Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

DINAS KESEHATAN
UPTD RSUD BANDAR NEGARA HUSADA
Komplek Pemprov Lampung, Kota Baru Jati Agung, Lampung Selatan
Telp. 0721 (5617667) – 0721 (5617711)
Email: rsbnh.lampung@gmail.com

PERATURAN DIREKTUR RSU. bnh


NOMOR :
TENTANG

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Menimbang : a. bahwa untuk minimalkan terjadinya Kejadian Tidak


Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan
Kejadian Sentinel terhadap pasien;
b. bahwa agar pelayanan kesehatan kepada pasien dapat
terlaksana
dengan baik perlu adanya kebijakan Direktur RSU bnh
sebagai landasan bagi pelaksanaan standar Sasaran
Keselamatan Pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir (a) dan (b), perlu ditetapkan dengan Peraturan
Direktur Rumah sakit.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
Tentang Rekam Medis.
8. Pedoman Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit Edisi III 2015;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTURTENTANG SASARAN KESELAMATAN PASIEN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Pasien adalah seseorang/ individu yang menderita suatu penyakit atau lebih yang
memerlukan dan menerima perawatan medis.
2. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

BAB II

KETENTUAN KHUSUS

Bagian Kelima

MENGURANGI RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

Pasal 6

1. Cuci tangan (Hand Hygiene) adalah proses membuang kotoran dan debu secara
mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan menggunakan antiseptic untuk
mengurangi jumlah mikroorganisme dari kulit dan tangan, menghilangkan kotoran
dari kulit dan memutuskan mata rantai penularan infeksi
2. Rumah sakit menjamin ketersediaan fasilitas cuci tangan maupun hand drub di setiap
area rumah sakit
3. Rumah sakit menjamin ketersediaan fasilitas cuci tangan yaitu sabun anti septic, air
mengalir, dan tissue di setiap westafel di rumah sakit dan disertai poster prosedur
mencuci tangan menggunakan sabun dan poster five moments (waktu membersihkan
tangan)
4. Rumah sakit menjamin ketersediaan fasilitas hand drub pada dinding di dalam kamar
pasien dan di truang tindakan menggunakan hand rub dan poster five moments
(waktu membersihkan tangan)
5. Semua staf yang berada di lingkungan rumah sakit diwajibkan mengetahui dan dapat
melaksanakan teknik kebersihan tangan yang benar menggunakan sabun
6. Setiap staf rumah sakit diwajibkan mencuci tangan sebelum bersentuhan/kontak
dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptic, setelah bersentuhan dengan
cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan/kontak dengan pasien dan setelah
bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien
7. Semua staf yang bertugas di kamar bedah wajib mencuci tangan sesuai dengan
standar cuci tangan kamar bedah dan five moment
8. Setiap petugaskesehatan di rumah sakit diwajibkan melepaskan semua perhiasan
selama bertugas di rumah sakit
9. Petugas kesehatan diwajibkan memiliki kuku yang pendek, tidak menggunakan
pewarna kuku, dan tidak menggunakan kuku buatan/palsu
10. Melakukan monitoring kepatuhan cuci tangan setiap bulan
11. Melakukan program edukasi kebersihan tangan pada staf, pasien dan keluarga
PERATURAN DIREKTUR RSU. MITRA MEDIKA
NOMOR :023/PER/DIR/RSMM/I/2018

TENTANG
PANDUAN PELAKSANAAN HAND HYGIENE

Menimbang : d. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan


memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien
di RSU.Mitra Medika, maka disusun Panduan
Pelaksanaan Hand Hygiene di RSU. Mitra Medika;
e. sehubungan dengan butir (a) diatas, maka dipandang
perlu untuk membuat Panduan Identifikasi Pasien yang
berlaku di lingkungan RSU. Mitra Medika.

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang


Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
2. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan R.I Tahun 2006
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
44331);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2009 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3637);
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
Tentang Rekam Medis;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSU. MITRA MEDIKA TENTANG


PANDUAN PELAKSANAAN HAND HYGIENE

KESATU : Panduan Pelaksanaan Hand Hygiene di RSU. Mitra Medika


sebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini;

KEDUA : Panduan Pelaksanaan Hand Hygiene di RSU. Mitra Medika


dipergunakan sebagai acuan dalam penyelenggaran Hand
Hygiene di RSU. Mitra Medika;

KETIGA : Peraturan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :

Pada Tanggal :

Direktur

Tembusan :
1. Arsip

Anda mungkin juga menyukai