Anda di halaman 1dari 26

PROGRAM

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3RS )


RUMAH SAKIT Dr. KARIADI

RSUP Dr. KARIADI


SEMARANG
2015
DIREKTUR UTAMA RSUP Dr. KARIADI
KEPUTUSAN
NOMOR :

TENTANG
PROGRAM KESELAMATAN DAN KESELAMATAN KERJA
TIM K3RS

DI RSUP Dr. KARIADI


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR UTAMA RSUP Dr. KARIADI

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUP


Dr. Kariadi, maka diperlukan kebijakan tentang Program
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja yang memenuhi
persyaratan dan standar yang benar
b. bahwa agar kebijakan Program Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja yang memenuhi persyaratan dan standar
yang benar di RSUP. Dr. Kariadi dapat terlaksana dengan
baik, maka diperlukan adanya kebijakan Direktur RSUP. Dr.
Kariadi sebagai landasan bagi penyelenggaraan Program
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja yang memenuhi
persyaratan dan standar yang benar di RSUP. Dr. Kariadi
Semarang.
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu
ditetapkan Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
yang memenuhi persyaratan dan standar yang benar di
RSUP. Dr.Kariadi dengan Keputusan Direktur RSUP Utama.
RSUP. Dr. Kariadi.

Mengingat : 1. Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

2. Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.

ii
Rev.00
3. Undang-Undang R I No. 28 tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung.

4. Undang-Undang N0 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

dan pengelolaan lingkungan

5. UU no 10 tahun 1997 tentang ketenaga nukliran


6. Kepmenkes No. 394 tahun 2001, tentang Instistusi Penguji
Swasta

7. 13. Permenkes No. 1184 tahun 2001, tentang Pengamanan


Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan RT

8. PP No 18 th 1999 jo PP no 85 tahun 1999 tentang


Pengelolaan limbah B3

9. Kepmenkes No 432 / menkes / sk / 4 / 2007 tentang


Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit.

10. Peraturan umum instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.


11. Standar, International Electric Comite (IEC) dan Standar
Listrik Indonesia (SLI).

12. Kepmenkes No.438 tahun 1995, tentang pengelolaan air


bersih.

13. Peraturan Dinas Pertambangan mengenai Penggunaan Air


Bawah Tanah. Permenkes No.1408 tahun 2004 tentang
Persyaratan kesehatan lingkungan RS

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI
RSUP Dr. KARIADI
Kedua : Kebijakan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penerapan Program Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di RSUP Dr. Kariadi dilaksanakan oleh

iii
Rev.00
Direksi, Direktur Umum, Instalasi Pemeliharaan Sarana &
Sanitasi, Instalasi Farmasi, Tim Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, Tim Bencana, Tim Proteksi Radiasi
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal

DIREKTUR UTAMA RSUP Dr.


KARIADI

Dr. Bambang Wibowo, SpOG (K)


NIP. 196108201988121001

iv
Rev.00
DAFTAR ISI

Keputusan Direktur Utama ............................................................................ ii


Daftar Isi ....................................................................................................... v
Kata Pengantar ............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................


1. Latar Belakang ......................................................................... 1
2. Tujuan ...................................................................................... 1
3. Ruang Lingkup ......................................................................... 2
4. Dasar Hukum ........................................................................... 2

BAB II KETENTUAN-KETENTUAN .........................................................


1. Pengertian ................................................................................ 4
2. Pengorganisasian .................................................................... 5

BAB III PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA.............


1. Fasilitas fisik.............................................................................. 7
2. Bahan berbahaya dan beracun................................................. 7
3. Penanganan kebakaran............................................................ 8
4. Peralatan medis......................................................................... 8
5. Sistem utilitas ............................................................................ 9
6. Pemeriksaan lingkungan ........................................................... 9
7. Pemeriksaan kesehatan dan APD........................................... 9

BAB IV INDENTIFIKASI DAN PELAKSANAAN


1. Keselamatan fasilitas dan keamanan........................................ 10
2. Pengelolaan B3.......................................................................... 11
3. Pencegahan kebakaran............................................................. 12

v
Rev.00
4. Peralatan medis......................................................................... 14
5. Sistem utilitas............................................................................. 15
6. Pengelolaan lingkungan............................................................. 17

BAB V PENUTUP...................................................................................... 19

KATA PENGANTAR

Program Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan perencanaan


yang dibuat untuk dilaksanakan dalam menjamin keselamatan bagi pasien,
pengunjung, staf dan pihak independen yang melakukan aktifitas di RSUP Dr.
Kariadi Semarang, dari hal-hal buruk dan atau merugikan yang dapat terjadi selama
berjalannya pelayanan kesehatan di RSUP. Dr. Kariadi. Program Tim Kesehatan
dan Keselamatan Kerja ini merupakan perencanaan penanganan sarana dan
prasarana yang digunakan menunjang pelayanan rumah sakit dan fungsi rumah
sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan, baik pada saat keadaan normal atau
pada saat terjadi keadaan darurat atau emergensi.
Perencanaan program Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja memberikan
keamanan dan keselamatan bagi pasien, pengunjung, staf dan pihak independen di
area rumah sakit Dr. Kariadi, dalam mencegah, mengurangi serta menanggulangi
kebakaran dan melakukan evakuasi, saat terjadi bencana internal maupun bencana
eksternal di sekitar rumah sakit.

vi
Rev.00
vii
Rev.00
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kawasan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang merupakan suatu lingkungan
area publik dimana di dalamnya terdapat komponen manusia, mesin, bangunan dan
peralatan lain sehingga dalam aktivitasnya mempunyai potensi terjadi kecelakaan akibat
dari penggunaan sarana dan prasarana baik medis dan non medis.
Pelayanan kesehatan dewasa ini tidak lepas dari penggunaan fasilitas fisik, medis, dan
peralatan lainnya yang harus di kelola secara efektif oleh sumber daya manusia yang
kompeten. Tujuan dari program managemen fasilitas dan keselamatan yaitu mengurangi
dan mengendalikan bahaya dan resiko ;, mencegah kecelakaan dan cedera ; dan
memelihara kondisi yang aman
Oleh karena itu semua sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Kariadi memerlukan perawatan atau pemeliharaan secara terjadwal untuk menjaga
keselamatan dan keamanan pasien dan keluarganya, staf, dan pengunjung dari kecelakaan
akibat fasilitas fisik, prasarana medis dan non medis , juga dalam mencegah dan
menanggulangi kebakaran dan bencana lainnya serta evakuasi ketempat yang aman.
Sehubungan hal tersebut perlu disusun suatu program kerja Tim K3 bagi semua pihak
yang terlibat dalam kegiatan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi agar fasilitas fisik,
peralatan medis dan medis, maupun sistim utilitas dikelola secara baik sesuai peraturan
yang berlaku.

B. TUJUAN
1. Memperbaiki dan meningkatkan standar Fasilitas Pelayanan di RSUP. Dr. Kariadi
Semarang sesuai standar Managemen fasilitas dan Keselamatan berdasarkan
ketentuan peraturan pemerintah atau standar peraturan-peraturan internasional.
2. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan keselamatan petugas di
lingkungan RSUP. Dr. Kariadi Semarang, baik fisik, mental, maupun kesejahteraan
sosialnya.
3. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang dapat diakibatkan oleh keadaan
atau kondisi lingkungan kerjanya.
4. mencegah timbulnya gangguan fisik dan psikis pekerja yang diakibatkan lingkungan
kerja yang tidak nyaman, dan tidak ergonomiknya fasilitas pelayanan.
5. Menjamain keselamatan pasien, pengunjung, dan pihak independen yang ikut terlibat
dalam pelayanan dilingkungan rumah sakit.
C. RUANG LINGKUP
Dalam mencapai stadar pelayanan klinis rumah sakit, untuk fasilitas dan kegiatan-kegiatan
rumah sakit, maka disusunlah program atau rencana tertulis yang meliputi enam bidang,
yaitu :
1. Keselamatan dan Keamanan
Keselamatan : Bangunan, wilayah, dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan
bahaya atau resiko bagi pasien, staf, atau pengunjung.
Keamanan : Perlindungan dari kerugian, kerusakan, gangguan, atau akses dari
penggunaan oleh pihak yang tidak berwenang
2. Bahan berbahaya, mulai dari penanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan
radioaktif dan lainnya dikendalikan, dan limbah berbahaya ditangani secara aman.
3. Managemen keadaan darurat, yaitu respon terhadap epidemi, bencana, dan keadaan
darurat direncanakan dan dijalankan secara efektif.
4. Penanganan kebakaran, yaitu properti dan para penghuni rumah sakit di lindungi
dari bahaya kebakaran dan asap.
5. Peralatan medis, yaitu peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan dengan cara
sedemikian rupa agar mengurangi resiko
6. Sistem utilitas, yaitu listrik , air, dan sistem utilitas lainnya dipelihara sehingga resiko
kegagalan dalam kegiatan kerja dapat diminimalkan.

D. DASAR HUKUM
1. Undang – Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang – Undang No. 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung
4. Undang-Undang N0 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan
5. UU no 10 tahun 1997 tentang ketenaga nukliran
6. Kepmenkes No. 394 tahun 2001, tentang Instistusi Penguji Swasta
7. Permenkes No. 1184 tahun 2001, tentang Pengamanan Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan RT
8. Kepmenkes No. 394 tahun 2001, tentang Instistusi Penguji Swasta
9. Permenkes No. 1184 tahun 2001, tentang Pengamanan Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan RT
10. PP No 18 th 1999 jo PP no 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan limbah B3
11. Kepmenkes No 432 / menkes / sk / 4 / 2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di
Rumah Sakit.
12. Peraturan umum instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.

2
Rev.00
13. Standar, International Electric Comite (IEC) dan Standar Listrik Indonesia (SLI).
14. Kepmenkes No.438 tahun 1995, tentang pengelolaan air bersih.
15. Peraturan Dinas Pertambangan mengenai Penggunaan Air Bawah Tanah.
Permenkes No.1408 tahun 2004 tentang Persyaratan kesehatan lingkungan RS

3
Rev.00
BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN

A. PENGERTIAN
- Fasilitas kesehatan adalah tempat dimana pelayanan kesehatan dilaksanakan,
yaitu terdiri dari sarana gedung, prasarana gedung, peralatan medik dan non
medik.
- Pemeliharaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan,
mempertahankan, dan mengembalikan fungsi sarana dan prasarana rumah
sakit dalam kondisi baik, aman dan siap pakai.
- Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa baik eksternal maupun
internal, yang disebabkan oleh alam atau manusia yang mengakibatkan korban
dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,
kerusakan sarana, dan prasarana umum yang memerlukan pertolongan dan
bantuan secara khusus.
- Evakuasi adalah langkah yang diambil dalam pengungsian atau pemindahan
korban dari tempat yang berbahaya, ketempat yang aman.
- Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah setiap bahan yang karena sifat
atau konsentrasinya, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan / atau merusakkan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya.
- Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3
- Pengamanan lingkungan rumah sakit adalah langkah-langkah yang dilakukan
untuk memberikan perlindungan kepada manusia darii kekerasan, harta, dan
kecelakaan fisik
- Peralatan medis adalah peralatan yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dalam mendiagnosa maupun mengobatii (therapi) dan atau untuk
menilai parameter medis pasien baik menggunakan kontrol elektronik maupun
kontrol manual
- Peralatan utilitas adalah penunjang sarana yang digunakan dalam proses
pelayanan kesehatan dirumah sakit, seperti listrik, air, gas medis, sistem
ventilasi, sistim transfortasi, dan sistem penunjang lainnya
- Peralatan penanggulangan kebakaran adalah peralatan yang digunakan
untuk mendeteksi, mencegah dan menanggulangi kebakaran, seperti alarm
kebakaran, splinker, apar, hidran dll.

4
Rev.00
- Pendidikan staf adalah langkah-langkah pelatihan yang dilaksanakan untuk
menjamin dan atau meningkatkan kompetensi staf, serta menguji pengetahuan
staf sebagai jaminan kompetensi staf sesuai tupoksi pekerjaannya

B. PENGORGANISASIAN
1. Tim Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) RSUP Dr. Kariadi
• Merencanakan / merekomendasikan pengelolaan keselamatan fasilitas rumah
sakit dan semua kegiatan yang berhubungan dengan pencegahan, pemenuhan
perlengkapan pencegah kebakaran dan penanggulangan kebakaran di RSUP Dr.
Kariadi.
• Merencanakan pemeriksaan kesehatan seluruh staf rumah sakit dan
mengevaluasinya.
• Mengindentifikasi adanya potensi bahaya yang berkaitan penggunaan sarana
prasarana.
• Merencanakan perlengkapan pelindung diri demi keamanan kerja staf, sesuai
potensi bahaya yang dimilikinya.
• Merekomendasikan pengelolaan / penggunaan bahan B3, meliputi pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, pemakaian, dan penanganan bila terjadi
tumpahan.
• Melakukan evaluasi dan merekomendasikan perubahan jalur dan area evakuasi
sesuai perkembangan atau perubahan situasi rumah sakit
• Merekomendasikan / menentukan titik kumpul yang aman bila terjadi bencana.
• Melaksanakan pelatihan atau sosialisasi penggunaan APAR dan perlengkapan
pencegah kebakaran, serta sosialisasi jalur evakuasi dan area evakuasi.
• Melaksanakan safety patrol untuk melakukan identifikasi dan evaluasi area
berbahaya di lingkungan rumah sakit.
• Mengindetifikasi area potensi terjadinya kebakaran dan mengevaluasi penyebab
terjadinya kebakaran, korban, serta kerugian yang terjadi.
2. Instalasi Pemeliharaan Sarana & Sanitasi
• Menginsfeksi / memeriksa dan memelihara fasilitas sarana dan prasarana rumah
sakit.
• Merencanakan dan meningkatkan atau penggantian sistem-sistem utilitas dan
sistem utama rumah sakit.
• Merencanakan pemeliharaan dan kalibrasi peralatan medis
• Merencanakan pemeliharaan peralatan non medis, sistem utilitas, dan sistem
utama lainnya

5
Rev.00
• Menjamin layak pakainya sarana prasarana rumah sakit, serta keamanannya
dalam mendukung pelayanan klinis di rumah sakit
• Menyelenggarakan penggunaan sarana, prasarana, dan peralatan sesuai
peraturan yang berlaku
3. Bagian Umum
• Menyelenggaraan / mengelola dokumen inventaris sarana, prasarana, dan
peralatan, seperti perijina, sertifikat pengujian, dan asset rumah sakit
• Menyelenggarakan pemenuhan kebutuhan suku cadang pemeliharaan berkoordinasi
dengan Instalasi Pemeliharaan Sarana & Sanitasi
• Melakukan evaluasi asset rumah sakit sesuai perkembangan rumah sakit, meliputi
gedung dan peralatan medis dan penunjang lainnya.
• Penyelenggaraan bahan habis pakai katagori B3 ke rumah tangga an
4. Instalasi Farmasi
 .Menyelenggarakan / merencanakan kebutuhan bahan berbahaya dan
beracun (B3) sesuai kebutuhan pelayanan, serta pendistrubusiannya.
 Menyelenggarakan / merecanakan kebutuhan gas medis rumah sakit, serta
mengevaluasinya sesuai peraturan yang berlaku
5. Bagian Diklit, Instalasi Diklat, Dan Bagian Personalia (SDM)
 Merencanakan peningkatan pendidikan SDM atau pelatihan kompetensi SDM
sesuai kebutuhan
 Mengevaluasi kompetensi staf
 Melaksanakan edukasi keselamatan dan penanganan bencana

6
Rev.00
BAB III
PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

III.1. Keselamatan Fasilitas Dan Keamanan


Maksud dan tujuan program keselamatan dan keamanan, adalah pemimpin rumah sakit
menggunakan sumber daya yang ada untuk menyediakan fasilitas yang aman, efektif
dan efisien. Untuk menciptakan fasilitas perawatan pasien yang aman dan mendukung,
perencanaan dan pencegahan penting untuk dilakukan. Semua rencana dapat efektip
bila rumah sakit menyadari semua resiko yang ada dalam fasilitas, termasuk
keselamatan, seperti penanganan kebakaran, serta resiko keamanan.
Program keselamatan dan keamanan bertujuan untuk mencegah kecelakaan dan cedera
; untuk menjaga kondisi yang aman dan terlindung bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung; dan untuk mengurangi atau mengendalikan bahaya dan resiko. Hal ini
penting selama masa kontruksi atau renovasi. Selain itu untuk menjamin keamanan
semua staf, pengunjung, vendor, dan lainnya seperti keamanan tempat penyimpanan
bayi yang baru dilahirkan.
Hal ini dilakukan dengan menyusun Rencana Perbaikan Fasilitas (Facility Improvement
Plan), yang mencakup inspeksi menyeluruh terhadap fasilitas, perabotan rusak yang
dapat melukai, hingga lokasi-lokasi yang memungkinkan orang terjebak saat kebakaran.
Inspeksi berkala didokumentasikan dan digunakan untuk membantu merencanakan dan
melaksanakan perbaikan

III.1.1. Program keselamatan Fasilitas Fisik Rumah Sakit Dan Keamanan


- Program monitoring yang menjamin keselamatan dan keamanan fasilitas fisik,
termasuk monitoring dan pengamanan area yang diindetifikasikan sebagai area
beresiko.
- Program monitoring, efektif untuk mencegah cidera dan mempertahankan kondisi
aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
- Program monitoring meliputi keselamatan dan keamanan selama pembangunan
dan renovasi.
- program monitoring Unit independen dilingkungan fasilitas pelayanan harus
mematuhi program keselamatan.
- program memonitor Jalur evakuasi dan tangga darurat terpenuhi bila terjadi
keadaan darurat kebakaran ataupun bencana.

7
Rev.00
III.2. Pengelolaan Bahan B3
Rumah sakit sebagai industri pelayanan kesehatan, tidak lepas dari banyaknya
penggunaan bahan-bahan dalam katagori B3 , sehingga rumah sakit harus dapat
mengindetifikasi dan mengontrol bahan berbahaya dan limbahnya sesuai rencana.
Bahan berbahaya dan limbahnya meliputi bahan kimia, bahan khemotherapi, bahan
radioaktif, gas berbahaya dan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku, meliputi :
- Inventarisasi bahan berbahaya dan limbahnya.
- Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan berbahaya.
- Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure) dan inciden lainnya
- Pembuangan limbah bahan berbahaya yang sesuai ketentuan.
- Peralatan dan prosedur perlindungan yang sesuai selama menggunakan, tumpahan
( spill) atau paparan.
- Dokumentasi, meliputi ijin dan perijinan dan ketentuan lainnya
- Pemasangan label sesuai dengan bahan berbahaya dan limbahnya.

III.2.1. Program Bahan Berbahaya Dan Beracun


- Program mengindetifikasi bahan-bahan dan limbah berbahaya dan memiliki daftar
yang masih berlaku mengenai semua bahan-bahan tersebut dalam rumah sakit.
- Rencana untuk menangani, menyimpan, dan menggunakan bahan berbahya dan
limbah berbahaya yang aman diterapkan dan dilaksanakan.
- Rencana untuk pelaporan dan penyelidikan tumpahan, paparan dan inciden lainnya
ditetapkan dan dilaksanakan.
- Rencana untuk penanganan limbah dalam rumah sakit yang tepat dan pembuangan
limbah yang berbahaya dengan cara yang aman dan sesuai undang-undang
diterapkan dan dilaksanakan.
- Rencana untuk penanganan limbah dalam rumah sakit yang tepat dan pembuangan
limbah yang berbahaya dengan cara yang aman dan sesuai undang-undang
ditetapkan dan dilaksanakan
- Rencana untuk peralatan dan prosedur dan prosedur pelindung yang tepat selama
penggunaan, tumpahan, atau paparan ditetapkan dan dilaksanakan.
- Rencana untuk dokumentasi persyaratan, termasuk surat izin, lisensi, atau
persyaratan peraturan lainnya, ditetapkan dan dilaksanakan
- Rencana untuk pemberian label bahan-bahan dan limbah berbahaya ditetapkan
dan dilaksanakan.
- Apabila terdapat unit independen milik perorangan dalam fasilitas perawatan pasien
yang akan di survey, rumah sakit memastikan bahwa unit tersebut unit tersebut
mematuhi rencana bahan-bahan berbahaya.

8
Rev.00
III.3. Pencegahan Kebakaran
Bahaya kebakaran merupakan resiko yang selalu hadir dalam organisasi pelayanan
kesehatan. Rumah sakit merencanakan bagaimana rumah sakit menjaga penghuninya
agar aman bila terjadi kebakaran atau asap.
Rencana meliputi :
 Mencegah kebakaran dengan mengurangi resiko, seperti penyimpanan dan
penanganan bahan-bahan berpotensi mudah terbakar secara aman, termasuk
gas-gas medis oksigen yang mudah terbakar;
 Menangani bahaya yang terkait dengan kontruksi yang berdekatan dengan
bangunan yang ditempati pasien;
 Menyediakan jalan keluar yang aman dan tidak terhalang apabila terjadi
kebakaran;
 Menyediakan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti : detektor asap, alarm,
alarm kebakaran, dan patroli kebakaran;
 Menyediakan mekanisme pemadam api, seperti : selang api, bahan kimia
pemadam api, atau sistem sprinkler.

III.3.1. Program Pecegahan Kebakaran


- Merencanakan program Monitoring untuk memastikan bahwa semua penghuni
fasiltas rumah sakit selamat dari bahaya api, asap, atau keadaan darurat non
kebakaran lainnya dan dilakukan secara terus menerus melalui progran safety patrol.
- Program monitoring unit independen milik perorangan dalam fasilitas rumah sakit
mematuhi rencana penanganan kebakara,
- Program pengurangan resiko kebakaran.
- Program assesmen resiko kebakaran pada proyek pembangunan renovasi atau
kontruksi yang bangunannya berada di dalam atau berdekatan dengan fasilitas
rumah sakit.
- Program pemenuhan fasilitas deteksi dini dan asap, juga meliputi pengurangan api
dan pengurangan asap.
- Program monitoring deteksi dan pengurangan api di inspeksi, di uji, dan dipelihara.
- Program pelatihan Staf untuk dapat berfartisifasi dalam rencana penangana
kebakaran dan asap.
- Program Semua staf berpartisipasi dalam simulasi penanganan kebakaran dan
asap tiap tahunnya.
- Program pelatihan evakuasi, sehingga Staf dapat mendemontrasikan bagaimana
cara menyelamatkan pasien.

9
Rev.00
- Program monitoring, Inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan peralatan, dan sistem
didokumentasikan.
- Program monitoring dan mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur untuk
melarang atau membatasi merokok.

III.4. Peralatan Medis


Maksud dan tujuan untuk menjamin ketersediaan dan laik pakainya peralatan medis,
rumah sakit :
 Melakukan inventarisasi peralatan medis.
 Melakukan pemeriksaan secara berkala peralatan medis.
 Uji coba peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan.
 Melaksanakan pemeliharaan preventif
 Kegagalan alat yang berakibat KTD terhadap pasien terdokumentasi.
Kegiatan ini dilakukan oleh staf yang berkualitas. Pemeriksaan dan Uji coba peralatan
medis dilakukan saat baru dan seterusnya sesuai umur dan ketentuan / intruksi pabrik,
serta terdokumentasikan dengan baik. Proses pemeliharaan digunakan untuk
membantu rencana penggantian, perbaikan /peningkatan.

III.4.1. Program Peralatan Medis


- Program Monitoring Peralatan medis dikelola di seluruh rumah sakit dan di
inventarisasi, serta di inspeksi secara berkala.
- Program monitoring pemeliharaan preventive.
- Program monitoring kalibrasi peralatan medis sesuai peraturan yang berlaku
- Program monitoring bila terjadi kecelakaan kerja akibat pemakaian peralatan medis
- Program monitoring perijinan dan sertifikat terkait penggunaan peralatan di rumah
sakit.

III.5. Sistem Utilitas


Sumber air dan listrik dalam perawatan pasien baik rutin maupun mendesak, harus
tersedia 24 jam dalam seharí dan setiap hari dalam seminggu. Dengan demikian
sumber air bersih dan daya listrik Sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
perawatan pasien, sehingga perlunya digunakan sumber-sumber reguler dan sumber
alternatif dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Untuk mempersiapkan terjadinya keadaan darurat, maka rumah sakit mempersiapkan
mekanisme, seperti :

10
Rev.00
 Mengindentifikasi peralatan, sistem dan lokasi yang paling beresiko bagi pasien
dan staff.
 Mengakses dan meminimalkan resiko kegagalan sistem utilitas pada area
tersebut.
 Merencanakan sumber-sumber listrik dan air bersih darurat bagi area-area
tersebut.
 Menguji ketersediaan sumber listrik dan air darurat dan mendokumentasikan
hasil uji.
 Pengujian sumber listrik dan sumber air darurat dilakukan pengujian minimal
satu tahun sekali atau lebih jika diatur oleh undang-undang, peraturan lokal
atau karena kondisi dari sumber listrik atau sumber air. Dan pengujian
ditingkatkan, bila :
- ada perbaikan system air yang berulang-ulang;
- Sering terjadi kontaminasi sumber air;
- Jaringan listrik tidak bias diandalkan;
- Listrik pada terjadi berulang-ulang dan tidak terduga.
Pengoperasian sistem utilitas lainnya, seperti sistem pembuangan, ventilasi, gas medis,
dan sistem utama lainnya dilakukan secara aman, efektif dan efisien di rumah sakit
merupakan hal penting bagi keselamatan pasien. Sebagai contoh kontaminasi limbah
pada area penyiapan makanan, ventilasi yang tidak memadai di laboratorium klinis,
silinder-silinder oksigen yang tidak diamankan, sewaktu penyimpanan, jalur / instalasi
oksigen yang bocor atau jalur / instalasi listrik yang terkoyak semua akan berpotensi
menimbulkan bahaya.

III.5.1. Program Sistem Utilitas.


- Program monitoring sistem utilitas, gas medis, ventilasi, dan sistem utama lainnya
dindentifikasi dan inspeksi serta dipelihara secara berkala.
- Program monitoring Mutu air secara berkala, terutama air yang digunakan dalam
diálisis ginjal kronis di uji secara berkala.
- Program monitoring limbah cair agar sesuai persyaratan peraturan lingkungan hidup
- Program monitoring limbah padat di unit pelayanan, terutama untuk limbah medis
dan limbah inpeksi

III.6. Program Pengelolaan Lingkungan


Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus dapat menjamin bahwa apa
yang dilakukan baik pada pelayanan klinis, maupun penggunaan sistem penunjang

11
Rev.00
pelayanan tidak berdampak buruk bagi staf, pasien dan pengunjung, maupun bagi
lingkungan sekitar rumah sakit berada.
Pengelolaan lingkungan meliputi :
- Pengelolaan limbah padat medis
- pengelolaan limbah padat beracun
- Pengelolaan limbah padat domestik
- Pengelolaan limbah padat inspeksius
- Pengelolaan pest control
- Pengelolaan limbah cair dan pantauan baku mutunya
- Pengelolaan air bersih dan pantauan baku mutunya
- Pengelolaan kebersihan udara dan kebisingan

III.6. Pemeriksaan Kesehatan dan APD


- Program pemeriksaan kesehatan staf mulai staf bekerja dan secara berkala setiap
tahunnya
- Program pemenuhan dan penggunaan Alat Pelindung Diri sesuai aktivitas dan sifat
pekerjaan di unit kerja
- Monitoring kejadian kecelakaan kerja tertusuk jarum, dan pencegahan penyakit
akibat kerja

12
Rev.00
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN PELAKSANAAN
PRIORITAS PROGRAM K3RS

IV.1.1. Indetifikasi Masalah keselamatan fasilitas dan keamanan, Yaitu :


1. Safety patrol belum berjalan dengan baik.
2. Peraturan kesehatan & keselamatan kerja area kontruksi atau renovasi belum
sepenuhnya ditaati oleh kontraktor pelaksana, seperti pemasangan tabir atau pembatas
di area renovasi dan pemakaian APD.
3. Belum ada sertifikat atau rekomendasi dari dinas terkait dengan pemeriksaan struktur
gedung sesuai peraturan yang berlaku.
4. Area terbatas dan rawan belum dilakukan pengamanan dengan baik, dan pemenuhan
pemasangan kunci-kunci elektronik (finger spot) dan CCTV perlu di evaluasi, untuk
mengatur siapa yang mempunyai akses ke ruangan tersebut, seperti : ruang bayi, ruang
server, ruang CM, dll.
5. Masih banyak kerusakan fasilitas fisik masih ada dibeberapa area rumah sakit yang
diindentifikasi dapat menimbulkan bahaya bagi pasien maupun pengunjung, seperti
kebocoran, pelapukan, Keramik pecah dll.

IV.1.2. PrioritasProgram Keselamatan dan Keamanan Tahun 2014

N
o Item Program Bulan
Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De
n b r r i n l s p t p s

1 Safety Patrol        

Review Finger spot &


2 CCTV    

Review sistem pemel.


3 Fisik        

IV.2.1. Indetifikasi masalah penanganan B3, yaitu :


1. Belum semua bahan B3 ter inventori dengan baik di unit pelayanan
2. Daftar inventori limbah B3 belum ter inventori dan tempat penyimpanan dan
pembuangannya belum terkoordinasi dengan baik.
3. Protap pengelolaan B3 dan penanganan bila terjadi tumpahan masih harus
disempurnakan dan disosialisasikan.

13
Rev.00
4. Sertifikat dan ijin penggunaan radioaktif harus selalu di evaluasi terkait paparan
radiasinya serta masa berlakunya ijin pemakaian peralatan radiasi pengionnya.
5. Perlengkapan APD pengelolaan bahan B3 dan limbahnya masih belum terpenuhi.
6. Perijinan lokasi penyimpanan limbah B3 belum dimiliki
7. Kebutuhan MSDS dan label bahan B3 belum tercukupi, terutama pada unit-unit
pengguna (Farmasi, rawat Inap)
8. Data-data investigasi tumpahan, radiasi bocor, dan limbah B3 belum tercatat dengan
baik.
9. Edukasi pengelolaan bahan B3 pada pihak independen belum disosialisasikan,
termasuk edukasi protap penaganan radiasi pengion perlu disosialisasikan.
10. Update atau akurasi alat ukur paparan radiasi harus selalu dilakukan dan
pengukuran paparan radiasi bocor perlu di evaluasi

IV.2.2. Prioritas Program Penaganan B3 Tahun 2014

N
o Item Program Bulan
Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De
    n b r r i n l s p t p s
                           
Review daftar B3 RS
1                        
                           
Review perijinan pes.
2 Radiasi                        
                           
Pemeriksaan TPS B3
3                        
                           

IV.3.1. Indentifikasi Masalah Penanganan Kebakaran, yaitu :


1. Penggunaan kompor gas diruang pelayanan masih ditemukan.
2. Masih ditemukannya perokok didalam lingkungan rumah sakit, baik yang dilakukan
oleh staf maupun pengunjung rumah sakit
3. Penggunaan gas medis sentral disetiap ruang pelayanan yang mengalami
kebocoran.
4. Penggunaan gas elpiji dengan kapasitas yang cukup besar di dapur gizi.
5. Penggunaan daya listrik yang cukup besar di lingkungan pelayanan rumah sakit dan
di unit-unit pelayanan, dan panel listrik yang sudah lama terpasang.

14
Rev.00
6. Adanya pembangunan gedung baru/pekerjaan kontruksi atau renovasi, dimana
pekerjanya merokok dan bahan-bahan yang berpontensi menimbulkan kebakaran,
seperti generator las.
7. Adanya penggunaan bahan bakar bensin atau solar dengan kapasitas yang cukup
besar, dan bahan mudah menyala didekat unit pelayanan.
8. Belum terpenuhinya atau hilangnya petunjuk arah evakuasi dan arah ke luar (exit), di
lokasi pelayanan
9. Belum terpenuhinya jumlah APAR sesuai regulasi.
10. Belum semua Staf, dan pihak independen mengerti tentang APAR dan cara
penggunaannya, serta tanggung jawab mereka bila terjadi kebakaran.
11. Penyimpanan Oksigen belum terikat rantai, sehingga rawan jatuh yang akan
menyebabkan kebocoran.
12. Pengujian jalur evakuasi dan Simulasi evakuasi pasien belum dilaksanakan secara
kontinyu.
13. Tidak semua gedung memiliki perangkat deteksi dini dan area bebas asap.

IV.3.2. Prioritas Program Penanganan Kebakaran tahun 2014


N
o Item Program Bulan
Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De
    n b r r i n l s p t p s
                           
Simulasi kebakaran &
1 evakuasi                        
                           
Pelatihan APAR
2                        
                           
Review uji deteksi dini
3

IV.4.1. Indentifikasi masalah pengelolaan peralatan medis , yaitu :


1. Inventori peralatan medis Belum diperbaharui (upgrade)
2. Dokumen uji fungsi dan uji coba peralatan baru, menjadi dokumen unit pengadaan
barang dan jasa, belum teintegrasi pada dokumen pemeliharaan.
3. Protap pemakaian, pemeliharaan, perbaikan, dan kalibrasi, belum maksimal
4. Peningkatan / revisi data inventory alat, history alat, dan checklist pemeliharaan /
kalibrasi, belum maksimal.
5. Pemenuhan bukti pelaksanaan inspeksi, pemeliharaan pencegahan dan kalibrasi
alat, belum semua terfasilitasi dengan baik.
6. Pemenuhan dokumen sertifikat / perijinan peralatan medis belum konsisten

15
Rev.00
7. Pembuatan protap pemeliharaan, penghapusan, penarikan, dan pengadaan alat
medis perlu di evaluasi.
8. Pendataan dokumen kompentensi staf teknik.
9. Tempat penyimpanan / pemakaian peralatan medis belum semua memenuhi syarat
lingkungan (suhu dan kelembaban, kebersihan dan kestabilan listrik)
10. Penempatan peralatan rusak dan peralatan yang sudah diperbaiki belum dipisahkan
dengan baik

IV.4.2. Prioritas Program Pemeliharaan Peralatan Medis tahun 2014

N
o Item Program Bulan
Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De
    n b r r i n l s p t p s
                           
Review SPO
1 pemeliharaan                        
                           
2 Review hasil pemeliharaan                        
                           
3 Review hasil Kalibrasi                        
                           
4 Review Inventori Alat                        
                           

IV.5.1. Indentifikasi Masalah Sistem Utilitas, yaitu :


1. Kebutuhan listrik reguler (PLN) sudah memiliki kehandalan tinggi, tetapi potensi
terjadinya padam dalam keadaan tidak direncanakan masih mungkin terjadi.
2. Generator listrik sebagai pengganti sumber listrik dalam keadaan darurat, belum
mampu memenuhi kebutuhan listrik seratus persen di rumah sakit.
3. Uninterrup power supply (UPS) di area-area yang memerlukan kehandalan listrik
tinggi, seperti : Instalasi Bedah, Instalasi Gawat Darurat, Haemodialisa, Instalasi Rawat
Instensif, Penyimpanan reagen di laboratorium, penyimpanan obat di Instalasi Farmasi
belum terfasilitasi / rusak.
4. Dibutuhkan Pemetaan kehandalan listrik rumah sakit.
5. Sumber air reguler (PDAM) yang berjumlah 3 (tiga) sumber belum dapat memenuhi
kebutuhan air bersih di rumah sakit.
6. Belum sempurnanya sistem interkoneksi sumber air yang ada untuk mengatasi
keadaan darurat apabila salah satu sumber mengalami masalah / tidak mengalir /
rusak.

16
Rev.00
7. Peningkatan kompetensi staf pemeliharaan alat utilitas perlu dilakukan sesuai
perkembangan teknologi.

IV.5.2. Prioritas Program Sistem Utilitas tahun 2014

N
o Item Program Bulan
Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De
    n b r r i n l s p t p s
                           
Review perijinan lift,
1 boiler,dll                        
                           
Review hasil pemel.
2 Utilitas                        
                           
Review pemetaan gas
3 medis                        
                           
Review peta inst. Listrik
4 & air                        
                           

IV.6.1. Indentifikasi Program Pengelolaan Lingkungan


- Banyaknya limbah rumah sakit baik limbah medis, limbah inspeksius,
maupun limbah domestik yang harus dikelola sesuai peraturan yang berlaku.
- Banyaknya serangga dan kucing yang berkeliaran ataupun berkembang biak
dilingkungan rumah sakit, yang dapat mengganggu jalanya pelayanan
kesehatan.
- Limbah cair yang dihasilkan membutuhkan pengelolaan atau treatmen, agar
limbah yang dialirkan ke saluran publik telah melalui proses dan sesuai
persyaratan baku mutu air limbah
- Penggunaan air bersih dilingkungan harus baik dan bersih, terbebas dari
adanya kandungan bakteri maupun mineral yang tidak dibutuhkan, terutama
pada air yang digunakan untuk Haemodialisis.
- Penggunaan generator set, inceneratos, maupun peralatan sterilisasi sebagai
penunjang pelayanan di rumah sakit mempengaruhi kualitas kebersihan
udara, suhu dan kebisingan yang tinggi, yang perlu di pantau agar tidak
melebihi standar baku mutu yang dipersyaratkan

IV.6.2. Prioritas Program Pengelolaan Lingkungan tahun 2014

17
Rev.00
N
o Item Program Bulan
Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De
    n b r r i n l s p t p s
                           
Review baku mutu limbah
1 cair                        
                           
Review baku mutu air
2 bersih                        
                           
Review pelk. Pest Control
3                        
                           

BAB V
PENUTUP

18
Rev.00
Program Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting untuk menjamin
keselamatan pasien, pengunjung dan staff yang terlibat dalam pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Pengggunaan sarana dan prasarana meningkatkan standar pelayanan
kesehatan, tetapi dapat juga menjadikan terjadinya potensi yang membahayakan terutama
pagi pasien. Rumah sakit juga harus mempertimbangkan potensi bahaya internal dan
eksternal yang dapat terjadi, sehingga rumah sakit harus mengupayakan pemeliharaan
sarana dan prasarana yang ada dengan segala daya yang dimiliki.
Program safety patrol perlu dilakukan secara terus-menerus harus dijalankan, dan langkah-
langkah rehabilitasi baik sarana prasaranan maupun kebijakan pemeriksaan kesehatan
akan membuat staff atau pengunjung akan aman dari resiko-resiko penyakit akibat kerja
yang mungkin timbulkan dari seluruh aktivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Prioritas-prioritas yang berpotensi membahayakan bagi pasien, pengunjung, maupun staff
harus diputuskan dengan sebaik-baiknya, sehingga rumah sakit dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan menjadi tempat yang aman bagi masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan yang prima, aman, dan effisien.

19
Rev.00

Anda mungkin juga menyukai