Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL

PADA Ny.A UMUR 22 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 40 MINGGU


DI BPM ARI SAPTUTI S.ST
PRINGSEWU

Tanggal Ujian Praktik Kamis, 11 Mei 2017

STUDI KASUS

Oleh :
NAMA : LIA INDRIATI
NIM : 154012014059

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2017
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL
PADA Ny.A UMUR 22 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 40 MINGGU
DI BPM ARI SAPTUTI S.ST PRINGSEWU

Tanggal Ujian Praktik, Kamis 11 Mei 2017


Disusun Dalam Rangka Ujian Akhir Program Prodi DIII Kebidanan
STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Oleh :
NAMA : LIA INDRIATI
NIM : 154012014059

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2017
Motto
Kesuksesan bukan tentang seberapa banyak uang yang kamu hasilkan, tetapi
seberapa besar kamu bisa membawa perubahan untuk hidup orang lain(Michelle
Obama ).

Cara terbaik untuk menemukan dirimu sendiri adalah dengan kehilangan dirimu untuk
melayani orang lain(Mahatma Gandhi).

Pengetahuan adalah senjata yang paling hebat untuk mengubah dunia(Nelson


Mandela)
KATA PENGANTAR

Studi kasus ini saya persembahkan kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan ridho dan restunya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi kasus ini dengan lancar dan tidak ada hambatan apapun.
2. Ayah dan ibu tercinta yang selalu mencurahkan doa dan dukungan yang tidak
henti hentinya, membimbing serta memberikan semangat dikala penulis
merasa lelah dan ingin menyerah. Studi kasus ini saya dedikasikan untuk
kalian berdua.
3. Ibu Istikomah,M.Keb selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan Studi Kasus ini.
4. Ibu Yossy Wijayanti,M.Keb selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Studi Kasus ini.
5. Ibu Ari Saptuti,S.S.T, selaku Bidan Koodinator BPM sekaligus Pembimbing
III yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
Studi Kasus.
6. Seluruh Dosen Diploma III Kebidanan STIKes Muhammadiyah yang telah
membekali ilmu kepada penulis yang sangat bermanfaat.
7. Ny. A beserta keluarga yang memberikan kepercayaan dan bersedia menjadi
klien.
8. Sahabat sahabat terbaikku ririn saputri, Aristia ayu puspitasari, Siti hafsoh
asih, dan Reti setianingrum, terima kasih telah mewarnai tiga tahunku di
STIKes Muhammadiyah Pringsewu, menjadi keluarga kedua untukku dan
berbagi suka duka bersama. Semoga kesuksesan akan selalu mengiringi setiap
langkah kita.

Penulis menyadari studi kasus ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penulisan studi
kasus selanjutnya. Semoga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis pada khususnya.

Pringsewu, Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

MOTTO. .............................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN. ............................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................

B. Tujuan Penulisan .....................................................................

C. Ruang Lingkup ........................................................................

D. Metode Penulisan ....................................................................

E. Sistematika Penulisan .............................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Persalinan ........................................................

B. Jurnal. .....................................................................................

C. Nomenklatur Kebidanan.........................................................

D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan ......................


BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ..............................................................................

B. Diagnosa Kebidanan...............................................................

C. Perencanaan ............................................................................

D. Implementasi. .........................................................................

E. Evaluasi. .................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN

A. Profil BPS ARI SAPTUTI,S.ST.............................................

B. Pemaparan ..............................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................

B. Saran .......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan

cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi

belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta

dengan tenaga ibu sendiri (Prawirohardjo,2010).

Sementara itu fokus utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi.

Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan

mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Penyesuaian ini

sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru

lahir. Hal ini dikarenakan sebagian besar persalinan di Indonesia masih terjadi

di tingkat pelayanan kesehatan primer dengan penguasaan keterampilan dan

pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan tersebut masih belum

memadai.

AKI di Indonesia tergolong tinggi di dunia, pada tahun 2012 di antara

kawasan Association of South Asian Nations (ASEAN) dan South East Asia

Region (SEARO) Indonesia berada di peringkat ke-11 dari 18 negara di

kawasan tersebut yaitu sebesar 240 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab

kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obsetri langsung

yaitu perdarahan 28 %, preeklamsia/eklampsia 24 %, infeksi 11 %, sedangkan

penyebab tidak langsung adalah trauma obsetri 5 % dan lain-lain 11 %

(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).


Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2008,

jumlah kematian ibu maternal di Propinsi Lampung 145 per 100.000 kelahiran

hidup dengan perincian perdarahan 69 kasus, eklampsi 39 kasus, ketuban pecah

dini 28 kasus, letak lintang 19 kasus dan persalinan prematur 8 kasus (Dinkes

Propinsi Lampung, 2008).

Penyebab kematian maternal merupakan suatu hal yang sangat kompleks,

sebab sebab kematian ini dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu faktor secara

langsung yang disebabkan oleh komplikasi komplikasi kehamilan, persalinan

dan nifas. Sebab sebab yang lain seperti penyakit jantung, kanker dan lain

lain (prawirohardjo,2011).

Pertolongan persalinan di beberapa BPM yang dilakukan bidan dengan

standart asuhan kebidanan normal (APN) masih banyak kendala, karena

kurangnya pengetahuan bidan yang berdampak pada sikap dan tindakan yang

tidak sesuai standart. Data sekunder 2014 pelayanan bidan dibeberapa tmpat

pelayanan kesehatan tentang ibu bersalin didapatkan 98 % masyarakat

membutuhkan bidan yang sabar, ramah, dan menjadi pendengar yang baik,

serta mampu menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat.

Pemberian asuhan persalinan kala I dan kala II sangat membutuhkan

asuhan dari dimensi fisiologis, psikologis, agama, budaya yang dipadukan

dengan kompetensi dasar bidan. Masalah yang terjadi dalam persalinan antara

lain pertolongan kala III dan VI sangat rawan terhadap kejadian perdarahan

postpartum. Ada standart managemen aktif kala III (MAK III), namun pada
kenyataannya pelaksanaan MAK III belum menyeluruh, tidak semua bidan

memberikan sesuai standart.

Dari survey Di BPS ARI SAPTUTI,S.ST jumlah ibu bersalin pada tahun

2017 adalah 198. Adapun jumlah persalinan normal 198 dan ibu nifas normal

berjumlah 198. Asuhan yang diberikan pada ibu bersalin Di BPS ARI

SAPTUTI,S.ST sudah sesuai dengan standar asuhan persalinan normal 60

langkah.

Dari data diatas penulis ingin meningkatkan pelayanan dalam bidang

kesehatan berperilaku dengan APN/sesuai prosedur dan bermaksud untuk

mempelajari lebih lanjut tentang manajemen kebidanan pada persalinan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif meliputi

aspek biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual pada ibu bersalin

dengan pendekatan proses kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengkaji status kesehatan secara komprehensif pada Ny. A

Umur 22 G1P0A0 Usia Kehamilan 40 minggu.

b. Mampu menganalisa data hasil pengkajian pada Ny. A Umur 22

G1P0A0 Usia Kehamilan 40 minggu.

c. Mampu menegakan diagnosa kebidanan dari data hasil pengkajian Ny.

A Umur 22 G1P0A0 Usia Kehamilan 40 minggu.


d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan diagnosa yang

muncul pada Ny. A Umur 22 G1P0A0 Usia Kehamilan 40 minggu.

e. Mampu menegakan masalah pada Ny. A Umur 22 G1P0A0 Usia

Kehamilan 40 minggu.

f. Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan intervensi dan

kolaborasi segera pada Ny. A Umur 22 G1P0A0 Usia Kehamilan 40

minggu.

g. Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada Ny. A Umur 22

G1P0A0 Usia Kehamilan 40 minggu.

C. Ruang Lingkup

1. Subjektif : Ibu bersalin

2. Waktu : Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dilakukan pada tanggal

11 Mei 2017.

3. Tempat : Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dilakukan Di BPS ARI

SAPTUTI, S.ST Banyumas.

D. Metode Penulisan

Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif dan

dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode studi kasus dengan

teknik pengumpulan data sebagai berikut untuk data primer (wawancara,

teknik observasi, pemeriksaan fisik, partisipasi aktif dan dokumentasi) dan

data sekunder (wawancara dan studi kepustakaan).


1. Data primer

a. Wawancara

Wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan pada

anamnesa. Wawancara ini langsung dengan pasien. Informasi yang

terkumpul didapatkan dengan cara tanya jawab yang berkaitan dengan

masalah persalinan yang sedang dihadapi pasien.

b. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan anamnese keadaan

untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan klien dengan

menggunakan penglihatan dan alat indera lain melalui penglihatan,

sentuhan dan pendengaran.

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan pada pasien yaitu untuk

menentukan masalah kesehatan pasien, dengan observasi dari ujung

rambut sampai ujung kaki. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan

empat cara, yaitu inspeksi, palpasi,perkusi, dan auskultasi

d. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data subjektif dan objektif yang digunakan

untuk pencatatan bidan dari hasil wawancara, anamnesa, pemeriksaan

fisik mengenai masalah pasien yang sedang dikaji sesuai hasil

pemeriksaan.
2. Data sekunder

a. Wawancara

Wawancara dengan keluarga pasien, serta dokter yang berkolaborasi

yang berhubungan dengan masalah kesehatan pasien.

b. Study kepustakaan

untuk memperjelas dan mendukung kebenaran tentang data yang di

peroleh, catatan kebidanan pasien yang sudah didokumentasikan dapat

dipergunakan sebagai sumber informasi di tambah dengan mempelajari

buku-buku yang bersangkutan dengan persalinan normal.

E. Sistematika Penulisan

Studi kasus ini disusun secara sistematis dalam V bab, yaitu:

1. BAB I : Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan

penulisan, ruang lingkup, metode dan teknik penulisan serta sistematika

penulisan.

2. BAB II : Berisi konsep dasar teori tentang persalinan normal yaitu

meliputi devinisi, etiologi, tanda dan gejala, perubahan fisiologis dan

psikologis, penegakan diagnosa, diagnostic, kebutuhan dan

penatalaksanaan.

3. BAB III : Berisi tentang tinjauan kasus laporan asuhan kebidanan yang

disajikan sesuai dengan dokumentasi kebidanan, terdiri dari data subjektif,

data objektif, assasment, planning disertai hasil.


4. BAB IV : Pembahasan berisikan ulasan naratif dari setiap tahapan

kebidanan mulai dari pengkajian subjektif dan objektif sampai evaluasi

dengan membandingkan antara konsep dengan teori.

5. BAB V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR PERSALINAN

1. Definisi

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dilakukan

secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian

selama proses persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi

belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap.

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal apabila prosesnya

terjadi pada usia kehamilan cukup bulan > 37 minggu tanpa disertai

adanya penyulit. Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks yaitu membuka dan menipis dan

berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu pada usia kehamilan cukup bulan (APN,2014).

2. Etiologi

Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang

ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain :


Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan

a. Teori penurunan progesteron

1) Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu,

dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah

mengalami penyempitan dan buntu.

2) Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim

lebih sensitif terhadap oksitosin

3) Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat

penurunan progesteron tertentu

b. Teori oksitosin internal

1) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior

2) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat

mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi

kontraksi Braxton Hicks.

3) Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan

maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan

dapat mulai.

c. Teori prostaglandin

1) Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu yang dikeluarkan oleh desidua.

2) Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi

otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.


d. Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis

1) Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan ansefalus sering

terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.

2) Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

3. Tanda- Tanda Persalinan

Sebelum terjadi persalinan, beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki

kala pendahuluan ( preparatory stage of labor ), dengan tanda-tanda

sebagai berikut.

a. Terjadi lightening

Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus

uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada multigravida, tanda ini

tidak begitu kelihatan.

b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

c. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih

tertekan oleh bagian terbawah janin.

4. Tanda Gejala persalinan

a. Adanya kontraksi rahim

Setiap kontraksi pada rahim mempunyai tiga fase yaitu :

1) Increment : Ketika intensitas terbentuk.

2) Acme : Puncak atau maximum.

3) Decement : Ketika otot relaksasi.


b. Keluarnya lendir bercampur darah.

c. Keluarnya air air (ketuban)

d. Pembukaan serviks, dijumpai perubahan serviks :

1) Pematangan serviks

2) Penipisan serviks

3) Pembukaan serviks

e. Perbedaan antara his palsu dan his persalinan

1) His palsu

a) Tidak ada perubahan pada serviks

b) Rasa nyeri tidak teratur

c) Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu

dengan yang lain

d) Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi

e) Kebanyakan rasa nyeri di bagian depan

f) Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan

g) Tidak ada hubungan antar tingkat kekuatan kontraksi uterus

dengan intensitas rasa nyeri

h) Tidak ada lendir darah

i) Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin

j) Kepala belum masuk PAP walaupun ada kontraksi

k) Pemberian obat penenang yang efisien menghentikan rasa nyeri


2) His persalinan

a) Serviks menipis dan membuka

b) Rasa nyeri dan interval teratur

c) Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek

d) Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah

e) Rasa nyeri terasa dibagian belakang dan menyebar ke depan

f) Dengan berjalan bertambah intensitasnya

g) Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan

intensitas nyeri

h) Lendir darah sering tampak

i) Ada penurunan bagian kepala janin

j) Kepala janin sudah terfiksasi di PAP diantara kontraksi

k) Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses

persalinan

5. Bentuk Persalinan

a. Persalinan spontan ialah persalinan yang berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir

b. Persalinan buatan persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar

misalnya ekstraksi dengan forceps, atau dilakukan operasi sectio

caesarea.

c. Persalinan anjuran persalinan yang terjadi bila bayi sudah cukup

besar untuk hidup diluar, tetapi tidak sedemikian besarnya

sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan


6. Tahapan Persalinan Dibagi menjadi Empat Kala

a. Kala I (kala pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena

serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya

pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena

pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka.

Kala 1 persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10cm).

Persalinan kala 1 dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase

aktif.

1) Fase Laten

Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak

awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan

secara bertahap sampai pembukaan kurang dari 4 cm,

berlangsung dalam waktu 7-8 jam.

2) Fase Aktif (pembukaan serviks 4-10 cm)

berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase.

a) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm.

b) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam

pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.


Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi

uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat

jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi

penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve

friedman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1

cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara

primigravida dan multigravida. Pada primigravida,ostium

uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga serviks

akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum

sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum

serta penipisan dan pendataran seviks terjadi dalam waktu

yang lama.

b. Perubahan fisiologis pada kala I

1) Tekanan Darah

2) Metabolisme

3) Suhu Tubuh

4) Detak Jantung

5) Pernapasan

6) Ginjal

7) Gastrointestinal

8) Hematologi.
9) Kontraksi uterus

10) Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah

rahim

11) Perkembangan retraksi ring

12) Penarikan serviks

13) Pembukaan ostium oteri interna dan ostium oteri

externa

14) Show

15) Tonjolan kantong ketuban

16) Pemecahan kantong ketuban

c. Perubahan psikologis pada kala I

1) Perasaan tidak enak

2) Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi

3) Sering memikirkan apakah persalinan brjalan normal

4) Menganggap persalinan sebagai percobaan

5) Apakah penolong persalinan dapat sabar dan

bijaksana dalam menolongnya

6) Apakah bayinya normal atau tidak

7) Apakah ia sanggup merawat bayinya

8) Ibu merasa cemas


b. Kala II ( kala pengeluaran janin )

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada

primipira berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.

1) Tanda dan Gejala Kala II adalah :

a) His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit.

b) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi.

c) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum

dan/atau vagina.

d) Perineum terlihat menonjol.

e) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

f) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

2) Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam

yang menunjukan:

a) Pembukaan serviks telah lengkap

b) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.

3) Perubahan fisiologis pada kala II

a) Kontraksi uterus

b) Perubahan perubahan uterus

c) Perubahan pada serviks

d) Perubahan pada vagina dan dasar panggul

e) Perubahan sistem reproduksi


f) Perubahan tekanan darah

g) Perubahan metabolisme

h) Perubahan suhu

i) Perubahan denyut nadi

j) Perubahan pernapasan

k) Perubahan pada ginjal

l) Perubahan pada saluran cerna

m) Perubahan hematologi

4) Perubahan psikologis persalinan kala II

Perubahan psikologis keseluruhan wanita yang sedang

mengalami persalinan sangat bervariasi, tergantung pada

persiapan dan bimbingan antisipasi yang ia terima selama

persiapan menghadaoi persalinan, dukungan yang diterima

wanita dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan

pemberi perawatan, lingkungan tempat wanita tersebut berada

dan apakah bayi yang ia kandung merupakan bayi yang ia

inginkan atau tidak.

Dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh seseorang

wanita di lingkungan tempat melahirkan, termasuk dari mereka

yang mendampinginya, sangat memengaruhi aspek

psikologinya pada saat kondisinya sangat rentan setiap kali

kontraksi timbul juga pada saaat nyerinya timbul secara

berkelanjutan.
c. Kala III ( kala pengeluaran plasenta )

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses

biasanya berlangsung dalam 6menit - 15 menit setelah bayi lahir.

Tanda tanda pelepasan plasenta :

a) Terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri

b) Tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina /

vulva

c) Adanya semburan darah secara tiba tiba

d. Kala IV ( kala pengawasan )

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah proses tersebut.

a. Pemantauan dan evaluasi lanjut pada kala IV

a) Tanda vital

b) Kontraksi uterus

c) Lochea

d) Kandung kemih

e) Perineum

f) Perkiraan darah yang hilang

Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperatur,

tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih, dan

perdarahan. Pemantauan kala IV ini sangat penting, terutama


untuk menilai deteksi dini resiko atau kesiapan penolong

mengantisipasi komplikasi perdarahan pasca persalinan.

7. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Persalinan

a. Power (Tenaga/Kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,

kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari

ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah

his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga

meneran ibu.

1) His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding

uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba

falopi memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut

didapat dari pacemaker yang terdapat dari dinding uterus

daerah tersebut.

Pembagian his dan sifatnya :

a) His palsu atau his pendahuluan

His tidak kuat dan tidak teratur

Dilatasi serviks tidak terjadi

b) His pembukaan kala I

His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan

lengkap 10 cm

Mulai teratur dan sakit


c) His pengeluaran atau his mengejan (kala II)

Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama

His untuk mengeluarkan janin

Koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut,

kontraksi diafragma dan ligament

d) His pelepasan uri (kala III)

Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan

plasenta

e) His pengiring (kalaIV)

Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri (meriang)

pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.

2) Mengejan

Tenaga mengejan dapat berhasil pada kala I pembukaan

lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim uterus.

b. Passage (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni again tulang yang padat,

dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin harus berhasil

menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku, oleh

karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum

persalinan dimulai jalan lahir dibagi atas:

1) Bagian keras (tulang-tulang panggul)Tulang panggul tersusun

atas empat tulang, yakni 2 tulang pangkal paha (os coxae), 1

tulang kelangkang (os sacrum) dan 1 tulang tungging (os


cocygis) yang dihubungkan oleh tiga sendi. Os coxae dibagi

menjadi os. illium, os. ischium, dan os. Pubis.

2) Bagian lunak (segmen bawah uterus, serviks uteri, vagina,

muskulus dan ligamentum).

3) Otot Dasar Panggul

Dasar panggul terdiri atas kelompok otot levator ani yang

melandai ke arah bawah dan ke depan, serta saling berjalin

dengan sisi yang berlawanan sehingga membentuk diafragma

otot tempat lewatnya uretra, vagina, dan rectum. Otot-otot

ditutupi fasia dan membentuk diafragma pelvis.

4) Perineum

Perineum merupakan daerah yang menutupi pintu bawah

panggul.

c. Passenger (janin dan plasenta)

Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di sepanjang

jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yaitu

ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.

1) Sikap (attitude = habitus)

Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan

bagian tubuh yang lain. Janin mempunyai sikap yang khas saat

berada didalam rahim. Hal ini sebagian merupakan akibat pola

pertumbuhan janin dan sebagian akibat penyesuaian janin

terhadap bentuk rongga rahim. Pada kondisi normal punggung


janin sangat fleksi, kepala fleksi kearah dada, dan paha fleksi

kearah sendi lutut (fleksi umum). Tangan disilangkan didepan

toraks dan tali pusat terletak diantara lengan dan tungkai.

2) Letak (Lie = situs)

Letak janin adalah hubungan antara sumbu panjang

(punggung) janin terhadap sumbu panjang (punggung ibu).

Ada dua macam letak, yaitu (1) memanjang atau vertikal,

dimana sumbu panjang janin pararel dengan sumbu panjang

ibu; (2) melintang atau horizontal, dimana sumbu panjang

janin membentuk sudut terhadap sumbu panjang ibu. Letak

memanjang dapat berupa presentasi kepala atau presentasi

sakrum (sungsang).

3) Presentasi (Presentation)

Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki

pintu atas panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan

mencapai aterm. Tiga presentasi janin utama adalah kepala

(96%), bokong (3%), bahu (1%).

4) Posisi

Posisi adalah hubungan antara bagian presentasi (oksiput,

sacrum, mentum/dagu,sinsiput/puncak kepala yang

defleksi/menengadah) terhadap empat kuadran panggul ibu

yaitu oksipito anterior kanan (OAKa), oksipito tranversa kanan


(OTKa), oksipito posterior kanan (OPKa), oksipito tranversa

kiri (OTKi), oksipito anterior kiri (OAKi).

d. Psikis (Psikologis)

Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan

muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada

ibu primipara. Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot

otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada

akhirnya akan menghambat proses persalinan. Dukungan dapat

diberikan oleh orang orang terdekat ibu seperti suami, keluarga,

teman, perawat, bidan maupun dokter.

e. Penolong

Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai

legalitas dalam menolong persalinan antara dokter, bidan, serta

mempunyai kompetensi dalam menolong persalinan, menangani

kegawatdaruratan serta melakukan rujukan jika diperlukan

(Sumarah, SSiT, dkk, 2008) .

8. Mekanisme Persalinan

1. Gerakan utama pada mekanisme persalinan ialah :

a. Engangement

Engangement adalah peristiwa ketika diameter biparietal

melewati pintu atas panggul dengan sutura sagitalis

melintang/oblik didalam jalan lahir dan sedikit fleksi. Jika

kepala masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura


sagitalis melintang di jalan lahir, tulang parietal kanan dan

kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut sinklitismus.

Kepala saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam

keadaan dimana sutura sagitalis leebih dekat ke

promontorium atau ke sympisis maka hal ini disebut

asinklitismus. Ada dua macam asinklitismus yaitu

asinklitismus posterior dan asinklitismus anterior.

1) Asinklitismus posterior yaitu keadaan bila sutura

sagitalis mendekati sympisis dan tulang parietal belakang

lebih rendah dari pada tulang parietal depan. Terjadi

karena tulang parietal depan tertahan oleh simfisis pubis

sedangkan tulang parietal belakang dapat turun dengan

mudah karena adanya lengkung sakrum yang luas.

2) Asinklitismus anterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis

mendekati promontorium dan tulang parietal depan lebih

rendah dari pada tulang parietal belakang.

b. Penurunan kepala

Dimulai sebelum onset persalinan/inpartu. Penurunan kepala

terjadi bersamaan dengan mekanisme yang lain.

Menurut cuningham dalam buku obstetri william yang

diterbitkan tahun 1995 dan ilmu kebidanan varney 2002 :

1) Tekanan cairan amnion

2) Tekanan langsung fundus pada bokong


3) Kontraksi otot otot abdomen

4) Ekstensi dan pelurusan badan janin atau

tulang belakang janin.

3) Fleksi

Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus

didorong maju tetapi kepala janin terhambat oleh serviks,

dinding panggul atau dasar panggul.

Pada kepala janin, dengan adanya fleksi maka diameter

oksipitifrontalis 12 cm berubah menjadi sub

oksipitobregmatika 9 cm. Posisi dagu bergeser kearah

dada janin. Pada pemeriksaan dalam ubun ubun kecil

lebih jelas teraba pada ubun ubun besar.

4) Putaran Paksi Dalam

Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah

pemutaran bagian terendah janin dari posisi sebelumnya

kearah depan sampai dibawah simpisis. Bila presentasi

belakang kepala dimana bagian terendah janin adalah

ubun ubun kecil maka ubun ubun kecil memutar ke

depan sampai berada di bawah simpisis. Gerakan ini

adalah upaya kepala janin untuk menyesuaikan dengan

bentuk jalan lahir yaitu bentuk bidang tengah dan pintu

bawah panggul. Rotasi dalam terjadi setelah kepala

melewati Hodge III (setinggi spina) atau setelah didasar


panggul. Pada pemeriksaaan dalam ubun ubun kecil

mengarah ke jam 12.

Sebab - sebab adanya putaran paksi dalam yaitu :

- Bagian terendah kepala adalah bagian belakang

kepala pada letak fleksi.

- Bagian belakang kepala mencari tahanan yang paling

sedikit yang di sebelah depan atas yaitu hiatus

genitalis antara muskulus levator ani kiri dan kanan.

5) Ekstensi

Gerakan ekstensi merupakan gerakan dimana aksiput

berhimpit langsung pada margo inferior simpisis pubis.

Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pintu

bawah panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga

kepala menyesuaikan dengan cara ekstensi agar dapat

melaluinya. Gerakan ekstensi ini mengakibatkan

bertambahnya penegangan pada perineum dan intruitus

vagina. Ubun ubun kecil semakin banyak terlihat dan

sebagai hypomochlion atau pusat pergerakan maka

berangsur angsur lahirlah ubun ubun kecil, ubun ubun

besar, dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu. Pada saat kepala

sudah lahir seluruhnya, dagu bayi berada di atas anus ibu.


6) Putaran Paksi Luar

Merupakan gerakan memutar ubun ubun kecil kearah

punggung janin, bagian belakang kepala berhadapan

dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri, sedangkan

muka janin menghadap salah satu paha ibu. Bila ubun

ubun kecil pada mulanya disebelah kiri maka ubun

ubun kecil akan berputar ke arah kiri, bila pada mulanya

ubun ubun kecil disebelah kanan maka ubun ubun

kecil berputar ke kanan.

Gerakan rotasi luar atau putar paksi luar ini menjadikan

diameter biakromial janin searah dengan diameter

anteroposterior pintu bawah panggul, dimana satu bahu

di anterior di belakang simpisis dan bahu yang satunya di

bagian posterior di belakang perineum. Sutura sagitalis

kembali melintang.

7) Ekspulsi

Setelah terjadi rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai

hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian

setelah kedua bahu lahir disusul lahirlah trochanter depan

dan belakang sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan

kelahiran bahu depan, bahu belakang, badan seluruhnya

(Sumarah,SSiT, dkk, 2008).


9. Lima Benang Merah

Lima aspek dasar/lima benang merah yang penting dan saling terkait

dalam persalinan yang bersih dan aman adalah: membuat keputusan

klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi,

Pencatatan/Rekam medis, Rujukan.

a. Membuat Keputusan Klinik

Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk

menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan

oleh pasien. Keputusan harus akurat, komprehensif dan aman,

baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang

memberikan/pertolongan.

Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik :

1) Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat

keputusan

2) Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah

3) Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang

terjadi/dihadapi

4) Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk

mengatasi masalah

5) Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk

solusi masalah
6) Melaksanakan asuhan/intervensi terpilih

7) Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau

intervensi

b. Asuhan Sayang Ibu Dan Bayi

Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip saling

menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu.

Membayangkan asuhan sayang ibu /ASI adalah dengan

menanyakan pada diri kita sendiri apakah asuhan seperti ini yang

saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil. Salah satu

prinsip Asuhan Sayang Ibu adalah dengan mengikutsertakan

suami dan keluarga selama persalinan.

c. Pencegahan Infeksi (PI)

Tujuan PI adalah untuk mencegah infeksi serius pascabedah. Ada

beberapa tindakan yang akan sering kita temui dalam PI, yang

perlu diketahui pengertiannya. Tindakan tersebut antara lain

adalah asepsis atau teknik aseptic, antisepsis, dekontaminasi,

desinfeksi, cuci bilas, desinfeksi tingkat tinggi, sterilisasi.

Definisi tindakan dalam PI tersebut adalah :

1) Asepsis atau tehnik aseptik adalah istilah yang dipakai untuk

menggambarkan semua usaha yang dilakukan dalam

mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh dan

berpotensi untuk menimbulkan infeksi.


2) Antisepsis adalah suatu tndakan PI dengan cara

membunuh/menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada

kulit/jaringan tubuh

3) Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk

memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani

secara aman berbagai benda yang terkontaminasi darah, dan

cairan tubuh.

4) Mencuci dan membilas adalah suatu tindakan untuk

menghilangkan darah, cairan tubuh atau benda asing dari

kulit/instrument.

5) Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan

hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit yang

mencemari benda mati/instrument.

6) Desinfeksi Tingkat Tinggi/DTT adalah suatu tindakan untuk

menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora

bakteri dengan cara merebus atau kimiawi.

7) Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua

mikroorganisme termasuk endospora pada benda

mati/instrument.

d. Dokumentasi atau pencatatan

Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan

klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus


menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses

persalinan dan kelahiran bayi.

e. Rujukan

Antisipasi kegawatdaruratan dengan menyiapkan system dan

keperluan rujukan BAKSOKU. (APN,2014)

10. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

1) Kebutuhan fisiologis

a) Oksigen

b) Makan dan minum

c) Istirahat selama tidak ada his

d) Kebersihan badan terutama genetalia

e) Buang air kecil dan buang air besar

f) Pertolongan persalinan yang berstandar

g) Penjahitan perineum bila perlu

2) Kebutuhan rasa aman

a) Memilih tempat dan penolong persalinan

b) Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan

dilakukan

c) Posisi tidur yang dikehendaki ibu

d) Pendampingan oleh keluarga

e) Pantauan selama persalinan

f) Intervensi yang diperlukan


3) Kebutuhan dicintai dan mencintai

a) Pendampingan oleh suami/keluarga

b) Kontak fisik (memberi sentuhan ringan)

c) Masase untuk mengurangi rasa sakit

d) Berbicara dengan suara yang lemah,lembut serta sopan

4) Kebutuhan harga diri

a) Merawat bayi sendiri dan menyusuinya

b) Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasy ibu

c) Pelayanan yang bersifat empati dan simpati

d) Informasi bila akan melakukan tindakan

e) Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang

ibu lakukan

5) Kebutuhan aktualisasi diri

a) Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan

b) Memilih pendamping selama persalinan

c) Bounding attachment

d) Ucapan selamat atas kelahiran bayinya

11. Definisi Partograf

a. Pengertian partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala

1 persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik

(APN,2014).
Partograf adalah alat bantu yang di gunakan selama

persalinan. Tujuan utama penggunaan partograf untuk

mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dan untuk

mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal

(Prawirohardjo, 2011)

b. Isi partograf

Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi

yang dimulai pada fase aktif persalinan, menyediakan lajur

dan kolom untuk mencatat hasil hasil pemeriksaan selama

fase aktif persalinan termasuk :

1) Informasi tentang ibu

a) Nama dan umur.

b) Gravida, para, abortus.

c) Nomor catatan medik/nomor puskesmas.

d) Tanggal dan waktu mulai dirawat

2) Waku pecahnya selaput ketuban

3) Kondisi janin:

a) Denyut jantung janin.

b) Warna dan adanya air ketuban.

c) Penyusupan(molase) kepala janin

4) Kemajuan persalinan

a) Pembukaan serviks.

b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.


c) Garis waspada dan garis bertindak

5) Jam dan waktu

a) Waktu mulainya fase aktif persalinan.

b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.

6) Kontraksi uterus

a) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit.

b) Lama kontraksi (dalam detik)

7) Obat-obatan yang diberikan

a) Oksitosin.

b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.

8) Kondisi ibu

a) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh.

b) Urin (volume, aseton atau protein)

9) Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (

dicatat dalam kolom tersedia di sisi partograf atau di catat

kemajuan persalinan) (Prawirohardjo, 2011)

12. Rupture Perineum

Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum

sewaktu persalinan Robekan perineum terjadi pada hampir semua

persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya

(Sumarah,SsiT, dkk, 2008).


a. Klasifikasi Ruptur Perinium

1) Robekan Derajat Pertama

Yaitu pada mukosa, komisura posterior, kulit perineum.

Keadaan ini tidak perlu di jahit jika tidak ada perdarahan atau

aposisi luka baik

2) Robekan Derajat Kedua

Yaitu pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit

perineum sampai otot perineum. Keadaan ini dijahit

menggunakan teknik yang sesuai dengan kondisi pasien

3) Robekan Derajat Ketiga

Yaitu pada mukosa vagina sampai otot sfingter ani. Keadaan

ini penolong APN tidak di bekali keterampilan untuk reparasi

derajat tiga, segera lakukan rujukan.

4) Robekan Derajat Keempat

Yaitu pada mukosa vagina sampai dinding depan rektum.

Keadaan ini pelonong APN tidak di bekali keterampilan

untuk reparasi derajat empat, segera lakukan rujukan

(APN,2014).
13. Penatalaksanaan

Berikut ini adalah standart asuhan persalinan normal 60 langkah

1) Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.

2) Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan ampul oksitosin 10 unit & memasukan alat suntik

sekali pakai ke dalam wadah partus set.

3) Memakai baju penutup atau celemek plastik.

4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci

tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang bersih.

5) Menggunakan sarung tangan DTT atau steril pada tangan kanan

yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6) Menghisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan DTT atau steril) dan meletakkan kembali

kedalam partus set.

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati

hati dari depan ke belakang menggunakan kapas atau kasa yang

sudah dibasahi air desinfeksi tingkat tinggi.

8) Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah

lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.

9) Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan

terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.


10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai

pastikan DJJ dalam batas normal (120 160 x/menit).

11) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik, membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai

dengan keinginannya.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah

duduk dan pastikan ia merasa nyaman.

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran.

14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 6 cm,

letakkan handuk bersih diatas perut inu untuk mengeringkan bayi.

15) Meletakan kain bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.

16) Membuka partus set

17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5 6 cm,

lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,

letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan

lembut

19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan

kain atau kasa yang bersih.


20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai

jika hal itu terjadi, kemudian meneruskan segera proses kelahiran

bayi.

21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua

tangan di masing masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu

untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut

menariknya kearah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior

moncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut

menarik kearah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu

posterior.

23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala

bayi yang berada dibagian bawah kearah perineum, membiarkan

bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan

kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan

lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.

Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan

siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada

diatas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk

menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata

kaki bayi dengan hati hati membantu kelahiran kaki.


25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian

meletakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi di

tempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia,

lakukan resusitasi.

26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan

biarkan kontak kulit ibu bayi. Lakukan suntik oksitosin 10 unit.

27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira kira 3 cm dari pusat

bayi. Melakukan urutan tali pusta mulai dari klem kearah ibu dan

memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu)

28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut.

29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan

kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali terbuka. Jika

bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang sesuai.

30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya.

31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

32) Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.


33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian

luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

34) Memindahkan klem pada tali pusat.

35) Meletakkan satu tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi

dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan

tangan yang lain.

36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Lakukan tekanan yang berlawan arah pada bagian bawah uterus

dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso

kranial) dengan hati hati untuk membantu mencegah terjadinya

inversio uteri.

37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus.

38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta

dengan kedua tangan dan dengan hati hati memutar plasenta

hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan

melahirkan selaput ketuban.


39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan

masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus teraba keras)

40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu

maupunjanin dan selaput ketuban lengkap dan utuh.meletakkan

plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.

41) Mengevaluasi ada nya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan

baik.

43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5 % membilas kedua tangan yang masih

bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan

mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril

atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati

sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari tali pusat.

45) Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang

berseberangan dengan simpul mati pertama.

46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan

klorin 0,5 %.
47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam.

50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase

uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

51) Mengevaluasi kehilangan darah.

52) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih

setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap

30 menit selama 2 jam pascapersalinan.

53) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 %

untuk dekontaminasi (10 menit ). Mencuci dan membilas

peralatan setelah dekontaminasi.

54) Membuang bahan bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

55) Membersihkan ibu dengan menggunakan ai disinfeksi tingkat

tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah.

Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan

makanan yang diinginkan.


57) Mendekontaminasikan daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih.

58) Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5 %

membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam

larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.

59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

60) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

(prawirohardjo, 2011)

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

1. Data subjektif

Data data informasi yang subjektif (mencatat hasil anamnesa).

Tujuan : mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan

dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses membuat

keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan mengembangkan

rencana asuhan atau perawatan yang sesuai (APN, 2014).

Tanyakan pada ibu :

a. Nama, umur dan alamat

b. Gravida dan para

c. Hari pertama haid terakhir

d. Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran)

e. Riwayat alergi obat obatan tertentu

f. Riwayat kehamilan sekarang :


1) Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Jika ya,

periksa kartu asuhan antenatalnya (jika mungkin)

2) Pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilannya

(misalnya: perdarahan, hipertensi, dll)?

3) Kapan mulai kontraksi?

4) Apakah ibu masih merasakan gerakan janin?

5) Apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, apa warna

cairan ketuban? Apakah kentalatau encer? Kapan saat selaput

ketuban pecah? (periksa perineum ibu untuk melihat air

ketuban di pakaiannya).

6) Kapankah ibu terakhir kali minum?

7) Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih

g. Riwayat kehamilan sebelumnya:

1) Apakah ada masalah selama persalian atau kelahiran

sebelumnya (bedah sesar, persalinan dengan ekstraksi vakum

tau forseps, induksi oksitosin, hipertensi yang diinduksi oleh

kehamilan, preeklamsia/eklamsia, perdarahan

pascapersalinan)?

2) Berapa berat badan bayi yang paling besar pernah ibu

lahirkan?

3) Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada

kehamilan/persalinan sebelumnya?
h. Riwayat medis lainnya (maslah pernapasan, hipertensi, gangguan

jantung, berkemih dll).

i. Masalah medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan,

pusing atau nyeri epigastrium bagian atas). Jika ada, periksa

tekanan darahnya dan protein urin ibu.

j. Pertanyaan tentang hal hal yang belum jelas atau berbagai

bentuk kekhawatiran lainnya.

k. Pola kebiasaan sehari hari

1) Nutrisi

Ditanyakan apa yang ibu konsumsi selama inpartu.

2) Eliminasi

Karena adanya perubahan pada alat pencernaan maka ada

kemungkinan untuk menimbulkan obstipasi. Hal ini dapat

dicegah degan menghindari makanan yang dapat menimbulkan

obstipasi.

3) Istirahat/tidur

Waktu istirahat harus lebih lama dari keadaan biasa bagi wanita

hamil membutuhkan 10 11 jam.

4) Kebersihan meliputi kebersihan tubuh, pakaian, dan

lingkungan, menjaga kebersihan sangat penting agar kesehatan

ibu terpelihara.
l. Data psikososial spiritual

Wanita hamil diharapkan selalui disertai perasaan aman dan

tenang dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya yang

akan datang (APN,2008).

2. Data objektif

Informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan/pengamatan

terhadap ibu dan bayi.

a. Pemeriksaan umum

1) Bagaimana keadaan umum ibu, keadaan gizi, kelainanbentuk

badan, kesadaran.

2) Adanya anemia

3) Keadaan jantung dan paru paru

4) Reflek terutama lutut

5) Tanda tanda vital (tidak boleh mencapai 140/90 mmHg,

pernapasan normal 80 90 x/menit, suhu dalam batas normal

36,5oC 37,5oC.

a) Berat badan

b) Pemeriksaan laboratorium meliputi air kencing, darah, feses.

b. Pemeriksaan khusus

Inspeksi

1) Kepala

Meliputi keadaan rambut, warna pada sklera mata, warna

konjungtiva.
2) Leher

Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid bila ibu menderita

hypertiroidisme maka dapat mempengaruhi kehamilan yaitu

kehamilan berakhir dengan keguguran.

3) Dada

a) Payudara menjadi lebih besar

b) Apakah air susu pada ibu sudah keluar?

c) Apakah putting susu menonjol?

4) Perut

a) Menentukan tinggi fundus uteri

b) Memantau kontraksi uterus

c) Memantau denyut jantung janin

d) Menentukan presentasi

e) Menentukan penurunan bagian terendah janin.

5) Genetalia

Dilakukan vagina toucher meliputi :

a) Pengeluaran pada vulva

b) Pembukaan

c) Effacement

d) Apakah ketuban sudah pecah atau belum

e) Bagian terendah janin

f) Hodge
6) Abdomen

a) Leopold I : Untuk menentukan TFU dan bagian janin

dalam fundus.

b) Leopold II : Untuk menentukan batas samping rahim

kanan/kiri letak punggung janin.

c) Leopold III : Untuk menentukan bagian terbawah janin

apakah sudah masuk PAP atau belum.

d) Leopold IV : Untuk menentukan bagian terbawah janin

seberapa jauh sudah masuk PAP.

3. Analisa

Mencatat hasil analisa (diagnosa dan masalah kebidanan) atau kesimpulan

apa yang dibuat dari analisis data data subjektif/objektif tersebut.

a. Diagnose (dibedakan antara kala I, kala II, kala III, kala IV) dan data

subjektif, objektif ).

b. Masalah

c. Kebutuhan (sesuai dengan diagnosa/masalah yang ditemukan).

(APN,2008).
Daftar Diagnosa Domenklatur Kebidanan

Daftar Diagnosa nomenklatur kebidanan :

1. Persalinan Normal 39. Mekonium

2. Partus Normal 40. Meningitis

3. Syok 41. Metritis

4. DJJ tidak normal 42. Migrain

5. Abortus 43. Kehamilan Mola

6. Solusio Plasenta 44. Kehamilan Ganda

7. Akut pyelonephritis 45. Partus Macet

8. Amnionitis 46. Posisi Occiput Posteior

9. Anemia Berat 47. Posisi Occiput Melintang

10. Apendiksitis 48. Kista Ovarium

11. Atonia Uteri 49. Abses Pelvik

12. Infeksi Mammae 50. Peritonitis

13. Pembengkakan Mammae 51. Placenta Previa

14. Presentasi Bokong 52. Pnemonia

15. Asma Bronchiale 53. Pre- Eklampsia Ringan/Berat

16. Presentasi Dagu 54. Hipertensi Karena Kehamilan

17. Disproporsi Sevalo Pelvik 55. Ketuban Pecah Dini

18. Hipertensi Kronik 56. Partus Prematurus

19. Koagilopati 57. Prolapsus Tali Pusat

20. Presentasi Ganda 58. Partus Fase Laten Lama

21. Cystitis 59. Partus Kala II Lama

22. Eklampsia 60. Sisa Plasenta

23. Kelainan Ektopik 61. Retensio Plasenta

24. Ensephalitis 62. Ruptur Uteri

25. Epilepsi 63. Bekas Luka Uteri


26. Hidramnion 64. Presentasi Bahu

27. Presentasi Muka 65. Distosia Bahu

28. Persalinan Semu 66. Robekan Serviks dan Vagina

29. Kematian Janin 67. Tetanus

30. Hemorargik Antepartum 68. Letak Lintang

31. Hemorargik Postpartum

32. Gagal Jantung

33. Inersia Uteri

34. Infeksi Luka

35. Inversio Uteri

36. Bayi Besar

37. Malaria Berat Dengan Komplikasi

38. Malaria Ringan Dengan Komplikasi

4. Penatalaksanaan

a. Alasan masuk kamar bersalin

Ibu mengatakan kehamilan 40 minggu, merasakan kencang kencang

dan mulas sejak tanggal 10 05 2017, jam 23:30 WIB, His : 2x

dalam 10 menit frekuensi 10 detik dan sudah mengeluarkan lendir

bercampur darah.

b. Keluhan utama

Ibu mengatakan cemas menjelang persalinannya.


c. Tanda tanda persalinan

- Kencang kencang teratur sejak tanggal 11 05 2017, pukul

09:30 WIB

- Frekuensi, 3x dalam 10 menit lamanya 40 detik

Lendir darah : Ada

Air ketuban : Utuh

Darah : Ada

d. Riwayat kehamilan sekarang

- HPHT : 04 08 2016

- HPL : 11 05 - 2017

- Menarche : 14 tahun, siklus 28 hari, lama 7 hari,

banyaknya 2x ganti pembalut

- Pemeriksaan ANC : Normal, teratur

- Frekuensi : 9x di BPM Ari Saptuti, S.ST

- Keluhan : Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai