Anda di halaman 1dari 46

PEDOMAN

PELAYANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


RUMAH SAKIT BHAKTI NUGRAHA

Disusun Oleh :
TIM K3RS
RS BHAKTI NUGRAHA

Jl. Basuki Rahmat No…. , Samarinda 75117


Telp. (0541)…….., Fax ……..
Email :……. website : ….......
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BHAKTI NUGRAHA
Nomor : ……………….

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT
(K3RS)
RUMAH SAKIT BHAKTI NUGRAHA

Menimbang : a. Bahwa untuk menjamin terselenggaranya pelayanan rumah


sakit yang aman baik bagi pasien, pekerja maupun
pengunjung rumah sakit maka perlu disusun Pedoman
Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3RS).
b. Bahwa terdapat bahaya potensial yang dapat mengganggu
penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit.
c. Bahwa agar pedoman tersebut dapat diterapkan dan
dilaksanakan dengan baik, maka perlu diatur dan ditetapkan
dalam Surat Keputusan Direktur.

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan


Kerja.
b. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik.
c. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
d. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
g. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
h. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
i. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional
(SKN).
j. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : Pemberlakuan Buku Pedoman Pelayanan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) sebagai petunjuk
pelaksanaan program pada Rumah Sakit Bhakti Nugraha.
Kedua : Surat keputusan ini agar disosialisasikan kepada pelaksana untuk
diketahui dan dilaksanakan.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan pada tanggal yang
ditetapkan dan diadakan peninjauan kembali setelah 3 (tiga) tahun.
Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan kekurangan akan
diadakan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : SAMARINDA
PADA TANGGAL :

DIREKTUR RS BHAKTI NUGRAHA

dr. Lanny Sudjati, Sp.An

TEMBUSAN :

Keputusan ini disampaikan kepada :

Yth. : 1. Wakil Direktur

2. Ketua Komite K3RS

3. Para Kepala Bidang/Bagian/Instalasi

4. Ketua Komite RS BHAKTI NUGRAHA


VISI DAN MISI RS BHAKTI NUGRAHA
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena dengan ridhoNya
Pedoman Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit Bhakti
Nugraha Samarinda dapat dibuat.
Dalam memasuki era industrialisasi upaya Kesehatan kerja mempunyai peran
penting dalam membangun sumberdaya manusia. Sesuai dengan Undang-undang
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa setiap tempat kerja wajib
menyelenggarakan kesehatan kerja. Rumah sakit adalah tempat kerja dengan
berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan terhadap
karyawan, pasien, pengunjung, dan lingkungan.
Buku pedoman ini disusun sebagai pedoman untuk pengelola Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit (RS) agar dapat mengelola dengan baik dan
terarah sesuai dengan prinsip-prinsip penerapan K3 RS.
Sebagai Langkah awal, buku ini tentu saja masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kepada berbagai kalangan baik pengguna maupun peminat, kami harapkan
berbagai saran perbaikan untuk penyempurnaan buku ini.

Samarinda, ………… 2019


Ketua Tim K3RS

dr. ………………..
DAFTAR ISI

Halaman
Cover
Surat Keputusan
Visi dan Misi i
Halaman persetujuan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan dan Manfaat Pelayanan K3RS 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan 1
D. Batasan Operasional 2
E. Landasan Hukum 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN 4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 4
B. Distribusi Ketenagaan 4
BAB III STANDAR FASILITAS 6
A. Denah Ruangan 6
B. Standar Fasilitas 6
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 12
BAB V KESELAMATAN KERJA 15
A. Pengertian 15
B. Tujuan 15
C. Tata Laksana 15
BAB VI PENGENDALIAN MUTU 17
BAB VII PENUTUP
DAFTAR TABEL

Halaman
1.1 Landasan hukum dalam implementasi K3RS di RS Bhakti 2
Nugraha
2.1 Data Ketenagaan Tim K3RS 5
3.1 Standard Penggunaan APD 7
3.2 Hydran dan Lokasinya di RS Bhakti Nugraha 8
3.3 Lokasi dan Volume APAR di RS Bhakti Nugraha 9
3.4 Lokasi Titik Kumpul RS Bhakti Nugraha 11
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Lokasi RS Bhakti Nugraha 6
2 Sistem Manajemen K3RS RS Bhakti Nugraha 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit sebagai salah satu tempat pelayanan masyarakat dalam bidang
kesehatan dapat rawan terhadap kejadian gangguan kesehatan, terjadinya kecelakaan
ketika bekerja, gangguan dari lingkungan dan terjadinya bermacam-macam bencana
karena api, listrik, gas, air, ledakan, kimia maupun rusaknya bangunan.
Hal ini mudah terjadi karena rumah sakit mempunyai sarana dan prasarana yang
bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan gangguan lingkungan maupun
bencana terhadap orang-orang yang ada di dalam rumah sakit maupun sekitarnya.
Demikian pula sistem dan fungsi rumah sakit serta produk dan limbahnya bila tidak
ditangani dengan baik dapat berakibat buruk bagi manusia yang ada di sekitarnya.
Penghuni rumah sakit antara lain manusia (pasien, keluarga pasien, petugas
medis dan non medis, serta tamu pengunjung). Selain itu, juga mungkin terdapat
binatang seperti kucing, tikus, kecoak, lalat, nyamuk dan juga terdapat patogen kasat
mata berupa bakteri atau virus yang dapat berasal dari penderita.
Interaksi antar bangunan, penghuni, sarana prasarana, fungsi, sistem dan
limbahnya mempunyai potensi terjadinya bahaya-bahaya dari segi biologi, kimia, fisika
(panas, radiasi, suara), ergometri dan psikososial. Pada akhirnya akan mengurangi
produktivitas, kinerja dan efektifitas pelayanan akibat penurunan mutu sumberdaya
manusia beserta alatnya.
Oleh karena itu, perlu selalu diupayakan sejak dari perencanaan sampai
pelaksanaan pelayanan ini agar dapat selalu dicegah dan ditekan potensi risiko
terjadinya bahaya-bahaya yang telah disebutkan di atas, serta apabila telah terjadi agar
ditangguhkan dengan cepat dan tepat sehingga dampaknya tidak terlalu merugikan
bagi seluruh pihak.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PELAYANAN K3RS

TUJUAN
Terciptanya Lingkungan kerja dan cara kerja yang aman, sehat, nyaman dan
sesuai dengan standar kesehatan kerja.
MANFAAT
1. Bagi Rumah sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar akreditasi RS
b. Meningkatkan Citra RS
2. Bagi Karyawan RS
a. Melindungi karyawan dari penyakit akibat kerja (PAK)
b. Mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja (KAK)
c. Menciptakan kenyamanan dalam bekerja
3. Bagi pasien dan pengunjung
a. Mutu layanan yang baik
b. Kepuasan pasien dan pengunjung
c. Melindungi pasien dari penyakit nosokomial dan kecelakaan

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Ruang lingkup K3RS RS Bhakti Nugraha mencakup kegiatan-kegiatan dibidang :


a. Pengembangan manajemen tanggap darurat
b. Pengamanan peralatan medik, pengamanan radiasi dan limbah radioaktif.
c. Pelayanan kesehatan kerja dan pencegahan penyakit akibat kerja.
d. Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data dan pelaporan kegiatan K3RS
e. Pengamanan sanitasi sarana kesehatan kerja dan pencegahan penyakit
akibat kerja.
f. Bidang satuan tugas fungsional.
g. Pengamanan peralatan berat non medik, pengamanan dan keselamatan
bangunan
D. BATASAN OPERASIONAL

Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Kesehatan kerja adalah upaya yang bertujuan untuk mempertahankan,
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi seluruh pekerja di semua jenis pekerjaan, mencegah
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan serta
perlindungan bagi pekerja dari faktor risiko pekerjaan yang dapat merugikan
kesehatan.
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari risiko
kecelakaan dan kerusakan yang mencakup kondisi bangunan, kondisi alat/mesin,
peralatan alat pelindung diri, dan kondisi pekerja. Keselamatan kerja merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait
pekerjaan.

Fokus utama upaya kesehatan kerja mencapai tiga tujuan :


1. Pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan pekerja dan kapasitas
kerjanya
2. Perbaikan kondisi lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif bagi K3
3. Pengembangan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja yang
mendukung kearah K3

Upaya K3 bertujuan untuk :


1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.
2. Meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat
kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk
mendorong produktivitas.

Sistem Manajemen K3RS


Suatu sistem manajemen yang bertujuan untuk menciptakan budaya K3 di
Rumah Sakit guna terciptanya lingkungan rumah sakit yang berfungsi sebagai
tempat pelayanan kesehatan publik dan juga sebagai tempat kerja agar aman,
nyaman, efisien dan produktif bagi pekerja medis maupun non-medis, pasien dan
keluarganya, serta pengunjung di rumah sakit.
Sistem manajemen K3RS terdiri dari proses kegiatan yang dimulai dengan
tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan rencana, pemantauan dan
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja.

Upaya K3 di RS (K3RS)
Adapun upaya K3RS antara lain menyangkut tenaga kerja, cara atau metode
kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi pencegahan,
peningkatan, pengobatan dan pemulihan.
Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultan
dari tiga komponen K3, antara lain :
a. Kapasitas kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tampat kerja dalam waktu tertentu.
b. Beban kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik
maupun non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat
diperberat oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik maupun
non fisik.
c. Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor
fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja
dalam melaksanakan pekerjaannya.

Bahaya Potensial di RS
Bahaya potensial yang dapat terjadi di RS dan menyebabkan kecelakaan,
antara lain adalah mikrobiologik, desain/fisik, kebakaran, mekanik,
kimia/gas/karsinogen, radiasi dan risiko hukum atau keamanan, yang dapat
mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh faktor biologi (virus, bakteri, jamur dan hewan pengerat), faktor
kimia (antiseptik, gas anestesi dan bahan desinfektan), faktor ergonomi (tata cara
kerja yang salah), faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi),
faktor psikososial (hubungan antar karyawan/atasan).
Bahaya potensial lainnya yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja
(PAK) yang terjadi di RS, umunya berkaitan dengan faktor biologik (kuman
pathogen yang berasal umumnya dari pasien), faktor kimia (pemaparan dalam
dosis kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anestesi pada
hati), faktor ergonomi (tata cara duduk, tata cara mengangkat pasien), faktor fisik
dalam dosis kecil yang terus menerus (suhu udara panas, listrik tegangan tinggi,
dan radiasi), faktor psikologis (hubungan kerja antar karyawan atau atasan serta
tata cara kerja di kamar bedah, dibagian penerimaan pasien, di unit gawat darurat
dan ruang perawatan).

Respon Kegawatdaruratan di RS
Kegawatdaruratan merupakan suatu kejadian yang dapat menimbulkan
keracunan, kematian, luka serius bagi pekerja, pengunjung ataupun masyarakat,
sehingga dapat mengganggu operasional yang berakibat kegiatan usaha berhenti
sebagian atau seluruhnya. Hal lain akibat dari kegawatdaruratan adalah
kerusakan fisik lingkungan ataupun mengancam finansial dan citra, sehingga
sistem tanggap darurat sebagai bagian dari Manajemen K3RS.

E. Landasan Hukum

Tabel 1.1 Landasan hukum dalam implementasi K3RS di RS Islam Bhakti Nugraha

Dasar Hukum Tentang

A. Undang-undang
Keselamatan Kerja
1. UU No. 1 Tahun 1970
Ketenagakerjaan
2. UU No. 13 Tahun 2003
Kesehatan
3. UU No. 36 Tahun 2009
Rumah sakit
4. UU No. 44 Tahun 2009

B. Peraturan Pemerintah
Persyaratan Kesehatan Konstruksi
1. Peraturan Pemerintah RI No. 11
ruang di RS, Persyaratan & Petunjuk
Tahun 1975
Teknis tata cara penyehatan lingkup
2. Peraturan Pemerintah RI No. 12
RS
Tahun 1975
Keselamatan kerja terhadap radiasi
3. Peraturan Pemerintah RI No. 13
Ijin pemakaian zat radioaktif dan atau
Tahun 1975
sumber radiasi lainnya
4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
Penerapan Sistem Manajemen
2012
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

C. Menakertran
Syarat-syarat K3 dalam pemakaian
1. Permenaker RI. No. Per
Dasar Hukum Tentang
05/Men/1978 lift listrik untuk pengangkutan orang
& barang
2. Permenaker RI No. Per 01/Men/1980 Keselamatan dan kesehatan kerja
3. Permenaker RI No. Per 02/Men/1980 pada konstruksi bangunan
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
4. Permenaker RI No. Per 04/Men/1980 dalam penyelenggaraan
keselamatan kerja
5. Permenaker RI No. Per 02/Men/1983 Syarat-syarat pemasangan dan
6. Permenaker RI No. Per 02/Men/1983 pemeliharaan alat pemadam api
7. Permenaker RI No. Per 03/Men/1983 ringan
8. Permenaker RI No. Per 02/Men/1996
Kewajiban melapor penyakit akibat
9. Permenaker RI No. Per 05/Men/1996
kerja
10. Permenaker RI No. 18 Tahun 2010
Instalasi kebakaran Automatik
11. Permenaker RI No. 13 Tahun 2011
12. Kepmenaker RI. No. 186 Tahun 1999
Pelayanan Kesehatan tenaga kerja
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
Sistim Manajemen Keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3)
Alat pelindung Diri

Nilai Ambang Batas Faktor Fisika


dan Faktor Kimia di tempat Kerja
Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja

D. Menteri Kesehatan
Komite K3
1. SK Menkes RI No.
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
852/Menkes/SK/X/1993
Rumah sakit
2. Per Menkes RI No.
Pedoman Keamanan Laboratorium-
1204/Menkes/Per/XI/2004
Mikrobiologi dan Biomedis
3. Kep. Menkes RI No.
Standard Kesehatan dan
1244/Menkes/SK/XII/1994
Keselamatan Kerja di Rumah sakit
4. Kep. Menker RI No.
Pedoman Manajemen Kesehatan
1087/Menkes/SK/VIII/2010
dan Keselamatan Kerja (K3) di
5. Direktorat Bina Kesehatan Kerja
Rumah Sakit
Kementrian Kesehatan RI Tahun
Pengamanan Bahan berbahaya bagi
2012
Kesehatan
Dasar Hukum Tentang
6. Per Menkes RI No.
472/Menkes/Per/V/1996

E. Keputusan Dirjen
Persyaratan Kesehatan lingkungan
1. Keputusan Dirjen P.PM & PLP No.
ruang & bangunan serta fasilitas
HK 00.06.64.44
sanitasi RS
Pengangkutan zat radioaktif
2. Keputusan Dirjen Batan
ketentuan keselamatan kerja
No.03/160/DI/1989
terhadap radiasi
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Organisasi K3RS

Organisasi ini dibentuk sebagai upaya di dalam pengendalian dan pencegahan


terjadinya insiden di lingkungan RS Bhakti Nugraha. Struktur organisasi komite K3RS
mengacu kepada struktur organisasi RS yang dilengkapi dengan staf yang memenuhi
syarat kualitas, jabatan dan uraian tugas. Organisasi ini bertanggung jawab kepada
direktur dan terintegrasi dalam komite yang ada di RS.
Komite K3RS Rumah Sakit Bhakti Nugraha terdiri dari tenaga yang menjadi
Ketua, wakil ketua, sekretaris, koordinator dan Anggota Komite K3RS serta Tim Add
Hoc yang berasal dari instalasi/ruangan/perkantoran yang melaksanakan fungsi
Satuan Tugas K3RS.

Susunan Komite K3RS RS Bhakti Nugraha beserta tugas sesuai jabatan, yaitu:
1. Ketua Komite K3
a. Membuat rencana kerja keselamatan
b. Membuat target keselamatan dan menjamin efektifitas pencapaiannya
c. Mampu memberikan contoh tindakan dan memberikan briefing terkait
keselamatan
d. Memastikan semua karyawan, pasien, pengunjung dan pihak ketiga
memahami kebijakan terkait keselamatan
e. Memastikan dilakukan identifikasi terhadap aspek keselamatan dan
memastikan penilaian tingkat pentingnya serta mekanisme
pengendaliannya
f. Memastikan implementasi dari pengendalian aspek keselamatan di RS
Bhakti Nugraha.

2. Sub. Komite
a. Mengidentifikasi potensial bahaya
b. Mendistribusikan tugas kepada satuan kerja terkait dalam hal keselamatan
c. Memberikan bimbingan dan pengawasan terkait keselamatan
d. Mematuhi peraturan dan ketetapan Rumah Sakit terkait keselamatan
e. Mampu memberikan briefing atau training terkait keselamatan di Seluruh
area rumah sakit
f. Mampu melakukan investigasi insiden
g. Membuat evaluasi kinerja bagian dan satuan kerja terkait keselamatan

3. Kepala Bidang/Bagian/Instalasi/ Unit Kerja Terkait


a. Mampu memberikan briefing atau training terkait dengan keselamatan di
satuan kerjanya
b. Memastikan sarana, lingkungan dan aktifitas kerja dalam kondisi aman
c. Melaporkan setiap adanya insiden dan potensial bahaya disatuan kerja
terkait keselamatan
d. Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait keselamatan.

4. Semua Pegawai
a. Melaporkan setiap adanya insiden dan potensial bahaya di area kerja dan
area lain yang ditemuinya
b. Melakukan tugas sesuai yang diinstruksikan seperti menyusun
manajemen risiko terkait dengan pekerjaan yang dilakukan
c. Menjaga sarana, lingkungan dan aktifitas kerja yang aman dan selamat
serta menjaga kebersihan lingkungan
d. Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait keselamatan

B. Distribusi Ketenagaan

Tim Komite K3RS membutuhkan sumber daya manusia yang berkompetensi


agar pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Bhakti Nugraha
dapat berjalan dengan efektif sehingga dapat mengurangi adanya kecelakaan kerja
serta penyakit akibat kerja pada tenaga kerja.

Dibawah ini merupakan data ketenagaan tim komite K3 di Rumah Bhakti


Nugraha adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Data Ketenagaan Tim K3 RS Bhakti Nugraha

Kualifikasi
No Nama Petugas/Nama Jabatan Keterangan
Formal
1. Dokter Ketua Tim K3RS/Bersertifikat
K3RS
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
Wakil Keperawatan
4. Wakil Farmasi
5. Wakil Sanitasi
6. Wakil Petugas Laborat
Wakil Instalasi Gizi

 Susunan pengurus dan anggota K3RS RS Bhakti Nugraha terlampir.

C. Tugas dan Fungsi Komite K3RS

Tugas dan fungsi Komite K3RS RS Bhakti nugraha adalah sebagai berikut :

1. Tugas pokok
a. Menyusun rekomendasi untuk bahan pertimbangan direktur RS yang
berkaitan dengan K3RS
b. Komite bertanggung jawab kepada Direktur RS Bhakti Nugraha
c. Menyusun program K3RS
d. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan
prosedur
e. Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis terkait kebijakan, pedoman,
panduan dan standar prosedur operasional keselamatan dan kesehatan
kerja RS Bhakti Nugraha
f. Melaporkan pelaksanaan dan hasil monitoring dan evaluasi tiap kejadian,
maupun berkala tiap bulan dan tahunan kepada direktur RS Bhakti
Nugraha
2. Fungsi
a. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif
b. Pengawasan pelaksanaan program kerja K3RS
c. Membantu direktur dalam upaya manajemen K3, promosi K3, pelatihan dan
penelitian K3 di RS
d. Pengolahan data dan informasi yang berhubungan dengan K3RS
e. Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS
f. Investigator dalam kejadian PAK dan KAK
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Rumah Sakit Bhakti Nugraha merupakan salah satu sarana kesehatan yang
menjadi pilihan masyarakat di wilayah kota Samarinda . Rumah Sakit Bhakti Nugraha
yang dibangun pada areal sekitar …. Ha dan terletak dijalan Basuki Rahmat,
Kelurahan …, Kecamatan …. merupakan Rumah Sakit yang didirikan pada tahun .…

Gambar 3 Lokasi RS Bhakti Nugraha


Lokasi Usaha Kegiatan
Jalan : Jl. Basuki Rahmat No. Samarinda
Kelurahan :
Kecamatan :
Kota : Samarinda
Provinsi : Kalimantan Timur

Gambar 4. Denah Ruangan di RS Bhakti Nugraha


B. STANDAR FASILITAS
1. Fasilitas
Tim K3 RS Bhakti Nugraha sebagai tim yang mempunyai tanggung jawab atas
manajemen K3 dilengkapi dengan berbagai fasilitas sebagai berikut :
a. Sistem komunikasi yang menjamin kelancaran hubungan antar unit di dalam
rumah sakit maupun dengan pihak luar rumah sakit
b. Fasilitas penyimpanan bahan berbahaya yang dilengkapi Material Safety Data
Sheet (MSDS) berbahasa Indonesia dan dilengkapi tanda-tanda bahaya yang
mudah dipahami
c. Fasilitas pelayanan medik yang memadai
d. Fasilitas sanitasi yang memenuhi persyaratan kesehatan
e. Fasilitas pengolahan limbah yang senantiasa diupayakan penyempurnaannya

2. Peralatan
Dalam rangka mendukung operasional tim K3 RS Bhakti Nugraha disediakan
berbagai peralatan sebagai berikut :
a. Peralatan yang berhubungan dengan K3, misalnya listrik, penangkal petir,
instalasi USG, instalasi laboratorium, instalasi pengolahan limbah, dan peralatan
medik yang terpelihara dan dalam kondisi siap pakai dilengkapi dengan
sertifikasinya untuk peralatan yang tergolong major compliance
b. Alat pelindung diri yang sesuai dengan lingkungan kerja tersedia dalam jumlah
yang cukup dan dalam kondisi siap pakai.
c. Manual berbahasa Indonesia tentang cara penggunaan peralatan yang mudah
dimengerti dan diletakkan di dekat peralatan sehingga mudah dibaca
d. Perlengkapan keamanan pasien dan rancang bangun telah diupayakan sesuai
ketentuan dan senantiasa diupayakan penyempurnaannya
e. Peralatan pemadam api
RS Islam Jemursari Surabaya telah memiliki fasilitas untuk pengamanan dari
bahaya kebakaran dengan melengkapi hydrant dan APAR.
Standar penggunaan APD di masing-masing unit kerja sebagai berikut :

Tabel 3.1 Standard Penggunaan APD

Jenis Alat Pelindung Diri (APD)

Gaun Lengan Panjang

Leather Hand Gloves


Tutup Wajah/Google

Sepatu Tertutup
Sarung Tangan

Safety Shoes

Sepatu boot
Apron Plastik

Safety Glass

Face shield
Head Cap
Apron Pb

Film Bod

Ear Muff
Masker

Helmet
No Unit Pelayanan

A. Medis

1 Kamar Operasi √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Kamar Bersalin √ √ √ √ √ √ √
Rawat Inap,
Rawat Jalan,
3 √ √ √ √
IGD, Rawat
intensif

B. Penunjang Medis

1 USG √ √ √
2 Laboratorium √ √ √ √ √
3 Instalasi Gizi √ √ √ √ √
Instalasi
4 Farmasi √ √
C. Non Medis
1 Sanitasi CS √ √ √ √
2 Admin
3 Kesling √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Catatan : Berikan tanda (√) untuk jenis APD yang sesuai dengan jenis pekerjaannya
Lokasi Hydran dan APAR di RS Bhakti Nugraha sebagai berikut :

Tabel 3.2 Hydran dan Lokasinya di RS Bhakti Nugraha


No. Lokasi
1.
2.
3.

Tabel 3.3 Lokasi dan volume APAR di RS Bhakti Nugraha

No. Volume Lokasi

1
2
3
4
5

Rambu-rambu / tanda-tanda khusus untuk jalan keluar apabila terjadi bencana yang
senatiasa dilengkapi sesuai kebutuhan.

Tabel 3.4 Lokasi Titik Kumpul RS Bhakti Nugraha


No. Lokasi Jumlah Keterangan
1 Parkiran Pengunjung Depan 1 Baik dan berfungsi
2 1
3 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Upaya pencegahan kecelakaan kerja di RS Bhakti Nugraha dilakukan melalui


proses pengendalian risiko dengan skala prioritas berdasarkan masing-masing unit
kerja. Langkah pengendalian yang dilakukan sesuai dengan hirarki bahaya yaitu :
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Rekayasa Teknik
4. Rekayasa Administrasi
5. Alat Pelindung Diri

Untuk memudahkan penyelenggaraan K3RS di RS Bhakti Nugraha, maka


langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan sistem manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3RS) yaitu sebagai berikut :

P enetapan Kebijakan K3 berdasarkan tinjauan awal yang


meliputi identifikasi potensi bahaya, peninjauan sebab
akibat kejadian membahayakan, penilaian efisiensi dan
efektivitas sumber daya

Perencanaan K3 disusun dengan memuat tujuan & sasaran,


skala prioritas, upaya pengendalian bahaya, penetapan
sumber daya dan indikator pencapaian

Pelaksanaan Rencana K3 dengan melakukan tindakan


pengendalian seperti menyediakan sumber daya manusia
sesuai kualifikasi, penyediaan sarana & prasarana,
memberikan instruksi kerja, memberikan pelatihan, alokasi
anggaran,
Pemantauan & Evaluasi Kinerja meliputi prosedur
pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan penyelidikan serta
audit internal K3

Peninjauan & Peningkatan Kinerja K3 dengan melakukan


peninjauan ulang penerapan K3 secara berkala meliputi
evaluasi kebijakan K3, hasil temuan audit, dan evaluasi
efektifitas penerapan K3, perbaikan & pengembangan K3

Gambar 4.1 Sistem Manajemen K3RS RS Bhakti Nugraha

1. Tahap Persiapan (Komitmen dan Kebijakan)


a. Penetapan komitmen
b. Komitmen dimulai dari direktur. Pernyataan komitmen disusun dalam bentuk
dokumen tertulis yang dinyatakan dalam tindakan nyata, agar dapat
diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan petugas
rumah sakit.
c. Penetapan SK organisasi K3RS
d. Pembentukan organisasi/unit pelaksana K3RS
e. Penetapan sumber daya

Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3RS diperlukan strategi antara


lain :
1. Advokasi sosialisasi program K3RS
2. Menetapkan tujuan yang jelas
3. Organisasi dan penugasan yang jelas
4. Meningkatkan SDM professional di bidang K3RS pada setiap unit kerja di
lingkungan RS
5. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak
6. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif
2. Tahap Perencanaan
Perencanaan meliputi :
1. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor risiko.
a. Identifikasi sumber bahaya, dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan :
 Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya
 Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin terjadi

Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di RS meliputi :


b. Penilaian faktor risiko
Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dngan jalan
melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko
kesehatan dan keselamatan.

c. Pengendalian faktor risiko


Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko yakni :
 Menghilangkan bahaya
 Menggantikan sumber risiko dengan sarana/prasarana lain
yang tingkat risikonya lebih rendah/tidak ada
(engineering/rekayasa)
 Administrasi
 Alat pelindung Diri

2. Membuat peraturan
Rumah sakit membuat, menetapkan dan melaksanakan standar
operasional (SOP) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan
mengenai K3 yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi, diperbaharui dan
harus dikomunikasikan serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak
yang terkait.

3. Tujuan dan sasaran


Rumah sakit mempertimbangkan peraturan perundang-undangan,
bahaya potensial, dan risiko K3 yang bisa diukur, satuan/indikator
pengukuran, sasaran pencapaian dan jangka waktu pencapaian (SMART).

4. Indikator Kinerja
Indikator harus diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang
sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian
SMK3RS.

5. Program K3
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan program K3RS, untuk
mencapai sasaran harus ada monitoring, evaluasi, dan dicatat serta
dilaporkan.

3. Tahap Pelaksanaan
a. Penyuluhan K3 untuk petugas rumah sakit
b. Pelatihan K3RS yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kelompok
di dalam organisasi rumah sakit. Fungsinya memproses individu dengan
perilaku tertentu agar berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan
sebelumnya sebagai produk akhir dari pelatihan
c. Melaksanakan program K3RS sesuai dengan peraturan yang berlaku
diantaranya :
1) Penyediaan APD
2) Pemeriksaan kesehatan petugas (berkala dan khusus)
3) Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat
4) Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatannya
5) Pengobatan pekerja yang menderita sakit
6) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur, melalui
monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada
7) Melaksanakan biological monitoring
4. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi K3RS di Rumah Sakit RS Bhakti Nugraha
merupakan salah satu fungsi manajemen K3 untuk menilai proses kegiatan
K3RS, serta menilai efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dalam mencapai tujuan
yang diterapkan. Pemantauan dan evaluasi meliputi :
a. Pencatatan dan pelaporan K3 yang terintegrasi ke dalam sistem pelaporan
rumah sakit.
b. Inspeksi dan pengujian
Inspeksi K3RS merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3RS
secara umum dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di lingkungan rumah
sakit dilakukan secara berkala, sehingga kejadian penyakit akibat kerja
(PAK) dan kecelakaan akibat kerja (KAK) dapat dicegah sedini mungkin.
Kegiatan lain yang dilakukan yaitu pengujian baik terhadap lingkungan
maupun pemeriksaan terhadap pekerja yang beresiko.
c. Pelaksanaan Audit K3RS
Audit K3RS meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,
karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,
pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan
pengendalian.
Tujuan audit K3RS yaitu :
1) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
2) Memastikan dan menilai pelaksanaan pengelolaan K3RS sesuai
ketentuan
3) Menentukan langkah pengendalian bahaya potensial serta
pengembangan mutu.
d. Perbaikan dan pencegahan hasil temuan audit diidentifikasi dan dinilai
resikonya untuk direkomendasikan kepada manajemen.
e. Secara berkesinambungan manajemen melakukan tinjauan ulang dan
peningkatan perencanaan untuk menjamin kesesuaian serta efektifitas
pencapaian kebijakan dan tujuan K3.
BAB V
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Instalasi farmasi rumah sakit merupakan unit pelaksana fungsional yang
bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
secara menyeluruh di rumah sakit dengan ruang lingkup pengelolaan
perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik dan produksi perbekalan farmasi
yang aman untuk petugas dan lingkungan rumah sakit.
Risiko Keselamatan Kerja di Instalasi Farmasi antara lain :
1. Luka karena pecahan obat dengan kemasan ampul,vial atau botol
2. Alergi atau ISPA karena serbuk obat saat proses racikan
3. Gangguan Penglihatan karena efek komputer (proses penginputan
harga)
4. Jatuh karena ruangan yang sempit sehingga kaki tersandung/tersangkut
kursi atau benda lain
5. Iritasi karena cairan konsentrasi pekat
6. Kebakaran karena adanya obat-obat yang mudah terbakar
7. Tertular penyakit pasien karena bersentuhan maupun berbicara
berhadapan dengan pasien baik pada saat penyerahan obat maupun
Asuhan Kefarmasian
8. Tertimpa kardus obat saat pengelolaan obat-obatan
9. Gastritis akibat sering telat makan karena melayani pasien yang banyak
saat jam makan.

B. Tujuan
Terlaksananya kesehatan dan keselamatan kerja di instalasi farmasi
rumah sakit agar tercapai pelayanan kefarmasian dan produktivitas kerja yang
optimal.

C. Tata Laksana
1. Petugas farmasi menggunakan alat pelindung diri (APD) pada saat
menyiapkan, melayani obat, diantaranya:
a. Sendok obat untuk mengambil obat.
b. Masker
c. Sarung tangan
d. Desinfektan pencuci tangan
2. Depo dan gudang farmasi dilengkapi dengan alat pemadam piringan (APAR)
dan serta wastafel.
3. Meja dan kursi penyiapan,pelayanan farmasi dipilih
yang bersifat ergonomis.
4. Gudang penyimpanan bahan berbahaya dan beracun dilengkapi dengan
label bahan berbahaya dan beracun.
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU

Dalam pelaksaan pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah


Sakit Bhakti Nugraha diperlukan peningkatan pelayanan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja untuk meningkatkan kesehatan tenaga kerja agar lebih produktif dalam bekerja
serta meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya.
Bentuk pengendalian mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu
sebagai berikut :
1. Orientasi/pengenalan terhadap K3RS
Orientasi/pengenalan dilakukan pada tenaga kerja yang baru diterima
maupun tenaga kerja yang sudah lama bekerja di Rumah Sakit Bhakti Nugraha,
yaitu dengan melakukan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi berupa
seminar dan safety briefing pada setiap rapat.
2. Penerapan prinsip safety minded (utamakan keselamatan kerja)
3. Studi kasus terhadap kejadian K3RS
4. Melakukan Audit K3RS
Audit K3RS dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal mengenai dokumen
yang dimiliki K3RS.
5. Penilaian resiko di tempat kerja
Penilaian resiko dilakukan pada daerah yang memiliki resiko tinggi dalam
terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Penilaian resiko
dilakukan sebagai penilaian awal agar dapat dilakukan upaya pencegahan PAK
maupun KAK.
6. Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
7. Mengikuti kursus/seminar/pelatihan/simposium yang terkait dengan K3,
termasuk pelatihan di tempat kerja
8. Diskusi di tiap unit kerja mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja
9. Studi banding ke rumah sakit lain/unit lain.

Bentuk evaluasi pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu sebagai berikut :
1. Catatan harian/register kejadian yang berhubungan dengan K3RS
2. Laporan bulanan
3. Laporan semesteran
4. Laporan tahunan
Sistem pencatatan dan pelaporan program keselamatan kerja, kebakaran dan
kewaspadaan bencana akan disebarluaskan kepada pihak-pihak internal maupun
ekternal Rumah Sakit Bhakti Nugraha.
BAB VII
PENUTUP

Pelaksanaan sistem manajemen K3 di rumah sakit wajib dilaksanakan dengan


berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksana panduan
K3RS RS Bhakti Nugraha adalah seluruh jajaran di lingkungan kerja RS Bhakti
Nugraha. Penanggung jawab di tingkat unit kerja adalah kepala Instansi pada Kepala
bagian yang bertanggung jawab kepada Direktur RS Bhakti Nugraha. Komite K3RS
RS Bhakti Nugraha membuat perencanaan, koordinasi pelaksanaan, membantu
pengawasan, melaksanakan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk tindak
lanjut program berikutnya.
Penerapan sistem manajemen K3 memerlukan partipisasi dari semua pihak
karena kerjasama dan koordinasi semua pihak sangat menentukan keberhasilan
sistem manajemen K3. Oleh karena itu, Pedoman Pelayanan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3RS) ini disusun sebagai panduan pelaksanaan K3RS di RS
Bhakti Nugraha.
Lampiran

LAMPIRAN : RAMBU K3
40 cm

7 cm

HYDRANT

35cm

35 cm

ALAT PEMADAM API 3cm

7,5 cm

CATATAN :

1. Segitiga sama sisi dengan latar belakang merah


2. Panjang masing-masing sisi 35 cm
3. Lebar untuk tulisan APAR 3 cm warna putih
4. Panjang tanda panah 7,5 cm warna putih
KODE KONDISI DARURAT DI RUMAH SAKIT

KODE ARTI

CODE GRAY GANGGUAN KEAMANAN


CODE PINK PENCULIKAN BAYI
CODE RED KEJADIAN KEBAKARAN
CODE BLACK ANCAMAN BOM
CODE GREEN GEMPA BUMI
KEJADIAN TUMPAHAN BAHAN
CODE ORANGE
BERBAHAYA DAN BERACUN
CODE BLUE ANCAMAN KESELAMATAN JIWA
CODE PURPLE PERINTAH EVAKUASI

STANDARD PENEMPATAN OKSIGEN


SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH NO 14 TAHUN 2013
RAMBU PETUNJUK KESELAMATAN (BIRU)
STIKER RAMBU KESELAMATAN KERJA
RAMBU INFORMASI (HIJAU)

RAMBU INFORMASI PEMADAM API (MERAH)


RAMBU LARANGAN (MERAH)

Anda mungkin juga menyukai