42 / 42
DAFTAR ISI
Daftar Isi i
Surat Keputusan tentang Pedoman Pelayanan Rawat Inap ii – iii
BAB I. PENDAHULUAN 1–7
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pedoman 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan 1
D. Batasan Operasional 2
E. Landasan Hukum 6
BAB II. STANDAR KETENAGAAN 7 – 10
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 7
B. Distribusi Ketenagaan 7
C. Pengaturan Jaga 9
BAB III. STANDAR FASILITAS 10 – 14
A. Denah Ruangan 10
B. Standar Fasilitas 11
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN 10 – 24
A. Alur Pelayanan 15
B. Alur Dokter, Perawat, Petugas RS 16
C. Alur Pasien 16
D. Konsep Pelayanan Secara Umum 21
E. Jenis Pelayanan 21
F. Prosedur Pelayanan 23
BAB V. LOGISTIK 24 – 29
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN 29 – 34
A. Pengertian 29
B. Tujuan 30
C. Standar Patient Safety 30
BAB VII. KESELAMATAN KERJA 34 – 35
A. Pengertian 34
B. Tujuan 34
C. Tata Laksana Keselamatan Kerja 34
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU 35 – 41
BAB IX. PENUTUP 42
42 / 42
KEPUTUSAN
DIREKTUR RSU GMIM BETHESDA TOMOHON
NOMOR :
TENTANG
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelayanan Rawat Inap RSU GMIM Bethesda
Tomohon kepada pasien dapat terlaksana dengan baik dan benar, maka
diperlukan Pedoman Pelayanan Rawat Inap;
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
42 / 42
MEMUTUSKAN:
Pertama : Pedoman Pelayanan Rawat Inap dimaksud dalam keputusan ini sebagaimana terlampir
yang merupakah kesatuan tidak dapat dipisahkan dari keputusan ini;
Kedua : Penyelenggaraan Pedoman Pelayanan Rawat Inap RSU GMIM Bethesda Tomohon
dipertanggungjawabkan oleh Wakil Direktur Pelayanan;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya sampai ada keputusan lain yang
mengaturnya lebih lanjut;
Keempat : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya;
Ditetapkan di : Tomohon
Pada tanggal : Februari 2017
Direktur,
42 / 42
BAB I
PENDAHULUAN
Pedoman pelayanan rawat inap ini bertujuan sebagai petunjuk dalam memberikan
pelayanan di rawat inap.
42 / 42
1. IRNA Obsgyn
Pelayanan yang diberikan meliputi :
a. Obstetrik
b. Gynekologi
c. Bayi
2. IRNA Anak
Pelayanan yang diberikan meliputi :
a. Anak
b. Bayi
c. Isolasi
3. IRNA Bedah
Pelayanan yang diberikan meliputi :
a. Bedah
b. Isolasi
4. IRNA Dalam
a. Dalam
b. Isolasi
42 / 42
Tabel Pemetaan tempat tidur di ruang rawat inap
Debora 15 12 27
Yohanes 6 17 23
Markus 2 4 16 22
Maria 2 4 12 12 30
Hanna 18 18
Paulus 2 16 8 26
Elisabeth 8 8 10 10 12 48
Yehezkiel 13 3 2 18
Jumlah 233
42 / 42
- Kamar mandi dalam.
- Wastafel.
- Air panas, Dispenser
42 / 42
- Kamar mandi dalam luar.
5. Ruang Perawat
Ruang ganti pakaian, menyimpan tas& untuk istirahat.
42 / 42
7. Spoolhoek
Ruang untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien, seperti urine, feses,
muntahan, darah. Tersedia kran air untuk mencuci alat kotor.
9. Pantri / dapur
Ruang untuk menyiapkan makanan & minuman bagi pasien yang ada di ruang
rawat inap.
42 / 42
3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan.
4 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
5 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Perawat.
6 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
……1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin Dan Penyelenggaraan praktek
7 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
8 PP NO 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal .
9 Surat keputusan Yayasan Medika GMIM tentang penetapan Struktur
Organisasi RSU GMIM Bethesda Tomohon
10 Surat keputusan Direktur No……..tentang Pemberlakuan Struktur Organisasi
Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon
11 Surat Keputusan Direktur No…..tentang Jenis Pelayanan di RSU GMIM
Bethesda Tomohon
42 / 42
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
42 / 42
bahan-bahan, dan lain-lain dari berbagai pihak dengan meyakini bahwa RSU RSU GMIM
Bethesda Tomohon ini adalah anugerah Tuhan Allah. Keyakinan beliau bahwa
keberadaan gereja dalam dunia adalah untuk melayani dunia dan disadarinya bahwa
fungsi gereja dalam pelayanan diakonia antara lain melalui pelayanan rumah sakit. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas oleh para penginjil bahwa perlu
melaksanakan usaha pelayanan kesehatan untuk masyarakat dimana manusia seutuhnya
adalah sasaran pelayanan. Usaha pelayanan kesehatan oleh gereja sesungguhnya
adalah tugas panggilan diakonal gereja sebagaimana dikemukakan dalam I Petrus 4: 7-
11. Misi ini menjadi landasan utama pengembangan pelayanan RSU RSU GMIM
Bethesda Tomohon sampai saat ini dan di masa mendatang. Dalam percakapan Ds. AZR
Wenas dengan Dr. BA. Supit, beliau mengatakan suatu nubuat sebagai berikut: Saya
melihat bahwa di kemudian hari, bagaimanapun sulitnya soal keuangan dan keadaan
lainnya akan muncul satu Rumah Sakit GMIM yang lebih baik, lebih bagus demi
pelayanan gereja terhadap masyarakat daerah ini. Hal ini menjadi kenyataan dikemudian
hari bahwa kita yang hidup saat ini memiliki suatu pelayanan rumah sakit yang dapat
dibanggakan.
42 / 42
BAB III
VISI, MISI, NILAI, TUJUAN, MOTTO
RUMAH SAKIT RSU GMIM BETHESDA TOMOHON
Berdasarkan kesadaran dan pemahaman serta pengalaman yang ada maka dalam waktu
4 tahun 2010-2014 RSU RSU GMIM Bethesda Tomohon menetapkan VISI, MISI dan
TUJUAN sebagai berikut:
o VISI : RS UMUM &JEJARING PENDIDIKAN TERSTANDAR UNGGUL
DENGAN PELAYANAN SPESIALISTIK YANG KOMPREHENSIF UNTUK
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TAHUN 2020
o MISI
o Menyelenggarakan pelayanan medis dasar dan spesialistik dan
mengembangkan pendidikan, penelitian, yang terstandar dan berkualitas.
o Menjalankan kegiatan operasional secara efektif dan efisien serta
sinergis sehingga menghasilkan nilai tambah bagi stakeholders (pelanggan,
pekerja, mitra kerja, pemilik, dan masyarakat).
NILAI-NILAI
o PEDULI, Mengindahkan atau memperhatikan kebutuhan pelanggan baik
diminta atau tidak.
o TANGGUNG JAWAB, Kewajiban untuk menanggung segala akibat dalam
memberikan pelayanan terhadap pelanggan.
o JUJUR, Ketulusan dan keikhlasan dengan berkata apa adanya atau tidak
melakukan kecurangan /berbohong baik untuk dirinya maupun untuk kepentingan
pelanggan.
o DEDIKASI, Mengabdikan diri atau mengorbankan tenaga, pikiran dan
waktu untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggan.
o PROFESIONAL, Melayani pelanggan berdasarkan keahlian tertentu
dengan memegang teguh etika profesi.
42 / 42
o TUJUAN STRATEGIS:
o Menjadi rumah sakit yang baik dan terkenalsebagai pemberi pelayanan
kesehatan;
o Menjadi rumah sakit yang unggul dalam pelayanan pendidikan kesehatan,
o Memiliki nama baik sebagai reputasi rumah sakit di masyarakat dan industri
kesehatan.
o MOTO
MENABUR KASIH , DIBERKATI UNTUK MEMBERKATI
42 / 42
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON
42 / 42
BAB VI
DIREKTUR
Pelaksana Pelayanan
42 / 42
BAB VI
URAIAN JABATAN
kerja
1. Umur minimal 53 tahun dan maksimal 60 tahun
2. Sehat Jasmani dan Rohani
Hard Skill
Menguasai manajemen pelayanan rawat inap di rumah
42 / 42
sakit.
Kondisi Fisik Soft Skill
1. Memegang teguh rahasia jabatan
Kompetensi 2. Memiliki jiwa kepemimpinan yang baik
No FUNGSI KEGIATAN STANDAR INDIKATOR
A. Adminstrasi 1. Menyusun dan Pedoman Tersedianya
mengusulkan ke Pengorganisasian struktur
direktur terkait RS organisasi di
pengorganisasian di IRNA
IRNA
2. Menyusun tata Pedoman Tersedianya
laksana pekerjaan Pelayanan dan tata laksana
meliputi Pedoman, Tata Kerja pekerjaan di
Panduan, Standar Rumah Sakit IRNA
Prosedur
Pelayanan di IRNA
3. Menyusun program Pedoman Tersedianya
kerja IRNA Penyusunan Program Kerja
Program Kerja RS di IRNA
4. Menyusun laporan Pedoman Tersedianya
IRNA secara Penyusunan Laporan IRNA
periodic Laporan Bagian secara periodik
B. Komunikasi 1. Menyelenggarakan Pedoman Rapat Ada dokumen
pertemuan internal di Rumah Sakit pendukung
berkala dan meliputi
insidentil dengan undangan,
IRNA daftar hadir,
notula dan
tindak lanjut
rapat
2. Menyelenggarakan Pedoman Rapat Ada dokumen
dan atau aktif di Rumah Sakit pendukung
dalam pertemuan meliputi
koordinasi lintas undangan,
bagian apabila daftar hadir,
diperlukan dalam notula dan
pelayanan tindak lanjut
rapat
3. Melakukan Pedoman Ada dokumen
sosialisasi terkait Sosialisasi di sosialisasi
kebijakan dan Rumah Sakit kebijakan dan
ketentuan program kerja
42 / 42
pelayanan IRNA
C. Jaminan 1. Menerapkan Budaya dan Tata 1. Setiap
Mutu budaya dan tata Laku Karyawan karyawan di
laku karyawan di Yayasan Medika IRNA telah
IRNA GMIM mendapatkan
sosialisasi
budaya dan
tata laku
2. Tersedianya
hasil
penilaian
kinerja yang
mengacu
pada budaya
dan tata laku
karyawan
2. Merencanakan Pedoman Tersedianya
dan mengusulkan Pengembangan program
program SDM Yayasan pengembangan
pendidikan, Medika GMIM SDM di IRNA
pelatihan dan
pengembangan
staf di IRNA
3. Melakukan Pedoman Tersedianya
pembinaan Pembinaan data laporan
terhadap staf di karyawan Rumah pelaksanaan
IRNA Sakit pembinaan
karyawan di
IRNA
42 / 42
2. Melakukan Pedoman Tersedia
koordinasi dan Penilaian dokumen
melaksanakan Kinerja penilaian
penilaian kinerja Karyawan kinerja
staf di IRNA karyawan di
IRNA
3. Memberikan - Program kerja Tersedianya
otorisasi / RS program kerja
persetujuan - RAPB RS bagian yang
usulan dari staf sudah
IRNA disahkan
Direktur
E. Monitoring dan 1. Menerima Program kerja Tersedianya
Evaluasi laporan program RS Laporan
kerja / kegiatan Program
dari IRNA Kerja /
Kegiatan IRNA
2. Menerima Pedoman Tersedianya
Laporan dan Penilaian laporan dan
melakukan Kinerja evaluasi
evaluasi Karyawan pelaksanaan
Penilaian Kinerja penilaian
Karyawan di kinerja
IRNA karyawan
IRNA
3. Memberikan Program Kerja Tersedianya
evaluasi IRNA Evaluasi
pelaksanaan Kegiatan IRNA
kegiatan di IRNA
42 / 42
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
IRJA IRIN
IGD
IRNA
OK
Penunjang Non Medik
Penunjang Medik
42 / 42
Hubungan kerja dengan Instalasi Rehabilitasi Medik untuk membantu
pemulihan pasien yang memerlukan fisioterapi.
42 / 42
Hubungan kerja dengan instalasi bedah sentral dalam pendaftaran pasien yang
akan di operasi, penundaan program operasi, pelayanan operasi cito dan serah
terima pasien post operasi.
7 Kamar Bersalin
Hubungan kerja dengan kamar bersalin dalam perpindahan pasien ke ruang rawat
inap dengan menggunakan form transfer internal.
42 / 42
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
(mengacu pada pola ketenagaan Rumah Sakit)
42 / 42
petugas, Transfer
pasien
5 Kepala Ruangan Debora D3 Manajemen 1
keperawatan bangsal
dengan masa BLS, Hand
kerja minimal Hygiene,
10 tahun Perawatan pasien
Infeksius,
Antiseptik untuk
petugas, Transfer
pasien, Manajemen
nyeri, Penulisan
resep, Manajemen
nyeri
6 Perawat Debora D3 BLS, Hand 12
pelaksana keperawatan hygiene,
Perawatan pasien
Infeksius,
Antiseptik untuk
petugas,
Pengelolaan
limbah B3, Transfer
pasien, Manajemen
nyeri, Penulisan
resep
7 Pekarya sosial/ Debora SMA setara Dasar-dasar 3
Domestik keperawatan, Hand
hygiene,
Perawatan pasien
Infeksius, antiseptik
untuk petugas,
Pengelolaan
limbah B3, Transfer
pasien
8 Kepala ruangan Yohanes D3 BLS, Hand 1
keperawa- Hygiene,
tan dengan Perawatan pasien
masa kerja Infeksius,
minimal 10 Antiseptik unruk
tahun staf, Pengelolaan
Limbah B3,
Transfer pasien,
Manajemen nyeri
42 / 42
9 Perawat Yohanes D3 BLS, Hand 12
pelaksana keperawatan hygiene,
Perawatan pasien
Infeksius,
Antiseptik untuk
petugas,
Pengelolaan
limbah B3, Transfer
pasien, Manajemen
nyeri, Penulisan
resep
10 Pekarya Yohanes SMA setara Dasar-dasar 3
sosial/Domestik keperawatan
Hand hygiene,
Perawatan pasien
Infeksius, antiseptik
untuk petugas,
Pengelolaan
limbah B3, Transfer
pasien
11 Kepala ruangan Markus D3 BLS, Hand 1
keperawatan Hygiene,
dengan masa Perawatan pasien
kerja minimal Infeksius,
10 tahun Antiseptik untuk
petugas, Transfer
pasien, Manajemen
nyeri, Penulisan
resep, Manajemen
nyeri
12 Perawat Markus D3 BLS, Hand 11
pelaksana keperawatan Hygiene,
Perawatan pasien
Infeksius,
Antiseptik untuk
petugas, Transfer
pasien, Manajemen
nyeri, Penulisan
resep, Manajemen
nyeri
13 Pekarya/Domestik Markus SMA setara Dasar-dasar 3
keperawatan
Hand hygiene,
42 / 42
Perawatan pasien
Infeksius, antiseptik
untuk petugas,
Pengelolaan
limbah B3, Transfer
pasien
14 Kepala ruangan Maria D4 BLS, Hand 1
Kebidanan Hygiene,
dengan masa Perawatan pasien
kerja minimal Infeksius,
10 tahun Antiseptik untuk
petugas, Transfer
pasien, Manajemen
nyeri, Penulisan
resep, Manajemen
nyeri
42 / 42
Hygiene,
Perawatan pasien
Infeksius,
Antiseptik untuk
petugas, Transfer
pasien, Manajemen
nyeri, Penulisan
resep, Manajemen
nyeri
42 / 42
Penulisan resep,
Manajemen nyeri,
Pengelolaan
Limbah B3
42 / 42
Infeksius,
Antiseptik untuk
petugas, Transfer
pasien,
Manajemen nyeri,
Penulisan resep,
Manajemen nyeri,
Pengelolaan
Limbah B3
42 / 42
BAB XI
KEGIATAN PENGORGANISASIAN
42 / 42
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
Rapat insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang
perlu di bahas segera.
Setiap pelaksanaan rapat harus dilengkapi dengan dokumen : undangan, daftar hadir,
notulen
42 / 42
BAB XI
PELAPORAN
42 / 42
BAB XII
STANDAR KETENAGAAN
Pemberi layanan di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon adalah
sebagai berikut :
1. Dokter Spesialis sebagai dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
2. Dokter umum sebagai dokter ruangan.
3. Perawat dengan pendidikan minimal D3 keperawatan.
4. Perawat dengan pendidikan S1 Ners.
5. Bidan dengan pendidikan minimal D4/ D3 kebidanan.
6. Tenaga penunjang
7. Petugas kesehatan lain yang mendukung pelayanan rawat inap :
a. Ahli gizi dengan pendidikan minimal D3 gizi.
b. Farmasist dengan pendidikan minimal S1 Apoteker/ D3 farmasi.
c. Fisiotherapist dengan pendidikan minimal D3 fisiotherapi.
d. Radiografer dengan pendidikan minimal D3 radiologi.
e. Analis kesehatan dengan pendidikan minimal D3 analis kesehatan.
8. Semua PPA harus memiliki Surat Penugasan Klinik (SPK) dan Rincian
Kewenangan Klinis (RKK)
1. Dokter Spesialis
Dokter spesialis melakukan wewenang sebagai DPJP atau menerima
konsulan DPJP yang lain dan visite pasien satu kali sehari. Bila berhalangan
akan di delegasikan ke sesama dokter spesialis yang setara.
2. Dokter Umum
a. Dokter umum sebagai dokter ruangan
Keliling ruangan rawat inap setiap hari. Bila berhalangan datang akan
didelegasikan ke sesama dokter umum. Jadwal jaga dibuat oleh Kepala
Bidang Pelayanan Medis dengan persetujuan Wadir Pelayanan Medis.
42 / 42
b. Dokter umum sebagai Case Manager
Membantu menangani permasalahan pelayanan medis yang ada di
ruangan rawat inap. Visite pasien bila dokter spesialis berhalangan datang
dan melengkapi dokumen rekam medis. (Lihat buku panduan MPP)
3. Perawat
a. 7 hari kerja yang terbagi 3 shift, yaitu :
- Shift pagi : jam 08.00-14.00 WITA
- Shift siang : jam 14.00-21.00 WITA
- Shift malam : jam 21.00-08.00 WTA
b. Daftar jaga di buat oleh kepala ruangan
(LIHAT PERATURAN YAYASAN MEDIKA)
4. Pekarya/ Domestik
a. 7 hari kerja yang terbagi dalam 3 shift, yaitu :
- Shift pagi : jam 08.00-14.00
- Shift siang : jam 14.00-21.00
- Shift malam : jam 21.00-08.00
42 / 42
BAB XIII
STANDAR FASILITAS
1 Tensimeter 2/ruangan
2 Stetoskop 2/ruangan
3 Timbangan BB/TB 1/ruangan
4 Suction pump 2/ruangan
5 Korentang dan tempat 2/ruangan
6 Bengkok 2/ruangan
7 Gunting Verband 2/ruangan
8 Gunting Bengkok 2/ruangan
9 Bak instrumen besar 2/ruangan
10 Bak instrumen sedang 2/ruangan
11 Bak instrumen kecil 2/ruangan
12 Pispot 15/ruangan (1:1/2)
13 Urinal 15/ruangan
14 Termometer 5/ruangan
15 Standar Infus 30/ruangan
16 Tong spatel 5/ruangan
17 Emergency kit (resusitation set) 1/ruangan
18 EKG 1/ruangan
19 Laringoskop set 1/ruangan
42 / 42
20 Pulse Oxymetri 1/ruangan
21 Infus pump 2/ruangan
22 Syringe pump 1/ruangan
23 Nebulizer 1/ruangan
24 Blood infusion warmer 1/ruangan
25 Tromol kasa besar 1/ruangan
26 Tromol kasa sedang 1/ruangan
2. Standar linen di ruang rawat inap RSU GMIM Bethesda Tomohon dengan
kapasitas 30 pasien
3. Standar alat rumah tangga di ruang rawat inap RS. GMIM Bethesda Tomohon
42 / 42
6 Komputer 1/ruangan
7 Tempat sampah infeksius 4/ruangan
Tempat sampah non
8 1:1
infeksius
9 Baskom mandi 8-12/ruangan
10 Lampu senter 1-2/ruangan
11 Troly baskom 4/ruangan
4. Standar alat pencatatan & pelaporan di ruang rawat inap RSU GMIM
BETHESD dengan kapasitas 30 pasien
42 / 42
5 Formulir resume medis 1:1
6 Formulir catatan terintegrasi 1:5
7 Formulir keringanan biaya 1:0,5
8 Formulir laboratorium 1:3
9 Formulir rontgen 1:2
42 / 42
BAB X IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Kamar Operasi
Dokter, Perawat , Ruang Linen
IBS
Petugas RS Bersih
IRIN Gudang
Ruang Pos Perawat Bersih
Meninggal Nurse Station
VK
Rujuk
Ruang
Linen Kotor
Pulang Ruang Rawat Inap
APS
Spoolhoek
Pulang
atas
permin-
taan dokter
TPPRI TPPGD
TPPRJ
Pasien + Pengantar
42 Pasien
/ 42 +
XIV B.ALUR DOKTER, PERAWAT, PETUGAS RUMAH SAKIT
1. Akan Dinas
a. Dokter
Masuk ruang perawat / menemui perawat sebelum ke ruang pasien > Visite
b. Perawat
Masuk ruang perawat untuk menyimpan tas & ganti baju sebelum
mengerjakan pekerjaannya.
c. Petugas RS
Masuk ruang perawat / menemui perawat sebelum mengerjakan
pekerjaannya.
2. Selesai dinas
a. Dokter
Masuk ruang perawat / menemui perawat setelah selesai.
b. Perawat
Masuk ruang perawat untuk mengambil tas & ganti baju bila perlu.
c. Petugas RS
Masuk ruang perawat / menemui perawat setelah mengerjakan pekerjaan.
42 / 42
- Pasien / keluarga mengisi dan menandatangani form persetujuan rawat
inap ( Inform Consent General ).
- Pasien di antar ke ruang rawat inap oleh perawat IRJ / IGD.
- Pasien di antarkan masuk kamar rawat inap oleh perawat IRJ / IGD &
perawat rawat inap.
- Serah terima di nurse station.
- Pasien di lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di kamar pasien oleh
perawat rawat inap.
- Perawat rawat inap ke kamar pasien untuk memberikan informasi &
orientasi ruangan ke pasien / keluarga.
- Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap.
42 / 42
Pasien / keluarga mengisi & menandatangani form persetujuan rawat
inap ( Inform Consent General ).
Pasien menunggu di TPPRI / IGD sampai ruangan siap.
Pasien di antar ke ruang rawat inap oleh perawat IRJ / IGD bila
ruangan sudah siap.
Pasien di antar masuk kamar rawat inap oleh perawat IRJ / IGD dan
perawat rawat inap.
Serah terima di nurse station.
Pasien di lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di kamar pasien oleh
perawat rawat inap.
Perawat rawat inap ke kamar pasien untuk memberikan informasi dan
orientasi ruangan ke pasien / keluarga.
Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap.
- Tunggu pasien pulang > 2 jam
Pasien yang akan rawat inap ke TPPRI / TPPGD.
Petugas TPPRI / TPPGD menjelaskan tentang fasilitas ruang rawat
inap beserta tarifnya, peraturan RS beserta hak pasien & keluarga
dan penjaminan yang akan di pakai : umum / BPJS / asuransi.
Keluarga memilih ruang rawat inap yang dikehendaki.
Petugas TPPRI / TPPGD melihat daftar ruang rawat inap yang di
kehendaki pasien. Bila ruang yang di kehendaki tidak ada tetapi ada
pasien yang rencana pulang, keluarga di tawarkan memilih ruang lain
dan ruang yang di kehendaki bisa di pesan setelah pasiennya pulang.
Selama pasien belum mendapatkan ruang yang di pesan, pasien di
kenakan tarif sesuai ruang yang di tempati saat itu.
Petugas TPPRI / TPPGD telpon ruang rawat inap untuk daftar pasien
MRS.
Pasien mendapatkan nomor register rawat inap.
Pasien/keluarga mengisi & menandatangani form persetujuan rawat
inap ( Inform Consent General ).
Petugas TPPRI / TPPGD telpon ke ruang rawat inap kalau ruang
yang di pesan keluarga masih ada pasien dan sementara memilih
ruang lain sampai ruang yang di pesan ada.
42 / 42
Pasien di antar ke ruang rawat inap oleh perawat IRJ / IGD.
Pasien di antar masuk ke kamar rawat inap oleh perawat IRJ / IGD
dan perawat rawat inap.
Serah terima di nurse station.
Pasien di lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital di kamar pasien oleh
perawat rawat inap.
Perawat rawat inap ke kamar pasien untuk memberikan informasi dan
orientasi ruangan ke pasien / keluarga.
Pasien selanjutnya di rawat lebih lanjut di ruang rawat inap.
42 / 42
- Perawat telpon DPJP.
- Perawat minta keluarga menulis dan tanda tangan di lembar formulir
pulang atas permintaan sendiri ( PAPS ).
- Perawat mengerjakan status pasien.
- Perawat memberikan informasi ke pasien / keluarga kapan harus ke
kasir.
- Petugas farmasi mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa
menyelesaikan administrasi.
- Keluarga ke kasir rawat inap.
- Keluarga ke instalasi farmasi ambil obat.
- Petugas farmasi menjelaskan tentang obat yang dibawa pulang.
- Keluarga ke ruang pos perawat.
- Perawat ruangan melihat bukti pembayaran dan obat.
- Perawat ruangan menjelaskan discharge planning.
- Perawat melepas gelang identitas pasien.
- Pasien di antar kekendaraan ( bila perlu ).
c. Di rujuk ke RS lain
- Dokter memeriksa pasien dan dinyatakan rujuk.
- Dokter mengerjakan status pasien.
- Perawat telpon RS rujukan.
- Perawat telpon petugas supervisi kalau ada rujukan ( petugas supervisi
menyiapkan ambulance dan tenaga ).
- Perawat mengerjakan status pasien.
- Perawat memberikan informasi ke pasien/keluarga kapan harus ke kasir.
- Petugas kasir rawat inap mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa
menyelesaikan administrasi.
- Keluarga ke kasir rawat inap.
- Keluarga ke ruang pos perawat.
42 / 42
- Perawat ruangan menjelaskan discharge planning dan resume pasien
( bila perlu ).
- Perawat ruangan melihat bukti pembayaran.
- Pasien di antar ke ambulance.
- Pasien di serahkan ke perawat yang merujuk.
d. Meninggal
- Dokter memeriksa pasien dan di nyatakan meninggal.
- Perawat telpon petugas pastoral untuk pendampingan keluarga.
- Dokter mengerjakan status pasien.
- Perawat mengerjakan status pasien ( perawat yang lain merawat
jenasah dan selesai perawatan jenasah di bawa ke kamar jenasah oleh
petugas IPS ).
- Perawat memberikan informasi ke pasien / keluarga kapan harus ke
kasir.
- Petugas farmasi mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap mengerjakan status pasien.
- Petugas kasir rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa
menyelesaikan administrasi.
- Keluarga ke kasir rawat inap.
- Keluarga ke nurstation.
- Perawat menyerahkan surat kematian kepada keluarga.
- Perawat telpon petugas IPS kalau keluarga sudah menyelesaikan
administrasi.
- Petugas IPS menyerahkan surat pengambilan jenasah yang sebelumnya
sudah di tanda tangani oleh keluarga sebagai pengambil jenasah dan
menyerahkan jenasah.
- Jenasah di masukkan kendaraan atau ambulans.
- Petugas IPS menyerahkan surat pengambilan jenasah ke ruang
perawatan.
- Bila keluarga minta jenasah langsung di bawa pulang tanpa masuk
kamar jenasah, maka keluarga menanda tangani formulir PAPS karena
sesuai aturan bahwa setiap pasien yang meninggal harus di observasi
42 / 42
selama 2 jam di RS jadi jenasah bisa di bawa pulang 2 jam setelah
kematian.
3. Pelayanan pediatri
Pelayanan anak-anak di atas usia 1 bulan hingga 13 tahun yang mengalami
berbagai penyakit, baik penyakit dalam, bedah maupun yang bersifat
keganasan.
4. Pelayanan gynekologi
Melayani kesehatan yang menyeluruh dan paripurna bagi seorang wanita yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksinya di masa hamil, bersalin atau nifas.
Baik yang bersifat preventif ( pencegahan terhadap penyakit ), kuratif
42 / 42
( penyembuhan penyakit ) dan rehabilitatif ( perbaikan kelainan yang timbul )
pada alat reproduksinya.
5. PONEK
PONEK merupakan singkatan dari Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif. Ponek adalah pelayanan obstetri neonatal emergensi
komprehensif / RS 24 jam memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan
langsung terhadap ibu hamil / ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir baik
yang datang sendiri atau atas rujukan kader / masyarakat, bidan dan
puskesmas.
42 / 42
3. Perawatan pasien bisa kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain bila di
perlukan.
7. Jika pasien perlu di konsulkan, DPJP menulis lembar konsultasi medik dan
dokter konsulen mengisi jawaban konsul di lembar tersebut.
9. Jika pasien di rawat bersama oleh beberapa spesialisasi maka harus ada
dokter penanggung jawab pasien ( DPJP ).
42 / 42
42 / 42
BAB XV
LOGISTIK
42 / 42
2. Form grafik 3600 lembar
3. Form catatan pemberian obat 7200 lembar
4. Blangko pesan pasien pulang 7500 lembar
5. Blangko catatan infus 200 lembar
6. Form pemberian informasi PB 5100 lembar
7. Form tata tertib pasien 5100 lembar
8. Form pemberian informasi DPJP 4000 lembar
9. Form pemasangan infus 1000 lembar
10. Form pemasangan kateter 144 lembar
11. Form pemasangan transfuse 120 lembar
12. Blangko permintaan laboratorium 15.500 lembar
13. Blangko persetujuan tindakan medis 2483 lembar
14. Blangko penolakan tindakan medis 580 lembar
15. Blangko pasien pindah ruang/transfer internal 1742 lembar
16. Blangko pasien pindah RS lain/transfer external 1080 lembar
17. Blangko sliding scale 600 lembar
18. Form pernyataan alih rawat dokter 220 lembar
19. Form surat pernyataan hak kelas perawatan 2400 lembar
20. Form dokter tidak praktek 120 lembar
21. Blangko balance cairan 900 lembar
22. Form urine tampung 600 lembar
23. Form persetujuan obat di luar fornas 2000 lembar
42 / 42
33. Inform consent anestesi umum untuk pasien dewasa 1200 lembar
34. Inform consent anestesi regional untuk pasien dewasa 1200 lembar
35. KPPM 110 lembar
36. Kartu obat gamma ( merah ) 1000 lembar
37. Kartu obat helsa 10 lembar
38. Kartu obat alpha 2 bendel
39. Kartu obat etha 2 bendel
40. Kartu obat familia-gracia -
41. Kartu obat betha -
42. Kartu obat BPJS ( putih ) 1000 lembar
43. Blangko pengantar deposit 2180 lembar
44. Blangko penyerahan jenasah 50 lembar
45. Blangko PAPS jenasah 50 lembar
46. Blangko konsul spesialis 580 lembar
47. Blangko laporan karyawan 120 lembar
48. Surat rujukan 50 lembar
49. Blangko pemberian keringanan biaya 50 lembar
50. Blangko memo intern 502 lembar
51. Surat ijin pulang 5700 lembar
52. Form permintaan foto bayi pink 50 lembar
53. Form permintaan foto bayi biru 50 lembar
54. Bon permintaan gizi 4250 lembar
42 / 42
64. Blangko keterangan kelas penuh 4 buku
65. Buku diet harian 158 buku
66. Bon permintaan perbaikan 28 buku
67. Blangko permintaan barang rutin 22 buku
68. Blangko permintaan barang tidak rutin 11 buku
69. Surat keterangan pernah/masih dirawat 33 buku
70. Bon farmasi 36 buku
71. Amplop besar 114 dus
72. Amplop kecil polos 120 dus
73. Amplop kecil dengan logo/kop 39 dus
74. Resep umum 218 buku
75. Resep BPJS 258 buku
76. Resep kerjasama 118 buku
77. Resep karyawan 35 buku
78. Resep jamkesmaskot 52 buku
79. Kertas HVS A4 putih 23 rim
80. Kertas HVS A4 biru 6 rim
RUMAH TANGGA
1. Baterai ABC besar 34 buah
2. Baterai Alkaline A2 814 buah
42 / 42
13. Masker 24 dus
14. Kapas 1 kg 48 kg
15. Kassa 12 gulung
16. Hand soap 111 liter
17. Hand scrub 240 liter
18. Persept 1440 butir
19. Stiker 48 lembar
20. Wab 48 buah
21. Gelas obat 10.800 buah
22. Piring obat 3600 buah
23. Botol urine 7200 buah
24. Isi ulang Hit elektrik 216 botol
25. Pengharum ruangan 276 buah
26. Waslap 10.800 buah
27. Sendok obat 10.800 buah
28. Paket mandi untuk kelas I-VIP 2600 paket
29. Spalk 3600 buah
PEMELIHARAAN UMUM
1. Lampu DL 104 buah
2. Lampu TL 95 buah
3. Lampu neon 34/40 101/21 buah
NO PERSEDIAAN BARANG JUMLAH BARANG
4. Lampu emergency 6 buah
5. Kipas angin 27 buah
6. AC 71 buah
7. Exhaust fan 29 buah
8. Computer 8 buah
9. Printer 8 buah
10. Wireless 9 buah
11. Dispenser 9 buah
12. Jam dinding 20 buah
13. Kulkas 7 buah
42 / 42
BAB XVI
KESELAMATAN PASIEN
42 / 42
VI.A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih nyaman. Sistem tersebut meliputi penilaian resiko,identifikasi
dan pengelolaan yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya di lakukan.
Keselamatan pasien di ruang rawat inap merupakan hal yang sangat penting dalam
memberikan pelayanan kepada pasien, mengingat perawatan kepada pasien rawat
inap membutuhkan perhatian yang lebih dan membutuhkan penanganan jangka
panjang yang perlu keseriusan dari tenaga kesehatan untuk menghindari terjadinya
kesalahan penanganan dalam praktiknya. Kejadian yang mengacu pada
keselamatan pasien diantaranya pasien terjatuh dari tempat tidur, pasien di beri obat
salah, tidak obat / alat emergensi, tidak ada oksigen, tidak ada alat penyedot lendir,
tidak tersedianya alat pemadam kebakaran dan pemakaian obat.
VI.B. TUJUAN
42 / 42
a. Bila resiko pasien jatuh diberi gelang warna kuning dan bila ada pasien
alergi diberi gelang berwarna merah.
c. Ada 2 identitas yang di gunakan yaitu nama dan tanggal lahir yang
disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.
d. Identifikasi digunakan sebelum pemberian obat, sebelum pemberian
transfusi darah, sebelum pengambilan sampel untuk pemeriksaan
laboratorium & pemeriksaan radiologi, sebelum dilakukan tindakan medis.
42 / 42
Petugas farmasi menyediakan obat setiap hari & dibedakan menurut jam
pemberian obat sehingga memudahkan perawat untuk memberikan obat ke
pasien.
j. Pemberian obat harus memperhatikan 7 benar : Benar pasien, Benar
indikasi, Benar obat, Benar dosis, Benar cara pemberian, Benar waktu
pemberian & Benar dokumentasi.
k. Pembagian obat menggunakan baki obat.
l. Sebelum obat dibagikan ke pasien, obat ditunjukkkan ke pasien dengan
tujuan pasien tahu obat apa saja yang diberikan saat itu.
m. Jam pemberian obat di seragamkan
Suppositoria
1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 06.00 12.00 18.00 - - -
Per Oral
Pagi 08.00 - - - - -
Siang 12.00 - - - - -
Sore 18.00 - - - - -
Malam 20.00 12.00 18.00 22.00 - -
2 dd 08.00 20.00 - - - -
3 dd 08.00 12.00 18.00 - - -
4 dd 08.00 12.00 18.00 20.00 - -
Nebulizer
1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.0042 / 42 - - - -
3 dd 04.00 12.00 20.00 - - -
4 dd 04.00 10.00 16.00 22.00 - -
Injeksi ( termasuk antibiotika )
1 dd 08.00 - - - - -
2 dd 08.00 20.00 - - - -
3 dd 08.00 16.00 24.00 - - -
4 dd 08.00 14.00 18.00 24.00 - -
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien, tepat pasien operasi
Penandaan lokasi operasi oleh dokter operator yang dilakukan di ruangan
pasien sebelum dilakukan operasi ( untuk operasi terencana ). Bila operasi
dilakukan segera ( dari IGD ), penandaan bisa dilakukan di kamar operasi.
42 / 42
- Waktunya 40-60 detik
b. Hand rub
- Dengan air berbasis alkohol
- Waktunya 20-30 detik
Bila terjadi insiden di ruang rawat inap, pelaku & yang mengetahui kejadian
membuat laporan insiden keselamatan pasien dalam waktu 2x24
jam.Selanjutnya diserahkan komite keselamatan pasien rumah sakit untuk
diproses serta mencari solusi untuk mengurangi resiko.
BAB XVII
KESELAMATAN KERJA
VII.A.PENGERTIAN
42 / 42
Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik
itu bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan disekitar
tempat kerja.
VII.B.TUJUAN
Mengacu pada pengertian tersebut maka di harapkan setiap petugas rumah sakit
dapat menerapkan sistem keselamatan kerja di antaranya :
1. Petugas mengerti SPO penggunaan APD sehingga dapat menggunakan
sesuai prosedur.
2. Tersedianya APD yang memenuhi standar.
3. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non
infeksius serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum
ataupun spuit bekas.
4. Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah di pakai ke
pasien.
5. Setiap pasien yang menular atau beresiko menular di rawat di ruang isolasi.
6. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu :
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung ( sarung tangan, kaca mata, sepatu boot/alas
kaki tertutup, celemek, masker, dll ) terutama bila terdapat kontak dengan
spesimen pasien, yaitu : urine, darah, muntah, sekret, dll.
42 / 42
c. Melakukan tindakan yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, mis memasang kateter, menyuntik, menjahit luka,
memasang infus, dll.
d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik pada 5 momen.
7. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
8. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
a. Dekontaminasi dengan larutan klorin.
b. Pencucian dengan sabun.
c. Pengeringan.
9. Menggunakan baju kerja yang bersih.
10. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV / AIDS ( sesuai prinsip pencegahan infeksi ).
b. Flu burung.
Kewaspadaan standar karyawan / petugas IRI dalam menghadapi penderita
dengan dugaan flu burung:
- Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan di bawah air mengalir dengan menggunakan sikat
selama ± 5 menit, yaitu dengan menyikat seluruh telapak tangan
maupun punggung tangan.
- Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.
- Memakai masker N95 atau minimal masker badan.
- Menggunakan pelindung wajah/kaca mata goggle ( bila diperlukan ).
- Menggunakan apron / gaun pelindung.
- Menggunakan sarung tangan.
- Menggunakan pelindung kaki/sepatu boot.
11. Hepatitis B / C ( sesuai prinsip pencegahan infeksi ).
BAB XVIII
PENGENDALIAN MUTU
42 / 42
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, pelayanan rawat inap harus mempunyai suatu
ukuran yang menjamin peningkatan mutu. Dalam kegiatan peningkatan mutu rawat inap
perlu ada suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai pedoman bagi
pelayanan rawat inap dalam mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut sehingga
tercapai peningkatan mutu pelayanan yang di harapkan. Sasaran mutu dibuat dan
ditetapkan di RS sebagai acuan untuk menilai peningkatan mutu.
Sasaran mutu rawat inap adalah :
1. Kepatuhan Perawat terhadap 5 momen cuci tangan
Judul Kepatuhan perawat terhadap 5 momen cuci
tangan
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Menggambarkan kepatuhan perawat terhadap 5
momen cuci tangan dengan teknik benar.
Definisi Operasional Melakukan cuci tangan 12 langkah pada
handwashing dan 6 langkah untuk handrub.
Indikasi 5 momen :
1. Sebelum kontak pasien.
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik.
3. Setelah kontak dengan cairan tubuh.
4. Setelah kontak dengan pasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
Frekuensi pengumpulan data Setiap bulan
Periode analisa 3 bulan
Numerator Kegiatan cuci tangan teknik benar pada 5 momen
cuci tangan.
Denominator 100 momen cuci tangan yang di obsevasi.
Metodologi Concurrent ( sedang berlangsung ) dengan teknik
observasi.
Tipe pengukuran Proses
Sumber data ( inklusi & Checklist hasil audit kepatuhan terhadap 5
eksklusi ) momen cuci tangan.
Standar 100%
PJ pengumpul data ( PIC ) Kepala ruang
42 / 42
2. Kejadian Pasien Jatuh
Judul Kejadian pasien jatuh
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya mutu keperawatan yang aman
bagi pasien.
Definisi operasional Kejadian pasien jatuh selama di rawat, baik jatuh
dari tempat tidur, di kamar mandi dsb yang
berakibat cidera, kecacatan atau kematian.
Frekuensi pengumpulan data Setiap bulan
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kejadian pasien jatuh dalam 1 bulan.
Denominator Jumlah pasien resiko jatuh sedang dan tinggi
dalam 1 bulan.
Metodologi Retrospektif
Tipe pengukuran Out come ( hasil )
Sumber data Surveillance pencatatan kejadian pasien jatuh.
Insiden report.
Standar 0%
PJ pengumpul data ( PIC ) Kepala ruang
42 / 42
disebabkan oleh kimiawi ).
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang terpasang infus yang
mengalami tanda-tanda infeksi pada daerah
tusukan atau bekas tusukan infus.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dilakukan
pemasangan infus.
Sumber data Form data surveilance pencatatan kejadian angka
infeksi jarum infus.
Metodologi Retrospektif
Tipe pengukuran Out come
Standar 1,5%
PJ pengumpul data Kepala ruangan
42 / 42
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca
operasi bersih dalam 1 bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien operasi dalam periode 1
bulan.
Sumber data Form data surveilance pencatatan kejadian
infeksi luka operasi.
Metodologi Retrospektif
Tipe pengukuran Out come ( hasil )
Standar 1,5%
PJ pengumpul data ( PIC ) Kepala ruangan
42 / 42
6. Angka Infeksi Saluran Kemih Nosokomial
Judul Angka infeksi saluran kemih nosokomial
Dimensi mutu Pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial
Tujuan Teridentifikasinya kejadian infeksi saluran kemih
akibat pemasangan kateter.
Definisi operasional Suatu keadaan dengan gejala/keluhan spesifik
seperti : demam >38⁰C, disuri, nokturi, nyeri
supra pubis atau tanpa keluhan tersebut dengan
hasil biakan urin porsi tengah ≥ 10⁵ kuman per
ml urine dengan jenis kuman tidak lebih dari 2
species. Keluhan dan gejala timbul setelah
pemasangan Douwer Catheter lebih dari 3x24
jam.
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mengalami ISK nosokomial
dalam periode 1 bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang terpasang kateter
dalam periode 1 bulan.
Sumber data Surveilance pencatatan kejadian infeksi saluran
kemih.
Metodologi Retrospekstif
Tipe pengukuran Out come ( hasil )
Standar 1,5%
PJ pengumpul data ( PIC ) Kepala ruang
42 / 42
7. Pasien Stroke Non Hemoragik yang diberikan obat Acetosal saat pulang
Judul Pasien stroke non hemoragik yang diberikan
obat acetosal saat pulang
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Untuk menilai kualitas pelayanan pasien dengan
stroke non hemoragik.
Definisi operasional Menilai pemberian obat acetosal pada semua
pasien yang terdiagnosa stroke non hemoragik
Frekuensi pengumpulan data Setiap bulan
Periode analisa 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien stroke non hemoragik
rawat inap yang diberikan obat acetosal saat
pulang.
Denominator Jumlah seluruh pasien stroke di Instalasi Rawat
Inap
Sumber data Rekam medis pasien
Standar 100%
PJ pengumpul data ( PIC ) Ka.Instalasi Rawat Inap
42 / 42
Sumber data Rekam medis pasien
Standar 80%
PJ pengumpul data ( PIC ) Ka.Instalasi Rawat inap
42 / 42
Metodologi Concurrent
Tipe Pengukuran Proses dan hasil
Sumber Data Catatan keluhan
Standar ≤ 30 menit, 80 %
PJ Pengumpul Data/ PIC Bagian Humas
BAB XIX
PENUTUP
Pelayanan rawat inap adalah bagian pelayanan dari Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda
Tomohon yang memberikan pelayanan dengan mengutamakan mutu & keselamatan
pasien. Dengan adanya pedoman pelayanan rawat inap diharapkan dapat membantu
dalam memberikan pelayanan khususnya di rawat inap. Sehingga asuhan pelayanan
pasien dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan yang berdampak
terhadap peningkatan jumlah kunjungan pasien karena kepercayaan masyarakat terhadap
Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon
42 / 42
42 / 42