Anda di halaman 1dari 3

Menjaga Kehangatan Pada Bayi

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS ArkadiusDominggo,Amd.Kep
ONEKORE NIP.19760113 199703 1 004
1.Pengertian Hipotermi terjadi jika suhu tubuh bayi kurang dari 36.5oC pada pengukuran suhu
melalui ketiak. Suhu tubuh rendah dapat disebabkan karena terpapar lingkungan
yang dingin atau bayi dalam keadaan basah dan tidak berpakaian
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui dan Menjaga suhu
tubuh normal bayi (36.5oC – 37.5oC) serta Mencegah terjadinya hipotermi pada
BBL
3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Onekore Nomor
4.Referensi Direktorat Bina Kesehatan Keluarga.2008. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri
dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).Jakarta: Depkes RI
5.Prosedur Alat & Bahan
1. Alat pemancar yang siap pakai
2. Ruang / kotak penghangat
3. Kain bersih, kain kering 2 buah
4. Penutup kepala, kaos tangan dan kaos kaki
5. Alat pengukur suhu tubuh (termometer)
6. Alat pengukur suhu ruangan
7. Alat pengukur berat badan
6.Langkah-langkah  Petugas Melakukan pengukuran suhu tubuh di ketiak
 Petugas Mencuci termometer dengan air dan sabun, keringkan ujungnya
 Petugas meletakkan bayi terlentang atau miring
 Petugas mengibaskan termometer agar penunjuk temperature berada pada
35oC
 Petugas meletakkan ujung termometer di apeks aksila selama 5 menit
 Petugas membaca hasil pengukuran temperature tubuh.
 Petugas mencuci kembali termometer dengan air dan sabun, keringkan,
kemudian simpan kembali di tempatnya.
 Melakukan penghangatan suhu tubuh dengan cara KONTAK KULIT dengan
KULIT
 Lekatkan kulit bayi pada kulit ibu / orang lain, diusahakan bayi dalam
keadaan telanjang menempel pada kulit ibu
 Suhu ruangan minimal 25oc
 Petugas mengukur temperature tubuh bayi 2 jam setelah kontak kulit. Bila
suhu < 36.5oC, periksa kembali bayi dan tentukan langkah selanjutnya
 Petugas mengajari ibu cara menyusui dan perlekatan yang benar
 Bila ibu cemas tentang pemberian minum pada bayi kecil,motivasi ibu agar
mampu melaksanakannya
 Bila ibu tidak dapat menyusui, berilah ASI perah dengan menggunakan salah
satu alternatif cara pemberian minum.
 Petugas memantau pelaksanaan Kangaroo Mother Care (KMC) dengan benar
 Petugas memakaikan bayi topi, popok, kaos kaki yang bersih, kering untuk
jaga kehangatannya
 Petugas meletakan bayi di dada ibu dengan posisi kepala tegak langsung ke
kulit ibu, posisikan bayi dalam ‘’Frog Position’’ yaitu fleksi pada siku dan
tungkai, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan posisi agak ekstensi
 Petugas menutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah selimut yang
bersih dan kering untuk menjaga kehangatan bayi.
 Petugas memantau dan nilai jumlah ASI yang diberikan setiap hari. Bila ibu
menyusui, catat waktu ibu menyusui bayinya
 Petugas menimbang BB bayi setiap hari dan nilai peningkatan
 petugas menjelaskan pada ibu mengenai pola pernapasan dan warna kulit bayi
normal serta kemungkinan variasinya yang masih dianggap normal
 Petugas meminta ibu untuk waspada terhadap tanda yang tidak biasanya
ditemui atau tidak normal
 Petugas mengajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung,
atau menyentil jari kaki bayi) bila bayi tampak biru di daerah lidah, bibir atau
sekitar mulut atau napas berhenti lama.
 Bila KMC tidak dapat dilakukan terus menerus, ukur suhu aksila setiap 6 jam
 Bila temperature normal selama 3 hari berturut-turut, pengukuran dilakukan
tiap 12 jam selama 2 hari kemudian hentikan pengukuran
 Bila temperature abnormal, tentukan langkah selanjutnya.
 Menggunakan RUANGAN HANGAT dengan cara yang benar
 Petugas memastikan suhu ruangan paling rendah 26oC
 Petugas memastikan bayi dalam pakaian yang hangat
 Petugas meletakkan bayi di dalam boks, jauhkan dari dinding yang dingin
atau aliran udara (jendela, pintu)
 Petugas mengukur temperature tubuh bayi dan ruangan 4 kali sehari
 Petugas melakukan penghangatan suhu tubuh dengan PEMANCAR PANAS
dengan baik
 Petugas menghangatkan ruangan (minimal 22oC) dimana alat pemancar panas
diletakkan
 Petugas membersihkan matras dan alas, tutup alas dengan kain bersih sebelum
bayi diletakkan di bawah pemancar panas
 Petugas menyalakan alat dan atur suhu sesuai petujuknya (biasanya antara 36-
37oC).
 Bila alat bisa disiapkan sebelum bayi datang, nyalakan alat untuk
menghangatkan linen dan matras terlebih dahulu
 Sebelum bayi lahir/ datang, sebaiknya selimut dihangatkan di bawah
pemancar panas, agar bayi tidak kedinginan karena diletakkan di alas yang
dingin. Bayi hendaknya dibungkus atau diberi pakaian, kecuali bila akan
dilakukan tindakan, bayi dibiarkan telanjang atau setengah telanjang
 Petugas memindahkan bayi ke ibu sesegera mungkin bila tidak ada tindakan
atau pengobatan yang diberikan.

7.Unit Terkait 1. Ruang Bersalin


2. Apotik
3. Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai