Anda di halaman 1dari 4

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH BANDUNG-TULUNGAGUNG


Nomor : 402.1/KEP/IV.6.AU/H/2019
TENTANG

KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)


DI
RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH BANDUNG-TULUNGAGUNG

Bismillahirrahmanirrahim
Direktur Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Bandung-Tulungagung, setelah :

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Bandung-Tulungagung, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) di Rumah
Sakit Umum Muhammadiyah Bandung-Tulungagung dapat terlaksana dengan
baik, maka perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Bandung-Tulungagung sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) di Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Bandung-Tulungagung ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, maka
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Bandung-Tulungagung.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang
Klasifikasi Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002 Tentang
Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws).
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Dan Kesehatan Kerja.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit.
8. Himpunan Peraturan Perundangan Di Bidang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja. Kompilasi, Editor Dan Penerbit Jack Matatula. Version 5.0. Tahun 2007.
MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH BANDUNG-
TULUNGAGUNG KEDIRI TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN (MFK) DI RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH BANDUNG-
TULUNGAGUNG .

KEDUA : Kebijakan pelayanan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) Rumah Sakit
Umum Muhammadiyah Bandung-Tulungagung sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini

KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Manajemen Fasilitas dan


Keselamatan (MFK) Di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Bandung-Tulungagung
dikoordinasikan bersama oleh Kepala Bagian Umum dan Administrasi, Kepala
Bagian Keuangan, Kepala Bidang Pelayanan Medis, Kepala Bidang Penunjang
Medis, Kepala Bidang Keperawatan dan dalam pelaksanaannya melibatkan tim yang
terdiri dari berbagai unit kerja

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal : 15 Maret 2019
RSM Siti Khodijah Gurah Kediri
Direktur,

dr. Mochamad Irfan Hanafi


NIK. 14.160278.138

Tembusan :
1. Tim K3 RSM Siti Khodijah
2. Kabag / Kabid
3. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
4. Arsip
Lampiran : SK Direktur RS. Muhammadiyah Siti Khodijah Gurah Kediri
Nomor : 402.1/KEP/IV.AU/H/2019
Tanggal : 15 Maret 2019
Tentang : Kebijakan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

1. Rumah sakit mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan tentang pemeriksaan
fasilitas.
2. Rumah sakit menyusun dan menjaga rencana tertulis yang menggambarkan proses untuk mengelola risiko
terhadap pasien, keluarga, pengunjung dan staf.
3. Rumah sakit menyusun satu rencana induk atau rencana tahunan yang meliputi :
a. Keselamatan dan Keamanan
 Rumah sakit merencanakan dan melaksanakan program untuk memberikan keselamatan dan
keamanan lingkungan fisik, termasuk memonitor dan mengamankan area yang diidentifikasi
sebagai risiko keamanan.
 Program tersebut memastikan bahwa semua staf, pengunjung dan pedagang/ vendor dapat
diidentifikasi, dan semua area yang berisiko keamanannya dimonitor dan dijaga keamanannya.
 Program tersebut efektif untuk mencegah cedera dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien,
keluarga, staf dan pengunjung.
 Rumah sakit melakukan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan pasien dan mempunyai rencana
untuk mengurangi risiko yang nyata serta menyediakan fasilitas fisik yang aman bagi pasien,
keluarga, staf dan penunjung.
 Rumah sakit merencanakan dan menganggarkan untuk meningkatkan atau mengganti sistem,
bangunan atau komponen berdasarkan hasil inspeksi terhadap fasilitas dan tetap mematuhi
peraturan perundangan.
 Rumah sakit menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan atau mengganti sistem,
bangunan, atau komponen yang diperlukan agar fasilitas tetap dapat beroperasi secara aman dan
efektif.
b. Bahan berbahaya : penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radioaktif dan bahan
berbahaya lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara aman.
 Rumah sakit mempunyai rencana tentang inventaris, penanganan, penyimpanan dan penggunaan
bahan berbahaya serta pengendalian dan pembuangan bahan dan limbah berbahaya
c. Penanggulangan Bencana ( emergensi ) tanggapan terhadap bencana dan keadaan emergensi
direncanakan dan efektif
 Rumah Sakit menyusun dan memelihara rencana manajemen kedaruratan dan program
menganggapi bila terjadi kedaruratan komunitas demikian dan bencana alam atau bencana
lainnya.
 Rumah sakit melakukan uji coba/simulasi penanganan/menanggapi kedaruratan dan bencana
d. Proteksi kebakaran ( Fire Safety ) - Properti dan penghuninya dilindungi dari kebakaran dan asap.
 Rumah sakit merencanakan dan melaksanakan program untuk memastikan bahwa seluruh
penghuni di rumah sakit aman dari kebakaran, asap atau kedaruratan lainnya.
 Perencanaan meliputi pencegahan, deteksi dini, penghentian/pemadaman (suppression),
meredakan dan jalur evakuasi aman (safe exit) dari fasilitas sebagai respon terhadap kedaruratan
akibat kebakaran atau bukan kebakaran.
 Rumah sakit secara teratur melakukan uji coba rencana pengamanan kebakaran dan asap,
meliputi setiap peralatan yang terkait untuk deteksi dini dan penghentian (suppression) dan
mendokumentasikan hasilnya.
 Rumah sakit menyusun dan mengimplementasikan kebijakan pelarangan merokok
e. Peralatan medis - pemilihan, pemeliharaan, dan penggunaan teknologi dengan cara yang aman untuk
mengurangi risiko.
 Rumah sakit merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba dan
pemeliharaan peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya.
 Rumah sakit mengumpulkan data hasil monitoring terhadap program manajemen peralatan medis.
Data tersebut digunakan dalam menyusun rencana kebutuhan jangka panjang rumah sakit untuk
peningkatan dan penggantian peralatan.
 Rumah sakit mempunyai sistem penarikan kembali produk/peralatan.
f. Sistem Penunjang ( utilitas ) – Pemeliharaan sistem kelistrikan, air dan sistem penunjang lainnya
dengan tujuan untuk mengurangi risiko kegagalan operasional.
 Air minum dan listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, melalui sumber reguler atau
alternatif, untuk memenuhi kebutuhan utama asuhan pasien.
 Rumah sakit memiliki proses emergensi untuk melindungi penghuni rumah sakit dari kejadian
terganggunya atau kegagalan sistem pengadaan air minum dan listrik.
 Sistem listrik, air dan sistem penunjang lainnya secara teratur diperiksa, dipelihara, dan bila perlu
ditingkatkan.
 Ada petugas atau otoritas yang ditetapkan memonitor mutu air secara teratur.
 Rumah sakit mengumpulkan data hasil monitoring sistem utiliti/pendukung. Data tersebut
digunakan untuk merencanakan kebutuhan jangka panjang rumah sakit untuk peningkatan atau
penggantian sistem utiliti/pendukung
4. Rumah Sakit melakukan review kegiatan MFK setiap tiga tahun sekali / bila ada perubahan.
5. Ada seorang atau lebih individu yang kompeten mengawasi perencanaan dan pelaksanaan program untuk
mengelola risiko di lingkungan pelayanan.
6. Program monitoring yang menyediakan data insiden, cidera dan kejadian lainnya yang mendukung
perencanaan dan pengurangan risiko lebih lanjut.
7. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi seluruh staf tentang peran mereka dalam
menyediakan fasilitas asuhan pasien yang aman dan efektif.
8. Staf rumah sakit diberi pelatihan dan pengetahuan tentang peran mereka dalam rencana rumah sakit untuk
pengamanan kebakaran, keamanan, bahan berbahaya dan kedaruratan.
9. Staf rumah sakit terlatih untuk mengoperasikan dan memelihara peralatan medis dan sistem utility.
10. Secara berkala rumah sakit melakukan tes pengetahuan staf melalui peragaan, simulasi dan metode lain
yang cocok dan didokumentasikan.

Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal : 15 Maret 2019

RSM Siti Khodijah Gurah Kediri


Direktur,

dr. Mochamad Irfan Hanafi


NIK. 14.160278.138

Anda mungkin juga menyukai