Anda di halaman 1dari 26

PANDUAN

SKRINING PASIEN

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN


RSUD Dr. MUHAMMAD ZEIN PAINAN
2019
PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD Dr. M. ZEIN
Jl. Dr. A. Rivai Painan (kode Pos 25611)
Telp. (0756) 21428 Fax. (0756) 21398 Email. rsudpainan@ymail.com

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSUD Dr. MUHAMMAD ZEIN PAINAN
TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN SKRINING PASIEN
DI RSUD Dr. MUHAMMAD ZEIN PAINAN
NOMOR : 800/ / ARK/ RSUD-PS/ I/ 2019

MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas dan


keamanan pelayanan pasien, maka diperlukan
adanya Penyelenggaraan Skrining Pasien di
RSUD Dr. Muhammad Zein Painan
b. Bahwa sesuai butiran diatas perlu menetapkan
Keputusan Direktur Rumah Sakit RSUD Dr.
Muhammad Zein Painan tentang Pemberlakuan
Skrining Pasien di RSUD Dr. Muhammad Zein
Painan;

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 5072);
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.

ii
147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah
Sakit; sebagaimana sudah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan
No.417/Menkes/Per/II/2011 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan No.772/ Menkes/
SK/ VI/ 2002 tentang Pedoman Peraturan Internal
Rumah Sakit;
7. Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 1 Tahun
2015 tentang Pedoman Teknis Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pada
RSUD Dr. Muhammad Zein Painan;
8. Surat Keputusan Bupati Pesisir Selatan Nomor
445/ 503/ Kpts/ BPTS – PS/ 2014 tentang
Penetapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah Pada RSUD Dr.
Muhammad Zein Painan

MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr.M.
ZEINTENTANG PEMBERLAKUAN SKRINING
PASIENDI RSUD Dr. MUHAMMAD ZEIN PAINAN
KEDUA : Pemberlakuan Skrining Pasien baik di dalam maupun
di luar RSUD Dr. Muhammad Zein Painan
dimaksudkan sebagaimana tercantum dalam Panduan
di Keputusan ini
KETIGA : Pelaksanaan Panduan Skrining Pasien dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan
pasien sebagaimana dimaksud dalam Diktum kesatu
KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan

iii
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di : PAINAN
Pada Tanggal : 2 JANUARI 2019
DIREKTUR

H. SUTARMAN
NIP. 19690709 200112 1 001

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt,


atas rahmat dan inayahNya sehingga penyusunan Panduan Skrining Pasien
di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan dapat terselesaikan. Undang-Undang
RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 29 menyebutkan bahwa
Rumah Sakit berkewajiban untuk memenuhi hak pasien dan
mengedepankan kepuasan pasien. Oleh sebab itu disusunlah Panduan
Skrining Pasien yang bertujuan untuk mengatur sistem bagaimana pasien
diterima di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan.
Panduan ini disusun dengan beberapa instalasi terkait dan perwakilan
Pokja ARK (Akses Rumah Sakit& Kontinuitas Pelayanan) yang merupakan
bagian dari panitia Akreditasi RSUD Dr. Muhammad Zein Painan. Akhir kata
semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi seluruh tenaga medis dalam
memberikan pelayanan yang aman dan bermutu menuju kepuasan pasien.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan
sehingga akan menambah kesempurnaan penyusunan panduan dimasa
mendatang.

Painan, 2 Januari 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I DEFINISI................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP.................................................................................3
BAB III TATALAKSANA....................................................................................7
BAB IV DOKUMENTASI.................................................................................12

ii
BAB I
DEFINISI

Skrining adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi


apakah kebutuhan dan kondisi pasien dapat dipenuhi oleh sumber daya atau
fasilitas yang ada di rumah sakit yang dilakukan pada kontak pertama
dengan pasien.
Skrining dapat dilaksanakan dengan menggunakan kriteria triase
(untuk IGD), penilaian visual, pemeriksaan fisik atau berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik, psikologik, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
diagnostik imaging sebelumnya.
Pencocokan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah
sakit tergantung dari informasi yang diperoleh saat melakukan skrining
tentang kebutuhan pasien, biasanya pada kontak pertama.
Rumah sakit adalah Institusi tempat memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta
terhindar dari kematian atau kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya
rumah sakit harus pula mengendalikan atau meminimalkan risiko baik klinis
maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan
berlangsung, sehingga terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit merupakan
prioritas utama dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk
mencapai kondisi pelayanan yang efektif, efisien dan aman bagi pasien itu
diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh personil
pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan
wewenangnya.
Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar Rumah
Sakit. Skrining dapat terjadi di sumber rujukan, pada saat transportasi
emergensi atau apabila pasien tiba di rumah sakit. Kontak pertama adalah
dimana pasien diterima untuk pertama kalinya di Rumah Sakit, biasanya
pasien pertama kali datang ke Unit Rawat Jalan ataupun Instalasi Gawat
Darurat.
Pada waktu skrining dan pasien diputuskan diterima untuk rawat inap,
proses asesmen membantu staf mengetahui prioritas kebutuhan pasien
untuk pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif, paliatif dan dapat menentukan

1
pelayanan yang sesuai dengan prioritas kebutuhan pasien. Yang
dimaksudkan dengan pelayanan preventif (dalam proses admisi) adalah
untuk mencegah perburukan/komplikasi, misalnya kasus luka tusuk dalam
diberikan ATS, kasus luka bakar derajat berat dimasukkan ke unit luka bakar.
Pasien diterima sesuai dengan sumber daya yang tersedia di rumah
sakit sehingga pasien dapat dilayani sesuai dengan fasilitas yang tersedia di
Rumah Sakit. Melalui skrining awal sangat perlu dilakukan untuk
menentukan dan mengambil keputusan tentang pengobatan dan tindak
lanjut. Pada proses skrining kebutuhan pasien akan pelayanan preventif,
paliatif, kuratif dan rehabilitatif diprioritaskan berdasarkan kondisi pasien
pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat inap

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup Skrining Pasien meliputi :


Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar rumah
sakit. Skrining dapat terjadi di sumber rujukan, pada saat ditransportasi
emergensi atau apabila pasien tiba di rumah sakit. Skrining menentukan
kebutuhan pasien apakah layanan preventif, kuratif, rehabilitative atau
paliatif yang akan dijalani oleh pasien. Hal ini juga untuk menentukan unit
atau ruangan yang paling sesuai untuk pasien. Skrining dilakukan pada
area :
1. Diluar rumah sakit
2. Pendaftaran
3. Poliklinik
4. IGD
Skrining dilakukan melalui :
1. Kriteria Triage (untuk IGD)
2. Evaluasi visual /pengamatan
3. Pemeriksaan fisik / hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik (Prosedur
Kerja IGD dan IRJ)
4. Laboratorium klinik (Prosedur Kerja Laboratorium)
5. Diagnostik Imajing sebelumnya (Prosedur Kerja Diagnostik Imaging)

B. Batasan Operasional
 Instalasi Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan
pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan
secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
 Triase
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma/penyakit serta kecepatan penanganan /pemindahannya.
 Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa
yang timbul.

3
 Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang
mengancam jiwa.
 Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan-
perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah
dan memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan
mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
 Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
 Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat misalnya kanker stadium lanjut.
 Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba -— tiba tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat
dangkal.
 Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium, TBC kulit, dan sebagainya.
 Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik,
mental dan sosial. Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan
menurut :
a. Tempat kejadian :
a. Kecelakaan lalu lintas
b. Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
c. Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
d. Kecelakaan di sekolah
e. Kecelakaan di tempat — tempat umum lain seperti
halnya : tempat rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga,
dan lain — lain.

4
b. Mekanisme kejadian Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh
benda asing, tersengat, terbakar baik karena efek kimia, fisik
maupun listrik atau radiasi.
c. Waktu kejadian
o Waktu perjalanan (travelling/transport time)
o Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain
— lain.
 Cidera
Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.
 Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan
atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan
manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan
sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap
tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan. Kematian dapat terjadi bila
seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah satu
system /organ di bawah ini, yaitu :
a. Susunan saraf pusat
b. Pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
f. Pancreas
Kegagalan (kerusakan) System/organ tersebut dapat disebabkan
oleh :
a. Trauma/cedera
b. Infeksi
c. Keracunan (poisoning)
d. Degerenerasi (failure)
e. Asfiksi
f. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive
loss of water and electrolit), dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan
dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat

5
(4-6), sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat
menyebabkan kematian dalam waktu yang lama. Dengan demikian
keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh:
a) Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
b) Kecepatan meminta pertolongan
c) Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
1) Ditempat kejadian
2) Dalam perjalanan ke rumah sakit
3) Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit

BAB III
TATALAKSANA

6
A. Petugas Penanggung Jawab

Dokter Jaga IGD, Dokter Instalasi Rawat Jalan, Perawat IGD maupun
IRJ, Petugas Admisi.

B. Perangkat Kerja

1. Formulir Pendaftaran

2. Stetoscope

3. Tensimeter

4. Termometer

5. Status medis

C. Tata Laksana Skrining

A. Skrining Pasien Diluar Rumah Sakit.

1. Skrining di Fasilitas Kesehatan Luar Rumah Sakit RS M. ZEIN PAINAN

Dari hasil triage yang dilakukan di di fasilitas kesehatan diluar RS M. ZEIN

PAINAN (pra hospital), mengikuti keputusan sebagai berikut :

a. Pasien dengan kategori triage merah merupakan prioritas pertama

segera ditransfer ke RS M. ZEIN PAINAN. (jika ICU ada yang kosong, jika

tidak ada yang kosong dapat langsung ditransfer ke rumah sakit lain

yang tesedia kamar ICU/intensive Care)

b. Pasien dengan kategori triage kuning merupakan prioritas kedua untuk

ditransfer ke RS M. ZEIN PAINAN.

c. Pasien dengan kategori triage hijau merupakan prioritas ketiga dan

ditransfer ke puskesmas atau klinik terdekat menggunakan alat

transportasi umum atau ambulance.

d. Pasien dengan kategori triage hitam merupakan prioritas keempat atau

ditransfer ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kamar jenazah dengan

alat pendingin jika diperlukan.

7
Pada saat ini Rumah Sakit RS M. ZEIN PAINAN belum memiliki fasilitas layanan

berupa:

a. Radiologi : MRI, Radiologi Intervensional (Misal: Cath lab), USG

muskuloskeletel dan Radiotherapi.

b. Laboratorium : Instalasi Laboratorium untuk beberapa pemeriksaan masih

dilakukan rujukan ke laboratorium rekanan, sehingga memerlukan waktu

terbit hasil 3 hari kerja, jenis pemeriksaan tersebut adalah :

1) Hemostasis: Masa Thrombin, Agregasi Trombosit, Fibrinogen.

2) Anemia: TIBC, Analisa HB.

3) Kimia klinik: Cholinesterasi, CK/CPK, CK-MB, LDH,Apo A1, Apo B,

Fosfor an organic, Magnesium, Calsium Ion, Lipase, Amylase,

Procalcitonin.

4) Imunoserologi: Hepatitis; Ig M anti HBc, Anti HBc Total, HBeAg, Anti

HBe, Anti HAV total, Anti HAV IgM, HBV DNA, HCV-RNA. Imunologi; IgG,

IgM, IgA, IgE Total, ACA IgG, ACA IgM, D4–CD8. Petanda Tumor; AFP,

CEA, CA 15.3, CA 125, CA 19.9, PSA, SCC Beta hcg kuantitatif. Torch &

Chlamydia; Toxoplasma Ig G, Toxoplasma Ig M, Toxoplasma Ig G

aviditas, Rubella Ig G, Rubella Ig M, CMV IgG, CMV IgM, Herpes 1 dan 2

Ig G, Herpes 1 dan 2 Ig M, Chlamydia IgG, Chlamydia IgM. TPHA,

Helicobacter pylori Ig G, Helicobacter pylori Ig M, Anti Lepstospira.

Hormon; T3 Uptake, T3 Total, T4 Total, Free T3, LH, FSH, Estradiol,

Prolaktin, Progesteron, Testoteron. Protein Kuantitatif Urine 24 jam,

Ureum Urine 24 jam, Titrasi HCG Kuantitatif. Faeces; APT test,

Rotavirus.

c. Pelayanan yang tidak dapat dilakukan: Pelayanan donor organ,

Transplantasi organ, Pelayanan Kemoterapi, Penelitian medik.

2. Skrining Luar Rumah Sakit RS M. ZEIN PAINAN dari Masyarakat Umum.

8
Ketika menjawab telepon dari masyarakat umum yang membutuhkan

pertolongan dari luar, beberapa informasi yang perlu diminta :

− Dimana lokasi pasien, (alamat lengkap)..?

− Adakah nomor telepon yang dapat dihubungi balik..?

− Masalah yang sedang dialami apa..? (minta di jelaskan/deskripsikan)

− Berapa umur pasien..?

− Jenis kelamin pasien..?

− Apakah pasien sadar..?

− Adakah riwayat penyakit yang di derita..?

− Apakah pasien bernapas..?

Jika telepon dari tempat kejadian kecelakaan/kecelakaan lalulintas:

− Berapa banyak korban..?

− Berapa kendaraan yang terlibat kecelakaan..?

− Berapa banyak orang yang terluka..?

− Adakah korban yang terperangkap..?

− Dimana lokasi kejadian..?

Pelaksanaan skrining pasien diluar rumah sakit dapat melalui media E-Sirs

(Electronik Sistem Informasi rujukan) yang disediakan oleh Dinas kesehatan

Kota Bogor, Komunikasi melalui pesawat telephon IGD Nomor 0251-8359040

atau melalui telephon Nomor 0251-8324080 extensi nomor 1172 atau 1091,

atau dengan surat rujukan dari rumah sakit sumber rujukan.

1. Skrining di luar rumah sakit

a. Menanyakan identitas rumah sakit asal,

b. Menanyakan diagnosa kerja di rumah sakit setempat atau di


dokter penanggung jawab,

c. Menanyakan kondisi penderita selengkap mungkin,.

d. Menanyakan mengapa pasien perlu dirujuk ke RSUD Dr.


Muhammad Zein Painan

9
e. Menanyakan ke unit terkait sesuai kebutuhan atau tujuan pasien
dirujuk.

B. Skrining Pasien Didalam Rumah Sakit.

a. Triage

Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat daruratan sehingga

pasien terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai dengan tingkat

kegawat daruratannya.

Triage di IGD RS M. ZEIN PAINAN menggunakan system penandaan

warna, pasien ditentukan apakah membutuhkan tindakan resusitasi,

emergency, urgen dan non-urgen. Hasil skrining didokumentasikan pada

catatan medis pasien dengan membubuhkan tanda ceklis sesuai hasil seleksi

sesuai warna dan criteria pada formulir pengkajian gawat darurat kelompok

triase, sesuai dengan tingkat kegawatannya.

Adapun pemberian labeling warna sesuai dengan tingkat kegawatannya,

sebagai tatalaksana triase didalam rumah sakit berikut :

a. Pasien gawat darurat yang membutuhkan tindakan resusitasi dikelompokan

pada warna merah dan harus mendapatkan respon petugas sesegera

mungkin atau kurang dari 5 menit.

b. Pasien sesuai dengan kriteria kondisi emergency, dikelompokan pada warna

oranye dan harus mendapatkan respon petugas kurang dari 10 menit atau

memiliki waktu tunggu maksimal 10 menit.

c. Pasien sesuai dengan kriteria kondisi urgen, dikelompokan pada warna

kuning dan harus mendapatkan respon petugas kurang lebih 30 menit atau

memiliki waktu tunggu maksimal 30 menit.

d. Pasien sesuai dengan kriteria kondisi semi urgen dikelompokan pada warna

hijau dan harus mendapatkan respon petugas kurang lebih 60 menit atau

memiliki waktu tunggu maksimal 60 menit.

e. Pasien yang telah dinyatakan meninggal/DOA (Death on Arrival) diberi label

warna hitam.

10
f. Jika fasilitas dan sarana di RS M. ZEIN PAINAN tidak dapat memenuhi

kebutuhan pelayanan pasien tersebut, maka dirujuk ke rumah sakit rujukan

dengan fasilitas dan sarana yang memadai untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan pasien tersebut.

g. Pasien yang beresiko jatuh dilakukan secara pengamatan visual dan

pengkajian menggunakan metoda “up and go”. Bagi yang beresiko jatuh

pada bahu sebelah kiri akan ditempelkan stiker berwarna kuning.

b. Initial Assesment (Penilaian Awal)

Pasien yang masuk melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat) maupun

poliklinik memerlukan penilaian dan pengelolaan yang cepat dan tepat. Waktu

berperan sangat penting, oleh karena itu diperlukan cara yang mudah, cepat

dan tepat. Proses awal ini dikenal dengan initial assessment (Penilaian awal).

Untuk di triage IGD petugas melakukan penilaian kesadaran dengan

menggunakan criteria AVPU :

A : Alert

V : Respon to verbal

P : Respon to pain

U : Unrespon

Penilaian awal ini intinya adalah:

1. Primary Survey

Adalah penanganan A-B-C-D-E dan resusitasi. Disini dicari keadaan yang

mengancam nyawa dan apabila menemukan harus dilakukan resusitasi.

Penanganan A-B-C-D-E yang dimaksud adalah :

A : Airway dengan control cervical

B : Breathing dan ventilasi

C : Circulation dengan control perdarahan

D : Disability, status neurologis dan nilai GCS

E : Exposure buka baju penderita tapi cegah hipotermi

11
Langkah selanjutnya harus dipertimbangkan pemakaian kateter urin (folly

catheter), Kateter lambung (NGT), pemasangan heart monitor dan

pemeriksaan laboratorium atau rontgen.

2. Secondary survey

Pemeriksaan dapat dilakukan secara terfokus, sistematis yang dilakukan

dari ujung rambut sampai ujung kaki (head to toe).

a. Anamnesis melalui pasien, keluarga atau petugas pra hospital yang

meliputi

A : Alergi

M : Medikasi /obat-obatan

P : Past illness/penyakit sebelumnya yang menyertai

L : Last meal & Last oral intake / terakhir makan jam berapa &

makan apa

E : Event/hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera

b. Nyeri dada.

Jika ada keluhan nyeri dada, menjalar kepungung, tangan kiri atau

dada terasa terhimpit, pasien diarahkan ke IGD.

c. Skala nyeri.

Melakukan pengkajian nyeri sesuai dengan usia dan kondisi pasien.

Metode penilaian yang digunakan, Wong Baker Faces Pain Scale,

Noumeric Pain Scale, Neonatal Infant Pain Scale, Face-Leg-Activity-Cry-

Cansolability, Critical Patient Observation Tool,

c. Evaluasi Visual atau Pengamatan

a. Skrining kebutuhan pelayanan; Bertujuan untuk mengarahkan pasien

mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya.

b. Pasien yang secara pengamatan visual dalam keadaan gawat dan

memerlukan pertolongan segera langsung diarahkan ke IGD.

12
c. Pasien yang secara pengamatan visual tidak memerlukan pertolongan

segera akan di arahkan ke poliklinik.

d. Pasien yang beresiko jatuh dilakukan secara pengamatan visual dan

pengkajian menggunakan metoda “up and go”. Bagi yang beresiko jatuh

pada bahu sebelah kiri akan ditempelkan stiker berwarna kuning.

e. Skrining visual terhadap dokumen; yaitu dengan mengkaji surat

pengantar atau rujukan, disesuaikan dengan layanan yang tersedia di RS

M. ZEIN PAINAN dan berdasarkan keluhan singkat pasien.

f. Pasien yang beresiko TB, diarahkan langsung ke klinik DOTs, dan

diberikan edukasi untuk tidak meninggalkan ruang tunggu TB DOTs.

g. Jika rumah sakit belum mempunyai pelayanan spesialistik tertentu,

maka pasien disarankan untuk di rujuk.

d. Laboratorium atau pemeriksaan imaging (Radiologi)

Pemeriksaan radiologi dan laboratorium memberikan data diagnostik

penting yang menuntun penilaian awal. Pastikan hemodinamik cukup stabil

saat membawa pasien ke ruang radiologi. Pemeriksaan laboratorium untuk

pasien IGD dengan mempertimbangkan kondisi pasien, maka petugas

laboratorium datang ke IGD untuk pengambilan sample. Kemudian jika

memerlukan penanganan lebih lanjut akan di konsulkan ke dokter spesialis

sesuai penyakit, konsultasi bisa di lakukan melalui IGD atau di arahkan ke

praktek di poliklinik.

Skrining pemeriksaan penunjang diagnostik dilakukan sesuai kebutuhan atau bila

diperlukan untuk melengkapi hasil pemeriksaan fisik untuk pasien dipertimbangkan

untuk rawat inap, berdasarkan kasus sebagai berikut:

NO. KELOMPOK KASUS JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Mata Hematologi rutin & Gula darah sewaktu

13
2. kulit & Kelamin Hematologi rutin

3. THT Hematologi rutin

4. Anak Hematologi rutin, Urine lengkap jika demam,


demam lebih dari 5 hari Tubex. Neonatus;
Hematologi rutin, CRP, ITR, Gula darah
seawaktu.

5. Penyakit Dalam Hematologi rutin, Usia >40 EKG & Rontgen


Thorak, Usia >60 tahun Ureum & Kreatinin,
Elektrolit. Demam 3 hari Widal.

6. Orthopaedi Hematologi rutin, Blooding time, Chloting


time, Rontgen jika ada tanda – tanda
fraktur, ureum, kreatinin jika usia > 40
tahun.

7. Bedah Mulut Hematologi rutin, Panoramic Radiologi

8. Urologi Hematologi rutin, Ureum, kreatinin, urine


lengkap

9. Penyakit Paru Rontgen Thoraks, hematologi rutin.

10. Neurologi Hematologi rutin, ureum, Kreatinin

11 Obstetri & Ginekologi Hematologi rutin, Protein Urine

Pada saat ini Rumah Sakit RS M. ZEIN PAINAN belum memiliki fasilitas layanan

berupa:

a. Radiologi : MRI, Radiologi Intervensional (Misal: Cath lab), USG

muskuloskeletal dan Radiotherapi.

b. Laboratorium : Instalasi Laboratorium untuk beberapa pemeriksaan masih

dilakukan rujukan ke laboratorium rekanan, sehingga memerlukan waktu

terbit hasil 3 hari kerja, jenis pemeriksaan tersebut adalah :

1) Hemostasis: Masa Thrombin, Agregasi Trombosit, Fibrinogen.

2) Anemia: TIBC, Analisa HB.

14
3) Kimia klinik: Cholinesterasi, CK/CPK, CK-MB, LDH,Apo A1, Apo B,

Fosfor an organic, Magnesium, Calsium Ion, Lipase, Amylase,

Procalcitonin.

4) Imunoserologi: Hepatitis; Ig M anti HBc, Anti HBc Total, HBeAg, Anti

HBe, Anti HAV total, Anti HAV IgM, HBV DNA, HCV-RNA. Imunologi; IgG,

IgM, IgA, IgE Total, ACA IgG, ACA IgM, D4–CD8. Petanda Tumor; AFP,

CEA, CA 15.3, CA 125, CA 19.9, PSA, SCC Beta hcg kuantitatif. Torch &

Chlamydia; Toxoplasma Ig G, Toxoplasma Ig M, Toxoplasma Ig G

aviditas, Rubella Ig G, Rubella Ig M, CMV IgG, CMV IgM, Herpes 1 dan 2

Ig G, Herpes 1 dan 2 Ig M, Chlamydia IgG, Chlamydia IgM. TPHA,

Helicobacter pylori Ig G, Helicobacter pylori Ig M, Anti Lepstospira.

Hormon; T3 Uptake, T3 Total, T4 Total, Free T3, LH, FSH, Estradiol,

Prolaktin, Progesteron, Testoteron. Protein Kuantitatif Urine 24 jam,

Ureum Urine 24 jam, Titrasi HCG Kuantitatif. Faeces; APT test,

Rotavirus.

5) Pelayanan yang tidak dapat dilakukan: Pelayanan donor organ,

Transplantasi organ, Pelayanan Kemoterapi, Penelitian medik.

2. Skrining di dalam rumah sakit

a. Skrining pasien di Pendaftaran

b. Skrining kebutuhan pelayanan

Skrining kebutuhan pelayanan bertujuan untuk mengarahkan


pasien mendapat pelayanan sesuai kebutuhan

c. Skrining prioritas pelayanan

15
Skrining untuk pasien yang datang ke Instalasi Rawat Jalan
dilaksanakan melalui evaluasi visual atau pengamatan oleh
petugas skrinning. Evaluasi visual atau pengamatan merupakan
salah satu kegiatan pemilahan pasien melalui visual atau
pengamatan untuk menentukan apakah pasien ini membutuhkan
penanganan segera atau tidak(prioritas penanganan pasien).
Setelah dilakukan evaluasi visual atau pengamatan dapat
ditentukan sebagai berikut :

a) Kesadaran
 Sadar penuh
 Tampak mengantuk
 Gelisah, bicara tidak jelas
 Tidak sadar
b) Pernafasan
 Nafas normal
 Tampak sesak (Pernafasan » 24x/ menit (dewasa)
Pernafasan » 30x/menit (bayi)
 Tidak bernafas
c) Risiko jatuh
 Risiko rendah
 Risiko sedang
 Risiko tinggi
d) Nyeri dada
 Tidak ada
 Ada (tingkat sedang)
 Nyeri dada kiri sampai ke punggung

e) Skala nyeri
 0 – 1 sangat bahagia karena tidak merasakan nyeri
sama sekali
 2 – 3 sedikit nyeri
 4 – 5 cukup nyeri
 6 – 7 lumayan nyeri
 8 – 9 sangat nyeri
 10 amat sangat nyeri (tak tertahankan)

16
f) Batuk
 Tidak ada
 Batuk > 2 minggu
g) Pasien usia > 65 Tahun dengan ketentuan :
 Pasien menngunakan kursi roda , brangkar dan tongkat
 Batuk hebat tidak henti-henti
 Nafas sesak > 24 X / menit
 Gangguan berjalan atau pincang
h) Ibu Hamil Tua
Berdasarkan hasil skrining tersebut maka dapat diambil
keputusan sebagai berikut :
a. Poliklinik sesuai antrian
b. Poliklinik disegerakan (fasttrack)
c. IGD

3. Triage

Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawatdaruratan


sehingga pasien terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai
dengan tingkat kegawatdaruratannya. Triage dilakukan diluar rumah
sakit (prahospital) maupun didalam rumah sakit.

Triage di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan menggunakan


sistem labeling warna, pasien ditentukan apakah gawat darurat, atau
darurat tidak gawat atau tidak gawat darurat atau tidak gawat tidak
darurat. Pasien yang telah diseleksi diberi label warna pada listnya,
sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya. Adapun pemberian
labeling warna sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya, sebagai
berikut :

a. Pasien gawat darurat diberi label warna merah

b. Pasien gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat diberi label
warna kuning

c. Pasien tidak gawat tidak darurat diberi label warna hijau.

d. Pasien yang telah dinyatakan meninggal diberi label warna hitam.

Keputusan Triage

17
a) Triage yang dilakukan di luar rumah sakit (prahospital)

1) Pasien dengan kategori triage merah merupakan prioritas


pertama segera ditransfer ke RSUD Dr. Muhammad Zein
Painan ke Unit HCU atau ICU

2) Pasien dengan kategori triage kuning merupakan prioritas


kedua untuk ditransfer ke RSUD Dr. Muhammad Zein Painan

3) Pasien dengan kategori triage hijau merupakan prioritas ketiga


dan ditransfer ke puskesmas atau klinik terdekat menggunakan
alat transportasi umum atau ambulan puskesmas

4) Pasien dengan kategori triage hitam merupakan prioritas


keempat ditransfer ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kamar
jenazah.

b) Triage didalam rumah sakit


1) Pasien dengan kategori triage merah merupakan prioritas
pertama, segera ditransfer ke kamar periksa IGD Label merah
(Resusitasi)
2) Pasien dengan kategori triage kuning merupakan prioritas
kedua, ditransfer ke kamar periksa IGD Label Kuning
(Observasi)
3) Pasien dengan kategori triage hijau merupakan prioritas ketiga,
ditransfer ke kamar periksa label hijau (Bedah maupun medik)
4) Pasien dengan kategori triage hitam merupakan prioritas
keempat, ditransfer ke kamar jenazah.
5) Jika fasilitas dan sarana rumah sakit tidak memenuhi
kebutuhan pelayanan pasien tersebut, maka dirujuk ke rumah
sakit rujukan dengan fasilitas dan sarana yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut.
6) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik(Laboratorium dan Imaging)
Pemeriksaan diagnostik dilakukan bila pasien dipertimbangkan
untuk dirawat inap. Jenis pemeriksaan yang dikerjakan adalah
seperti tabel di bawah ini :
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK SEBELUM RAWAT
INAP

18
NO JENIS PASIEN JENIS PEMERIKSAAN
1 Pasien dewasa a. Darah rutin
b. Gula darah sewaktu
c. Foto thorak (jika usia > 40th atau jika
ada indikasi)
d. EKG (jika usia > 40th atau jika ada
indikasi)
2 Pasien anak a. Darah rutin
b. Foto thorak bila ada indikasi
3 Pasien a. Darah rutin
kebidanan b. GDS
c. Golongan darah
d. HBsAg, PT, APTT
e. Urin lengkap bila ada indikasi
4. Pasien kritis a. EKG
b. Foto thorak
c. Pemeriksaan darah lengkap, kimia
darah

Pada kasus – kasus yang sudah pasti rumah sakit tidak bisa
memberikan pelayanan maka pemeriksaan penunjang diagnostic
dapat tidak dilakukan.

BAB IV
DOKUMENTASI

19
Indikator mutu dan keselamatan pasien yang digunakan di RSUD Dr.
Muhammad Zein Painan dalam memberikan pelayanan adalah angka
keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan dilakukan skrining
awal masuk sangat menentukan ketepatan dan keselamatan dalam
pemberian pelayanan kesehatan penderita gawat darurat maupun rawat
jalan RSUD Dr. Muhammad Zein Painan. Dalam pelaksanaan semua hasil
skrining melalui IGD ataupun rawat jalan dicatat dalam rekam medis IGD dan
Poliklinik.

Ditetapkan di : Painan
Pada tanggal : 2 Januari 2019
DIREKTUR

dr. SUTARMAN, MM
NIP. 19690709 200112 1 001

DAFTAR PUSTAKA

.....

20

Anda mungkin juga menyukai