Anda di halaman 1dari 229

RUMAH SAKIT dr.

AGUNG

PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

RUMAH SAKIT dr. AGUNG


IzinWalikotaBima No.503/OP.RS/002/DPMPTSP/IV/2020
Jl. Ir. Sut9ami No. 1 Rabadompu Kota Bima - NTB
Telp. (0374) 43166 / 43834 - Fax. (0374) 43834
Email :rs.dokteragung@yahoo.co.id
KEPUTUSAN DIREKTUR
Nomor :
TENTANG
PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
DI RUAMH SAKIT dr AGUNG

Menimbang :
a. Bahwa dalam upayah meminimalkan resiko bahaya keselamatan
dan keamanan kerja dalam melaksanakan tugas pekerjaan sehari-
hari dilingkungan kerja masing-masing, perlu adanya kebijakan
pemberlakuan program manajemen fasilitas dan keselamatan di
rumah sakit dr agung
b. Bahwa untuk pelaksanaan seperti yang dimaksud dalam butir a,
perlu ditetapkan dengan keputusan direktur.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang praktik
kedokteram.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Keselamatan.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
Tentang pengelolaan sampah.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
2
7. Peraturan presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015
Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
8. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indoensia Nomor 69
Tahun 2014 Tentang Kewajiban Rumah sakit dan Kewajiban
pasien.
9. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indoenesia Nomor 54
Tahun 2014 Tentang pengujian dan kalibrasi algat kesehatan.
10. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69
Tahun 2014 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2016 Tentang Penggunaan Gas Medik Dan Vakum Medik
Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Perkantoran
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Dan
Prasarana Rumah Sakit
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
infeksi

3
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban
19Pasien
19. Peraturan Bupati Jember Nomor 6 Tahun 2022 Tentang
Kedudukan, susunan Organisasi, Tugas Dan Fungi serta tata
keria unit organisasi bersifat khusus Rumah Sakit Daerah Dr.
Soebandi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jember.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
DI RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT dr. AGUNG
Kedua Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan di Rumah Sakit dr.
Agung Kota Bima sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini
Ketiga Penanggung jawab terhadap pelaksanaan Program Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi
Kabupaten Jember adalah Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit dr. Agung.
Keempat Pembinaan dan pengaw9asan pelaksanaan Keputusan Direktur ini oleh
Wakil Direktur
Kelimat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila di kemudian hari ternyata ada kekeliruan dalam keputusan ini,
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

4
Ditetapkan di : Kota Bima
Pada tanggal :

Direktur

drg. Siti Hadjar Joenoes

5
PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMAT

1. Pendahuluan
Salah satu upaya strategis yang yang dikembangkan Departemen Kesehatan
untuk meningkatkan produktifitas keria adalah Program tentang Managemen
Fasilitas dan Keselamatan.
Program tentang Managemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit di
Rumah Sakit dr. Agung didasarkan pada:
a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

b. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.


c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 02/ MEN /
1980 tentang Pemeriksaan Tenaga Kerja dan Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/MEN/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 986/MENKES/PER/XI/1992 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
g. Keputusan Direktorat Jenderal PPM dan PLP Nomor HK.00.06.6.44
tanggal 18 Pebruari 1993 tentang Persyaratan dan Petunjuk Teknis Tata
cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
h. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Nomor
K.00.06.6.0.1497 tentang Instruksi membentuk Panitia Keselamatan dan
Kesehatan Keria di Rumah Sakit.
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.

6
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2016 tentang Penyakit
Akibat Kerja.
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Keria/K3 Rumah Sakit.

Dengan demikian Program tentang Managemen Fasilitas dan Keselamatan


telah mempunyai landasan hukum yang kuat sehingga menuntut unit kerja
termasuk Rumah Sakit dr. Agung berkewajiban untuk melaksanakannya.
Dilain pihak setiap karyawan wajib pula mentaati dan mematuhi ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan Program tentang Managemen Fasilitas dan Keselamatan,
Rumah Sakit dr. Agung telah Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
mempunyai tugas memberi saran dan pertimbangan kepada Direktur tentang
masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan Rumah Sakit
dr. Agung. Adapun pelaksanaan Program tentang Managemen Fasilitas dan
Keselamatan harus dilaksanakan di setiap unit kerja di lingkungan Rumah
Sakit dr. Agung.
Pelaksanaan Program tentang Managemen Fasilitas dan Keselamatan
di lingkungan Rumah Sakit dr. Agung dilakukan secara bertahap dan terus
menerus dengan menitik beratkan pada aspek peningkatan produktifitas
tenaga kerja, perlindungan terhadap tenaga kerja dari penyakit akibat kerja,
member rasa aman pada masyarakat rumah sakit, membantu mempercepat
penyembuhan pada penderita dan menjadikan rumah sakit ramah lingkungan.
Secara ringkas dikelompokkan pada aspek lingkungan (fisik, kimia, biologi);
aspek sarana; aspek petugas dan aspek sistem kewaspadaan dan
penanggulangan bencana. Kemudian masing-masing aspek tersebut
dituangkan dalam bentuk Rencana Kegiatan Tahunan Rumah Sakit tentang
Program tentang Managemen Fasilitas dan Keselamatan yang terdiri dari 2
bagian : Program Tahunan Keselamatan dan Kesehatan Keria Rumah Sakit
7
dan Rencana Kegiatan (Plan of Action) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit yang merupakan bagian integral Rencana Kegiatan Rumah Sakit
dr. Agung.

2. Latar Belakang
a. Gambaran Umum
Rumah Sakit dr Agung adalah Rumah Sakit swasta Kota Bima dengan
tipe D pendidikan lulus 16 pelayanan.
Sejarah berdirinya Rumah Sakit dr. Agung semula bernama klinik Sari
Farma yang berlokasi di Jln Ir.Sutami No. 1 Rabadompu Kota Bima
sedangkan Rumah Sakit dr. Agung dengan alamat yang sama.
Pada tahun 2014 terjadi pertukaran antara Klinik Syari Farma Menjadi
Rumah Sakit dr. Agung, Alasan yang melatar belakangi pertukaran antara
lain :
1. Perkembangan Rumah Sakit dr Agung sangat besar dalam hal pasien
yang berobat, jumlah dokter maupun karyawan medis dan non medis
schingga rumah sakit dr Agung membutuhkan lahan yang lebih luas
untuk kepentingan tersebut.
2. Memberi kesadaran kepada masyarakat supaya tidak beranggapan
bahwa penyakit paru-paru adalah penyakit yang menakutkan.
Sejak terjadi pertukaran nama tersebut klinik sari farma berubah nama
menjadi Rumah sakit dr Agung. Sesuai dengan peraturan daerah
nomor 15 tahun 2008 dan peraturan Bupati nomor 70 tahun 2009,
nama klinik sari farma diubah menjadi Rumah Sakit dr. Agung.
Rumah Sakit dr. Agung, didirikan diatas tanah seluas 41.964 m2 terdiri
dari berbagai macam gedung/bangunan. Bangunan Rumah Sakit dr.
Agung seluas 18.017,16 m2. Pada Tahun 1987 berdasarkan surat
keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 41/Menkes/ SK/I/1987 Rumah
Sakit dr. Agung ditetapkan sebagai Rumah Sakit dari Kelas C menjadi
8
kelas B dan pada tahun 2002 melalui surat Keputusan menteri
Kesehatan Nomor : 1097/menkes/SK/IX/2002 menjadi Type kelas B
pendidikan sampai sekarang.
Fasilitas dan lingkungan dalam rumah sakit harus aman, berfungsi baik,
dan memberikan lingkungan perawatan yang aman bagi pasien, keluarga,
staf, dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan itu maka fasilitas fisik,
bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan serta sumber daya lainnya
harus dikelola secara efektif untuk mengurangi dan mengendalikan
bahaya, risiko, mencegah kecelakaan, cidera dan penyakit akibat kerja.
Dalam pengelolaan fasilitas dan lingkungan serta pemantauan
keselamatan, rumah sakitt menyusun program pengelolaan fasilitas dan
lingkungan serta program pengelolaan risiko untuk pemantauan
keselamatan di seluruh lingkungan rumah sakit. Pengelolaan yang efektif
mencakup perencanaan, pendidikan, dan pemantauan multidisiplin
dimana pemimpin merencanakan ruang , peralatan,dan sumber daya yang
diperlukan untuk mendukung layanan klinis yang disediakan secara aman
dan efektif serta semua staf diedukasi mengenai fasilitas, cara mengurangi
risiko, cara memantau dan melaporkan situasi yang berisiko termasuk
melakukan penilaian risiko yang komprehensif diseluruh fasilitas yang
dikembangkan dan dipantau berkala. Rumah sakit memiliki entitas non-
rumah sakit atau tenant/penyewalahan (seperti kantin) maka rumah sakit
wajib memastikan bahwa tenant/penyewa lahan tersebut mematuhi
program pengelolaan fasilitas dan keselamatan, yaitu program
keselamatan dan keamanan, program pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun, program penanganan bencana dan kedaruratan, serta proteksi
kebakaran. Rumah sakit membentuk satuan kerja yang dapat mengelola,
memantau dan •memastikan fasilitas dan pengaturan keselamatan yang
ada sehingga tidak menimbulkan potensi bahaya dan risiko yang akan

9
berdampak buruk bagi pasien, staf dan pengunjung. Selain kerja yang
dibentuk berupa Komite/Tim K3 RS yang disesuaikan dengan kebutuhan,
ketersediaan sumber daya dan beban kerja rumah sakit. Rumah sakit
harus memiliki program pengelolaan fasilitas dan keselamatan yang
menjangkau seluruh fasilitas dan lingkungan rumah sakit. Rumah sakit
apa melihat ukuran dan sumber daya yang dimiliki harus mematuhi
ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku sebagai bagian dari
tanggung jawab mereka terhadap pasien, keluarga, staf, dan para
pengunjung. Fokus pada standar Manajemen Fasilitas dan Keamanan ini
meliputi:
1. Kepemimpinan dan perencanaan;
2. Keselamatan;
3. Keamanan;
4. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3:
5. Proteksi kebakaran;
6. Peralatan medis;
7. Sistim utilitas;
8. Penanganan kedaruratan dan bencana;
9. Konstruksi dan renovasi; dan
10. Pelatihan.
b. Padat Karya
Rumah Sakit dr. Agung merupakan institusi yang padat karya, padat
modal dan padat teknologi. Tenaga yang bekerja di di lingkungan Rumah
Sakit dr. Agung terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis perawatan, tenaga
medis non perawatan, tenaga pekarya kesehatan (pembantu paramedis) dan
tenaga non medis. Selain itu juga terdapat tenaga cleaning servis dan
mahasiswa/siswa dari beberapa sekolah/akademi/perguruan tinggi.

10
c. Padat Modal
Sebagai institusi yang padat modal Rumah Sakit dr. Agung telah
melakukan renovasi, rehabilitasi, maupun pembangunan gedung-gedung baik
rawat jalan, rawat inap dan instalasi penunjang. Namun demikian perbaikan
dan penambahan sarana, prasarana dan peralatan kedokteran / non kedokteran
yang telah dilaksanakan belum mencapai Master Plan yang telah ada. serta
belum sempurnanya pintu darurat keluar lingkungan rumah sakit, sehingga hal
ini menimbulkan masalah bila terjadi kebakaran di dalam lingkungan Rumah
Sakit dr. Agung.
d. Padat Teknologi
Rumah Sakit dr. Agung juga merupakan institusi yang padat
teknologi. Pada unit-unit seperti IRNA, ICU, Radiologi, OK, IRJ,
Laboratorium Sentral dan unit lain terdapat peralatan canggih baik medis
maupun non medis. Peralatan-peralatan tersebut mahal baik harga pembelian,
perawatan dan biaya operasionalnya. Dalam penggunaannya banyak
menggunakan energi listrik dengan tegangan yang spesifik dan sensitif.
Disamping itu ada peralatan penunjang lain seperti genset, incenerator yang
operasionalnya menggunakan banyak energi listrik, gas dan bahan bakar
minyak. Selain rawan terhadap bahaya kebakaran, peralatan-peralatan tersebut
ada yang menimbulkan dampak negatif terhadap petugasnya. Peralatan medis
dan penunjang medis yang menimbulkan bahaya radiasi antara lain.
e. Resiko Tinggi Penyakit Akibat Kerja dan Infeksi Nosokomial
Sesuai dengan fungsinya Rumah Sakit dr. Agung melakukan
pelayanan kepada penderita baik penyakit menular maupun tidak menular.
Disamping beresiko tertular penyakit dari penderita yang dirawat, petugas
perawatan bisa meniadi carrier penyakit di lingkungan rumah sakit sehingga
infeksi nosokomial tidak dapat dihindari. Untuk menanggulangi hal-hal
tersebut telah diupayakan pengadaan pakaian kerja, perlengkapan kerja berupa

11
skort, sarung tangan, masker dan bahan desinfektan serta pemeriksaan
berkala. Akan tetapi kesadaran petugas akan resiko bahaya tersebut mash
kurang sehingga sering ditemui petugas melakukan tindakan perawatan tanpa
memakai pakaian kerja yang semestinya.
Dalam melaksanakan kegiatan, Rumah Sakit dr. Agung ditunjang oleh
instalasi penunjang yang secara langsung menempatkan petugasnya pada
lingkungan kerja dengan resiko/dampak negatif terhadap kesehatan dan
keselamatan kerianya. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain pengolahan
limbah, pembakaran sampah, pengoperasian genset, pemeliharaan mekanik/
las, penyediaan air minum, pemeliharaan peralatan kedokteran, pemeliharaan
listrik, pemeliharaan bangunan, pencucian, dapur sentral, penyetensilan dan
lain-lain. Masing-masing kegiatan tersebut menimbulkan resiko yang spesifik
terhadap tiap-tiap petugas yang bersangkutan, misalnya :
1. Pengolahan limbah, kegiatan inimenimbulkan resiko bahaya antara lain
gas amoniak, H2S, bau dan bahaya infeksi dari bakteri/ virus yang ada di
air limbah.
2. Pembakaran sampah, dapat menimbulkan resiko bahaya antara lain
debu, panas, jarum suntik bekas dan infeksi bakteri/ virus dari sampah
infeksius yang dibakar.
3. Pengoperasian genset, resiko bahaya antara lain kebakaran, kebisingan,
panas dan ledakan.
4. Pemeliharaan mekanik / las resiko bahayanya antara lain radiasi infra
merah, ultra violet, laser debu, bau dan kebisingan.
5. Pemeliharaan listrik, resiko yang ditimbulkan antara lain bahaya karena
sengatan listrik dan kebakaran.
6. Pemeliharaan bangunan / mebelair, bahaya dan debu.
7. Pencucian sentral, menimbulkan resiko tertular atau infeksi dari kain.

12
8. Penjahitan sentral, menimbulkan resiko dari bahan kimia plisket, posisi
duduk yang kurang tepat, debu jahitan dan gangguan penglihatan.
f. Resiko Tinggi Terhadap Bencana Kebakaran
Rumah Sakit dr. Agung dalam proses pelayanannya menggunakan
energi listrik dengan daya yang tinggi, tegangan yang dipakai juga tinggi yaitu
220 - 380 volt dan jaringan kabel listrik yang luas dan menyebar. Hal ini
tentunya rawan terhadap bahaya kebakaran dan sengatan listrik, yang dapat
menimpa petugas, penderita, keluarga penderita serta pengunjung rumah sakit
yang lain.
Kondisi fisik bangunan Rumah Sakit dr. Agung dengan tata letak yang
kurang ideal dimana bangunan yang satu dengan yang lain jaraknya
berdekatan dan dalam proses pelayanannya rumah sakit harus menyediakan
bahan-bahan kimia seperti alkohol, NO2, 02, HCI serta harus menyediakan
juga BBM (solar dan minyak tanah), akan sangat mudah menyebabkan bahaya
kebakaran. Selain itu apabila terjadi kebakaran akan meluas dengan cepat
dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Dari berbagai hal diatas dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit dr.
Agung adalah tempat dengan resiko tinggi terhadap bencana kebakaran
sehingga Program tentang Manajemen Fasilitas dan Keselamatan seharusnya
menjadi program prioritas dari rencana kegiatan rumah sakit.

3. Tujuan Program
a. Tujuan Umum
1. Menciptakan lingkungan kerja dan cara kerja yang aman, bebas dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
b. Tujuan Khusus

13
1. Terpeliharanya lingkungan baik fisik, kimia maupun biologi yang
mendukung keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit dr.
Agung.
2. Tersedianya sarana untuk mendukung keselamatan dan kesehatan
kerja di Rumah Sakit dr. Agung.
3. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran petugas tentang
keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Meningkatnya ketahanan tubuh petugas terhadap penyakit baik yang
daiakibatkan oleh alat maupun lingkungan kerja.
5. Terciptanya kondisi yang siap dan siaga di lingkungan Rumah Sakit
dr. Agung dalam menghadapi kemungkinan bencana.
6. Terlatih dan terampilnya petugas jaga dalam menghadapi
kemungkinan bencana.
7. Tersedianya sarana yang cukup dalam menghadapi kemungkinan
bencana.
8. Terpeliharanya sarana yang ada dalam kondisi siap pakai dalam
menghadapi bencana.

4. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


Rincian Program Manajemen Risiko Fasilitas Dan Lingkungan
a. Keselamatan
Memberikan jaminan bahwa bangunan, prasarana, lingkungan, properti,
teknologi medis dan informasi, peralatan, dan sistem tidak menimbulkan
risiko fisik bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung
b. Keamanan
Perlindungan terhadap properti milik rumah sakit, pasien, keluarga, dan
pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan, pengrusakan oleh orang
yang tidak berwenang.

14
c. Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Dan Limbah Nya
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dari aspek keselamatan dan
kesehatan keria bertujuan untuk melindungi sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung maupun lingkungan rumah
sakit dari pajanan dan limbah bahan berbahaya dan beracun yang
dilakukan.
d. Penanggunalangan Bencana (Emergensi)
Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana bertujuan untuk
meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan
bencana yang dapat menimbulkan kerugian fisik, material, dan jiwa,
mengganggu operasional, serta menyebabkan kerusakan lingkungan, atau
mengancam finansial dan citra rumah sakit.
e. Proteksi Kebakaran (Fire Safety)
Pencegahan dan pengendalian kebakaran bertujuan untuk memastikan
SDM rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan aset rumah
sakit aman dari bahaya api, asap dan bahaya lainnya.
f. Peralatan Medis
Menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai sesuai standar
serta peraturan perundangan yang berlaku.
g. Sistem Penunjang (Utilitas)
Pengelolaan prasarana rumah sakit dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan
memastikan kehandalan sistem utulitas dan meminimalisasi risiko yang
mungkin teriadi

5. Cara Melaksanakan Kegiatan


Metode pelaksanaan kegiatan Program tentang Managemen Fasilitas
dan Keselamatan dilakukan melalui kegiatan rapat, telusur/ road show ke

15
wilayah seluruh ruangan di lingkungan rumah sakit, menyelenggarakan
edukasi, pelatihan dan simulasi secara rutin setahun 2 kali kepada seluruh
pegawai di rumah sakit termasuk tenant atau penyewa lahan di rumah sakit.
6. Sasaran
Sasaran pelaksanaan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja
Adalah9 semua masyarakat yang ada di rumah sakit antara lain: Pengelola
rumah sakit, pekerja rumah sakit, tenat/penyewa lahan di rumah sakit, pihak
rekan rumah sakit, pasien dan penunggu pasien
7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Program Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan
a. Program Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Dan Limbahnya

NO Kegiatan TAHUN 2023


BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Menyusun regulasi       
          
2 Melaksanakan         
pelatihan sdm           
3 Membuat daftar      
inventaris sarana dan           
prasarana
pengololaan B3
4 Menyusun form kerja      
kegiatan           

5 Melaksanakan       
kegiatan pengololaan           

16
B3 sesuai jadwal
6 Mendokumentasikan        
hasil kegiatan           
7 Melakukan pelaporan     
hasil kegiatan           

b. Program Keamanan
NO Kegiatan TAHUN 2023
BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 MELAKUKAN       
Sosialisasi           
keamanan
2 Melakukan         
pemetaan denah-           
denah area beresiko
di rumah sakit
3 Melakukan Inpeksi      
identifikasi bahaya           
di rumah sakit
4 Membuat memasang      
rambu-rambu           
bahaya
5 Pengawasan id card      
          

17
6 Melakukan       
identifikasi           
keamanan

c. Program Keselamatan
NO Kegiatan TAHUN 2023
BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melakukan       
Sosialisasi           
Keamanan
2 Melakukan         
pengawasan APD           
pada pekerja
3 Melakukan      
pemetaan denah-           
denah area
berewsiko rumah
sakit
4 Melakukan Inspeksi           
identifikasi bahaya
di rumah sakit
5 Membuat memasang      
rambu-rambu           
bahaya
6 Melakukan       
monitoring pada           
Pintu keluar di
18
rumah sakit
7 Melakukan safety           
patrol
8 Melakukan      
pendataan kerja           

d. Program Penanggulan Bencana (Emergency)


NO Kegiatan TAHUN 2023
BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melakukan       
Sosialisasi           
Keselamatan dan
Keamanan Kerja
2 Pengorganisasian         
bencana disaster di           
rumah sakit
3 Membuat memasang      
rambu-rambu           
bahaya di rumah
sakit
4 Pelatihan      
kewaspadaan           
Bencana
5 Simulasi Bencana      
Exterbal           
(Kecalakaan Masal,

19
Banjir)
Simulasi Kebakaran
dan
Evakuasi
Simulasi Wabah
Simulasi Penculikan
Bayi
Simulasi Hura hara
6 Pelatihan APAR       
          

e. Program Proteksi Kebakaran (Fire Safety)


NO Kegiatan TAHUN 2023
BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengoorganmisasian        
tim pemadam          
kebakaran
2 Strategi         
pengurangan resiko           
3 Penyimpanan B3      
          

4 Pengurangan resiko      
selama kontruksi           

20
5 Menunjukkan      
penyimpanan B3           

6 Ketersediaan APAR       
          
7 ARAH EVAKUASI           
8

f. Program Peralatan Medis


NO Kegiatan TAHUN 2023
BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Menyusun rencana       
pengelolaan           
peralatan medis
2 Perencanaan dan         
peralatan kebutuhan           
peralatan medis
3 Kalibrasi      
          

4 Pemenuhan      
kebutuhan peralatan           
medis
5 Instlasi dan uji alat      
          

21
6 Pelatihan dan       
pengembangan           
ketrampilan staf
7 Pemeliharaan dan         
perbaikan           
8 Pembongkaran dan      
penghapusan           

g. Program Sistem Penunjang (Utilitas)


NO Kegiatan TAHUN 2023
BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengendalian       
serangga dan tikus           
2 Pengawsan sanitasi         
ruang bangunan           
3 Pengawasan      
pengelolaan limbah           
cair
4 Pemeliharaan      
sumber listrik           

5 Program      
penambahan sumber           
listrik alternatif

22
6 Program       
pemeliharaan           
sumber liostrik
alternatif
7 Pemeliharaan         
sumber air           
8 Pemeliharaan      
sumber air alternatif           

9 System gas medis      


          

10 System komunikasi      
          

11 Pemeliharaan lift       
          
12 HVAC / system tata         
udara           
13 Pemeliharaan system      
tata udara           

14 Program mengurangi      
bahaya gangguan           
listrik

23
15 Program      
penambahan sumber           
listrik alternatif
16 Identifikasi resiko       
terbesar gangguan           
listrik dan air
17 Pengujian berkala         
kualitas air bersih           
18 Pengujian berkala      
dan pemeriksaan           
baku mutu air
limbah
19 Pengujian berkala       
peralatan non medis           
20 Pendidikan dan         
pelatihan           

8. Laporan Kegiatan
Pencacatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara
mencatat seluruh hasil kegiatan, menyusun pelaporan dan mengevaluasi hasil
kegiatan tersebut, selanjutnya dirangkum dalam laporan 6 bulan sekali.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh
keselamatan dan kesehatan kera sebagai bagian pencapaian sasaran terukur
pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber
daya baik berupa sumber daya manusia, barang modal termasuk peralatan dan
teknologi. Hasil kegiatan adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya kegiatan-kegiatan dalam satu program mengacu pasa sasaran
strategis dan tujuan yang telah ditetapkan.
24
Kemudian membuat sebuah laporan kegiatan membutuhkan
kelengkapan data sebagai berikut
1. TOR.
2. Daftar hadir.
3. Notulen.
4. Dokumentasi.
5. Laporan hasil pelatihan dan simulasi.
9. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan terhadap program kerja dilakukan setiap tahun sekali dan
dilaporkan kepada direktur Rumah Sakit dr. Agung.

25
RUMAH SAKIT dr. AGUNG

PROGRAM KESELAMATAN

RUMAH SAKIT dr. AGUNG


IzinWalikotaBima No.503/OP.RS/002/DPMPTSP/IV/2020
Jl. Ir. Sutami No. 1 Rabadompu Kota Bima - NTB
Telp. (0374) 43166 / 43834 - Fax. (0374) 43834
Email :rs.dokteragung@yahoo.co.id

26
A. PENDAHULUAN
Rumah Sakit dalam kegiatannva berpotensi menimbulkan bahava
fisik kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang dapat membahayakan
keselamatan pekerja, pasien, pengunjung maupun masyarakat di
lingkungan Ruman Sakit Untuk mencegah dan mengurangi bahaya
kesehatan khususnya terhadap pekerja perlu dilakukan upava-upava
keselamatan keria dengan menetapkan pedoman manajemen Keselamatan
di Rumah Sakit yang sejalan dengan Peraturan-peraaturan pemerintah
yang berlaku.
B. LATAR BELAKANG
Kesehatan kerja bertujuan untuk meningkarkan kesehatan fisik,
mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis
pekerjaan, mencegah gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekeriaan. perlindungan terhadap pekerja dalam pekerjaannva dari
resiko yang timbul akibat faktor yang merugikan Kesehatan, serta
penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja
yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologinya. Upaya untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja dengan cara pencegahan Kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. pengendalian bahayaa di tempar kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.

Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan


pasal 23 dinyatakan bahwa upaya resenatan dan keselamatan Keria (k3)
harus diselenggarakan di semua tempat Kerja, Khususnya tempat kerja
yang mempunyai bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
memiliki karyawan sedikit 10 orang. Rumah sakit sebagai salah satu
tempat kerja termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai
ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya
27
terhadap para pelaku langsung yang bekerja di rumah sakit, tetapi juga
bagi pasien maupun pengunjung rumah sakit. Beberapa peraturan
pemerintah yang menjadi referensi dalam pembuatan kebijakan K3 di
rumah sakit adalah: UU nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja;
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 66 tahun 2016 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit, PP nomor 50 tahun 2012 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, UU nomor 23
tahun 1992 tentang Kesehatan, PP nomor 72 tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, PP nomor 27 tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, PP nomor 63 tahun
2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap pemanfaatan Radiasi
pengion, Keppres nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang timbul
akibat hubungan kerja, Kepmenkes nomor 876/Menkes/SK/VII/2001
tentang pedoman tehnis analisis dampak kesehatan lingkungan,
Kepmenkes nomor 1217/Menkes/SK/IX/2001 tentang pengamanan
dampak radiasi, Kepmenakes nomor 1335/Menkes/SK/X/2002 tentang
standar operasional pengambilan dan pengukuran kualitas udara ruangan
rumah sakit; Kepmenkes nomor 1439/Menkes/SK/XI/2002 tentang
penggunaan gas medis pasa sarana pelayanan kesehatan, Kepmenkes
nomor 351/Menkes/SK/III/2003 tentang Komite Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sektor kesehatan dan masih banyak lagi.

UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 23 tentang kesehatan


kerja menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan. Peraturan Menteri Tenaga
Kerja nomor 05 tahun 1996 juga mengatur bahwa setiap perusahaan yang
mempekerjakan lebih dari 100 orang atau lebih dan atau yang
mengandung potensi bahaya wajib menerapkan sistem manajemen K3
(Bab III pasal 3). Rumah sakit tidak terlepas dari peraturan-peraturan ini
28
karena teknologi dan sarana kesehatan, kondisi fisik rumah sakit dapat
membahayakan pasien, keluarga serta pekerja. Jika tidak dikelola, Rumah
Sakit tidak terhindar dari kebakaran, bencana atau dampak buruk pada
kesehatan.

Berdirinya sebuah Rumah sakit dilengkapi dengan bermacam-


macam peralatan yang memerlukan perawatan atau pemeliharaan
sedemikian rupa untuk menjaga keselamatan. Keselamatan kerja
diterapkan di lingkunagn kerja yang mana didalamnya terdapat aspek
manusia, alat, mesin, lingkungan dan bahaya kerja. Upaya keselamatan
kerja merupakan upaya meminimalkan pencegahan terjadinya Penyakit
Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).

Rumah Sakit meyakini bahwa semua Kecelakaan dan Penyakit


Akibat Kerja dapat dicegah, sehingga dibutuhkan usaha yang terus
menerus untuk meningkatkan kesehatan dan keamanan kerja dan
lingkungan kerja.

Untuk menyikapi hal-hal tersebut diatas maka Komite K3RS


bekerja sama di semua bidang yang terkait berusaha untuk meningkatkan
keselamatan semua pasien, pengunjung dan karyawan yang berada di
lingkungan rumah sakit.

Pengelolaan risiko keselamatan di lingkungan Rumah Sakit


dilakukan secara komprehensif. Rumah Sakit menyediakan fasilitas
pendukung Pelayanan Kesehatan yang aman untuk mencegah kecelakaan
dan cedera, penyakit akibat kerja, mengurangi bahaya dan risiko, serta
mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, dan
pengunjung. Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan (ronde fasilitas) secara

29
berkala merupakan dasar perencanaan anggaran untuk perbaikan,
penggantian atau “upgrading” Peralatan Kesehatan.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang mengutamakan keselamatan dan
mengurangi Potensi Resiko yang ditimbulkan oleh Fasilitas di
lingkungan kerja/Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Memastikan gedung/Bangunan, Peralatan dan sistem yang
digunakan tidak menimbulkan bahaya bagi karyawan, pasien,
keluarga pasien dan pengunjung lainnya.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada karyawan berupa
kecelakaan yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan di Rumah
Sakit.
c. Memberikan perlindungan bagi karyawan di dalam pekerjaannya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang membahayakan kesehatan.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencegah atau mengurangi Resiko
tersebut di bawah ini :
1. NSI (Neddlestick Injury) adalah kasus tertusuk jarum bekas
Pakai/Infeksius merupakan kejadian yang perlu perhatian khusus,
mengingat Rumah Sakit merupakan potensi terhadap Hazard biologis.
2. Cidera Punggung adalah banyaknya aktifitas mengangkat secara
manual (Manual Handling) merupakan penyebab utama gangguan
pada ergonomi pekerja di Rumah Sakit.

30
3. Terpapar Kuman adalah salah satu potensial Hazard yang paling besar
dan perlu perhatian khusus di area pelayanan kesehatan
4. SLIP (terpeleset), adalah insiden yang disebabkan oleh lingkungan
yang tidak aman/Licin. TRIP (tersandung), adalah jenis kecelakaan
karena terantuk/Terhalang sesuatu yang menyebabkan cidera.
5. TRIP (Tersandung) adalah jenis kecelakaan karena terantuk/terhalang
sesuatu yang menyebabkan cidera.
6. Jatuh adalah salah satu jenis kecelakaan yang mengakibatkan cidera
ringan sampai berat karena terlepas/Turun/meluncur sesuai dengan
gaya grafitasi bumi.
7. Tersengat Listrik adalah hampir semua area Rumah Sakit
menggunakan listrik dalam operasional pelaksanaan pelayanan
sehingga berpotensi tersengat listrik.
8. Terbakar adalah potensi terjadinya bahaya kebakaran di rumah sakit
antara lain berasal dari Listrik, api, Ledakan, Bahan Kimia.
9. Bising adalah berdasarkan persyaratan kesehatan lingkungan Rumah
Sakit, tingkat kebisingan di bedakan berdasarkan ruangan atau unit
pelayanan.
10. Radiasi Potensi Bahaya Radiasi di rumah sakit pada sarana penunjang
yang menggunakan Sinar X atau Sinar Gamma.

E. RINCIAN KEGIATAN
1. Keselamatan untuk petugas/staf, pasien dan pengunjung.
a. Melakukan asesmen resiko untuk mengidentifikasi bangunan, area,
peralatan dan fasilitas lainnya yang berpotensi menimbulkan
cidera.
b. Melakukan asesmen resiko prakonstruksi setiap ada kegiatan
konstruksi, renovasi atau penghancuran bangunan.

31
c. Perencanaan dan koordinasi dengan unit terkait untuk penyediaan
fasilitas pendukung untuk mencegah kecelakaan dan cidera,
mengurangi resiko dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien,
staf dan pengunjung.
d. Pengawasan pemakaian identitas para staf, pasien, pengunjung dan
outsourching di area rumah sakit.
e. Pengawasan terhadap area beresiko di rumah sakit.
f. Melakukan upaya pengendalian dan pencegahan pada kejadian
tidak aman.

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Keselamatan untuk petugas/staf, pasien dan pengunjung.
a. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko yang komprehensif
menyangkut keselamatan.
b. Membuat mapping/denah area beresiko terjadinya gangguan
keselamatan
c. Melakukan inspeksi bangunan/gedung.
d. Melakukan asesmen resiko prakonstruksi setiap ada kegiatan
konstruksi, renovasi dan demolish.
e. Pengadaan anggaran untuk tindak lanjut hasil manajemen resiko
(HVA, PCRA, ICRA, HSI, HIRA).
f. Pemasangan rambu/sign/label di area-area atau peralatan
berbahaya.
g. Melakukan pemantauan dan dokumentasi pemeliharaan fasilitas,
sarana dan prasarana.
h. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kewaspadaan
standar di area.

32
i. Review program/panduan/ SPO terkait keselamatan Pemantauan
insiden K3 yang berkaitan dengan keselamatan.
j. Pengadaan safety walk untuk anti selip di tangga atau lantai yang
miring. Pengadaan alat pelindung diri.
k. Pengadaan police line (barikade tape) untuk area yang tidak
boleh dilewati.
l. Sosialisasi K3 melalui poster/foto.

G. SASARAN
Sasaran program Keselamatan adalah :
1. Seluruh karyawan baik dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan
lain, staf penunjang medis, staf non medis dan pemberi layanan
lainnya, seluruh pasien, keluarga pasien, serta pengunjung terlibat
dalam program keselamatan kerja.
2. Seluruh badan independen dan tenaga outsourching yang berada di
lingkungan rumah sakit terlibat dalam program keselamatan.
3. Kegiatan program keselamatan.
4. Standart sistem manajemen keselamatan

H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal Kegiatan Keselamatan Rumah Sakit dr. Agung tahun 2023

NO Kegiatan TAHUN 2023


BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Identifikasi bahaya       
1 dan penilaian resiko           
yang komprehensif
menyangkut
33
keselamatan
2 Membuat         
mapping/denah area           
berisiko terjadinya
gangguan
keselamatan
3 Melakukan      
pengawasan           
terhadap
pelaksanaan
kewaspadaan standar
di area
4 Pemantuan insiden      
K3 yang berkaitan           
dengan keselamatan

I. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi dan pelaporan kegiatan keselamatan kerja, dilakukan
empat kali dalam setahun. Hasil evaluasi akhir pada satu triwulan akan
dievaluasi dan bila ada masalah akan ditindaklanjuti yang kemudian akan
dievaluasi lagi pada triwulan berikutnya dengan harapan masalah ataupun
kendala yang ada sebelumnya telah teratasi / ada perbaikan.

J. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan Keselamatan dilaksanakan 2 (dua) kali dalam
setahun yang dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit.

34
Kota bima,
Mengetahui ketua komite K3
Direktur rumah sakit dr Agung

Drg. HJ. Siti Hadjar Joenoes dr Khairul Abrar

35
RUMAH SAKIT dr. AGUNG

PROGRAN KEAMANAN

RUMAH SAKIT dr. AGUNG


IzinWalikotaBima No.503/OP.RS/002/DPMPTSP/IV/2020
Jl. Ir. Sutami No. 1 Rabadompu Kota Bima - NTB
Telp. (0374) 43166 / 43834 - Fax. (0374) 43834
Email :rs.dokteragung@yahoo.co.id

36
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,


hidayah dan karuniaNya, akhirnya tersusun Program Manajemen
Keamanan Rumah Sakit dr Agung.
Program Manajemen Keamanan ini disusun dengan tujuan,
mengurangi resiko potensi bahaya dilingkungan Rumah Sakit untuk
memastikan bahwa gedung/bangunan , peralatandan sistem yang
digunakan tidak menimbulkan bahaya serta dapat mencegah terjadinya
kecelakaan, tindak kejahatan serta dapat menciptakan kondisi yang dapat
menjamin keamanan bagi pasien maupun karyawan serta pengunjung
lainnya.
Pelaksanaan program kegiatan dari Manajemen Keamanan meliputi:
1. Program Strategi Keamanan yang dapat dicegah
2. Program Strategi Keamanan aktif
Dengan adanya Program Manajemen Keamanan Rumah Sakit dr
Agung berharap agar dalam pelaksanaan pekerjaan, risiko bahaya yang
akan terjadi dapat dikendalikan sedini mungkin.

Kota Bima,
DIREKTUR

Drg. Siti Hadjar Joenoes

37
DAFTAR ISI

I. Kata Pengantar ............................................................... i

II. Daftar isi .................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan .................................................... 1

Bab II Latar Belakang .................................................. 1

Bab III Tujuan ........................................................... 2

Bab IV Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan............... 2

Bab V Cara Melaksanakan Kegiatan ................................ 3

I. Program Strategi Keamanan secara aktif ....................... 5


. II Program Strategi Keamanan yang dapat dicegah ................... 6
a. Identifikasi Keamanan ............................................. 6
b. Pengecekan setelah jam kerja / inventarisasi kunci ........... 7
c. System monitoring jarak jauh .................................... 7
d. Perlindungan pasien / karyawan ................................. 8
e. Prosedur penjagaan keamanan ................................... 8
5. Pembagian zone untuk penjagaan pintu keluar dan masuk 8
serta penjagaan pintu keluar dan masuk .....................
10
6. Pos penjagaan .......................................................
1. Pos Induk ........................................................ 10
2. Pos Gedung Pavilyun .......................................... 11
3. Pos Gedung Direksi & IRJ ................................... 12
4. Pos Gedung IGD ............................................... 12
5. Pos Gedung ICCU ............................................. 14
38
6. Pos Gedung Kebidanan ........................................ 14
7. Pos Kamar Mayat .............................................. 15
8. Pos Pintu Masuk IGD .......................................... 16
IV. Program Strategi Keamanan Secara Aktif .......................... 17
V. Pelatihan.............................................................. 17
1. Karyawan ............................................................ 17
2. Vendor , Contraktor dll ........................................... 17
3. Pelatihan terkait Petugas Keamanan ............................ 18
VI. Sasaran .......................................................... 19
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ...................................... 20

1. PENDAHULUAN
39
Keamanan merupan hal penting yang harus selalu terjaga dalam
sebuah institusi termasuk institusi pelayanan umum, dimana rumah sakit harus
mampu menjamin pelanggannya terhadap pontensi bahaya yang mengancam
keamanannya. Pimpinan rumah sakit mengunakan sumber daya yang ada
untuk menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien, guna menciptakan
fasilitas perawatan pasien yang aman serta mendukung, pencegahan dan
perencanaan terhadap risiko yang ada dalam fasilitas termasuk keselamatan
seperti; cidera, kecelakaan, gangguan keamanan (pencurian, huru-hara,
ancaman bom dan lain sebagainya).
Risiko keamanan di Rumah Sakit ditentukan dari peristiwa atau
kerawanan. Risiko atau ancaman dari kejadian yang terjadi di lapangan,
begitu juga yang telah terjadi atau kondisi khusus yang ada dalam lingkungan
Rumah Sakit. Hal itu juga akan menjadi dasar nilai intrinsik dari asset Rumah
Sakit atau kondisi saat ini pada fasilitas atau kejadian. Suatu kejadian dapat
ditentukan melalui analisa kerawanan. Analisa kerawanan dapat menjadi
pertimbangan untuk mengendalikan ancaman. Proses ini harus
memperhatikan titik kelemahan dan membantu membuat kerangka kerja
untuk analisa selanjutnya serta membuat pengendalian yang terukur.

2. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit dr. Agung merupakan Rumah sakit Tipe D Pendidikan dan
Rumah Sakit Rujukan Kota Bima. Dalam pengelolaan keamanan kerja Rumah
Sakit dr. Agung melaksanakan beberapa peraturan-peraturan mengenai
keamanan kerja menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok
mengenai Tenaga Kerja dengan tujuan diadakannya pelaksanaan keamanan

40
kerja yaitu untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja yang ada di rumah
sakit.
Pengelolaan unit keamanan kerja dipimpin oleh seorang Ketua Kesehatan
kerja yaitu dokter yang sudah memiliki sertifikasi resmi K3 UMUM dari
KEMENKERTRANS dan diwakili oleh Wakil Ketua K3 yang sudah
memiliki sertifikasi K3 dan anggota-anggota K3 lainnya.

3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengurangi resiko potensi bahaya di lingkungan rumah sakit.
b. Tujuan Umum
1) Untuk memastikan bahwa gedung/ bangunan, peralatan dan sistem
yang digunakan tidak menimbulkan bahaya bagi penghuni
2) Mencegah terjadinya kecelakaan dan cidera
3) Mencegah terjadinya tindak kejahatan di lingkungan Rumah Sakit
dan menciptakan kondisi yang menjamin kesalamatan dan keamanan
pasien, keluarga pasien, karyawan, pengunjung, dan mengurangi /
mengendalikan bahaya dan risiko.
4) Menciptakan kondisi yang menjamin keamanan bagi pasien,
keluarga, karyawan, pengunjung, vendor dan lainnya
5) Mengurangi dan meminimalisasi bahaya dan risiko

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Ruang lingkup pada manajemen keamanan di Rumah Sakit dr. Agung
adalah :
a. Pencurian : gangguan keamanan yang terjadi dikarena oleh pihak yang
tidak bertanggung jawab menggambil benda yang bukan miliknya

41
b. Kekerasan : gangguanm kemanan yang berupa perbuatan seseorang/
kelompok orang yang mengakibatkan cidera/ kematian bersifat paksaan
dengan ciri kekerasan
c. Penculikan : gangguan keamana berupa melarikan orang lain dengan
maksud tertentu (dibunuh/ dijadikan sandra/ maksud lain yang
merugikan)
d. Kekerasan : kekerasan verbal maupun non verbal terhadap staf

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Keamanan
1) Melakukan patroli menyeluruh dilingkungan Rumah Sakit dan
ditulis di formulir patrol
2) Waktu Patroli :
a) Lakukan patroli sesuai dengan jadwal rute patrol
b) Waktu tempuh setiap satu rute patroli harus cukup pendek
(waktu tempuh 1 jam ) tetapi cukup memadai untuk petugas agar
tetap teliti dan mencermati hal-hal yang mencurigai
c) Apabila memungkinkan, jeda waktu patroli dapat diusahakan
berubah-ubah, misalnya setelah 1⁄2 jam, kemudian setelah 1 jam,
kemudian setelah 1⁄2 jam kembali, dst
3) Untuk melakukan inspeksi fasilitas diseluruh pos-pos jaga dilakukan
oleh Komandan Regu dan berkoordinasi dengan kepala instalasi
terkait. Setelah mendapat hasil dari kegiatan inspeksi kemudian hasil
itu membuat perencanaan-perencanaan/ program-program untuk
menunjang kinerja /sistem satuan pengamanan

42
6. PROGRAM STRATEGI KESELAMATAN YANG DAPAT DICEGAH
a. Safety Patrol
1) Pelaksanaan safety patrol di Rumah Sakit dr. Agung dibagi menjadi
3 Lantai pemantauan.
a) Lantai satu yang memantau lokasi yang berbatasan dengan jalan
dr. Agung, Instalasi Rawat Jalan lantai 1, Instalasi Bedah Sentral,
IGD, Radiologi, HCNU, CSSD, Laundry, Apotik, RM, Kamar
Mayat dan Laboratorium serta lingkungan sekitarnya
b) Lantai dua memantau Manajemen, PPI, VK, Ruangan Direktur,
lokasi Instalasi rawat inap dan lingkungan sekitarnya
c) Lantai tiga memantau lokasi Instalasi rawat inap, ICU, Isolasi,
Aula, Musolah, Instalasi GIZI, serta lingkungan sekitarnya
2) Konsentrasi pemantauan pada pelaksanaan safety patrol adalah :
a) Sarana proteksi kebakaran dan jalur evakuasi serta penyelamatan
jiwa yang terdiri sarana proteksi kebakaran baik aktif maupun
pasif
b) Bangunan gedung ada tidaknya kebocoran , potensi runtuhan
atap, dan kondisi tidak semestinya lainnya Lingkungan
lingkungan tempat kerja baik yang berada didalam bangunan
maupun diluar bangunan, termasuk didalamnya saluran buangan
limbah dan jalur distribusi air bersih Alat kerja pemantauan
terhadap peralatan yang digunakan baik terkait peralatan medis
maupun peralatan teknik lainnya.
c) Prosedur kerja; melihat aktifitas pekerja apakah sesuai dengan
prosedur kerja yang aman baik untuk dirinya maupun untuk
pasien/ orang lain yang berada disekitarnya
d) APD kepatuhan pengunaan alat pelindungi diri sesuai ketentuan
dan prosedur aman

43
7. PROGRAM STRATEGI KESELAMATAN SECARA AKTIF
Laporan insiden dibuat oleh semua staf Rumah Sakit yang pertama
menemukan kejadian atau semua staf yang terlibat dalam kejadian atau staf
yang mendapat laporan dari pihak lain seperti tamu atau pengunjung. Insiden
yang dimaksud adalah insiden yang melibatkan karyawan atau pihak lain
selain pasien, dan juga kejadian yang termasuk dalam kondisi darurat
(Emergency)
Adapun sistem Pelaporan Insiden dan Investigasi Kesehatan dan
keselamatan kerja adalah sebagai berikut ;
a) Pencegahan/ penanganan segera apabila terjadi insiden di Rumah Sakit
dr. Agung, sebagai tindak lanjut untuk mengurangi dampak/ akibat
yang tidak diharapkan
b) Pelaporan insiden dibuat sesegera mungkin setelah kejadian dengan
mengisi formulir Laporan Insiden (pelaporan paling lambat 2 X 24
jam)
c) Penyerahan laporan kepada Atasan langsung Pelapor, atau ke komite
Kesehatan dan keselamatan kerja bila kejadian terjadi pada area-area
netral (seperti: area parkir). Laporan harus diserahkan ke komite
Kesehatan dan keselamatan kerja.
d) Pelaksanaan investigasi Insident dilakukan segera setelah laporan
diterima dan dilakukan oleh tim investigasi insident. (pelaksanaan
investigasi dilakukan paling lambat 2 x 24 jam). Laporan incident
menggunakan formulir investigasi insiden
e) Penyampaian informasi incident harus di lakukan langsung ke area,
dan area-area lain yang memiliki potensi bahaya yang sama. Informasi
incident harus menyebutkan lokasi incident, kejadian, dampak pada
korban, hari dan tanggal tanpa perlu menyebutkan nama yang
bersangkutan untuk menghindari terjadinya kejadian serupa.

44
8. PROGRAM STRATEGI KEAMANAN YANG DAPAT DICEGAH
a. Identifikasi Keamanan
1) Rumah Sakit dr. Agung menyediakan tanda pengenal dengan foto
kepada seluruh pegawai / staff untuk meningkatkan keamanan. Staff
harus mengenakan tanda pengenal / lencana setiap saat selama berada
di lingkungan rumah sakit, lencana selain sebagai tanda pengenal juga
bertujuan meyakinkan pasien bahwa yang menangani/ merawat adalah
benar-benar staff.
1) Id Band pergelangan tanggan digunakan untuk semua pasien rawat
inap dan pasien di Instalasi Gawat Darurat
2) Staf outsourcing/ pihak ketiga yang berada di Rumah Sakit dr.
Agung mengunakan lencana tanda pengenal sesuai ketentuan untuk
mendapat akses selama berada di rumah sakit Peserta didik (siswa/
mahasiswa) mengunakan lencana tanda pengenal yang dikeluarkan
oleh bidang diklat Rumah Sakit dr. Agung
3) Pendamping/ penunggu pasien di bangsal akan diberikan lencana
tanda pengenal (kartu tunggu) dan diminta untuk memakainya
sepanjang waktu. Untuk mengindari penunggu pasien masuk
keruang perawatan lain/ disalah gunakan maka diatur kartu tunggu
dengan warna yang berbeda disetiap ruang perawatan
4) Mengisi buku tamu pada saat berkunjung ( pengunjung / rekanan /
mahasiswa ) ke Rumah Sakit dan mendapatkan kartu tamu (visitor)
5) Kontraktor tetap harus memiliki ID yang dilengkapi dengan foto,
6) Peralatan kerja dan barang-barang yang digunakan untuk
pekerjaannya harus diperiksa dan didata
7) Pendataan tenaga sukarela didata oleh bagian Instalasi Humas

45
8) Skrening pengunjung,keluarga pasien,dan rekanan pada jam setelah
jam kerja :
a. Melakukan pengontrolan ditiap-tiap gedung rawat inap/rawat
jalan
b. Diberlakukan jam perawatan setelah jam berkunjung khusus
digedung perawatan dan di gedung perkantoran setelah jam
keja diberlakukan tidak menerima tamu kecuali sudah
membuat janji sebelumnya
b. Pengecekan setelah jam kerja/ Inventaris kunci
1) Mengecek dan menggunakan kunci milik instansi terkait dengan seijin
kepala ruangan dan sepengetahuan petugas satpam.
2) Mencatat nama jelas, hari, tanggal, jam dan keperluan pada saat
pengambilan dan pengantaran kunci dibuku ekspedisi
3) Melakukan pengecekan disetiap pintu-pintu ruangan yang telah terkunci
dan disesuaikan dengan kunci-kunci yang ada di kotak kunci dan dibuku
ekspedisi kunci.
4) Buku ekspedisi ( dipastikan jam, jumlah anak kunci dan nama jelas
sewaktu ambil/antar kunci )
5) Berkoordinasi dengan pihak berwenang atau dengan kepolisian setempat
:
a) Polres Bima : 082340228026
b) Polsek Bima :
c. System monitoring jarak jauh
System monitoring jarak jauh seperti kamera pengawas (dalam perencanaan )
1) Disetiap pos masuk dan keluar parkir terdapat CCTV
2) Dikoridor-koridor belum ada perangkat CCTV
3) Penyimpanan dan rekaman cadangan :
a) Perekaman CCTV bisa terekam untuk 1 minggu kedepan.

46
b) Disetiap kejadian/permasalahan direkam dan dijadikan file arsip
d. Perlindungan Pasien / Karyawan
1) Perlindungan harta pasien dari pencurian/ kehilangan/ perampokan
2) Perlindungan pasien terhadap penculikan bayi serta pencegahan
terhadap aksi penculikan yang ditetapkan dengan SPO.
3) Perlindungan pasien dari percobaan bunuh diri dengan kebijakan
penangan kejadian pasien bunuh diri dan pengaturan ruang perawatan
pada pasien yang berpotensi melakukan bunuh diri
4) Penangan pasien kabur SPO.
5) Perlindungan terhadap pasien dan karyawan dari aksi huru – harap baik
yang terjadi oleh sesama staf/ sesama pasien/ staf dan pasien SPO
6) Perlindungan terhadap pasien dan karyawan terhadap aksi teror yang
terjadi di rumah sakit
e. Prosedur penjagaaan keamanan
1) Menegakkan peraturan dan tata terib yang berlaku di Rumah Sakit dr.
Agung
2) Membatasi pengunjung diluar jam besuk
3) Anak dibawah umur 12 tahun tidak diperbolehkan masuk area rawat inap
4) Menanyakan/ mencatat keperluan tamu/ pengunjung
5) Mencatat identitas tamu/ pengunjung
6) Mencatat penanggung jawab pengantar
7) Memeriksa keabsahan surat jalannya sewaktu pasien pulang
f. Pembagian zone untuk penjagaan pintu keluar dan masuk serta penjagaan
pintu keluar dan masuk
1) Lantai 1 :
a) Gerbang/pintu keluar masuk Instalasi Gawat Darurat
b) Kekuatan penjagaan : 2 personil ( 2 orang )
c) Gerbang/pintu keluar masuk Instalasi Rawat Jalan

47
d) Gerbang/ pintu keluar masuk Instalasi Kamar Jenazah
 Kekuatan penjagaan 1 personil (1 orang )
 Buka : Jam 06.00 s/d 09.00 WIB., Jam16.00 s/d 18.00 WIB
 Tutup : Jam 18.00 s/d 06.00 WIB, Jam 09.00 s/d 16.00 WIB
e) Gerbang/pintu keluar masuk terbuka selama 24 jam , dimana wilayah
penjagaan meliputi :
 Pengaturan lalu lintas keluar masuk kendaraan karyawan,
pengunjung dan pasien.
 Pemeriksaan terhadap mobil–mobil pengantar yang berhenti
didepan pintu Menertibkan mobil–mobil yang parkir liar didepan
Instalasi Gawat Darurat.
2) Lantai 2 :
a) Gerbang/pintu keluar masuk Instalasi Rawat Inap
b) Kekuatan penjagaan 1 personil (1 orang )
c) Gerbang/pintu keluar masuk terbuka selama jam 06.30 s/d 19.00
WIB., lalu tertutup selama jam 19.00 s/d 06.30 WIB
d) Wilayah penjagaan meliputi :
1) Pemantauan keamanan gedung IRJA lantai 1, 2, 3.
3) Lantai 3
a) Gerbang/pintu keluar masuk IRNA kelas 1,2,3.
b) Kekuatan penjagaan : 1 personil (1 orang )
c) Gerbang/pintu keluar terbuka selama jam 06.00 s/d 18.00 WIB dan
tertutup jam 18.00 s/d 06.00 WIB Wilayah penjagaan meliputi :
4) Pemantauan keamanan antara lain :
a) Gedung Instlasi Kamar mayat
b) Gedung Instalasi Perawatan Sarana Rumah Sakit
c) Tempat pembuangan sampah
d) Gedung / gudang Rumah Tangga

48
e) Gedung Loundry
f) Gedung Instalasi Penyehatan Lingkungan/Sanitasi
g) Gedung Gizi
h) Gedung Ruang Pertemuan
i) Gedung General set/ panel listrik
j) Panel–panel mesin air bersih
g. Pos penjagaan di Rumah Sakit dr. Agung
1) Pos Induk
Dengan kekuatan penjagaan 1 ( satu ) orang personil dengan wilayah
penjagaan meliputi :
a. Gedung Komite Medik
b. Gedung IBS lantai 1
c. Halaman parkir depan
d. Tanggung jawab sesui wilayah penjagaan
1) Menjaga barang inventaris kantor/ inventaris Rumah Sakit
2) Melayani pengembalian dan pengambilan kunci-kunci kantor
oleh karyawan agar tercatat di buku exspedisi
3) Pengendalian operasional petugas satpam dan operasional
penggunaan alat komunikasi.
4) Pengawasan pengamanan pada wilayah penjagaan
(laboraturium, rekam medis, generator set, pagar pembatasan)
daerah yang dianggap rawan dan dapat mengganggu keamanan
rumah sakit terutama sore dan malam hari
5) Melaksanakan pekerjaan terkait Kesehatan dan keselamatan
kerja/ bahaya kebakaran yaitu harus tahu letak alat pemadam
api ringan dan Hydrant serta penggunaannya dan mengetahui
jalur evakuasi

49
6) Bertanggung jawab atas penyimpanan kunci pintu emergensi
evakuasi (bila dikunci) pada tempat yang aman dan mudah
diakses oleh petugas/ staff yang berwenang
7) Menertibkan pedagang liar dilingkungan Rumah Sakit
Menertibkan pelaksanaan “Kawasan Bebas Asap Rokok” ,
pedagang liar dan peraturan lainnya yang berlaku di Rumah
Sakit dr. Agung Membuat buku mutasi/ buku laporan jaga tiap
hari
8) Melaksanakan pekerjaan yang diperintahkan oleh pimpinan
2) Pos Gedung Paviliun
Dengan kekuatan 1 (orang) personil dengan wilayah pejagaan meliputi:
a) Pengawasan areal perpakiran sekitar gedung
 Tugas dan tanggung jawab sesuai wilayah penjagaan
 Menjaga barang-barang inventaris ruangan/ kantor/ inventaris
gedung
 Membantu pelayanan dan melayani keamanan pelanggan,
pegawai dan masyarakat.
 Membuka dan mengunci pintu-pintu utama gedung (jam buka
dan tutup kantor.
 Mengawasi dan memeriksa keluar/masuk orang atau barang
yang tidak berkepentingan (selalu waspada terhadap orang-
orang yang masuk )
 Melaksanakan pekerjaan terkait kesehatan dan keselamatan
kerja (bahaya kebakaran) yaitu harus tahu letak Alat pemadam
api ringan dan Hydrant serta penggunaannya dan mengetahui
jalur evakuasi
 Bertanggung jawab atas penyimpanan kunci pintu emergency
evakuasi (bila dikunci) pada tempat yang aman dan mudah

50
diakses oleh petugas/ staff yang berwenang
 Melakukan pengontrolan pada wilayah penjagaan (Gedung
Laboraturium, Radiologi, Farmasi) terutama pada jam/ waktu-
waktu yang dianggap rawan terhadap gangguan keamanan
( sore dan malam hari )
 Membantu penertiban parkiran kendaraan
 Membuat laporan kepada penanggung jawab gedung setiap
pergantian jaga/shift.
 Melaksanakan pekerjaan sesuai arahan penanggung jawab
gedung/instalasi.
 Membuat buku mutasi antar regu yang dinas/laporan mutasi
harian
 Menegakkan peraturan “ Kawasan Bebas Asap Rokok ”,
pedagang liar dan peraturan-peraturan yang berlaku
dilingkungan Rumah Sakit
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perintah pimpinan
3) Pos Gedung Direksi & IRJ
Dengan kekuatan satu orang Personil Satpam untuk area Direksi dan 5
( lima ) orang personil satpam dengan wilayah penjagaan meliputi :
a) Pengawasan area parkir kendaraan / mobil Direksi
b) Tugas dan tanggung jawab sesuai wilayah penjagaan
 Menjaga barang-barang inventaris kantor/ ruangan/ inventaris
gedung.
 Penyambutan kedatangan Direktur.
 Perketat tamu-tamu yang masuk agar tercatat dalam buku tamu
 Wartawan dan Lembaga Sosial Masyarakat yang tidak
berkepentingan diarahkan kebagian Hubungan Masyarakat.

51
 Menegakkan peraturan yang berlaku dilingkungan kerja/Rumah
Sakit yaitu “ Kawasan Bebas Asap Rokok ”, Pedagang Liar /
Asongan dll.
 Melaksanakan pekerjaan terkait tentang Kesehatan dan
keselamatan kerja (Bahaya Kebakaran) yaitu harus tahu letak
Alat Pemadam Api Ringan dan Hydrant serta cara
penggunaannya dan jalur evakuasi ( Safety Breefing ).
 Bertanggung jawab atas penyimpanan kunci pintu emergensi
evakuasi ( bila dikunci) pada tempat yang aman dan mudah
diakses oleh petugas/ staff yang berwenang.
 Membuat buku mutasi antar regu yang dinas/antar shift
 Melaksanakan pekerjaan sesuai perintah pimpinan.
 Melakukan pengontrolan pada tempat yang dianggap rawan
terutama kunci pintu-pintu arah Bagian Keuangan dan Bidang
SDM serta ruang-ruang yang dianggap perlu pengamanan ketat
dan khusus yaitu bagian Direksi , Bagian Keuangan, serta ruang
perkantoran yang digedung Direksi pada jam istirahat pegawai
karena banyak ruangan yang ditinggal keluar dan juga pada
malam hari.
4) Pos Gedung Instalasi Gawat Darurat
Kekuatan penjagaan terdiri dari 2 ( dua) orang personil yang wilayah
penjagaan meliputi :
a) Gedung Unit Gawat Darurat lantai 1 terdiri dari Pelayanan
Kegawadaruratan
b) Tugas dan tanggung jawab sesuai wilayah penjagaan
 Menjaga barang-barang inventaris kantor/ ruangan/ inventaris
gedung.

52
 Membantu pelayanan dan melayani pelayanan keamanan dan
ketertiban terhadap pelanggan, pegawai dan masyarakat
Menertibkan kendaraan yang parkir didepan Gedung IGD
 Mencatat kendaraan pengantar pasien terutama pengantar pasien
Laka Lantas / Kecelakaan. Koordinasi dengan kepolisian ( Laka
Lantas Polres Bima) via telepon
 Menertibkan pengunjung atau keluar/masuk orang atau barang
yang tidak berkepentingan (Waspada bahaya pencurian terhadap
barang-barang milik pegawai atau keluarga pasien).
 Menertibkan pengantar pasien tidak boleh masuk kedalam ruang
periksa.
 Menertibkan dan memilah penunggu pasien agar tidak boleh
duduk diruang tunggu pasien, duduk - duduk diteras gedung IGD
 Melaksanakan pekerjaan yang terkait K3 (Bahaya Kebakaran),
yaitu mengetahui letak APAR dan Hydrant serta cara
penggunaannya dan jalur evakuasi ( Safety Breefing )
 Bertanggung jawab atas penyimpanan kunci pintu emergensi
evakuasi ( bila dikunci) pada tempat yang aman dan mudah
diakses oleh petugas/ staff yang berwenang.
 Melaksanakan Pengawasan pada tempat yang dianggap rawan
pada waktu - waktu yang dianggap rawan.
 Menegur/.mengingatkan penunggu pasien yang membawa dan
meletakkan barang, tas, mengecas/.Charge Hand Phone
sembarangan/ ditinggal tidur.
 Wartawan yang akan meliput kejadian-kejadian diarahkan ke
Instalasi Humas pada jam kerja atau Duty Manager diluar jam
kerja. Bagi LSM yang mengurus surat-surat jaminan pasien

53
diarahkan hanya keluarga yang boleh mengurus (waspada pada
modus penipuan terhadap pasien).
 Membuat buku mutasi antar regu yang dinas/antar shift.
 Menegakkan peraturan yang berlaku dilingkungan kerja/Rumah
Sakit yaitu “Kawasan Bebas Asap Rokok”, Pedagang
Liar/Asongan, dll.
 Melakukan tindakan pengamanan bila terjadi disaster/KLB
 Menyesuaikan pada peraturan yang diterapkan oleh Kepala
Instalasi Gawat Darurat
5) Pos Gedung ICU
Kekuatan penjagaan 1 (satu) orang personil dengan wilayah penjagaan
meliputi :
a. Gedung ICU serta ruang tunggunya.
b. Tugas dan tanggung jawab sesuai wilayah penjagaan :
 Menjaga barang-barang inventaris kantor/ ruangan/ inventaris
gedung.
 Membantu pelayanan dan melayani pelayanan keamanan dan
ketertiban terhadap pelanggan, pegawai dan masyarakat
 Mengawasi keluar/masuk orang/barang, kedalam Rumah Sakit
 Menegakkan peraturan yang berlaku dilingkungan kerja/Rumah
Sakit yaitu “ Kawasan Bebas Asap Rokok ”, Pedagang
Liar/Asongan, dll.
 Melaksanakan pekerjaan yang terkait K3 (Bahaya Kebakaran)
yaitu mengetahui letak APAR dan Hydrant serta cara
penggunaannya dan jalur evakuasi ( Safety Breefing )
 Bertanggung jawab atas penyimpanan kunci pintu emergensi
evakuasi ( bila dikunci ) pada tempat yang aman dan mudah
diakses oleh petugas/ staff yang berwenang

54
 Membuat buku mutasi antar regu yang dinas/antar shift
 Melaksanakan pekerjaan sesuai perintah pimpinan
6) Pos Gedung Kebidanan
Kekuatan penjagaan dengan 1 (satu ) orang personil dengan wilayah
penjagaan meliputi :
a) Wilayah gedung kebidanan
b) Tugas dan tanggung jawab sesuai wilayah penjagaan :
 Menjaga barang-barang inventaris kantor/ruangan/inventaris
gedung
 Membuka dan mengunci pintu-pintu utama gedung ( jam buka
dan tutup pelayanan )
 Melaksanakan pekerjaan yang terkait K3 (Bahaya Kebakaran)
yaitu mengetahui letak APAR dan HYDRAN serta cara
penggunaannya dan jalur evakuasi (Safety Breefing).
 Melaksanakan pekerjaan yang terkait pada tempat-tempat yang
dianggap rawan pada waktu-waktu yang dianggap rawan
 Melaksanakan pengontrolan lantai 2 pada wilayah penjagaan
Gedung Teratai (Khususnya Ruangan Kebidanan) tiap jam dan
mengeluarkan pengunjung setelah jam kunjung/besuk pasien
berakhir
 Membuat buku mutasi antar regu yang dinas/antar shift
 Menegakkan peraturan yang berlaku dilingkungan kerja/Rumah
Sakit yaitu “ Kawasan Bebas Asap Rokok ”, Pedagang
Liar/Asongan dll.
 Anak dibawah umur 12 tahun dilarang masuk keruang perawatan
 Melarang keluarga pasien menggelar tikar/kasur lantai diruang
perawatan

55
 Mengingatkan keluarga pasien agar tidak meletakkan barang
atau mencharger Handphone tanpa pengawasan pemilik saat
patroli/control
 Mencegah pasien kabur ( memeriksa orang yang keluar dengan
tanda pasien )
 Melaksanakan pekerjaan sesuai perintah pimpinan
 Bertanggung jawab atas penyimpanan kunci pintu emergensi
evakuasi ( bila dikunci) pada tempat yang aman dan mudah
diakses oleh petugas/ staff yang berwenang
7) Pos Kamar Mayat
Kekuatan penjagaan dengan 1 (satu ) orang personil dengan wilayah
penjagaan meliputi :
a) Kamar mayat
b) Perparkiran belakang
c) Genset
d) Tugas dan tanggung jawab sesuai wilayah penjagaan :
 Menjaga barang-barang inventaris kantor/ruangan/inventaris
gedung
 Membuka dan mengunci pintu-pintu utama gedung ( jam buka
dan tutup pelayanan )
 Melaksanakan pekerjaan yang terkait pada tempat-tempat yang
dianggap rawan pada waktu-waktu yang dianggap rawan
 Melaksanakan pengontrolan lantai 1 dan 2 pada wilayah
penjagaan Gedung Teratai (Khususnya Ruangan Kebidanan) tiap
jam dan mengeluarkan pengunjung setelah jam kunjung/besuk
pasien berakhir.
 Membuat buku mutasi antar regu yang dinas/antar shift

56
 Menegakkan peraturan yang berlaku dilingkungan kerja/Rumah
Sakit yaitu “ Kawasan Bebas Asap Rokok ”, Pedagang
Liar/Asongan dll.
 Anak dibawah umur 12 tahun dilarang masuk keruang perawatan
 Melarang keluarga pasien menggelar tikar/kasur lantai diruang
perawatan
 Mengingatkan keluarga pasien agar tidak meletakkan barang
atau mencharge Handphone tanpa pengawasan pemilik saat
patroli/control
 Mencegah pasien kabur ( memeriksa orang yang keluar dengan
tanda pasien )
 Melaksanakan pekerjaan sesuai perintah pimpinan
 Bertanggung jawab atas penyimpanan kunci pintu emergensi
evakuasi ( bila dikunci) pada tempat yang aman dan mudah
diakses oleh petugas/ staff yang berwenang
 Membuat buku mutasi antar regu yang dinas/antar shift
 Melaksanakan pekerjaan sesuai perintah pimpinan
8) Pos Pintu Masuk IGD
Kekuatan penjagaan dengan 1 (satu ) orang personil dengan wilayah
penjagaan meliputi :
a) Gedung IGD
b) Ruang Isolasi bertekanan negatif
c) Tugas dan tanggung jawab sesuai wilayah penjagaan :
 Mengatur lalu lintas kendaraan yang masuk maupun keluar
Rumah Sakit
 Memeriksa kendaraan pengangkut barang (memeriksa surat
jalan dan mencatatnya ) .

57
 Membantu pelayanan keamanan terhadap pelanggan, pegawai,
masyarakat ( terutama penyebrang jalan dari dan keluar Rumah
Sakit )
 Menertibkan kendaraan yang parkir terutama angkot yang
mengetem/parkir disekitaran pintu masuk maupun pintu keluar
 Menegakkan peraturan yang berlaku dilingkungan kerja/Rumah
Sakit yaitu “Kawasan Bebas Asap Rokok”, Pedagang
Liar/Asongan, dll
 Melaksanakan pekerjaan yang terkait pada tempat-tempat yang
dianggap rawan pada waktu - waktu yang dianggap rawan
 Melaksanakan pekerjaan sesuai perintah pimpinan
 Menggunakan atribut PKD dan Pakaian Lalin

9. PROGRAM STRATEGI KEAMANAN SECARA AKTIF


a. Manajemen insiden : karyawan, pengunjung dan pasien
1) Pelaksanaan penjagaan di tiap - tiap pos.
2) Pelaksanaan penyaringan pengunjung ke ruang perawatan, 1 (satu).
3) orang pasien dan 1 ( satu ) orang penunggu pasien pada jam
perawatan.
4) pelaksanaan penyaringan didepan pintu masuk tanpa kartu.
5) identitas karyawan/kartu tunggu ( visitor ) dilarang masuk.
b. Kode peringatan keamanan
c. Laporan insiden berupa format dan formulir
d. Membuat kronologi kejadian ( formulir terlampir )

58
10. PELATIHAN
a. Karyawan :
1) Pelatihan K3 RS ( workshop Identifikasi dan penilaian risiko K3 )
Dilakukan terhadap karyawan adalah Pelatihan K3 Rumah Sakit yang
diselenggarakan satu tahun sekali dengan sasaran seluruh perwakilan
Satuan Kerja sebagai penangung jawab pelaksanaan K3 di area
kerjanya
2) Materi Pelatihan K3 RS
a) Kebijakan K3RS
b) Pengenalan Penyakit Akibat Kerja (PAK) & Kecelakaan Akibat
Kerja ( KAK )
c) Investigasi Kecelakaan Kerja
d) K3 pada Sarana & Prasarana RS
e) Panduan pengisian formulir Identifikasi Bahaya dan Penilaian
f) Risiko K3 serta rencana pengendalian
b. Vendor, Contractor, dll
1) Safety Talk
Safety Talk disampaikan kepada pekerja proyek kontraktor yang
sedang berlangsung, dilaksanakan setiap awal pekerjaan, biasanya
pekerja proyek kontraktor berganti setiap 1/ 2 minggu sekali
2) Materi safety talk
a) Kebijakan dan prosedur terkait keselamatan
b) Kepatuhan dan keharusan pekerja/ kontraktor mematuhi
c) peraturan terkait K3
d) Kepatuhan pengunaan APD saat bekerja
c. Pelatihan terkait petugas keamanan
Rumah Sakit harus memastikan bahwa setiap personil yang
mempengaruhi kinerja pengamanan memiliki kompetensi berdasarkan

59
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang sesuai. Rumah Sakit harus
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang sesuai dengan resiko
pengamanan dan system manajemen pengamanan. Pelatihan harus
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Evaluasi efektifitas
pelaksanaan pelatihan atau tindakan harus terpelihara. Rumah Sakit
harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
membuat personil sadar terhadap hal-hal :
1) Konsekuensi pengamanan yang berpotensial atau telah terjaadi di
kegiatan operasi, dan keuntungan dari peningkatan kinerja personil
2) Kewajiban dan tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan
pengamanan dan prosedur-prosedur dalam rangka memenuhi
persyaratan system manajemen pengamanan, termasuk persyaratan
untuk kesiapan menghadapi dan menangani keadaan darurat
3) Konsekuensi potensial yang muncul dari prosedur operasi tertentu
dimana prosedur pelatihan harus ditetapkan untuk setiap tingkatan
berbeda dengan :
a) Tanggung jawab, kemampuan dan ketrampilan
b) Risiko pengamanan

Contoh-contoh pelatihan yang sudah dilakukan oleh satuan pengamanan


1. Pelatihan customer service
2. Pelatihan BALAKAR
3. Pelatihan disaster bencana
a. Persyaratan pelatihan rekanan, sukarelawan terkait dengan
pekerjaan mereka
1) Pada saat pertama kali datang
2) Pelatihan tahunan (seperti pada sukarelawan)

60
b. Edukasi pasien
1) Topic untuk buku saku pasien perihal program keselamatan
termasuk sasaran keselamatan pasien internasional
2) Jelaskan secara spesifik informasi keamanan untuk area
sensitive seperti ruang perawatn bayi baru lahir,
NICU,Obstetrik, Psikiatri, IGD

11. SASARAN
Sasaran dalam program Keselamatan adalah seluruh masyarakat yang berada
di Rumah Sakit yaitu pasien, pengunjung , karyawan, vendor dan lainnya yang
terdiri dari :
a. Terpantaunya daerah potensial bahaya diseluruh lokasi Rumah Sakit dr.
Agung dengan presentase 100% dalam setahun
b. Terciptanya situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif di setiap
gedung bagi pasien, keluarga pasien, karyawan dan pengunjung, sehingga
mengurangi terjadinya insiden kecelakaan dan cidera
c. Tidak terjadinya pencurian, perampokan, penipuan dan kejahatan lainnya
di area Rumah Sakit

12. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal Kegiatan Keamanan Kerja Rumah Sakit dr. Agung Tahun 2023

NO Kegiatan TAHUN 2023


BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melakukan 
1 Sosialisasai kerja
2 Melakukan 
pengawasan APD
61
pada pekerja
3 Melakukan 
pemetaan denah-
denah area berisiko
di rumah sakit
4 Melakukan Inspeksi
identifikasi bahaya
di rumah sakit
5 Membuat memasang
rambu-rambu
bahaya
6 Melakukan
monitoring pada
Pintu keluar masuk
rumah sakit
7 Melakukan
identifikasi
keamanan
8 Melakukan safety
patrol
9 Melakukan
pendataan
kecelakaan kerja

a. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


62
Komite Kesehatan Lingkungan Kerja membuat evaluasi pelaksanaan kegiatan
keamanan kerja setiap bulan dilaporkan kepada Direktur
b. Pencatatan pelaporan dan evaluasi
Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh komite K3RS kepada Direktur Rumah
Sakit dr. Agung

Kota bima,
Mengetahui ketua komite K3
Direktur rumah sakit dr Agung

Drg. HJ. Siti Hadjar Joenoes dr Khairul Abrar

63
RUMAH SAKIT dr. AGUNG

PROGRAM
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DAN
LIMBAH B3

RUMAH SAKIT dr. AGUNG


IzinWalikotaBima No.503/OP.RS/002/DPMPTSP/IV/2020
Jl. Ir. Sutami No. 1 Rabadompu Kota Bima - NTB
Telp. (0374) 43166 / 43834 - Fax. (0374) 43834
Email :rs.dokteragung@yahoo.co.id

64
DAFTAR ISI

1. Pendahuluan.......................................................................2

2. Latar Belakang...................................................................2

3. Tujuan Umum dan khusus.................................................2

4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan..............................3

5. Cara Melaksanakan Kegiatan............................................3

6. Sasaran.............................................................................13

7. Jadwal.......................................................................13

8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan.................14

9. Pencatatn, pelaporan dan evaluasi kegiatan....................14


A. PENDAHULUAN
Keselamatan kerja diterapkan di lingkungan kerja yang mana didalamnya
terdapat aspek manusia, alat, mesin, lingkungan dan bahaya kerja. Upaya
Keselamatan Kerja merupakan upaya meminimalkan pencegahan terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) melalui
upaya promotif, preventif, penyerasian antara beban kerja, kapasitas kerja
dan lingkungan sehingga setiap pekerja dapat bekerja selamat dan sehat,
tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat atau orang lain
disekelilingnya dan tercapai produktivitas kerja yang optimal. Upaya
tersebut dilaksanakan secara menyeluruh untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan produktifitas pekerja rumah sakit Rumah sakit adalah sarana
upaya kesehatan yang menyelenggarakan upayapelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat,
pelayanan medik dan non medik yang dalam melakukan proses kegiatannya
tidak terpisahkan dari penggunaan Bahan berbahaya dan beracun.Bahan
berbahaya dan beracun adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan
lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung dan mempunyai sifat
racun (toksisitas), karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan
iritasi.Pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun di rumah sakit adalah
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan sampai pendistribusian Bahan berbahaya dan beracun(B3) dan
limbah Bahan berbahaya dan beracundi rumah sakit.

B. LATAR BELAKANG
Berdirinya sebuah rumah sakit dilengkapi dengan bermacam-macam
peralatan yang memerlukan perawatan atau pemeliharaan sedemikian rupa
untuk menjaga keselamatan, kesehatan, mencegah kebakaran dan persiapan

ii
penanggulangan bencana. Banyak kasus terkait Bahan berbahaya dan
beracun terjadi di rumah sakit. Kasus tersebutumumnya berkaitan dengan
kesalahan manusia ketika menangani atau kontak dengan Bahan berbahaya
dan beracun tersebut mulai dari penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemakaian sampai penanganan limbahnya serta penatalaksanaan jika terjadi
kontaminasi/paparan/tumpahan. Pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun
dan limbahnya yang tidak baik akan memicu risiko terjadinya kecelakaan
kerja dan penularan penyakit. Dalam mengantisipasi kemungkinan bahaya
atau risiko kecelakaan atau keracunan akibat Bahan berbahaya dan beracun,
maka sangat perlu dibutuhkan kemampuan SDM yang berkualitas dan
memahami tugas dan fungsinya terutama dalam mengelola Bahan berbahaya
dan beracun. Segala upaya dilakukan berkaitan dengan pengelolaan Bahan
berbahaya dan beracun yang baik dan benar.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum Mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat pengelolaan
B3
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi, mengontrol, memitigasi dan mengevaluasi
pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan
berbahaya dan beracun agar aman untuk pasien, keluarga pasien,
pengunjung, petugas dan lingkungan.
b. Mencegahkecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja karena
pengelolaan Bahan berbahaya dan beracundan limbah Bahan
berbahaya dan beracunbagi pasien, keluarga pasien, pengunjung dan
petugas.

iii
c. Melaksanakan pemantauan lingkungan dan kondisi tempat kerja
yang aman dariBahan berbahaya dan beracundan limbah Bahan
berbahaya dan beracun.
d. Memastikan implementasi pengelolaan Bahan berbahaya dan
beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun sesuai
prosedurserta penatalaksanaan/ penanganana pabila terjadi
kontaminasi/paparan Bahan berbahaya dan beracundan limbah
Bahan berbahaya dan beracunsesuai Material Safety Data Sheet
(MSDS).

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Program pengelolaan B3
 Identifikasi Bahan Berbahaya Dan Beracun
 Pengadaan Bahan Berbahaya Dan Beracun
 Penerimaan Bahan Berbahaya Dan Beracun
 Pendistribusian Bahan Berbahaya Dan Beracun
 Penggunaan Dan Penanganan Bahan Berbahaya Dan Beracun
 Penyimpanan Dan Pengamanan
 Bahan Berbahaya Dan Beracun Dan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun
 Pembuangan Bahan Berbahaya Dan Beracun Dan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun
2. Penanganan Tumpahan
 Prosedur Penanganan Tumpahan Bahan Kimia
 Prosedur Penanganan Tumpahan Obat Sitostatika
 Prosedur Penanganan Tumpahan Air Raksa/Merkuri
3. MSDS
4. Pelatihan

iv
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Program Strategi Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun:
Identifikasi Bahan Berbahaya Dan Beracun Di Rumah Sakit dr. Agung
Bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya yang ada di rumah sakit
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi :
a. Infeksius;
b. Patologis dan anatomi;
c. Farmasi;
d. Bahan kimia;
e. Logam berat;
f. Kontainer bertekanan;
g. Benda tajam;
h. Genotoksik/sitotoksik; dan
i. Radioaktif.
Daftar nama B3 yang ada di rumah sakit ditunjukkan pada tabel 1.
Denah Lokasi B3 Dan Limbahnya Di Rumah Sakit dr. Agung:

v
2. Perencanaan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
a. Perencanaan kebutuhan Bahan berbahaya dan beracun Medis
dibuat oleh Kepala Instalasi Farmasi dan Bahan berbahaya dan
beracun Non Medis dibuat oleh Ka. Sub. Bag. RT, Ka. IPSRS, Ka.
IPL/Sanitasi berdasarkan permintaan dari satuan kerja, mutu dan
harga produk, pemakaian bulan sebelumnya, sisa yang ada di
gudang, serta dana yang tersedia.
b. Perencanaan kebutuhan dibuat pertengahan bulan untuk kebutuhan
1 (satu) bulan ke depan.
c. Perencanaan kebutuhan Bahan berbahaya dan beracun Medis
dimintakan izin prinsip ke Direktur Medik dan Keperawatan,
kemudian diajukan ke Direktur Keuangan untuk persetujuan
anggaran dan persetujuan ke Direktur Utama sebagai Kuasa
Pemegang Anggaran (KPA). Setelah disetujui oleh KPA
diteruskan ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pokja Barang
Farmasi.
d. Perencanaan kebutuhan Bahan berbahaya dan beracun Non Medis
dimintakan ijin prinsip Direktur Umum, SDM dan Pendidikan,
kemudian diajukan ke Direktur Keuangan untuk persetujuan
anggaran dan persetujuan ke Direktur Utama sebagai Kuasa
Pemegang Anggaran (KPA).
3. Pengadaan Bahan Berbahaya Dan Beracun
a. Pengadaan Bahan berbahaya dan beracun dilakukan oleh ULP
berdasarkan rencana kebutuhan dari Instalasi terkait
b. Pemesanan Bahan berbahaya dan beracun dilakukan kepada
Distributor Terdaftar Bahan berbahaya dan beracun yang telah
mendapat izin dari Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementrian
Perdagangan dan mendapat penunjukan dari Produsen Bahan

vi
berbahaya dan beracun untuk menyalurkan secara langsung kepada
Pengguna Akhir atau Pengecer Terdaftar. Distributor harus
memiliki SIUP Bahan berbahaya dan beracun.
c. ULP membuat Surat Pesanan untuk Bahan berbahaya dan beracun
Medis yang disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi atau Apoteker
yang ditunjuk dan Surat Pesanan untuk Bahan berbahaya dan
beracun Non Medis yang disetujui Ka. Sub.Bag. RT/ Ka. IPSRS/
Ka. IPL/ Sanitasi yang mengajukan permintaan Bahan berbahaya
dan beracun tersebut. SP ditandatangani oleh Ka. ULP, Ka Unit
yang meminta dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
d. Surat Pesanan Bahan berbahaya dan beracun Medis yang
diserahkan kepada distributor disertai form/lembar permintaan
MSDS.
e. Untuk pengadaan Bahan berbahaya dan beracun yang sifatnya
segera (CITO), ULP dapat melakukan pemesanan segera diluar
perencanaan atas permintaan Gudang Farmasi / Sub. Bag RT /
IPSRS / IPL/ Sanitasi dengan prosedur sesuai butir b dan c.

4. Penerimaan Bahan Berbahaya Dan Beracun

a. Barang yang datang akan diterima oleh Tim Penerima Barang Medis
/ Non Medis.
b. Bahan berbahaya dan beracun yang diterima harus memenuhi
kualifikasi waktu kadaluarsa (minimal 2 tahun), dan harus disertai
dengan MSDS untuk masing-masing Bahan berbahaya dan beracun.
c. MSDS yang diberikan antara lain berisi :
1) Identifikasi produk dan perusahaan
2) Komposisi dan informasi masing-masing bahan terkandung
3) Identifikasi Hazard ( Bahan berbahaya dan beracun)

vii
4) Pertolongan pertama apabila terpapar
5) Pertolongan pertama apabila timbul api
6) Pertolongan apabila terjadi kecelakaan
7) Penanganan dan Penyimpanan
8) Perlindungan diri
9) Sifat Fisika dan Kimia
10) Stabilitas
11) Informasi Toksikologi
12) Informasi Ekologi
13) Pembuangan
14) Informasi Transportasi
15) Informasi Regulasi
16) Informasi lain yang diperlukan
d. Tim Penerima Barang Medis / Non Medis akan mencocokkan Bahan
berbahaya dan beracun yang diterima dengan Surat Pesanan dan
Faktur/ Surat Jalan (dokumen penerimaan) dan membubuhkan tanda
tangan penerimaan barang pada Faktur/ Surat Jalan tersebut.
e. Tim Penerima Barang Medis / Non Medis akan melakukan serah
terima barang dengan Gudang Farmasi / Sub. Bag RT / IPSRS /
IPL/Sanitasi.
f. Gudang mencocokkan barang yang diterima dengan dokumen
penerimaan dan Surat Pesanan , membubuhkan tanda tangan dan
melakukan penyimpanan barang.
g. Bila waktu kadaluarsa <2 tahun dan tidak memiliki MSDS maka
dikembalikan lagi ke ULP untuk diproses ulang.

viii
5. Pendistribusian Bahan Berbahaya Dan Beracun

a) Pendistribusian Bahan berbahaya dilakukan sesuai permintaan /


kebutuhan user menggunakan Formulir Permintaan Barang
b) Pendistribusian Bahan berbahaya dan beracun dilakukan dengan
Sistem Floor Stock dimana Bahan berbahaya dan beracun
selanjutnya akan dikelola oleh satuan kerja yang menggunakan.
c) Pendistribusian Bahan berbahaya dan beracunharus disertai label
nama B3, pemberian informasi dan MSDS kepada usernya dan
apabila ada masalah dalam penanganannya bisa menghubungi
Pelayanan Informasi Obat Instalasi Farmasi pesawat 1382.

6. Penggunaan Dan Penanganan Bahan Berbahaya Dan Beracun

a. Penggunaan dan penanganan Bahan berbahaya dan beracun dan


limbah Bahan berbahaya dan beracun harus sesuai prosedur untuk
masing-masing Bahan berbahaya dan beracun
b. Ventilasi yang benar dan pemasangan exhaustvan ditempat bekerja
dengan B3 mengurangi petugas dari paparan kontaminan yang ada di
udara.
c. Petugas yang bekerja dengan Bahan berbahaya dan beracun dan
limbahnya harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama
bekerja sesuai yang tercantum di MSDS Bahan berbahaya dan
beracunnya.
d. Gunakan Bahan berbahaya dan beracun secukupnya, jangan
berlebihan yang menyebabkan bersisa
e. Satuan kerja yang bekerja dengan gas etilen oksida, formal dehid
dan xylene harus selalu dimonitor untuk memastikan tidak ada gas
yang terlepas di ruang kerja.

ix
f. Petugas yang bekerja dengan Bahan berbahaya dan beracun dan
limbah Bahan berbahaya dan beracun harus di training tentang
Bahan berbahaya dan beracun dan penggunaan MSDS

7. Penyimpanan Dan Pengamanan Bahan Berbahaya Dan Beracun Dan


Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

a. Penyimpanan Bahan berbahaya dan beracun dilakukan di Gudang


khusus untuk Bahan berbahaya dan beracun dan setiap B3 harus
berlabel nama bahan, ada tanda khusus/simbol Bahan berbahaya
dan beracun. Baca petunjuk yang tertera pada kemasan. Label Bahan
berbahaya dan beracun dijaga tidak boleh rusak sehingga tidak
terbaca karena dapat terjadi kesalahan yang membahayakan.
b. Letakkan bahan sesuai ketentuan pada ruang sesuai petunjuk, Bahan
berbahaya dan beracun mudah terbakar seperti Alkohol, Formalin,
Eter,dll disimpan dalam Gudang Tahan Api, diberi label “Dilarang
merokok”, simbol “Mudah terbakar” dan tersedia Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) didekat tempat penyimpanan,
c. Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi di tempat yang sama.
Bahan berbahaya dan beracun disimpan bersama dengan Bahan
berbahaya dan beracun yang sifatnya sama, seperti mudah terbakar
dengan mudah terbakar.
d. Bahan berbahaya dan beracun yang dipindahkan ke wadah lain harus
diberi label, kecuali habis dipakai dalam satu hari. Label bertulis
nama/isi, sifat, tanggal diterima dan kalau ada tanggal kadaluarsa dari
Bahan berbahaya dan beracun.
e. Jangan menyimpan Bahan berbahaya dan beracun melebihi
pandangan mata, hindari menyimpan di rak bagian paling atas dan
dibawah bak cuci.

x
f. Pastikan bekerja dengan aman, menggunakan APD yang sesuai,
sesuai prosedur dalam pengambilan dan penempatan bahan, hindari
terjadinya tumpahan/bocor/pecahnya botol.
g. Penempatan APAR kelas ABC dekat lokasi dimana Bahan berbahaya
dan beracun disimpan atau digunakan serta penempatan petugas
terlatih tentang cara penggunaan Bahan berbahaya dan beracun.
h. Penyimpanan Bahan berbahaya dan beracun dilakukan dengan
memperhatikan syarat-syarat penyimpanan sesuai dengan MSDS
( Material Safety data Sheet ) yang diletakkan dekat Bahan berbahaya
dan beracun.
i. Jangan menyimpan B3 dalam jumlah banyak karena berisiko terjadi
tumpahan
j. Perhatian dan segera diperbaiki apabila ada :
1) Kerusakan pada tempat penyimpanan
2) Ada tumpahan
3) Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin
4) Tidak ada label penting untuk Bahan berbahaya dan beracun
5) Cahaya yang kurang atau tidak ada cahaya
6) Sampah yang menumpuk  Cara penyimpanan Bahan berbahaya
dan beracun yang tidak betul

8. Pembuangan Bahan Berbahaya Dan Beracun Dan Limbah Bahan


Berbahayadan Beracun

a. Membuang Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan


berbahaya dan beracun dengan aman akan mencegah pencemaran
lingkungan.
b. Wadah limbah sitotoksik dimasukkan dalam kantong plastik warna
ungu

xi
c. Wadah limbah infeksius dimasukkan dalam kantong plastik warna
kuning
d. Wadah limbah radioactive dimasukkan dalam kantong plastik warna
merah
e. Wadah limbah bahan kimia berbahaya lain dimasukkan dalam
kantong plastik warna coklat.
f. Jangan membuang Bahan berbahaya dan beracun atau limbah Bahan
berbahaya dan beracun ke tempat bak cucian, saluran air/selokan,
ketanah atau ke dalam sampah. Wadah limbah Bahan berbahaya dan
beracun harus compatible, limbah tidak boleh bereaksi dengan wadah
dan tidak boleh mengkorosif wadah.
g. Wadah tempat limbah Bahan berbahaya dan beracun harus diberi label
bertuliskan “Limbah Bahan berbahaya dan beracun”dan tanggal diisi
limbah. Wadah berisi campuran harus dituliskan rinci masing-masing
isinya seperti 1 gallon aseton, 0,5 gallon etil asetat.
h. Wadah limbah Bahan berbahaya dan beracun harus selalu tertutup dan
tidak boleh diisi sampai penuh untuk mencegah tumpah. Disimpan
ditempat yang khusus penyimpanan limbah B3.
i. Limbah Bahan berbahaya dan beracun harus dipisah sesuai dengan
sifatnya dan tidak boleh dicampur (mudah terbakar, korosif, oksidator,
dll)
j. Jangan mencampur limbah radioactive dengan limbah Bahan
berbahaya dan beracun lainnya.
k. Untuk pembuangan limbah B3, persyaratan fasilitas pembuangan
limbah B3 sebagai berikut:

xii
a) Lantai kedap (impermeable), berlantai beton atau semen
dengan sistem drainase yang baik, serta mudah dibersihkan dan
dilakukan desinfeksi;
b) Tersedia sumber air atau kranair untuk pembersihan yang
dilengkapi dengan sabun cair;
c) Mudah diakses untuk penyimpanan limbah;
d) Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak
berkepentingan;
e) e) Mudah diakses oleh kendaraan yang akan
mengumpulkan atau mengangkut limbah;
f) Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir,dan
faktor lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau
bencana kerja;
g) Terlindung dari hewan: kucing, serangga, burung, dan lain
lainnya;
h) Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik serta
memadai
i) Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan
makanan
j) Peralatan pembersihan, alat pelindung diri/APD (antara
lainmasker, sarung tangan, penutup kepala, goggle, sepatu boot,
serta pakaian pelindung) dan wadah atau kantong limbah harus
diletakkan sedekat- dekatnya dengan lokasi fasilitas
penyimpanan; dan
k) Dinding, lantai, dan juga langit-langit fasilitas penyimpanan
senantiasa dalam keadaan bersih termasuk pembersihan lantai
setiap hari.

xiii
9. Peralatan Minimal Untuk Bekerja Dengan Bahan Berbahaya Dan
Beracun.

Penggunaan exhaust van dan ventilasi yang memenuhi persyaratan


keamanan akan melindungi petugas dari paparan yang ada di udara. Alat
Pelindung Diri (APD) seperti kacamata pengaman, apron, sarung tangan
(gloves), respirator, masker, dll, harus tersedia dan digunakan sesuai
rekomendasi MSDS Bahan berbahaya dan beracun.

10. Prosedur Penanganan Tumpahan Bahan Berbahaya Dan Beracun


Tumpahan Bahan berbahaya dan beracun dapat ditangani dengan baik
apabila telah disiapkan semua yang diperlukan dan diketahui dengan baik
:
a) Lokasi terjadi tumpahan
b) Jumlah materi yang tumpah : jumlah sedikit materi yang tumpah :
penanganan oleh petugas kebersihan dengan pengawasan pj ruangan
jumlah sedang materi yang tumpah: penanganan oleh satuan kerja
terkait, perlu Komite K3 jumlah besar yang tumpah : penanganan
oleh Instalasi Sanitasi dan Pertamanan bekerjasama dengan Komite
K3 , perlu investigasi
c) Sifat kimia dan fisika dari bahan yang tumpah
d) Sifat berbahaya dari bahan yang tumpah
e) APD yang diperlukan
f) Tempat diletakkan spill kit dan jenis spill kit MSDS dan Spill Kit
harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan mudah segera
diperoleh. Setiap orang harus mengetahui keberadaan MSDS dan
Spill Kit. Pastikan Spill Kit masih terisi lengkap dan dalam kondisi
yang baik.

xiv
g) Petugas yang bekerja dengan Bahan berbahaya dan beracun dan
limbah Bahan berbahaya dan beracun harus diberikan
pelatihan/training bagaimana bekerja dengan Bahan berbahaya dan
beracun dan bagaimana menangani apabila terpapar atau terjadi
tumpahan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan
berbahaya dan beracun spesifik dengan tempat dimana dia bekerja.

Bahan berbahaya dan beracun dan limbah B3 yang tumpah atau tercecer
harus dibersihkan menggunakan spill kit. KIT sebaiknya berisi :

a) Zat penetralisir seperti Natrium karbonat atau Natrium bikarbonat


atau Natrium bisulfit untuk yang bersifat asam: atau asam untuk B3
dan limbahnya yang bersifat basa.
b) Absorben seperti bantal atau tanggul, kertas tissue atau karbon, lap
atau busa
c) Sekop, pel, alat pelindung diri dan wadah menampung bahan yang
tumpah

Alat-alat dan bahan yang telah dipergunakan untuk membersihkan


tumpahan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya
dan beracun juga dianggap dan diperlakukan sebagai limbah Bahan
berbahaya dan beracun.

Tipe spill kit yang harus tersedia di rumah sakit :

a) ”Cytotoxic spill kit” terdiri dari :


1) Gaun pelindung (1 buah)
2) Gloves (2 pasang)
3) Masker penutup wajah (face shields) dan kacamata pelindung
(googles) (1 buah)
4) Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot
xv
5) Air bersih (1 botol)
6) Kantong plastik warna ungu (2 buah)
7) Sekop dan pengikis (1 buah)
8) Wadah limbah benda tajam (1buah).
9) Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3
potong)
10) Larutan deterjen
11) Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape)untuk mengkarantina
daerah berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows
b) ”Infectious spill kit” terdiri dari :Gaun pelindung (1 buah)

1) Gloves (2 pasang)

2) Masker penutup wajah (face shields) dan mata (googles) (1


buah

3) Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu


boot

4) Air bersih (1 botol)

5) Disinfektan cair ( 1 botol )

6) Kantong plastik kuning (2 buah)

7) Sekop dan pengikis (1 buah)

8) Wadah limbah benda tajam (1 buah)

9) Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3


potong)

10) Larutan deterjen

11) Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape)untuk mengkarantina


daerah berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows)
c) ”Radioactive spill kit”
1) Detector radiasi (Survey meter)
xvi
2) Gaun pelindung (2buah)
3) Gloves (4 pasang)
4) Masker penutup wajah (face shields) dan mata (googles) (@2
buah)
5) Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu
boot
6) Radiac wash
7) Air bersih (1 botol)
8) Kantong plastik merah(2 buah)
9) Wadah ”radioactive waste bin”
10) Sekop dan pengikis (1 buah)
11) Tissue kertas absorben lembab atau bahan katun bekas
lembab (minimal 3 potong)
12) Larutan deterjen
13) Tanda bahaya radioaktif dan isolasi (yellow tape)untuk
mengkarantina daerah berbahaya (dengan spill sock dan spill
pillows)
d) ”Chemical spill kit ” terdiri dari :
1) Gaun pelindung (1 buah) 4.2 Gloves (2 pasang)
2) Masker penutup wajah (face shield) dan kacamata pelindung
(googles) (@1 buah)
3) Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu
boot
4) Air bersih (1 botol)
5) Air ( 1 botol )
6) Kantong plastik (2 buah)
7) Sekop dan pengikis (1 buah)

xvii
8) Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3
potong)
9) Larutan deterjen
10) Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape)untuk mengkarantina
daerah berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows)
e) ”Mercury spill kit” terdiri dari :
1) Gaun pelindung (1 buah)
2) Gloves (2 pasang)
3) Masker penutup wajah (face shield) dan kacamata pelindung
(googles) (@1 buah)
4) Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu
boot
5) Klip plastik obat yang besar (4-5 buah)
6) Senter 5.7 Kantong plastik (2 buah)
7) Penetes atau syringe (tanpa jarum)
f) ”Cytotoxic spill kit” + MSDS obat sitostatika diletakkan di
Instalasi Farmasi di ruang ”handling cytotoxic” dan di ruangan
dilaksanakan kemoterapi.
g) ”Infectious spill kit” diletakkan di ”Nurse Station” setiap ruang
pelayanan pasien.
h) ”Radioactive spill kit” diletakkan di Instalasi Radiologi tempat
pelayanan radioterapi
i) ”Chemicals spill kit” , ”Mercury spill kit” + MSDS bahan kimia
berbahaya diletakkan di ”Nurse Station” setiap ruang pelayanan
pasien, Instalasi atau satuan kerja yang menggunakan Bahan
berbahaya dan beracun dan menghasilkan limbah Bahan
berbahaya dan beracun.

xviii
11. Prosedur Penanganan Tumpahan Bahan Kimia
a. Perhatikan dan kenali jenis/sifat kimia dan fisika dari tumpahan B3
b. Menyiapkan ”Chemical Spill Kit”
c. Pemasangan tanda bahaya safety line untuk mengkarantina daerah
berbahaya
d. Pergunakan APD yang sesuai dengan tumpahan : apron, sarung
tangan, masker, tutup pala, gloves dan sepatu pelindung/sepatu
boots
e. Tumpahan cairan diserap dengan kain majun,tissue atau bahan
penyerap lain. Angkat dengan penjepit dan buang ke kantong
plastik coklat. Lakukan berulang hingga bersih.
f. Bilas permukaan bekas tumpahan menggunakan deterjen sampai
bersih dan buang ke kantong plastik coklat, ikat
12. Prosedur Penanganan Tumpahan Obat Sitostatika.
a. Menyiapkan “Cytotoxic Spill Kit”
b. Gunakan APD
c. Tumpahan berujud serbuk padat diserap dengan kertas tissue
absorben atau kain penyerap dan langsung buang ke kantong
plastik warna ungu (wadah limbah obat sitostatika).
d. Apabila ada pecahan kaca, singkirkan dan tampung dengan
menggunakan sekop dan pengikis dan langsung buang ke kantong
plastik warna ungu (wadah limbah obat sitostatika).
e. Tumpahan berujud cair diserap dulu dengan kertas tissue absorben
atau kain penyerap dan langsung buang ke kantong plastik warna
ungu (wadah limbah obat sitostatika).
f. Area tumpahan dibersihkan dengan larutan deterjen
g. Semua alat dan bahan yang dipakai untuk penanganan tumpahan
dibuang dan dimasukkan dalam kantong plastik warna ungu.

xix
h. Apabila area tumpahan luas maka area diisolir/dikarantina
menggunakan spill sock dan spill pillows atau police line
13. Prosedur Penanganan Tumpahan Air Raksa/Merkuri
a. Tidak ada seorangpun yang berada di area terjadi tumpahan merkuri,
matikan AC atau sistem ventilasi lain agar tidak terhirup uap
merkuri.
b. Siapkan ”Mercury spill kit”
c. Gunakan masker ,baju dan sepatu yang sudah tidak terpakai yang
apabila terpapar bisa langsung dibuang
d. Buka perhiasan dari metal yang ada dibadan agar tidak bereaksi
dengan merkuri.
e. Gunakan sarung tangan latex, jangan menyentuh air raksa/merkuri
f. Apabila ada pecahan kaca ,ambil dengan kertas tisu dan masukkan
dalam klip plastik dan diberi label ”Limbah Merkuri”
g. Kumpulkan serakan merkuri dengan potongan-potongan karton tebal
. Butiran merkuri dapat menyebar jauh dan dalam ukuran kecil-
kecil, gunakan senter untuk mencari apalagi dalam ruangan gelap.
Taburkan serbuk sulfur atau zink karena merkuri akan berwarna
lebih gelap bereaksi dengan sulfur atau zink sehingga lebih mudah
terlihat.
h. Ambil butiran merkuri menggunakan pipet tetes atau syringe dan
masukkan dalam wadah/kontainer plastik yang tidak mudah pecah
lalu masukkan kedalam klip plastik obat besar dan amankan, beri
label ”Limbah Merkuri”.
i. Masukkan semua bahan dan alat yang dipakai dan terpapar merkuri
kedalam kantong limbah dan diberi label ”Limbah Merkuri” untuk
dimusnahkan.

xx
j. Bersihkan area bekas tumpahan dengan deterjen  Perhatikan
jangan sampai terhirup uap merkuri.
k. Ruangan tempat tumpah merkuri dibuka ventilasi selama 24 jam
setelah berhasil dibersihkan agar terjadi pertukaran udara.
l. Jangan menggunakan ”vacuum cleaner” atau sapu untuk
membersihkan tumpahan mercuri.
14. Material Safety Data Sheet (Msds)
1) MSDS/LDKB merupakan kumpulan data keselamatan bahan dan
petunjuk dalam penggunaan Bahan berbahaya dan beracun yang
disusun secara ringkas, skematik dan dalam bahasa Indonesia
agar mudah dimengerti dan dipahami.
2) Semua bahan kimia mempunyai MSDS
3) MSDS memuat sifat-sifat dari Bahan berbahaya dan beracun
termasuk sifat fisik dan sifat kimia serta informasi keamanan
sebagai salah satu upaya untuk mencegah atau mengurangi risiko
akibat penggunaan/bekerja dengan Bahan berbahaya dan beracun
atau apabila terjadi tumpahan Bahan berbahaya dan beracun
4) MSDS Rumah Sakit dr. Agung berisi data :Nama material,
Rumus kimia, Nama dagang, Wujud material, Pictogram, Sifat
bahaya bila terkena, Alat Pelindung Diri,Tingkat bahaya, Cara
penyimpanan dan penanganan, Pertolongan pertama, Mengatasi
tumpahan, Mengatasi kebakaran Hubungi IGD dan Komite K3
apabila terjadi Kecelakaan akibat kerja atau Penyakit Akibat
Kerja.
5) Distribusi MSDS : MSDS di distribusikan ke satuan kerja terkait
yang menangani Bahan B3 (pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian dan pemakaian B3) dan Limbah B3 ( pengumpul
B3 /Tempat penyimpanan Limbah B3 (terlampir).

xxi
6) Pemanfaatan MSDS: Semua staf yang bekerja dengan B3, harus
membaca dan memahami MSDS Bahan Berbahaya dan Beracun
yang ada di satuan kerjanya, melakukan pertolongan pertama bila
ada kecelakaan dan segera ke IGD untuk mendapatkan
pertolongan dengan membawa lembar MSDS
Penanganan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Penanganan Dan Pembuangan Limbah Obat Sitostatika
a. Obat-obat sitostatika yang sudah rusak dan atau kadaluarsa
dikumpulkan di farmasi dan diserahkan ke Tim Pemusnahan
untuk dimusnahkan di insinerator oleh pihak ketiga dengan saksi
dari Balai POM dan Sudinkes.
b. Limbah obat sitostatika dimasukkan dalam kantong plastik ungu
diberi label “Obat Sitostatika” atau “Cytotoxic”
c. Limbah obat sitostatika dibawa ketempat penampungan
sementara di rumah sakit menggunakan troley khusus limbah
infeksius untuk dimusnahkan di insinerator oleh pihak ketiga.
d. Limbah cair bahan kimia tidak boleh langsung dibuang ke saluran
air tetapi harus ditampung dahulu, dikumpulkan baru dikirim ke
penampungan sementara untuk dimusnahkan oleh pihak ketiga.
Prosedur Penanganan Limbah Infeksius/Limbah Di Laboratorium
a) Limbah infeksius masuk dalam kantong plastik kuning dan diberi
label kuning bertuliskan “biohazard” atau “Limbah Medis”.
b) Limbah diangkut menggunakan troley khusus limbah infeksius,
dibawa ke tempat penampungan sementara di rumah sakit untuk
dimusnahkan di insinerator oleh pihak ketiga.
Prosedur Penanganan Limbah Benda Tajam

xxii
a. Limbah benda tajam dibuang kedalam wadah khusus untuk
limbah benda tajam (container) bertuliskan “biohazard” atau
“Limbah Benda Tajam”.
b. Limbah diangkut menggunakan troley khusus limbah infeksius,
dibawa ke tempat penampungan sementara di rumah sakit untuk
dimusnahkan di insinerator oleh pihak ketiga.
b. Pelatihan
Karyawan dan Pihak ketiga
Pelatihan K3 RS diselenggarakan satu tahun sekali dengan sasaran
seluruh perwakilan satuan kerja sebagai penanggung jawab
pelaksanaan K3 diarea kerjanya.
Materi Pelatihan K3RS :
1. Kebijakan K3 RS
2. K3 pada sarana dan prasarana RS
3. Pengelolaan dan penanganan B3 serta limbahnya
Materi Pelatihan Bahan berbahaya dan beracun dan MSDS
1. Teori Bahan berbahaya dan beracun& limbah Bahan berbahaya
dan beracun, kebijakan& peraturan-peraturan.
2. Dampak dari Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan
berbahaya dan beracun.
3. Simbol dan tanda Bahan berbahaya dan beracun.
4. Prosedur2 terkait pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun.
5. Emergency Response System dan Komunikasi dari Bahan
berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan
beracun.
6. Penggunaan APD pada pengelolaan BahanBerbahaya& limbah
Bahan berbahaya dan beracun
7. MSDS dan penerapannya.

xxiii
8. Penggunaan Spill Kit
9. Sistem monitoring dan pelaporan. Tabel pelatihan bahan
berbahaya dan beracun untuk semua satuan kerja terkait yang
ada di RSD dr. Agung dapat dilihat di Tabel 3.
c. SASARAN
1. Tersosialisasinya Bahan berbahaya dan beracun dan limbah
Bahan berbahaya dan beracun serta pengelolaan Bahan berbahaya
dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun kepada
semua satuan kerja dan pegawainya dan pihak ketigayang terkait
Bahan berbahaya dan beracun di Rumah Sakit Daerah Dr Agung
2. Terlaksananya tindak lanjut dari Laporan Kecelakaan Akibat
Kerja dan Penyakit Akibat Kerja karena pengelolaan Bahan
berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun
oleh Komite K3 di Rumah Sakit dr Agung
3. Tertanganinya tumpahan dengan segera apabila terjadi
kontaminasi/paparan Bahanberbahaya dan beracun dan limbah
Bahan berbahaya dan beracun sesuai MSDS oleh petugas yang
terlatih.
d. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

NO Kegiatan TAHUN 2023


BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Menyusun regulasi 

2 Melaksanakan SDM 

3 Membuat daftar 
inventaris sarana dan
xxiv
prasarana
pengelolaan B3
4 Menyusun form
kerja kegiatan
5 Melaksanakan
kegiatan pengelolaan
b3 sesuai jadwal
6 Mendokumentasikan
hasil kegiatan
7 Melakukan
pelaporan hasil
kegiatan

e. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


Membuat laporan regulasi (pedoman dan program kerja) setiap 1
(satu) tahun sekali kepada Direktur Rumah Sakit dr. Agung.
1. Membuat laporan pelaksanaan pelatihan SDM bekerja sama
dengan Bagian SDM dan Diklat setiap 6 (enam) bulan sekali
kepada Direktur Rumah Sakit Daerah dr. Agung.
2. Membuat laporan daftar inventaris sarana dan prasarana
pengelolaan B3 setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur
Rumah Sakit Daerah dr. Agung
3. Membuat laporan Form Kerja Kegiatan setiap 1 (satu) tahun
sekali kepada Direktur Rumah Sakit dr. Agung
4. Membuat laporan kegiatan penyehatan lingkungan sesuai jadwal
setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur Rumah Sakit dr.
Agung

xxv
5. Membuat laporan dokumentasi hasil kegiatan setiap 6 (enam)
bulan sekali kepada Direktur Rumah Sakit dr. Agung
6. Membuat laporan hasil kegiatan setiap 6 (enam) bulan sekali
kepada Direktur Rumah Sakit dr. Agung
f. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
1. Laporan regulasi (SK Kebijakan, Pedoman, Progaram Kerja dan
SPO)
a. Petugas membuat SK Kebijakan, Pedoman, Progaram Kerja
dan SPO
b. Hasil SK Kebijakan, Pedoman, Progaram Kerja dan SPO
diserahkan kepada Direktur Rumah Sakit dr. Agung untuk
pengesahan.
2. Laporan Struktur Organisasi dan tupoksinya
a. Membuat struktur organisasi dan tupoksi masing-masing petugas
c. Hasil struktur organisasi dan tupoksi diserahkan kepada Direktur
Rumah Sakit Daerah dr. Agun untuk pengesahan.
d. Laporan pelaksanaan pelatihan SDM
a. Petugas melaksanakan pelatihan sesuai dengan yang
dibutuhkan untuk menambah pengetahuan yang dapat
mendukung tupoksi masing-masing.
b. Petugas membuat laporan pelaksanaan pelatihan bekerja sama
dengan Bagian SDM dan Diklat, selanjutnya dilaporkan
kepada Direktur Rumah Sakit dr. Agung
e. Laporan daftar inventaris sarana dan prasarana pengelolaan B3
a. Petugas membuat daftar inventaris sarana dan prasarana
pengelolaan B3
b. Petugas administrasi membuat laporan inventaris sarana dan
prasarana pengelolaan B3

xxvi
c. Laporan tersebut diserahkan kepada Direktur Rumah Sakit dr.
Agung
f. Laporan Form Kerja Kegiatan Membuat form kerja kegiatan yang
selanjutnya digunakan untuk melaksanakan kegiatan sesuai
tupoksi masing-masing
g. Laporan kegiatan pengelolaan B3
a. Petugas melakukan pengadaan, pengawasan bongkar muat,
penyimpanan, penggunaan dan pembuangan limbah B3 sesuai
dengan tupoksi masing-masing
b. Data hasil kegiatan tersebut diberikan kepada petugas
administrasi
c. Petugas administrasi membuatkan laporan kegiatan
d. Laporan kegiatan pengelolaan B3 diserahkan kepada Direktur
Rumah Sakit dr. Agung
h. Laporan dokumentasi hasil kegiatan
a. Petugas membuat laporan hasil kegiatan
b. Data hasil kegiatan tersebut diberikan kepada petugas
administrasi
c. Petugas administrasi membuatkan laporan kegiatan
d. Laporan kegiatan diserahkan kepada Direktur Rumah Sakit
dr. Agung
i. Laporan rapat rutin dan rapat insidentil Petugas administrasi
bertugas sebagai notulen dan membuat laporan hasil rapat yang
kemudian dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit dr. Agung
j. Laporan hasil kegiatan Membuat laporan hasil kegiatan kemudian
dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit dr. Agung,
g. Penutup

xxvii
Demikian telah disusun Program Kerja Pengelolaan B3 Rumah Sakit
Agung. Diharapkan dengan adanya program kerja ini, dapat
digunakan sebagai pedoman kerja dalam meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit.

Kota
Bima

Mengetahui Ketua Komite K3


Direktur Rumah Sakit dr
Agung

Drg Siti Hadjar Joenoes dr Khairuk Abrar

xxviii
Tabel 1. Daftar Nama B3 Yang Dipergunakan Di Rumah Sakit Dr.
Agung

NO NAMA BAHAN SATUAN KERJA KETERANGA


PEMAKAI N
A BAHAN
BERBAHAYA
DAN BERACUN
MEDIS DARI
I.FARMASI
ANTISEPTIK DAN
DISINFEKTAN
1 Alcohol 95 % Laboratorium & PA
2 Alcohol 70 % IRNA,IRJ,IGD,IBS,Laboratorium,
Radiologi
3 Cidezyme ISSB,IBS
4 Formalin IBS, Lab Patologi,IFPJ
5 Natrium hipoklorida Seluruh
Irna,IRJ,IGD,IBS,ISSB,Lab
6 Microshields 2 ISSB, Irna & RJ,IGD
7 Microshield 4 IBS
xxix
8 Povidone Iodine Farmasi, IRNA, IRJ, IBS, IGD
9 Cidex OPA Solution IRD, IBS, IP2K
10 Presept Disinfectan Tablet IBS, Cathlab, OK Minor
11 Phisohex Farmasi, IRNA
12 Wash bensin PA, Farmasi, Irna,IRJ
13 Hidrogen Peroxide (H2O2) Seluruh Irna & RJ
14 Lysol/Karbol Farmasi,IRNA,IRJ,IGD,IBS,In
stalasi
OBAT-OBAT
15 Aerrane IBS
16 Borax Farmasi
17 Forane IBS
18 Iso Flurane IBS
19 Sevoflurane IBS
20 Sevoflurane Baxter IBS
21 Sojourn IBS
22 Yodium pulv IBS
OBAT KANKER
23 Obat-obat Kanker Farmasi,PPKT
REAGENSIA
24 Fuchsin crystal Laboratorium/PA
25 Aceton Laboratorium/PA
26 Entelan Laboratorium/PA
27 Ammonia sol Farmasi
28 Dietil eter Laboratorium/PA
29 Giemza’s sol for microscopy Laboratorium/PA
30 HCL conc 35 % Farmasi
31 NaOH Crystal Laboratorium & Farmasi
32 KOH Crystal Farmasi
33 H2SO4 (Asam Farmasi
Sulfat)concentrate
34 Papanicolaus 1a Laboratorium/PA
35 Papanicolaus 2a Laboratorium/PA
36 Papanicolaus 3b Laboratorium/PA
37 Phenol Crystal Laboratorium/PA
38 Acetic acid Farmasi
39 Formiat acid Farmasi,PA
40 Citric acid Farmasi
41 Methanol Laboratorium & PA

xxx
42 Xylol Patologi anatomi
43 Wright Eosin Methylen Laboratorium/PA
Blue Sol
44 Methylen blue Laboratorium/PA
45 Ammonium oxalat crystal Laboratorium/PA
46 H2O2 concentrate Laboratorium/PA
47 1-Naphtol Laboratorium/PA
48 Kristal violet Laboratorium/PA
49 1-Naphtylamin Laboratorium/PA
50 Eosin G Laboratorium/PA
51 Wright Laboratorium/PA
52 Neisser 1A Laboratorium/PA
53 Neisser 1B Laboratorium/PA
54 Neisser C Laboratorium/PA
55 Safranin O Laboratorium/PA
56 Phenol Red Laboratorium/PA
57 Methyl Red Laboratorium/PA
58 Iodine Laboratorium/PA
59 Nigrosine Laboratorium/PA
60 Iod Doplet Laboratorium/PA
61 Kalium chromat Laboratorium/PA
62 Kalium iodat Laboratorium/PA
63 Barbital Natrium Laboratorium/PA
64 Glycerine Laboratorium/PA
65 di-Natrium Hydrogen Laboratorium/PA
Phosphate
66 Natrium carbonate Laboratorium/PA
67 Kalium oxalat Laboratorium/PA
68 Calcium chloride 2 hydrate Laboratorium/PA
69 Iron(III) chloride Laboratorium/PA
hexahydrate
70 Cupri sulfat Laboratorium/PA
71 Asam pikrat Laboratorium/PA
72 Ammonium sulfat Laboratorium/PA
73 Resorcinol Laboratorium/PA
74 Natrium sulfat Laboratorium/PA
75 Kalium dichromat Laboratorium/PA
76 Kalium hexacyanoferrat Laboratorium/PA
77 Kalium iodida Laboratorium/PA
78 Ethylene dinitro tetra acetic Laboratorium/PA
xxxi
acid
79 Barium chlorida Laboratorium/PA
80 Na citrat Laboratorium/PA
81 Potassium cyanida Laboratorium/PA
82 Asam sulfanilat Laboratorium/PA
83 a(dimethyl amino) Laboratorium/PA
benzaldehide
84 Brom cresol purple Laboratorium/PA
85 Kalium hydrogen phosphat Laboratorium/PA
86 Lithium carbonat Laboratorium/PA
87 Natrium chlorida Laboratorium/PA
88 Ammonium oxalat Laboratorium/PA
89 Lugol Laboratorium/PA
GAS MEDIS
90 Gas Medis (O2, N2, CO2, Rawat Inap & Rawat Jalan, IBS,
Acetylen,) IGD

B. BAHAN BERBAHAYA
DAN
BERACUN NON MEDIS
DARI
IPSRS, RUMAH
TANGGA, ISP
1 Developer/Fixer Film Radiologi, IGD
Dental
2 Solar/Diesel Fuel IPS RS, Gizi, ISSB
3 Freon (Bahan Pendingin) IPS RS
4 Chemical NAJCO (untuk IPS RS, Gizi, ISSB
Boiler)
5 Air Accu Rumah Tangga, IPSRS
6 Oli/Oil Lubricant Rumah
Tangga,IPSRS,ISP,IRM,ISSB
7 Emulsifier ISP, ISSB
8 Alkali ISSB
9 Oksigen bleach ISSB
10 Disinfektan linen ISSB
11 Ultra Clorox Rain Clean ISSB
Bleach
12 Chlor bleach ISSB
13 Karbol ISSB

xxxii
14 SOUR Rumah Tangga, ISSB
15 Detergent ISP,ISSB,Seluruh RS
16 Softener ISSB
17 Foamy Hand Soap ISP, Seluruh RS
18 Rugbee shampoo Seluruh RS
19 Magic Glass Seluruh RS
20 Forward Seluruh RS
21 Floor Kleen Seluruh RS
22 Marble Kleen Seluruh RS
23 Porstex Seluruh RS
24 Waxstrip Seluruh RS
25 Hygenc Seluruh RS
26 Vim Seluruh RS
27 Glass cleaner Seluruh RS
28 Megachem (Disinfektan) Seluruh RS
29 Gas Elpiji Rumah Tangga,Gizi, Kantor
Direksi
30 Nuvet 200 EC Seluruh RS
31 Protectsafe 0,005 BB Seluruh RS
32 Inseckil 50 EC Seluruh RS
33 Mill 21 ( Floor Cleaner) Seluruh RS
34 Minyak Loby Seluruh RS
35 Shine up Seluruh RS
36 Concore Dust Seluruh RS
37 Sabun colek Seluruh RS
38 Kamper bola Seluruh RS
39 Kamper gantung Seluruh RS
40 Applied Seluruh RS
41 Mustang Seluruh RS
42 Premium Seluruh RS
43 Abate Seluruh RS
44 Fly Guard Seluruh RS
45 Blatanex Seluruh RS
46 Contrax Seluruh RS
47 Bio Enzim Seluruh RS
48 Kaporit Seluruh RS
49 Polimer Seluruh RS
50 Coustic soda Seluruh RS
51 Bay fresh Seluruh RS
xxxiii
52 Lem tikus Seluruh RS
53 Tawas Seluruh RS

Gambar 2. Lembar Material Safety Data Sheet (Msds) Rumah Sakit Dr Agung

xxxiv
Tabel 2. Daftar Msds Di Rumah Sakit Dr Agung

xxxv
9
1 Alkohol 70% 36 Isofluran 68 Cisplatin
2 37 Gas Elpiji (LPG) 69 Cyclophosphamide
3 38 Raclonid Injeksi 70 Docetaxel
4 Formalin 39 Asam Formiat 71 Doxorubycin
5 NaOH 40 SOUR 72 Mitomycin C
injeksi
6 94 Aseton 73 Paclitaxel
19
7 Gas O2 42 Cidezyme 74 Vincristin
8 Xylol 43 Dietil Eter 75 Shine Up
9 HCl 44 Asam Sulfat 76
10 Gas Acetylene 45 Sevofluran
11 Na hipokhlorite 46 Microshield’4 77 Potassium iodide
9
12 Alkohol 96% 47 Lisol 78 Bromocresol purple
9
13 H2O2 48 Foamy Hand Soap 79 Besi(III)klorida
14 Micrishield 2 49 PHisoHex heksahidrat
15 Wash bensin 50 Magic Glass 80 4-Dimetilamino
16 Nuvet 200 EC 51 Waxstrip benzaldehide
17 Forward 52 Solar/Diesel Fuel 81 Di Amino oksalat
18 Floor Kleen 53 Oil Lubricant monohidrat
19 Protectsafe 0,005 54 Detergent 82 Iodine
BB 55 Softener 83 Sodium chloride
20 Inseckil 50 EC 56 Furosemide 84 Eosin Y-sol 0,5%
21 Chemical Najco 57 Rugbee Shampoo alcoholic for
22 Ketamine HCl 58 Metanol microsco
23 Fluothane 59 Marble Kleen 85 Resorcinol
24 Pov.Iodine 60 Cobas e- 86 Entellan
25 Anti HIV Tetra ELECSYS 87 Naphtol
Elisa ANTI-HCV
26 Alkali 61 Enzimatik 88 Fuchsin
27 Hygenic(disinfektan) Detergent 89 Potassium
28 Karbol 62 Ultra Clorox Rain hydroxide
29 Emulsifier Clean Bleach 90 Phenol for
30 Fixer Film Dental 63 Freon synthesis
31 Eter 64 5-Fluorourasil 91 Phenol red sol indic
32 Air Accu 65 Bleomycin injeksi 92 Methylen blue
33 Chlor Bleach 66 Carboplatin tablet 93 Giemsa’s Azur
xxxvi
34 Hibiscrub 67 Carboplatin injeksi Eosin
35 HBS Ag 94 Crystal violet
95 1-Naphtyilamine

97 Papanicolaou’s Sol
2a orange G
98 Papanicolaou’s Sol
3 b polichromatic

99 Safranine O
100 Wrights Eosin
Methyilen
Blue Sol

101 Cidex OPA


Solution

102 Presept tablet


103 Asam Asetat
104 Sodium
bicarbonat

xxxvii
LAPORAN INSIDEN PASIEN F/054/34/R/00
RSUP Fatmawati

Near miss / KNC Accident / KTD


Tanggal : Kejadian No. :
Laporan Diterima Oleh : Satuan Kerja :

Tanggal kejadian :
Lokasi kejadian :
Nama korban :
Nama karyawan yang mengetahui/melihat :
xxxviii
Uraian kejadian :

CIDERA / PENYAKIT AKIBAT KERJA


Cidera: Ada Tidak Ada (pilih salah satu )
Penyakit Akibat kerja: Ada Tidak Ada (pilih salah satu)
Jenis Cedera : (Pilih Lebih Dari Satu Bila Ada)
Luka Tercabik Ketegangan otot
Keseleo Luka bakar Patah tulang
Keracunan Lain-lain :
Bagian badan yang cidera : (Pilih Lebih Dari Satu Bila Ada)
Punggung Tangan Tungkal Siku Pinggul Mata
Kaki Jari tangan Bahu Lain-lain :
Lengan Kepala Jari kaki Leher
Berhubungan dengan sistem (perut, usus, Pergelangan kaki Lutut
paru-paru, jantung, syaraf, dll)
Penyakit Yang Timbul

Tindakan yang diambil:


Terhadap korban:

Terhadap sumber bahaya:

Tanggal, ………………………………………… Tanggal, … ……………………………………


Disusun oleh, Disetujui oleh

Satuan Kerja / Pelapor Kepala Satuan Kerja / Komite K3

xxxix
Gambar 4. Formulir Monitoring Pengelolaan B3 Dan Limbah B3 Di Satuan
Kerja

Hari/ tanggal :
Lokasi :

xl
Hasil
No Kategori Komponen Pengamatan Pengamatan Keterangan
. Ada Tidak

A MANAGEM Ketersediaan Dokumen


EN BAHAN- SPO Penggunaan Bahan
BAHAN 1 berbahaya
BERBAHAY dan beracun
A DAN MSDS masing-masing
BERACUN 2 Bahan
berbahaya dan beracun
Data-data Bahan berbahaya
3 dan
beracun yang up to date
Penyimpanan Bahan berbahaya dan
Beracun
Penyimpanan Bahan
berbahaya dan beracun di
1 atas lantai
menggunakan pallet
Penyimpanan Bahan
2 berbahaya
dan beracun di lemari tertutup
Penyimpanan Bahan
berbahaya dan beracun
3 dikelompokkan
berdasarkan jenis
4 Bahan kimia mudah terbakar
disimpan di ruang tahan api
(fire proof cabinets)
5 Pemberian simbol dan
label pada ruang
penyimpanan dan lemari
penyimpanan
Wadah penyimpanan Bahan
berbahaya dan beracun
6 dilengkapi simbol dan label
Tanggal kadaluarsa
tertulis pada wadah Bahan
xli
7 berbahaya dan
Beracun
Simbol/label direkatkan
8 dengan
baik, tidak robek atau rusak
Simbol/label sesuai dengan
karakteristik Bahan berbahaya
9 dan beracun
1 Mencatat bahan kimia yang
0 wadahnya sudah dibuka
1 MSDS tersedia lengkap
1 sesuai dengan jenis B2 di
tempat
penyimpanan
Petugas
Petugas menggunakan APD
1 Lengkap
APD yang digunakan dalam
2 kondisi
bagus/tidak rusak
APD yang tidak digunakan
disimpan di tempat khusus
3
penyimpanan
Pengetahuan
Petugas mengetahui penerapan
1 SOP dan instruksi kerja
Petugas mengetahui bagaimana
2 cara memperoleh MSDS
3 Petugas mengetahui bagaimana
menangani tumpahan Bahan
berbahaya dan beracun
4 Petugas mengetahui bagaimana
memberikan pertolongan pertama
apabila terjadi kecelakaan kerja
5 Petugas mengetahui arah evakuasi
jika kasus kebakaran dan bencana
Petugas mengetahui bagaimana
cara membuang Bahan berbahaya
xlii
6 dan beracun
Petugas bekerja berdasarkan SOP
7 dan Instruksi kerja
Peralatan Safety
1 Tersedia APD untuk petugas
2 Tersedia fasilitas eye shower
3 Tersedia Alat Pemadam Api Ringan
4 Tersedia Spill kit
5 Terdapat petunjuk / arah evakuasi
B MANAGEM Tempat Pembuangan Limbah Bahan
EN LIMBAH berbahaya dan beracun
B3 Tempat limbah Bahan
berbahaya dan beracun berupa
1 dirigent/plastik/bin
Terdapat simbol/label limbah
Bahan berbahaya dan
2 beracun pada
dirigent/plastik/bin
Metode Pembuangan Limbah Bahan
berbahaya dan beracun
Dibuang ke pipa pembuangan
1 menuju IPAL
2 Diserahkan kepada petugas
Instalasi Penyehatan Lingkungan

Kota bima,
Mengetahui supervisor
kesling B3dan limbah
Kepala ruangan/ poliklinik/ instalasi

Tabel 3. Tabel Pelatihan Bahan Dan Beracun Di Satuan Kerja

B3 YANG JENIS
No SATUAN M PELATIHAN
DIKELOLA SPILL KIT
KERJA S
D
xliii
S
Chemicals 1. Pengelolaan
1 LABORATO Alkohol 95 % √
spill kit B3 dan limbah
RIUM
Alkohol 70 % √ Chemicals B3
Formalin √ Chemicals 2. MSDS
Natrium √ Chemicals 3. Penanganan
Microshields 2 √ Chemicals tumpahan B3
Wash bensin √ Chemicals
dan penggunaan
Reagensia Chemicals
spill kit
Aseton √ Chemicals
Larutan Chemicals 4. Penggunaan APD
Dietil eter √ Chemicals 5. Emergency
HCL Pkt 35 % √ Chemicals Response
NaOH Crystal √ Chemicals System dan
KOH Crystal Chemicals Komunikasi dari
H2SO4 √ Chemicals Bahan
Phenol Crystal Chemicals berbahaya dan
Asam Asetat Chemicals beracun dan
Asam Formiat √ Chemicals
limbah Bahan
Asam Sitrat √ Chemicals
Methanol √ Chemicals berbahaya dan
Xylol √ Chemicals beracun
Detergen √ Chemicals 6. Sistem
Foamy Hand √ Chemicals
2 RADIOLOGI Alkohol 70 % √ Chemicals
Developer/Fixer √ Chemicals Idem
3 FARMASI Alkohol 95 % √ Chemicals 1. Pengelolaan
Alkohol 70 % √ Chemicals
Formalin √ Chemicals B3 dan limbah
B3
Chemicals
hipoklorida √ 2. MSDS
spill kit
Microshields 2 √ Chemicals 3. Penanganan
Povidone Iodine √ Chemicals tumpahan B3
Cidex ℗ OPA Chemicals dan penggunaan
Presept Chemicals spill kit
Phisohex √ Chemicals
4. Penggunaan APD
Wash bensin √ Chemicals
5. Emergency
Hidrogen Chemicals
√ Response
Peroksida spill kit System dan
Lysol/Karbol √ Chemicals

xliv
OBAT-OBAT Chemicals Komunikasi dari
spill kit
Borax Chemicals Bahan
OBAT2 Cytotoxic berbahaya dan
KANKER spill kit beracun dan
Reagensia Chemicals limbah Bahan
Aseton √ Chemicals berbahaya dan
Larutan Chemicals beracun
Dietil eter √ Chemicals 6. Sistem
HCL Pekat 35 √ Chemicals
monitoring dan
NaOH Crystal √ Chemicals
KOH Crystal Chemicals pelaporan
H2SO4 √ Chemicals
Phenol Crystal Chemicals
Asam Asetat √ Chemicals
Asam Formiat √ Chemicals
Asam Sitrat √ Chemicals
Methanol √ Chemicals
Xylol √ Chemicals
Gas Medis (O2, √
CO2, Acetylen, √
IRNA dan Alkohol 70 % √ Chemicals 1. Pengelolaan B3
IRJ
Natrium √ Chemicals 2. MSDS
Phisohex √ Chemicals 3. Penanganan
tumpahan B3
Wash bensin √ Chemicals dan penggunaan
spill kit
Hidrogen √ Chemicals 4. Penggunaan
Lvsol/Karbol Chemicals APD

OBAT-OBAT 5. Emergenvy
Response
Gas Medis (O2 System dan
√ Chemicals Komunikasi dari
Bahan
Acetvlen.N2O) √ Chemicals berbahaya dan
Beracun
Detergen √ Chemicals
Foamv Hand √ Chemicals
Ruebe √ Chemicals
1. Emerg
ency

xlv
Respon
System
IBS Alkohol 70% √ Chemicals 1. Pengolaan B3
Dan limbah B3
Formalin √ Chemicals 2. MSDS
3. Penanganan
Natrium √ Chemicals Tumpahan B3
Dan penggunaan
Microshields 2 spill kit
√ Chemicals
Povidone Iodine √ Chemicals 4. Penggunaan
APD
Cidex p OPA Chemicals 5. Emergency
respon system
Presept Chemicals
LvsoL/Karbol √ Chemicals
Gas Medis (O2 √
CO2 √
Detergen √ Chemicals
Foamv Hand √ Chemicals

CATH LAB Presept √ Chemicals


Lvsol/Karbol √ Chemicals
Alkohol 70% √ Chemicals
Microshields O2 Idem

Natrium √ Chemicals
Detergen √ Chemicals
Foamv Hand √ Chemicals
IFPJ Formalin √ Chemicals
Alkohol 70% √ Chemicals Idem
Detergen √ Chemicals
Foamv Hand √ Chemicals
IP2K Cidex Chemicals
Alkohol 70% √ Chemicals
Microshields O2 √ Chemicals
xlvi
Idem
Detergen √ Chemicals
Foamv Hand √ Chemicals
Gas Medis O2 √
PPKT OBAT KANKER Cutotoxix
Microshields O2 √ Chemicals
Detergen √ Chemicals Idem
Foamv Hand √ Chemicals
Gas Medis O2 √ 1. Pengolaan B3
Dan limbah B3
ISP Detergen √ Chemicals 2. MSDS
3. Penanganan
Magic Glass √ Chemicals Tumpahan B3
Dan
Forward penggunaan
√ Chemicals spill kit
Floor Kleen √ Chemicals
Marble Kleen √ Chemicals 4. Penggunaan
APD
Waxstrip √ Chemicals 5. Emergency
respon system
Hygenic √ Chemicals
Spill kit
Nuvet 200 EC √ Chemicals
Protectsafe √ Chemicals
Inseckil 50 EC √ Chemicals
√ Chemicals

IPSRS Solar/Diesel √ Chemicals 1. Pengolaan B3


Dan limbah B3
Freon √ Chemicals 2. MSDS
3. Penanganan
Chemical √ Chemicals Tumpahan B3
Dan
Air Accu penggunaan
√ Chemicals spill kit
Oli/Oil √ Chemicals

4. Penggunaan
APD
xlvii
5. Emergency
respon system
APD
ISSB Solor/Diesel √ Chemicals 1. Pengolaan B3
Dan limbah B3
Chemical √ Chemicals
2. MSDS
Oli/Oil √ Chemicals 3. Penanganan
Desinfektan Tumpahan B3
Chemicals Dan
Ultra bleach penggunaan
√ Chemicals spill kit
Enzimatik √ Chemicals
SOUR √ Chemicals 4. Penggunaan
APD
Detergen √ Chemicals 5. Emergency
respon system
Softener √ Chemicals

RUMAH Air Accu √ Chemicals


TANGGA
Oli/Oil √ Chemicals
SOUR √ Chemicals
Detergen Idem
√ Chemicals
Foamv Hard √ Chemicals
Gas Elpiji (LPG) √
GIZI Solar/Diesel √ Chemicals
Chemical √ Chemicals
Gas Elpiji (LPG) √ Idem
Detergen √ Chemicals
Foamv Hand √ Chemicals

GAMBAR 5 : SIMBOL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


SI BOL CONTOH
SIFAT DEFINI BAHAN
xlviii
KIMIA
SI
Mudah bahan yang pada suhu dan tekanan Nitrogliserin, Nitroge
meledak standar (25
o
(explosive) C, 760 mmHg) dapat meledak

Pengoksid bahan yang dapat melepaskan Oksigen, H2O2, HCl


asi banyak panas atau menimbulkan
(oxidizin api
g)

Mudah Bahan yang memiliki titik nyala 0oC – Alkohol, aseton,


menyala oksigen,
(flammable) 21oC asetilena

Beracun bahan yang memiliki sifat racun bagi Alkohol, aseton,


(toxic), formalin, amoinia
manusia, yang dapat menyebabkan
keracunan atau sakit yang cukup serius

Berbaha Bahan yang jika terjadi kontak atau


ya melalui inhalasi ataupun oral dapat
(harmful menyebabkan bahaya terhadap
), kesehatan sampai tingkat tertentu

Iritasi Bahan yang jika terjadi kontak secara


(irritant),
langsung dan/atau terus menerus
dengan kulit atau selaput
lendir dapat menyebabkan
iritasi atau peradangan

xlix
Korosif bahan yang memiliki karakteristik
(corrosiv sebagai berikut menyebabkan iritasi
e), (terbakar) pada kulit, menyebabkan
proses pengkaratan pada lempeng baja

Bahan yang dapat menimbulkan bahaya Betadine,


Berbahaya alkazid,
bagi terhadap lingkungan. Bahan kimia ini
alkazym,
lingkungan dapat merusak atau menyebabkan teralin
(dangerous kematian pada ikan atau organisme
for aquatic lainnya atau bahaya lain yang
environment)
dapat ditimbulkan, seperti merusak
lapisan ozon (misalnya CFC =
Chlorofluorocarbon),
persistent di lingkungan
paparan jangka pendek, jangka panjang Obat
Karsinogenik, sitostatika
teratogenik atau berulang dengan bahan ini dapat
dan menyebabkan efek karsinogenik yaitu
mutagenik penyebab sel kanker; teratogenik yaitu
(carcinogenic sifat bahan yang dapat mempengaruhi
, tetragenic,
mutagenic), pembentukan dan pertumbuhan embrio;
mutagenic yaitu sifat bahan yang
menyebabkan perubahan kromosom
yang berarti dapat merubah genética;
toksisitas sistemik terhadap organ
sasaran spesifik; toksisitas terhadap
sistem reproduksi; dan/atau gangguan
saluran pernafasan
bahan ini bertekanan tinggi dan dapat Oksigen,
Gas nitrogen, CO2,
bertekanan meledak
Compresse Air
(pressure gas) bila tabung dipanaskan/terkena panas
atau pecah dan isinya dapat
menyebabkan kebakaran

l
GAMBAR 6 : SIMBOL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN

CONTOH
SIFAT SI BOL DEFINI BAHAN
SI KIMIA
Mudah bahan yang pada suhu dan tekanan Nitrogliserin, Nitroge
meledak standar (25
o
(explosive) C, 760 mmHg) dapat meledak

Padatan Limbah padat yang memiliki titik


mudah nyala 0oC – 21oC
menyala
(flammable)

Cairan mudah Limbah cair yang memiliki titik Alkohol, aseton,


menyala nyala 0oC – 21oC oksigen, asetilena
(flammable)

Beracun Limbah yang memiliki sifat racun bagi Alkohol, aseton,


(toxic), formalin, amonia
manusia, yang dapat menyebabkan
keracunan atau sakit yang cukup serius

li
Infeksius, Limbah yang terkontaminasi organisme Darah, Muntahan, Uri
Patologi, patogen yang tidak secara rutin ada di
dan lingkungan dan organisme tersebut
Anatomi dalam jumlah dan virulensi yang cukup
untuk menularkan penyakit pada
manusia rentan
Reaktif Limbah yang jika terjadi kontak secara
langsung dan/atau terus menerus dengan
kulit atau selaput
lendir dapat menyebabkan
iritasi atau peradangan

Korosif Limbah yang memiliki karakteristik


(corrosiv sebagai berikut menyebabkan iritasi
e), (terbakar) pada kulit, menyebabkan
proses pengkaratan pada lempeng baja

Berbah Limbah yang dapat menimbulkan Betadine, alkazid,


aya bagi bahaya terhadap lingkungan. Bahan alkazym, teralin
lingkung kimia ini dapat merusak atau
an menyebabkan kematian
(dangero pada ikan atau organisme aquatic
us for lainnya atau bahaya lain yang dapat
environm ditimbulkan, seperti merusak lapisan
ent) ozon (misalnya CFC =
Chlorofluorocarbon), persistent di
lingkungan
Limbah dari bahan yang terkontaminasi Obat sitostatika
dari
persiapan dan pemberian obat sitotoksis
Sitotok untuk kemoterapi kanker yang
sik mempunyai kemampuan untuk
membunuh dan/atau menghambat
pertumbuhan sel hidup.

lii
Radioa Limbah yang bersifat radioaktif yang
ktif biasanya
dihasilkan dari proses rontgen.

liii
RUMAH SAKIT dr. AGUNG

PROGRAM
PROTEKSI KEBAKARAN (FIRE SAFETY)

liv
RUMAH SAKIT dr. AGUNG
IzinWalikotaBima No.503/OP.RS/002/DPMPTSP/IV/2020
Jl. Ir. Sutami No. 1 Rabadompu Kota Bima - NTB
Telp. (0374) 43166 / 43834 - Fax. (0374) 43834
Email :rs.dokteragung@yahoo.co.id

lv
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
..................................................................................................................
1

1. PENDAHULUAN
2
2. LATAR BELAKANG
3
3. TUJUAN
3
a. Tujuan Umum
3
b. Tujuan Khusus
3
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
4
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
5
6. SASARAN
22
7. JADWAL
22
8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
23
9. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI
25
PROGRAM PROTEKSI KEBAKARAN (FIRE SAFETY)
RUMAH SAKIT dr. AGUNG
1. PENDAHULUAN
Salah satu jenis bencana yang ada di rumah sakit adalah
kebakaran.Dimana akibat yang dapat ditimbulkan akan berdampak buruk
sangat luas dan menyeluruh bagi pelayanan, operasional, sarana dan
prasarana pendukung lainnya dimana didalamnya juga terdapat pasien,
keluarga, staf dan pengunjung. Untuk hal tersebutlah maka rumah sakit
harus melakukan upaya manajemen keselamatan kebakaran.
Bangunan gedung harus diproteksi terhadap kemungkinan terjadinya
bahaya kebakaran melalui penyediaan sarana dan prasarana proteksi
kebakaran serta kesiagaan akan kesiapan pengelola, penghuni dan
penyewa bangunan dalam mengantisipasi dan mengatasi kebakaran,
khususnya pada tahap awal kejadian kebakaran.Melalui penerapan
Pencegahan danPenanggulangan Kebakaran diharapkan seluruh aspek
yang ada mampu mengatasi kemungkinan terjadinya kebakaran melalui
kesiapan dan keandalan sistem proteksi yang ada, serta kemampuan

ii
petugas menangani pengendalian kebakaran, sebelum bantuan dari
instansi pemadam kebakaran tiba.
Rumah sakit harus waspada terhadap keselamatan kebakaran karena
kebakaran adalah risiko yang selalu dapat terjadi di rumah sakit. Dengan
demikian, setiap rumah sakit perlu merencanakan bagaimana agar
penghuni rumah sakit aman apabila teriadi kebakaran termasuk bahaya
dari asap. Rumah sakit perlu melakukan asesmen terus menerus untuk
memenuhi regulasi keamanan kebakaran sehingga secara efektif dapat
mengidentifikasi risiko dan meminimalkan risiko.
Asesmen risiko meliputi
a. tekanan dan risiko lainnya di kamar operasi;
b. sistem pemisahan (pengisolasian) dan kompartemenisasi pengendalian
api dan asap;
c. daerah berbahaya (dan ruang di atas langit-langit di seluruh area)
seperti kamar linen kotor, tempt pengumpulan sampah, dan ruang
penyimpanan oksigen;
d. sarana jalan keluar/exit;
e. dapur yang berproduksi dan peralatan masak;
f. laundry dan linen;
g. sistem tenaga listrik darurat dan peralatan;
h. gas medis dan komponen sistem vakum.
Berdasar atas hasil a9sesmen risiko rumah sakit agar menyusun program
untuk:
a. pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko seperti
penyimpanan dan penanganan bahan-bahan mudah terbakar secara
aman, termasuk gas-gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen;
b. penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun di atau
yang berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien;

iii
c. penyediaan jalan keluar yang aman dan tidak terhalangi apabila terjadi
kebakaran:
d. penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini seperti detektor asap,
alarm kebakaran, dan patroli kebakaran (fire patrols); dan
e. penyediaan mekanisme pemadaman api seperti selang air, bahan kimia
pemadam api (chemical suppressants), atau sistem sprinkler.
Penggabungan tindakan-tindakan tersebut sat terjadi kebakaran atau asap akan
membantu member waktu yang memadai bagi pasien, keluarga pasien, staf,
dan pengunjung untuk keluar dengan selamat dari fasilitas. Tindakan-tindakan
tersebut harus efektif tanpa memandang usia, ukuran, maupun bentuk
bangunan fasilitas.

2. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit dr. Agung menetapkan dan melaksanakan program untuk
pencegahan kebakaran, deteksi dini, meminimalisir adanya api dan
fasilitas jalur evakuasi (keluar) yang aman terhadap kebakaran dan
kejadian kegawat daruratan.
Rumah sakit secara teratur melakukan program simulasi
penanggulangan kebakaran, termasuk perangkat yang berkaitan dengan
alat deteksi dini dan perangkat penanggulangan kebakaran, dan
pelaksanaan tersebut terdokumentasi dengan baik.
Program keselamatan dari bahaya kebakaran termasuk larangan merokok
oleh staf, keluarga pasien dan pengunjung di ruangan khusus area non
keperawatan
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum:

iv
1) Rumah sakit memastikan bahwa semua pasien, keluarga
pasien,pengunjung, kontraktor dan pegawai seta fasilitas rumah
sakit yang aman dari bahaya kebakaran baik berupa api dan asap,
maupun bahaya lain sebagai akibat dari kebakaran.
b. Tujuan Khusus :
Tercapainya Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko
kebakaran, melalui pemantauan / inspeksi seperti menyimpan dan
menangani secara aman bahan-bahan mudah terbakar, termasuk gas
medis, seperti oksigen dan lain-lain juga terkait dengan Mekanisme
supresi seperti selang air, supresan kimia, atau sistem sprinkle berikut
pengujian dan perawatan secara berkala.
1) Terciptanya Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti
patroli kebakaran, deteksi asap, atau alarm kebakaran serta sistem
komunikasi yang efektif yang terencana, teruji dan terpelihara
secara berkala serta terdokumentasi.
2) Terencananya sejak mulai pembangunan terkait dengan sistem
proteksi gedung terhadap pemadaman kebakaran dan bahaya yang
terkait dengan setiap pembangunan di atau bersebelahan dengan
bangunan yang ditempati pasien.
3) Tercapainya kompetensi dari tim pemadam kebakaran dan pegawai
dalam mencegah, mendeteksi dini dan menanggulangi bahaya
kebakaran.
4) Tercapainya kepastian adanya pendokumentasian terhadap seluruh
aspek kegiatan manajemen dalam mencegah dan menanggulangi
kebakaran.
5) Tercapainya evaluasi dan tindak lanjutnya terhadap seluruh aspek
dalam manajemen penanggulangan kebakaran, pada saat
pemadaman api dan evakuasi.

v
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Program proteksi kebakaran (fire safety) rumah sakit mengidentifikasi:
a. frekuensi dilakukan inspeksi, pengujian, serta pemeliharaan sistem
pencegahan dan keselamatan kebakaran secara konsisten sesuai
dengan persyaratan;
b. program evakuasi yang aman jika terjadi kebakaran atau asap;
c. proses pengujian setiap bagian dari program dalam setiap kurun waktu
12 bulan;
d. edukasi yang diperlukan bagi staf untuk melindungi dan mengevakuasi
pasien secara efektif jika terjadi keadaan darurat. partisipasi anggota
staf dalam ujicoba/ simulasi penanganan kebakaran minimal sekali
tiap tahunnya
Berdasarkan pengindentifikasi, maka kegiatan pokok dan rincian kegiatan
yaitu:
1) Pengorganisasian pemadam kebakaran
2) Strategi pengurangan resiko
Penyimpanan bahan B3
Pengurangan risiko bahaya selama konstruksi
Inspeksi sistem Alarm
Petunjuk penyimpanan B3
Ketersediaan APAR
Pintu tahan Api
Denah Arah Evakuasi
Pemantauan larangan merokok
Fasilitas / tempat berisiko tinggi
2. Pencegahan dan penanggulangan Bencana
3. Identifikasi daerah rawan kebakaran
4. Pengecekan APAR

vi
5. Pemeliharaan saluran pipa bertekanan
6. Sistem Komunikasi
7. Safety Patrol
8. Pelatihan
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
a. Pengoorganisasian
Gambar 1 : Alur Organisasi

vii
Gambar 2 : Alur Pengoorganisasian kebakaran

viii
ORANG PERTAMA yang
melihat api/ kebakaran

Bunyikan alarm
Lapor kepala Petugas Kepala Ruang /
dan mengambil
terdekat pj. Dinas
APAR

Menghubungi satpam,
Upayakan pemadaman ka. Satker lokasi
sendini mungkin bila kebakaran, K3, Dur
perlu minta bantuan manager, Dur nurse
SATPAM

YES NO

Komandan siaga :
K3RS, melalaui
Api padam
Operator telepon

Tindakan
evakuasi oleh Tim Medis Dinas pemadam
Ka. Ru / Pj kebakaran kota
Dinas bima

Api padam

Tempat evakuasi

Selesai Selesai

Selesai

ix
Petugas Pengaman Kebakaran yang sudah terlatih dan berpengalaman
( dalam penggunaan APAR, Hidran dan evakuasi ) antara lain :
1. Ketua Komite K3
2. Duty Manager / Duty Nurse
3. Supervisor Penanggulangan Bahaya Kebakaran ( Semua
anggotaKomite K 3 )
4. Regu Keselamatan ( Terutama Tim Pemadam )
5. Satuan Pengamanan
6. Petugas IPSRS ( Storing)
7. Karyawan RSD dr. Soebandi jember ( yang sudah terlatih )
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Direktur : bertindak sebagai kepala pencegahan dan pengendalian
kebakaran siaga Il bencana, otoritas menentukantingkat Negara
waspada dan saga diselesaikan pada siaga II, otoritas menentukan jalur
dan evakuasi dan menentukan rumah sakit rujukan ketika korban tidak
bisa ditangani di Rumah Sakit dr. Agung.
b. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Komite - Sub Komite K3
(Supervisor Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana) : meniabat sebagai
kepala pencegahan dan pengendalian kebakaran bencana siaga I
operasional dibawah Direktur Rumah Sakit dan bertanggungjawab
kepada ketua K3, koordinasi tindakan pemadaman pada regu pemadam
di regu keselamatan, kebutuhan untuk mengkoordinasikan bantuan
kepada dinas pemadam kebakaran, mengkoordinasikan evaluasi dan
pengobatan korban tindakan sesuai prosedur, mengkoordinasikan
kebutuhan logistic (makanan dan obat-obatan), tim medis satuan
emergensi Rumah Sakit dr. Agung.
c. Semua karyawan : semua karyawan yang pertama kali melihat
kebakaran segera melaporkan kepada Kepala Unit dan pos keamanan,

x
semua karyawan harus berpartisipasi dalam upaya pemadaman
kebakaran sesuai dengan posisi masing-masing.
d. Terkait dengan satuan kepala satuan kerja : segera berikan laporan
tentang kebakaran pada : pos satpam, K3, nomor operator (dalam jam)
duty manager (setelah jam), menjabat sebagai kepala pencegahan dan
pengendalian kebakaran bencana saga III, mengendalikan semua pihak
untuk tidak panic, mengaktifkan K3 di unitnya, memadamkan
kebakaran dengan alat pemadam kebakaran sebelum api besar pada
satuan kerja yang ada, pihak berwenang memerintah semua personil
yang ada untuk melakukan langkah-langkah pemadaman,
penyelamatan, keamanan dan evakuasi.
e. Satuan pengamanan (security) : ketika menerima laporan kebakaran,
catat nama pelapor, hari, tanggal, waktu dan lokasi kebakaran, serta
sumber api/kebakaran, segera hubungi ketua Komite K3, kepala satuan
kerja terkait, duty manager (setelah jam kerja).Segera mengirim
petugas pemadam kebakaran dan peralatan di kantor keamanan sebagai
upaya pemadaman kebakaran pertama, bertindak sebagai bagian
keamanan yang bertugas mengamankan lokasi kebakaran dan barang-
barang inventaris, ketika api menyebar segera menghubungiDinas
Pemadam Kebakaran dan Polisi, pemantauan khusus danmengadakan
upaya komunikasi yang sedang berlangsung pemadaman apidan
kepolisian, koordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan
Polisisaat menyelidiki kebakaran harus dilakukan.
f. Duty manager: segera ke lokasi setelah menerima laporan
kebakaran,bertindak sebagai kepala pencegahan dan pengendalian
kebakaran siagaII dan siaga III setelah jam bencana, segera
melaporkan kepada dewanpada rincian peristiwakebakaran,
mengkoordinasikan tindakanpemadaman, evakuasi dan penanganan

xi
korban sesuai prosedur,koordinasi kebutuhan logistic (obat-obatan dan
makanan).
g. Regu Keselamatan :
1. Timmedis / satuanemergensi,siagaevakuasidi
lokasi,mengkoordinasikan semua kegiatan lokasi bencana (sudah
dilatihBasic Life Support/BLS).
2. Tim pemadam, mengingatkan melakukan atau membantu
pemadamkebakaran pemadam kebakaran (sudah dilatih penggunaan
APAR)
3. Tim evakuasi jiwa, siap untuk membantu melakukan evakuasi,
sepertipasien, pengunjung dan karyawan di seluruh rumah sakit.
4. Tim evakuasi barang, siap untuk membantu evakuasi barang
sepertidokumen-dokumen penting, benda/ barang yang dapat
membahayakanatau prioritas.
Catatan : untuk evakuasi kebutuhan pelatihan ada yang sudah
disertifikasi.
h. Duty nurse : segera setelah mendapatkan berita ke lokasi
terjadinyakebakaran, siapkan evakuasi setelah menerima perintah dari
komandansiaga, membantu evakuasi, menghitung jumlah pasien yang
dievakuasidari lokasi kebakaran.
i. Operator Telepon : memblokir lalu lintas telepon dari luar dan
lokasikebakaran / pos keamanan, kecuali yang berkenaan dengan
upayapemadaman kebakaran, membantu tim balakar dalam
komunikasidengan pihak terkait dalam upaya penanggulangan
kebakaran,mengumumkan melalui kode siaran paging disepakati atas
sesuai denganpetuniuk/prosedur vang berlaku.
j. Instalasi Pemeliharaan Sarana rumah sakit : petugas menyimpan
dibagidua, satu orang berada di lokasi kebakaran api untuk segera

xii
mengambillangkah-langkah keamanan yang sesuai prosedur (listrik
padam, dll) dangenerator ruang peringatan hydrant lainnya dalam
mengantisipasioperasional system hidran otomatis, kepala IPSRS
berkewajiban untuk melakukan evaluasi pasca kejadian kebakaran
untuk menentukan penyebab kebakaran api bersama dengan regu
keselamatan.
k. Komunikasi dalam hal kebakaran, dibawah kendali komunikasi
systeminstalasi terpusat dalam koordinasi dengan pemasaran dan
humas satuanpetugas keamanan (security) di lapangan dan kantor
keamanan.
1) Operator telepon wajib untuk membatasi percakapan masuk
dankeluar rumah sakit dan memantau jalannya usaha pemadaman
danmelakukan komunikasi berkelanjutan dengan pejabat di lokasi
kebakaran
2) Aktivasi
komunikasidalampengendaliandanpengelolaanpemadaman segera
setelah menerima berita tentang kebakaran darisatu unit atau
melakukan aktivasi manual alarm atau suara sinal alarm dari
detector asap/panas.
3) Aktivasi dilakukan dengan memberitahu pada seluruh tim
pemadam melalui alat komunikasi yang ada : alarm, telepon,
walkie berguna,telepon selular, system pagi siang dalam sesuai
dengan peraturan / prosedur yang berlaku).
1. Penanggung jawab bangunan
gedung/ruang : memastikan atau
petugasmelakukan pemeriksaan
listrik padam dan panel listrik
kondisi bangunansekitarnya

xiii
mengikuti. Menyisir rute
evakuasi daerah dan
pencahayaandarurat serta garis
pembukaan vertical.
Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit
dr. Agung .dimulai sejak diketahuinya adanya sumber kebakaran hingga
sampaitercapainya evakuasi secara optimal dan pernyataan tertulis dari
Suku DinasPemadam Kebakaran dan Bencana bahwa api telah padam
STRATEGI PENGURANGAN RESIKO :
a. Program Penyimpananaman dan Penanganan Bahan Muda
Terbakartermasuk gas medis berpotensi yang mudah terbakar.Berupa :
1) Pemberian label pada area penempatan tabung oksigen, tabung
NO2 dan Tabung CO2.
2) Mengedarkan MSDS kepada seluruh satuan kerja terutama yang
menggunakan atau terdapat bahan kimia berbahaya.
b. Program PenguranganRisikoBahaya selama Kontruksi di atau
yangberdekatan dengan bangunan yang ditempati oleh pasien.
1. Pengurangan risiko bahaya selama konstruksi di atau yang
berdekatan denganbangunan yang ditempati oleh pasien
adalahupaya untukmencegah terjadinya kerugian yang lebih besar
yang mungkin dapatdialami, baik pada proses konstruksimapun
bangunan yang adadidekatnya yang terkait dengan pasien.
c. Program Inspeksi system Alarm Kebakaran, sistem
deteksiapi/kebakaran dan penyediaan alat pemadam kebakaran.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memonitorsistem
AlarmKebakaran, sistem deteksi api /kebakaran dan penyediaan alat
pemadamkebakarandari kemungkinan kegagalan dan kesiapan sistem

xiv
tersebut .Program ini ditetapkan oleh Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit dr. Agung yang menetapkan :
1. Rumah Sakit dr. Agung wajib memasang sistem alarm
kebakaran,sistem deteksi dini (asapdan panas ) dan penyediaan alat
pemadamkebakaran di RSD dr. Agung.
2. UntukpenanggulanganKebakaran,maka perludibuatSistem
Pedoman
3. Penanggulangan bahaya kebakaran di Rumah Sakit dr. Agung
beserta Standar Prosedur operasional Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran.
4. Dalam Sistem Penanggulangan Kebakaran Rumah Sakit dr.
Agung, maka Perlu dibentuk
5. Regu Keselamatan di seluruh satuan kerja yang didalamnya
terdapattim pemadam.
6. Sistem Alarm Kebakaran, mendeteksi api / Kebakaran di RSD dr.
Agung terdiri dari :
1. Sistem Alarm Kebakaran Otomatis dengan meggunakan
tanda :
a. Menggunakan tanda lampu hazard
b. Menggunakan tanda bunyi bel alarm dan bunyi sirine
ii. Sistem manual : Dengan cara orang yang melihat adanya potensi
teriadinya kebakaran / awal tejadinyakebakaranlangsungmerespon
dengan 3 PASS yaitu
A. Teriak KODE MERAH…...KODE MERAH…KODE MERAH.....
B. Tekan Alarm ( Area terdekat / Jika ada )
C. Padamkan awal mula api dengan APAR

xv
Hal ini berlaku untuk gedung yang tidak terpasang sistem alarm
kebakaran otomatis atau jauh dari area sistem alarm yang
tidakterhubung dengan panel control alarm.
5. Sistem deteksi kebakaran dipasang sebagai upaya untuk mendeteksi
awal terjadinya kebakaran dan juga upaya evakuasi dini dalam hal
pegamanan kebakaran, yang diantara berupa detektor asap dan
detektor panas.
6. Alat Pemadam Kebakaran di Rumah Sakit dr. Agung terdiri dari :
a. APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) jenis dry powder dan
CO2 digunakan untuk semua gedung untuk tipe
kebakaran :
1) Jenis bahan A ( Bahan padat kecuali logam ),
2) Jenis bahan B ( Bahan cair atau gas yang mudah
terbakar )
3) Jenis bahan C ( Bersumber pada instalasi listrik
bertegangan )
b. Sistem Hidran digunakan untuk semua gedung dan
halaman.
c. Sistem Springkler digunakan untuk gedung bertingkat
bertingkatyang mempunyai lantai diatas tiga lantai.
7. Sebagai upaya menjaga kesiapan dalam Penanggulangan
Kebakaran, Rumah Sakit dr. Agung wajib melaksanakan simulasi
secara berkala minimal setahun sekali, pelatihan didalam dan diluar
Rumah Sakit sesuai kebutuhan dan perkembangan IPTEK serta
wajib melakukan sosialisasi pada seluruh karyawan Rumah Sakit
dr. Agung secara berkala dan berkesinambungan.
8. Dalam Pelaksanaan Penanggulangan Kebakaran, Rumah Sakit dr.
Agung melakukan koordinasi serta membangun jejaring dengan

xvi
seluruh Instalasi terkait yang berwenang dalam Penanggulangan
Kebakaran sesuai ketentuan yang berlaku dengan melakukan safety
patrol.
D. Petunjuk penyimpanan B3 padabahan mudah meledak,
mudahterbakar, antaralain :
1. Petunjuk lokasi berupa denah penyimpanan bahan berbahaya
2. Pedoman cara menyimpan berikut MSDS bahan berbahaya
3. Lokasi penyimpanan, Tempat penyimpanannya, lokasi sebaran
dari penyimpanan dan rambu-rambu peringatan. Pemberian atau
pemasangan simbol atau label yang terkait dengan pengamanan
kebakaran.

Tabel 1. Symbol/ gambar terkait dengan Kebakaran.

No Simbol / Gambar Label Keterangan


Tanda adanya Jika bel alarm berbunyi,
alarm kebakaran menandakan ada
kondisi yang terkait
dengan kejadian /
sistem pengamanan
kebakaran
Tanda untuk Jika melihat kondisi /
mengaktifkan alarm sesuatu yang terbakar /
kebakaran jika asap maka tekan
terjadi kebakaran tombol alarm tersebut.

xvii
Tanda bahaya Jauhkan benda-benda
adanya tabung gas yang dapat memicu
yang bertekanan di ledakan terhadap tabung
area tersebut gas.

Tanda bahaya Jauhkan benda-benda


Explosif atau mudah yang dapat memicu
meledak terjadinya ledakan.

Tanda bahaya mudah Jauhkan benda-benda


terbakar yang dapat memicu
terjadinya kebakaran

Tanda bahaya Jauhkan benda-benda


oksidator penyebab yang dapat memicu
kebakaran terjadinya oksidasi.

Tanda ( ada beberapa Patuhi larangan merokok


jenis ) dilarang diseluruh area
merokok di area lingkungan rumah sakit.
lingkungan rumah sakit

Tanda Alat Pemadam Petunjuk adanya alat


Api. Baik yang ada di pemadam yang siap
APAR / Box APAR pakai.
atau Hidran

E. Sistem apar dan spiker , anatara lain

xviii
1. tersedianya APAR sebanyak 118 buah dengan rinciannya adalah
ukuran 1,5 kg sebanyak 21 buah, ukuran 3 kg sebanyak 97 buah.
2. Tersedianya sistim sprinkler otomatis yang terpasang di gedung
tingkat 3, antara lain di gedung perkantoran.
F. Adanya Penahan Asap dan Pintu tahan api untuk menghambat
sementarapenyebaran api, seperti :
1. Ada pintu tahan api
2. Adanya pressuring fan pada tanga darurat untuk memberikan
tekanan angin yang positif dan mendorong asap keluar.
G. Terdapat Prosedur Evakuasi berikut Rambu-rambu dan tanda-
tanda khusus penyelamatan jiwa, seperti :
1. Jalur-ialur penuniuk arah evakuasi menuiu titik kumpul aman
2. Terdapat brosur safety briefing berupa denah evakuasi.
3. Terdapat tanga darurat dan lampu darurat.
4. Terdapat pintu-pintu darurat.
5. Terdapat Ramp untuk melakukan proses evakuasi, terutama untuk
pasien.
H. Pemantauan Larangan Merokok
Pemantauan larangan merokok merupakan suatu upaya pengawasan
atau pemantauan terkait dengan pengamanan kebakaran dan in untuk
memastikan kepatuhan terhadap pemberlakuan peraturan yang ada.
Dan ini tentunya perlu dukungan dari semua lapisan.
I. Fasilitas / Tempat/ Daerah Berisiko Tinggi di Rumah Sakit dr
Agung
yang ditetapkandengan Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit
dr.Agung Nomor:440/100.SK/436.71/2009 menetapkan: Fasilitas
/Tempat / Daerah Berisiko Tinggi di Rumah Sakit dr.Agung yang
terkait dengan sistem keselamatan, keamanan, bahan beracun

xix
berbahaya, bencana, kebakaran, fasilitas medis, sarana listrik dan air
serta infeksius.

STRATEGI AKTIF PENGAMANAN KEBAKARAN YANG DAPAT


DICEGAH
a. Inpeksi, pengujian dan pemeliharaan sistem proteksi pengamanan
kebakaran untuk mendeteksi kebakaran dan pengurangan sesuai peraturan
yang berlaku.
1. Program deteksi peringatan dini kebakaran.
a) Sistim Deteksi ( Asap dan Panas )
Deteksi dini terhadap potensi bahaya kebakaran adalah suatu
upaya yang dilakukan untuk mengetahui sumber potensi bahaya
kebakaran yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit
dr.Agung.Dilaksanakan secara terkoordinasi dengan seluruh satuan
kerja terkait, baik di dalam dan di luar Rumah Sakit dr.Agung (Dinas
Pemadam Kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
setempat.Kegiatan deteksi dini dan pencarian sumber kebakaran
dimulai sejak diketahuinya deteksi dini adanya potensi bahaya
kebakaran sampai adanya pernyataan aman secara tertulis oleh pihak
yang berwenang dalam hal ini Dinas pemadam kebakaran Kota
Bima
1. Pelaporan segera oleh orang pertama yang melihat tanda potensi
bahaya kebakaran (Asap, Panas, Percikan Api, Bunyi/ tanda Alarm)
kepada :
a) Ka. Satuan Kerja tempat kejadian (didalam jam kerja).
b) Duty Manager (diluar jam kerja).
c) Nomor-nomor Penting Yang Dapat Dihubungi :

xx
1. Intern Rumah Sakit dr.Agung (0331) 487441, 487564
 Duty Manager Ext.(0331) 487441, 487564
 DutyNurse Ext. (0331) 487441, 487564
 Dokter jaga Ruangan Ext.124  Pos Satpam Ext. 194
 Operator Telpon Ext. 100
b. Diluar Rumah Sakit
 PMK
 PLN (0331) 123
 Polisi (0331) Ext. 110,112, 525 2.
2. Pencarian secara simultan terhadap sumber tanda potensi kebakaran
terintegrasi oleh seluruh pihak terkait (Satpam, IPSRS, PJ Ruangan,
K3 ).
3. Pelaksanaan tindak lanjut hasil pencarian
a. Diketahui sumber tanda potensi kebakaran ( mengacu pada
Prosedur Tetap Pengendalian dan Penanggulangan
Kebakaran ).
b. Tidak diketahui sumber tanda potensi kebakaran.
1) Segera minta bantuan ”Pengecekan Sumber Potensi
Kebakaran” oleh penanggung jawab ruangan secara
simultan melalui telepon kepada IPSRS, K3, Duty
Manajer ( diluar jam kerja ) dan Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Bima.
2) Pemantauan respon Suku Dinas Pemadam Kebakaran
oleh K3 ( dalam jam kerja ) dan Duty Manajer ( di luar
jam kerja ) untuk memastikan kedatangan petugas Suku
Dinas Pemadam Kebakaran. Melalui No. Telpon
(0331) .................. didalam jam kerja oleh Ka. Satuan
Kerja / K3 dan diluar jam kerja oleh Duty Manager.

xxi
4. Pernyataan / Rekomendasi tertulis oleh Suku Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Bima tentang kondisi aman terkendali.
b. Program Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran
Adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengatasi kejadian
kebakaran yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit dr.Agung.
Dilaksankan secara terkoordinasi dengan seluruh satuan kerja terkait,
baik di dalam dan di luar Rumah Sakit dr.Agung. Sebagai acuan
penerapan langkahlangkah terhadap kemungkinan bahaya kebakaran
Menyelamatkan pasien dan karyawan serta harta benda
Penanggulangan bahaya kebakaran merupakan tanggung jawab
seluruh karyawan mulai dari tingkat manajemen sampai dengan
pelaksana di ruangan Pencegahan danpenanggulangan bencana dari
dalam dan dari luar rumah sakit dilakukan sesuai prosedur yang
berlaku.
Ketentuannya adalah :
1. Sistim Siaga
Siaga ialah tingkat kewaspadaan, pengendalian komando sesuai
dengan sifat dan tingkat kebakaran yang terjadi, dibagi dalam :
a. Siaga I :
Tingkat kebakaran sudah sulit diatasi, melibatkan
dinasKebakaran Kabupaten Jember dan Kepolisian / Koramil
Komando pada saga I diambil alih komando Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Bima yang dibantu oleh Unsur Kepolisian dan
tim Balakar Rumah Sakit dr.Agung.
Direktur RSD dr. Agung selaku komandan saga II membantu
komandan Dinas Pemadam Kebakaran dalam pengaturan
evakuasi dan penyelamatan pasien atau petugas yang
mengalami cidera

xxii
b. Siaga II:
Tingkat kebakaran sudah membesar dan melibatkan unit keria
lain Komando pada saga II dilaksanakan ole Direktur Rumah
Sakit dr.Agung atau pejabat setingkat dibawahnya yang
mempunyai kewenangan untuk mengerakkan semua sumber
daya yang ada di Rumah Sakit dr.Agung.

c. Siaga III :
Tingkat lokal / setempat di satu unit kerjaKomando pada
siaga III dilaksanakan oleh kepala unit kerja tempat kejadian
kebakaran selaku Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran unit tersebut dengan berkoordinasi dengan KKRS
(Sub Komite K3 - Supervisor Penanggulangan Kebakaran )
selaku penanggung jawab tim Balakar
Daerah Rawan Kebakaran
Daerah rawan kebakaran adalah daerah atau unit keria yang memenuhi
kriteria rawan terjadinya resiko kebakaran, baik karena penyalaan
sendiri maupun akibat kelalaian petugas, yaitu :
a. Unit kerja dengan peralatan listrik tegangan tinggi :Instalasi
Radiologi
b. Unit kerja dengan peralatan listrik sebagai alat bantu utama bagi
pasien:Instalasi Bedah Sentral, ICU, ICCU, HCU, Haemodialisa,
PICU - NICU.
c. Unit kerja di tempat mana disimpan / digunakan bahan-bahan yang
mudah terbakar : Gudang Farmasi, Gudang Rumah Tanga, Gizi,
Ruang Generator, Pool Kendaraan
d. Unit kerja dengan ketergantungan pasien yang tinggi: ICU, ICCU,
HCU, PICU-NICU.

xxiii
e. Unit kerja dengan pasien berprilaku menyimpang : Ruang
PerawatanJiwa, Ruang Perawatan Saraf.
GAMBAR denah

Prosedur
1. Pemadaman sedini mungkin dengan alat yang tersedia seperti :
Handuk basah, Karung basah, APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan lain-lain,
ole petugas yang sedang bertugas pada sat pertama kali melihat api
2. Permintaan bantuan satpam oleh petugas / penanggung jawab dinas melalui
telpon 0331 ....... pesawat ....... jika api tidak dapat dipadamkan
3. Komando dilaksanakan sesuai dengan tingkat siaga :
a. Pada saga III oleh kepala unit kerja tempat kejadian berkoordinasi dengan
Komite K3 pada Sub Komite Keselamatan Kerja (Supervisor bencana
kebakaran) atau penanggung jawab dinas (diluar jam kerja) berkoordinasi
dengan Duty Manajer
b. Pada saga II oleh Komite K3 - Sub Komite Keselamatan Keria (Supervisor
penanggulangan bahaya kebakaran) atau Duty Manager diluar jam keria
c. Pada siaga I diambil alih ole Komandan Dinas Pemadam Kebakaran,
Komandan saga II membantu Dinas Pemadam Kebakaran dalam pengaturan
evakuasi dan penyelamatan pasien atau petugas yang mengalami cidera
d. Petugas / penanggung jawab dinas menghubungi :
1. Ka. Instalasi, Satpam, Operator telepon, storing, Komite K3 (didalam jam
kerja)
2. Duty Manager, Duty Nurse (diluar jam kerja)

xxiv
e. Pemadaman api oleh petugas satpam dan regu balakar sesuai dengan prosedur
dan manual pengunaan APAR / Hydran
f. Permintaan bantuan kepada Dinas Pemadam Kebakaran kota bima atas
instruksi komandan siaga : Komite K3 (didalam jam keria) atau Duty
Manager (diluar jam kerja) melalui operator telpon / satpam
g. Pemadaman aliran listrik selama kebakaran ole petugas storing sesuai dengan
prosedur dan manual yang berlaku.
h. Pemindahan / Evakuasi pasien dan barang-barang lainnya ke tempat yang
lebih aman ole petugas yang sedang dinas saat terjadi kebakaran atas perintah
komando siaga.
i. Semua keterangan tentang kejadian kebakaran hanya dapat dikeluarkan oleh
Instalasi Pemasaran dan Humas dengan seijin pimpinan Rumah Sakit
j. semua kegiatan dilakukan pencacatan sesuai dengan unit kerja masing
masing untuk digunakan sebagai bahan evaluasi dan laporan

Nomor-nomor Penting Yang Dapat Dihubungi :


1. Intern Rumah Sakit dr.Agung (0331) 487441, 487564
2. Duty Manager Ext. (0331) 487441, 487564
3. Duty Nurse Ext. (0331) 487441, 487564
4. Dokter jaga Ext. 124
5. Pos Satpam Ext. 194
6. Operator Telpon Ext. 100 / 0
7. Diluar Rumah Sakit
8. Posko Crisis Center (0331) ........................... Fax : (0331) .......... SMS
: ....................... Ambulan 118
9. Pemadam Kebakaran ................
10. PLN 123 o SAR ......................

xxv
11. Polisi (0331) Ext. PMI (0331)
c. Pekerjaan Api Terbuka
Pekerjaan Api Terbuka ( Hot Work ) adalah pekerjaan/ aktivitas yang dapat
menghasilkan percikan api atau pancaran panas, seperti pengelasan, grinder,
pemotongan logam. Penanggung Jawab adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap pekerjaan panas dan mampu menggunakan peralatan pemadam.
Prosedur pekerjaan api terbuka adalah mengatur tata cara dalam melakukan
pekerjaan yang berhubungan dengan panas atau dengan menggunakan api sebagai
langkah preventif terhadap bahaya kebakaran dan gangguan kesehatan serta
keselamatan keria di area Rumah Sakit dr.Agung.
4. Pemeriksaan alat pemadam kebakaran
Pemeliharaan APAR
APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) adalah alat pemadam kebakaran yang
ringan serta mudah digunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada
awal terjadi kebakaran. Pemeliharaan APAR adalah suatu upaya dimana
kegiatan pemeliharaan APAR dapat dilaksanakan secara kontinyu dan berkala
ole seluruh satuan kerja agar siap digunakan pada pemadaman sedini mungkin
apabila terjadi kebakaran.
a. Pemeliharaan setiap enam bulan sekali, dilakukan oleh penanggung
jawab K3 di unit kerja / staf Sub Bagian Rumah Tangga
b. Pengecekan berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya
tekanandalam tabung, rusak atau tidaknya pengaman cartridge atau
tabung bertekanan dan mekanik penembus segel
c. Pengecekan bagian-bagian luar dari tabung tidak bole cacat
termasukHandel/tuas dan segel harus selalu baik
d. Pengecekan mulut pancar tidak bole tersumbat dan pipa
pancaryangterpasang tidak boleh retak tau menuniukan kerusakan
e. Pengecekan tanggal kadaluwarsa APAR

xxvi
f. Penguraian serbuk dalam tabung dengan cara membalikkan tabung
berulang-ulang (untuk jenis powder / serbuk) agar serbuk tidak
menggumpal
g. Penimbangan tabung, dan apabila berat tabung berkurang 10% dari
berattabung yang tertera, segera disi ulang (untuk jenis CO2 dan jenis
halon)
h. Pelaporan ke Sub Bag.Rumah Tangga apabila ada kerusakan / sudah
kadaluwarsa
i. Pendokumentasian hasil pemeliharaan APAR, sesuai dengan formulir
yang tersedi

Denah APAR

Denah Hidran

d. Monitoring dan Manajemen Risiko untukkeselamatan kebakaran selama


pembangunan yang berdekatan dengan gedung internal, berupa :
1. Pemeliharaan ialur exit

xxvii
2. Tanda / rambu untuk rute arah keluar yang disesuaikan.
3. Orientasi berupa sosialisasi untuk pekerja kontraktor ( Rumah sakit
merupakansuatu fasilitas untuk dilarang merokok dan praktek kerja yangaman
4. Penyimpanan bahan mudah meledak dan peralatan
5. Pemisahan area produksi untuk konstruksi.
e. Pemantauan Pembangunan tau Renovasi Gedung
Pemantauan ini dilakukan terkait dengan aspek K3 ada saat mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian pembangunan atau renovasi yang
dilakukan. Terutama yang berpotensi terhadap bahaya terjadinya kebakaran
dengan melakukan inspeksi area, safety induction atau safety briefing.
f. Pemantauan Bahaya Potensial
Pemantauan bahaya potensial yang dilakukan terkait dengan berbagai aspek
bahaya seperti fisik / fisika, biologi, kimia, ergonomi, psikologi, elektrikal dan
mekanikal. Untuk kemudian dinilai dan dianalisa untuk dampak yang akan
ditimbulkan serta membuat rekomendasi untuk mengatasinya.
g. Safety Patrol
Safety Patrol adalah suatu upaya pengawasan atau pemantauan terkait
dengan keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini merupakan salah satu cara
untuk memastikan apakah kesemuanya dijalankan dengan baik ?, namun in
juga perlu dukungan dan kesadaran semua pihak, terutama pelaksana yang
merupakan SDM yang berkompeten dalampelaksanaan K3 yang dijalankan.
Di RSD dr. Agung pelaksanaanSafety Patrol merupakan program melekat dari
Komite K3
h. Pemeliharaan sistim saluran pipa bertekanan
1. Sistem hidran dan springkler
Adanya program pemeliharaan sprinkler dan pemeliharaan hidran
yangdilakukan oleh IPSRS.
2. Sistim Alarm ( Bel alarm, telephone dan box alarm / panel alarm )

xxviii
Respon Terhadap Sistim Alarm
Sistem Alarm/ Tanda Bahaya Kebakaran adalah komponen yang dirangkai
untuk memberikan peringatan secara dini baik kepada pasien dan
keluarganserta petugas bila terjadi kebakaran di suatu tempat di RSD dr.
Agung. Respons terhadap Sistem Alarm adalah reaksi cepat Petugas sejak
mengenali adanya tanda bahaya melalui fungi sistem alarm hingga
terlaksananya aktifasi Penanggulangan Bahaya Kebakaran.Pengenalan Bunyi
Sistem Alarm oleh Petugas Pengecekan sumber detektor di lokasi asal
bunyi alarm, bila didapati alarm palsu (False Alarm) :
sampaikan kepada karyawan / pengunjung disekitar alarm g berbunyi,
untukmenghindari kepanikan
segera lapor pihak ketiga (kontrak servise) proteksi kebakaran melalui
KomiteK3 untuk melakukan investigasi penyebab alarm palsu dan tindak
lanjutnya(usulan perbaikan)
a) Pemadaman segera jika terlihat ada api / asap, lakukan pemadaman
dengan menggunakan APAR yang terdekat yang tersedia.
b) Pelaksanaan aktifasi Penanggulangan Bahaya Kebakaran sesuai
Prosedur Tetap Pengendalian dan Penanggulanan Kebakaran jika api
tidak padam
Pembuatan Laporan kepada Direksi melalui Komite K3.
3. Sistim kode dan artinya ( ada di dalam disaster plan).
4. Sistim pemberitahuan untuk memulai

No. Kode/ Penjelasan Respon Awal Respon


Masalah Lanjutan

01. Kode Merah Adanya Api, Asap atau R escue Penarikan


tercium seperti terbakar-

xxix
informasi Kebakaran / Alarm pin
Asap Contain Arahkan
Evacuation nosel
Satukan tuas
Sapukan

5. Pintu kebakaran yang menutup otomatis dengan persyaratan yang sesuai.


Seperti pintu untuk dilokasi koridor dan tanga darurat yang memenuhi syarat.
6. Kendali ventilasi otomatis ( menutup )
i. Cheklist Pemantauan Pengamanan Kebakaran ( oleh KomiteK3/Satuan
Keria dari IPSRS )
j. Proses pemberitahuan dan permintaan keluar.
Proses pemberitahuan untuk pihak luar seperti penjelasan kejadian dilakukan
hanya oleh Instalasi dan Humas atas sepengetahuan jajaran direksi yang
merupakan satu kesatuan dari Sistim Komunikasi tersebut
Sistem Komunikasi
1. Pada sat terjadi kebakaran, sistem komunikasi terpusat dibawah kendali
Instalasi Humas berkoordinasi dengan petugasSatuanKeamanan (Satpam)
di lapangan dan pos satpam
2. Petugas operator telepon berkewajiban membatasi percakapan yang masuk
dan keluar Rumah Sakit dr Agung dan memonitor jalannya upaya
pemadaman dan mengadakan komunikasi terus menerus dengan petugas
di lokasi kebakaran
3. Aktivasi komunikasi dalam pengendalian dan penanggulangan kebakaran
dilakukan segera setelah menerima berita adanya kebakaran dari satu unit
tau dilakukan dengan aktivasi manual alarm (manual glass break / manual
call poin) atau begitu mendengar bunyi alarm dari detektor panas / asap

xxx
4. Aktivasi dilakukan dengan cara memberitahukan kepada seluruh anggota
tim balakar melalui alat komunikasi yang ada : Alarm, Telepon, Handy
talky, Telepon selluler, Paging sistem (sesuai dengan kode yang disepakati
/ Prosedur yang berlaku)
Program Simulasi Kebakaran. ( terkait dengan disaster plan )
1. Program simulasi dan evakuasi kebakaran dilakukan minimal setahun
sekali.
2. Evaluasi program simulasi kebakaran ( keberhasilan dan kesempatan)
3. Jika memungkinkan mengikutsertakan petugas pemadam kebakaran di
wilayah Rumah Sakit.
4. Melakukan pengujian pengetahuan staf tentang penggunaan alat pemadam
kebakaran, cara mengungsi, respon terhadap kebakaran dan cara
memberitahukan.
PROGRAM STRATEGI PENGAMANAN KEBAKARAN SECARA AKTIF
a. Safety Patrol dilaksanakan satu minggu.
pelaksanaan safety patrol di Rumah Sakit dr. Agung dibagi menjadi 3 zona
pemantauan;
1. Sisi utara yang memantau lokasi yang berbatasan dengan JI. Dr. Agung,
gedung lantai III, Ruang pertemuan, IRJ,IGD serta lingkungan sekitarnya.
2. Sisi tengah memantau lokasi Rawat inap serta lingkungan sekitarnya.
3. Sisi selatan memantau lokasi dari Masjid IPS, IPL Gizi kamar mayat serta
lingkungan sekitarnya.
Konsentrasi pemantauan pada pelaksanaan safety patrol yang terkait dengan
keselamatan kebakaran adalah:
4. Sarana proteksi kebakaran dan jalur evakuasi serta penyelamatan jiwa; yang
terdiri sarana proteksi kebakaran baik aktif maupunpasif
5. Bangunan gedung ; kondisi mekanikal dan elektrikal, ada tidaknya kebocoran,
potensi runtuhan atap, dan kondisi tidak semestinya lainnya

xxxi
6. Alat kerja ; pemantauan terhadap peralatan yang digunakan baik terkait
peralatan medis maupun peralatan teknik lainnya.
7. Prosedur kerja; melihat aktifitas pekerja apakah sesuai dengan prosedur kerja
yang aman baik untuk dirinya maupun untuk pasien/ orang lain yang berada
disekitarnya.
8. APD; kepatuhan pengunaan alat pelindungi diri sesuai ketentuan dan prosedur
aman.

PELATIHAN
a. Karyawan;
1. Pelatihan K3 RS, yang dilakukan terhadap karyawan adalah PelatihanK3
Rumah Sakit yang diselenggarakan satu tahun sekali dengan sasaran
seluruh perwakilan Satuan Kerja sebagai penangung jawab pelaksanaanK3
di area kerjanya.
2. Materi Pelatihan K3 RS
1`. Kebijakan K3RS
2. Cara memadamkan Api
3. K3 pada Sarana & Prasarana RS
4. penanganan jika terjadi kebakaran
5. Respon Emergensi
a) Pelatihan Balakar RS, dilakukan terhadap karyawan adalah pelatihan
dan workshop Balakar yang diselengggarakan 2 kali dalam satu tahun
dengan sasaran pada tim pemadam di regu keselamatan dan juga

xxxii
karyawan di seluruh satuan kerja ditambah dengan perwakilan dari
karyawan outsourcing / kontraktor.
b) Materi Pelatihan Balakar
1. Teori Api
2. Teori APAR dan Hidran
3. Sistem Komunikasi
4. Work Shop Pemadaman Kebakaran ( Pemakaian Karung goni,
APAR, APAB dan Hidran \
c) Pelatihan MSDS dan Workshop APAR
1. Teori B3
2. Tori API
3. Teori APAR
4. Work Shop B3 dan Penggunaan APAR - TATS
b. Vendor, Contractor dan pihak ketiga yang lainnya
1. Safety Talk:
Safety Talk disampaikan kepada pekerja proyek kontraktor yang sedang
berlangsung, dilaksanakan setiap awal pekerjaan, biasanya pekerja proyek
kontraktor berganti setiap 1/ 2 minggu sekali.
Materi safety tolk;
a) kebijakan dan prosedur terkait keselamatan
b) kepatuhan dan keharusan pekeria/ kontraktor mematuhi peraturan terkait
K3
c) kepatuhan pengunaan APD saat bekerja.
d) Kepatuhan terhadap pengamanan kebakaran ( ketersediaan fasilitas dan
SDM )
2. Rapat koordinasi;
Mengikuti rapat koordinasi bersama satuan kerja terkait bersama pihak
kontraktor guna memberikan masukan dan saran terkait permasalahan

xxxiii
pengamanan kebakaran ( contoh: pekeriaan api terbuka : cutting dan
welding ) pada proyek pembangunan atau renovasi yang sedang berjalan.
c. Pasien
1. Memberikan informasi kepada pasien tentang pengamanan kebakaran seperti
fasilitas yang tersedia dan peruntukannya ( jalur exit, jalur evakuasi, titik
kumpul aman, leak APAR )
2. Safety Breafing yang berisi jalur evakuasi dan titik kumpul pada kondisi
darurat.
3. Flyer Larangan Merokok yang berisi larangan merokok dilingkungan rumah
sakit.
4. Denah jalur evakuasi; yang berada disetiap kamar pasien terletak disamping
pintu keluar.
6. SASARAN
Sasaran dalam program pengamanan kebakaran adalah mencegah dan
mengurangi serta menanggulangi risiko dan akibat dari kebakaran pada seluruh
masyarakat yang berada di Rumah Sakit yaitu ; pasien, pengunjung, karyawan,
vendor dan sarana, prasarana serta fasiltas pendukung lainnya yang selalu
dipelihara dan diperbaharui secara berkala sesuai dengan kondisi terkini.
Antara lain adalah :
a) Tercapainya perencanaan Alat Pemadam Api Ringan sebagai pelengkap
keselamatan dari operasional gedung.
b) Tercapainya uji kelayakan sistim peringatan dini dan sistim deteksi
kebakaran.
c) Tercapainya pemeliharaan dan uji fungi Hidran oleh pihak ketiga.
d) Terlaksananya uji lampu emergency dan berfungsi baik yang berada diRamp.
e) Terpenuhinya petunjuk keberadaan lantai di tangga darurat pada gedung
IRNA dan Instalasi Rawat Jalan.
f) Tercapainya simulasi kebakaran sebanyak satu kali dalam setahun.

xxxiv
g) Tercapainya Pelatihan penggunaan APAR sebanyak satu kali dalam setahun.
h) Terpenuhinya petunjuk area titik kumpul aman sebanyak 8 area.
i) Terpeliharanya sistim proteksi kebakaran dan berfungsi baik.
7. JADWAL
JADWAL KEGIATAN PROGRAM KESELAMATAN KEBARAN
RUMAH SAKIT. DR AGUNG TAHUN 2023

NO Kegiatan BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengoorganisasian 
tim pemadam
kebakaran
Strategi 
pengurangan resiko
Penyimpanan B3 

Pengurangan resiko
selama kontruksi
Inspeksi sistem alrm
Petunjuk
Penyimpanan B3
Ketersediaan APAR
Pintu Tahan Api
Denah Arah
Evakuasi
Pemantauan
larangan merokok

xxxv
Fasilitas/tempat
beresiko tinggi
3 Pencegahan dan
penanggulangan
Bencana
4 Identifikasi daerah
rawan kebakaran
5 Pencegahan APAR
6 Pemeliharaan
saluran pipa
bertekanan
7 System komunikasi
8 Safety patroli
9 Pelatihan

8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Pengujian program dapat dicapai dengan beberapa metode. Sebagai contoh,
rumah sakit dapat menugaskan komandan regu pemadam kebakaran' untuk setiap
unit yang kemudian menanyakan secara acak kepada staf apa yang akan mereka
lakukan bila terjadi kebakaran di unit mereka. Kepada staf dapat diberikan
pertanyaan-pertanyaan spesifik seperti
a) Di mana letak katup penutup aliran oksigen?
b) Jika harus menutup katup oksigen, bagaimana Anda merawat pasien
yang membutuhkan oksigen?
c) Di mana letak alat pemadam api di unit Anda?
d) Bagaimana melaporkan kebakaran?
e) Bagaimana melindungi pasien jika terjadi kebakaran? Bila perlu
mengevakuasi pasien, proses apa yang harus diikuti?

xxxvi
Staf harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan tepat.Jika tidak,
hal in harus didokumentasikan dan rencana untuk pendidikan ulang perlu disusun.
"Komandan Regu penanggulangan pemadam kebakaran" harus memiliki catatan
orang-orang yang berpartisipasi. Salah satu bagian dari pengujian program juga dapat
berupa ujian tertulis untuk staf mengenai penanganan kebakaran yang dilakukan ole
rumah sakit. Semua inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan didokumentasikan.
Penggunaan FSRA (fire Safety Risk Assesment)

FIRE SAFETY ASSESMENT (FSRA)


No. Dokumen No. Revisi Halama
n1

Tanggal Ditetapkan
Terbit Oleh Direktur

18 Januari
STANDAR 2022
PROSEDUR dr. HENDRO SOELISTIJONO,
OPERASION MM, M.Kes
AL Pembina
NIP. 19660418 200212 1 001
PENGERTIA Fire bsafety assesment adalah tools untuk
N mengidentifikasi
bahaya dan menilai resiko kebakaran.
TUJUAN Untuk mengidentifikasi bahaya kebakaran yang mungkin
terjadi dan menilai besar resikonya sehingga dapat dilakukan
pengendalian resiko dan mencegah terjadinya kebakaran di
area rumah sakit
KEBIJAKA Kebijakan K3
N

xxxvii
PROSEDUR Tata Laksana ;
1. Koordinasikan dengan setiap unit untuk bersama
meninjau area nya
2. Siapkan formulir FSRA
3. Identifikasikan benda-benda yang berpotensi
terjadinya kebakaran
4. Identifikasi setiap orang yang beresiko menjadi
korban jika terjadi kebakaran
5. Identifikasi langkah-langkah dalam
pencegahan, pengendalian dan
perlindungan dari bahaya kebakaran
6. Lakukan dokumentasi, perencanaan dan pelatihan

Komite Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja membuat evaluasi


pelaksanaan kegiatan kewaspadaan Bencana setiap bulan dilaporkan kepada
Direktur.
9. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI
Pencatatan dan pelaporan terhadap semua kegiatan dari program kewaspadaan
bencana dilakukan oleh komite K3RS kepada Direktur Rumah sakit
dr.Agung.
Kota bima,
Mengetahui ketua komite K3
Direktur rumah sakit dr Agung

Drg. HJ. Siti Hadjar Joenoes dr Khairul Abrar

xxxviii
RUMAH SAKIT dr. AGUNG

PROGRAM
PENANGGULAN BENCANA MANAGEMEN EMERGENSI

RUMAH SAKIT dr. AGUNG


IzinWalikotaBima No.503/OP.RS/002/DPMPTSP/IV/2020
Jl. Ir. Sut9ami No. 1 Rabadompu Kota Bima - NTB
Telp. (0374) 43166 / 43834 - Fax. (0374) 43834
Email :rs.dokteragung@yahoo.co.i

xxxix
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN....................................................................................1
II. LATAR BELAKANG
........................................................................... 1
III. TUJUAN......................................................................................... 2
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.............................2
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN..............................................3
VI. SASARAN..........................................................................................15
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.......................................16
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN......................16
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI........................16

MANAGEMEN EMERGENSI
I. PENDAHULUAN:
Dua hal mendasar yang harus dipahami terlebih dahulu, yaitu hazard dan disaster. Hazard
adalah sumber bahaya, suatu peristiwa yang heat, atau kemungkinan dapat menimbulkan
kerugian atau korban manusia (contoh: Gempa Bumi, Banjir atau Konflik). Disaster
adalah segala kejadian yang menyebabkan kerugian, gangguan ekonomi, kerugian jiwa
manusia dan gangguan kesehatan dan pelayanan kesehatan dengan skala yang cukup besar
sehingga memerlukan penanganan lebih besar dari biasanya.
2. LATAR BELAKANG
Bencana adalah kondisi yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan korban masal.
Korban bencana dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu: korban meninggal, korban
cidera, dan pengungsi. Meskipun terjadi secara tiba-tiba, bencana tidak terjadi secara acak,
berbagai hal dapat menunjukkan potensi-potensi untuk teriadinva suatu bencana. Bencana
itu sendiri dapat teriadi bukan hanya arena alam / Natural Disaster ( contoh: Gempa Bumi,
Tsunami, Letusan Gunung Api, Tanah longsor, Angin Tornado, Badai Petir, Banjir,
Kemarau, dil) ,namun dapat juga disebabkan oleh faktor manusia / Man made Disaster |
contoh: Runtuhnya Gedung, Kebakaran, Kerusuhan/ Huhu Hara, Ledakan, dil).
Bilamana terjadi bencana (disaster), maka Rumah Sakit perlu memikirkan
kemungkinan teriadinya dampak kerugian antara lain:
A. Korban manusia ( karyawan, keluarga, penduduk sekitar atau pihak lain) dari
yang teringan seperti luka sampai yang terberat atau korba jiwa.
B. Kerusakan asset, mskipun kerugian in bersifat financial, namun dapat
mengakibatkan kerugian secara ganda karena kehilangan produksi.
C. Kerusakan atau pencemaran lingkungan, merupakan kerugian yang kadang
sulit untuk dinilai dalam besaran uang, karena dapat merusak citra dan dapat
bersifatpermanen.
D. Tuntutan ganti rug, akan menjadi konsekuensi pihak Rumah Sakit yang
berasal dari pihak-pihak lain seperti karyawan, keluarga, penduduk sekitarnya
dan pemerintah.
Kegawat daruratan rumah sakit memiliki ruang lingkup yang luas, selain itu
memiliki pula kekhususan, antara lain yaitu selain harus melakukan evakuasi
personil, juga harus melakukan evakuasi pasien yang banyak diantaranya
memerlukan bantuan.
Terdapatnya SDM yang besar dan berbagai fasilitas yang ada, baik sarana
maupunprasarana, dapat menjadi potensi bahaya yang menimbulkan bencana di
rumah sakit.Dalam Hospital Disaster Plan, selain disiapkan penanggulangan bencana
dari dalam(Internal Disaster), harus pula disiapkan penanggulangan bencana dari
luar (ExternalDisaster).
3. TUJUAN :
Tujuan Umum
Untuk mengurangi resiko potensi bahaya di lingkungan rumah sakit
Tujuan Khusus
1. Untuk memastikan terdapatnya perencanaan menghadapi dan mengelolakeadaan
darurat, epidemi, dan bencana yang mungkin timbul serta berdampakpada pelavanan
rumah sakit
2. Untuk menentukan jenis, kemungkinan konsekuensi dari bahaya, ancaman
dankerugian yang mungkin terjadi
3. Untuk menentukan peran organisasi/ tim selama terjadinya bencana
4. Untuk membangun strategi komunikasi dan terpenuhinya sarana system komunikasi
yang menjamin kelangsungannya selama kondisi bencana.
5. Untuk menetapkan proses dalam mengelola sumber daya selama bencana,termasuk
sumber-sumber alternative
6. Memastikan adanya aktifitas pelayanan kesehatan selama bencana denganmembentuk
klinik atau RS lapangan.
7. Memastikan identitas karyawan/ pekerja dan tanggung jawabnya dalam tiapbencana.
4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Menentukan jenis Bencana yang mungkin timbul / Potensi Emergensi yang
mungkin timbul di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember, yaitu:
Kebakaran
Potensi Sumber Kebakaran di Rumah Sakit
a. Listrik; instalasi listrik yang tidak terawat/ sudah tua, Instalasi dan panel listrik yang
tidak memenuhi ketentuan. Pentanahan yang tidak baik.
b. Api rokok, pembakaran sampah, bengkel.
c. Ledakan, material yang aus, tekanan yang tidak terkontrol.
d. Bahan kimia, penyimpanan yang tidak sesuai ketentuan.
Wabah / Epidemik:
SARS, Flu Burung maupun Flu Babi (Swine Flu), DBD.
Ledakan
Potensi sumber ledakan di Rumah Sakit
a. Ledakan (karena reaksi kimia, tekanan tinggi, panas berlebih), dapatmenyebabkan
kasus trauma tumpul/ tajam dan luka bakar.
b. Kebocoran bahan kimial menyebabkan keracunan, polusi, iritasi dil).Kebocoran zat
radioaktif (ledakan / keracunan).
Gempa Bumi
Potensi untuk terjadinya gempa bum ada di semua wilayah Indonesia.
Keracunan Masal
a. Keracunan makanan.
b. Keracunan Gas .
Huru hara, Perkelahian antar pekerja atau dengan orang lain dari dalam dan luar tempat
kerja.
Ancaman Bom.
1. Pengorganisasian bencana
2. Strategi Respon bencana
3. Pelatihan Kewaspadaan Bencana
5. Cara Melaksanakan Kegiatan
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB :
a. Direktur Utama:
1. Menetapkan Kebijakan Rumah Sakit, Peraturan Rumah Sakit danPelaksanaan
terkait Pencegahan, Mitigasi dan Penanggulangan Bencana dari seluruh satuan
kerja/ lokasi kerja di Rumah Sakit dr. Agung.
2. Menetapkan waktu pelaksanaan dan pelaksanaan program dan memberikan
tanggapan berupa rekomendasi terkait pencegahan, mitigasi dan penanggulangan
bencana.
3. Bertugas sebagai Komandan Saga yaitu pimpinan penanggulangan dan
pengendalian bencana pada siaga II, Berwenang menentukan tingkat saga dan
menyatakan siaga selesai pada siaga II.
4. Berwenang menentukan jalur evakuasi dan Titik Kumpul Aman evakuasi
(assembly point) serta menentukan Rumah Sakit rujukan bila korban tidak dapat
ditangani di Rumah Sakit dr. Agung.
5. Bila berhalangan, tugas dan tanggung jawab dilaksanakan oleh para Direksi sesuai
arahan Direktur Utama.
b. Ketua Komite K3:
1. Bertugas sebagai Komandan Saga yaitu pimpinan penanggulangan dan
pengendalian bencana pada saga II dan menyatakan siaga selesai dimana secara
operasional di bawah Direktur Rumah Sakit dr. Agung.
2. Mengkoordinasikan perlunya bantuan kepada Dinas Pemadam Kebakaran.
3. Mengkoordinasikan tindakan evakuasi dan penanganan korban sesuai dengan
prosedur.
4. Mengkoordinasikan kebutuhan logistic (obat-obatan dan makanan).
5. MengaktifkanTim Respon Emergensi Rumah Sakit dr. Agung
6. Membuat Rencana Kerja Pencegahan dan mitigasi penanggulangn bencanaRumah
Sakit.
7. Memastikan semua pasien, pegawai, pengunjung, dan pihak ketiga memahami
kebijakan terkait pengamanan bencana di seluruh area Rumah Sakit dr. Agung.
8. Memastikan dilakukannya identifikasi terhadap segala aspek pengamanan potensi
bencana dan mekanisme pengendaliannya.
9. Mampu memberikan contoh tindakan dan dapat melakukan briefing terkait
pengamanan bencana.
10. Memastikan pencegahan dan penanggulang bencana dapat dimplementasikan.
11. Bila berhalangan, tugas dan tanggung jawab dilaksanakan oleh Ka. Sub. Kom.
Keselamatan Kerja/ Anggota Komite lainnya yang ditunjuk.

c. Sub Komite Keselamatan Kerja - Anggota Komite Bencana & Kebakaran.


1. Bertugas sebagai Komandan Saga yaitu pimpinan penanggulangan dan
pengendalian bencana pada siaga II serta menyatakan saga selesai di mana secara
operasional di bawah Direktur Utama dan Ketua Komite K3.
2. Mengkoordinasikan tindakan pemadaman ole regu pemadam.
3. Mengkoordinasikan perlunya bantuan kepadaDinasPemadamanKebakaran.
4. Mengkoordinasikan tindakan evakuasi dan penanganan korban sesuai prosedur.
5. Mengkoordinasikan kebutuhan logistik (obat-obatan dan makanan).
6. Mengaktifkan Tim Respon Emergensi Rumah Sakit dr. Agung.
7. Memberikan sosialisasi dan pengawasan perihal pengamanan bencana.
8. Pendelegasian tugas kepada satuan kerja dalam hal pengamanan bencana
9. Membuat evaluasi kinerja Bagian dan Satuan Kerja terkait pengamanan bencana.
10. Mengidentifikasi potensi bencana di Rumah Sakit.
11. Mampu memberikan training maupun briefing terkait pengamanan bencana di
seluruh Rumah Sakit.
12. Mematuhi peraturan dan ketetapan Rumah Sakit terkait pengamanan bencana.
13. Bila berhalangan tugas dan tanggung jawab dilaksankan oleh Anggota komite
bidang bencana dan kebakaran/ anggota komite lain yang ditunjuk.
d. Satuan Kerja yang bersangkutan.
1. Segera memberikan laporan tentang kejadian bencana kepada Ka.Satker,
Satpam,dan Storing, diluar jam kerja menghubungi Duty Manager.
2. Ka. Satker/ yang didelegasikan bertugas sebagai pimpinan penanggulangan dan
pengendalian bencana pada saga III.
3. Apabila api tidak dapat dipadamkan dengan APAR/ kondisi saga meningkat
menjadi saga II, segera mengaktifkan KODE MERAH Rumah Sakit dengan cara
mengunakan telpon (Tekan 1000 umumkan "KODE MERAH... 3X, SEBUTKAN
LOKASI... (ulangi 2x) suara pengumuman akan terhubung dengan pagging system
dan carcall.
4. Mengendalikan semua pihak untuk tidak panik.
5. Mengaktifasi Regu Keselamatan masing-masing Satuan Kerja di unit kerianya.
6. Menkoordinir pemadaman api yang belum membesar dengan alat pemadam yang
ada di unit kerjanya.
7. Berwenang memerintahkan semua personil yang ada untuk melakukan tindakan
pemadaman, penyelamatan, pengamanan dan evakuasi.
e. Satuan Pengamanan (Satpam):
1. Bila menerima laporan bencana/ kebakaran, catat nama pelapor, hari, tanggal, jam
dan lokasi kebakaran,serta sumber bencana/kebakaran.
2. Segera hubungi Direksi, Ketua Komite K3, Ketua Regu Keselamatan, atauDuty
Manager ( di luar jam kerja ).
3. Segera mengirimkan Regu Pemadam Kebakaran dan peralatan yang ada diPos
Satpam sebagai upaya pertama penanganan bencana sambil antisipasi teriadinya
kebakaran.
4. Bertindak sebagai seksi pengamanan yang bertugas mengamankan lokasi bencana
dan barang-barang inventaris.
5. Bila kebakaran meluas, segera hubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan Polsek.
6. Memonitor jalannya upaya pemadaman dan mengadakan komunikasi terus
menerus dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Polsek.
7. Melakukan koordinasi dengan Polsek dan Dinas Pemadam Kebakaran bila harus
dilakukan penyidikan penyebab kebakaran.
f. Duty Manager :
1. Segera menuju lokasi setelah mendapat laporan bencana/ kebakaran.
Bertindak sebagai Pimpinan penanggulangan dan pengendalian bencana/
kebakaran pada siaga II dan III di luar jam kerja.
2. Segera melaporkan kepada Direksi tentang detail kejadian bencana/kebakaran.
3. Mengkoordinasikan tindakan pemadaman, pengamanan, evakuasi dan penanganan
korban sesuai prosedur.
4. Mengkoordinasikan kebutuhan logistik (Obat-obatan dan makanan).
g. Tim Medis (IGD + Tim emergensi dr. Agung)
1. Saga di lokasi Evakuasi, memberikan pertolongan medis sesuai prioritas,
membantu koordinasi semua kegiatan di lokasi bencana.
ii.
h. Duty Nurse:
1. Segera ke lokasi setelah mendapat berita ada bencana/ kebakaran.
2. Mempersiapkan Evakuasi setelah mendapat perintah evakuasi dari komandan
bencana/ kebakaran.
3. Membantu proses evakuasi, menghitung jumlah pasien lokasi kebakaran dan yang
sampai tempat di evakuasi
i. Operator Telepon:
1. Memblokir lalu lintas telepon dari luar dan ke lokasi bencana/ kebakaran, Pos
Satpam, kecuali yang berhubungan dengan upaya penanggulangan bencana/
pemadaman kebakaran.
2. Membantu regu keselamatan (regu pemadam) dalam komunikasi dengan pihak
terkait dalam upaya penanggulangan bencana/ pemadaman kebakaran.
3. Mengumumkan melalui paging system kode yang disepakati sesuai dengan
manual/ prosedur yang berlaku.
j. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
1. Petugas Storing dibagi dua, satu orang berada di lokasi kebakaran untuk segera
melakukan langkah-langkah pengamanan sesuai prosedur (pemutusan aliran listrik
dsb.) dan yang lain bersiaga diruang genset hydran untuk mengantisipasi tidak
bekerjanya system otomatis hydrant.
2. Kepala IPSRS berkewajiban membuat evaluasi pasca bencana/ kebakaran untuk
mengetahui sebab-sebab bencana/ kebakaran bersama dengan regu pemadam.
Bersama satuan kerja yang terkait melakukan inventarisasi kerusakan dan kerugian
yang dialami dan estimasi biaya dan waktu untuk perbaikan.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi sarana listrik, air, gas medis, sarana proteksi
kebakaran dan sarana keselamatan dan sarana penyelamatan
k. Regu Keselamatan:
1. Regu Keselamatan yang telah dibentuk akan sangat membantu dalam antisipasi
dan penanggulangan bencana di masing-masing Satuan kerja diRSD dr. Agung,
yang terdiri dari:

1) Ketua Regu.
a. Bertanggung jawab terhadap kejadian bencana di masing-masing lokasi
sesuai satuan kerianya.
b. Melakukan monitoring sarana prasarana proteksi bencana (kebakaran dan
bencana lainnya).
c. Mengkoordinir semua kegiatan pencegahan terhadap bahaya kebakaran dan
bencana lainnya serta antisipasi penyelamatan jiwa jika teriadi kebakarn
dan bencana lainnya.
d. Mengkoordinir semua kegiatan pemadaman api kebakaran di lingkungan
tempat kerjanya.
e. Mengkoordinir semua kegiatan evakuasi jiwa dan barang.
f. Mengkoordinir kegiatan keselamatan jiwa.
g. Melaporkan kejadian bencana sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku.
h. Melaporkan kegiatan penanggulangan bencana yang terjadi ke KomiteK3
Rumah Sakit dr. Agung.
2) Regu Pemadam
a. Malakukan kegiatan pemadam sedini mungkin apabila terjadi kebakaran di
lingkungan unit kerjanya
b. Memadamkan api sedini mungkin dengan APAR/ karung basah / alat bantu
lain sebelum kebakaran menjadi besar
c. Memonitor masa berlaku APAR dan fungsi alat pemadam api yang lain
d. Membantu melakukan pemadam dengan hydran bekerjasama dengan regu
pemadam dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit dr. Agung
e. Membantu menanggulangi bencana yang timbul sambil mengamati potensi
kebakaran
f. Diharapkan yang sudah mendapatlkan pelatihan penanggulangan
kebakaran.
3) Regu Evakuasi Jiwa
a. Mengkoordinir penyelamatan sebelum terjadi / bila terjadi kebakaran dll,
dilingkungan / ruangan / unit kerjanya.
b. Melakukan ecakuasi terhadap pasien / orang lain yang berada di unit
kerjanya
c. Melakukan pencatatan terhadap jumlah pasien / orang lain yang berada di
tempat klejadian dan setelah di tempat aman (titik kumpul)
d. Melapor kegiatan evakuasi jiwa yang telah dilakukan kepada ketua regu
4) Regu (Tim Respon Emerhensi)
a. Memonitor semua pasien / orang lain yang berada di ruangan / unit
kerjanya
b. Melakukan pertolongan pertama pada pasien, keluarga, karyawan/ orang
lain yang membutuhkan bantuan sesuai prioritas masalah medis di tempat
kejadian.
c. Membantu pertolongan medis dengan regu Tim Respon Emergensi Rumah
Sakit di tempat kejadian dan di lokasi titik kumpul sesuai dengan prosedur.
5) Regu Evakuasi Barang
a. Mengkoordinasikan pengamanan lokasi kebakaran dan barang-barang
inventaris
b. Melakukan pemindahan barang dan alat inventaris sebelum dan sesudah
dievakuasi
c. Melaporkan kepada regu instalasi/ ruangan terhadap kegiatan evakuasi
barang yang telah dilakukan.
6) Seluruh Karyawan
a. Mematuhi peraturan dan petatapan Rumah Sakit terkait pencegahan dan
penanggulangan bencana.
b. Menjaga sarana dan prasarana dilingkungan Rumah Sakit dan melakukan
aktivitas kerja yang aman dan selamat serta menjaga kebersihan lingkungan.
c. Melakukan tugas sesuai yang diinstruksikan terutama yang terkait dengan
pengamanan bencana
d. Melaporkan setiap adanya insiden dan potensial bahaya di area kerja dan
area lainnya yang ditemuinya. (format pelapor)
STRATEGI RESPON PROGRAM.
A. Rategori Keadaan Darurat.
Keadaan darurat dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori.
1. Keadaan Darurat Keadaan Darurat tingkat III (Siaga III), ialah keadaan
darurat yang berpotensi mengancam nyawa dan harta benda/ asset yang
secara normal dapat diatasi oleh petugas jaga dengan SPO yang ada.
Komando pada siaga III dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja di tempat
kejadian sebagai Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Bencana/
kebakaran Unit tersebut dibantu oleh regu tanggap darurat gedung/ regu
keselamatan, regu pemadam dengan berkoordinasi dengan Komite K3 (Sub
Komite Keselamatan – Supervisor Bencana dan penanggulangan Kebakaran
selaku penanggung Jawab Regu Pemadam (Regu Keselamatan).
Karakter keadaan darurat tingkat III ini adalah:
a. Bencana terjadi hanya skala kecil atas suatu daerah tungal atau satu
sumber saja.
b. Kerusakan asset atau korban luka terbatas.
c. Keadaan darurat sudah dapat diatasi oleh karyawan yang bertugas dengan
menggunakan alat yang tersedia dibantu regu tanggap darurat gedung/regu
keselamatan, dan regu pemadam.
Meskipun skala kecil, apabila tidak dikendalikan dengan cepat dan tepat,
keadaan darurat siaga III ini dapat berkembang menjadi bahaya yang lebih
besar. Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang matang serta langkah-
langkah penanganan yang efektif, di mana hal ini dapat diperoleh dengan
latihan-latihan (dril) yang bermutu, konsisten dan teratur.

Keadaan Darurat tingkat II (Siaga II), ialah suatu bencana lebih


besar, dimana karyawan yang bertugas dibantu dengan peralatan dan
material yang ada tidak lagi mampu mengendalikan keadaan darurat
tersebut, yang mengancam nyawa manusia/ lingkungannya, dengan dampak
yang membahayakan atas karyawan, daerah, masyarakat sekitarnya. Bantuan
tambahan yang diperlukan selain berasal dari regu keselamatan/regu tanggap
darurat dan regu pemadam lantai/ unit tersebut, diperlukan pula bantuan
regu pemadam dan regu keselamatan / regu tanggap keadaan darurat satu
lantai sebelah atas dan sebelah bawahnya untuk gedung bertingkat atau
gedung sebelahnya bila gedung tidak bertingkat.
Karakter keadaan darurat tingkat II ini adalah:
d. Bisa terjadi beberapa korban manusia.
e. Meliputi beberapa unit/ lantai/gedung.
2. Keadaan Darurat tingkat I (Siaga I): ialah keadaan darurat berupa
malapetaka/ bencana dahsyat dengan akibat lebih besar dibandingkan
dengan Siaga II, dan memerlukan bantuan dan koordinasi Dinas Pemadam
Kebakaran dan Kepolisian Sektor / Koramil setempat.
B. Titik Kumpul Aman ( Assembly point).
Adalah Titik Kumpul Aman terdekat untuk penanganan sementara dan untuk
perhitungan jumlah pasien / pengunjung/ staff.

1. Halaman Parkir IRJ Barat (TK-1) : Bidang Diklat, Bidang SDM,Bidang


Perawatan, Bidang Yanmed, Bag perencanaan, Bag Keuangan, IRJ
THT, IRJAnak, IRJ Mata, IRJ GILUT, MR rawat jalan, ruang in. IRJ
Paru, IRJ Interne, IRJ Jantung,Admisi umum, BPJS, Instalasi PDE, IRJ
gizi, IRJ HD, Apotek UDD, Toko Koperasi IRJ, Instalasi Fisioterapi, IRJ
KB, PengenDali BPJS, Maintenance Komputer, ESWL.
2. Halaman Parkir IRJ Tengah (TK-2) : Apotek Rawat Jalan, Foto
Copy, IRJ Saraf, IRJ Hamil, IRJ Kandungan, IRJ Bedah, Bank Darah,
Instalasi Humas,IGD, HCU, Bank Jatim, Toko Koperasi, IRJ VCT, IRJ
Kemo Therapi, Instalasi Anastesi, IRJ Executif, Direktur,Wadir Yanmed,
Wadir SDM, Wadir Umum, Ajudan,Bag Umum. IRJ kulkel, IRJ Jiwa.
3. Halaman Parkir Ex Direksi (TK-3) : IRN Perinatologi, IRN
Bersalin, Instalasi PICU NICU,ICU ICCU, ISS, Ruang Sekbed, Ruang
Komed, Ruang Pertemuan ex direksi.
4. Halaman Parkir Timur (TK-4): IBS, IRN Dahlia.
5. Halaman Parkir Pav Anggrek (TK-5) : Lab PK, Farmasi, Instalasi
Radiologi, Lab PA, Toko Koperasi, Pav Anggrek, Cafetaria, Pav
Bougenvile,Instalasi Farmasi, Ruang pengadaan, IRN Gardena, IRN
Alamanda, Kantor PT.Tatur.
6. Halaman Ex Pav Mawar (TK-6) : IRN Sakura, IRN Edelweis, IRN
Seruni, IRN Melati, IRNCathalya, IRN Anthurium, IRN Adenium, IRN
Aster, MR Rawat Inap, Toko Koperasi.
7. Halaman Kamar mayat (TK-7) : Pav Nusa Indah, IPS, Masjid
darussyifa, Kantor IRN,Laundry,InstalasiBinroh, PL/Sanitasi,BBNM,
Instalasi Gizi, Instalasi Kamar Mayat, Ruang Genzet.
8. Denah titik kumpul

C. PENILAIAN RISIKO
1. Identifikasi jenis disaster internal dan eksternal terbagi dalam natural hazard,
technological hazard, human related hazard, dan hazardous material berdasarkan HVA
(Hazard and Vulnerability Assessment)
2. Penetapan prioritas bahaya/ bencana yang mungkin terjadi di RSD dr. Soebandi Jember
dengan melakukan brainstorming dengan satuan kerja terkait dengan mengunakan format
HVA yang terstruktur.
3. Hasil dari brainstorming adalah sebagai berikut :
a. Table .1 penilaian HVA terkait kejadian alam
Kejadian alam yang berpotensi di RSD dr. Soebandi Jember adalah banjir dari luar
yang terjadi disekitar wilayah Jember, penyebeb banjir di Jember disebabkan oleh ;
 Sistem drainase yang buruk, penataan kota yang tidak teratur terutama drainase yang
tidak dapat menampung air pada saat curah hujan tinggi
 Tingginya curah hujan, diwaktu – waktu tertentu curah hujan di jakarta tinggi dengan
durasi yang panjang, merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir.
 Alih fungsi lahan, betonisasi terjadi baik dihulu dan dihilir yang merupakan daerah
resapan air menjadi bangunan sehingga debit air yang masuk kesungai tidak
tertampung, air langsung mengalir kedaerah hilir (Jember) yang menyebabkan banjir
 Penurunan permukaan tanah, disebabkan oleh pengambilan air tanah secara masive
yang luar biasa mengakibatkan terjadinya proses konsolidasi tanah terjadi lebih cepat,
sehingga turunnya tanah akibat dari fungsi air sebagai pengisi tanah telah hilang.

b. Tabel. 2. Penilaian HVA Kejadian terkait teknologi

Kejadian terkait teknologi yang berpotensi terjadi adalah bahaya kebakaran yang
disebabkan oleh kondisi internal, mengingat adanya bangunan di RSD dr. Soebandi
Jember merupakan bangunan lama yang tidak memiliki sarana proteksi kebakaran yang
optimal

c. Tabel. 3. Kejadian terkait manusia

Potensi bencana/ bahaya yang disebabkan terkait dengan manusia adalah kejadian
penculikan terutama penculikan bayi, hal ini disebabkan oleh ruangan perawatan bayi
terbuka serta jumlah pasien yang melebihi kapasistas.

d. Tabel. 4. Penilaian HVA terkait Penyakit Spesifik.


Penyakit spesifik yang memiliki potensi besar terjadi di RSD dr. Soebandi Jember
adalah Dengue Haemorhage Fevers (DHF), kasus demam berdarah di Jember pernah
mengalami kasus luar biasa pada tahun walaupun tahun – tahun berikutnya jumlah
kasusnya semakin menurun, namun dengan tidak menentunya musim penghujan perlu
terus diwaspadai kasus DHF sepanjang masa.
4. Berdasarkan hasil penilaian HVA potensi bahaya/ bencana yang perlu diwaspadai adalah
a. Banjir dari luar (kejadian alam)
b. Kebakaran internal (teknologi)
c. Penculikan bayi (kejadian terkait manusia)
d. DHF (penyakit spesifik)
e. Radiologi (B3)

D. Organisasi Koordinasi Penanggulangan Bencana Rumah Sakit dr. Agung

1
2
D. Organisasi Koordinasi Penanggulangan Bencana Rumah Sakit dr. Agung  Cen
Min
General Director (CEO) Rep
 Pro
in J
Cap
 Reg
Director Human Resources, Director of Medical and Director of Fimance Age
 Fire
General and Education Nursing  Res
 Nea
 Ind
Field Coordinator (Chairman  Kep
of the Health and Safety
Committee)
direCoordinator of Information Coordinator of Safety, Technical Coordinator
(
& Communication (Chairman Security and Monitoring (Head Installation
OF Instalation Marketing and techniques) 1
(chairman of the Sub-
Public Relation) :
Committee on Safety) 1. Readiness Officer 2
1. Courier officer
(security) 9. Person in charge of
1. Safety equipment
2. Officers telephone the building (head of (hospital infrastructure
3
operator work unite) installation)
3. Paging, car call 10.Security
2. Security
Officer
Officer 2. Officer Utility
4. Security officer 11.Firefighters
3. Firefighters (Storing II) 4
5. Medical Records 12.Evacuation
4. Evacuation
officer
officer 3. Officers Control
(irmik) Panel (Storing I)
13.Parking
5. Parking
officer
officer
6. Security officer 4. Repairs & Sanitation 5
14.officer
6. officer
cleaners
cleaners
7. Electronic Data Officer (Officer
15.Monitoring
7. MonitoringOfficer
Officer / 6
(ISIPD)
Monitor IPSRS)
8. Disaster Information
Center 8. Evaluation
7

1
E. Personil Regu Respon Keadaan Darurat
Personil regu respon keadaan darurat terbagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu:
1) Petugas Utama, yaitu petugas-petugas yang wajib / diharuskan hadir di
tempat kejadian tersebut jika mendengar tanda bahaya/ pemberitahuan
keadaan darurat (pada jam kerja) yaitu Ka Instalasi yang bersangkutan,
Koordinator Keadaan Darura Gedung, Regu Keselamatan, Sekuriti / Regu
Pemadam/ Regu Evakuasi, Tim medis, Tim teknik. Tim Pembersih.
2) Petugas Bantuan, yaitu petugas-petugas yang wajib / diharuskan hadir ke
posko masing-masing bila mendengar tanda bahaya, yaitu Ka K3RS, Ka
Sub Kom Keselamatan Kerja, Koordinator Teknik, Koordinator Logistik,
Koordinator Medis, Regu Komunikasi/ IPH, Farmasi, Bid Yan Med, Bid
Keperawatan, Tim Parkir
3) Petugas Penunjang, yaitu petugas-petugas yang wajib / diharuskan hadir di
tempat kerja masing-masing ( wajib stand by di tempat kerja), yaitu Bedah,
Anestesi, Anak, Kandungan&kebidanan, Radiologi, Laboratorium, kamar
mayat)
F. Sistem Pemanggilan Petugas:
1. Panggilan terbatas; dapat dilakukan dengan Telepon biasa, Telepon
otomatis (Automatic Fire Alarm Sytem), Lampu merah/ bel/ klakson,
Handy Talky.
2. Panggilan Umum; yang dibunyikan apabila keadaan darurat sudah
dipandang demikian besarnya, sehingga perlu mengarahkan semua petugas
penanggulangan keadaan darurat. Tanda bahaya umum tersebut dapat
berupa suara sirine listrik.
G. Sistem Komunikasi.
Pada saat bencana , sistem komunikasi terpusat di bawah kendali
Instalasi Humas, berkoordinasi denga petugas Satuan Pengamanan (Satpam)
di lapangan dan Pos Satpam.
1. Petugas operator telepon membatasi percakapan yang masuk dan keluar
RSD dr. Soebandi Jember dan mengikuti jalannya upaya penanggulangan
dengan melakukan komunkasi dengan petugas di lokasi bencana
2. Aktifasi Komunikasi Dalam Pengendalian dan Penangulangan Bencana
dilakukan segera setelah menerima berita adanya bencana dari satu unit
atau setelah dilakukan aktifasi alarm manual (manual glass break/manual
call) atau pemberitahuan melalui telepon atau begitu mendengar bunyi
alarm otomatis.
3. Aktifasi dilakukan dengan cara memberitahukan kepada seluruh
anggota Tim Tanggap Darurat melalui alat komunikasi yang ada :
Alarm, Telepon, Telepon seluler, Handy Talky , Paging System (
sesuai dengan kode yang telah disepakati/ prosedur sehingga bisa
bertahan sampai 1 x 24 jam.
H. Penetapan Sistem Alarm dengan kode warna
Aktifasi sistem alarm dengan menggunakan kode warna yang diketahui
seluruh petugas Rumah Sakit, perlu ditetapkan oleh manajemen.
Kode MERAH : Api / Asap/Bau yang berhubungan dengan
api/kebakaran .

Kode Biru : Kegawatan jantung paru (respon


emergency) Kode PUTIH : Wabah/ epidemi.
Kode UNGU : Huru - Hara
Kode PINK : Penculikan
Bayi. Kode HIJAU 1 :
Gempa Bumi.
Kode HIJAU 2 : Evakuasi (internal)
Kode HIJAU 3 : Angin Puting
Beliung
Kode ORANGE : Tumpahan / kebocoran
B3. Kode KUNING : Ancaman Bom
Kode COKLAT : Pencurian
Kode HITAM 1&2: kelebihan kapasitas pelayanan pada kondisi bencana
di IGD.
I. Cara mengumumkan bencana
Diperlukan kesepakatan tentang cara mengumumkan yang tidak membuat
kepanikan, misalnya:
“ PERHATIAN 3X, …KODE MERAH 3X... GEDUNG TERATAI
LANTAI 3 UTARA
3X”………
artinya:
Perhatian ada api/ asap di gedung Teratai lantai 3 utara.
Petugas dan seluruh karyawan mengerti dan melakukan respon secara cepat
sesuai tugas dan fungsinya.
J. Penanganan Korban Masal
1. Rescue (Penyelamatan Segera).
2. Triage (seleksi berdasar kegawatan untuk prioritas pertolongan)
3. Life Support (bantuan hidup dasar dan lanjut bila diperlukan)
4. Evacuation (transportasi ke tempat yang diperlukan dengan cepat dan
aman).
K. Penyiapan Ruangan untuk Korban Masal
1. Ruang tindakan : IGD, OK,
2. Ruangan untuk menampung korban masal harus cukup luas, aman, ada
bagian yang dapat digunakan untuk penanganan/tindakan ringan, perlu
devider / pembatas, perlu rambu petunjuk, perlu penutup sementara area
untuk tindakan.
3. Penambahan daya tampung ruang perawatan.
4. Penambahan daya tampung ruang jenazah.
L. Penyiapan alat medis, alat kesehatan, penunjang dan farmasi
1. Alat Medis
a. minor Set dll
2. Alat Kesehatan.
a. IV cath
b. infuse set.
c. alcohol swap, dll
3. Farmasi
a. Analgetik.
b. Antibiotic.
c. cairan infuse.
d. cairan antiseptik dll
4. Penunjang :
a. Tiang infuse
b. Brancard.
c. Veldbed
.
Tandu.
d. stracher, dll
M.Pos Komando Penanggulangan Keadaan Darurat:
Untuk mempermudah rentang kendali dalam operasi penanggulangan
keadaan darurat, perlu ditentukan Pos Komando Operasi Penanggulangan yang
mengatur petugas oleh pimpinan operasi/ wakil pimpinan operasi
penanggulangan. Secara prinsip, Pos Komando harus memenuhi syarat yaitu
sebagai pusat komunikasi, tempat mengatur strategi, tempat
pemusatan/pengaturan serta pengarahan sumber daya (tenaga, bahan, alat),
lokasi yang aman, dan terpusat, dilengkapi dengan info referensi kedaruratan
dasar, dilengkapi dengan peralatan kedaruratan seperti sistim komunikasi dan
tenaga darurat yang handal.
N. FASILITAS/SARANA:
Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember memiliki sarana antara lain
gedung/ ruang perkantoran/ administrasi. Ruang-ruang pelayanan: rawat
jalan, rawat inap, gawat darurat, rawat intensif, kamar bedah. Ruang pelayanan
penunjang: laboratorium, radiologi, laundry, dapur/gizi. Ruang-ruang
Umum:apotik, ruang tunggu, bank, halaman, area parkir, akses masuk dan
keluar dll.
Sarana lainnya yang dimiliki adalah air, listrik, gas medis, uap air/steam,
AC, alat komunikasi, alat transportasi.
1. Sarana keselamatan di Rumah Sakit
a. Kebakaran :
1) Sumber air : PDAM dan air tanah dalam tanki bawah tanah (ground
tank). Untuk hidran 2 (dua) buah dengan kapasitas 120 kubik dan 40
kubik. Kondisi baik dan bersih.
b. Bencana radioaktif/ kimia/ biologis (IGD).
1) Ruang dan perlengkapan dekontaminasi (belum ada)
2) APD (belum ada)
3) Sarana pengelolaan/ pembuangan limbah radioaktif/kimia/biologis
(belum ada).
c. Wabah / epidemic : IGD dengan back-up sarana penunjang medis
seperti laboratorium, radiologi, ruang isolasi, APD yang memadai.
2. Sarana Penyelamatan di Rumah Sakit
a. Jalur Evakuasi, Tangga Darurat, Ramp yang dilengkapi dengan tekanan
positif, lampu emergensi, rambu-rambu yang berfluoresens
b. Sign dan Rambu untuk keluar gedung dan evakuasi, tanda bertuliskan
“EXIT”, “EVAKUASI ” yang sesuai dengan ketentuan.

c. Pintu Darurat. Pintu Tahan Api. Sistem Compartement.


d. Tempat berhimpun.
e. Titik Kumpul Aman (Assembly Point).
3. Sarana lainnya
a. AIR
Kebutuhan air bersih untuk Air Minum RSD dr. Soebandi Jember disuplai
oleh air dari air tanah di lingkungan Rumah Sakit
b. LISTRIK
Kebutuhan listrik untuk Rumah Sakit disuplai oleh PLN. Apabila suplai
PLN terputus, maka kebutuhan listrik Rumah Sakit akan disuplai oleh
Sistem Back-up kelistrikan
c. Sumber listrik alternatif dari Genset

4. Penyiapan Ruangan untuk Korban Masal


Ruangan untuk menampung korban masal harus cukup luas, aman, ada
bagian yang dapat digunakan untuk penanganan/tindakan, perlu devider /
pembatas, perlu rambu petunjuk, perlu penutup sementara area untuk
tindakan.
O. PROSEDUR – PROSEDUR
1. Prosedur Bencana External
2. Prosedur Bencana Internal : (terlampir)
P. Nomor-Nomor Penting Yang Dapat Dihubungi :
1. Intern RSD dr. Soebandi (0331-487441)
a. Duty Manager 0331-487441

b. Duty Nurse 0331-487441

c. Pos Satpam ext. 194


d. Operator Telepon ext. 100

2. Diluar Rumah Sakit


0331 - 32111
a. BPBD Kab. Jember
b. Ambulan 0331 - 118
c. Pemadam Kebakaran 113.
d. PLN 123
e. SAR 115.
f. Polisi 0331- 484285
g. PMI 0331- .484383
4. PENGUJIAN/ SIMULASI BENCANA
pengujian/ simulasi bencana terstruktur dengan jadwal simulasi besar dengan
melibatkan pihak lain diluar Rumah Sakit dilaksanakan 1 tahun 1x, sedangkan
simulasi yang dilaksankan oleh satuan kerja yang berada dalam lingkungan
rumah sakit dilaksanakan 2x dalam 1 tahun, adapun jenis simulasi antara lain :
a. Simulasi Bencana External (Kecelakaan Masal, Banjir)
b. Simulasi Kebakaran dan Evakuasi
c. Simulasi Wabah
d. Simulasi Penculikan Bayi
e. Simulasi Huru hara
5. PELATIHAN/ PROGRAM PENDIDIKAN
a. Workshop Kewaspadaan Bencana dan Penggunaan APAR, workshop ini
diberikan kepada seluruh karyawan RSD dr. Soebandi Jember dan
kemampuan yang ditekankan adalah cara mengunakan alat pemadam api
ringan (APAR) pada penanganan kebakaran, evalusi paska pelatihan
dilakukan setelah 3 bualan dilakukan pelatihan
- Materi :
1. Teori terjadinya api
2. Prosedur mengunakan APAR (teori dan praktik)
3. Prosedur penangan bila terjadi bencana di RSD dr. Soebandi Jember.
4. Prosedur Evakuasi pada Kondisi Bencana
I. SASARAN:
1. Tersedianya prosedur dan program yang dapat diaplikasikan dalam
pencegahan, mitigasi dan penanggulangan bencana dalam upaya
penyelenggaraan Pelayanan terhadap Korban hidup atau meninggal baik
bencana yang terjadi di dalam maupun yang terjadi di luar RSD dr. Soebandi
Jember.
2. Teridentifikasinya sarana dan prasarana yang diperlukan dan program
pemenuhan tahunan pengadaan sarana terkait pencegahan dan mitigasi
dalam 3 tahun.
3. Tersedianya sarana komunikasi dengan backup catu daya yang mampu
bertahan sampai 1x24 jam.
4. Tersedianya backup listrik bersumber genset yang secara otomatis merespon
kebutuhan pasokan listrik sesuai prioritas dalam 7 – 10 detik.
5. Tersedianya Rumah Sakit Lapangan yang siap operasional dalam 1 x 24
jam bila diperlukan dengan sarana pendukungnya.
6. Terjaminnya pasokan bahan logistik makanan pasien dan karyawan, air
minum, air bersih, bahan bakar Genset untuk 3 x 24 jam.
7. Tersedianya sistim hydrant terkait alat pemadaman kebakaran yang dapat
dioperasionalkan setiap saat dalam kondisi baik 1x24 jam.
8. Tersedianya Regu Pemadaman yang siap beroperasi setiap saat 1x24 jam.
9. Tersedianya sarana dekontaminasi beserta sarana pendukungnya terkait
penanggulangan bencana bahan kimia berbahaya atau bahan radio aktif.
10. Tersedianya Instalasi/ Unit Gawat Darurat terkait penanggulangan
kecelakaan masal, wabah /epidemi beserta sarana pendukungnya.
11. Tersedianya Jalur Evakuasi dan sarana penyelamatan jiwa dari setiap
gedung dan Titik Kumpul Aman / essembly point terkait evakuasi bencana
II. JADWAL
JADWAL KEGIATAN PROGRAM
KEWASPADAAN BENCANA
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
TAHUN 2022
Bulan
No Jenis kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Melakukan Sosialisasi
Keselamatan dan
√ √
keamanan kerja
2 Pengorganisasian bencana

3 Melakukan Inspeksi
identifikasi disaster

di rumah sakit
5 Membuat memasang
rambu-rambu bahaya
√ √

Pelatihan
7 √
Kewaspadaan
Bencana
Simulasi Bencana √
External (Kecelakaan
Masal, Banjir) Simulasi
Kebakaran dan √
Evakuasi
Simulasi Wabah √
Simulasi Penculikan

Bayi Simulasi Huru
hara √
8 Pelatihan APAR
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

III. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


KOmite Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja membuat
evaluasi pelaksanaan kegiatan kewaspadaan Bencana setiap bulan
dilaporkan kepada Direktur.
IV. Pencatatan pelaporan dan evaluasi
Pencatatan dan pelaporan terhadap semua kegiatan dari program
kewaspadaan bencana dilakukan oleh komite K3RS kepada
Direktur RSD dr. Soebandi Jemebr.

Mengetahui

ii
RUMAH SAKIT dr. AGUNG

iii
PROGRAM
PERALATAN MEDIS

RUMAH SAKIT dr. AGUNG


IzinWalikotaBima No.503/OP.RS/002/DPMPTSP/IV/2020
Jl. Ir. Sutami No. 1 Rabadompu Kota Bima - NTB
Telp. (0374) 43166 / 43834 - Fax. (0374) 43834
Email :rs.dokteragung@yahoo.co.id

iv
1.1.1.1 DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN....................................................................................1
II. LATAR BELAKANG
........................................................................... 1
III. TUJUAN......................................................................................... 1
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.............................2
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.............................................2
VI. SASARAN ........................................................................... 4
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN...........................................5
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN...........................5
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI.............................9
Lampiran : Keputusan Direktur RSD dr.
Soebandi Jember Nomor :
Tanggal : 4 Januari 2022

1.1.1.2 PROGRAM PERALATAN MEDIS

1. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit saat ini tidak dapat dipisahkan dari
pemanfaatan peralatan medis untuk menghasilkan diagnosis dan terapi yang
optimal serta mewujudkan keselamatan pasien. Keselamatan pasien menjadi
komitmen dan janji dari manajemen rumah sakit termasuk petugas keamanan,
pengunjung dan keluarga. Pemanfaatan peralatan medis perlu diupayakan agar
kondisi yang tepat dapat dipertahankan sampai umur teknis peralatan medis
mencapai ketentuan produksinya.Optimasi peralatan medis adalah kombinasi dari
keberhasilan untuk Rencana pengelolaan Peralatan medisertahankan alat dalam
kondisi yang tepat dengan penggunaan peralatan medis sesuai dengan
penggunaannya untuk tujuan diagnostik maupun tujuan terapi dalam pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.
Ketentuan-ketentuan di atas dapat dicapai dengan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi program pemeliharaan yang komprehensif dengan mengikuti Peraturan
dan keamanan dalam penggunaan peralatan medis. Selain perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari program pemeliharaan yang
komprehensif mengurangi bahaya, Pengendalian Bahaya dan Risiko yang terjadi
dalam pemanfaatan peralatan medis mendukung pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari program
pemeliharaan yang komprehensif sedapat mungkin mencegah kecelakaan atau
cedera terhadap pasien dan petugas pelayanan dalam pemanfaatan peralatan
medis.
Pada akhirnya perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari program
pemeliharaan yang komprehensif memiliki kontribusi yang sangat signifikan
dalam mewujudkan dan memelihara "Kondisi Aman " untuk keberhasilan
program keselamatan pasien.

2. Latar Belakang
Rencana pengelolaan Peralatan medis ini dirancang untuk menjamin pemilihan
peralatan medis yang tepat, mendukung proses pelayanan medis di RSD dr.
Soebandi Jember, memastikan persiapan staf yang efektif dan bertanggung
jawab atas penggunaan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan, dan terus-
menerus memastikan ketersediaan peralatan yang efektif dan aman melalui
program pengadaan dan pemeliharaan yang direncanakan, perbaikan tepat
waktu, monitoring dan evaluasi dari semua peristiwa yang dapat berdampak
negatif terhadap keselamatan pasien atau staf.

3. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan dari rencana pengelolaan ini adalah untuk meningkatkan penggunaan
peralatan medis yang aman dan efektif.
1.1.1.3 Tujuan Khusus
1. Terlaksananya pemeliharaan peralatan medis sesuai persyaratan mutu
2. Tercapainya kondisi peralatan medis yang selalu dalam kondisi laik pakai
dan dapat difungsikan dengan baik
3. Keselamatan manusia dan lingkungan
4. Usia pakai peralatan kesehatan lebih panjang
5. Terlaksananya kegiatan pelayanan medis yang bermutu
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
- Menyusun rencana pengelolaan peralatan medic
- Perencanaan dan penilaian kebutuhan peralatan medic
- Pendanaan
- Pemenuhan kebutuhan peralatan medis
- Instalasi dan uji alat
- Pelatihan dan pengembangan ketrampilan
- Pemeliharaan dan perbaikan
- Pembongkaran dan penghapusan
- Pemberitahuan bahaya dan penarikan alat medis
- Prosedur darurat penanganan alat medis mendadak tidak berfungsi
5. Cara Melaksananakan Kegiatan
a. Menyusun Rencana Pengelolaan Peralatan Medik
Rencana pengelolaan peralatan medik tertulis ini menjelaskan proses-proses
penting yang telah dikembangkan dan dilaksanakan dalam rangka untuk
mengelola peralatan medis yang efektif, aman dan handal dalam operasional.
Rencana ini disusun oleh Instalasi Pemeliharaan Sarana RSD dr. Soebandi
Jember.
b. Perencanaan dan Penilaian Kebutuhan Peralatan Medik
Dalam perencanaan dan penilaian kebutuhan peralatan medik terdapat 2 (dua)
hal yang menjadi pertimbangan yaitu:
 Adanya pengembangan pelayanan kesehatan, artinya diperlukan peralatan
tambahan untuk mendukung pelayanan.
 Penggantian peralatan karena alat yang tersedia sudah diatas usia teknis (over
life time), sering rusak, atau alat dengan teknologi lama.
c. Pendanaan dan penganggaran (budgeting and financing)
Agar perencanaan penyediaan peralatan terlaksana perlu didukung oleh
dana/anggaran. Anggaran yang tersedia juga harus mencukupi biaya pengadaan
dan pemeliharaan peralatan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan.
d. Pemenuhan Kebutuhan Peralatan Medik
Pengguna/klinisi dan Staf Elektromedik berpartisipasi dalam penilaian pra-
pengadaan (termasuk demo atau trial alat medik), dan penentuan dibuat
berdasarkan kriteria klinis dan teknis. Proses ini dimaksudkan untuk
menjamin bahwa peralatan yang dipilih memenuhi persyaratan berikut:
• Sesuai dengan kebutuhan pelayanan
• Kompatibel dengan antarmuka peralatan yang ada dan/atau penggunaan
aksesoris bersama.
• Mudah dalam pengoperasian dan mendapat persetujuan pengguna
• Memiliki sertifikat AKL, FDA, memenuhi persyaratan desain IEC 601
dan keselamatan persyaratan UL, CSA, dll
• Tidak sedang di-recall dan belum tercatat mendapat masalah
keselamatan dan penggunaan.
• Setiap persyaratan instalasi khusus dapat diakomodasi.
• Persyaratan ruang dapat diakomodasi.
• Persyaratan beban dan phase dapat diakomodasi.
• Memenuhi standar keamanan minimal 3 saluran kabel AC atau setara.
• Memiliki jaminan yang tepat dan pabriknya handal.
• Produsen menyediakan dukungan peralatan yang memadai.
Hal ini sesuai dengan upaya standarisasi bila mungkin
Cost effective jika dibandingkan dengan pilihan-pilihan yang lain
Jika peralatan tidak memenuhi spesifikasi di atas, tidak dapat dipilih atau
pilihan lain mungkin akan diajukan untuk disetujui.
e. Instalasi dan Uji Alat (instalation and commisioning).
Penjual alat Rencana pengelolaan Peralatan medisunyai kewajiban
melaksanakan pemasangan/Instal alat, uji fungsi dan uji coba
(commisioning) alat.
f. Pelatihan dan pengembangan ketrampilan (training and skill development)
Selanjutnya setelah dilakukan proses commissioning, diperlukan training
bagi user untuk cara pengoperasian dan teknisi untuk cara
pemeliharaannya. Kegiatan ini menjadi tanggung jawab penjual alat.
g. Pengoperasian alat dan keselamatan (operation and safety)
Selanjutnya perlu di buat SPO cara pengoperasian dan pemeliharaan,
kemudian SPO ini disosialisasikan kepada user dan teknisi agar dapat
melakukan pengoperasian dan pemeliharaan alat sesuai dengan prosedur
sehingga tidak terjadi kesalahan dan menjaga alat aman digunakan.
Pengawasan keamanan dan keselamatan peralatan medik dilakukan bersama
antara Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Komite Kesehatan Keselamatan
Kerja (K3).
h. Pemeliharaan dan Perbaikan
Instalasi Pemeliharaan Sarana memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi
strategi yang tepat bagi semua peralatan yang ada untuk mencapai
pengoperasian efektif, aman, dan handal, dan mengelola kegiatan inspeksi,
pengujian dan proses pemeliharaan peralatan medis. Elektromedik memastikan
benar pelaksanaannya dan integritas semua peralatan medis melalui inspeksi,
pengujian/kalibrasi, pemeliharaan korektif dan perbaikan.
i. Pembongkaran dan Penghapusan
Alat-alat yang sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi, dapat dibongkar atau
dikeluarkan dari sarana pelayanan. Untuk melaksanakan proses penghapusan
peralatan medik perlu didukung dengan ketersediaan data-data peralatan yang
akan dihapus, seperti data tahun produksi, utilisasi/pemakaian, riwayat
kerusakan dan perbaikan alat. Data–data tersebut harus mendukung pantas
tidaknya peralatan yang akan dihapuskan. Selanjutnya dibuatkan usulan
penghapusan alat medik dari bagian inventaris ke Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
j. Pemberitahuan bahaya dan penarikan alat medik
RSD dr. Soebandi Jember mengidentifikasi dan menerapkan langkah-langkah
pemantauan dan respon pada pemberitahuan bahaya dan penarikan (recalls)
peralatan medik. Bidang Fasilitas medik berwenang dalam penanganan recalls
yang prosedurnya merujuk pada SPO Recall Alat Medik. Bila terjadi insiden
terhadap pasien atau pengguna yang terkait dengan alat medik, perlu dilaporkan
kepada Komite K3 untuk diselidiki dan dianalisa.
k. Prosedur darurat
Prosedur penanganan darurat bila alat medik mendadak tidak berfungsi adalah:
1. Pada alat-alat khusus di beberapa wilayah klinis sudah termasuk dalam SPO
Penanganan Darurat mereka dengan mendahulukan penanganan kegawatan
pasien.
2. Alat-alat medik yang penting dilengkapi dengan baterei cadangan atau
Uninterupted Power Supply (UPS) sehingga tetap berfungsi bila terjadi mati
listrik.
3. Ketersediaan alat medik cadangan dipenuhi dari masing-masing Satuan
Kerja terlebih dahulu. Bila Satuan Kerja mengalami kesulitan dalam
mencari pengganti alat medik yang rusak, dapat menghubungi Instalasi
Pemeliharaan Sarana di Ext.1445.
4. Alat medik yang rusak ditarik dari pelayanan dan diberi stiker merah
bertuliskan “Do Not Use”
L. Pelatihan dan pendidikan
A. Program orientasi/pendidikan pengelola peralatan
1) Pelatihan awal
Kebutuhan pelatihan awal untuk teknisi dibuat oleh Supervisor elektromedik.
Pelatihan tentang alat yang diperlukan harus selesai dalam masa orientasi.
Pelatihan diberikan oleh produsen, teknisi senior atau supervisor.
2) Pelatihan berkelanjutan
Evaluasi berkelanjutan kemahiran dalam melakukan perbaikan alat dinilai
oleh Supervisor elektromedik melalui observasi dan evaluasi tindakan
perbaikan yang diselesaikan. Hasil penilaian ini dibicarakan bersama dengan
staf elektromedik setiap tahun dalam penilaian kinerja. Ketika diberi
tanggung jawab untuk peralatan tambahan kepada elektromedik, pelatihan
diatur oleh Supervisor. Kebutuhan pelatihan untuk peralatan baru dinilai
selama prosedur evaluasi pra-pembelian.
6. Sasaran
Sasaran Rencana pengelolaan Peralatan medis ini adalah untuk mematuhi setiap
standar dan unsur kinerja pengelolaan peralatan medis, yang mencakup semua
kegiatan sebagai berikut:
• Untuk mengadakan peralatan klinis yang sesuai dengan kebutuhan layanan
serta Rencana pengelolaan Peralatan medisertahankan keselamatan pasien dan
penyedia perawatan pasien.
• Untuk meningkatkan kehandalan operasional dan fungsi dari peralatan medis
melalui Preventive Maintenance (PM).
• Untuk mengurangi insiden kerusakan alat tiba-tiba
• Untuk mengidentifikasi peluang peningkatan kinerja peralatan medis.
• Untuk mengidentifikasi semua peralatan medis yang digunakan dalam terapi,
diagnosis dan pemantauan pasien, berdasarkan risiko dari peralatan yang
digunakan, kebutuhan pemeliharaan, dan riwayat rumah sakit serta jenis
peralatan.
 Untuk mengelola peralatan medis dengan menggunakan PM, kalibrasi,
pengujian dan inspeksi peralatan, serta dengan melakukan dokumentasi status
peralatan.
• Untuk mengumpulkan informasi tentang masalah, kegagalan, malfungsi dan
kesalahan pengguna, dan identifikasi daerah mana yang perlu pengembangan.
• Untuk Rencana pengelolaan Peralatan medisrioritaskan perbaikan peralatan
dan memberikan respon cepat untuk perbaikan.
• Untuk mengevaluasi laporan masalah dan kegagalan yang harus dilaporkan
dalam mekanisme Peraturan Keamanan Alat Medis, peralatan yang telah atau
mungkin menyebabkan kematian, atau bahaya medis yang signifikan.
• Melaporkan kepada Direksi secara teratur, data dan informasi tentang
peralatan, isu-isu manajemen, kompetensi staf, dan peraturan yang telah
dikumpulkan dan dianalisis, dan hasil permasalahan yang telah dipilih untuk
Program.

7. Jadwal pelaksanaan kegiatan


JADWAL KEGIATAN PROGRAM MANAJEMEN
PERALATAN MEDIS RSD dr. SOEBANDI
JEMBER TAHUN 2022
Bulan
No Jenis kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 - Menyusun rencana
pengelolaan peralatan √
medic
2 - Perencanaan dan
penilaian kebutuhan √
peralatan medic
Pendanaan

Pemenuhan kebutuhan
peralatan medis
- Instalasi dan uji alat
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
- Pelatihan dan
pengembangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ketrampilan staff
- Pemeliharaan dan
perbaikan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
- Pembongkaran dan Jika ada alat yang tidak sesuai
fungsi
penghapusan

- Pemberitahuan bahaya Jika ada alat yang tidak sesuai


dan penarikan alat medis fungsi

- Prosedur darurat Jika terdapat alat yang mendadak tidak bisa


penanganan alat medis digunakan
mendadak tidak berfungsi
- Laporan insiden laporan trisemester ke mutu
keselamatan terkait
peralatan medis

8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan pelaporan


Untuk mengukur kinerja program manajemen alat medik yang
dilaksanakan, maka dilakukan pelaporan yang dapat
menggambarkannya yaitu:
1. Jumlah alat medik yang dilaporkan rusak
Data diambil dari laporan Satuan Kerja mengenai adanya
kerusakan alat medik. Selanjutnya data ini dikumpulkan setiap
bulan oleh Bidang Fasilitas Medik untuk dilihat trennya dari
bulan ke bulan dan dianalisa hasil perbaikannya. Laporan
pertriwulan disampaikan ke Direktur Utama melalui Direktur
Medik dan Keperawatan dan ditembuskan kepada Komite K3.

2. Persentase alat medik yang dilakukan pemeliharaan preventif


Data diambil dari Lembar Kerja Pemeliharaan yang dibuat oleh
Elektromedik setelah melakukan pemeliharaan preventif. Lembar
tersebut dikumpulkan ke Bidang Fasilitas Medik setiap bulan dan
dianalisa cakupan pelaksanaannya. Laporan pertriwulan
disampaikan ke Direktur Utama melalui Direktur Medik dan
Keperawatan dan ditembuskan kepada Komite K3.
9. Pencatatan, pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pada akhir tahun anggaran dilakukan evaluasi terhadap kinerja
Instalasi Pemeliharaan Sarana dalam melakukan kegiatan
perencanaan pengadaan alat medik, pemeliharaan dan perbaikan
alat medik, pendidikan dan pelatihan, monitoring data dan analisa
pencapaian tujuan serta rekomendasi untuk kebijakan atau
peningkatan program yang akan dijalankan pada tahun berikutnya.
Termasuk yang harus ditinjau dan dievaluasi adalah isi dan
pelaksanaan dari Rencana pengelolaan Peralatan medis ini yang
akan dilakukan setiap tahun.
10. Penutup
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat bergantung pada
dukungan fasilitas (sarana, prasarana dan peralatan) yang juga
berkualitas. Sehingga manajemen fasilitas terutama peralatan medis
dan keperawatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
aturan agar peralatan selalu berada dalam keadaan balk dan aman
untuk pelayanan sehari-hari. Hal ini diharapkan bahwa dengan
program manajemen peralatan medis yang dilakukan dengan benar
(perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi) maka akan
dicapai pelayanan kesehatan yang bermutu dan bertanggung
jawab.

MENGETAHUI

RUMAH SAKIT dr. AGUNG

PROGRAM
SISTEM MANAGEMEN UTILITAS

ii
RUMAH SAKIT dr. AGUNG
IzinWalikotaBima No.503/OP.RS/002/DPMPTSP/IV/2020
Jl. Ir. Sutami No. 1 Rabadompu Kota Bima - NTB
Telp. (0374) 43166 / 43834 - Fax. (0374) 43834
Email :rs.dokteragung@yahoo.co.id

iii
I. PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang
bertujuan untuk menjaga kesehatan masyarakat dan merawat orang sakit.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka harus didukung oleh suatu peralatan
sarana utilitas yang baik. Peralatan dan sarana utilitas dapat berfungsi dengan
baik sesuai dengan umur kegunaannya jika diterapkan suatu prinsip manajemen
pemeliharaan yang efektif dan efisien. Tetapi seiring dengan jalannya waktu
terlihat bahwa upaya pemeliharaan rumah sakit ini terlihat masih belum
memuaskan. Banyak peralatan sarana yang kurang berfungsi secara otomatis.
Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan harus memperhatikan
sumber air bersih dan daya listrik yang tidak terganggu dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan. Selain itu harus memperhatikan sarana utilitas
yang lain seperti sarana pembuangan, ventilasi, gas medis, komunikasi, lift,
hydrant, penangkal petir dan sistem utama lainnya secara berkala diinspeksi,
dipelihara dan bila perlu ditingkatkan

II. LATAR BELAKANG


Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember adalah rumah sakit tipe B

Pendidikan milik pemerintah daerah mempunyai luas lahan 43.722.00 m2, pada
tahun 2022 terdapat 109 unit ruangan dengan luas bangunan keseluruhan
23.119,41 m2 dan dilengkapi dengan daya listrik PLN Premium Tegangan
Menengah (TM) keseluruhan 1.600 KVA dengan rincian T. 380 Kapasitas
1000 KVA, T. 484 Kapasitas 200 KVA, T. 67 (Khusus IGD) 200 KVA, T. 197
Kapasitas 200 KVA. Dan didukung oleh sumber listrik emergency (Alternative)
6 (Enam) unit genset dengan kapasitas 1000 KVA 1 unit merk Cater Pilar,
Kapasitas 200 KVA 3 unit Merk Parkins, Kapasitas 500 KVA 1 unit (Genset
cadangan) dan Kapasitas 65 KVA 1 unit (Mobile) dan genset yang di
operasionalkan 4 unit tersebut hidup secara automatis bila PLN padam.
Didukung oleh instalasi kabel tufur dalam pendistribusian daya-daya ke panel-
4
panel sub pembagi, yang dilengkapi dengan automatic transfer system ( ATS )
dan UPS IGD 60 KVA 1 unit, UPS IBS 40 KVA 1 unit dan UPS MRI/CT
Scan 60 KVA 1 unit untuk mengantisipasi pemadaman listrik dari PLN.

Untuk sumber air bersih dipasok dari 3 unit sumur artesis dengan kapasitas
2,5 liter/detik, dan memasang pompa submersible 3 unit, total keseluruhan
pasokan air bersih ± 7,5 Liter/detik. Sedangkan pengolahan air limbah di olah
dengan proses biologi dengan sumber air limbah melewati bak control untuk
ruangan serta PTB untuk Instalasi gizi, dan Laundri control yang semua akan

masuk pada instalasi pengolahan air limbah dengan kapasitas 200 m3/hari.
Penataan tata sirkulasi udara di gedung RSD dr. Soebandi Jember
dilengkapi oleh AC sebanyak 611 unit yang terdiri dari AC Split, AC
Standing dan AC Sentral. Pencahayaan hampir semua menggunakan lampu
hemat energy dengan jumlah titik 1854 titik.
Sarana penting yang amat dibutuhkan oleh pasien salah satu diantaranya
adalah gas medis. Gas medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang
dipergunakan untuk pelayanan medis pada sarana kesehatan. Terdapat 4
jenis gas medis yang ada di rumah sakit dr. Soebandi Jember yaitu : Oksigen
(O2), Nitrous Oksida (N2O), Compressed air dan Vacum Central.
Kebutuhan sarana lift sebagai transportasi pasien dan karyawan dari lantai
satu menuju lantai dua dan tiga tersedia 2 unit lift. Disisi lain sarana
telekomunikasi merupakan kebutuhan interaksi komunikasi prioritas pelayanan
pasien antar ruangan (internal) serta dari luar rumah sakit (eksternal) telah
tersedia dari PT. Telkom sebanyak 31 nomor eksternal dan dari PABX
sebanyak
±200 ekstension (untuk internal). Sarana lainnya yang sifatnya emergency
untuk menjaga dan melindungi keselamatan pasien, keluarga pasien,
pengunjung, dan karyawan rumah sakit diantaranya dari resiko bencana
kebakaran dan petir telah tersedia satu unit alat hydrant dan 10 unit

5
penangkal petir.
Semuanya itu perlu adanya pemeliharaan yang sistematis. Untuk itu
rumah sakit perlu membuat kebijakan adanya Instalasi Pemeliharaan Sarana
Non Medik Rumah Sakit, dibawah Direktur dan Wakil Direktur Umum dan
Keuangan.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu Merencanakan sistem pengadaan, pengelolaan, pemeliharaan
sarana utilitas rumah Sakit Yang Terintegrasi Dengan Sistem Manajemen
Fasilitas Dan Keselamatan Rumah Sakit
2. Tujuan Khusus
1. Menjamin ketersediaan Air Dan Listrik selama 24 jam dalam
sehari,
7 hari dalam seminggu secara terus-menerus untuk memenuhi
kebutuhan pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan staf

2. Menjamin ketersediaan Sistem Tata Udara yang baik untuk


memenuhi kebutuhan pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan staf
Menjamin ketersediaan Lift selama 24 jam dalam sehari, 7 hari
dalam seminggu secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan pasien dan staf
3. Menjamin ketersediaan Gas Medis selama 24 jam dalam sehari, 7
hari dalam seminggu secara terus-menerus untuk memenuhi
kebutuhan pasien
4. Menjamin adanya Sarana komunikasi selama 24 jam dalam
sehari,
7 hari dalam seminggu secara terus-menerus untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan pasien
5. Menjamin ketersediaan Sarana Hydrant dan fire alarm selama 24
jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu secara terus-menerus untuk
6
menjaga dan melindungi keselamatan pasien, keluarga pasien,
pengunjung, dan staf dari bencana kebakaran.
6. Menjamin ketersediaan alat Penangkal Petir yang berfungsi disaat
musim penghujan untuk menjaga dan melindungi keselamatan
pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan staf dari dampak resiko
petir.
7. Menjamin perangkat sistem pemantau keamanan rumah sakit berupa
media CCTV berfungsi dengan baik selama 24 jam dalam sehari, 7
hari dalam seminggu
8. Terencananya pemeliharaan sistem utilitas secara komprehensif
untuk memenuhi kebutuhan pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan
staf tetap dalam kondisi berfungsi efisien dan terciptanya lingkungan
asuhan pasien yang baik.
9. Selalu siaga dalam keadaan darurat apabila terjadi gangguan yang
berasal dari sistem utilitas serta melakukan Manajemen utilitas yang
baik yang dapat menghasilkan sistem utilitas berjalan efektif dan
mengurangi potensi risiko yang timbul.
10. Mampu mendokumentasikan kegiatan pengelolaan, pemeliharaan
dan pengujian sarana utilitas
11. Mampu melakukan pemantauan dan perencanaan jangka panjang
sistem utilitas rumah sakit

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Program Pemeliharaan Sumber & Jaringan Listrik Utama
2. Program Pemeliharaan Sumber & Jaringan Listrik Alternatif
3. Program Uji Fungsi Sumber Listrik Alternatif Dari Genset Program
Mengurangi Bahaya Gangguan Listrik
4. Program Penambahan Sumber Listrik Alternative
5. Program Pemeliharaan Sumber & Jaringan Air Bersih Utama
6. Program Pemeliharaan Sumber & Jaringan Air Bersih Alternative
7
7. Program Mengurangi Bahaya Gangguan Air
8. Identifikasi Resiko Terbesar Gangguan Listrik Dan Air
9. Program Pemeliharan System Tata Udara
10. Program Pemeliharaan Lift
11. Program Pemeliharaan Sistem Gas Medis
12. Program Pemeliharaan Sistem Telekomunikasi
13. Program Pemeliharaan Sistem Hydrant
14. Program Pemeliharaan Sistem Penangkal Petir
15. Program Pemeliharaan Sistem CCTV
16. Pengujian Berkala Sistem Utilitas dan Peralatan Non Medis Lainnya
17. Pendidikan Dan Pelatihan Sistem Utilitas

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Program Pemeliharaan Sumber & Jaringan Listrik Utama
A. Jaringan Listrik Utama PLN Premium :
1. Travo (T.380) : Beban maksimum 1000 KVA terpakai 500 KVA
(beban puncak pemakaian),
2. Travo (T.484) : Beban maksimum 200 KVA terpakai 150 KVA
(beban puncak pemakaian),
3. Travo (T.67) : Beban maksimum 200 KVA terpakai 150 KVA
(beban puncak pemakaian),
4. Travo (T197) : Beban maksimum 200 KVA terpakai 150 KVA
(beban puncak pemakaian).

B. Pemeliharaan Sumber & Jaringan Listrik Utama (PLN) :


1. Pengecekan panel listrik secara berkala dilakukan 2 kali dalam
seminggu
2. Pengecekan instalasi jaringan secara berkala dilakukan 2 kali
dalam seminggu
3. Travo induk PLN di bawah pengawasan & pemeliharaan PLN
8
bila ada masalah pada travo tersebut akan dilakukan pelaporan
ke pihak PLN.

9
2. Program Pemeliharaan Sumber & Jaringan Listrik Alternatif Genset
A. Jaringan Listrik Alternatif Genset
1. Genset kapasitas 1000 KVA 1 unit merk Cater Pilar membackup
Travo (T.380),
2. Genset kapasitas 200 KVA 1 unit Merk Parkins, membackup
Travo (T.484),
3. Genset kapasitas 200 KVA 1 unit Merk Parkins, membackup
Travo (T.67),
4. Genset kapasitas 200 KVA 1 unit Merk Parkins, membackup
Travo (T.197)

B. Pemeliharaan Sumber & Jaringan Listrik Alternatif Genset


1. Pemeriksaan Sertifikasi berkala dilakasanakan 1 kali setahun
2. Pemeliharaan Genset dengan melakukan penggantian oli dan
filter setiap tahun 1 kali
3. Penggantian ACCU Genset setiap tahun sekali
4. Penggantian ACCU sistem automatic setiap tahun sekali
5. Pengecekan bahan bakar, air radiator, air ACCU, dilakukan 2 kali
setiap pekan pada hari Senin dan kamis dan apa bila kurang
ditambah
6. Pemanasan Genset dilakuan 2 kali setiap pekan pada hari senin
dan kamis selamat 15 menit

3. Program Uji Fungsi Sumber Listrik Alternatif Genset


 Melakukan uji fungsi sumber listrik alternatif dengan menghidupkan
genset dan mematikan sumber listrik utama / reguler selama 1 jam
dilakukan pada hari sabtu minggu IV setiap bulan dengan beban
30
%, setiap 4 bulan 1 kali dengan beban 60 % dan setahun sekali

10
dengan beban 80 %, untuk memastikan sumber listrik alternatif dan
ATS berfungsi dengan baik ( dalam keadaan siaga )

4. Program Mengurangi Bahaya Gangguan Listrik


1. Apabila sumber listrik dari PLN mengalami gangguan maka sumber
listrik di back up dengan genset secara automatic dengan waktu 5
s/d 7 detik

11
2. Menjaga perangkat pendukung operasional genset selalu siap dan
laik pakai seperti : Accu, ATS, Bahan Bakar, Alat pendingin, dll.
Supaya terhindar dari gagal operasional genset.
3. Melakukan pemeliharaan genset seperti : pemanasan rutin minimal 2
kali sepekan selama 15 menit.
4. Melakukan uji fungsi genset secara rutin

5. Program Penambahan Sumber Listrik Alternative Genset


 Penambahan sumber listrik genset telah dilakukan dari keberadaan
semula di RSD dr. Soebandi jember hanya 1 unit dan sudah sangat
tidak memadai untuk menyuplay kebutuhan energi listrik karena
beralihnya rumah sakit ke type B Pendidikan yang menyertai
bertambahnya alat-alat utilitas semakin besar sehingga dilakukan
pembaruan dan penambahan 5 unit genset dengan kapasitas :
1. 200 KVA Perkin
2. 200 KVA Perkin
3. 200 KVA Perkin
4. 1000 KVA Cater Pilar, tersedia genset cadangan 500 KVA
Perkin.
 Sampai saat ini (Tahun 2022) keberadaan sumber listrik alternatif
dari genset 5 unit tersebut sementara sudah memadai menyuplai
kebutuhan energi listrik rumah sakit. Berikut rincian ketersediaan
daya dan kebutuhan daya rumah sakit dr. Soebandi Jember :
Tersedia daya listrik PLN Tegangan Menengah (TM)
keseluruhan 1.600 KVA, Kebutuhan pemakaian beban RSD dr.
Soebandi Jember sebesar 950 KVA dengan rincian :
1. Travo (T.380) : Beban maksimum 1000 KVA terpakai 500
KVA (beban puncak pemakaian),
2. Travo (T.484) : Beban maksimum 200 KVA terpakai 150 KVA

12
(beban puncak pemakaian),
3. Travo (T.67) : Beban maksimum 200 KVA terpakai 150 KVA
(beban puncak pemakaian),
4. Travo (T197) : Beban maksimum 200 KVA terpakai 150 KVA
(beban puncak pemakaian).
Namun bilamana dikemudian hari membutuhkan pembaharuan dan
penambahan genset karena adanya kerusakan yang sudah tidak bisa
dioperasionalkan dan atau berkembangnya rumah sakit yang

13
membutuhkan sumber energi listrik semakin besar maka akan
dilakukan pembaharuan dan penambahan.

6. Program Pemeliharaan Sumber & Jaringan Air Bersih Utama


A. Sumber & jaringan air bersih utama :
 Sumber Air Bersih utama RSD dr. Soebandi Jember berasal
dari submersible (sumur artesis) yang keberadaannya ada di
tiga titik lokasi :
1. Submersible di area Paviliun anggrek
2. Submersible di area Depan Ruang Genset
3. Submersible di area Parkiran Timur
 Sumber utama tersebut memiliki kapasitas 2,5 liter/detik untuk
mensuplay Ground Tank dan selanjutnya disalurkan ke tendon-
tandon atas, sebagai alternatif distribusi air yang efisien ke
ruangan.

B. Program Pemeliharaan :
1. Dilakukan pengurasan sumur artesis 5 tahun sekali untuk
mencegah pendangkalan air.
2. Dilakukan maintanance pompa submersible 1 tahun sekali untuk
mencegah kerusakan pompa.
3. Pengukuran kwalitas air groundtank untuk memenuhi baku
mutu yang ditentukan dilakukan setiap 3 bulan sekali
4. Untuk keperluan air Hemodialisa, CSSD dan Laboratorium
mengunakan sistem filterisasi /RO :
a. Dilakukan mantanance penggantian filter air tiga bulan sekali
b. Pengecekan kondisi air untuk memenuhi baku mutu yang
ditentukan dilakukan setiap hari.
5. Pengecekan dan pemeliharaan panel listrik

14
7. Program Pemeliharaan Sumber & Jaringan Air Bersih Alternatif
A. Sumber & jaringan air bersih alternatif :
 PDAM – Depan IRJ
 PDAM – Depan Ruang Tulip
 Sumur galian – Parkiran timur

B. Program Pemeliharaan :

15
1. Setiap seminggu sekali PDAM di hidupkan untuk mengantisipasi
penggunaan disaat dibutuhkan bisa hidup dengan lancar dan
baik.
2. Sumur galian dilakukan pembersihan setahun sekali
3. Pengecekan kondisi air dilakukan setiap hari sekali selama 24 jam
4. Pengecekan kondisi pompa dilakukan setiap hari sekali selama
24 jam
5. Pengukuran kwalitas air grountank untuk memenuhi baku
mutu yang ditentukan dilakukan setiap 3 bulan sekali

8. Program Mengurangi Bahaya Gangguan Air


1. Untuk Air apabila ada gangguan pasokan dari Submersible , maka
pasokan air di back up dari PDAM :
a. PDAM depan IRJ sebagai sistem kunci membantu submersible
di lokasi Pav. Anggrek mensuplay air bersih (bila diperlukan)
ke 6 buah ground tank : ( Pav. Anggrek, Toko Koperasi, Poli
HD, Poli Bedah, Barat IGD, Area depan Gd. Lt. 4) kemudian
di distribusikan ke 15 tandon atas.
b. PDAM depan Ruang Tulip mensuplay air bersih instalasi Gizi
c. Sumur Galian di area parkiran timur sebagai sistem kunci
membantu submersible di lokasi parkiran timur mensuplay air
bersih (bila diperlukan) ke 3 buah ground tank : (IBS,
Sakura, Area depan Gd. Lt. 4) dengan menggunakan pompa
grundfos NF 30-18 1 phase.
2. Dan apabila masih kurang maka akan dilakukan pasokan air dari
PDAM dengan menggunakan mobil tangki

9. Identifikasi Resiko Terbesar Gangguan Listrik Dan Air


 Resiko terbesar gangguan listrik dan air berada pada ruang

16
tindakan atau perawatan :
1. Instalasi bedah sentral
2. Icu
3. Iccu
4. Nicu-picu

17
5. Hemodialisa
6. Igd
7. Iccu
8. Ruang server sentral (sim rs, pabx)
9. High care unit
10. Ruang perawatan pasien

10. Program Pemeliharan System Tata Udara


A. Alat Pendingin :
1. Penggunaan Alat Pendingin
Jenis AC yang digunakan : AC Standing, AC Split serta
menggunakan celling fan dan exhause fan
2. Sistem Tata Udara Di Kamar Operasi ( OK )
Dengan menggunakan sistem AC split Dan menggunakan sistem
exhause fan yang dipasang pada setiap kamar operasi dan
pembuangan udara berfungsi untuk membunuh kuman
3. Sistem Tata Udara Di Kamar Isolasi Khusus
1. Dipasang mesin kontrol UV
2. Dipasang AC khusus
3. Sistem tata udara di kamar isolasi dilengkapi dengan
exhause fan

B. Pemeliharaan sistem tata udara :


1. Pemeliharaan AC dengan cara melakukan pengecekan tekanan
freon, amper meter compresor dan apabila tekanan kurang
ditambah freon
2. Pengecekan motor fan outdoor
3. Pengecekan motor fan indoor
4. Pengecekan saluran pembuangan air

18
5. Pembersihan / service dilakukan setiap bulan sekali dengan
mencuci seluruh bagian unit AC dengan menggunanakan mesin
steam
6. Penggatian suku cadang yang rusak
7. Semua pemeliharaan AC dilakukan oleh pihak ke III

11. Program Pemeliharaan Lift


1. Service pemeliharaan dilakukan setiap bulan sekali

19
2. Penggantian oil gear box setiap 1 tahun sekali
3. Penggantian suku cadang dilakukan setiap di butuhkan
4. Sertifikasi berkala dilakukan 1 tahun sekali

12. Program Pemeliharaan Sistem Gas Medis


A. Gas Medis
1. Oxigen ( O2 )
Tabung O2 sentral terletak di dekat gedung bawah IBS
mempunyai kapasitas volume 350 galon didistribusikan ke
gedung IBS , IGD, NICU/PICU , ICCU , VK Bersalin, NIfas
dan Perin.
2. Sistem Intalasi Oxigen Central
N2O : Sistem pengadaan dengan menggunakan tabung ukuran
berat 25 kg dan hanya digunakan untuk kamar operasi
(OK)
CO2 : Sistem pengadaan dengan menggunakan tabung ukuran 6
m3 dan 1 m3 Hanya digunakan untuk kamar operasi (OK)
3. Vacum Central
1. Mesin Sentral vacum di IBS untuk OK elektitive dan OK cito
2. Mesin Sentral vacum di gedung IGD, IBS, Peristri dan
intensive.
4. Compresor Air
1. Mesin Compresor air di IBS untuk OK Elektive dan OK Cito
2. Mesin Compresor air di IGD untuk IGD , ICU , NICU/PICU

B. Pemeliharaan Sentral Gas Medis


1. Membersihkan tabung compress air
2. Membersihkan tabung vacum
3. Penggantian filter

20
4. Inspeksi

13. Program Pemeliharaan Sistem Komunikasi


A. Alat Telekomunikasi :
1. Jaringan telepon/telekomunikasi RSD dr. Soebandi Jember
dominan menggunakan jaringan tetap yakni jaringan kabel telepon
dari Telkom dan jaringan kabel telepon PABX untuk extention
2. Nomer pelanggan telepon (Eksternal) dari PT. Telkom untuk
rumah sakit ada 30 nomer :

- Yang masuk ke PABX 7 (tujuh) Nomor, sedangkan yang


langsung tanpa melalui PABX sebanyak 23 Nomor, dari 23
nomer tersebut satu diantaranya digunakan sebagai jaringan data
internet RSD. dr. Soebandi Jember
3. Jaringan PABX untuk extention sebanyak ± 200 extention dan
terpakai sebanyak 180 extention.
4. Alat panggil pasien ( nurse call )

B. Pemeliharaan Instalasi Telekomunikasi


1. Memelihara peralatan central telekomunikasi (PABX)
2. Memelihara kabel jaringan telekomunikasi
3. Memelihara perangkat akses telekomunikasi
4. Melakukan peremajaan kabel jaringan karena faktor usia yang
menyebabkan banyaknya kabel mengelupas dan atau karena
kerusakan yang disebabkan oleh adanya rehabilitasi fisik
bangunan.
5. Melakukan koordinasi dan memanggil teknisi dari pihak
Telkom untuk menyelesaikan permasalahan (trouble) pada
jaringan Telkom

21
14. Program Pemeliharaan Sistem Hydrant
1. Pengecekan kemampuan hydrant, meliputi :
a. Tekanan hydrant
b. Utilitas hydrant, antara lain :
1. Kondisi hose/slang
2. Kondisi coupling machine
3. Kondisi kotak hydrant
4. Kondisi mur hydrant
2. Pengecekan kondisi pipa hydrant
3. Dilakukan perbaikan jika ditemukan kerusakan, baik pada
instalasi maupun utilitas hydrant
4. Pemeriksaan dan pengecekan kondisi fisik hydrant box dan
hydrant pilar setiap sebulan sekali.
5. Pemeriksaan dan pengecekan kondisi pipa jalur dan valve
hydrant setiap sebulan sekali.
6. Melakukan uji fungsi debit air pada hydrant box dan hydrant
pilar dengan debit minimal 945 lt/menit dengan pelaksanaan uji
fungsi dilakukan minimal setiap setahun sekali

22
15. Program Pemeliharaan Sistem Penangkal Petir
1. Menilai secara visual keberadaan alat penangkal petir eksternal
dan internal.
2. Menilai keberadaan kabel dan konduktor serta aksesoris lainnya
yang menunjang alat pengaman yang terinstalasi.
3. Menilai secara visual tempat pembumian atau grounding
sebagai tempat yang menyalurkan arus muatan.
4. Melakukan perbaikan dan peremajaan termasuk di dalam
penggantian konektor yang tidak baik.
5. Melakukan penambahan titik grounding baru apabila ditemukan
nilai resistensi tanah yang meningkat diatas aman standar.

16. Program Pemeliharaan Sistem CCTV


1. Bersihkan komponen CCTV secara berkala
2. Perawatan Komponen – Komponen CCTV secara berkala
3. Periksa Pengaturan CCTV
4. Backup Rekaman CCTV

17. Pengujian Berkala Sistem Utilitas & Peralatan Non Medis Lainnya
1. Pengujian listrik
2. Pengujian Genset
3. Pengujian sistem tata udara
4. Pengujian Lift
5. Pengujian Tabung O2 sentral
6. Pengujian sistem telekomunikasi
7. Pengujian Hydrant dan Fire Alarm
8. Pengujian Penangkal Petir
9. Pengujian Sistem CCTV
10. Dilakukan oleh Instalasi Pemeliharaan Sarana Non Medik, Komite

23
K3RS dan Instansi Terkait Secara Berkala

18. Pendidikan dan Pelatihan Sistem Utilitas


 Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada petugas penanggung
jawab gedung dan petugas storing dengan materi :
1. Pelatihan Teknologi Pengelolaan Air Bersih
2. Ilmu kelistrikan
3. Pelatihan Sistem lift

24
4. Sistem Instalasi Gas medis
5. Pelatihan sistem instalasi jaringan telekomunikasi
6. Pelatihan Sistem hydrant dan fire alarm
7. Pelatihan Sistem pemadaman kebakaran

VI. SASARAN
1. Terlaksananya pemeliharaan system utilitas terutama terkait dengan sistem
ketersediaan listrik dan air selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu
secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan asuhan pasien yang
baik.
2. Terpenuhinya kebutuhan utilitas untuk pelayanan pasien, keluarga pasien,
pengunjung, dan staf di RSD dr. Soebandi Jember yang efektif, efisien
serta aman digunakan

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

JADWAL KEGIATAN MANAJEMEN


UTILITAS RSD dr. SOEBANDI
JEMBER
TAHUN 2022

Bulan
No Jenis kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Program Pemeliharaan
Sumber & √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jaringan Listrik
Utama
2 Program Pemeliharaan
Sumber & √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jaringan Listrik
Alternatif
3 Program Uji Fungsi

25
Sumber Listrik √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Alternatif Dari
Genset
4 Program Mengurangi
Bahaya Gangguan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Listrik
5 Program Penambahan
Sumber Listrik
Alternative
6 Program Pemeliharaan
Sumber & Jaringan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Air Bersih Utama
7 Program Pemeliharaan
Sumber & Jaringan Air √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bersih Alternative

8 Program Mengurangi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Bahaya Gangguan Air

9 Identifikasi Resiko
Terbesar Gangguan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Listrik Dan Air

10 Program Pemeliharaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
System Tata Udara

11 Program Pemeliharaan √ √ √ √
Lift

12 Program Pemeliharaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sistem Gas Medis

13 Pemeliharaan Sistem √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Telekomunikasi

26
14 Program Pemeliharaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sistem Hydrant

15 Program Pemeliharaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sistem Penangkal Petir

16 Program Pemeliharaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sistem CCTV

17 Pengujian Berkala Sistem


Utilitas dan Peralatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Non Medis
Lainnya
18 Pendidikan Dan Pelatihan
Sistem √ √
Utilitas

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Setiap kegiatan yang dilaksanakan dilakukan pencatatan kemudian di
analisis dan dilaporkan.
2. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan listrik, genset, air bersih, alat
pendingin, lift, sistem telekomunikasi, Hydrant, sistem penangkal petir,
CCTV dan Peralatan Non Medik Lainnya dilakukan oleh Instalasi
Pemeliharaan Saranan Non Medik serta membuat laporan kegiatan kepada
Kabag. Umum setiap sebulan sekali dan disertai dengan evaluasi,
rekomendasi, rencana tindak lanjut.
3. Pelaksanaan kegiatan ketersediaan sistem gas medis dilakukan oleh
Instalasi Pemeliharaan Sarana Medis (IPSM) serta melaporkan kepada
Kabid. Pelayanan Medik setiap sebulan sekali dan disertai dengan evaluasi, rekomendasi,
rencana tihdak lanjut.
II. d. Komite Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Keria membuat evaluasi pelaksanaan kegiatan
manajemen utilitas kerja setiap bulan dilaporkan kepada Direktur.
III. IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI

27
IV. Pencatatan kegiatan program utility dilakukan oleh tim Instalasi Pemeliharaan Sarana Non Medik
dan Komite K3RS setiap 1 bulan sekali Laporan berkala dan evaluasi program sistem utility dilakukan
oleh komite K3RS kepada Direktur RUmah sakit dr Agung.

28
29

Anda mungkin juga menyukai