Meninibang :
1. Rumah Sakit merupakan tempat kerja yang padat karya, pakar, padat modal
dan padat teknologi, namun keberadaan Rumah Sakit juga memiliki dampak
negative terhadap tinibulnya penyakit dan kecelakaan kerja.
2. Keadaan bencana dapat terjadi pula di Rumah Sakit dan sekitarnya inisalnya
kelalalan manusia seperti kebakaran di Rumah sakit, kecelakaan kerja
maupun bencana alam seperti gempa buini, banjir dan lain-lain.
3. Bahwa falsafah K3L adalah mempersiapkan, mencegah dan mengatasi
apabila terjadi bencana/kejadian yang tidak diharapkan, serta peduli terhadap
kesehatan lingkungan rumah sakit untuk menjamin dan menjaga
keselamatan hidup pasien, karyawan, pengunjung dan Iingkungan sekitar.
4. Berdasarkan butir 1, 2 dan 3 tersebut, maka Direktur perlu mengeluarkan
Keputusan mengenai Pedoman Pengelolaan Alat Medk Korinite Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Mengingat :
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Direktur RSIA Puri Garcia tentang Pedoman Pengelolaan Alat
Medik Koinite Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di RSIA Puri
Garcia.
Ditetapkan di : Serang
Pada tanggal : 10 Oktober 2019
LAMPIRAN ................................................................................................................. 52
SPO PENGELOLAAN ALAT MEDIK ........................................................................... 52
BAB 1
PENDAHULUAN
Alat kedokteran canggih saat ini sudah sedeinikian cepatnya bertambah setiap
harinya diniana banyak rumah sakit di Indonesia yang memanfaatkan peralatan
medic berteknologi canggih. Untuk menjamin terlaksananya manajemen alat medik
di rumah sakit, perlu disusun suatu pedoman pengelolaan alat medik sebagai
panduan dalam penyusunan program-program kerja dan menjamin proses
pemeliharaan alat medik dengan baik.
RSIA Puri Garcia sebagai salah satu rumah sakit yang memiliki berbagai alat medik
terbaru memiliki berbagai tantangan. Pertama, adalah di pihak pengguna teknologi,
karena alat canggih tanpa disertai kemampuan memanfaatkan teknologi ini akan
menyebabkan under utilization. Kedua, penggunaan alat canggih tanpa disertai
pemelihataan alat oleh tenaga yang terlatih akan berakibat pada kekurang akuratan
hasil kerja alat medik, yang dapat berdampak katastrofik pada pasien. Ketiga,
pemakaian alat tanpa disertai pengetahuan dan keterampilan memakai akan
memperpendek usia pakai alat medik tersebut sehingga nilai ekonoinis dan alat
tersebut tidak dapat dirasakan baik dari pihak pasien maupun dri pihak RSIA Puri
Garcia
Untuk itu, RSIA Puri Garcia menyusun pedoman pengelolaan alat medik ini sebagai
bagian dari upaya optinialisasi pemakaian alat medik di RSIA Puri Garcia, agar
tujuan pemberian pelayanan medik dengan standar setinggi mungkin sesuai inisi dari
OMNI alam sutera dapat tercapai.
1.2. TUJIJAN
1.3.4. Surat Keputusan Direktur RSIA Puri Garcia No. 171 / Sk- Dir / OMNIJVii /
2006 Tentang Pemeliharan Fasilitas Dan Pelaralatan Kesehatan Di RSIA Puri
Garcia
1.3.5. Surat Keputusan Direktur RSIA Puri Garcia. No. 005 / Sk- Dir / OMNI / I / 2009
Tentang Penanganan Pemeliharaan alat Medik RSIA Puri Garcia
Planning
Continuous Action
iniprovement
Evaluation Monitoring
1.5. RUANG LINGKUP
1.5.1. Planning
Penyusunan pedoman management pengelolaan perlatan medik yang
meliputi :
Inventarisasi peralatan
Penyusunan SOP penggunaan alat medik
Penusunan SOP pemeliharaan alat medik
Anggaran oprasional MM
Pemeliharaan alat medik
Pelaku pemeliharaan
Kerusakan
Perbaikan pemeliharaan alat medik
Kerusakan
Perbaikan
Waktu perbaikan
Jenis perbaikan
Kalibrasi
Over houl
Equipment recall
1.5.2. Action
1.53. Monitoring
1.5.4. Evaluasi
FMP yang terkumpul akan dievaluasi untuk tingkat angka kerusakan alat
medic
Dan data tersebut maka akan didapat data-data mengenai: beban kerja
teknisi meclik, jumlah perinintaan perbaikan
BAB 2
PENGORGANISASIAN
SENIOR MANAGER GA
MAINTENANCE MANAGER
SUPERVISOR MM
SEKRETARIS
Pelaksana Harian
2.2. URAJAN TUGAS
2.2.1. Supervisor MM
2.2.1.1. Tugas & Wewenang
Tugas :
1. Mengatur jumlah man power tiap shift per bulan.
2. Melakukan disposisi tugas harian kepada staff MM.
3. Membuat program kerja tahunan MM
4. Membuat anggaran belanja MM untuk 1 tahun.
5. Membuat laporan bulanan MM untuk Maintenance Manager.
6. Membuat BPPB untuk kebutuhan MM atas persetujuan Maintence
Manager.
7. Membuat list inventarisir alat-alat kesehatan.
8. Membuat stock (back up) dan spare part list.
9. Merancang dan mengajukan format kontrak kerjasama dengan vendor
untuk pengecekan, pemeliharaan dan service alat-alat kesehatan.
10. Bekerjasama dengan staff MM untuk memberikan pengecekan,
pemeliharaan, dan service kepada user untuk alat-alat kesehatan.
11. Mendampingi operasi atau tindakan bedah bila diperlukan.
12. Mengevaluasi kegiatan pemeliharaan dan perbaikan alat medik.
13. Menerinia alat dan vendor yang akan digunakan di RSIA Puri Garcia
dengan test dan cominissioning.
14. Menghubungi vendor untuk melaksanakan service.
15. Mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan MM..
16. Berkoordinasi dengan departemen lain untuk menunjang pelayanan
medik dapat berjalan dengan baik.
17. Membantu pengembangan SDM di dalam intern departemen.
Wewenang:
2.2.1.2. Kualifikasj
2.2.2. Sekretaris
2.2.2.1 Tugas dan Wewenang
Tugas
1. Membantu membuat list inventaris alat yang ada di RSIA Puri Garcia
2. Membantu membuat stock (back up) dan spare part list.
3. Merancang dan mengajukan format kontrak kerjasama dengan vendor
tempat dia bekerja untuk pengecekan, pemeliharaan dan service alat
yang sedang dalam perbantuan pengawasan.
4. Membantu membuat schedule untuk pengecekan, pemeliharaan dan
service alat.
5. Membantu merekap kartu maintenance untuk masing-masing alat-alat
medik.
6. Membantu untuk penyimpanan dokumen-dokumen MM.
7. Melakukan rekap harian untuk kegiatan harian staff MM.
8. Menerinia tamu dan telpon baik berupa penyampaian komplain atau
informasi lain untuk MM
9. Membantu supervisor untuk melakukan pengawasan kinerja harian staff
MM
10. Memonitor kerusakan alat dalam bentuk data untuk nantinya
dikoordinasikan sebagai tindak lanjutnya.
11. Menghubungi vendor untuk alat yang rusak.
12. Membantu mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan MM bagi alat
yang sedang dalam perbantuan pengawasan
13. Berkoordinasi dengan departemen lain untuk menunjang pelayanan
medik dapat berjalan dengan balk.
14. Membantu pengembangan SDM di dalam intern departemen Medical
Maintenace
Wewenang
1. Mempunyai akses untuk mengolah database semua alat-alat kesehatan di RSIA Puri
Garcia
2.2.2.2 Kualifikasi
2. Mempunyai pendidikan computer untuk Inicrosoft office dan olah data menggunakan
program database
2.23. Koordinator
1. Membuat jadwal pola ketenagaan dalam bentuk jadwal dinas baik untuk teknisi medik dan
teknisi gas medis setiap bulannya
5. Menangani inventarisasi barang yang masuk di unit MM seperti untuk sparepart, alat
medik yang ruak dan asesons dan alat medik dan gas medis. Rekap Inventanisasi barang
harus dilaporkan kepada surpervisor MM setiap buiannya.
Wewenang
1. Bila supervisor MM sedang berhalangan (sakit, tugas luar kota dan karena halangan
lain) maka koordinator teknisi medik dapat membuat keputusan taktis untuk
penanganan rmasalah dengan berkoordinasi dengan Senior Manager GA
dan teknisi gas medik baik untuk peralatan medik dan gas
medis
2.2.2.4 Kualifikasi
Tugas
Wewenang:
2.2.4.2. Kualifikasi
4. Mempunyai kompetensi non formal baik untuic tugas dan tanggungjawab sebagai asisten
teknk.
Wewenang
1. Bersama user untuk mereview ulang SPO alat medik yang telah ada untuk
selanjutnya bersaina-sama user untuk disempurnakan
2. Memberikan pelatihan dasar penggunaan dan pemeliharaan rutin sederhana
(pembersthan setelah pemakaian).
3. Membuat semacam teguran kepada Spy unit terkait agar tidak terulang (diketahui
oleh Spy MM, Maintenance Manager, dan Senior Manager GA).
4. Membantu dan mengusulkan membuat study kecakapan untuk penggiina alat medik
bagi user yang nantinya bersama Departemen Dikiat dan management dapat
mengeluarkan SIPA (Surat Ijin Pakai Mat) kepada user.
5. Bersama Spy, Mutu berkoordinasi memberikan inputan penilaian untuk oprasional
MM mengenai respon penanganan complaint (keluhan dan perbaikan).
6. Membuat evaluasi angka kesanggupan penanganan complaint alat medik oleh MM.
BAB3
3.1. SARANA
3.1.1. Ruangan
1). Ruangan itu digunakan untuk tempat berkumpulnya semua staff MM dan gas medis.
Extensi teip untuk ruangan MM adalah 8003 untuk penanganan alat medik dan extensi teip
untuk penanganan gas medis ada di 8009
2) Gudang penyimpanan dan ruang kerja MM berada di basement. Ruangan ini berfungsi
untuk ruang kerja (workshop) dan ruang penyimpanan alat medik yang rusak, tempat
penyimpanan sementara untuk alat medik yang sedang dalam proses perbaikan. Sekaligus
digunakan untuk ruang penyinipan spare part alat medik dan central gas.
3.1.2. Peralatan
3.1.2.1 Alkalin
MM sebagai pihak pengelola dalam pemeliharaan alat medik yang ada di RSIA Puri Garcia,
MM memerlukan sarana pedukung kerja berupa alat kalibrasi yang terdiri dan:
1. Mat survey radiasi sinar X, alat ini berfungsi untuk mengukur paparan radiasi sinar x
yang di ruangan dari peralatan radiologi seperti: CT Scan, General X ray,
Mamography dan Angiography.
2. EKG siniulator (phantom unit), alat ini berhingsi untuk menganalisa uotput dan
kinerja alat 13KG seperti: patient monitor danEKG
3. Pressure meter, alat mm berfungsi untuk mengukur output tekanan dan alat seperti:
tensinieter
4. Defibnilator analizer, alat ini digunakan untuk mengukur energi output yang
dihasilkan dan defibnilator unit
5. Phototeraphy radiometer, alat ini digunakan untuk mengukur keefektifitasan dan
panjang gelombang lampu phototeraphy
6. Sp02 analizer, alat ini digunakan untuk menganalisa pengukuran saturasi oksigen
(spo2) untuk alat patien monitor dan drnamap procure
7. Anak tinibangan, alat ii] digunakan untuk mengukur atau menganalisa berat pada
tinibangan badan.
Peralatan kerja adalah peralatan yang digunakan sebagai alat bantu baik untuk
pemeliharaan sampai ke perbaikan atas kerusakan dan alat medik Contohnya:
• AVO meter
• obeng set
• solder
• Safety shoes
BAB4
Secara garis besar untuk pelayanan yang diberikan oleh Mlvi dalam management
pengelolaan alat medik yang ada di RSIA Puri Garcia dapat dijabarkan sebagai berikut:
Waktu pelayanan dan MM untuk pengelolaan alat medik dideskripsikan sebagai berikut:
• Sabtu08.00—13.OOWIB
4.1.2.On call
Di luar jam kerja normal MM tetap beroperasi termasuk untuk kondisi hari libur nasional dan
hari raya keagamaan, teknisi medik tetap menerinia. Keluhan dilihat dan urgensi tetapi bila
penanganan harus segera dilakukan dengan mekanisme on call dengan pola ketenagaan
yang telah diatur oleh supervisor MM.
4.2.1. Peneriniaan perinintaan pengadaan alat medik (unit barn dan atau asesoris
tambahan) yang dibuat dalam form Bon Perinintaan Pengadaan Barang (BPPB)
4.2.2. Peneriniaan dan penyiapan alat medik barn sebeluni digunakan (Cominissioning)
4.2.3. Pemeliharaan alat medik, kegiatan yang bertujuan untuk membuat alat medic dapat
digunakan lebih lama. (Preventive Maintenance)
4.2.4. Perbaikan alat rnedik, kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan atas kerusakan alat
medik..
4.2.6. Pelatthan para user alat medik oleh petugas Medical Maintenance
BAB5
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpola dan
menyeluruh untuk bagainiana MM mengelola aset alat medik yang dimiliki oleh RSIA Puri
Garcia. Peralatan medik yang ada di RSIA Puri Garcia berjumlah ratusan item di mana
diperlukan suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk sebagai pengelola peralatan
medik adalah unit Medical Maintance di mana unit ini ditunjuk secara resini oleh RSIA Puri
Garcia dengan SK Direktur no. OO5/SK-Dir/0MN111J2009. bentuk pengelolaan yang
dilakukan oleh MM seperti:
Pengadaan alat medik di RSIA Puri Garcia mempunyai alur di mana MM dapat membuka
perinintaan barang dalam bentuk Bon Perinintaan Pembelian Barang (BPPB) yang dibuat
berdasarkan 2 alur besar; pengadaan untuk sprarepart dan alat medik yang digunakan
untuk perbaikan dan kerusakan dan pengadaan yang alat medik yang bersifat penambahan
aset alat medik atau pengadaan baru yang diajukan oleh unit atau Departemen dengan
dilengkapi kajian kebutuhan penambahan alat baru. MM dapat membenkan inputan
mengenai pengadaan berdasarkan inventarisasi alat medik dan spek teknik. Pengadaan
yang dibuat harus memiliki beberapa isian yang harus dilengkapi sebagai dasar pengajuan
perinintaan diantaranya:
1. No.BPPB
2. Tgl pengajuan
5. Inininialstock
6. Sisastock
BPPB yang diajukan akan di evaluasi dan disetujui oleh level Senior Manager GA, Chief
Operating Officer dan Chief Medical Officer, internal control dan diterima oleh petugas
pengadaan untuk proses pembeliannya.
Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud telah datang ke RSIA Puri
Garcia yang diterima oleh Departemen Logistik Umum, maka tahap selanjutnya alat medik
baru tersebut dilakukan uji kelayakan (commssioning) yang dilakukan seperti:
Pendataan seluruh alat medik merupakan kunci penting dan management pengelolaan di
mana proses pencatatan aset dilakukan oleh beberapa unit seperti Logistik umum, akunting,
internal kontrol dan oleh MM sebagai pengelola Iangsung dan alat medik. Inventarisasi
peralatan ini bensi data yang berkaitan dengan aspek teknis setiap alat seperti: nama alat,
merk, type, lokasi atau ruangan pemilik, data vendor, jumlah alat. Total peralatan yang
tertuang dalam lembar inventarisasi ini akan menjadi beban kerja pemellharaan. Dan data
ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan secara keseluruhan sehingga
pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan dengan balk. Inventarisasi peralatan dapat
digunakan untuk kepentingán pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola pemeliharaan dan
ditinjau secara periodik paling tidak setahun sekali dan setiap ada perubahan atau
penambahan alat baru.
MM sebagai pengelola alat medik selain melakukan pemeliharaan dan perbaikan, MM juga
membuat SOP yang disusun secara urnum untuk setiap jenis alat medik agar memudahkan
user alat medik mengetahui bagainiana pemakaian alat medik yang baik dan benar. SOP
yang dibuat oleh MM berdasarkan dan manual book yang bersangkutan yang selanjutnya
akan diajukan untuk disahkan oleh direktur dan dokuinen akan dikelola oleh unit
Departement resilco, mutu dan safety. Secara umum tahapan operasional aiat medik dapat
digambarkan seperti berikut:
Tahapan yang dimaksud di sini adalah tahapan operasional untuk peralatan elektronik
seperti: USG, MRI, CT Scan, ventilator dli. Adapun tahapan operasional alat medik sistem
elektronik secara umum sebagai berikut:
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat dioperasikan dengan
mempersiapkan aksesoris maupun bahan opersional agar alat siap dioperasikan. Persiapan
dilakukan sebelum alat dihubungkan dengan satu daya.
b. Pemanasan
Pemanasan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap suatu alat, sebelum
dipergunakan untuk tindakan pelayanan. Kegiatan pemanasan meliputi:
I. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat dioperasikan dengan
mempersiapkan aksesoris maupun bahan opersional agar alat siap dioperasikait Persiapan
dilakukan sebelum alat dihubungkan dengan satu daya
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap suatu alat selama
melakukan pelayanan kesehatan, agar dicapai basil yang optimal.
3. Tata cara pengoperasian dan penggunaan alat harus memperhatikan Prosedur Tetap
Pengopersian yang harus tersedia pada setiap unit pelayanan dan dipahani dengan baik
oleh pengguna alat.
Urutan kerja yang dimaksud meliputi persiapan, pelaksanaan, pencatatan, pengemasan dan
pelaporan. SOP pemeliharaan alat disusun oleh MM dengan memperhatikan dan mengacu
pada Service manual untuk setiap jenis, merk dan type alat medik. Adapun secara umum
SOP pemeliharaan alat medik terdiri dan:
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu langkah-langkah teknis yang sesuai dengan SOP pemeliharaan dan
dilakukan oleh MM.
Setiap kegiatan pemeliharaan harus dicatat dalam dokument pemeliharaan dan dokumen
tersebut dilaporkan ke Spy ruangan bersangkutan dan ke Spy MM sebagai laporan unjuk
kerja alat medik. Setiap laporan dokument pemeliharaan
setelah Spy MM mengetahui maka dokument tersebut akan di input kedalam OAM
d. Pengemasan
Pengemasan alat kerja adalah kegiatan untuk perapihan dan penyimpanan kembali
peralatan kerja yang telah digunakan selama pemeliharan alat medik
Untuk kegiatan operasional pemeliharaan alat medik sangat diperlukan. Anggaran ini
memliki pos penyaluran kegunaan seperti:
Manajemen yang efektif path suku cadang (perbaikan) adalah hal yang mendasar dalam
operasional harian MM. Upaya manajemen diperlukan untuk mencegah kelebihan-stok dan
menjamin ketersediaan sparepart kapanpun sehmgga bilamana terjadi kerusakan maka bisa
disiapkan untuk penggantian sparepartnya. Hanya suku cadang yang diperlukan secara
continue yang disimpan dalam gudang milik MM. Jika pemeliharaan-terjadwal
diselenggarakan dengan benar, banyak suku cadang perbaikan yang diperlukan, terutama
suku cadang yang mahal dapat diantisipasi secara lebih dini. Pengecualian tertentu dapat
dibenarkan, untuk mendukung pemeliharaan terhadap perbaikan yang harus dilakukan
dengan segera, yaitu untuk peralatan pendukung-kehidupan (life support), resusitasi darurat,
atau alat yang beroperasi secara terus menerus.
Suku cadang perbaikan yang disimpan di unit MM harus dikiasifikasikan dalam daftar
penyimpanan-stok. Spy MM harus memperhitungkan berikut penentuan jenis dan jumlah
suku cadang yang akan ditempatkan di gudang penyimpanan harus berlandaskan seperti:
1. Cost of downtinie. Jika alat tidak bisa dipakai, akankah mengakibätkan pelayanan pasien
terhenti atau pendapatan rumah sakit terpengaruh secara berarti? Pendapatan yang hilang
mungkin lebih banyak dan biaya penyimpanan suku cadang di gudang.
2. Number of unit on hand. Makin banyak alat yang dimiliki, makin banyak kemungkinan
jumlah suku cadang yang dibutuhkan, dengan begitu makin banyak suku cadang yang harus
tersedia di gudang.
3. Consumption rate. Jika sebuah suku cadang sering kali digunakan dalam perbaikan,
harus diperhatikan untuk dimasukan ke dalam kebutuhan stok gudang.
4. Lead tinie (buffer stock). Jika waktu dan saat suku cadang dipesan sampai suku cadang
tersebut diterima terlalu lama, maka harus ada dalam penyimpanan stok di gudang.
5. Cost of the repair parts. Ada tiga faktor yang menentukan harga suku cadang biaya murni
suku cadang, biaya adininistrasi untuk mengurus pemesanan,dan batas order inininium dan
penjual. Jika pemesanan barang dalarnjumlah
seluruh kebutuhan untuk satu tahun. ini biasanya berbiaya lebih rendah dibandingkan
dengan memesan barang beberapa kali dalam sam tahun.
6. Age of the equipment. Jika alat telah tua, kerusakan umumnya bertambab, begitu pula
kebutuhan suku cadang akan meningkat. Penambahan stok suku cadang untuk memenuhi
kebutuhan ini, dapat mengakibatkan kerugian uang seandainya alat baru diadakan.
Karena penggunaan suku cadang umumnya tidak tentu, mvestasi dana yang berlebihan
dalam pengadaan suku cadang harus dihindari. Loka.si rumah sakit dan sumber (penjual)
suku cadang, kepentingan peralatan, dan potensi kebilangan pendapatan akan menjadi
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan kebutuhan stok suku cadang.
MM selaku pengelola alat medik, mempunyai hak untuk menentukan kebijakan yang dibuat
untuk dapat menjamin alat medik dapat dipakai dengan baik dengan faktor keselamatan
terjainin. Untuk membuat hal deinikian pastinya akan memerlukan biaya. Jumlah biayanya
dengan sekian banyak item pastilah tidak sedikit, MM membuat estimasi anggaran dengan
mengevaluasi kegiatan pemeliharaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan di
tahun sebelurnnya. Anggaran yang diusulkan mempertinimangkan hal-hal yang penting
diantaranya:
1. Alat medik tidak bisa dikelola secara in house- perlu vendor terkait untuk penanganannya
3. Besamya biaya perbaikan kerusakan yang terjadi. Biaya pemeliharaan alat medik
merupakan biaya yang wajib dikeluarkan dan pasti adanya. Faktor ini didesak karena setiap
alat medik yang dipakai atau digunakan pastilah ada komponen yang aus, perlu disetting
ulang untuk di normalkan kembali dan harus terjaminnya operasional alat medik yang baik
sehingga pelayanan medis dapat maksinial
Merupakan suatu jalan upaya untuk dapat memaksimalkan program pemeliharaan alat
medik yang melibatkan vendor alat medik yang bersangkutan.
Alasan mengapa perlu KS untuk pemeliharaan alat medik, dengan tingkat kecanggihan dan
diperlukannya keahlian khusus penangan pemeliharaan alat medik maka KS dapat
menekan biaya perbaikan karena alat medik menjadi terpelihara dengan baik Tetapi KS
tidak menjamin tidak adanya biaya perbaikan, MM akan memilah dan Memilih alat medik
mana yang akan diikutkan dalam KS. Kriteria alat medik ikut dalam program KS seperti:
Selain biaya pemeliharan dan perbaikan pengelolaan alat medik, biaya kalibrasi dan
rekalibrasi ini diperlukan untuk memastikan alat medik punya suatu pembuktian bahwa alat
medik dinyatakan laik pakai dan disahkan dengan bukti tertulis dan DEPKES RI. Biaya
pengajuan kalibrasi dan rekalibrasi alat medik diatur dan dianggarkan dalam budget tahunan
MM (biaya operasional operasional rutin)
Pemeliharaan peralatan medik adalah suatu upaya atau kegiatan terencana secara periodik
yang tertuang dalam jadwal pelaksanaan preventive maintenance dengan tujuan untuk
menjaga agar peralatan medik selalu dalam kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan
baik dan menjamin usia pakai yang lama. Agar pemeliharaan peralatan kesehatan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka unit kerja MM perlu dilengkapi dengan aspek-
aspek pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi sumber daya manusia, fasilitas
teknis, peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan.
Semua aspek pemeliharaan pastinya memerlukan biaya.
Elemen- elemen pemeliharaan alat medik adalah elernen yang harus dilakukan pelatihan
kegiatan pemeliharaan dan dilakukan secara rutin. Elemen-elemen yang dimaksud adalah:
inspeksi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material atau jenis alat medik pada
komponen penting seperti: elektrikal, mekanik dan fisik alat apakah masih sesuai dengan
standar operasional alat medik tersebut.
5.7.1.1.2. Ujifungsi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan fungsi dan alat medik
5.7.1.1.3. Penempatan
Pemeriksaan kesesuaian penempatan alat dengan petujuk dan vendor alat tersebut.
5.7.1.2. Kalibrasi
5.7.1.3. Adjusment
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menstandardkan ulang output setting agar
dapat mengembalikan unjuk kerja dari,alat medik seperti baru.
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan teknisi, tingkat
teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan yang ada di internal RSIA Puri
Garcia, maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di RSIA Puri Garcia dapat
Dilakukan Oleh:
MM melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan keahlian yang didapat dan basic
pendidikan elektromedik dan pelatihan Pedoman pelatihan yang diberikan RSIA Puri Garcia.
Manfaat yang utama dan pealayanan swakelola (in-house service) adalah teknisi medik
dapat dipanggil secara cepat oleh user untuk melacak kerusakan dan memperbaiki
peralatan, memberi bantuan dalam aspek pengoperasian alat, menyiapkan persediaan suku
cadang yang tepat, dan dukungan yang terus menerus terhadap user.
Rumah sakit harus membuat koinitmen yang berkesinambungan untuk mendukung unit MM.
Komitmen tersebut meliputi pelatihan staf, alat kerja, ruangan, peralatan, manajemen, dan
inventanisasi suku cadang. Pengeluaran atas perbaikan dapat dianggap sebagai kerugian
untuk rumah sakit, oleh karena itu, setiap pemakaian alat medik yang terpakai oleh pasien
haruslah dipikirkan dan diterapkan untuk memasukkan komponen biaya service sehingga
bila terjadi kerusakan pada alat medik tersebut- biaya service sudah tersedia baik hanya
sebagian atau sampai total biaya yang dibutuhkan dan perbaikan.
Apabila MM tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu alat disebabkan oleh beberapa
hal, inisal tingkat kecanggihan alat medik atau peralatan kerja tidak lengkap, maka
pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh Teknisi vendor alat medik bersangkutan. Pabrik
biasanya menyediakan palayanan dengan jenis
(1) Full-service contract, yang secara umum meliputi seluruh biaya terkait, dan biaya
(2) on call service sesuai kebutuhan di mana rumah sakit hanya membayar pada saat terjadi
kerusakan sesuai dengan panggilan. Barang dengan teknologi tinggi seperti MRJ, CTj
Scanner dan peralatan pencitraan digital memerlukan keahlian khusus dan investasi suku
cadang yang mahal sehingga menjadi tidak praktis untuk menyediakan palayanan
swakelola.
Dalam pelaksanaan service maintenance oleh vendor harus berkoordinasi dengan unit
medical maintenance dan pihak vendor harus menyerahkan copy bukti pemeliharaan
kepada unit medical maintenance.
Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi rumah sakit dan kebutuhan yang
diperlukan, kesemuanya harus dipertimbangkan dengan bagian Kontrak servis adalah
upaya untuk memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh rurnah sakit, tetapi kebutuhan
yang makin tinggi, makin tinggi pula biaya kontrak yang diperlukan. Padahal dengan
pelayanan swakelola, waktu lembur dan biaya panggilan dapat dihitung secara cepat.
Rumah sakit harus menetapkan secara tepat kebutuhan yang diperlukan untuk setiap alat
Tngat, kebutuhan berbanding lurus dengan biaya.
5.8. KERUSAKAN
Penyebab kerusakan pada alat medik dikarenakan oleh 2 faktor, faktor pertama adalah
kerusakan yang ditimbulkan dan segi internal alat medik itu sendiri seperti: ketahanan
komponen yang kurang balk dan faktor kedua karena adanya faktor luar yang secara
langsung dan tidak Iangsung dapat menyebabkan kerusakan, contohnya: human error, dan
frekuensi pemakaian yang tinggi. Kerusakan alat medik MM menggolongkannya menjadi 3
golongan seperti:
5.8.1. Golongan 1
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang ditirabulkan masih dalam
taraf ringan dan masih dapat diperbaiki tanpa perhi penggantian komponen alat.3
5.8.2. Golongan 2
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang ditimbulkan masuk dalam
kondisi menengah di mana diperlukan adanya penggantian komponen alat diniana
komponen pengganti ada dalam stok gudang spare part teknik dan atau kerusakannya
masih dapat diperbaiki oleh petugas medical teknik. Setelah perbaikan kondisi alat tidak
berubah fungsi, bentuk dan tidak mempengaruhi operasional alat seperti sedia kala.
5.8.3. Golongan 3
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang ditimbulkan masuk dalam
kondisi berat diniana diperlukan adanya penggantian komponen alat secara sebagian dan
atau menyeluruh tetapi untuk penggantian komponen memerlukan usaha dan biaya
perbaikan yang besar.
Peiayanan perbaikan selalu tetap menjadi keg atan sehari-hari INIvI. Perbaikan dapat
didefinisikan adalah kegiatan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan
alat medik yang mendadak atau tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat
alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan dengan didukung adanya tenaga yang selalu siap
dan fasilitas pendukung yang juga siap mensupport permasalahan. Frekuensi perbaikan
tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan
pemeliharaan rutin. Kegiatan perbaikan dapat dilakukan oleh teknisi medik RSIA Puri Garcia
dan vendor alat medik. Untuk dapat memperbaiki alat medik yang megalaini kerusakan dan
memerlukan sejumlab biaya tertentu maka MM sebagai unit pengelola alat medik dapat
mengajukan perinintaan perbaikan dengan alur seperti berikut:
1. Alat medik yang rusak harus ada FMP diniana FMP tersebut menjelaskan kapan
reijadinya, unit asal pemakainya dan yang paling penting penyebab kerusakan
2. Respon untuk perbaikan pada alat medik hanya untuk penggantin sparepart bukan untuk
penggantian unit
3. Membuat pengajuan perbaikan dalam form BPPB yang diketahui jajaran management
(GA, COO, CMO dan bila C1TO dapat langsung mendapat persetujuan dan Direktur)
4. Setelah perbaikan selesai dilakukan maka MM akan membuat laporan ke pada manager
maintenance
5. Biaya yang dikeluarkan dicatat dan akan diealuasi dikemudian han sebagai bahan acuan
penentuan kebijakan selanjutnya
MM juga setiap tahunnya membuat anggaran biaya pemeliharaan yang juga didalamnya
termasuk anggaran perbaikan.
Untuk penanganan kerusakan atas alat medik, MM juga dapat menangarnnya secara
internal. Yang dilakukan dan proses perbaikan adalah:
Form Ininta Perbaikan (FMP), form ini dibuat oleh user yang
medik bersangkutan.
penggantian sparepart
4. Jika BPPB disetujui maka proses perbaikan akan berlanjut OAM sampai permasalahan
selesai.
5. Jika kerusakan alat medik yang mengalaini kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan
pemakai maka selain FMP untuk proses
Peralatan medik juga adalah sebuah alat bantu manusia yang diniana alat ini
difungsikan dalam kegiatan medis oleh para pengguna yang memiliki latar
dapat digunakan sebagannana mestmya- error, kondisi ini disebabkan karena banyak faktor
sehingga alat medik sampai dikondisi tidak lagi dapat
digunakan. Bila hal ini teijadi maka MM membuat suatu alur penanganan kerusakan atau
keluhan yang clapat memberikan support kepada pengguna alat medik agar pelayanan
medis dapat berjalan dengan baik. Alur penanganan perinintaan perbaikan atau keluhan alat
medik seperti dapat digambarkan seperti dibawah ini:
(FMP).
• Waktu tanggap FMP yang sudah diterima MM tidak boleh lebih dan 15 menit sejak jam
FMP dibuat.
• Segala kerusakan yang ditimbulkan setelah pelapor melakukan perbaikan sendiri, akibat
lainnya yang ditimbulkan setelah itu menjadi tanggungjawab pelapor bersangkutan
• Apabila teknisi mendapat masalah dalam memperbaiki, maka teknisi tersebut harus segera
melapor ke supervisornya dan menginformasikan masalahnya. Jika supervisor tidak dapat
menyelesaikan masalah tersebut, maka supervisor harus segera melaporkan kejadian ini
kepada Maintenance Manager untuk dicarikan solusinya.
• Pendokumentasian FMP dilakukan di 2 unit, FMP aslinya disimpan oleh MM dan copy
(warna merali muda) disimpan oleb user
Untuk dapat membantu pengguna alat medik dilapangan, MM memberikan petunjuk singkat
penggunaan, error list dan berkoordmasi dengan Departemen DIKLAT memberikan training
penggunaan alat medik bagi setiap pengguna alat medik. Tindakan ini dimaksudkan agar
pengguna alat medik dapat melalcukan tindakan awal bila tiba-tiba alat yang dikapai
mengalaini kendala.
MM sebagai pengelola alat medik yang salah satu kegiatannya adalah melakukan perbaikan
terhadap kerusakan alat medik. Dan sekian banyak alat medik yang dimiliki RSIA Puri
Garcia dengan tingkat keruinitan kesulitan perbaikan dan juga perinintaan user agar semua
alat medik yang ada di Rumak Sakit 0MM alam sutera barus siap selalu untuk dapat
memberikan peiayanan medis.
Dalani melakukan perbaikan atas kerusakan dan alat medik, MM juga memiliki prioritas
diniana prioritas ini diperlukan untuk dapat nienentukan alat medik mana yang harus
diperbaiki terlebih dahulu.. Penentuan prioritas ini diriteriakan sebagai berikut:
a. alat medik yang rusak berasal dan area critical (IGD, ICU, OK, Angiography)
b. alat medik yang bila down tinie perbaikannya lama akan mengakibatkan bertainbahnya
kerusakan lain pada alat tersebut diatas (akan terjadi rembetan kerusakan) inisalkan path
alat MRI yang sistem pendinginnya
c. alat medik yang mendapat prioritas tinggi untuk diperbaiki segera adalah
alat yang atas perinintaan user dengan landasan CITO sedang dipakai
5.10. KAIJBRASI
Dewan Standar Nasional menyatakan suatu filosofi yaitu: “setiap instrumen harus
pengujian dan kalibrasi bahwa instrument tersebut memang baik”. Dengan mengacu pada
filosofi tersebut, maka terhadap instrumen yang masih barn harus dilakukan pengujian atau
kalibrasi sebelum dipergunakan.
Nasional dan /atau Internasional. Tingkat teknologi, beban kerja dan umur sangat
mempengaruhi kinerja alat kesehatan, baik untuk akurasi, ketelitian maupun keamananya.
OIeh karena itu selang waktu pengujian atau kalibrasi ulang peralatan kesehatan,
dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Berkaitan dengan kegiatan pengujian atau kalibrasi, secara teknis peralatan kesehatan
dapat dibedakan ke dalam alat kesehatan yang memiliki acuan
terukur. Terbadap aiat kesebatan yang memiliki acuan besaran dilakukan kalibrasi, contoh
ECG, Cardiotocograph, X-Ray, ESU, dli. Permenkes
No.3631Perf[V/1998 telah menetapkan sebanyak 125 alat kesebatan wajib diuji atau
dikalibrasi, seperti yang terdapat pada daftar alat kesehatan wajib uji atau kalibrasi path
lampiran.
Setelah alat medik selesai dikalibrasi, akan diberikan evaluasinya dalam bentuk perincian
basil pengukuran dan disertai dengan stiker ditempel langsung di alat bersangkutan stiker
tersebut bertuliskan “DINYATAKkN AMAN UNTUK PELAYANAN” tetapi bila dinyatakan
tidak laik pakai maka stikernya akan berwarna merah dan bertuliskan DINYATAKAN
a. Penyinipangan hasil pengukuran dibandingkan dengan riilai yang diabadikan pada alat
kesehatan tersebut, tidak melebihi penyiinpangan
yang diijinkan
b. Nilai hasil pengukuran keselamatan kerja, berada dalam nilai ambang batas yang
diijinkan.
Tabel penyinipangan yang diijinkan dan mlai ambang batas keselamatan kerja untuk 20 alat
kesebatan, terdapat pada lampiran. Pengujian dan kalibarasi alat kesehatan hanya dapat
dilaksanakan oleh tenaga profesional, menggunakan alat ukur dan besaran standar yang
terkalibrasi
• berbadan hukuni
• meiniiki sumber daya manusia yang ahli dalam pegujian dan kalibrasi
alatmeclic
• Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi telah habis
5.11. OVERBOIJE
mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menunm karena usia dan
penggunaan. Untuk penentuan dan waktu pelaksanaan over houl dapat ditinjau dan segi:
2) Karena sebab lain (kerusakan yang mengakibatkan terjadinya kondisi spare part!
Jika suatu alat medik akan diajukan untuk dilakukan over houl maka MM atau vendor alat
medik terkait harus menyiapkan smua bahan dan alat kerja agar saat
Peralatan dipakai dan disingkirkan dan rumah sakit sesering pasien yang datang dan pergi.
Supervisor Teknisi medik dan management rumah sakit harus bisa mengikuti perubahan
teknologi peralatan icedokteran yang ada sehingga mengakibatkan
peralatan harus dituinjau ulang apakah akan diganti dengan yang lebih barn atau tidak. Ada
beberapa alasan untuk alat medik penlu adanya penggantian (recall):
1. Perubahan dalain standar perawatan. Prosedur klinis yang barn dapat menyebabkan
peralatan menjadi kuno. Kemajuan teknologi dengan kriteria unjuk kerja atau akurasi yang
Iebih balk, membuat rumah sakit membeli peralatan dengan teknologi yang Iebih memenuhi
kebutuhan.
2. Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko kecelakaan pasien, staf
atau pengunjung.
3. Masalah-masalah pemeliharaan, seperti perbaikan yang sering atau mahal dan waktu
nganggur yang benlebihan.
4. Usia pakal dan alat medik telah mencapai 5 sampai 10 tahun (sesuai dengan batas
maksinial usia pakai peralat medik)
8. Adanya kebijakan atau perinintaan dan vendor alat bersangkutan mengenai alat yang
disupply akan ditarik (recall) ke pabrik dengan alasan tertentu
tmdakan tertentu, Pertaina, tanggung jawab untuk memesan suku cadang habis pakai dan
khusus harus diperhatikan sehingga tidak menambah biaya pengeluaran.
Peralatan yang lama dapat ditempatkan ditempat penyimpanan dan dipakai sebagai unit
cadangan. ini pilihan yang harus sedikit dipilih, karena tetap membutuhkan dukungan suku
cadang Kemungkinan lain dapat dipilh pembelian sistem tukar
Bila vendor akan merecall produknya yang sudah teijual, maka Spy MM akan melakukan
kajian bersama dengan vendor bersangkutan untuk dapat memberikan laporan tertulis
tentang adanya penggantian atau recall ini.
program ini adalah program pendukung yang masih termasuk dalam program
pengelolaan alat medik di Rwnah Sakit OMNT Alam Sutera. Program identifikasi
resiko ini dibuat sesuai dengan hasil pengamatan, diskusi. dan evaluasi alas penggunaan
alat medik oleh user dan MM selaku pengelola alat medik di RSIA Puri Garcia. Identifikasi
resiko peralatan medik berdasarkan atas
beberapa evaluasi
1. penyinipangan setting dan pembacaan atau display parameter dan komponen (mesin)
Alatmedik
5.13.2. Jenis resiko bahaya yang ada didalam penggunaan alat medik
1. Luka bakar pada alat inisalkan ESU,inicrowave diatherini, alat laser kulit
4. Pemberian terapi pernapasan yang kurang tepat pada mesin anestesi dan ventilator
5. Terjatuh pasien saat menggunakan alat seperti: treadinill dan tempat tidur
7. Terpotongnya bagian tubuh yang tidak diinginkan saat melakukan tindakan operasi
inisalkan path alat ESU dan Bor
8. Tidak baiknya proses sterilisasi pada alat autoclave sehingga tidak terpenuhinya proses
sterilisasi alat atau instrument bedah.
9. Salah diagnosa karena faktor pemeliharaan alat medik yang kurang baik/ tidak dilakukan
kalibrasi secara teratur, inisalkan dinamap,tinibangan,ECG,
10. Tidak Ada kesesuaian antara seting dengan output dan suatu alat medik inisalkan path
vaporizer
11. Dukungan sistem keamanan internal alat medik tithk berfungsi dikarenakan adanya
kegagalan sistem pada alat tersebut saat penggunaan
12. Faktor pendukung keselamatan yang tidak ditaati atau dijalankan oleh pekerja atau
pengguna alat medisk
Dan semua kegiatan yang dilakukan baik itu pemeliharaan dan perbaikan yang
Form yang digunakan untuk mencatat keluhan alat medik path masing-masing ruangan per
alat medik sekaligus bentuk tmdak lanjut MM dan keluhan yang disampaikan.
3. Tidak diiakukannya program pemeliharaan alat medik dengan baik dan bènar seseuai
dengan jadwal yang telah ada
Setiap kegiatan pemeliharaan pada alat medik yang dilakukan oleh teknisi medikhasil
pekerjaannya harus dicatatkan dalani form pemeliharaan alat medik
Buku yang digunakan untuk mencatat semua aictifitas pemeliharaan dan perbaikan atas
masing-masing alat medik peruangan. Buku besar ini hanya berisi tentang data base alat
medik di ruangan bersangkutan, rekap pelaksanaan kalibrasi dan history pemeliharaan dan
perbaikan masing-masing alat medik.
alat sudah atau belum dikalibrasi. Stiker dan sertifikat kalibrasi ini hanya diberikan oleh
BPFK dan atau vendor (pihak ketiga)
5.15. PELAPORM4 BASIL KEGIATAN PENGELOLAAN MAT MEDIK
Dan kegiatan yang dilakukan oleh teknisi medis dan tekisi vendor alat terhadap pengelolaan
alat medik setelah dituangkan ke dalam lembar report dan sekaligus juga akan
didokumentasikan, Supervisor MM hanis mengetahul dengan menandatangani
lembar report tersebut. Dengan mengetahui setiap lembar report tersebut, Spy MM dapat
melakukan kontrol semua kegiatan yang telah di] akukan sehingga diharapkan dapat
teijaininnya pelaksanaan program pengelolaan alat medik di rumah sakit 0MM
oFMP.
o Report kerusakan
o Report perbaikan
Setiap lembar report diatas selain Spy MM yang harus mengetahui, Spy MM juga akan
membuat laporan rutin bulanan yang berisi rekap total kegiatañ pengelolaan alat medik
RSIA Puri Garcia kepada manager maintenance untuk bersama-sama melakukan
pengolalian data sehingga continuous iniprovement untuk program pengelolaan alat medik
akan bertambah balk dan sempurna dengan memperhatikan faktor keamanan dan
keselamatan bagi pengguna alat medik di RSIA Puri Garcia.
BAB6
Proses pengelolaan alat medik yang terdiri dan pemeliharaan dan perbaikan merupakan
proses yang penuh dengan resiko keselamatan dan infeksi, baik untuk
staf, pengunjung, pasien, bahkan pihak diluar rumah sakit. Resiko-resiko tersebut
adalah:
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi sendiri.
4. Pembuatan signage
9. melakukan dengan baik dan tepat preventive maintenance untuk peralatan medik
Unit MM menerapkan kebijakan dan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai
dengan kebijakan rumah sakit, dengan selalu berkoordinasi dengan Koinite Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi RSIA Puri Garcia. Beberapa aktivitas dasar sehubungan dengan
pencegahan dan pengendalian infeksi meliputi:
2. Penggunaan alat peindung din sesuai kebijakan Rumah Sakit OMN1 Adam
3. Koordinasi untuk pemakalan B3 yang diperlukan selama pemeliharaan dan perbaikan alat
medik
BAB7
7.1. MONITORING
Data Monitoring
Monitoring dilakukan untuk memantau perfonna dan mutu pelayanan Unit MM.
Untuk itu, maka ditetapkan beberapa indikator baik klinis maupun manajenal sebagai
berikut:
Process Monitoring
Selain daripada pengumpulan data tersebut, monitoring dilakukan juga dengan cara
melakukan pengawasan pelaksanaan SOP di lapangan deli petugas Medical Maintenance.
Selain itu, dilakukan pula monitoring process terhadap cara pemakaian / operasional alat
medik oleh user dengan form LEMBAR EVALUASI DAN DISKUSI ALAT MEDTK. Proses ini
dilakukan oleh Staff Quality Medical Maintenance.
7.2. EVALUASI
Data hasil monitoring dikumpulkan, disajikan dalam bentuk grallk, kemudian dibandingkan
dan bulan ke bulan dan dan tahun ke tahun. Data dibuat trend dan dilakukan analisa setiap
3 bulan sekali.
Data dibandingkan dengan standar atau nilai yang diharapkan dan setiap indilcator I
parameter yang diukur.
Analisa dilakukan untuk mencari penyebab dan penyinipangan yang ditemukan dan proses
pengumpulan dati
Selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga dilakukan terhadap data
subyektif basil pengawasan (Observasi) pelaksanaan SOP di lapangan. Adapun proses-
proses yang esensial untuk dilakukan pengawasan di lapangan oleh Supervisor
7.2.1. Proses penanganan alat medik di seluruh unit di Rumah Sakit OMNI Alam
Sutera.
7.2.2. Proses pemeliharaan alat medik (preventive maintenance) oleh petugas MM.
Data hasil monitoring yang telah dianalisis dilaporkan kepada manager maintenance setiap
bulannya, untuk ditindak lanjuti. Tindak lanjut yang dilakukan adalah meninjau
tentang basil monitoring baik yang dilakukan path FMP atau hasil pengumpulan data-data
daii SQM- dapat benipa:
. Saran perbaikan untuk cara penggunaan alat medik kepada pengguna alat medik
yang barn
• Menentukan kebijakan bagainiana teknik perbaikan kerusakan dilakukan selama dapat
kosisten menjaga fungsi alat medik tidak berubah
Dan data monitoring dan tindak lanjut yang dilakukan metniliki tujuanpenting yaitu dapat
meningkatkan kualitas pelayanan medis dati RSIA Puri Garcia
bani.
BAR 8
STAFF DEVELOPMENT
Setiap staff barn yang masuk ke MM selain diberikan orientasi mengenai pola kerja di unit
MM, staff juga diberikan pelatihan-pelatihan yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi
3 garis besar materi seperti:
Pelatihan ini akan diberikan kepada staff barn dengan program pelaksanaan yang teijadwal
dan diakhiri dengan adanya evaluasi pelatihan. Evaluasi ini berfungsi
untuk memlai tingkat pemahaman dan pelatihan. Selain itujuga basil penilaian ini
juga akan digunakan sebagai data yang kemungkinan dikemudian han digunakan
8.1.1. Pelatihan internal adalah pelatihan yang diberikan didalam lingkungan RSIA Puri
Garcia dengan tatacara seperti:
8.1.2. Pelatihan external adalah pelatihan yang dibenkan atau dilaksanakan di luar
lingkungan RSIA Puri Garcia atas dasar pengajuan perinintaan training dan Spy MM ke
pada Departemen Dikiat Rumah Sakit OMNI Alam
Sutera:
Pelatihan yang diberikan lansung oleh vendor dan suatu alat diluar
2) Pelatihan yang diberikan oleh suatu institusi lembaga negara (BPFK, BAPETEN,dIl) yang
diselenggarakan diluar lingkungan Rumab Sakit
Untuk waktu pelaksanaan tidak hanya 1 kali pelaksanaan tetapi selama dirasakan perlu
untuk diadakan pengulangan baik untuk staff yang sama atau lain staff atau bahkan dengan
materi yang sama sekalipun- training dapat dilakukan kembali (berulang).
Dokter dan perawat merupakan pengguna alat medik, bagi setiap pengguna alat medik di
Ruinah Sakit OMNI Alam Sutera pasti diberikan pembekalan tentang
penggunaan alat medik dalam bentuk training. Training ini pun bersifat sama seperti apa
yang diberikan kepada staff MM tersebut diatas. Untuk pelaksanaan
training alat medis di Rutnah Sakit OMNI Alam Sutera akan melibatkan 5 unit; MM,
Keperawatan, KOMDII(, DLKLAT dan HRD. Untuk alur pengajuan training diatur dalam
kebijakan terpisah dan pedoman ini.
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP-4IKK3L!053
01 1 I I
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
[.
PengertIan
,/
25 Mei 2012 -
— 1•b•kt
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Pelaksanaan:
5. Cek bagian alat medis yang perlu penggantian spare part rutin
Unit terkait
Biomedik
Pelaksanaan
2. Cek tekanan gas medis dan pastikan menunjukan nilai yang norm
6. Cek instalasi central gas medis (pastikan tidak ada kebocoran g medis) dengan
rnenggunakan air sabun
e]flIJ.
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP—41KK3L1052
01 1 II
ANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25Mei2012
Ditetapkan:
Direktur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedu r
Unit terkait
Biomedik
-
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP—41KK3L!054
No. Revisi
Hataman:
111
01
STANDAR
PROSEDUR
OPERAS IONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan:
M4’deaYulfta
dr.
Direktur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Pelaksanaan
2. Cek tekanan pada tangki central kompresor dan pastikar menunjukan nhlal yang normal
3. Cek pressure gauge (penunjuk tekan) pada tangki compresor
8. Cek kebocoran instalasi cental compressor medis (pastikan tidak ada kebocoran) dengan
menggunakan air sabun
Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP-41KK3L1056
No. Revisi:
01
Halaman:
Ill
STAN DAR
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
PROSEDUR
25 Mel 2012
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek level air pada bak huinidifier, ganti air jika periu
pengunci roda)
4. Cek keypad dan display pada panel control mesin incubator bayl
bayi
8. Cek filter udara pada mesin incubator bayl, ganti jika periu
Unit terkait
Biornedik
No. Dokumen:
PP—41KK3L1057
No. Revisi:
01
Halaman:
Ill
Omni Hospitals
STAN DAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan
dr. MaPI]
Dire ktur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
3. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan tera! kalibrasi oleh BPF
Prosedur
Pelaksanaan:
2. Cek kelengkapan mesin ESU (kabel power, display, keypac switch dan neutral plate)
3. Bersihkan bagian luar mesin ESU menggunakan kain majun sudah dibasahi dengan air
(body mesin, keypad, display)
5. Setelah selesai pembersihan, pasang kembali kabel power stop kontak listrik
6. Hidupkan mesin ESU dan cek fungsi mesin (Cutting, coag bipolar, monopolar)
Unit terkait
Biomedik
Ornni Hospitals
PP-.41KK3L1058
01 1 I I
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan:
dr.M ta resiaYuflta
irektur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
2. Setiap satu tahun sekali akan dHakukan teral kalibrasi oeh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan
2. Cek kelengkapan mesin endoscopy (camera, Video prosesor. Light source, punter, kabel
fiber optic dan monitor)
3. Bersihkan bagian luar mesin endoscopy menggunakan kain majun yang sudah dibasahi
dengan air (body mesin)
5. Cek light source (jika lampu sudah 500 jam ganti dengan lampu barn)
Unit terkait
Biomedik
PP—41KK3U059 01 111
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mei 2012
Ditetapkan:
‘(jj
Direktur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
preventive maintenace. -
3. Setiap satu tahun sekali akan dakukan teraI kalibrasi oteh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
2. Cek kelengkapan rnesin EKG (kabel power, kabel EKG, bulb EKG, cardi clip EKG, battery
back up EKG)
3. Bersihkan bagian luar mesin EKG menggunakan kain majun yang sudah dibasahi dengan
air (body mesin, keypad, display)
4. Bersihkan konektor kabel EKG yang terhubung dengan bulb ‘n cardi clip
5. Setelah selesai pembersihan, pasang kembali kabel power pada stop kontak listrik
6. Hidupkan mesin EKG dan cek fungsi mesin (display, keypad, printer, dan back up battery)
7. Cek hasil EKG (I, II, Ill, AVR, AVL, AVF, VI s/d V6)
Unit terkait
Biomedik
Onini Hospitals
No. Dokumen:
PP—4/KK3UO6O
01 1 I I
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mei 2012
Ditetapkan:
Direktur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cabut kabel power dan stop kontak listrik
2. Cek kelengkapan mesin defibrilator (kabel power, kabel EKG, Peda back up defibrilator)
4. Bersihkan konektor kabel EKG yang terhubung dengan bulb da cardi dip
5. Bersihkan permukaan pedal plat (sternum dan apek) dengan kai majun yang sudah
dibasahi air
6. Hidupkan mesin defibnilator dan cek fungsi mesin (display, keypac printer, charge,
discharge dan back up battery)
Unit terkait
Biomedik
4-
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP-41KK3L1061
01 1 11
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25Mei2012
Ditetapkan:
‘—(
f)
dr. Ma1ffiaYuIita
‘irektur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan
2. Cek kelengkapan mesin compressor nebulizer ( filter udara, bacteri filter dan kabel power)
4. Bersihkan filter udara pada mesin, jika pertu ganti filter baru
Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP—41KK31J062
01 111
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan tera! kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
2. Cek kelengkapan mesin anestesi (kabel power, selang oksigen, selang medical air,
monitor, key board, vaporizer, canester dan battery back up)
3. Bersihkan bagian luar mesin anestesi menggunakan kain majun yang sudah dibasahi
dengan air (body mesin, keypad, monitor)
5. Setelah selesal pembersihan, pasang kembali kabet power pada stop kontak listrik
6. Hidupkan mesin ventilator dan cek fungsi mesin (monitor, keypad, printer, dan oksigen
test)
Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
pj63
STANDAR
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
PROSEDUR
25 Mel 2012
OPERASIONAL
Pengertian
Merawatl memelihara
_Tujuan
Kebijakan
preventive maintenace
Prosedur
Pelaksanaan:
reservoir tank
baik
koneksi kabel-kabel
pada panel)
V
autoclave
kebocoran oIl
9. Bersihkan reservoir
12. Pastikan suplay air RO dan aIr bersih ke mesin autoclave lancar dan
terkait
Biomedik
Omrd Hospitals
No. Dokumen:
PP.-41KK3LJ064
01 ( 1 11
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Dftetapkan
dr. MarYuii
irektur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Pelaksanaan:
2. Cek tekanan pada tangki central vacuum dan pastikan menunjukan nilai yang normal
6. Cek level oil mesin central vacuum, ganti oil mesin jika sudah waktunya
7. Cek kebocoran instalasi vacuum medis (pastikan tidak ada kebocoran) dengan
menggunakan air sabun
Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
Halaman:
ill
.-
No. Dokumen:
PP-41KK3L1065
No. Revisi:
01
STAN DAR
Tanggal Terbt:
Ditetapkan:
PROSEDUR
25 Mel 2012
OPERASIONAL
rektur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh badan metrologi
Prosedur
Pelaksanaan:
5. Setiap satu tahun sekali harus dl teralkalibrasi ulang oleh badan metrologi
Biomedik
Unit terkait
Ornni Hospitals
STAN DAR
PROSEDLJR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Dttetapkan:
Direktur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
2. Setiap satu tahun sekaLi akan ddakukan teral kalibrasi oleh badan metrologi
Prosedur
[te
Pelaksanaan:
1. Cekjarum penunjuk sebelum ada beban harus diposisi nol
3; Bersihkan bagian luar tinibangan badan (pijakan, pengukur tinggi badan, kaca indikator
berat badan)
5. Setiap satu tahun sekali harus di tera/kalibrasi ulang o!eh badan metrologi
Biomedik
IIHI
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP—4IKK3L!067
01 II I
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan:
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Pelaksanaan:
2. Cek kelengkapan patient monitor (kabel power, kabel 2KG, Tubing NIBP, Kabel SPO2)
4. Cek keakurasian/ketepatan hash EKG menggunakan siniulator 2KG yang berstandar dan
bersertifikat
Biomedik
[nit terkait
o)a1I.
Onini Hospitals
PEMELIHARAAN MESIN
VENTILATOR
No. Dokumen:
PP—41KK3L1068
01 111
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25Mei2012
Ditetapkan:
j
Direktur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
2. Cek keiengkapan mesin ventilator (kabel power, selang oksigen, selang medical air,
monitor, key board dan battery back up))
3. Bersihkan bagian luar mesin Ventilator menggunakan kain majun yang sudah dibasahi
dengan air (body mesin, keypad, monitor)
5. Setelah selesai pembersihan, pasang kembali kabel power pada stop kontak listrik
6. Hidupkan mesin ventilator dan cek fungsi mesin (monitor, keypad, printer, dan SST test)
Unit terkait
Biomedik
]II1-
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP-41KK3L1069
01 111
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25Mei2012
Ditetapkan:
3y(
/ 1)
‘l3irektur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
2. Setiap satu tahun sekah akan dilakukan teral kalibrasi oeh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
2. Cek kelengkapan mesin USC (kabel power, probe USC. printei monitor, key board)
3. Bersihkan bagian luar mesin USG menggunakan kain majun yan sudah dibasahi dengan
air (body mesin, keypad, monitor)
5. Seteiah selesai pembersihan, pasang kembali kabel powe ad stop kontak istrik
6. I-Iidupkan mesin USC dan cek fungsi mesin (monitor, keypa printer, dan probe USG)
Unit terkait
Biomedik
eI’1T.
Ornni Hospitals
No. Dokumen:
PP—41KK3U070
01 111
STAN DAR
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
PROSEDUR
25 Mel 2012
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kallbrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
ini Hospitals
No. Dokumen:
PP—41KK3L1071
01 1 I I
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 20i2
Ditetapkan:
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
2. Setiap satu tahun sekati akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
,
3. Bersihkan bagian bak air mesin dengan kain majun
[Unit terkait
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP—41KK3LJ072
No. Revisi:
01
Halaman:
Ill
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25Mei2012
Ditetapkan:
rektur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Pelaksanaan:
2. Cek kelengkapan mesin traction (Belt pasien, emergency switch, f switch, matteras,
adapter hanger)
Prosedur
Unit terkait
Biomedik
]flI
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP—41KK3L1073
01 111
STAN OAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mei 2012
Ditetapkan:
.,
Direktur
Pengertian
Merawatl memelihara mesin treadinill sesual prosedur
Tujuan
Kebijakan
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
3. Bersihkan bagian luar mesin treadinill (bell, emergency switch, preamp EKG, monitor,
keyboard dan mouse)
4. Cek keakurasian/ketepatan hash EKG menggunakan siniulator EKG yang berstandar dan
bersertifikat
Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP—41KK3L1074
01 111
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan:
/-
Pengertlan
Tujuan
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin short wave diathermy (SWD) diIaku’ berdasarkan jadwal preventive
maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
2. Cek kelengkapan mesin SWD (probe mono, diplode, arm, ka power, kabel probe, roda)
Omni Hospitals
No. Dokumen:
PP—41KK3L1075
01 111
STAN DAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan:
I ektur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Peiaksanaan:
2. Cek kelengkapan mesin suction (kabel power, botol, selang sucti pressure gauge,
regulator dan foot switch)
3. Bersihkan bagian luar mesin suction menggunakan kain majun y; sudah dibasahi dengan
air (body mesin)
5. Setelah selesal pembersihan, pasarig kembali kabel power p stop kontak hstrik
6. Hidupkan mesin suction dan cek fungsi mesin (daya hisap safety over flow)
Biomedik
gii
Omril Hospitals
No. Dokumen:
PP—41KK3L1076
No. Revisi: Halaman:
01 Ill
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggat Terbit:
25 Mel 2012
Ditetapkan
irektur
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin inicro wave diathermy (MWD) ditakuk berdasarkan jadwal preventive
maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan ditakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Pelaksanaan
2. Cek kelengkapan mesin MWD (probe mono, diplode, arm, kat power, kabet probe, roda)
Prosedur
I Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
No. Dokumeri:
PP-41KK311077
01 1/1
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25Mei2012
Ditetapkan: /
ur
Pengertlan
Tujuan
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin infra rer terapy dilakukan berdasarkan jadw preventive mairitenace
2. Setiap satu tahuri sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPi-
Prosedur
Pelaksariaan:
2. Cek kelengkapan mesin infra red terapy ( kab& power, Iampu ir red, pengaman lampu,
knob dininier, knob tinier dan rods trolly)
Unit terkait
Biomedik
Omni Hospitals
PP—41KK3U079 01 1 11
STAN DAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mei 2012
Ditetapkan:
,,
ektur
Pengertian
seiring dengan usia alat dan fungsinya yang sudah tidak Iayak p
(rusak)
Tujuan
Untuk mengikuti perubahan teknologi peralatan kedokteran yang sehingga peralatan diganti
dengan yang Iebih barn guna mendapal hasH pelayanan yang Iebih balk
Prosedur Beberapa alasan untuk alat medik pertu adanya pengganttan (recall
dengan krlteria unjuk kerja atau akurasi yang Iebih baik. meini
memenuhi kebutuhan.
alasan tertentu
1. Departemen terkait
Omni Hospitals
PP—41KK3U079 01 1 11
STAN DAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
25 Mei 2012
Ditetapkan:
,,
ektur
Pengertian
seiring dengan usia alat dan fungsinya yang sudah tidak Iayak p
(rusak)
Tujuan
Untuk mengikuti perubahan teknologi peralatan kedokteran yang sehingga peralatan diganti
dengan yang Iebih barn guna mendapal hasH pelayanan yang Iebih balk
Prosedur Beberapa alasan untuk alat medik pertu adanya pengganttan (recall
dengan krlteria unjuk kerja atau akurasi yang Iebih baik. meini
memenuhi kebutuhan.
alasan tertentu
2. Departemen terkait