Anda di halaman 1dari 22

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT MEDIKA


NOMOR. 146/1/III/SK_Dir_/2018
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)
DI RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT MEDIKA
DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT MEDIKA

Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan menjamin
keselamatan pasien di Rumah Sakit Graha Sehat Medika, maka diperlukan
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian infeksi;
b. Bahwa agar pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Graha
Sehat Medika dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan program kerja
PPI yang terukur di Rumah Sakit Graha Sehat Medika sebagai acuhan
pelaksanaan PPI di Rumah Sakit Graha Sehat Medika;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Graha Sehat
Medika;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Keehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 1531, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072);
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 875/MENKES/SK/VIII/2001, tentang
Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 876/MENKES/SK/VIII/2001, tentang
Pedoman Terkini Analis Dampak Kesehatan Lingkungan
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 204/MENKES/SK/X/2004, tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/MENKES/PER/XI/2005 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
8. Peraturan MENTERI kESEHATAN Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 Tentang
Perizinan Rumah Sakit;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten Kota;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382/MENKES/2007 tentang Pedoman
Penanggulangan Penyakit Infeksi di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT MEDIKA PASURUAN
TENTANG PENETAPAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT MEDIKA.
Kedua : Kebijakan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Graha
Sehat Medika sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini
Ketiga : Kebijakan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Graha Sehat Medika dilaksanakan langsung
oleh Direktur Rumah Sakit Graha Sehat Medika.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Pasuruan
Pada tanggal 1 Maret 2018
Direktur RS Graha Sehat Medika,

dr. Rudy, Sp.OG


NIK. M.1.05.18.001
ANGGARAN PROGRAM KERJA PPI
RS GRAHA SEHAT MEDIKA
2018
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ….………………………………………………………….………………………………………………..2
B. Tujuan ….………………………………………………………….………………………………………………………..….3
BAB II PEMBAHASAN
I. Kegiatan Pokok PPI Rumah sakit Graha Sehat Medika ………………….………………………………..4
II. Rincian Kegiatan PPI ….………………………………………………………….………………………………………..4
III. Cara Melaksanakan Kegiatan ….………………………………………………………….………………………….4
BAB III DOKUMENTASI
BAB IV PENUTUP

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi rumah sakit merupakan masalah serius bagi semua rumah sakit, dampak yang
muncul sangat membebani rumah sakit maupun pasien. Adapun faktor yang mempengaruhinya
antara lain, Banyaknya pasien yang dirawat sebagai sumber infeksi bagi lingkungan pasien
lainnya maupun petugas kontak langsung antara pasien dengan pasien lainnya maupun petugas
kontak langsung antara pasien dengan pasien lainnya, kontak langsung antara petugas dengan
pasien yang tercemar, penggunaan peralatan medis yang tercemar kuman, kondisi pasien yang
lemah.
Infeksi nosokomial terjadi diberbagai negara, penelitian yang dilakukan oleh WHO
menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa,
Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik menunjukkan adanya infeksi nosokomial dan untuk
Asia Tenggara sebanyak 10,0% (WHO, 2013). Setiap saat, lebih dari 1,4 juta orang di seluruh
dunia menderita komplikasi dari infeksi yang diperoleh di rumah sakit. Frekuensi tertinggi
infeksi nosokomial dilaporkan dari rumah sakit di Kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara
(11,8% dan 10,0% masing-masing), dengan prevalensi 7,7% dan 9,0% masing-masing di
Kawasan Eropa dan Pasifik Barat (WHO, 2002).
Data infeksi nosokomial di Indonesia sendiri dapat dilihat dari data surveilans yang
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013 di 10 RSU Pendidikan, diperoleh
angka infeksi nosokomial cukup tinggi yaitu sebesar 6-16% dengan rata-rata 9,8%. Penelitian
yang pernah dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada 2013 menunjukkan bahwa 9,8%
pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat (Kemenkes, 2013).
Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit harus dilaksanakan secara
menyeluruh dengan baik dan benar disemua sarana kesehatan rumah sakit, dengan prosedur
yang baku untuk setiap tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi tersebut, untuk itu perlu
adanya suatu pedoman yang digunakan di Rumah sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara.
Diharapkan dengan adanya Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi ini, seluruh
petugas Rumah sakit Graha Sehat Medika memiliki sikap dan perilaku yang mendukung standar
pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah sakit Graha Sehat Medika.

1
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Menyiapkan agar Rumah sakit Graha Sehat Medika dengan sumber daya terbatas dapat
menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi, dengan dana yang sesuai kemampuan
Rumah Sakit
Tujuan Khusus :
Membuat standar pelaksanaan Pencegahan dan pengendalian infeksi bagi petugas
kesehatan di Rumah sakit Graha Sehat Medika meliputi :
1. Alat alat pendukung untuk program PPI
2. Alat alat habis pakai
3. Pemisahan sampah
4. Pening
5. katan sosialisasi hand hygien dan APD

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. KEGIATAN POKOK PPI Rumah Sakit Graha Sehat Medika


1. Menurunkan dan mengendalikan angka insiden rumah sakit seperti infeksi daerah luka
operasi (IDO), infeksi saluran kemih (ISK), dan Phlebitis
2. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SOP tentang PPI di semua area
pelayanan pasien dan area staf
3. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SOP tentang PPI di semua area
pengunjung
4. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit pelayanan
5. Meningkatkan kualitas atau kompetensi petugas tim PPI

II. RINCIAN KEGIATAN PPI


1. Menurunkan dan mengendalikan angka insiden rumah sakit seperti infeksi daerah luka
operasi (IDO), infeksi pneumonia akibat tirah baring (HAP), infeksi akibat pemakaian kateter
vena (IADP), dan infeksi saluran kemih (ISK). kegiatan yang dilaksanakan meliputi :
a. Surveilans data infeksi RS
b. Infestigasi outbreak
c. Melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja
d. Membuat pengkajian resiko pengendalian infeksi
e. Monitoring pelaksanaan sterilisasi RS
f. Monitoring pelaksanaan manajemen laundry dan linen RS
g. Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh dan darah
h. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
i. Monitoring pelayanan makanan
j. Monitoring pembongkaran, pembangunan dan renovasi
k. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien
l. Monitoring hand hygiene pada pasien pengunjung dan staf
m. Monitoring penggunaan APD
n. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit
o. Monitoring pelaksanaan PPI di ruang pemulasan jenazah
p. Monitoring kebersihan/dekontaminasi ambulans

3
2. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SOP tentang PPI di semua area
pelayanan pasien dan area staf dengan kegiatan :
a. Penyuluhan hand hygiene kepada staf rumah sakit
b. Sosialisasi Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Sosialisasi kebersihan ruangan
d. Sosialisasi tentang dekontaminasi alat dan sterilisasi
e. Sosialisasi kejadian tertusuk jarum
f. Sosialisasi pemasangan kateter dan IV line
3. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SOP tentang PPI di semua area
pengunjung dengan kegiatan :
a. Sosialisasi pelaksanaan hand hygiene dan batuk efektif untuk pengunjung dan pasien
4. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit pelayanan
melalui :
a. Membuat rekomendasi untuk usulan sarana pendukung penerapan PPI di unit
pelayanan seperti pengadaan APD, sarana kebersihan tangan (wastafel, sabun,
larutan desinfektan/antiseptic, tissue, handscrub) pengadaan bedpan washer,
dishwaser, dll
b. Melakukan koordinasi dengan bagian MATKES terkait pengadaan sarana pendukung
penerapan PPI
5. Meningkatkan kualitas atau kompetensi petugas tim PPI yang meliputi :
a. Membuat usulan-usulan pengadaan harsar penerapan PPI
b. Membuat usulan pelatihan lanjutan bagi IPCN
c. Membuat usulan pelatihan dasar PPI bagi tenaga IPCLN
d. Membuat pelatihan berkesinambungan (inhouse training) tentang PPI bagi seluruh
petugas RS (medis dan nonmedis)
e. Mengikuti seminar/symposium/workshop tentang PPI baik nasional maupun
internasional

III. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Surveilans IRS
Data infeksi rumah sakit merupakan salah satu indikator klinis RS sehingga
surveilans harus dilakukan dengan benar agar mendapatkan data yang akurat yang
menggambarkan keadaan sesungguhnya. Data akan dikoreksi setiap bulan sesuai dengan

4
yang telah ditetapkan dan telah di informasikan kepada unit yang terkait. Pelaksanaan
surveilans IRS di RS Graha Sehat Medika adalah di semua unit pelayanan perawatan/
kesehatan langsung kepada pasien dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data yang
terkait dengan resiko infeksi.
1) Case Finding (menemukan masalah/kasus dugaan infeksi rumah sakit oleh tim
PPIRS)
a) Melakukan survei pada pasien yang pasca operasi
b) Melakukan survei pada pasien yang terpasang infus
c) Melakukan survei pada pasien yang terpasang kateter urine
d) Melakukan survei pada pasien yang tirah baring lama/bedrest
e) Bila ditemukan kasus dugaan infeksi rumah sakit pada pasien saat survei, isi
formulir dugaan kasus infeksi rumah sakit
2) Case Report (mendapatkan laporan dari unit/petugas dilapangan bila terjadi kasus
infeksi rumah sakit IDO, IAD, ISK, Plebitis, Dekubitus)
2. Investigasi outbreak/ wabah/ KLB
Surveilans atau investigasi outbreak / KLB dilakukan terhadap temuan adanya kasus
infeksi yang muncul dan pemunculan ulang serta kuman multi resisten lain yang dipantau
melalui pemantauan hasil laboratorium mikrobiologi.
3. Melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja
a. Pemeriksaan berkala
b. Pemberian imunisasi yang pelaksanaannya bergantung kepada :
a) Resiko exposs petugas
b) Kontak petugas dengan pasien
c) Karakteristik pasien rumah sakit
d) Dana rumah sakit
c. Pelaporan pajanan dan insiden kecelakaan kerja ( tertusuk jarum )
d. Pengobatan dan atau konseling
4. Membuat Pengkajian Resiko Pengendalian infeksi
Pengkajian resiko pengendalian infeksi terdiri dari tiga tahapan: identifikasi resiko,
analisa resiko dan evaluasi resiko.
5. Monitoring pelaksanaan sterilisasi RS
Monitoring pelaksanaan sterilisasi dilakukan minimal 1 kali setiap bulan meliputi
prosedur, pembersihan alat, pengeringan, sterilisasi, pelabelan kadaluarsa alat steril,

5
penyimpanan. Monitoring juga dilakukan terhadap kepatuhan petugas dalam penggunaan
APD, pencatatan suhu, tekanan dan kelembaban ruangan. Hasil monitoring akan dilaporkan
setiap 3 bulan.
6. Monitoring pelaksanaan manajemen laundry dan linen RS
a) Monitoring pelaksanaan dekontaminasi, pencucian, labeling dansterilisasi alat
kesehatan di Central Steril Supply Departement (CSSD)
b) Monitoring pemeriksaan bakteriologis alat kesehatan yang sudah di sterilisasi
c) Monitoring pengelolaan linen infeksius dan non infeksius di ruangan dan laundry
d) Monitoring pemeriksaan bakteriologis linen
7. Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh dan darah
Monitoring dilakukan terhadap prosedur penanganan sampah infeksius dan cairan
tubuh mulai dari sumbernya ( ruang perawatan, laboratorium ) termasuk kantong sampah
yang digunakan, sampai dikelola ole pihak ke-3. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1
kali setiap bulan.
8. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
Monitoring penerapan kewaspadaan isolasi lainnya termasuk penanganan dan
pengelolaan benda tajam yang dilakukan setiap hari bersamaan dengan kunjungan ruangan,
meliputi prosedur yang benar tentang pembuangan benda tajam dan prosedur yang benar
tentang penggunaan benda tajam/ jarum. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali
setiap bulan.
9. Monitoring pelayanan makanan
Monitoring pelayanan makanan meliputi kegiatan monitoring pada penyediaan
makanan mentah, penataan atau penyusunan bahan makanan, pengelolaan makanan,
penyajian makanan dan pendistribusian makanan ke ruang perawatan. Monitoring juga
dilakukan terhadap kepatuhan petugas dalam penggunaan APD, kepatuhan petugas dalam
kebersihan tangan, prosedur pencucian dan penyimpanan alat - alat makan, serta
pemeliharaan mesin yang digunakan. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali setiap
bulan
10. Monitoring pembongkaran, pembangunan dan renovasi
Monitoring pelaksanaan pembongkaran dan pembangunan dan renovasi bangunan di
RS Graha Sehat Medika dilakukan bila ada kegiatan seperti pembongkaran gedung,
perbaikan gedung, penambahan bagian dari gedung utama dan atau pembangunan gedung
baru. Monitoring dilakukan sebelum, selama dan sesudah dilakukan renovasi. Hasil

6
monitoring yang dilakukan IPCN komite PPI akan dituangkan dan disusun dalam laporan
ICRA dan dilaporkan ke direktur RS Graha Sehat Medika
11. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien
Monitoring penggunaan ruang isolasi dilakukan dengan melakukan kunjungan
lapangan oleh IPCN dengan mengisi formulir pemantauan yang meliputi ketersediaan sarana
dan prasarana, kepatuhan penggunaan APD, kepatuhan kebersihan tangan, serta
penempatan pasien. Hasil monitoring dilaporkan setiap 3 bulan
12. Monitoring hand hygiene pada pasien, pengunjung dan petugas/ staf
a. Monitoring hand hygene pada pasien dilakukan dengan memberikan informasi
kepada pasien tentang kapan harus cuci tangan dan bagaimana cara melakukan
kebersihan tangan, juga diberikan informasi kapan harus melakukan hand hygene
dengan cuci tangan dan kapan dengan menggunakan hand rub. Ketersediaan
fasilitas untuk melakukan kebersihan tangan pada area pasien juga dimonitor
ketersediannya
b. Monitoring hand hygene pada pengunjung dilakukan dengan memberikan informasi
kepada penunggu tentang kapan harus cuci tangan dan bagaimana cara melakukan
kebersihan tangan, juga diberikan informasi kapan harus melakukan hand hygiene
dengan cuci tangan dan kapan dengan hand rub. Ketersediaan fasilitas untuk
melakukan kebersihan tangan pada area pasien juga dimonitor ketersediaannya
c. Monitoring hand hygiene pada staf/ petugas dilakukan dengan audit kepatuhan
melakukan kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari dan analisanya dibuat
setiap 3 bulan. Audit dilakukan terhadap petugas yang terlibat langsung dalam
pelayanan pasien meliputi ruang rawat jalan , kamar operasi dan rawat inap.
d. Memasang handrub dititik pemasangan handrub di area umum.
e. Memantau ketersediaan handrub dan handwash di lapangan.
f. Memantau ketersediaan fasilitas cuci tangan di lapangan.
g. Monitoring pemeriksaan swab tangan petugas secara berkala.
h. Melakukan lomba cuci tangan antar karyawan
13. Monitoring penggunaan APD
1) Pengajuan APD diunit yang membutuhkan
2) Melakukan monitoring kepatuhan penggunaan APD pada petugas di setiap ruangan
3) Monitoring ketersediaan, kelengkapan APD di setiap ruangan

7
14. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan monitoring kebersihan lingkungan RS,
lingkungan masing- masing unit pelayanan, prosedur pelaksanaan pengendalian
lingkungan seperti mengepel lantai, membersihkan dinding dan dekontaminasi
permukaan termasuk prosedur pembuatan/ pencampuran larutan desinfektan. Kegiatan
monitoring ini dilaksanakan setiap hari dan hasil monitoring dilaporkan tiap 1 bulan
15. Monitoring pelaksanaan PPI di kamar jenazah
Monitoring pelayanan PPI di kamar jenazah meliputi kegiatan monitoring pada
penatalaksanaan jenasah pasien dengan kasus infeksius, penggunaan APD, kebersihan
lingkungan serta ketersediaan sarana cuci tangan dan kepatuhan petugas dalam
melakukan kebersihan tangan. Kegiatan monitoring dilakukan minimal satu kali tiap bulan
dan hasil monitoring dilaporkan setiap bulan
16. Monitoring pelaksanaan kebersihan/ dekontaminasi ambulan
Monitoring pelaksanaan ambulans dilakukan dengan melakukan kunjungan
lapangan oleh IPCN terkait ketersediaan sarana/ prasarana yang mendukung penerapan
PPI, prosedur dekontaminasi dan kebersihan serta kepastian ambulans bias dipergunakan
kembali ditinjau dari PPI. Hasil monitoring dilaporkan setiap bulan
17. Sosialisasi tentang pemasangan kateter dan intra Vena Line
Sosialisasi ini berisi mengenai pentingnya prinsip steril dalam pemasangan kateter
dan intra vena line yang benar. Dalam sosialisasi ini juga akan disampaikan apa yang
dimaksud dengan phlebitis , tanda dan gejalanya dan penangannya
18. Sosialisasi kejadian Tertusuk jarum
Sosialisasi ini dilakukan kepada seluruh staf medis maupun staf non medis yang
bertugas di RS Graha Sehat Medika dalam hal kemungkinan kejadian tertusuk jarum dan
cara pelaporan apabila terjadi kejadian tersebut
19. Membuat rekomendasi usulan pengadaan harsar penerapan PPI
Membuat rekomendasi untuk usulan pengadaan sarana pendukung penenrapan PPI
di unit pelayanan seperti pengadaan APD, sarana kebersihan tangan (wastafel, sabun,
larutan desinfektan/ antiseptic, tisu, handrub ) Rekomendasi PPI dalam pengadaan sarana
pendukung PPI akan dibuat dalam RAB yang disusun oleh komite PPI untuk diajukan
kepada direktur tyang selanjutnya akan dimasukkan kedalam RAB RS

8
20. Membuat usulan pelatihan dasar bagi IPCN
Perkembangan ilmu dan teknologi harus diimbangi dengan pelatihan bagi IPCN yang
berkesinambungan dan ter-update sesuai dengan perkembangan kondisi saat ini. Komite
PPI membuat daftar kebutuhan pelatihan untuk diajukan ke direktur.
21. Membuat pelatihan berkesinambungan (inhouse training) tentang PPI bagi seluruh
petugas RS ( medis dan non medis )
Program inhouse training PPI yang dilaksanakan secara rutin dan
berkesinambungan. Setiap petugas yang sudah mengikuti kegiatan inhouse training akan
mendapatkan sertifikat sebagai bukti keikutsertaannya dan masa berlaku sertifikat adalah
satu tahun. Komite PPI juga melakukan inhouse training ke instalasi- instalasi yang
bertujuan semua staf yang ada di setiap instalasi dapat terpapar program inhouse PPI
22. Mengikuti seminar/ symposium/ workshop tentang PPI baik nasional maupun
internasional
Agar lebih cepat mendapatkan update tentang PPI , komite PPI membuat usulan
supaya tim PPI sebagai pelaksanaan kegiatan operasional Program PPI bisa mengikuti
seminar yang berhubungan dengan PPI, baik nasional maupun internasional. Usulan
ditujukan kepada direktur.
23. Perlindungan Petugas Kesehatan
a) Memonitor petugas yang terkena pajanan
b) Memonitorpelaksanaan Medical Chek Up (MCU) karyawan baru dan karyawan yang
bekerja di unit kerja beresiko tinggi
c) Memonitor pelaksanaan pemberian vaksinasi Hep B pada karyawan di kerja beresiko
tinggi
d) Memonitor swab rectal penjamah makanan
24. Penempatan Pasien
a) Memonitor pelaksanaan penempatan pasien infeksius/ menulardi ruang isolasi
b) Memonitor penempatan pasien infeksius/ menular atau suspek dengan sistem
kohorting saat ruang isolasi sedang penuh
25. Etika Batuk
a) Memonitor pelaksanaan etika batuk di rumah sakit
b) Membuat leafletetika batuk di rumah sakit

9
26. Praktek menyuntik yang aman
a) Memonitor pelaksanaan penyuntikan yang aman
b) Melakukan pendidikanpraktek menyuntik yang aman
27. Pemetaan Pola Kuman dan Resistensi Antibiotik
a) Mengumpulkan data-data pemeriksaan kultur pasien rawat inap
b) Merekap sampel kultur
c) Menganalisa hasil rekap kultur
d) Kesimpulan antibiotik yang masih sensitif dengan pola kuman RS
e) Pelaporan dan presentasi hasil

10
RENCANA KEBUTUHAN POKJA PPI ALKES/NON ALKES DAN GIAT
TA. 2018

1. Alat dan Bahan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


N Tindakan Bahan & Jumlah Keterangan Total Biaya
o Alat Kebutuhan
1. Cuci Tangan Handscrub pertahun  Sanitizer handrub 500 ml
Dibutuhkan 20 x Rp
80.000,-
= Rp 1.600.000 ,-
1 tahun x Rp 1.600.000,-
= Rp 19.200.000,-
Tissue 14x144 pertahun  Tissue handuk 1 dus = 24
pack
Dibutuhkan 13x3=39
Perbulan butuh 2 dus
2x12 = 24
24 x Rp. 160.000 = Rp.
3.840.000
Swab Maret, 1 TW : 1 petugas di swab
tangan September tangan 2 kali (sebelum dan
petugas sesudah)
2 x Rp 125.000 = Rp 250.000,-
1 tahun:2 x Rp 250.000
= Rp 500.000,-
2. Alat Sarung 140x12 1 tahun Rp. 80.640.000
Pelindung Tangan
Diri Bersih
Sarung 7x12 1 tahun Rp. 14.280.000
Tangan
Steril

11
Sarung 11 1 tahun Rp. 121.000
Tangan
Rumah
Tangga
Masker 19x12 1 tahun Rp. 456.000
sekali pakai
Masker 3 1 tahun Rp. 585.000
N95
Skort 7 1 tahun Rp. 70.000
Gaun 5 1 tahun Rp. 625.000
Pelindung
Pelindung 10 1 tahun Rp. 1.000.000
Mata
(goggle)
Penutup 10 1 tahun Rp. 600.000
Kepala
Sepatu 4 pasang 1 tahun Rp. 260.000
Boot
3. Dokumentasi Larutan 5 liter 1 tahun Rp. 890.000
Alat Chlorin
0,5%
Ember 5 1 tahun Rp. 125.000
plastik
Kain Lap 12 1 tahun Rp. 120.000
4. Pengelolahan Savety Box 48 1 tahun Rp. 960.000
Alat Tajam Penatalaks Bila ada Perkiraan biaya di tahun 2018 :
anaan kejadian Hepatitis, SGOT,SGPT anti HIV
petugas (rapid)
terpajan @ Rp. 240.000,- x 4 =
benda Rp. 960.000,-
tajam

12
5. Pengelolahan Wadah 1 1 tahun Rp. 155.000
Sampah Sampah
Non Touch
warna
kuning
Wadah 1 1 tahun Rp. 155.000
Sampah
Non Touch
warna
hitam
6. Antiseptik Alkohol 50 botol 1 tahun Rp 1.100.000
70%
7. Tempat Linen Kresek 50 1 tahun Rp 900.000
Kuning
8. Monitoring 1. Bakterio Maret, 1 TW : 2 pemeriksaan usap
peralatan logis alat September alat
pasien, 2 x Rp 125.000,-
udara, linen, = Rp 250.000,-
makanan dan 1 tahun: 2 x Rp 250.000
pejamah = Rp 500.000,-
makanan 2. Bakterio Maret, 1 TW : 2 pemeriksaan usap
logis September udara
udara 2 x Rp. 250.000,- =
Rp 500.000,-
1 tahun: 2 x Rp 500.000,-
= Rp 1.000.000,-
Biaya Akomodasi Pengambil
Sampel
1 tahun : 2 x Rp 500000,- x 1
hari
= Rp 1.000.000,-
3. Bakterio Maret, 1 SMTR : 1 pemeriksaan usap
logis September linen

13
Linen 1 x Rp 125.000 = Rp 125.000,-
1 tahun: 2 x Rp 125.000 =
Rp500.000,-
4. Swab Maret, 1 SMTR : 2 pemeriksaan usap
Rectal September rectal
2 x Rp. 170.000 = Rp. 340.000,-
1 tahun: 2 x Rp. 340.000 =
Rp.680.000,-
Total Rp. 129.322.000

2. Kegiatan Program PPI


No Kegiatan Tindakan Jumlah Kebutuhan Keterangan Total Biaya
1. Sosialisai PPI Hand Hygien Sesuai kondisi Staf pasien Banner cuci
untuk pasien dan 5 moment dan tangan sebanyak
(benner, keluarga 10 x Rp. 150.000
leaflet) = Rp. 1.500.000,-
Brosur 5 macam
sebanyak 250 x
Rp. 2000,- = Rp.
500.000,-

2. Sosialisai PPI Hand hygien Sesuai kondisi Rp. 500.000


untuk Penanganan Sesuai kondisi Rp. 500.000
karyawan dan pelaporan
tertusuk jarum
dan benda
tajam
Dekontaminasi Sesuai kondisi Rp. 500.000
alat dan
sterilisasi
Penggunaan Sesuai kondisi Rp. 500.000
APD

14
Pembuangan Sesuai kondisi Rp. 500.000
sampah
Batuk efektif Sesuai kondisi Rp. 500.000
3. Kampanye Lomba cuci Sesuai kondisi Rp. 3.000.000
Hand Hygien tangan 6
langkah
4. Pelatihan PPI Diklat Eksternal November Rp.5.800.000,-
PPI Dasar tentative Rp. 7.000.000,-
Dan IPCN TOTAL :Rp.
12.800.000,-
5. In house Spill kit Sesuai kondis 1 tahun Rp. 1.500.000
training
6. Penyebaran Sesuai kondisi 1 tahun Rp. 200.000
audit
7. Penyebaran Sesuai kondisi 1 tahun Rp. 200.000
monitoring
8. Penyebaran Sesui kondisi 1 tahun Rp. 200.000
surveillance
Total Rp. 21.400.000

15
BAB III
DOKUMENTASI

1. Monitoring dalam penggunaan APD, pencatatan suhu, tekanan dan kelembaban ruangan. Hasil
monitoring akan dilaporkan setiap 3 bulan
2. Kegiatan monitoring pelaksanaan manajemen laundry dan linen RS dilakukan setiap bulan dan
hasil monitoring dilaporkan setiap 3 bulan
3. Kegiatan monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh dan darah dilakukan minimal
1 kali setiap bulan
4. Kegiatan monitoring tentang pembuangan benda tajam dan prosedur yang benar tentang
penggunaan benda tajam/ jarum. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali setiap bulan
5. Kegiatan monitoring pelayanan makanan meliputi kepatuhan petugas dalam penggunaan APD,
kepatuhan petugas dalam kebersihan tangan, prosedur pencucian dan penyimpanan alat- alat
makan, serta pemeliharaan mesin yang digunakan. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1
kali setiap bulan
6. Kegiatan Monitoring pelaksanaan isolasi pasien yang meliputi ketersediaan sarana dan
prasarana, kepatuhan penggunaan APD, kepatuhan kebersihan tangan, serta penempatan
pasien. Hasil monitoring dilaporkan setiap 3 bulan
7. Monitoring hand hygiene pada staf/ petugas dilakukan dengan audit kepatuhan melakukan
kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari dan analisanya dibuat setiap 3 bulan.
8. Monitoring penggunaan APD dilakukan setiap hari terhadap petugas di unit perawatan
dilakukan bersamaan dengan kunjungan ruangan. Hasil monitoring dilaporkan setiap 3 bulan
9. Kegiatan monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit dilaksanakan setiap hari dan hasil
monitoring dilaporkan tiap 1 bulan
10. Kegiatan monitoring pelaksanaan PPI di kamar jenazah dilakukan minimal satu kali tiap bulan
dan hasil monitoring dilaporkan setiap bulan

14
BAB IV
PENUTUP

Kebersihan program dan kegiatan PPI di rumah sakit memerlukan keterlibatan semua pihak
yaitu keterlibatan semua profesional dan unit kerja (Dokter, Perawat, Ahli Laboratorium, K3,
Farmasi, Ahli Gizi, Sanitasi, CSSD dan Loundry, IPSRS, dan bagian Rumah Tangga Rumah Sakit),
sehingga diperlukan wadah untuk pengorganisasiannya berupa komite PPI. Kerjasama organisasi PPI
dalam pelaksanaannya harus didukung komitmen tinggi manajerial sehingga menentukan
terlaksananya program dan kegiatan dengan baik semuanya itu akan menjamin mutu pelayanan
Rumah Sakit.
Memutus mata rantai penularan merupakan hal yang paling mudah untuk mencegah penularan
penyakit infeksi, tetapi harus didukung dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan
prosedur yang telah ditetapkan dalam Standar Prosedur Operasional.

15

Anda mungkin juga menyukai