Disusun Oleh :
TIM K3RS
RS BHAKTI NUGRAHA
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT
(K3RS)
RUMAH SAKIT BHAKTI NUGRAHA
Menetapkan :
Pertama : Pemberlakuan Buku Pedoman Pelayanan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) sebagai petunjuk
pelaksanaan program pada Rumah Sakit Bhakti Nugraha.
Kedua : Surat keputusan ini agar disosialisasikan kepada pelaksana untuk
diketahui dan dilaksanakan.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan pada tanggal yang
ditetapkan dan diadakan peninjauan kembali setelah 3 (tiga) tahun.
Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan kekurangan akan
diadakan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN DI : SAMARINDA
PADA TANGGAL :
TEMBUSAN :
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena dengan ridhoNya
Pedoman Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit Bhakti
Nugraha Samarinda dapat dibuat.
Dalam memasuki era industrialisasi upaya Kesehatan kerja mempunyai peran
penting dalam membangun sumberdaya manusia. Sesuai dengan Undang-undang
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa setiap tempat kerja wajib
menyelenggarakan kesehatan kerja. Rumah sakit adalah tempat kerja dengan
berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan terhadap
karyawan, pasien, pengunjung, dan lingkungan.
Buku pedoman ini disusun sebagai pedoman untuk pengelola Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit (RS) agar dapat mengelola dengan baik dan
terarah sesuai dengan prinsip-prinsip penerapan K3 RS.
Sebagai Langkah awal, buku ini tentu saja masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kepada berbagai kalangan baik pengguna maupun peminat, kami harapkan
berbagai saran perbaikan untuk penyempurnaan buku ini.
dr. ………………..
DAFTAR ISI
Halaman
Cover
Surat Keputusan
Visi dan Misi i
Halaman persetujuan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan dan Manfaat Pelayanan K3RS 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan 1
D. Batasan Operasional 2
E. Landasan Hukum 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN 4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 4
B. Distribusi Ketenagaan 4
BAB III STANDAR FASILITAS 6
A. Denah Ruangan 6
B. Standar Fasilitas 6
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 12
BAB V KESELAMATAN KERJA 15
A. Pengertian 15
B. Tujuan 15
C. Tata Laksana 15
BAB VI PENGENDALIAN MUTU 17
BAB VII PENUTUP
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Landasan hukum dalam implementasi K3RS di RS Bhakti 2
Nugraha
2.1 Data Ketenagaan Tim K3RS 5
3.1 Standard Penggunaan APD 7
3.2 Hydran dan Lokasinya di RS Bhakti Nugraha 8
3.3 Lokasi dan Volume APAR di RS Bhakti Nugraha 9
3.4 Lokasi Titik Kumpul RS Bhakti Nugraha 11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Lokasi RS Bhakti Nugraha 6
2 Sistem Manajemen K3RS RS Bhakti Nugraha 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit sebagai salah satu tempat pelayanan masyarakat dalam bidang
kesehatan dapat rawan terhadap kejadian gangguan kesehatan, terjadinya kecelakaan
ketika bekerja, gangguan dari lingkungan dan terjadinya bermacam-macam bencana
karena api, listrik, gas, air, ledakan, kimia maupun rusaknya bangunan.
Hal ini mudah terjadi karena rumah sakit mempunyai sarana dan prasarana yang
bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan gangguan lingkungan maupun
bencana terhadap orang-orang yang ada di dalam rumah sakit maupun sekitarnya.
Demikian pula sistem dan fungsi rumah sakit serta produk dan limbahnya bila tidak
ditangani dengan baik dapat berakibat buruk bagi manusia yang ada di sekitarnya.
Penghuni rumah sakit antara lain manusia (pasien, keluarga pasien, petugas
medis dan non medis, serta tamu pengunjung). Selain itu, juga mungkin terdapat
binatang seperti kucing, tikus, kecoak, lalat, nyamuk dan juga terdapat patogen kasat
mata berupa bakteri atau virus yang dapat berasal dari penderita.
Interaksi antar bangunan, penghuni, sarana prasarana, fungsi, sistem dan
limbahnya mempunyai potensi terjadinya bahaya-bahaya dari segi biologi, kimia, fisika
(panas, radiasi, suara), ergometri dan psikososial. Pada akhirnya akan mengurangi
produktivitas, kinerja dan efektifitas pelayanan akibat penurunan mutu sumberdaya
manusia beserta alatnya.
Oleh karena itu, perlu selalu diupayakan sejak dari perencanaan sampai
pelaksanaan pelayanan ini agar dapat selalu dicegah dan ditekan potensi risiko
terjadinya bahaya-bahaya yang telah disebutkan di atas, serta apabila telah terjadi agar
ditangguhkan dengan cepat dan tepat sehingga dampaknya tidak terlalu merugikan
bagi seluruh pihak.
TUJUAN
Terciptanya Lingkungan kerja dan cara kerja yang aman, sehat, nyaman dan
sesuai dengan standar kesehatan kerja.
MANFAAT
1. Bagi Rumah sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar akreditasi RS
b. Meningkatkan Citra RS
2. Bagi Karyawan RS
a. Melindungi karyawan dari penyakit akibat kerja (PAK)
b. Mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja (KAK)
c. Menciptakan kenyamanan dalam bekerja
3. Bagi pasien dan pengunjung
a. Mutu layanan yang baik
b. Kepuasan pasien dan pengunjung
c. Melindungi pasien dari penyakit nosokomial dan kecelakaan
Upaya K3 di RS (K3RS)
Adapun upaya K3RS antara lain menyangkut tenaga kerja, cara atau metode
kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi pencegahan,
peningkatan, pengobatan dan pemulihan.
Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultan
dari tiga komponen K3, antara lain :
a. Kapasitas kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tampat kerja dalam waktu tertentu.
b. Beban kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik
maupun non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat
diperberat oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik maupun
non fisik.
c. Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor
fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja
dalam melaksanakan pekerjaannya.
Bahaya Potensial di RS
Bahaya potensial yang dapat terjadi di RS dan menyebabkan kecelakaan,
antara lain adalah mikrobiologik, desain/fisik, kebakaran, mekanik,
kimia/gas/karsinogen, radiasi dan risiko hukum atau keamanan, yang dapat
mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh faktor biologi (virus, bakteri, jamur dan hewan pengerat), faktor
kimia (antiseptik, gas anestesi dan bahan desinfektan), faktor ergonomi (tata cara
kerja yang salah), faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi),
faktor psikososial (hubungan antar karyawan/atasan).
Bahaya potensial lainnya yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja
(PAK) yang terjadi di RS, umunya berkaitan dengan faktor biologik (kuman
pathogen yang berasal umumnya dari pasien), faktor kimia (pemaparan dalam
dosis kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anestesi pada
hati), faktor ergonomi (tata cara duduk, tata cara mengangkat pasien), faktor fisik
dalam dosis kecil yang terus menerus (suhu udara panas, listrik tegangan tinggi,
dan radiasi), faktor psikologis (hubungan kerja antar karyawan atau atasan serta
tata cara kerja di kamar bedah, dibagian penerimaan pasien, di unit gawat darurat
dan ruang perawatan).
Respon Kegawatdaruratan di RS
Kegawatdaruratan merupakan suatu kejadian yang dapat menimbulkan
keracunan, kematian, luka serius bagi pekerja, pengunjung ataupun masyarakat,
sehingga dapat mengganggu operasional yang berakibat kegiatan usaha berhenti
sebagian atau seluruhnya. Hal lain akibat dari kegawatdaruratan adalah
kerusakan fisik lingkungan ataupun mengancam finansial dan citra, sehingga
sistem tanggap darurat sebagai bagian dari Manajemen K3RS.
E. Landasan Hukum
Tabel 1.1 Landasan hukum dalam implementasi K3RS di RS Islam Bhakti Nugraha
A. Undang-undang
Keselamatan Kerja
1. UU No. 1 Tahun 1970
Ketenagakerjaan
2. UU No. 13 Tahun 2003
Kesehatan
3. UU No. 36 Tahun 2009
Rumah sakit
4. UU No. 44 Tahun 2009
B. Peraturan Pemerintah
Persyaratan Kesehatan Konstruksi
1. Peraturan Pemerintah RI No. 11
ruang di RS, Persyaratan & Petunjuk
Tahun 1975
Teknis tata cara penyehatan lingkup
2. Peraturan Pemerintah RI No. 12
RS
Tahun 1975
Keselamatan kerja terhadap radiasi
3. Peraturan Pemerintah RI No. 13
Ijin pemakaian zat radioaktif dan atau
Tahun 1975
sumber radiasi lainnya
4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun
Penerapan Sistem Manajemen
2012
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
C. Menakertran
Syarat-syarat K3 dalam pemakaian
1. Permenaker RI. No. Per
Dasar Hukum Tentang
05/Men/1978 lift listrik untuk pengangkutan orang
& barang
2. Permenaker RI No. Per 01/Men/1980 Keselamatan dan kesehatan kerja
3. Permenaker RI No. Per 02/Men/1980 pada konstruksi bangunan
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
4. Permenaker RI No. Per 04/Men/1980 dalam penyelenggaraan
keselamatan kerja
5. Permenaker RI No. Per 02/Men/1983 Syarat-syarat pemasangan dan
6. Permenaker RI No. Per 02/Men/1983 pemeliharaan alat pemadam api
7. Permenaker RI No. Per 03/Men/1983 ringan
8. Permenaker RI No. Per 02/Men/1996
Kewajiban melapor penyakit akibat
9. Permenaker RI No. Per 05/Men/1996
kerja
10. Permenaker RI No. 18 Tahun 2010
Instalasi kebakaran Automatik
11. Permenaker RI No. 13 Tahun 2011
12. Kepmenaker RI. No. 186 Tahun 1999
Pelayanan Kesehatan tenaga kerja
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
Sistim Manajemen Keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3)
Alat pelindung Diri
D. Menteri Kesehatan
Komite K3
1. SK Menkes RI No.
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
852/Menkes/SK/X/1993
Rumah sakit
2. Per Menkes RI No.
Pedoman Keamanan Laboratorium-
1204/Menkes/Per/XI/2004
Mikrobiologi dan Biomedis
3. Kep. Menkes RI No.
Standard Kesehatan dan
1244/Menkes/SK/XII/1994
Keselamatan Kerja di Rumah sakit
4. Kep. Menker RI No.
Pedoman Manajemen Kesehatan
1087/Menkes/SK/VIII/2010
dan Keselamatan Kerja (K3) di
5. Direktorat Bina Kesehatan Kerja
Rumah Sakit
Kementrian Kesehatan RI Tahun
Pengamanan Bahan berbahaya bagi
2012
Kesehatan
Dasar Hukum Tentang
6. Per Menkes RI No.
472/Menkes/Per/V/1996
E. Keputusan Dirjen
Persyaratan Kesehatan lingkungan
1. Keputusan Dirjen P.PM & PLP No.
ruang & bangunan serta fasilitas
HK 00.06.64.44
sanitasi RS
Pengangkutan zat radioaktif
2. Keputusan Dirjen Batan
ketentuan keselamatan kerja
No.03/160/DI/1989
terhadap radiasi
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Organisasi K3RS
Susunan Komite K3RS RS Bhakti Nugraha beserta tugas sesuai jabatan, yaitu:
1. Ketua Komite K3
a. Membuat rencana kerja keselamatan
b. Membuat target keselamatan dan menjamin efektifitas pencapaiannya
c. Mampu memberikan contoh tindakan dan memberikan briefing terkait
keselamatan
d. Memastikan semua karyawan, pasien, pengunjung dan pihak ketiga
memahami kebijakan terkait keselamatan
e. Memastikan dilakukan identifikasi terhadap aspek keselamatan dan
memastikan penilaian tingkat pentingnya serta mekanisme
pengendaliannya
f. Memastikan implementasi dari pengendalian aspek keselamatan di RS
Bhakti Nugraha.
2. Sub. Komite
a. Mengidentifikasi potensial bahaya
b. Mendistribusikan tugas kepada satuan kerja terkait dalam hal keselamatan
c. Memberikan bimbingan dan pengawasan terkait keselamatan
d. Mematuhi peraturan dan ketetapan Rumah Sakit terkait keselamatan
e. Mampu memberikan briefing atau training terkait keselamatan di Seluruh
area rumah sakit
f. Mampu melakukan investigasi insiden
g. Membuat evaluasi kinerja bagian dan satuan kerja terkait keselamatan
4. Semua Pegawai
a. Melaporkan setiap adanya insiden dan potensial bahaya di area kerja dan
area lain yang ditemuinya
b. Melakukan tugas sesuai yang diinstruksikan seperti menyusun
manajemen risiko terkait dengan pekerjaan yang dilakukan
c. Menjaga sarana, lingkungan dan aktifitas kerja yang aman dan selamat
serta menjaga kebersihan lingkungan
d. Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait keselamatan
B. Distribusi Ketenagaan
Kualifikasi
No Nama Petugas/Nama Jabatan Keterangan
Formal
1. Dokter Ketua Tim K3RS/Bersertifikat
K3RS
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
Wakil Keperawatan
4. Wakil Farmasi
5. Wakil Sanitasi
6. Wakil Petugas Laborat
Wakil Instalasi Gizi
Tugas dan fungsi Komite K3RS RS Bhakti nugraha adalah sebagai berikut :
1. Tugas pokok
a. Menyusun rekomendasi untuk bahan pertimbangan direktur RS yang
berkaitan dengan K3RS
b. Komite bertanggung jawab kepada Direktur RS Bhakti Nugraha
c. Menyusun program K3RS
d. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan
prosedur
e. Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis terkait kebijakan, pedoman,
panduan dan standar prosedur operasional keselamatan dan kesehatan
kerja RS Bhakti Nugraha
f. Melaporkan pelaksanaan dan hasil monitoring dan evaluasi tiap kejadian,
maupun berkala tiap bulan dan tahunan kepada direktur RS Bhakti
Nugraha
2. Fungsi
a. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif
b. Pengawasan pelaksanaan program kerja K3RS
c. Membantu direktur dalam upaya manajemen K3, promosi K3, pelatihan dan
penelitian K3 di RS
d. Pengolahan data dan informasi yang berhubungan dengan K3RS
e. Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS
f. Investigator dalam kejadian PAK dan KAK
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Rumah Sakit Bhakti Nugraha merupakan salah satu sarana kesehatan yang
menjadi pilihan masyarakat di wilayah kota Samarinda . Rumah Sakit Bhakti Nugraha
yang dibangun pada areal sekitar …. Ha dan terletak dijalan Basuki Rahmat,
Kelurahan …, Kecamatan …. merupakan Rumah Sakit yang didirikan pada tahun .…
2. Peralatan
Dalam rangka mendukung operasional tim K3 RS Bhakti Nugraha disediakan
berbagai peralatan sebagai berikut :
a. Peralatan yang berhubungan dengan K3, misalnya listrik, penangkal petir,
instalasi USG, instalasi laboratorium, instalasi pengolahan limbah, dan peralatan
medik yang terpelihara dan dalam kondisi siap pakai dilengkapi dengan
sertifikasinya untuk peralatan yang tergolong major compliance
b. Alat pelindung diri yang sesuai dengan lingkungan kerja tersedia dalam jumlah
yang cukup dan dalam kondisi siap pakai.
c. Manual berbahasa Indonesia tentang cara penggunaan peralatan yang mudah
dimengerti dan diletakkan di dekat peralatan sehingga mudah dibaca
d. Perlengkapan keamanan pasien dan rancang bangun telah diupayakan sesuai
ketentuan dan senantiasa diupayakan penyempurnaannya
e. Peralatan pemadam api
RS Islam Jemursari Surabaya telah memiliki fasilitas untuk pengamanan dari
bahaya kebakaran dengan melengkapi hydrant dan APAR.
Standar penggunaan APD di masing-masing unit kerja sebagai berikut :
Sepatu Tertutup
Sarung Tangan
Safety Shoes
Sepatu boot
Apron Plastik
Safety Glass
Face shield
Head Cap
Apron Pb
Film Bod
Ear Muff
Masker
Helmet
No Unit Pelayanan
A. Medis
1 Kamar Operasi √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Kamar Bersalin √ √ √ √ √ √ √
Rawat Inap,
Rawat Jalan,
3 √ √ √ √
IGD, Rawat
intensif
B. Penunjang Medis
1 USG √ √ √
2 Laboratorium √ √ √ √ √
3 Instalasi Gizi √ √ √ √ √
Instalasi
4 Farmasi √ √
C. Non Medis
1 Sanitasi CS √ √ √ √
2 Admin
3 Kesling √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Catatan : Berikan tanda (√) untuk jenis APD yang sesuai dengan jenis pekerjaannya
Lokasi Hydran dan APAR di RS Bhakti Nugraha sebagai berikut :
1
2
3
4
5
Rambu-rambu / tanda-tanda khusus untuk jalan keluar apabila terjadi bencana yang
senatiasa dilengkapi sesuai kebutuhan.
2. Membuat peraturan
Rumah sakit membuat, menetapkan dan melaksanakan standar
operasional (SOP) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan
mengenai K3 yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi, diperbaharui dan
harus dikomunikasikan serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak
yang terkait.
4. Indikator Kinerja
Indikator harus diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang
sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian
SMK3RS.
5. Program K3
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan program K3RS, untuk
mencapai sasaran harus ada monitoring, evaluasi, dan dicatat serta
dilaporkan.
3. Tahap Pelaksanaan
a. Penyuluhan K3 untuk petugas rumah sakit
b. Pelatihan K3RS yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kelompok
di dalam organisasi rumah sakit. Fungsinya memproses individu dengan
perilaku tertentu agar berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan
sebelumnya sebagai produk akhir dari pelatihan
c. Melaksanakan program K3RS sesuai dengan peraturan yang berlaku
diantaranya :
1) Penyediaan APD
2) Pemeriksaan kesehatan petugas (berkala dan khusus)
3) Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat
4) Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatannya
5) Pengobatan pekerja yang menderita sakit
6) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur, melalui
monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada
7) Melaksanakan biological monitoring
4. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi K3RS di Rumah Sakit RS Bhakti Nugraha
merupakan salah satu fungsi manajemen K3 untuk menilai proses kegiatan
K3RS, serta menilai efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dalam mencapai tujuan
yang diterapkan. Pemantauan dan evaluasi meliputi :
a. Pencatatan dan pelaporan K3 yang terintegrasi ke dalam sistem pelaporan
rumah sakit.
b. Inspeksi dan pengujian
Inspeksi K3RS merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3RS
secara umum dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di lingkungan rumah
sakit dilakukan secara berkala, sehingga kejadian penyakit akibat kerja
(PAK) dan kecelakaan akibat kerja (KAK) dapat dicegah sedini mungkin.
Kegiatan lain yang dilakukan yaitu pengujian baik terhadap lingkungan
maupun pemeriksaan terhadap pekerja yang beresiko.
c. Pelaksanaan Audit K3RS
Audit K3RS meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,
karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,
pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan
pengendalian.
Tujuan audit K3RS yaitu :
1) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
2) Memastikan dan menilai pelaksanaan pengelolaan K3RS sesuai
ketentuan
3) Menentukan langkah pengendalian bahaya potensial serta
pengembangan mutu.
d. Perbaikan dan pencegahan hasil temuan audit diidentifikasi dan dinilai
resikonya untuk direkomendasikan kepada manajemen.
e. Secara berkesinambungan manajemen melakukan tinjauan ulang dan
peningkatan perencanaan untuk menjamin kesesuaian serta efektifitas
pencapaian kebijakan dan tujuan K3.
BAB V
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Instalasi farmasi rumah sakit merupakan unit pelaksana fungsional yang
bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
secara menyeluruh di rumah sakit dengan ruang lingkup pengelolaan
perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik dan produksi perbekalan farmasi
yang aman untuk petugas dan lingkungan rumah sakit.
Risiko Keselamatan Kerja di Instalasi Farmasi antara lain :
1. Luka karena pecahan obat dengan kemasan ampul,vial atau botol
2. Alergi atau ISPA karena serbuk obat saat proses racikan
3. Gangguan Penglihatan karena efek komputer (proses penginputan
harga)
4. Jatuh karena ruangan yang sempit sehingga kaki tersandung/tersangkut
kursi atau benda lain
5. Iritasi karena cairan konsentrasi pekat
6. Kebakaran karena adanya obat-obat yang mudah terbakar
7. Tertular penyakit pasien karena bersentuhan maupun berbicara
berhadapan dengan pasien baik pada saat penyerahan obat maupun
Asuhan Kefarmasian
8. Tertimpa kardus obat saat pengelolaan obat-obatan
9. Gastritis akibat sering telat makan karena melayani pasien yang banyak
saat jam makan.
B. Tujuan
Terlaksananya kesehatan dan keselamatan kerja di instalasi farmasi
rumah sakit agar tercapai pelayanan kefarmasian dan produktivitas kerja yang
optimal.
C. Tata Laksana
1. Petugas farmasi menggunakan alat pelindung diri (APD) pada saat
menyiapkan, melayani obat, diantaranya:
a. Sendok obat untuk mengambil obat.
b. Masker
c. Sarung tangan
d. Desinfektan pencuci tangan
2. Depo dan gudang farmasi dilengkapi dengan alat pemadam piringan (APAR)
dan serta wastafel.
3. Meja dan kursi penyiapan,pelayanan farmasi dipilih
yang bersifat ergonomis.
4. Gudang penyimpanan bahan berbahaya dan beracun dilengkapi dengan
label bahan berbahaya dan beracun.
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU
Bentuk evaluasi pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja, yaitu sebagai berikut :
1. Catatan harian/register kejadian yang berhubungan dengan K3RS
2. Laporan bulanan
3. Laporan semesteran
4. Laporan tahunan
Sistem pencatatan dan pelaporan program keselamatan kerja, kebakaran dan
kewaspadaan bencana akan disebarluaskan kepada pihak-pihak internal maupun
ekternal Rumah Sakit Bhakti Nugraha.
BAB VII
PENUTUP
LAMPIRAN : RAMBU K3
40 cm
7 cm
HYDRANT
35cm
35 cm
7,5 cm
CATATAN :
KODE ARTI