Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN BAYI

HIPOTERMI
No. Dokumen :

SOP SOP/ / /

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit :

MEI 2016

Halaman : /

PUSKESMAS
Rawabuntu

1. Pengertian Hipotermi terjadi jika suhu tubuh bayi kurang dari 36.5oC pada
pengukuran suhu melalui ketiak. Suhu tubuh rendah dapat
disebabkan karena terpapar lingkungan yang dingin atau bayi
dalam keadaan basah dan tidak berpakaian.

2. Tujuan Sebagai acuan :


1. Menjaga suhu tubuh normal bayi (36.5oC – 37.5oC)
2. Mencegah terjadinya hipotermi pada BBL

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Rawabuntu No. Tahun 20 tentang


Layanan Klinis di Puskesmas Rawabuntu

4. Referensi Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. 2008. Paket Pelatihan


Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
Jakarta: Depkes RI

5. Alat dan 1. Alat lampu penghangat/lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm


Bahan 2. Ruang penghangat
3. Inkubator
4. Kain bersih, kain kering 2 buah (disediakan oleh keluarga)
5. Penutup kepala, kaos tangan dan kaos kaki (disediakan oleh
keluarga)
6. Alat pengukur suhu tubuh (termometer)
7. Alat pengukur suhu ruangan
8. Alat pengukur berat badan bayi

6. Prosedur / 1. Petugas mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir,


Langkah – kemudian dikeringkan dengan handuk bersih
langkah 2. Petugas menjelaskan kepada orangtua bayi tentang prosedur
yang akan dilakukan
3. Petugas melakukan penghangatan suhu tubuh dengan cara
KONTAK KULIT dengan KULIT
a. Petugas melekatkan kulit bayi pada kulit ibu/orang lain,
diusahakan bayi dalam keadaan telanjang menempel pada
kulit ibu.
b. Petugas mengatur suhu ruangan minimal 25oc.
c. Petugas mengukur temperature tubuh bayi 2 jam setelah
kontak kulit. Bila suhu < 36.5oC, periksa kembali bayi dan
tentukan langkah selanjutnya.
d. Petugas mengajari ibu cara menyusui dan perlekatan yang
benar.
e. Bila ibu cemas tentang pemberian minum pada bayi kecil,
motivasi ibu agar mampu melaksanakannya.
f. Bila ibu tidak dapat menyusui, berilah ASI perah dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberan minum.
4. Petugas memantau pelaksanaan Kangaroo Mother Care (KMC)
dengan benar
b. Petugas memakaikan bayi topi, popok, kaos kaki yang
bersih, kering untuk jaga kehangatannya
c. Petugas meletakkan bayi di dada ibu dengan posisi kepala
tegak langsung ke kulit ibu, posisikan bayi dalam ‘’Frog
Position’’ yaitu fleksi pada siku dan tungkai, kepala dan
dada bayi terletak di dada ibu dengan posisi agak ekstensi.
d. Petugas menutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah
selimut yang bersih dan kering untuk menjaga kehangatan
bayi.
e. Petugas memantau dan nilai jumlah ASI yang diberikan
setiap hari. Bila ibu menyusui, catat waktu ibu menyusui
bayinya.
f. Petugas menimbang BB bayi setiap hari dan nilai
peningkatannya.
g. Petugas menjelaskan pada ibu mengenai pola pernapasan
dan warna kulit bayi normal serta kemungkinan variasinya
yang masih dianggap normal.
h. Petugas memberitahukan kepada ibu untuk waspada
terhadap tanda yang tidak biasanya ditemui atau tidak
normal.
i. Petugas mengajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus
dada atau punggung, atau menyentil jari kaki bayi) bila bayi
tampak biru di daerah lidah, bibir atau sekitar mulut atau
napas berhenti lama kehangatannya
j. Bila KMC tidak dapat dilakukan terus menerus, ukur suhu
aksila setiap 6 jam
k. Bila temperature normal selama 3 hari berturut-turut,
pengukuran dilakukan tiap 12 jam selama 2 hari kemudian
hentikan pengukuran
l. Bila temperature abnormal, tentukan langkah selanjutnya
5. Petugas menggunakan RUANGAN HANGAT dengan cara yang
benar
a. Petugas memastikan suhu ruangan paling rendah 26oC.
b. Petugas memastikan bayi dalam pakaian yang hangat.
c. Petugas meletakkan bayi di dalam boks, jauhkan dari
dinding yang dingin atau aliran udara (jendela, pintu).
d. Petugas mengukur temperature tubuh bayi dan ruangan 4
kali sehari.
e. Petugas mengatur suhu ruangan yang dianjurkan menurut
berat bayi:
1) Berat Badan 1500- 2000 gr = 28 – 30oC
2) Berat Badan > 2000 gr = 26 – 28oC
f. Pada waktu malam hari, tambahkan penghangat.
g. Jangan digunakan untuk bayi dengan BB < 1500 gr.
6. Petugas melakukan penghangatan suhu tubuh dengan LAMPU
PENGHANGAT/LAMPU SOROT 60 watt dengan jarak 60 cm
dengan baik
a. Petugas menyiapkan alat lampu penghangat/lampu sorot
kemudian diletakkan di atas kepala bayi dengan jarak 60
cm dari bayi.
b. Petugas membersihkan matras dan alas, tutup alas dengan
kain bersih sebelum bayi diletakkan di bawah lampu
penghangat/lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm
c. Petugas menyalakan alat lampu sorot. Bila alat bisa
disiapkan sebelum bayi datang, nyalakan alat untuk
menghangatkan linen dan matras terlebih dahulu.
d. Sebelum bayi lahir/datang, sebaiknya selimut dihangatkan
di bawah lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm, agar
bayi tidak kedinginan karena diletakkan di alas yang dingin.
Bayi hendaknya dibungkus atau diberi pakaian, kecuali bila
akan dilakukan tindakan, bayi dibiarkan telanjang atau
setengah telanjang.
e. Petugas memindahkan bayi ke ibu sesegera mungkin bila
tidak ada tindakan atau pengobatan yang diberikan.
7. Petugas melakukan perawatan INKUBATOR
a. Petugas menghangatkan inkubator sebelum digunakan
b. Petugas mengatur suhu inkubator yang direkomendasikan
menurut berat dan umur bayi
Berat Suhu inkubator (oC) menurut umur
bayi 35oC 34oC 33oC 32oC
<1500 g 1-10 hr 11hr- 3mg 3-5 mg >5 mg

1500- 1-10hr 11hr- 4mg >4 mg


2000 g
2100- 1-2 hr 3hr-3 mg >3 mg
2500 g
>2500 g 1-2 hr >2hr

c. Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu


inkubator 1oC setiap perbedaan suhu 7oC antara suhu
ruang dan inkubator.
d. Bila diperlukan melakukan pengamatan seluruh tubuh bayi
atau terapi sinar, lepas semua pakaian bayi dan segera
diberi pakaian kembali setelah selesai.
e. Petugas menutup inkubator secepat mungkin, jaga lubang
selalu tertutup agar inkubator tetap hangat.
f. Petugas menggunakan satu inkubator untuk satu bayi.
g. Petugas memeriksa suhu inkubator dengan menggunakan
termometer ruang dan ukur suhu aksila bayi tiap jam dalam
8 jam pertama, kemudian setiap 3 jam.
h. Bila suhu aksila < 36.5oC atau > 37.5oC, atur suhu inkubator
secepatnya.
i. Bila suhu inkubator tidak sesuai dengan suhu yang sudah
diatur, maka inkubator tidak berfungsi dengan baik. Atur
suhu inkubator sampai tercapai suhu yang kita kehendaki
atau gunakan cara lain untuk menghangatkan bayi.
j. Bila bayi tetap dingin walaupun suhu inkubator telah diatur,
lakukan manajemen suhu tubuh abnormal.
k. Petugas memindahkan bayi ke ibu secepat mungkin bila
bayi sudah tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.
8. Petugas mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir,
kemudian dikeringkan dengan handuk bersih
9. Petugas mencatat hasil pemeriksaan ke dalam rekam medis,
buku KIA/KMS

7. Unit Terkait Loket Pendaftaran, Rekam Medik, Poli KIA, Poli Anak, Ruang
Bersalin

8. Dokumen Rekam Medis, Buku KIA/KMS


Terkait

9. Rekaman No. Yang di Isi Tanggal mulai


Historis Ubah Perubahan diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai