Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN, ASKEP, KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN,

KUMPULAN ASKEP, KEPERAWATAN

Tuesday, May 31, 2016


PERSIAPAN KURETASE DAN PERAWATAN SETELAH KURETASE

Pengertian Kuretase
Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan).
Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri
dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrument (sendok kuret) ke dalam kavum uteri.
Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan).
Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan
letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus. Gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya
kecelakaan misalnya perforasi.

Kuret adalah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim. Jaringan itu sendiri
bisa berupa tumor, selaput rahim, atau janin yang dinyatakan tidak berkembang maupun sudah
meninggal. Dengan alasan medis, tidak ada cara lain jaringan semacam itu harus dikeluarkan. (
Dr. H. Taufik Jamaan, Sp.OG )

Sebuah kuret adalah alat bedah yang dirancang untuk mengorek jaringan biologis atau puing di
sebuah biopsi, eksisi, atau prosedur pembersihan. (Michelson, 1988).

2. Tujuan Kuretase
Menurut ginekolog dari Morula Fertility Clinic, RS Bunda, Jakarta, tujuan kuret ada dua yaitu:

b. Sebagai terapi pada kasus-kasus abortus. Intinya, kuret ditempuh oleh dokter untuk
membersihkan rahim dan dinding rahim dari benda-benda atau jaringan yang tidak diharapkan.
c. Penegakan diagnosis. Semisal mencari tahu gangguan yang terdapat pada rahim, apakah
sejenis tumor atau gangguan lain. Meski tujuannya berbeda, tindakan yang dilakukan pada
dasarnya sama saja. Begitu juga persiapan yang harus dilakukan pasien sebelum menjalani kuret.

Persiapan Sebelum Kuretase

· Konseling pra tindakan :


1) Memberi informed consent
2) Menjelaskan pada klien tentang penyakit yang diderita
3) Menerangkan kepada pasien tentang tindakan kuretase yang akan dilakukan:
garis besar prosedur tindakan, tujuan dan manfaat tindakan
4) memeriksa keadaan umum pasien, bila memungkinkan pasien dipuasakan.
· Pemeriksaan sebelum curretage
1. USG (ultrasonografi)

2. Mengukur tensi dan Hb darah

3. Memeriksa sistim pernafasan

4. Mengatasi perdarahan

5. Memastikan pasien dalam kondisi sehat dan fit

· Persiapan tindakan
1) menyiapkan pasien
· mengosongkan kandung kemih
· membersihkan genetalia eksterna
· membantu pasien naik ke meja ginek
· Lakukanlah pemeriksaan umum : Tekanan Darah, Nadi, Keadaan Jantung, dan Paru – paru dan
sebagainya.
· Pasanglah infuse cairan sebagai profilaksis
· Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi local atau umum secara IV dengan ketalar.
· Sebelum masuk ke ruang operasi, terlebih dahulu pasien harus dipersiapkan dari ruangan
· Puasa: Saat akan menjalani kuretase, dilakukan puasa 4-6 jam sebelumnya. Tujuannya supaya
perut dalam keadaan kosong sehingga kuret bisa dilakukan dengan maksimal.
· Cek adanya perdarahan
Dokter akan melakukan cek darah untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan
perdarahan atau tidak. Jika ada indikasi gangguan perdarahan, kuret akan ditunda sampai
masalah perdarahan teratasi. Namun tak menutup kemungkinan kuret segera dilakukan untuk
kebaikan pasien. Biasanya akan dibentuk tim dokter sesuai dengan keahlian masing-masing,
dokter kandungan, dokter bedah, dokter hematologi, yang saling berkoordinasi. Koordinasi ini
akan dilakukan saat pelaksanaan kuret, pascakuret, dan sampai pasien sembuh.

· Persiapan psikologis
Setiap ibu memiliki pengalaman berbeda dalam menjalani kuret. Ada yang bilang kuret sangat
menyakitkan sehingga ia kapok untuk mengalaminya lagi. Tetapi ada pula yang biasa-biasa saja.
Sebenarnya, seperti halnya persalinan normal, sakit tidaknya kuret sangat individual. Sebab, segi
psikis sangat berperan dalam menentukan hal ini. Bila ibu sudah ketakutan bahkan syok lebih
dulu sebelum kuret, maka munculnya rasa sakit sangat mungkin terjadi. Sebab rasa takut akan
menambah kuat rasa sakit. Bila ketakutannya begitu luar biasa, maka obat bius yang diberikan
bisa tidak mempan karena secara psikis rasa takutnya sudah bekerja lebih dahulu. Walhasil,
dokter akan menambah dosisnya.

Sebaliknya, bila saat akan dilakukan kuret ibu bisa tenang dan bisa mengatasi rasa takut,
biasanya rasa sakit bisa teratasi dengan baik. Meskipun obat bius yang diberikan kecil sudah bisa
bekerja dengan baik. Untuk itu sebaiknya sebelum menjalani kuret ibu harus mempersiapkan
psikisnya dahulu supaya kuret dapat berjalan dengan baik. Persiapan psikis bisa dengan berusaha
menenangkan diri untuk mengatasi rasa takut, pahami bahwa kuret adalah jalan yang terbaik
untuk mengatasi masalah yang ada. Sangat baik bila ibu meminta bantuan kepada orang terdekat
seperti suami, orangtua, sahabat, dan lainnya. Bila diperlukan, gunakan jasa psikolog apabila ibu
tak yakin dapat mengatasi masalah ini sendirian.

· Mengganti baju pasien dengan baju operasi


· Memakaikan baju operasi kepada pasien dan gelang sebagai identitas
· Pasien dibawa ke ruang operasi yang telah ditentukan
· Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis tindakan yang akan dilakukan, kemudian pasien
dibius dengan anesthesi narkose
· Setelah pasien tertidur, segera pasang alat bantu napas dan monitor EKG
· Bebaskan area yang akan dikuret

2) Persiapan petugas
a) mencuci tangan dengan sabun antiseptic
b) baik dokter maupun perawat instrumen melakukan cuci tangan steril
c) memakai perlengkapan : baju operasi, masker dan handscoen steril
d) Perawat instrumen memastikan kembali kelengkapan alat-alat yang akan digunakan
dalamtindakan kuret
e) Alat disusun di atas meja mayo sesuai dengan urutan

3) Persiapan alat dan obat :


a) Alat tenun, terdiri dari :
· baju operasi
· laken
· doek kecil
· sarung meja mayo

b) Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia alam bak alat dalam keadaan aseptic berisi :
· Speculum dua buah (Spekullum cocor bebek (1) dan SIMS/L (2) ukuran S/M/L) speculum 2
Buah.
· Sonde (penduga) uterus:
1) untuk mengukur kedalaman rahim
2) untuk mengetahui lebarnya lubang vagina
· Cunam muzeus atau Cunam porsio
· Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
· Bermacam – macam ukuran sendok kerokan (kuret 1 SET)
· Cunam tampon (1 buah)
· Pinset dan klem
· Kain steril, dan sarung tangan dua pasang.
· Menyiapkan alat kuret AVM
· Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
· Meja dorong / meja instrument
· Wadah instrumen khusus ( untuk prosedur AVM )
· AVM Kit (tabung, adaptor, dan kanula)
· Tenakulum (1 buah)
· Klem ovum/fenster (2 buah)
· Mangkok logam
· Dilagator/ busi hegar (1 set)
· Lampu sorot
· Kain atas bokong dan penutup perut bawah
· Larutan anti septik (klorheksidin, povidon iodin, lkohol)
· Tensimeter dan stetoskop
· Sarung tangan DTT dan alas kaki
· Set infus
· Abocatt
· Cairan infus
· Wings
· Kateter Karet 1 buah
· Spuit 3 cc dan 5 cc

2. Obat-obatan :
· Analgetik ( petidin 1-2 mg/Kg BB
Indikasi

Nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah

Kontra indikasi

Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau
cedera kepala

Efek samping

Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi pada over dosis menimbulkan Sediaan Petidin
(generik) injeksi 50 mg/ml, tabl 50 mg

· Ketamin HCL 0.5 ml/ Kg BB


Ketamine (Ketalar or Ketaject) merupakan arylcyclohexylamine yang memiliki struktur mirip
dengan phencyclidine. 11 Ketamin pertama kali disintesis tahun 1962, dimana awalnya obat ini
disintesis untuk menggantikan obat anestetik yang lama (phencyclidine) yang lebih sering
menyebabkan halusinasi dan kejang. Obat ini pertama kali diberikan pada tentara amerika
selama perang Vietnam. Ketamin hidroklorida adalah golongan fenil sikloheksilamin,
merupakan “rapid acting non barbiturate general anesthesia”. Ketalar sebagai nama dagang yang
pertama kali diperkenalkan oleh Domino dan Carson tahun 1965 yang digunakan sebagai
anestesi umum. Ketamin kurang digemari untuk induksi anastesia, karena sering menimbulkan
takikardi, hipertensi , hipersalivasi , nyeri kepala, pasca anasthesi dapat menimbulkan muntah –
muntah , pandangan kabur dan mimpi buruk. Ketamin juga sering menebabkan terjadinya
disorientasi, ilusi sensoris dan persepsi dan mimpi gembira yang mengikuti anesthesia, dan
sering disebut dengan emergence phenomena.

Mekanisme kerja

Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa blok terhadap reseptor opiat dalam otak dan medulla
spinalis yang memberikan efek analgesik, sedangkan interaksi terhadap reseptor metilaspartat
dapat menyebakan anastesi umum dan juga efek analgesik.

Efek farmakologis

Efek pada susunan saraf pusat

Apabila diberikan intravena maka dalam waktu 30 detik pasien akan mengalami perubahan
tingkat kesadaran yang disertai tanda khas pada mata berupa kelopak mata terbuka spontan dan
nistagmus. Selain itu kadang-kadang dijumpai gerakan yang tidak disadari, seperti gerakan
mengunyah, menelan, tremor dan kejang. Apabila diberikan secara intramuskular, efeknya akan
tampak dalam 5-8 menit, sering mengakibatkan mimpi buruk dan halusinasi pada periode
pemulihan sehingga pasien mengalami agitasi. Aliran darah ke otak meningkat, menimbulkan
peningkatan tekanan darah intrakranial.

Efek pada mata

Menimbulkan lakrimasi, nistagmus dan kelopak mata terbuka spontan, terjadi peningkatan
tekanan intraokuler akibat peningkatan aliran darah pada pleksus koroidalis.

Efek pada sistem kardiovaskular.

Ketamin adalah obat anestesia yang bersifat simpatomimetik, sehingga bisa meningkatkan
tekanan darah dan jantung. Peningkatan tekanan darah akibat efek inotropik positif dan
vasokonstriksi pembuluh darah perifer.

Efek pada sistem respirasi

Pada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap sistem respirasi. dapat menimbulkan
dilatasi bronkus karena sifat simpatomimetiknya, sehingga merupakan obat pilihan pada pasien
ashma.

Dosis dan pemberian

Ketamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses pembuluh
darah sulit didapat contohnya pada anak – anak. Ketamin bersifat larut air sehingga dapat
diberikan secara I.V atau I.M. dosis induksi adalah 1 – 2 mg/KgBB secara I.V atau 5 – 10
mg/Kgbb I.M , untuk dosis sedatif lebih rendah yaitu 0,2 mg/KgBB dan harus dititrasi untuk
mendapatkan efek yang diinginkan. Untuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten atau
kontinyu. Emberian secara intermitten diulang setiap 10 – 15 menitdengan dosis setengah dari
dosis awal sampai operasi selesai.
Efek samping

Dapat menyebabkan efek samping berupa peningkatan sekresi air liur pada mulut,selain itu dapat
menimbulkan agitasi dan perasaan lelah , halusinasi dan mimpi buruk juga terjadi pasca operasi,
pada otot dapat menimbulkan efek mioklonus pada otot rangka selain itu ketamin juga dapat
meningkatkan tekanan intracranial. Pada mata dapat menyebabkan terjadinya nistagmus dan
diplopia.

Kontra indikasi

Mengingat efek farmakodinamiknya yang relative kompleks seperti yang telah disebutkan diatas,
maka penggunaannya terbatas pada pasien normal saja. Pada pasien yang menderita penyakit
sistemik penggunaanya harus dipertimbangkan seperti tekanan intrakranial yang meningkat,
misalnya pada trauma kepala, tumor otak dan operasi intrakranial, tekanan intraokuler
meningkat, misalnya pada penyakit glaukoma dan pada operasi intraokuler. Pasien yang
menderita penyakit sistemik yang sensitif terhadap obat – obat simpatomimetik, seperti ;
hipertensi tirotoksikosis, Diabetes militus , PJK dll.

· Tramadol 1-2 mg/ BB


Indikasi

Nyeri sedang sampai berat

Kontra indikasi

Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau
cedera kepala

Efek samping

Mual, muntah, konstpasi, ketergantungan / adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan
dapat menyebabkan kematian. Sediaan Tramadol (generik) injeksi 50 mg/ml, tablet 50 mg

· Sedativa ( diazepam 10 mg)


Indikasi

Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status
epileptikus, kejang demam, spasme otot.

Cara Pemberian

Injeksi i.m atau injeksi i.v lambat : (kedalam vena besar dengan kecepatan tidak lebih dari 5
mg/menit)untuk ansietas akut berat, pengendalian serangan panik akut, penghentian alkohol
akut, 10 mg, jika perlu ulangi setelah 4 jam.Catatan : Rute i.m hanya digunakan jika rute oral dan
i.v tidak mungkin diberikan.

Kontraindikasi

Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, glaukoma
sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh
digunakan sebagai terapi tunggal pada depresi atau ansietas yang disertai dengan depresi.

Efek Samping

Efek samping pada susunan saraf pusat : rasa lelah, ataksia, rasa malas, vertigo, sakit kepala,
mimpi buruk dan efek amnesia. Efek lain : gangguan pada saluran pencernaan, konstipasi, nafsu
makan berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan berat badan, mulut kering, salivasi, sekresi
bronkial atau rasa pahit pada mulut.

· Atropine sulfas 0.25- 0.50 mg/ml


Indikasi

Spasme/kejang pada kandung empedu, kandung kemih dan usus, keracunan fosfor organik.

Kontraindikasi

Glaukoma sudut tertutup, obstruksi/sumbatan saluran pencernaan dan saluran kemih, atoni (tidak
adanya ketegangan atau kekuatan otot) saluran pencernaan, ileus paralitikum, asma, miastenia
gravis, kolitis ulserativa, hernia hiatal, penyakit hati dan ginjal yang serius.

Dosis : 0.25- 0.50 mg/ml

· Oksigen dan regulator


Pemberian oksigen dilakukan setelah post operasi pasien diberikan oksigen 2 liter/menit melalui
nasal kanule dan tetap observasi keadaan pasien sampai dipindahkan ke ruangan perawatan.

3. Perawatan Setelah Kuretase


Perawatan usai kuretase pada umumnya sama dengan operasi-operasi lain. Harus menjaga bekas
operasinya dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, tidak melakukan hubungan
intim untuk jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-benar hilang, dan meminum obat
secara teratur. Obat yang diberikan biasanya adalah antibiotik dan penghilang rasa sakit. Jika
ternyata muncul keluhan, sakit yang terus berkepanjangan atau muncul perdarahan, segeralah
memeriksakan diri ke dokter. Mungkin perlu dilakukan tindakan kuret yang kedua karena bisa
saja ada sisa jaringan yang tertinggal. Jika keluhan tak muncul, biasanya kuret berjalan dengan
baik dan pasien tinggal menunggu kesembuhannya.

Hal-hal yang perlu juga dilakukan:


1. Setelah pasien sudah dirapihkan, maka perawat mengobservasi keadaan pasien dan terus
memastikan apakah pasien sudah bernapas spontan atau belum
2. Setelah itu pasien dipindahkan ke recovery room
3. Melakukan observasi keadaan umum pasien hingga kesadaran pulih
4. Pasien diberikan oksigen 2 liter/menit melalui nasal kanule dan tetap observasi keadaan pasien
sampai dipindahkan ke ruangan perawatan.
5. Konseling pasca tindakan
6. Melakukan dekontaminasi alat dan bahan bekas operasi

4. Dampak Setelah Kuretase


Terkadang kuret tidak berjalan lancar. Meskipun telah dilakukan oleh dokter kandungan yang
sudah dibekali ilmu kuret namun kekeliruan bisa saja terjadi. Bisa saja pada saat melakukannya
dokter kurang teliti, terburu-buru, atau jaringan sudah kaku atau membatu seperti pada kasus
abortus yang tidak ditangani dengan cepat. Berikut adalah dampaknya:

a. Perdarahan
Bila saat kuret jaringan tidak diambil dengan bersih, dikhawatirkan terjadi perdarahan. Untuk itu
jaringan harus diambil dengan bersih dan tidak boleh tersisa sedikit pun. Bila ada sisa kemudian
terjadi perdarahan, maka kuret kedua harus segera dilakukan. Biasanya hal ini terjadi pada kasus
jaringan yang sudah membatu. Banyak dokter kesulitan melakukan pembersihan dalam sekali
tindakan sehingga ada jaringan yang tersisa. Namun biasanya bila dokter tidak yakin sudah
bersih, dia akan memberi tahu kepada si ibu, “Jika terjadi perdarahan maka segera datang lagi ke
dokter.”

b. Cerukan di Dinding Rahim


Pengerokan jaringan pun harus tepat sasaran, jangan sampai meninggalkan cerukan di dinding
rahim. Jika menyisakan cerukan, dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan rahim.

c. Gangguan Haid
Jika pengerokan yang dilakukan sampai menyentuh selaput otot rahim, dikhawatirkan akan
mengganggu kelancaran siklus haid.

d. Infeksi
Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan, dikhawatirkan bisa memicu
terjadinya infeksi. Sebab, kuman senang sekali dengan daerah-daerah yang basah oleh cairan
seperti darah.

e. Kanker
Sebenarnya kecil kemungkinan terjadi kanker, hanya sekitar 1%. Namun bila kuret tidak
dilakukan dengan baik, ada sisa yang tertinggal kemudian tidak mendapatkan penanganan yang
tepat, bisa saja memicu munculnya kanker. Disebut kanker trofoblast atau kanker yang
disebabkan oleh sisa plasenta yang ada di dinding rahim.
posting by nara sama di 5/31/2016 07:12:00 PM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Label: kebidanan, kesehatan
No comments:

Post a Comment

Link ke posting ini

Create a Link

Newer Post Older Post Home


Subscribe to: Post Comments (Atom)

Blog Archive
 ▼ 2016 (6)
o ► June (5)
o ▼ May (1)
 PERSIAPAN KURETASE DAN PERAWATAN SETELAH
KURETASE

 ► 2014 (3)

 ► 2012 (5)

 ► 2011 (6)

 ► 2010 (499)

 ► 2009 (413)

 ► 2008 (65)

Labels if you like free backlinks and one way rather than
two directions. seo techniques which will increase
adsense Allergies anak ance askep basil herb traffic to your blog or website you believe do not
budaya cancer cooking copas food gadar believe but this is really real. --------------------------
ginjal healthy jiwa kdm kebidanan keluarga -- This is a blog about the concept of nursing to
keperawatan kesehatan kmb komik koneksi create an optimal healthy client, nursing care, how
lp makanan maternitas ngeblog review riset to maintain health, how to create optimal health,
sex SP syaraf tht tips tips dan trick wanita maintaining a healthy body as optimal as possible
Weight Loss and
Asuhan Keperawatan

My trik dan Tips Blog


Error loading feed.
My Blog List

INCOME EVERY MONTH

Easy Card Change Magic Trick Card Trick Magic Where A Playing Card Appears To
Visibly Change Right In Front Of Your

6 years ago

My trik dan Tips Blog

Cinta budaya sendiri

anakkomik.blogspot.com. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai