Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KOTA PALOPO

DINAS KESEHATAN
UPTD RSUD dr.PALEMMAI TANDI
Alamat : Jalan Samiun No. 02 Kode Pos : 91921
Telp/HP : 0853-4577-4072 Fax : ( 0471 ) 3312144
Email : palammai.palopo@gmail.com Website rsudpalemmai.palopokota.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. PALEMMAI TANDI KOTA PALOPO
NOMOR : 100.3.3/……./KEP/RSUD PT

TENTANG

PENETAPAN PEDOMAN MANAJEMEN FASILITAS KESELAMATAN (MFK)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. PALEMMAI TANDI KOTA PALOPO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. PALEMMAI TANDI
KOTA PALOPO

Menimbang :
a. Bahwa untuk menghindari terjadinya gangguan terkait Manajemen
Fasilitas Keselamatan dan untuk memelihara fasilitas fisik dan
produktivitas kerja, perlu penerapan manajemen Fasilitas Keselamatan
(MFK) di RSUD dr. Palemmai Tandi Kota Palopo;
b. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, Rumah Sakit Pinna perlu
membuat panduan manajemen fasilitas keselamatan (MFK) sebagai
panduan kerja di RSUD dr. Palemmai Tandi Kota Palopo;
Bahwa sehubungan dengan butir a dan b diatas, dipandang perlu ditetapkan
dengan Surat Keputusan Direktur

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
6. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan;
14. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang
Timbul Karena Hubungan Kerja;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016
Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
17. Keputususan Menteri Kesehatan Nomor 351/Menkes/SK /III/2003
tentang Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sektor Kesehatan;
18. Keputususan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK /X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit;
20. Keputususan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standarisasi Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit;

Memutuskan

Menetapkan :
KESATU KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.
PALEMMAI TANDI KOTA PALOPO TENTANG PENETAPAN
PEDOMAN MANAJEMEN FASILITAS KESELAMATAN (MFK)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. PALEMMAI TANDI KOTA
PALOPO;
KEDUA : Panduan Manajemen Fasilitas Keselamatan (MFK) Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Palemmai Tandi Kota Palopo sebagaimana yang dimaksud dalam
keputusan ini, tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Palopo
Pada tanggal : 09 Januari 2023
Direktur

dr. Hj. Utia Sari Umar, M.Kes.


Pangkat : Pembina Utama Muda
Nip. 19650905 200012 2 003
PERATURAN DIREKTUR RSUD dr.
PALEMMAI TANDI KOTA PALOPO
NOMOR : ………………..
TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN
FASILITAS KESELAMATAN (MFK)

PEDOMAN MANAJEMEN FASILITAS KESELAMATAN (MFK)

BAB I
DEFENISI

Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) adalah suatu kegiatan


perencanaan dan pemantauan terhadap keselamatan dan keamanan lingkungan
fisik rumah sakit, pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, manajemen
kedaruratan dan kesiapan menghadapi bencana, sistem pengamanan kebakaran,
pemeliharaan peralatan medis, monitoring sistem utility/sistem pendukung (listrik,
limbah, ventilasi dan kunci) serta pendidikan dan pelatihan bagi seluruh staf
tentang peran mereka dalam menyediakan fasilitas asuhan pasien yang aman dan
efektif. Bertujuan untuk menyediakan fasilitas yang aman dan berfungsi suportif
bagi pasien dan keluarga, staf dan pengunjung.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) terdiri dari


keselamatan dan keamanan, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbahnya,
penanggulangan bencana (emergensi), proteksi kebakaran (fire safety), peralatan
medis, dan sistem penunjang (utilitas) yang dikelola Instalasi Penyediaan Sarana
Rumah Sakit (IPSRS), Instalasi Kesehatan Lingkungan serta seluruh instalasi di
RSUD dr. Palemmai Tandi Kota Palopo.
BAB III
TATALAKSANA

A. Kepemimipinan Dan Perencanaan


1. Rumah Sakit menyusun SK dan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya yang berlaku terhadap fasilitas rumah sakit.
2. Rumah Sakit membuat rencana tertulis (mencakup keselamatan dan
keamanan, bahan berbahaya, manajemen emergensi, pengamanan dan
kebakaran, peralatan medis, dan sistem utilitas) yang terkini dan
dilaksanakan sepenuhnya serta dievaluasi secara periodic
3. Rumah sakit membuat surat tugas kepada seorang staf atau lebih untuk
melaksanakan Program pengawasan dan pengarahan berdasarkan
kompetensi, pengalaman atau pelatihan dengan indikator:
a. Terdapat program untuk memonitor semua aspek dari program
manajemen risiko fasilitas/ lingkungan
b. Data monitoring tersebut digunakan untuk mengembangkan/
meningkatkan program.

B. Keselamatan Dan Keamanan


1. Rumah sakit membuat program dan melaksanakan program keselamatan
dan keamanan fasilitas fisik termasuk memonitor dan mengamankan area
yang diidentifikasi sebagai berisiko.
a. Rumah sakit mempunyai dokumentasi hasil pemeriksaan fasilitas fisik
yang terkini dan akurat
b. Rumah sakit mempunya rencana mengurangi resiko yang nyata
berdasarkan pemeriksaan tersebut
c. Rumah sakit memperihatkan kemajuan dalam melaksanakan
rencananya
2. Area yang berisiko dimonitor dan dijaga agar pasien, keluarga, staf dan
pengunjung terjaga keselamatan dan keamanannya
a. Rumah sakit menyusun rencana dan anggaran yang memenuhi
peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain.
b. Rumah sakit menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan
atau mengganti sistem, bangunan, atau komponen yang diperlukan
agar fasilitas tetap dapat beroperasi secara aman dan efektif
3. Pelaksanaan program dilakukan secara efektif dan efesien untuk mencegah
cidera dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien ,keluarga, staff dan
pengunjung
4. Bila ada pihak independen dalam pelaksanaannya maka dilakukan survey
untuk memastikan keselamatan pasien
5. Rumah sakit memiliki data/dokumen yang nyata atas kondisi fisik
bangunan rumah sakit saat ini
6. Rumah sakit mendokumentasikan rencana tindak lanjut dari hasil kondisi
saat ini
7. Rumah sakit mendokumentasikan kegiatan tindaklanjut tersebut untuk
mengetahui kemajuannya

C. Bahan Berbahaya
1. Rumah sakit mengidentifikasi dan mempunyai daftar terbaru limbah
berbahaya
2. Membuat rencana kegiatan penanganan, penyimpanan dan penggunaan
bahan berbahaya serta tatacara pembuangannya
3. Menyusun rencana sistem pelaporanan dan investigasi dari tumpahan,
paparan (exposure)dan insiden lainnya
4. Menyusun dan menetapkan rencana untuk penanganan limbah yang benar
di dalam rumah sakit dan pembuangan limbah berbahaya secara aman dan
sesuai ketentuan hukum
5. Menyusun dan menetapkan rencana untuk alat dan perlindungan yang
benar dalam penggunaan , ada tumpahan dan paparan
6. Menyusun dan menetapkan rencana untuk mendokumentasikan
persyaratan (izin, lisensi,ketentuan persyaratan lainnya)
7. Menyusun dan menetapkan rencana pemasangan label pada bahan dan
limbah berbahaya.
8. Rumah sakit melakukan survey dan didokumentasikan bila menggunakan
jasa independen.

D. Kesiapan Menghadapi Bencana


1. Rumah sakit mengidentifikasi bencana internal dan eksternal yang besar,
seperti keadaan darurat di masyarakat, wabah dan bencana alam atau
bencana lainnya serta kejadian wabah besar yang menyebabkan terjadinya
risiko yang signifikan.
a. Seluruh rencana diujicoba secara tahunan atau sekurang-kurangnya
elemen kritis:
1) Strategi komunikasi pada kejadian
2) Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk sumber
daya aternatif
b. Seluruh rencana diujicoba secara tahunan atau sekurang-kurangnya
elemen kritis:
1) Strategi komunikasi pada kejadian
2) Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk sumber
daya aternatif
3) Pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian, termasuk
alternatif tempat pelayanan.
4) Identifikasi dan penugasan peran dan tanggungjawab staff pada
waktu kejadian
5) Proses untuk mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi
pertentangan antara tanggung jawab staf secara pribadi dengan
tanggung jawab rumah sakit dalam hal penugasan staf untuk
pelayanan pasien.
c. Dilakukan tanya jawab pada setiap akhir uji coba
d. Rumah sakit memastikan badan independen yang ada dalam fasilitas
pelayanan mematuhi rencana kesiapan menghadapi bencana.
2. Rumah sakit merencanakan untuk menanggapi kemungkinan terjadinya
bencana.

E. Pengamanan Kebakaran
1. Rumah sakit merencanakan program untuk memastikan seluruh penghuni
rumah sakit aman dari kebakaran dan asap.
a. Program pengurangan risiko kebakaran
b. Program assesmen risiko kebakaran saat ada pembangunan di atau
berdekatan dengan fasiitas
c. Program deteksi dini kebakaran dan asap
d. Program meredakan kebakaran dan pengendalian asap
e. Program evakuasi bila terjadi kedaruratan akibat kebakaran
2. Program diaksanakan secara terus-menerus dan komprehensif
a. Rumah sakit membuat sistem deteksi kebakaran dan pemadaman
b. Rumah sakit melatih staf untuk berpartisipasi daam perencanaan
pengamanan kebakaran
c. Semua staf berpartisipasi sekurang-kurangnya setahun sekali dalam
rencana pengamanan dan asap
d. Staf dapat memperagakan cara membawa pasien ke tempat aman
e. Rumah sakit memeriksa, menguji coba, dan memelihara peralatan.
3. Rumah sakit memastikan badan independen mematuhi rencana
pengamanan kebakaran
4. Rumah sakit membuat kebijakan untuk pelarangan merokok berlaku bagi
pasien, keluarga, pengunjung, dan staf.

F. Peralatan Medis
1. Rumah sakit membuat rencana pengelolaan peralatan medis
a. Rumah sakit mengumpulkan hasil monitoring dan didokumentasikan
untuk program manajemen peralatan medis.
b. Hasil monitoring digunakan untuk keperluan perencanaan dan
perbaikan
2. Rumah sakit membuat daftar inventaris alat medis
3. Rumah sakit melakukan insfeksi secara teratur
4. Rumah sakit melakukan uji coba peralatan medis sesuai rekomendasi
pabrik
5. Rumah sakit membuat program pemeliharaan preventif
6. Rumah sakit menunjuk tenaga yang kompeten untuk memberikan
pelayanan ini

G. Sistem Utiliti (Sistem Pendukung)


1. Rumah sakit memastikan kebutuhan air minum selalu tersedia.
a. Rumah sakit mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling
tinggi bila terjadi air minum terkontaminasi atau terganggu
b. Rumah sakit mengurangi risiko bila hal itu terjadi
c. Rumah sakit merencanakan sumber air minum alternatif dalam
keadaan darurat
2. Rumah sakit memastikan kebutuhan listrik selalu tersedia.
a. Rumah sakit mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling
tinggi bila terjadi kegagalan listrik
b. Rumah sakit mengurangi risiko bila hal itu terjadi
c. Rumah sakit merencanakan sumber listrik alternatif dalam keadaan
darurat

H. Sistem Utiliti / Sistem Pendukung ( Listrik, Limbah, Ventilasi, Kunci)


1. Rumah sakit mendokumentasikan hasil identifikasi sistem listrik, gas
medis, limbah, ventilasi dan kunci
2. Rumah sakit mendokumentasikan perencanaan pemeliharaan sistem listrik,
gas medis, limbah dan kunci secara periodic Utiliti tdimonitor dan
didokumentasikan hasilnya sebagai tindaklanjut

I. Pendidikan Staf
1. Rumah sakit merencanakan pelatihan bagi staf yang sudah ditunjuk dalam
hal mengoperasikan peralatan medis dan sistem utiliti, menghadapi
bencana, kebakaran, penanganan limbah, gas medis, emergensi air dan
listrik.
2. Rumah sakit melakukan self assesmen terhadap peran emergensi utiliti
dengan menanyakan, memperagakan, dan hasilnya didokumentasikan
untuk peningkatan.
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Kepemimipinan Dan Perencanaan


1. KEBIJAKAN tentang fasilitas rumah Sakit
2. Program perencanaan keselamatan dan keamanan,bahan berbahaya,
manajemen emergensi, pengamanan dan kebakaran, peralatan medis, dan
sistem utilitas yang terkini dan dilaksanakan sepenuhnya serta dievaluasi
secara periodic
3. SK SPI (sistem pengawasan internal)
4. Program SPI

B. Keselamatan Dan Keamanan


1. Program keselamatan dan keamanan fasilitas fisik yang diidentifikasi
sebagai Berisiko
2. Dokumentasi hasil pemeriksaan fasilitas fisik yang terkini dan akurat
3. Program rencana mengurangi resiko yang nyata berdasarkan pemeriksaan
tersebut
4. Dokumen pelaksanaan mengurangi resiko
5. Program memonitor keselamatan dan keamanan
6. RAB (Rencana Anggaran Bisnis) tentang keselamatan dan keamanan
pasien
7. RAB untuk meningkatkan atau mengganti sistem, bangunan, atau
komponen yang diperlukan agar fasilitas tetap dapat beroperasi secara aman dan
efektif
8. Dokumen pelaksanaan untuk mencegah cidera dan mempertahankan
kondisi aman bagi pasien ,keluarga, staff dan pengunjung
9. SPO Survey untuk keselamatan pasien bila pelaksanaan pembangunan dan
pelayanan oleh pihak independent
10. Dokumen evaluasi tentang kondisi fisik bangunan rumah sakit saat ini
11. Dokumen rencana tindak lanjut dari kondisi saat ini
C. Bahan Berbahaya
1. Dokumen identifikasi dandaftar terbaru limbah berbahaya
2. Program rencana kegiatan penanganan, penyimpanan dan penggunaan
bahan berbahaya serta tatacara pembuangannya
3. Dokumen rencana sistem pelaporanan dan investigasi dari tumpahan,
paparan (exposure)dan insiden lainnya
4. SPO penanganan limbah yang benar di dalam rumah sakit dan
pembuangan limbah berbahaya secara aman dan sesuai ketentuan hukum
5. SPO alat dan perlindungan yang benar dalam penggunaan , ada tumpahan
dan paparan
6. Dokumen persyaratan (izin, lisensi,ketentuan persyaratan lainnya )
7. Program dan pelaksanaan pemasangan label pada bahan dan limbah
berbahaya.
8. Dokumentasi hasil survey yang dilakukan oleh pihak independent

D. Kesiapan Menghadapi Bencana


1. Dokumen hasil identifikasi bencana internal dan eksternal yang besar,
seperti keadaan darurat di masyarakat, wabah dan bencana alam atau
bencana lainnya serta kejadian wabah besar yang menyebabkan terjadinya
risiko yang signifikan.
2. Program ujicoba menghadapi bencana: Strategi komunikasi pada
kejadian,Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk sumber
daya aternatif, Pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian, termasuk
alternatif tempat pelayanan, Identifikasi dan penugasan peran dan
tanggungjawab staff pada waktu kejadian, Proses untuk mengelola
keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi pertentangan antara tanggung
jawab staf secara pribadi dengan tanggung jawab rumah sakit dalam hal
penugasan staf untuk pelayanan pasien.
3. Dokumen hasil evaluasi uji coba bencana
E. Pengamanan Kebakaran
1. Program keamanan dari kebakaran meliputi: Program pengurangan risiko
kebakaran, Program assesmen risiko kebakaran saat ada pembangunan di
atau berdekatan dengan fasiitas, Program deteksi dini kebakaran dan asap,
Program meredakan kebakaran dan pengendalian asap, Program evakuasi
bila terjadi kedaruratan akibat kebakaran.
2. Dokumen hasil dari program keamanan dari kebakaran
3. SPO sistem deteksi kebakaran dan pemadaman
4. Program pelatihan staf dalam menanggulangi bencana kebakaran
5. Program pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan alat
6. MoU dengan pihak independen tentang penanganan rencana pengamanan
kebakaran
7. Kebijakan untuk pelarangan merokok berlaku bagi pasien, keluarga,
pengunjung, dan staf.

F. Peralatan Medis
1. Program rencana pengelolaan peralatan medis Dokumen hasil monitoring
terhadap peralatan medis meliputi: daftar inventaris alat medis, insfeksi
secara teratur, uji coba peralatan medis sesuai rekomendasi pabrik.
2. Program pemeliharaan preventif
3. Surat tugas tenaga yang kompeten untuk memberikan pelayanan ini

G. Sistem Utility (Sistem Pendukung)


1. Program penyediaan air yang meliputi:identifikasi area dan pelayanan
yang berisiko paling tinggi bila terjadi air minum terkontaminasi atau
terganggu, mengurangi risiko bila hal itu terjadi, merencanakan sumber air
minum alternatif dalam keadaan darurat
2. Program penyediaan listrik yang meliputi: identifikasi area dan pelayanan
yang berisiko paling tinggi bila terjadi kegagalan listrik, mengurangi risiko
bila hal itu terjadi, merencanakan sumber listrik alternatif dalam keadaan
darurat
H. Sistem Utiliti/Sistem Pendukung ( Listrik, Limbah, Ventilasi, Kunci)
1. Dokumentasi hasil identifikasi sistem listrik, gas medis, limbah, ventilasi
dan kunci
2. Dokumentasi perencanaan pemeliharaan sistem listrik, gas medis, limbah
dan kunci secara periodic
3. Dokumentasi hasil monitoring dan tindak lanjut dalam peningkatan utility

I. Pendidikan Staf
1. Program pelatihan bagi staf yang sudah ditunjuk dalam hal
mengoperasikan peralatan medis dan sistem utiliti, menghadapi bencana,
kebakaran, penanganan limbah, gas medis, emergensi air dan listrik
2. Dokumentasi Self Assesmen terhadap peran emergenzi utility dengan
menanyakan, memperagakan, hasil didokumentasikan untuk peningkatan

PEDOMAN MANAJEMEN FASILITAS


KESELAMATAN (MFK) RSUD dr. PALAMMAI
TANDI KOTA PALOPO

Anda mungkin juga menyukai