Direktur RSUD Siti Aisyah TERBIT STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
…………. 2021 Dr. dr. Sukamto, Sp.PD., K-AI
Penarikan atau Pengembalian Alat Medis adalah Segala tindakan yang dilakukan oleh Manajemen, Produsen, Importir atau Distributor Alat Medis untuk menarik dari pelayanan atau memperbaiki alat, atau untuk memperingatkan pemilik dan pengguna tentang kecacatan atau potensial kecacatan setelah menemui hal-hal terkait seperti: a. Adanya potensi bahaya terhadap kesehatan pasien dan PENGERTIAN pengguna b. Adanya potensi gagal memenuhi kriteria keefektifan, manfaat, kinerja atau keselamatan c. Adanya potensi tidak memenuhi persyaratan UU atau peraturan yang ada Ruang lingkup SPO ini mencakup semua alat medis yang ada di RSUI 1. Tersedianya acuan bagi sistem manajemen peralatan medis di lingkungan Rumah Sakit Universitas Indonesia TUJUAN 2. Tersedianya peralatan medis yang aman dan dapat diandalkan bagi pelayanan kesehatan di RSUI 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 PERATURAN tentang Kesehatan 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 4. KEBIJAKAN PROSEDUR 1. Pemberitahuan diterima dari Distributor atau Kemenkes PENARIKAN (RECALLS) ALAT MEDIS NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 00 2/ 2
tentang adanya potensi bahaya dari suatu alat medis. Atau
Sarana Prasarana mendapat informasi tersebut dari situs Food and Drug Administration (FDA) atau Emergency Care Research Institute (ECRI). 2. Pengecekan oleh Sarana Prasarana untuk melihat database peralatan medis apakah peralatan medis yang dimaksud ada di RSUI. 3. Pencatatan pada database alat oleh Sarana Prasarana jika tidak ada alat yang termasuk dalam recalls,. Sedangkan bila ada alat yang masuk dalam recalls, Sarana prasarana melakukan koordinasi dengan user untuk memindahkan alat medis dari pelayanan dan melakukan tindakan lain sesuai rekomendasi dari lembaga yang mengeluarkan recalls. 4. Pengkoordinasian dengan Distributor alat oleh Sarana Prasarana untuk mendapatkan alat cadangan bila tidak terdapat alat pengganti di RS. 5. Pembuatan laporan ke Direksi dan Komite Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) oleh Sarana Prasarana mengenai temuan tersebut. 6. Rapat pembahasan tindak lanjut Recall bersama K3 dan KMKK. UNIT TERKAIT Seluruh Unit Kerja/Instalasi terkait