien KLINIK PRATAMA NURMADA sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan
ini.
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Martapura
pada tanggal : Maret 2023
IDA YULIANTI
3
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA KLINIK
PRATAMA NURMADA
NOMOR : I/ADMEN/003/2017
TENTANG : PENINGKATAN MUTU DAN
KINERJA FKTP, PENINGKATAN
MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN KLINIK PRATAMA
NURMADA
7. Peran pimpinan dan seluruh karyawan dalam peningkatan mutu dan kinerja
b. Susun tim mutu layanan klinis dan keselamatan pasien dengan kejelasan
uraian tugas
3. Pimpinan KLINIK dan Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan wajib
berpartisipasi dalam program mutu (peningkatan mutu) dan keselamatan pasien mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
4. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program mutu dan
keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran FKTP.
5. Proses layanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dimonitoring dan dievaluasi secara
periodik dalam audit internal yang dilakukan oleh tim auditor internal.
6. Hasil temuan audit ditindaklanjuti sebagai perbaikan mutu dan kinerja KLINIK
PRATAMA NURMADA.
7. Hasil temuan audit atau permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh
Klinik , dapat meminta rekomendasi atau saran dari Dinas Kesehatan Kabupaten.
9. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dilaksanakan di KLINIK pada Bulan Juni dan Bulan
Desember setiap tahunnya.
7
10. Tenaga klinis wajib berperan aktif dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien, mulai dari identifikasi permasalahan mutu layanan klinis,
melakukan analisis, menyusun rencana perbaikan, melaksanakan dan
menindaklanjuti.
11. Tenaga klinis terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain yang
bertanggung jawab melaksanakan asuhan keperawatan pasien.
12. Penerapan manajemen risiko terdiri dari beberapa proses sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko, merupakan kegiatan mengklasifikasikan jenis-jenis risiko yang
ada di Lingkungan KLINIK PRATAMA NURMADA;
b. Pengukuran risiko, merupakan kegiatan mengukur tingkat kemungkinan dan
dampak terjadinya risiko;
c. Prioritas risiko, merupakan kegiatan mengurutkan jenis risiko berdasarkan hasil
pengukuran risiko dari risiko tertinggi ke risiko terendah;
d. Penanganan risiko, merupakan kegiatan merumuskan dan melaksanakan tindakan
yang harus dilakukan untuk meminimalisasi risiko;
13. Identifikasi dan dokumentasi terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian
Tidak Cedera (KTC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC)
diatur dalam panduan yang jelas.
14. Root Cause Analysis (RCA) dibuat oleh Tim RCA jika terdapat masalah pada unit
pelayanan.
15. Penanganan terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC),
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) dilaksanakan sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang ditetapkan.
16. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Nyaris
Cedera (KNC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) dianalisis dan ditindaklanjuti.
17. Dilaksanakan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) terhadap kejadian dan/atau
kasus yang terjadi di FKTP.
18. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran KLINIK PRATAMA NURMADA dengan
pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.
20. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada Pimpinan KLINIK tiap bulan.
8
21. Perilaku petugas layanan klinis di evaluasi setiap satu tahun sekali.
22. Perilaku petugas layanan klinis harus mencerminkan budaya keselamatan dan budaya
perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan.
23. Upaya perbaikan mutu layanan klinis diprioritaskan berdasarkan kriteria tertentu
seperti high risk, high volume, high cost, dan kecenderungan terjadi masalah, atau
didasarkan atas penyakit, kelompok sasaran, program prioritas atau pertimbangan
lain.
24. Proses penyusunan prosedur layanan klinis mengacu pada prosedur penyusunan.
26. Menetapkan pelayanan laboratorium dan pelayanan farmasi sebagai area prioritas
dalam pelaksanaan manajemen risiko.
30. Seluruh hasil peningkatan mutu dan keselamatan pasien harus diinformasikan dan
dikomunikasikan kepada seluruh petugas.
Ditetapkan di : Martapura
pada tanggal : Maret 2023
IDA YULIANTI