Anda di halaman 1dari 24

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH


NOMOR :
TENTANG
PEMBERLAKUAN PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH,

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan secara keseluruhan di


Rumah Sakit Umum Islam Madinah, maka diperlukan pengaturan
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan di Rumah Sakit ;

2. Bahwa agar pengaturan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan di Rumah


Sakit Umum Islam Madinah dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Islam Madinah sebagai landasan
bagi penyelenggaraan Keselamatan di Rumah Sakit.

3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam point (1)


dan (2) tersebut, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah
Sakit Umum Islam Madinah;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 nomor 1, tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918)

2. Undang-undang no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

3. Undang-undang no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009,
nomor 140), tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059)

4. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2009 nomor 144, tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
5. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 nomor 153, tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072)

6. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 298,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607)

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 77 tahun 2015 tentang


Pedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2015 nomor 159)

8. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 12 Tahun 2020 tentang Akreditasi


Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2020 nomor 586)

9. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 66 tahun 2016 tentang keselamatan


dan kesehatan Kerja Rumah Sakit.

10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur nomor 11 tahun 2008 tentang
organisasi dan tata kerja rumah sakit daerah provinsi jawa timur

11. Peraturan gubernur Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2021 tentang


Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan fungsi serta tata
kerja Rumah Sakit Umum Islam Madinah.

12. Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 55 tahun 2021 tentang pedoman
Kerja dan Pelaksanaan Tugas Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH TENTANG


PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN DI
RUMAH SAKIT UMUM ISLAM MADINAH

Pasal 1

Penyelenggaraan Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah


Sakit Umum Islam sebagaimana tercantum merupakan program induk dari
manajemen fasilitas dan keselamatan.

Pasal 2

Penyelenggara program adalah unit terkait di RSU I Madinah, untuk


pengawas dan pembinaan program induk dari manajemen fasilitas dan
keselamatan

Pasal 3

Peraturan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan

Pasal 4

Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Peraturan ini akan


diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di NGUNUT
Pada tanggal ..... 2022
DIREKTUR RSUI MADINAH,

Dr. FAUZIYAH
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM ISLAM MADINAH
NOMOR :
TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT UMUM
ISLAM MADINAH

PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT


UMUM ISLAM MADINAH

I. PENDAHULUAN

Peningkatan pelayanan kesehatan rumah sakit terhadap masyarakat sudah diatur dalam
Undang-undang dan tidak lepas dari adanya fasilitas yang dimiliki RS, baik fasilitas fisik
bangunan gedung, halaman / ground, fasilitas peralatan penunjang pelayanan RS lainnya.

Aktivitas di RS melibatkan karyawan / petugas, staf, paramedik, pengunjung, pasien dan


tidak kalah pentingnya peranan keluarga pasien, oleh sebab itu manajemen perlu
merencanakan kegiatan yang mampu memberikan jaminan bahwa seluruh fasilitas
beserta seluruh peralatan pelayanan dalam kondisi sesuai standar, sehingga seluruh
aktivitas dan personil di RS termasuk pasien, keluarga pasien dan pengunjung beserta
harta bendanya terjamin keselamatan dan keamanannya.

Penanggulangan bencana Rumah Sakit Umum Islam Madinah sangat diperlukan,


merupakan kesatuan yang terdiri dari berbagai unit kerja di RS dalam upaya melakukan
pencegahan, mitigasi serta penanggulangan musibah misal dan bencana baik yang terjadi
di RS maupun bencana yang terjadi diluar RS.

Perencanaan keselamatan dan keamanan di RS itu meliputi, pemeriksaan pemelihara,


pelaporan, tindak lanjut dan evaluasi yang rutin dan terjadwal terhadap seluruh fasilitas
fisik di lingkungan rumah sakit berikut alat penunjang pelayanan.

Pengelolaan B3 di Rumah Sakit Umum Islam Madinah yang mencakup kegiatan


menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau
membuang B3 dilakukam secara baik dan benar, sehingga pengguna dan penanganan B3
akan aman serta tidak mencemari lingkungan membahayakan makluk hidup lainnya.

Penggolong B3 adalah bahan yang dalam wujud zat (padat, cair dan gas) dalam kondisi
tertentukan mudah meledak, mudah terbakar, korosif, beracun, mengandung radioaktif,
menyebabkan iritasi, sedangkan yang digolongkan limbah B3 adalah setiap limbah yang
beracun yang sifat dan atau konsentrasinya secara langsung maupun tidak langsung
menimbulkan dampak kerusakan dan pencemaran pada lingkungan hidup dan atau
membahayakan kesehatan dan kehidupan manusia.

Perawatan dan penyelamatan pasien terutama pasien Sumber listrik utama untuk
penerangan dan kegiatan operasional rumah sakit berasal dari pasokan listrik / PLN.
Segala bentuk kegagalan yang diakibatkan berhentinya pasokan listrik PLN akan
menimbulkan masalah tethadap kegiatan pelayanan dan membahayakan pelaksanaan
yang sedang dalam penanganan kegawatan.

Untuk kesinambungan pelayanan rumah sakit diwajibkan berupaya untuk menjamin


pasokan listrik selama 24 jam setiap hari sepanjang tahun, Oleh karena itu, selain sumber
listrik dari PLN, RSUI Madinah memiliki unit genset yang dapat menyediakan umber
listrik cadangan apabila PLN mengalami kerusakan / pemadaman. Sistem utiliti tersebut
ditunjang dengan sistem kunci yang harus diperiksa dipelihara dan diuji coba secara
berkala didokumentasikan untuk mencegah kegagalan sistem sehingga mengancam
keselamatan pasien, pengunjung, dan staf rumah sakit.

Dalam rangka keselamatan pasien maka diperlukan jaminan keamanan penggunaan


setiap alat medis di RSUI Madinah, Elektro Medis sebagai unit kerja yang bertanggung
jawab terhadap kinerja, fungsi alat sesuai standar, menyusun program kerja tahunan yang
merencanakan pemeliharaan rutin, verifikasi (internal), kalibrasi (eksternal), pemeriksaan
dan perbaikam, mengusulkan penarikan alat medis yang tidak layak fungsi. Untuk itu
perlu adanya audit fasilitas peralatan medis di RSUI Madinah demi keselamatan dan
keamanan karyawan dan pasien.

Dalam rangka keselamatan lingkungan yang ada dilingkungan RS maka diperlukan


jaminan keamanan setiap pengunjung, pasien dan karyawan pada saat rumah sakit
melakukan konstruksi dan renovasi untuk itu adanya assement (PCRA) untuk
menanggulangi kecelakaan dan penyakit yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut.
Dalam rangka mewujudkan manajemen fasilitas dan keselamatan maka Rumah Sakit
berkewajiban mengadakan pelatihan bagi seluruh komponan yang ada di Rumah Sakit.

II. LATAR BELAKANG

A. Dasar Hukum

1. Undang Undang nomor 1 th 1970 tentang keselamatan kerja

2. Undang Undang no. 23 th 1992 tentang Kesehatan

3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2000 tentang


penanggulangan Bencana

4. Undang Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

5. Undang Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

6. Undang Undang RI no 44 2009 tentang Rumah Sakit

7. Surat Keputusan Dir Jend Perlindungan dan Perawatan Tenaga Kerja No. Kpts-
40/DP/1978 tentang Pemasangan Instalasi di Tempat Kerja

8. Keputusan Menkes RI NO. 28 / Menkes / SK / 1 / 1995 tentanf petunjuk


pelaksanaan umum penanggulangan medik korban bencana

9. Keputusan Menkes RI No. 205 / Menkes / Sk / III / 1999 tentang petunjuk


pelakasanaan permintaan dan pengiriman bantuan medik dari rumah sakit rujukan
saat bencana.

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 448/Menkes/SK/VI/


1993 tentang Pembentukan Tim Kesehatan Penanggulangan Korban Bencana di
Setiap RS.

11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28/Menkes/SK/1/1995


tentang Petunjuk Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana.

12. Keputusan Kepala Bapedal No. 124 tahun 1997 tentang Panduan Aspek
Kesehatan Masyarakat dalam penyusunan AMDAL.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
205/Menkes/SK/III/1999 tentang Pengiriman Bantuan Medik dari Rumah Sakit
Rujukan pada saat Bencana

14. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi RI No : Kep. 75/ Men/ 2002
tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SNI : 04-0225-2000
mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12/Menkes/SK/I/2002


tentang Pedoman Koordinasi Penanggulangan Bencana di Lapangan

16. Keputusan Menteri Kesehatan RI 907/MENKES/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli


2002 tentang “Syarat syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum”

17. Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 1075/MENKES/SK/VII/2003, tentang


Pedoman Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Kerja.

18. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang


Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66/Menkes/SK/II/2006


tentang Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Dalam
Penanggulangan Bencana.

20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


783/Menkes/SK/X/2006 tentang Regionalisasi Pusat Bantuan Penangan Krisis
Kesehatan Akibat Bencana.

21. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 876/Menkes/XI/2006


tentang Kebijakan dan Strategi Nasioanal Penanganan Krisis dan Masalah
Kesehatan Lain

22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 145/Menkes/SK/I/2007


tentang pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan.

23. Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 432/MENKES/IV/2007 tentang Pedoman


Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit

24. Kep Men Kes RI No. 129/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Pelayanan


Minimal di Rumah Sakit
25. Keputusan Menkes RI No. 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)

26. Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang


Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

27. SK DirJend perlindungan dan Perawatan Tenaga Kerja No: Kpts-40/DP/1978


tentang Pemasangan Instalasi di Tempat Kerja.

28. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No : PER.02/MEN/1989 tentang Pemakaian


Instalasi Penyalur Petir

29. Permekes No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi alat


kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan.

30. Kepmen Tenaga Kerja RI Nomor 75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standar


Nasional Indonesia (SNI)-04-0225-2000-mengenai PUIL

31. Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air

32. Peraturan pemerintah RI No. 36 tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan UU


No. 28 tahun 2002

33. Peraturan menteri pekerjaan umum RI No. 29/PRT/M/2006 tentang Persyaratan


Teknis Bangunan Gedung

34. Permen LH no 3 tahun 2009 tentang tatacara Pemulihan Lahan Terkotaminasi


Limbah B3

35. Peraturan pemerintah No 27 tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan

B. Gambaran Umum

Dalam era tuntutan masyarakat tentang pelayanan kesehatan sangat tinggi saat
ini, peran teknologi sangat diperlukan dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah
dalam dunia kesehatan dan kedokteran. Pesatnya kemajuan ilmu kedokteran tidak
terlepas dari makin canggihnya peralatan kesehatan. Tidak pelak lagi kehadiran rumah
sakit ditengah masyarakat makin dirasakan mutlak perlu ditunjang alat kedokteran
yang canggih. Diagnosa akurat dihasilkan oleh peralatan modern yang serba canggih.
Peran manusia dalam mengelola peralatan kesehatan sangat diperlukan untuk
mendaya gunakan peralatan kesehatan sangat diperlukan untuk mendaya gunakan
peralatan tersebut dengan lebih effisien, bermanfaat, teratur dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Dengan demikian daya guna peralatan kesehatan yang canggih tersebut menjadi
sarana yang aman bagi keselamatan pasien baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Terganggunya fasilitas yang mungkin terjadi dilingkungan RS yang secara


langsung maupun tidak langsung dapat mengusik dan mengganggu keselamatan dan
keamanan seperti, kegagalan jaringan listrik dan PLN (mati lampu), terhentinya/
terganggunya pasokan air bersih, gangguan pada peralatan medis, kehilangan /
kerusakan harta benda, dan lain sebagainya.

Sebagai petunjuk semua unit kerja di Rumah Sakit Umum Islam Madinah,
khususnya unit kerja yang mempunyai resiko bahaya keselamatan dan kesehatan kerja
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan terutama yang berhubungan dengan resiko
kebakaran agar diperoleh satu dasar, satu pengertian dan pemahaman tatacara deteksi
dini dan pelaksanaan penanggulangan kebakaran yang benar. Merupakan suatu usaha
untuk mengatasi kejadian kebakaran, termasuk melokalisir/ mencegah kemungkinan
meluasnya kebakaran ke area sekitar RS, mengevakuasi pasien / karyawan serta usaha
penyelamatan jiwa dan harta benda. Serta melakukan pelatihan-pelatihan untuk
pencegahan dan pemadaman kebarakan bagi seluruh karyawan di lingkungan RS.

Rumah Sakit Umum Islam Madinah dengan segala aktivitas operasional


pelayanannya merupakan pengguna, penyimpan dan penghasil limbah B3,
kemungkinan resiko pencemaran, kontaminasi dan bahaya lain yang timbul harus
dikendalikan dan dikelola dengan benar.

Kepatuhan dan kedisiplinan terhadap perlakuan pada B3 meliputi

Bahan Berbahaya dan Beracun

1. Pengendalian pada saat pemesanan atau pembelian.

2. Penempatan, pelabelan, kelengkapan dokumen MSDS setiap bahan kimia


B3 pada saat penyimpanan
3. Pelabelan pada setiap lokasi atau ruang penyimpanan bahan-bahan yang
tergolong baerbahaya, mudah terbakar, mudah meledak

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

1. Pelabelan pada setiap lokasi atau ruang penyimpanan bahan bahan yang
tergolong berbahaya, mudah terbakar, mudah meledak.

2. Perlakuan yang benar terhadap Limbah B3 yang dihasilkan, mulai dari


sumber penghasil, cara pengumpulan, pengangkatan, pengangkutan,
penimbunan di TPS

3. Penggolongan lokasi TPS harus sesuai dengan jenis dan sifat limbah B3

4. Pemusnahan limbah B3 dilakukan sesuai kebijakan Rumah Sakit Umum


Islam Madinah tentang pemusnahan limbah B3 sejalan dengan undang-
undang RI

Berdasarkan HVA (Hazard and Vulnerability Analysis) yang telah dilakukan


Tim penanggulangan bencana, resiko-resiko yang terindentifikasi dapat terjadi atas
bencana yang berasal dari luar rumah sakit dan bencana yang berasal dari dalam rumah
sakit, adalah sebagai berikut :

a. Bencana yang mungkin terjadi di luar RS:

i) Kejadian bencana yang sering terjadi di Kabupaten Tulungagung adalah:

Tanah longsor, kebakaran, hujan badai lebat, wabah dan tanah bergerak dst.

ii) RSUI Madinah berada di wilayah jawa timur, yang memiliki karakteristik
bencana termasuk wilayah rawan kebakaran dan banjir.

b. Bencana yang mungkin terjadi didalam RS :

Bencana yang mungkin terjadi di RS misalnya : kebakaran dan wabah


III. TUJUAN

A. Tujuan Umum

1. Manajemen berupaya untuk mengkondisikan dan menggunakan seluruh sumber


daya untuk menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien agar semua
fasilitas baik fisik bangunan/ gedung, peralatan medis, utlitas tetap dalam
keadaan aman untuk keselamatan setiap staf, pasien, keluarga pasien,
pengunjung beserta harta bendanya.

2. Merencanakan pemetakan, pemeriksaan dan pemeliharaaan untuk bangunan,


prasarana fasilitas, area kontruksi, lahan dan peralatan RS agar tidak
membahayakan semua yang ada di lingkungan RS.

3. Memberikan pelayanan kepada pasien, pengunjung dan karyawan yang optimal


dengan memberikan perlindungan keamanan dari kehilangan, kerusakan,
gangguan dan atau pengguna yang tidak sah.

4. Rumah sakit dapat mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman pada


Bahan dan Limbah Berbahaya. Bahan berbahaya dan limbahnya tersebut
meliputi bahan kimia, bahan kemoterapi, bahan dan limbah radioaktif, gas dan
uap berbahaya serta limbah medis, limbah infeksius lain sesuai ketentuan yang
berlaku.

5. RS dapat membuat perencanaan terkait proteksi kebakaran di RS agar tersedia


system yang bekerja saat terjadi kebakaran.

6. Ketersediaan alat kesehatan layak pakai baik untuk pasien dan pengguna alat

7. Menjamin operasional sistem kunci aman dengan melakukan, pemeriksaan,


pemeliharaan dan uji coba rutin dan berkala.

Keamanan saat penyimpanan yang dapat menggagalkan sistem kunci itu


sendiri.

8. Meningkatkan kesiapan RS dalam menghadapi bencana dan musibah massal


baik yang terjadi di dalam maupum di luar rumah Sakit.
9. Tersedianya system yang bekerja saat ada pekerjaan kontruksi dan renovasi di
Rumah Sakit sehingga dapat meminimalisir resiko terhadap pasien, staff dan
pengunjung.

10. Mengadakan pelatihan terkait bencana, proteksi kebakaran, evakuasi dan


budaya K3 di RSUI Madinah.

B. Tujuan Khusus

1. Rumah sakit melakukan pendokumentasian semua perizinan atau ketentuan


lainnya.

2. Menjamin keamanan harta benda pasien pengunjung dan staf dari kehilangan.

3. Mencegah kecelakaan dan cedera pada pasien, keluarga pasien, staf pengguna
dan penyewa lahan.

4. Rumah sakit menginventaris semua Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) beserta
limbahnya yang berada di linkungan RS

5. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam meghadapi bencana yang terjadi


dilingkungan RS maupun diluar RS

6. Rumah Sakit mengadakan Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan,


dan insiden lainnya.

7. Rumah sakit mempersiapkan peralatan dan prosedur perlindungan yang benar


pada saat terjadi tumpahan atau paparan bahan berbahaya beserta limbahnya.

8. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam menghadapi ancaman dari


penculikan bayi

9. Menjamin proses evakuasi dan jalan keluar yang aman jika terjadi kegagalan
pada sumber pasokan utama

10. Melakukan uji coba sumber alternatif jika terjadi kegagalan pada sumber
pasokan utama
11. Menjamin pendidikan dan pelatihan pengamanan kebakaran untuk semua
karyawan baik medis maupun non medis yang berada didalam kawasan Rumah
Sakit Umum Islam Madinah

12. Melakukan perbaikan dan pengembangan pada sistem utiliti dan sistem kunci
jika diperlukan

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAM KEGIATAN

Program manajemen fasilitas dan keselamatan diperlukan untuk mengelola resiko-


resiko dilingkungan pelayanan pasien, pengunjung dan tempat kerja staff yang
meliputi:

a. Keselamatan

Meliputi bangunan, prasarana, fasilitas, area kontruksi, lahan dan peralatan rumah
sakit agar tidak menimbulkan bahaya atau resiko pada pasien, staff dan pengunjung.

b. Keamanan

Perlindungan dari kehilangan, kerusakan, gangguan, akses (pengguna yang tidak


sah)

Keselamatan dan keamanan di rumah sakit bertujuan untuk mencegah


terjadinya kecelakaan, cidera dan mempertahankan kondisi yang aman bagi staff,
pasien dan pengunjung

Keamanan dan keselamatan di rumah sakit dilakukan melalui :

1. Identifikasi dan penilaian resiko

Identifikasi dan penilaian resiko dilakukan dengan cara inspeksi keselamatan


dan kesehatan kerja di area rumah sakit

2. Pemetaan area resiko

Merupakan hasil identifikasi area resiko terhadap kemungkinan kecelakaan dan


gangguan keamanaan di rumah sakit
3. Upaya pengendalian

Upaya pengendalian merupakan tindakan pencegahan terhadap resko


kecelakaan dan gangguan keamanan.

Tatalaksana penyelenggaraan keselamatan dan keamanan di RSUI Madinah dibagi


menjadi beberapa tupoksi :

Keselamatan masuk dalam tupoksi semua satuan / instalasi kerja dengan dibantu
oleh komite keselamatan kerja sebagai pengawas kegiatan. Keamanan
dilaksanakan sepenuhnya oleh bagian umum dan kepegawaian melalui
penyediaam petugas keamanan outsourching yang juga dibantu K3 dalam
pelaksanaanya.

c. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya

Pengelolaan bahan B3 dan limbahnya dari aspek keselamatan kerja bertujuan untuk
melindungi seluruh elemen di rumah sakit beserta lingkungannya dari pajanan,
yang dilakukan dengan cara:

1. Identifikasi dan inventarisasi Bahan B3 dan limbahnya di Rumah Sakit

2. Menyiapkan dan memiliki LDKB / MSDS

3. Menyediakan sarana keselamatan B3 dan limbahnya di rumah sakit

4. Pembuatan pedoman dan SPO untuk pengelolaam B3 dan limbahnya yang


aman

5. Penanganan keadaan darurat B3 dan LB3

Untuk lebih detailnya tentanf pengelolaan bahan B3 berada di pedoman pelayanan


farmasi sedang untuk limbah B3 berada di pedoman pelayanan sanitasi

d. Penanganan kedaruratan dan bencana

Kesiapsiagaan penanggulangan dalam menghadapi bencana dan kondisi darurat


bertujuan meminimalkan dampak / akibat terjadinya bencana yang dapat
menimbulkan kerugian baik fisik, material maupun jiwa serta mengganggu
operasional dan finansial Rumah Sakit, hal ini dapat dilakukan dengan beberapa
tindakan meliputi :
1. Identifikasi resiko kondisi darurat atau bencana

2. Penilaian analisa resiko dan kerentananan bencana

3. Pemetakan resiko kondisi darurat atau bencana

4. Pengendalian kondisi

5. Simulasi

Penjabaran detail kegiatan tersebut terdapat pada Pedoman Penanggulangan


Bencana Rumah Sakit.

e. Proteksi kebakaran

Pencegahan dan pengendalian kebakaran bertujuan untuk memastikan semua


elemen dalam rumah sakit termasuk aset aman dari bahaya api, asap dan bahaya
lain. Proteksi kebakaran dapat dilakukan melaui

1. Identifikasi area beresiko bahaya kebakaran dan ledakan dengan menggunakan


FSRA

2. Pemetaan area beresiko kebakaran

3. Pengurangan area beresiko kebakaran dengan pentahapan pemasangan system


proteksi kebakaran baik aktif maupun pasif

4. Pengedalian kebakaran

5. Simulasi kebakaran

f. Pengelolaan peralatan medis

Pengelolaan peralatan medis sangat dibutuhkan dalam menunjang pelayanan.


Upaya preventif sebelum terjadinya kerusakan menjadi upaya utama dalam tata
kelola peralatan medis

Pengelolaan peralatan medis dilakukan dengan beberapa kegiatan meliputi :

1. Pemeliharaan rutin sebulan sekali setiap instalasi yang terdapat alat medis
2. Kalibrasi oleh pihak ketiga dilakukan paling tidak setahun sekali

3. Untuk alat labiratorium harus dilakukan uji QC dan maintance system alat
sebagai bentuk upaya preventif menanggulangi PME dan PMI yang tidak sesuai
dengan hasil BBLK.

4. Inhouse Trening peralatan kesehatan untuk petugas dan teknisi

5. Upaya lain yang bertujuan untuk memberikan fasilitas yang aman bagi pasien
dan pengguna.

g. Pengelolaan system utilitas

Pengelolaan prasarana dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan memastikan kehandalan system
utilitas dan memiminimalisasi resiko dari beberapa penggunaan utilitas, antara lain :

1. Listrik

2. Air

3. Tata udara

4. Genset

5. Lift

6. Gas medis

7. Jaringan komunikasi

8. Mechanical elektrical

9. Instalasi pengelolaan limbah

Pengelolaan system utilitas harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan


operasional system demi menunjang pelayaanan kepada pasien.
h. Konstruksi dan renovasi

Resiko terhadap pasien, staff dan pengunjung harus di nilai selama proses
konstruksi dan renovasi dilakukan. Adapun alat yang digunakan untuk menilai
adalah form dari PCRA

Hasil dari rekomendasi tim K3RS harus dipatuhi oleh vendor sesuai dengan
kontraknya, dimana Tim K3RS juga melakukan pantauan serta evakuasi selama
proses kontruksi dan renovasi berlangsung.

i. Pelatihan

Seluruh staff di rumah sakit dan para tenant / penyewa lahan dilatih agar memiliki
pengetahuan tentang pengelolaan fasilitas RS

j. Pengawasan

Pengawasan kepada para tenant / penyewa lahan yang melakukan didalam


lingkungan rumah sakit

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Metode pelaksanaan kegiatan program manajemen fasilitas dan keselamatan dilakukan
melalui kegiatan rapat setiap bulan dan telusur lapangan serta edukasi, pelatihan, dan
simulasi setahun sekali kepada seluruh staff, pengunjung, tenant (penyewa lahan) dan
badan indepent di RSUI Madinah.

VI. SASARAN
Sasaran pelaksaan program manajemen fasilitas dan keselamatan adalah staff,
pengunjung, penunggu pasien, tenant (penyewa lahan) dan badan independent di RSUI
Madinah

VII. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Pengelolaan keselamatan dan keamanan

No. Nama 2022


kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Program kerja
IPS
2. Program kerja
instalasi
sanitasi
3. Program kerja
keamanan
4. Program kerja
farmasi
5. Rapat rutin
bulanan
instalasi
6. Survey
lapangan
7. Pelatihan
K3RS dan
MFK

B. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun beserta limbah B3

No. 2022
Nama kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Monitoring
pengelolaan
LB3
2. Inventarisasi
bahan & limbah
B3
3. Penyediaan
MSDS semua
bahan B3
4. Pelaksanaan
pedoman
penanganan B3
5. Pelaporan jika
terjadi tumpahan
6. Monitoring
pelaksanaan
pedoman B3

7. Pelabelan wadah
B3
8. Monitoring
pemasangan
label B3
9. Pelaksanaan
pembuangan
limbah B3
10. Monitoring
pembuangan B3
11. Penyediaan
APD
12. Penyediaan
spillkit
13. Pelatihan
penanganan B3
dan LB3
14. Pelatihan spillkit

C. Manajemen Penanggulangan Bencana

No. kegiatan 2022


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Survey
lapangan
2. Pemeliharaan
titik kumpul
3. Pelatihan
penanggulangan
bencana diikuti
seluruh staf dan
badan
independent di
RS
4. Simulasi
evakuasi

5. Meningkatkan
koordinasi
lintas sector
dalam
kesiagaan
wabah,
bencana, dan
keadaan
emergency lain
6. Melengkapi
sarana
7. Uji coba/
simulasi
disaster
emergency dan
debriefing
(diikuti staf dan
badan penyewa
lahan)

D. Proteksi kebakaran

No. Nama kegiatan 2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pemeliharaan
system proteksi
kebakaran
2. Perencanaan
masterplan
hidran
3. Monev
kelayakan
system proteksi
kebakaran oleh
instansi terkait
4. Menyusun jalur
evakuasi dan
jalan keluar
yang aman
dengan
melengkapi
penandaan
sampai ke titik
tumpul
5. Pelatihan
penanggulangan
bencana
kebakaran
6. Uji coba /
simulasi
penanggulangan
bencana
kebakaran
7. Memasang
rambu larangan
merokok di
RSUI Madinah

E. Manajemen Utilitas
No. Nama kegiatan 2022
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Identifikasi
darah paling
beresiko
terhadap
kegagalan
sistem utilitas
2. Pengkajian
kebutuhan air
bersih/ bulan
3. Pengkajian
penggunaan
listrik PLN /
bulan
4. Uji coba
sumber air
bersih alternatif
5. Uji coba
sumber daya
listrik alternatif
6. Monitoring
hasil uji coba
air bersih dan
listrik
alternative
7. Identifikasi
sistem kunci
8. Pemeriksaan
sistem kunci
9. Pemeliharaan
sistem kunci
10. Uji coba sistem
kunci
F. Manajemen Peralatan Medis

No. Nama kegiatan 2022


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Inventarisasi
peralatan medis
2. Inspeksi
peralatan medis
3. Uji coba
peralatan medis
4. Pemeliharaan
peralatan
5. Kalibrasi
peralatan medis
6. Pelatihan
teknisi
7. Monitoring
pemeriksaan /
pemeliharaan
8. Melengkapi
peralatan
bengkel tehnik
9. Pelatihan
operator

G. Konstruksi Dan Renovasi

No. Nama kegiatan 2022


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Melakukan
penilaian resiko
sebelum
pelaksanaan
konstruksi atau
renovasi
2. Pemantauan
atau inspeksi
selama proses
berjalan
3. Membuat ICRA
H. Pelatihan
No. Nama 2022
kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pelatihan

I. Pengawasan tenant

No. Nama 2022


kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pengawasan
tenant

J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi kegiatan terhadap program kerja dilakukan setiap tahun sekali dan dilaporkan
kepada direktur RSUI MADINAH, dan peninjauan dilakukan setahun sekali untuk
mendapatkan data priorotas pada tahun berikutnya.

K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara mencatat semua hasil
kegiatan, menyusun pelaporan dan mengevaluasi hasil kegiatan tersebut selanjutnya
dirangkum dalam pelaporan.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh keselamatan dan kesehatan
kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran, terukur pada suatu program dan terdiri dari
sekumpulan SDM, barang modal, peralatan, dan teknologi. Untuk membuat sebuah
laporan kegiatan dibutuhkan kelengkapan sebagai berikut :
1. TOR
2. Daftar hadir
3. Notulen
4. Dokumentasi
5. Laporan hasil pelatihan dan simulasi

Direktur RSU I MADINAH

Dr. fauziyah

Anda mungkin juga menyukai