Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
24 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN Asuhan yang diberikan pada tersebut selama jam pertama setelah
kelahiran.
TUJUAN Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernafasan
sponton serta mencengah Hypotermi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR 1. Menyiapkan alat dan ruangan yang hangat dan bersih
2. Menyiapkan pakaian bayi lengkap, handuk lembut yang bersih, kain
bersih dan kering untuk bayi
3. Menyiapkan obat tetes mata / salep mata
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
5. Segera setelah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas. Bila bayi tidak
menangis, cepat bersihkan jalan nafas dengan delee, jika tetap tidak
menangis segera lakukan tindakan sesuai standar : penanganan asfiksia
pada bayi baru lahir
6. Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih,dan hangat.
Kemudian pakaikan kain kering yang hangat,berikan bayi kepada
ibunya untuk didekap di dadanya serta diberi ASI karena akan
membantu pelepasan placenta
7. Jaga agar bayi tetap hangat ( berikan tutup kepala untuk mencegah bayi
kehilangan panas tubuh )
8. Memotong dan mengikat tali pusat
9. Memeriksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan tadak ada
perdarahan
10. Menutup tali pusat dengan gaas kering
11. Melengkapi surat keterngan lahir bayi
12. Sesudah 5 menit lakukan penilaian keadaan umum bayi dengan AS
13. Melakukan pemeriksaan fisik bayi
14. Mengukur BB / PB
15. Megukur tanda vital bayi, ukur dulu dengan termometer yang
diletakkan di ketiak atau lipat paha
16. Mengenakan pakaian bayi dan menyelimuti bayi
17. Memberikan salep mata
18. Memberikan bayi pada ibunya untuk disusui segera setelah lahir paling
lambat 2 jam pertama
19. Pastikan bayi tetap terbungkus/mengenakan pakaian hangat dan tutup
kepala
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 28 Agustus 2017
b. Tahap Orientasi
1) Memberikan salam dan sapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
c. Tahap Kerja
1) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit
Ekstensi
2) Memberikan Oksigen 2 - 5 menit
3) Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
4) Memakai sarung tangan
5) Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
6) Memasukkan kanul section dengan hati-hati (hidung ± 5 cm, mulut
±10 cm)
7) Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar
perlahan sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk
dewasa)
8) Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
9) Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
10) Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
11) Mengobservasi sekret tentang warna, bau, dan volumenya
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 24 Agustus 2017
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan rujukan neonatus pada pasien asfiksia
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSPIAG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR 7. Persiapan alat
A. Alat
1) Selimut hangat / tebal yang bersih / popok serta kain penyeka
muka
2) Sungkup no. 1 untuk bayi cukup bulan dan no. 0 untuk bayi
kurang bulan
3) Penghisap lendir. Slym dan penekan lidah : 1 set
4) Meja kering, bersih dan hangat
5) Pemotong dan pengikat tali pusat : 1 set
6) Timer (jam tangan yang ada detiknya)
B. Bahan
1) Oxygen, ventilasi dengan oxygen
8. Instruksi kerja
Neonatus yang mengalami asfiksia memerlukan penangan khusus oleh dokter,
selama proses merujuk petugas perlu melakukan tindakan sbb :
A. Penanganan umum
1) Keringkan bayi, ganti kain yang basah dan bungkus dengan
kain yang hangat yang kering
2) Jika belum dilakukan, segera klem dan potong tali pusat
3) Letakkan bayi di tempat keras dan hangat (dibawah radiant-
heater) untuk resusitasi
4) Kerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan
tindakan perawatan dan resusitasi
A. Dokter Anak
UNIT TERKAIT B. Bidan
C. Ruang Perawatan Anak
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
25 Agustus 2017
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
25 Agustus 2017
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan keluarga
2. Mengklarifikasi nama pasien yang akan diimunisasi
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga atau pasien
4. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
5. Melibatkan keluarga dalam pemberian imunisasi
C. Tahap kerja
1. Menggunakan sarung tangan bersih
2. Mengatur posisi pasien, sesuai tempat penyuntikan
3. Memasang perlak dan pengalasnya
4. Menentukan tempat penyuntikan dengan benar sesuai dengan jenis dan
imunisasinya (lihat tabel diatas)
5. Membebaskan daerah yang akan dinjeksi dari pakaian
6. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol, melingkar dari arah dalam
ke luar dan kapas alkohol dibuang kebengkok
D. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Mengakhiri kegiatan dengan mengembalikan bayi atau anak kepada
orang tuanya
4. Membereskan alat
5. Mencuci tangan
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017 Dr. Herman GT, Sp.OG
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN 1. Cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dirinya yang
tidak disadari (Wong: 1991)
2. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya (Hurlock:
1978)
3. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan dalam mengatasi
konflik dari dalam dirinya yang tidak disadari serta dengan keinginan
sendiri ubtuk memperoleh kesenangan (Roster: 1987)
TUJUAN 1. Meminimalisir tindakan perawatan yang traumatis
2. Mengurangi kecemasan
3. Membantu mempercepat penyembuhan
4. Sebagai fasilitas komunikasi
5. Persiapan untuk hospitalisasi atau surgery
6. Sarana untuk mengekspresikan perasaan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan kontrak waktu
2. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak rewel, keadaan
umum membaik/kondisi yang memungkinkan)
3. Menyaiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memberi petunjuk pada anak cara bermain
2. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri
atau dibantu
3. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga
4. Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan
5. Mengobservasi emosi, hubungan inter-personal, psikomotor
anak saat bermain
6. Meminta anak menceritakan apa yang dilakukan/dibuatnya
7. Menanyakan perasaan anak setelah bermain
8. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang
permainan
D. Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
1. Berpamitan dengan pasien
2. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
3. Mencuci tangan
4. Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga
kegiatan dalam lembar catatan keperawatan dan kesimpulan
hasil bermain meliputi emosional, hubungan inter-personal,
psikomotor dan anjuran untuk anak dan keluarga
A. Dokter Anak
UNIT TERKAIT
B. Perawat
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN Rujukan medis pemeriksaan rontgen adalah pasien yang atas pertimbangan
dokter memerlukan pelayanan di Rumah Sakit untuk pemeriksaan penunjang
berupa rontgen.
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai Rumah Sakit
tujuan dengan cepat dan aman.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR - Persiapan bayi: Nilai kondisi sebelum merujuk, keadaan umum,
serta tanda-tanda vital. Pastikan kondisi bayi stabil dan tidak
terancam untuk terus memburuk.
- Persiapan Alat: Emergency kit, incubator transport, alat
transportasi (ambulance).
- Pelaksanaan :
1. Dokter Spesialis menyatakan pasien perlu rujukan medis untuk
pemeriksaan penunjang berupa rontgen.
2. Dokter, petugas IGD / rawat inap menjelaskan dan meminta
persetujuan kepada keluarga pasien untuk dirujuk, serta memberitahu
rincian biaya penggunaan ambulance. Untuk pembayaran biaya
tersebut dilakukan di kasir.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Dokter, petugas IGD / rawat inap membuat surat rujukan medis untuk
pemeriksaan rontgen.
5. Petugas IGD / rawat inap mempersiapkan kesiapan pasien dan alat-
alat.
6. Petugas IGD / rawat inap yang lain segera menghubungi sopir
ambulance.
7. Sopir menyiapkan ambulance (jika sudah siap sopir segera
menghubungi petugas IGD / perina)
8. Petugas IGD / rawat inap mendampingi dan mengantarkan pasien ke
tempat tujuan dengan ambulance.
9. Setelah selesai mengantarkan dan kembali ke rumah sakit, petugas
IGD / rawat inap memeriksa kembali kondisi pasien.
10. Petugas IGD / rawat inap menulis laporan kegiatan.
UNIT TERKAIT 1. NICU
2. Perina
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 25 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN
TUJUAN Dapat menangani vaksin program imunisasi secara aman bila listrik padam
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR 1. Jangan membuka pintu lemari es/freezer yang berisi vaksin
2. Periksa suhu pada termometer, pastikan suhu lemari es di antara +20C
s/d +80C dan suhu freezer di antara -150C s/d -250C.
3. Hidupkan generator bila ada
4. Bila tidak ada generator, siapkan kotak dingin cair/beku secukupnya
5. Apabila suhu lemari es sudah mendekati +80C masukkan kotak dingin
cair ke dalam lemari es yang berisi vaksin DPT, TT, HB, DT-HB,
Campak & BCG
6. Apabila suhu freezer sudah mendekati 00C masukkan kotak dingin
beku ke dalam freezer yang berisi vaksin polio.
7. Tindakan ini hanya berlaku selama 2 x 24 jam
8. Selanjutnya setelah 2 x 24 jam selamatkan vaksin dengan mengirim ke
Puskesmas atau Kabupaten/Kota terdekat yang dapat menampung
9. Carilah informasi berapa lama aliran listrik kembali normal.
UNIT TERKAIT 1. Poli Anak
2. Apotek
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
25 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN Prosedur ini mengatur penanganan saat mempersiapkan vaksin dan saat
pelayanan imunisasi
TUJUAN Menjaga suhu vaksin sesuai sistem rantai vaksin
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR PERALATAN
1. Termos
2. cool pack
PROSEDUR
1. Menyiapkan termos es (dikeringkan), 4 bh cool pack disusun
mengelilingi termos, untuk menjaga suhu vaksin 2-8 derajat celcius.
2. Membuka lemari es <5 menit untuk mengambil vaksin yang disesuaikan
pemakaian rata-rata tiap hari pelayanan.
3. Menyimpan vaksin dalam termos es (dikelilingi cool pack), digunakan
juga spoon / busa untuk menaruh vaksin yang akan dan telah digunakan
ditaruh di tengah pada spoon/busa.
4. Menutup termos es dan mencatat pengeluaran dalam kartu batch
selanjutnya dibawa ke tempat pelayanan / ruang KIA.
5. Meletakkan termos es diatas meja / trooly dan menghindari terkena sinar
matahari langsung.
6. Memberikan tanggal, jam : pengoplosan vaksin, dan saat vaksin terbuka.
Didalam termos es tidak boleh ada air yang merendam vaksin ini untuk
mencegah kontaminasi vaksin dari bakteri lain.
7. Menggunakan vaksin yang telah dibuka dengan ketentuan :
a. Vaksin DPT-HB : 4 minggu
b. Vaksin Polio : 2 minggu
c. Vaksin BCG : 3 jam
d. Vaksin Campak : 6 jam
8. Mengembalikan vaksin yang telah dibuka dengan ketentuan :
a. Vaksin tidak melewati tanggal kadaluarsa
b. Vaksin tidak pernah tercampur/terendam air
c. VVM baik
d. Tidak baik perubahan fisik (warna/mengedap)
e. Botol vaksin diberi tanggal pemakaian
f. Diletakkan pada suhu 2-8 derajat C
9. Kebijakan setelah pemakaian dilapangan (Posyandu/SD) semua vaksin
yang telah dipakai tidak boleh dipakai lagi. Kecuali vaksin yang telah
dibuka vaksin utuh tanda dan dimasukkan lagi dan diprioritaskan segera
dipakai pada pelayanan berikutnya.
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
24 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN Pendamping SC adalah dokter spesialis anak RSIA Puri Garcia.
TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan pendamping SC dalam menerima bayi baru lahir
SC.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR 1. Pendamping SC (Cito/Elektif) adalah Dokter Spesialis anak RSIA Puri
Garcia.
2. Jadwal dokter spesialis anak pendamping SC (Cito/elektif) adalah sesuai
dengan jadwal dokter jaga (konsul).
3. Bila Dokter Jaga (Konsul) tidak bisa karena sesuatu hal, maka kami
berhak mengalihkan ke dokter yang sedang jadwal praktek (poli). Bila
dokter yang sedang jadwal praktek (poli) tidak bisa, maka kami berhak
mengalihkan ke dokter Spesialis Anak selanjutnya. Dengan atas
persetujuan dokter yang pertama dikonsulkan.
4. Bila semua dokter Spesialis anak tidak ada yang bisa, maka delegasi
tugas ke dokter umum yang kompeten dengan DPJP tetap dokter yang
pertama dikonsulkan.
5. Bila ada penundaan SC karena hal yang tidak disengaja, maka
pendamping SC tetap dipegang oleh dokter yang pertama dikonsulkan,
kecuali atas persetujuan dokter yang pertama dikonsulkan dialihkan ke
dokter spesialis anak yang lain sesuai ketentuan di atas (butir 3 & 4).
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. OK
3. Perina
4. Dokter
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
24 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN Prosedur tetap penyampaian laporan mengenai pasien oleh perawat ke Dokter
Spesialis anak
TUJUAN
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/3/2016 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR 1. Setiap perawat yang sedang dinas melaporkan bila ada yang harus
dilaporkan
2. Penyampaian laporan ditujukan ke Dr. Spesialis yang merawat
(DPJP) atau ke Dr. Spesialis lain yang sudah diberi kewenangan oleh
Dr. Spesialis yang merawat
Untuk pasien yang baru datang dari IGD masuk ruang perawatan
penyampaian laporan ditujukan ke Dr. Spesialis jaga (yang sedang
bertugas)
Untuk pasien baru datang dari Poli Anak, penyampaiannya ditujukan
ke Dr. Spesialis yang mengirimkan pasien tersebut
3. Setiap hari perawat yang sedang dinas mengingatkan Dr. Spesialis
untuk visite
4. Penyampaian LAPOR :
- SMS/WA, atau
- Telepon (bila laporan CITO)
Cara :
1) Salam. (Assalamualaikum/selamat…..) dokter
2) Saya (…..) dari R. Perawatan (…) RSIA Puri Garcia
3) Lapor … sebutkan :
- nama pasien/umur/ruang perawatan
- keluhan dan diagnose
- jenis laporan berupa :
# hasil laboratorium
# masalah pada pasien perawatan dan sebutkan alasan
(penolakan tindakan/pengobatan)
# instruksi khusus : observasi
# pasien baru datang dari poli/IGD (untuk konfirmasi)
disertai laporan diagnose dan terapi
4) Terimakasih.
Bila sampai jam 12.00 belum visite/ no respon sms segera Telpon
jam 12.00 :
1) Salam. (Assalamualaikum/selamat…..) dokter
2) Saya (…) dari R. Perawatan (…) RSIA Puri Garcia, mohon
maaf mengganggu dokter,
3) Ingin konfirmasi visite. Dokter akan visite jam berapa?
4) Terimakasih.
Bila Dr. Spesialis yang merawat tidak bisa visite, maka perawat langsung
menanyakan apakah boleh di visitkan oleh Dr. Spesialis anak yang lain, atau Dr.
IGD (terutama hari minggu/libur nasional).
Bila bersedia di visitkan, maka perawat menghubungi via telpon ke Dr. Spesialis
anak yang lain.
Bila Dr. Spesialis anak tidak ada yang bisa, maka perawat menghubungi dr. IGD
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
24 Agustus 2017
Dr.Herman GT, SpOG
PENGERTIAN Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah skrining/uji saring untuk memilah
bayi yang menderita HK dari bayi yang bukan penderita. Skrining TSH dilakukan
pada semua bayi baru lahir (spontan pervaginam/SC).
TUJUAN Tujuan dilakukan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah menghilangkan
atau menurunkan mortalitas, morbiditas dan kecatatan akibat penyakit
hipotiroid kongenital
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR 1. Persiapan bayi : memotivasi dan menjelaskan keuntungan skrining
kepada keluarga, dan orang tua bayi.
2. Informed consent / refusal consent
3. Persiapan alat dan persiapan diri oleh petugas laboratorium
4. Pengambilan specimen. Waktu (timing) pengambilan specimen yang
paling ideal adalah ketika umur bayi 48 sampai 72 jam.
5. Tindak lanjut hasil skrining.
a. Kadar TSH < 20 µU/mL
Bila tes konfirmasi mendapatkan hasil kadar TSH kurang dari 20
µU/mL, maka hasil dianggap normal
b. Kadar TSH antara ≥ 20 µU/mL
Nilai TSH yang demikian menunjukan hasil yang tinggi,
sehingga perlu pengambilan specimen ulang (resample) atau
dilakukan pemeriksaan DUPLO (diperiksa dua kali dengan
specimen yang sama, kemudian diambil nilai rata – rata). Bila
pada hasil pengambilan ulang didapatkan :
Kadar TSH < 20 µU/mL, maka hasil tersebut dianggap
normal.
Kadar TSH ≥ 20 µU/mL, maka harus dilakukan
pemeriksaan TSH dan FT4 serum, melalui tes
konfirmasi.
6. Pemberitahuan hasil skrining pada saat bayi control ke poli anak.
UNIT TERKAIT A. Dokter Spesialis Anak
B. Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan
C. Dokter Umum
D. Bidan
E. Perawat
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
24 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN Menerima bayi baru lahir dari kamar OK untuk dilakukan perawatan di ruang
bayi
TUJUAN Bayi lahir dengan sehat dan selamat dan tidak terjadi komplikasi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR Petugas : Dokter Spesialis Anak dan perawat bayi.
Peralatan :
Tindakan :
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
24 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN Menerima bayi baru lahir dari kamar bersalin untuk dilakukan perawatan di ruang
bayi
TUJUAN Bayi lahir dengan sehat dan selamat dan tidak terjadi komplikasi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR Petugas : Perawat bayi.
Peralatan :
Tindakan :
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
24 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN Memberikan pelayanan kepada bayi baru lahir dimana bayi ditempatkan beserta
ibunya dalam satu ruangan.
TUJUAN 1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi
2. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada di samping ibu setiap
saat
3. Menstimulasi supaya bayi memperoleh kolostrum dan ASI
4. Memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR A. Kriteria syarat rawat gabung :
1. Kondisi bayi
Bayi normal, tidak mempunyai cacat bawaan berat
Nilai APGAR menit ke 5 lebih dari 7
Keadaan stabil
Berat badan lahir > 2500 – 4000 gram
Umur kehamilan 37 – 42 minggu
Tidak ada factor risiko
2. Ibu
Dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
B. Pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi
1. Bayi dipindahkan dari ruang perinatology ke ruang perawatan bangsal
ibu dengan menggunakan box bayi
2. Awali dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada kamar bersalin jika
tidak memungkinkan dilakukan di ruang perawatan
3. Tempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan sedemikian rupa sehingga
ibu dapat melihat dan menjangkau bayi. Bayi dapat diletakan ditempat
tidur bersama ibunya (bedding in) atau dalam box disamping tempat tidur
bayi
4. Berikan asuhan pada bayi baru lahir yang meliputi :
a. Pencegahan hipotermi
b. Pemeriksaan klinis bayi
c. Perawatan hygiene bayi
d. Deteksi dini bayi baru lahir
5. Ajarkan pada ibu mengenai tanda – tanda bayi ingin menyusu
6. Berikan asuhan pada ibu nifas meliputi :
a. Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI
b. Pendampingan menyusui, termasuk perlekatan dan posisi
menyusui yang benar, mengenali tanda bayi ingin meyusu, dan
tanda bayi telah puas dalam menyusu
c. Bantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui (kelainan
putting, pembengkakan mamae, engorgement, dll)
Ditetapkan Oleh
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
24 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN Melakukan pemberian cairan berupa susu buatan kepada bayi.
Ditetapkan Oleh
Plt. Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
24 Agustus 2017
Dr. Herman GT.SpOG
PENGERTIAN Suatu cara untuk melubangi daun telinga untuk dipasang anting pada bayi
perempuan.
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan tindakan tindik bayi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Alat
1. Needle no.22
2. Sepasang anting (minta kepada keluarga pasien), dan direndam dengan
alcohol 70%
3. Ballpoint atau betadine untuk marker
4. Alcohol swab (2)
5. Betadine (1 ml)
6. Kassa steril (2)
7. Handscun (1 pasang)
8. Kom, sebagai tempat betadine
9. Bengkok, sebagai tempat alat
2. Pasien
a. Memberikan penjelasan mengenai tindakan, prosedur serta tujuan dari
tindakan yang akan dilakukan
b. Mengatur posisi pasien supinasi
3. Petugas
a. Mencuci tangan
b. Mempersiapkan alat
CARA KERJA
Ditetapkan Oleh
Plt. Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
24 Agustus 2017
Dr. Herman GT.SpOG
PENGERTIAN Icterus Neonatus adalah kulit dan membrane mukosa neonatus berwarna kuning
yang terjadi setelah 24 jam kehidupan sebagai akibat bilirubin tak terkonjugasi
ada di dalam sirkulasi.
TUJUAN Sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan icterus neonatus.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR Persiapan blue light therapy :
Tindakan Keperawatan :
1. Kaji sejarah ibu dan bayi untuk factor resiko untuk hiperbilirubinemia
(misalkan: ketidakcocokan Rh atau ABO, malpresentasi)
2. Amati tanda-tanda icterus.
3. Laporkan nilai laboratorium, dan periksa kadar bilirubin setiap 24 jam
sekali atau sesuai dengan instruksi dokter
4. Tempatkan bayi di ruang perina isolate
5. Instruksikan keluarga pada prosedur fototerapi dan perawatan
6. Pasang penutup mata pada kedua mata, menghindari tekanan yang
berlebih
7. Lepas penutup mata setiap 4 jam atau ketika lampu mati untuk kontak
orang tua dan menyusui
8. Pantau hidrasi bayi bila perlu konsumsi cairan bayi dinaikkan
9. Pantau mata untuk udema, drainase dan warna, serta suhu.
10. Ubah posisi setiap 4 jam, baik terlentang atau tengkurap.
11. Dokumentasikan hasil tinadakan dan evaluasi.
UNIT TERKAIT Ruang Perinatology
Ditetapkan Oleh
Plt. Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
25 Agustus 2017
Dr. Herman GT, Sp.OG
PENGERTIAN Hipotermia adalah kondisi suhu tubuh bayi dibawah kisaran normal (suhu normal
36.5 C – 37.5C).
TUJUAN Sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan hipotermia pada bayi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR Persiapan Pasien :
1. Informed consent
2. Menjelaskan tujuan, langkah dan prosedur kerja kepada orang tua pasien
Persiapan Alat :
1. Incubator
2. Perlak / underpad
3. Selimut
4. Thermometer
Persiapan petugas :
1. Mencuci tangan
2. Mempersiapkan alat
3. Membaca status pasien untuk memastikan intruksi
Tindakan keperawatan :
A. Kaji factor penyebab terjadinya hipotermi pada bayi :
- Popok yang basah
- Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah
- Tubuh bayi basah
- Setelah mandi tidak segera dikeringkan
- Kondisi penyakit : infeksi berat seperti sepsis neonatorum,
hipoglikemia, dan lain-lain.
Ditetapkan Oleh
Plt. Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
24 Agustus 2017
Dr. Herman GT.SpOG
PENGERTIAN Incubator bayi adalah alat yang digunakan untuk merawat bayi premature atau
bayi dengan berat badan lahir rendah dengan cara memberikan suhu dan
kelembaban yang stabil dan kebutuhan oksigen sesuai dengan kondisi dalam
kandungan ibu.
TUJUAN Sebagai acuan dalam operasional penggunaan dan perawatan incubator bayi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 01/SPO/DIR/RSIAPG/8/2017 tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Prosedur Bidang Keperawatan Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak
Puri Garcia
PROSEDUR Cara meggunakan incubator :
BERAT BADAN
0-24 JAM (c) 2-3 HARI C 4-7 HARI C 8 HARI C
LAHIR (GRAM)
1500 34-36 33-35 33-34 32-33
2001-2500 33 32-33 32 32
1. Pemeliharaan harian
a. Bersihkan badan pesawat dari kotoran yang ada
b. Periksa kondisi air, jangan sampai habis
c. Periksa suhu, sesuai antara thermometer dengan suhu yang diatur
atau tidak
2. Pemeliharaan mingguan
Ganti air yang telah digunakan, usahakan dengan air destilasi / aqua bidest
sehingga tidak menyebabkan kerak dan berlumut.
3. Pemeliharaan bulanan
a. Periksa fungsi blower, jangan sampai blower tidak berfungsi. Sebab
akan menyebabkan pemanasan tidak merata.
b. Bila pesawat akan disimpan atau tidak digunakan, usahakan untuk
membuang semua air yang ada sampai habis.
c. Lakukan pembersihan dengan desinfektan dan sterilisasi setelah
pemakaian setiap pasien.