Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO
Jalan Raya Tanawangko No. 56 Manado 95163
Telepon:(0431) 838203 - 838305;Faksimile (0431) 838204
Website : www.rsupkandou.com; Surat Elektronik : rsupmdo@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA


RSUP PROF. Dr. R.D KANDOU MANADO
Nomor:HK.

Tentang
KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
RSUP PROF. Dr. R.D KANDOU MANADO

DIREKTUR UTAMA RSUP PROF. Dr. R,D KANDOU MANADO

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan lingkungan Rumah sakit yang


memenuhi persyaratan untuk mengurangi risiko terhadap pasien,
keluarga, pengunjung dan staf di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou
Manado diperlukan kebijakan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan
Bahan Berbahaya dan Beracun, Keadaan Darurat, Pengelolan
Kebakaran, TekNomorlogi Medis serta Sistem Utilitas di lingkungan
RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado.
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu Surat Keputusan
Kebijakan kebijakan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan yang
memenuhi persyaratan dan standar yang ditetapkan di RSUP Prof. Dr.
R.D Kandou Manado dengan Keputusan Direktur Utama RSUP Prof.
Dr. R.D Kandou Manado

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.
3. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
4. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
5. Undang-Undang RI Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
6. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
7. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan B3.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 Jo PP Nomor 85 tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah B3.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1184 tahun 2004 tentang
Pengaman Peralatan Kesehatan dan Perbekalan Farmasi.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363 tahun 1998 tentang
Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan.
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204 / Menkes / SK / X /
2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 432 / Menkes / SK / IV/
2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di RS
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087 / Menkes / SK / VIII
/ 2010 tentang Kesehatan dan Keselamatan RSUP Kerja di Rumah
sakit.
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
PER.01/MEN/1980 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada
Konstruksi bangunan.
16. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 145/MENKES/SK/I/2007
Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2003
Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan
18. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri dalam Negeri
Nomor 188/ Menkes/Pb/I/2011 dan Nomor 7 tahun 2011 Pedoman
Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok
19. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor PER.02/MEN/1983
Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
20. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.04/Men/1980, Syarat syarat Pemasangan dan pemeliharaan
APAR.
21. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di tempat Kerja.
22. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik.
23. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000,
Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
24. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2011 tentang
Standar Kelistrikan
25. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/
MENKES/SK/VII/2002, Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum.
26. Keputusan Menteri Kesehatan KMK RI Nomor
1427/MENKES/SK/XII/2006 Tentang Standar Pelayanan
Radioterapi di Rumah Sakit
27. Konsolidasi Peraturan Presiden Nomor. 54 tahun 2010 dan
Perubahan Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
28. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008
Tanggal 30 Desember 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan
Perawatan Bangunan Gedung.
29. Perauran Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun.
30. Peraturan Daerah Kota Manado Nomor 17 tahun 2009 tentang
Kawasan Tanpa Rokok.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSUP PROF. Dr. R.D KANDOU


MANADO TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN
KESATU : Kebijakan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan RSUP Prof. Dr. R.D
Kandou Manado, meliputi :
1. Keselamatan dan Keamanan
2. Bahan Berbahaya dan Beracun,
3. Keadaan Darurat
4. Pengelolaan Kebakaran
5. Teknologi Medis
6. Sistem Utilitas
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penerapan Kebijakan Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado dilaksanakan
oleh Direktur Utama, Direktur Medik dan Keperawatan, Direktur SDM
dan Pendidikan, Direktur Keuangan dan Adminitrasi Umum, Bagian
Umum, Bidang Pelayanan Penunjang Medik, Instalasi Pemeliharaan
Sarana Non Medik, Instalas Pemeliharaan Sarana Medik, Instalasi
Sanitasi, Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium Klinik Instalasi
Radiologi, Instalasi Laundry, Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
Satuan Keamanan, Tim Bencana.
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat Keputusan ini
dibebankan pada Rencana Bisnis Anggaran (RBA) RSUP Prof. Dr. R.D
Kandou Manado
KEEMPAT : Kebijakan atau Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 10 Januari 2019

Direktur Utama,

Dr. Dr. Jimmy Panelewen, Sp.B-KBD


NIP.19640817 199103 1004

Tembusan :

1. Para Direktur RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado


2. Ketua SPI RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
3. Ketua Komite Medik RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
4. Ketua Komite Etik RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
5. Para Kepala Bidang, Kepala Bagian dan Kepala Instalasi
Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado .
Nomor :
Tanggal :
Tentang :
KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
RSUP PROF. Dr. R.D KANDOU MANADO

I. PENGERTIAN
A. Kebijakan Rumah sakit tentang Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan RSUP
Prof. Dr. R.D Kandou Manado, merupakan upaya Rumah sakit dalam menyusun
dan menjaga rencana- rencana tersebut agar risiko lingkungan dapat dikelola
dengan baik, khususnya terhadap pasien yang dirawat, keluarga, staf dan
pengunjung Rumah sakit.
B. Kebijakan tersebut merupakan proses rencana-rencana yang selalu diperbaharui
(Up to date ) dimana proses tersebut harus mencerminkan kondisi saat ini atau
baru baru ini yang terjadi di lingkungan Rumah sakit, serta terdapat suatu proses
untuk menilai ulang dan memperbaharuinya.

II. TUJUAN
A. Menciptakan Keselamatan dan Keamanan, Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun, Manajemen Keadaan Darurat, Pengelolaan dan Penanganan Kebakaran,
Pengelolaan Teknologi Medis serta Sistem Utilitas di lingkungan RSUP Prof. Dr.
R.D Kandou Manado dengan melibatkan unsur Manajemen, seluruh staf, serta
seluruh orang yang bekerja di Rumah sakit, agar kondisi lingkungan yang secara
profesional terintegrasi untuk mencegah dan mengurangi risiko, agar dapat
menggambarkan proses untuk meminimalkan risiko kegagalan operasional
sehingga berdampak aman, efisien dan efektif.
B. Melindungi keamanan lingkungan dari segala risiko di semua lokasi pasien,
keluarga, staf dan pengunjung, di tempat bekerja perlindungan berupa harta benda,
peralatan (medis dan non medis), informasi sistem utilitas, diperlukan
perencanaan untuk tindak lanjut .

III.KEBIJAKAN
A. KESELAMATAN DAN KEAMANAN
A.1 KESELAMATAN
Dalam rangka meningkatkan dan menjaga Keselamatan di rumah sakit,
diperlukan suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung, halaman /
ground dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko
bagi pasien, keluarga , staf dan pengunjung rumah sakit.
Perencanaan Keselamatan pada Gedung dan Lingkungan, meliputi semua
bangunan gedung serta bangunan lainnya yang digunakan baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk pelayanan pasien maupun gedung
pendukung lainnya bagi pengunjung dan gedung perkantoran untuk staf
rumah sakit.
Adapun pengelompokan/ zonasi bangunan dilakukan untuk
mempermudah melakukan identifikasi terhadap risiko dan memudahkan
pencegahan bahaya yang terjadi dan solusi perbaikannya. Hal tersebut
sebagai berikut :
1. Bangunan / Gedung Rawat Jalan
2. Bangunan / Gedung Rawat Inap
3. Bangunan / Gedung Diagnostik dan Penunjang
4. Bangunan / Gedung Kantor
5. Bangunan / Gedung untuk Fungsi Pendukung Lainnya
6. Jalan Lingkar dan Lingkungan
7. IPAL
8. Drainase
9. Bangunan Pengamanan ( Pagar )
10. Area Parkir
Dalam rangka menjaga keselamatan terhadap pasien, keluarga, staf dan
pengunjung rumah sakit, diperlukan persyaratan khusus dalam pencegahan
bahaya pada gedung dan lingkungan sebagai berikut :
1. Lokasi ruangan secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang
dengan skala prioritas (khususnya IGD, IRNA, IBS dan Radiologi) yang
diharuskan dekat dan sangat berhubungan/ membutuhkan.
2. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada lantai dasar, maka
sebaiknya tersedia tangga landai (Ramp) atau Lift Khusus untuk
mencapai ruangan tersebut.
3. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang tenang
(tidak bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan
aksesibilitas dari sarana penunjang rawat inap.
4. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
5. Ruang Rawat Inap Anak difasilitasi tersendiri dan disediakan juga Ruang
Neonatus.
6. Lantai harus kuat dan rata, bahan penutup lantai mudah dibersihkan dan
tidak mudah terbakar.
7. Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak mengumpulkan debu.
8. Tipe Ruang Rawat Inap adalah VVIP, VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas
III
9. Untuk pasien Non infeksi dan infeksi ruang perawatannya dipisahkan.
10.Tersedia Gas Medis O2 di semua unit perawatan
11.Untuk Instalasi Bedah Sentral selain tersedia gas medis O2 tersedia juga
N2O, udara tekan dan suction.
12.Pemasangan alarm deteksi kebakaran (Smoke Detector) dan sprinkel
kebakaran dipersyaratkan bagi semua gedung di rumah sakit dan
pelaksanaanya dilakukankan secara bertahap.

A.2 KEAMANAN
Dalam rangka meningkatkan dan menjaga keamanan pasien, keluarga,
staf dan pengunjung di rumah sakit, diperlukan upaya melakukan proteksi dari
penculikan, kehilangan/ pencurian, kekerasan dan kerusakan oleh mereka yang
tidak berwenang. Selain itu rumah sakit harus mensosialisasikan program
keamanan kepada seluruh staf dan unit independen yang ada di lingkungan rumah
sakit.
Sebagai upaya pencegahan potensi bahaya keamanan, ditetapkan
kebijakan berikut :
1. Sistem keamanan rumah sakit di bawah tangggung jawab satuan keamanan
dan Instalasi K3 dan komite K3 Rumah Sakit.
2. Seluruh lokasi di rumah sakit dipantau 24 jam oleh petugas keamanan rumah
sakit dan melalui CCTV untuk area yang berada dilokasi beresiko tinggi
keamanannya.
3. Semua orang yang berada di lingkungan RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado
diketahui identitasnya :
a. Semua staf di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado menggunakan tanda
pengenal sesuai dengan kapasitas dan tanggung jawabnya yang dikeluarkan
oleh bagian SDM.
b. Penunggu pasien menggunakan tanda pengenal yang difasilitasi oleh
Bagian Umum dan didistribusikan petugas Instalasi Rekam Medis pada
saat pasien mendaftar di loket pendaftaran pasien rawat inap
c. Semua peserta didik di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado
menggunakan tanda pengenal yang dikeluarkan oleh Bagian SDM dan
didistribusikan oleh Bidang Pendidikan dan Penelitian.
d. Petugas keamanan berhak menyelidiki orang yang identitasnya
mencurigakan.
4. Semua akses masuk dan keluar RSUP RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado
dijaga oleh petugas keamanan.
a. Rumah sakit harus membatasi akses masuk keluar pegawai, pasien,
peserta didik dan pengunjung.
b. Semua pintu darurat harus dapat dibuka dan selalu dikontrol oleh petugas
keamanan.
c. Diberlakukan jam kunjungan pasien rawat inap.
5. Semua peralatan di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado terdaftar dalam
catatan inventaris rumah sakit.
6. Semua pegawai dan peserta didik wajib menjaga kerahasiaan pasien dan
dokumen RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado
7. Segala informasi tentang rumah sakit dan pasien hanya dapat diberikan kepada
pihak luar rumah sakit, setelah mendapat izin Direktur Utama.

B. BAHAN BERBAHAYA BERACUN


Dalam rangka menciptakan pengelolaan secara aman terhadap Bahan
Berbahaya Beracun (B3) dan radioaktif yang meliputi penanganan, penyimpanan
dan penggunaan perlu dilakukan program/ kegiatan pengendalian. Adapun
kebijakan pengelolaan B3 di Rumah sakit meliputi :
1. Tersedia daftar inventarisasi/ identifikasi B3 dan limbah B3 meliputi lokasi
dan jenis.
2. Tersedia penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 danlimbahnya.
3. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan, prosedur
bila terjadi tumpahan, atau paparan/pajanan.
4. Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 dan limbahnya.
5. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan eksposur (terpapar), dan insiden
lainnya.
6. Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratanperaturan lainnya
7. Pengadaan/ pembelian B3, pemasok (supplier) wajib melampirkan material
safety data sheet / lembar data pengaman (MSDS/LDP)
8. Penyimpanan dan pengelolaan limbah B3 memenuhi standar Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang meliputi :
a. Limbah infeksi
b. Limbah Patologi dan Anatomi
c. Limbah Farmasi berbahaya
d. Limbah Kimia berbahaya
e. Limbah Kandungan logam tinggi
f. Limbah Tajam
g. Limbah Sangat infeksi
h. Limbah Sitostatika
i. Limbah Radioaktif.
9. Tersedia APD yang sesuai hazard, SPO penggunaan APD serta
diimplementasikan selama bekerja.
10.Pengelolaan Limbah B3 bekerja sama dengan pihak ke 3 yang memiliki ijin
dengan Kementerian Lingkungn Hidup dan Kehutanan.
11.Tersedia peralatan yang diperlukan untuk penanganan berbagai Hazard
materials.
12.Tersedia metode pelaporan tumpahan, eksposur dan insiden lainnya
menggunakan formulir khusus penanganan tumpahan dan dilaporkan ke Tim
K3.
13.Materials Safety Data Sheet (MSDS) atau instruksi kerja untuk B3 tersedia di
unit kerja.
14.Pelabelan yang tepat B3 dan limbah B3.
15.Mengidentifikasi lisensi, izin, atau persyaratan lain untuk menjaga keamanan
dan pembuangan limbah B3.
16.Pelatihan pengelolaan B3 di unit kerja atau instalasi yang berisiko terhadap
penggunaan B3.
17.Melakukan kegiatan pemantauan dan pengukuran suhu dan kelembaban
ruangan.
18.Pemantauan dan pengukuran suhu pada tempat penyimpanan limbah
sementara.
19.Dilakukan pemeliharaan dan perbaikan sistem pengolahan limbah dan
pemeriksaan baku mutu limbah cair sesuai jadwal.

C. KEADAAN DARURAT
Dalam rangka penanggulangan kedaruratan terhadap bencana, rumah
sakit harus memiliki upaya berupa perencanaan, penilaian dan pengelolaan serta
evaluasi dalam melakukan tindakan apabila terjadi bencana baik bencana berupa
bencana alam, wabah, bencana akibat ulah manusia, dan bencana – bencana lain
serta keadaan darurat. Adapun kebijakan pada kondisi darurat / kewaspadaan
bencana sebagai berikut :
1. Pembuatan SK Tim Penanggulangan Bencana RSUP Prof. Dr. R.D Kandou
Manado
2. Identifikasi ancaman kerentanan dengan menggunakan HVA untuk jenis
bencana yang mungkin dapat timbul di dalam area RSUP Prof. Dr. R.D
Kandou Manado
3. Tersedia SPO tentang: Penanggulangan Bencana di rumah sakit
4. Tersedia buffer stock farmasi, linen dan gizi khusus kebutuhan bencana
lainnya yang mudah dijangkau, siap digerakkan dan siap digunakan sewaktu-
waktu.
5. Penyimpanan buffer stock farmasi, linen dan gizi khusus kebutuhan bencana
terpisah dengan kebutuhan sehari-hari dengan kapasitas untuk 100 korban.
6. Penyediaan jadual jaga pada tiap ruang serta daftar identitas lengkap seluruh
petugas yang meliputi nama, alamat serta Nomor telepon petugas yang mudah
dihubungi.
7. Monitoring dan evaluasi terhadap petugas jaga pada tiap ruang yang dilakukan
pada saat ronde keselamatan.
8. Sosialisasi SPO bencana dan simulasinya bagi staf dalam peningkatan
pemahaman staf terhadap kode-kode emergency, respon staf serta
keterampilan pelaksanaan evakuasi dalam upaya menanggulangi bencana.
9. Monitoring dan Evaluasi pemahaman seluruh staf terhadap SPO bencana yang
dilakukan bersamaan dengan kegiatan ronde keselamatan.
10.Koordinasi dengan bagian terkait untuk melakukan kegiatan pembuatan denah
tempat berisiko tinggi dan penunjuk arah jalur evakuasi serta titik kumpul.
11.Kegiatan pemantauan selasar, tangga darurat, dan pintu darurat secara berkala.
Manajemen Disaster antara lain berisi proses :
a. menentukan jenis, kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman
dan kejadian
b. menentukan integritas struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada
dan bila terjadi bencana
c. menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian tersebut
d. menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian
e. mengelola sumber daya selama kejadian, termasuk sumber-sumber
alternative
f. mengelola kegiatan klinis selama kejadian, termasuk tempat pelayanan
alternatif pada waktu kejadian
g. mengidentifikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama
kejadian
h. mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staf dengan tanggung jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan
pelayanan pasien.
Ruang dekontaminasi di IGD sesuai peraturan perundang - undangan sebagai
berikut :
a. ruangan ini ditempatkan di sisi depan/luar ruang gawat darurat atau
terpisah dengan ruang gawat darurat
b. pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam dan
dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis
c. bahan penutup pintu harus dapat mengantisipasi benturan-benturan
brankar
d. bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air
e. konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cm
dari permukaan lantai
f. ruangan dilengkapi dengan wastafel (sink) dan pancuran air (shower)

D. PENGENDALIAN KEBAKARAN
Dalam rangka melakukan persiapan penanggulangan terhadap Potensi
Bahaya Kebakaran yang kejadian tersebut sulit untuk diprediksi, mendadak,
sporadik yang dapat mengancam jiwa baik masyarakat maupun staf Rumah sakit
diperlukan koordinasi baik vertikal maupun lintas sektoral .
Untuk itu diperlukan suatu upaya berupa kebijakan penanggulangan kebakaran
sebagai berikut :
1. Identifikasi & pemetaan area resiko kebakaran di lingkungan Rumah sakit.
2. Inspeksi atau ronde keselamatan secara berkala pada fasilitas deteksi dini,
sarana & prasarana penaggulangan kebakaran.
3. Pemeriksaan petunjuk jalur evakuasi dan titik aman berkumpul
4. Pemeliharaan perlengkapan kebakaran:
a. Hydrant dan springkler, pemeriksaan dilakukan oleh tim K3 dan security
RSUP Prof.Dr.R.D Kandou Manado dan di uji coba setiap satu tahun
sekali.
b. Fire alarm, pemeriksaan dilakukan oleh Tim K3 setiap 1 bulan sekali,
dan di uji coba setiap satu tahun sekali.
c. Pemeliharaan APAR dilakukan oleh unit kerja dan pengisian ulang
dilakukan oleh Instansi yang berwenang tiap 1 tahun sekali.melalui
Subbag Rumah Tangga.
d. Alat Pelindung Diri bila terjadi kebakaran (masker, fire blanket,
breathing aparatus set, fire helm dll), disiapkan oleh Tim K3 RSUP
Prof.Dr. R.D Kandou Manado.
5. Pendidikan / pembekalan mengenai sistem pencegahan dan penanggulangan
kebakaran.
6. Pelatihan penggunaan APAR dilakukan pada setiap staf / karyawan, peserta
didik dan pihak independen di lingkungan rumah sakit.
7. Pengujian standar prosedur operasional penanggulangan kebakaran.
8. Simulasi kebakaran di unit pelayanan rumah sakit
9. Berkoordinasi dengan instansi Vertikal maupun lintas sektoral serta instansi
dan satuan kerja terkait untuk melakukan tindak lanjut melakukan
penanggulangan kebakaran yang terjadi agar penanganannya lebih efektif
dan efisien.
10. Melakukan evakuasi terhadap seluruh pasien pasien di Rumah sakit dan staf
Rumah sakit dengan mengarahkan seluruh Sumber Daya Manusia (SDM)
yang ada menuju tempat berkumpul yang sudah ditentukan.
11. Seluruh staf yang bekerja harus menghindari daerah /wilayah yang mudah
terbakar, lokasi penyimpanan radioaktif dan penggunaan radiasi pengion
serta daerah/tempat yang bertekanan tinggi.
12. Melakukan kegiatan pemantauan dan penyediaan rambu penunjuk arah jalan
keluar, tempat berbahaya dan tanda-tanda larangan
13. Melaksanakan kegiatan pemantauan ram, lorong-lorong, dan pintu darurat
14. Melaksanakan kegiatan pemantauan dan inventarisasi tempat-tempat
berisiko terjadinya kebakaran.
15. Secara hirarkhis bertanggung jawab dan melaporkan kepada Ketua Tim
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam segala tugas, fungsi dan
kegiatannya.
Berdasarkan hasil asesmen risiko rumah sakit agar menyusun program untuk:
1) pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan dan
penanganan bahan-bahan mudah terbakar secara aman, termasuk gas-gas
medis yang mudah terbakar seperti oksigen.
2) penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang
berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien.
3) penyediaan sarana evakuasi yang aman dan tidak terhalangi bila terjadi
kebakaran.
4) penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap, alarm
kebakaran, dan patroli kebakaran (fire patrols).
5) penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia
pemadam api (chemical suppressants), atau sistem sprinkler.

E. TEKNOLOGI MEDIS
Teknologi Medis adalah ilmu kedokteran yang menggunakan peralatan
medik serta prosedur tertentu untuk membantu menemukan penyebab penyakit
serta membantu pengobatannya. Peralatan Medik adalah peralatan yang
digunakan langsung atau tidak langsung untuk penyembuhan pasien baik untuk
therapi, pembedahan, maupun diagnostik. Peralatan Medik tersebut harus
dilakukan pemilihan pada saat pengadaannya serta secara periodik harus
dilakukan Pemeliharaan / Maintenance dan dilakukan kalibrasi.
Peralatan Medik tersebut terdiri dari :
1. Peralatan Radiologi
2. Instrumen Medik
3. Peralatan Elektromedis
4. Peralatan Laboratorium
5. Peralatan Optik dan Mekanik Halus
6. Peralatan Gas Medis
7. Peralatan Penunjang
Adapun kebijakan terhadap penggunaan peralatan medik, antara lain :
1. RSUP Prof.Dr. R.D Kandou Manado melaksanakan proses untuk
mengidentifikasi dan menginventarisir semua teknologi medis yang ada di
rumah sakit.
2. RSUP Prof.Dr. R.D Kandou Manado melaksanakan proses untuk
pemeriksaan teknologi medis pada saat pembelian sesuai dengan SPO dan
berita acara penerimaan uji coba dan uji fungsi alat medik baru.
3. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) dilakukan terhadap
seluruh alat medik yang ada di Rumah sakit termasuk alat – alat medik yang
dikelola oleh vendor seperti alat- alat medik di laboratorium, radiologi dan
haemodialisa. Cardiac senter.
4. Perbaikan alat medik ( Corective Maintenance) dilakukan setiap tahun dan
dokumen diarsipkan.
5. Penetapan kriteria untuk memprioritaskan proses pekerjaan perbaikan,
berdasarkan Nilai Equipment Management dan kebijakan manajemen rumah
sakit.
6. Rumah sakit melakukan proses RCA (Root Cause Analysis) untuk mencari
akar penyebab masalah pada kesalahan pengguna atau kerusakan peralatan.
7. RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado membangun sistem guna memantau
dan bertindak terhadap semua peringatan bahaya, penarikan produk yang
tidak aman, pelaporan insiden, masalah dan kegagalan penggunaan alat
medik yang dilakukan oleh Instalasi Pemeliharaan Sarana Medik kemudian
dilaporkan ke Komite Mutu dan Keselamatan.
8. Pelatihan staf dalam penggunaan teknologi medis dilakukan dengan
pelatihan bagi user dan teknisi pada saat pembelian alat medik baru, dan
pelatihan bagi user terkait penggunaan alat medik yang sudah ada.
9. Untuk kalibrasi alat medik harus dilakukan oleh institusi penguji yang legal,
dan teknisi rumah sakit yang sudah tersertifikasi. Kalibrasi dilakukan secara
berkala minimal satu tahun satu kali. Setiap alat medik yang rusak setelah
dilakukan perbaikan harus dilakukan kalibrasi kembali.
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai maka rumah
sakit perlu melakukan :
a) melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis yang
dimilik oleh RS, peralatan medis kerja sama operasional (KSO) milik pihak
lain
b) melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
c) melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan
pabrik
d) melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi
F. SISTEM UTILITAS
Kehandalan sistem utilitas merupakan hal penting yang harus selalu
diusahakan dalam menunjang pelayanan dan perawatan kesehatan di rumah sakit.
Untuk menjamin sistem utilitas beroperasional secara efektif dan efisien, RSUP
Prof. Dr. R.D Kandou Manado menetapkan dan mengimplementasikan program
sistem utilitas. Oleh karena itu sistem utilisasi RSUP Prof. Dr. R.D Kandou
Manado secara berkala diinspeksi, dipelihara dan diperbaiki.
Pengelolaan sistem utilitas menjamin ketersediaan air dan listrik setiap
saat serta menetapkan sumber-sumber alternatif. Jika sistem listrik dari PLN
terganggu atau mengalami kegagalan maka tersedia sumber listrik alternatif yaitu
genset. Bila terjadi kegagalan suplai air bersih dari PDAM maka tersedia
alternatif sumber air bersih dari sumur bor serta mobil tanki air .
Sistem Utilitas merupakan bagian dari fasilitas rumah sakit yang harus
disiapkan dalam rangka mendukung sistem lainnya, sehingga harus dipelihara
untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian. Sistem Utilitas RSUP Prof
Dr. R.D Kandou Manado meliputi:
1. Sistem Instalasi kabel tegangan tinggi.
2. Sistem Instalasi kabel tegangan menengah.
3. Sistem Instalasi listrik tegangan rendah.
4. Sistem instalasi listrik Emergency
5. Sistem Instalasi Penangkal petir dan perlengkapannya.
6. Sistem komunikasi Telephone
7. Sistem Instalasi Nurse Call dan perlengkapannya
8. Sistem Instalasi Sound Sistem sentral beserta perlengkapannya
9. Sistem Instalasi Airphone dan peralatan peringatan dini lainnya beserta
perlengkapannya
10. Sistem Jaringan Air Bersih
11. Sistem Jaringan Air khusus seperti RO dll
12. Sistem jaringan Air Hydrant
13. Sistem Jaringan Steam
14. Sistem Tata Udara ( Pengaturan Termal, kelembaban, tekanan, aliran udara
dan filterisasi )
Kebijakan Rumah sakit yang berkaitan dengan sistem utilitas, antara lain :
1. Pemetaan sistem emergency listrik di RSUP Prof.Dr.R.D Kandou Manado
berupa pendataan jumlah dan kapasitas genset yang ada.
2. Pemeliharaan dan uji coba sistem emergency listrik dilakukan dengan
pemanasan mingguan, service maintenance bulanan dam uji sistem
emergency listrik .
3. Ketersediaan listrik di RSUP Prof.Dr. R.D Kandou Manado 24 jam sehari
tujuh hari seminggu. Sumber listrik alternatif tersedia dari genset rumah
sakit. Kebutuhan solar untuk operasional genset disediakan oleh pihak
ketiga.
4. Pemetaan sumber air bersih dilakukan di RSUP Prof.Dr.R.D Kandou
Manado dengan sumber air berasal dari PDAM menuju ke bak tandon air.
5. Pemeriksaan terhadap kualitas air bersih dilakukan oleh pihak laboratorium
eksternal yaitu Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) dan dilakukan
setiap bulan.
6. Ketersediaan air bersih di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado 24 jam
sehari tujuh hari seminggu. Sumber air bersih alternatif tersedia dari pihak
ketiga berupa air tanki.
7. Pemeliharaan terhadap peralatan utilitas lain dilakukan dengan cara
monitoring secara berkala untuk menguji kelayakan operasional seperti lift ,
boiler, serta penggantian hepa filter.

Pengelolaan sistem utilitas meliputi:


a. Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu tujuh hari
dalam seminggu secara terus menerus.
b. Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas dan
memetakan pendistribusiannya dan melakukan update secara berkala.
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan serta perbaikan semua komponen utilitas
yang ada di daftar inventaris.
d. Jadwal pemeriksaan, testing, pemeliharaan semua sistem utilitas berdasar
kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko dan pengalaman
rumah sakit.
e. Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu
pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian.
f. Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan standar dan
peraturan perundang-undangan

Untuk mempersiapkan diri terhadap keadaan darurat, rumah sakit agar


mempunyai regulasi yang antara lain meliputi :
a. Mengidentifikasi peralatan, sistem, dan area yang memiliki risiko paling
tinggi terhadap pasien dan staf (sebagai contoh, rumah sakit
mengidentifikasi area yang membutuhkan penerangan, pendinginan (lemari
es), bantuan hidup/Ventilator, dan air bersih untuk membersihkan dan
sterilisasi alat)
b. Menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari dan 7 hari seminggu.
c. Menguji ketersediaan dan kehandalan sumber tenaga listrik dan air bersih
darurat/pengganti/backup
d. Mendokumentasikan hasil-hasil pengujian
e. Memastikan bahwa pengujian sumber alternatif air bersih dan listrik
dilakukan setidaknya setiap 6 bulan atau lebih sering jika dipersyaratkan
oleh peraturan perundangan di daerah, rekomendasi produsen, atau kondisi
dari sumber listrik dan air.
Rumah Sakitjuga harus mempunyai regulasi sekurang-kurangnya meliputi:
a. Pelaksanaan monitoring mutu air bersih paling sedikit setiap 1 tahun sekali.
Untuk pemeriksaan kimia minimal setiap 6 bulan sekali atau lebih sering
tergantung ketentuan peraturan perundang-undangan, kondisi sumber air,
dan pengalaman sebelumnya dengan masalah mutu air. Hasil pemeriksaan
didokumentasikan.
b. Pemeriksaan air limbah dilakukan setiap 3 bulan atau lebih sering
tergantung peraturan perundangundangan, kondisi air limbah, dan hasil
pemeriksaan air limbah terakhir. Hasil pemeriksaan didokumentasikan
c. Pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal setiap bulan,
untuk menilai pertumbuhan bakteri dan endotoksin.
d. Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia. Hasil
pemeriksaan didokumentasikan
e. Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan melakukan perbaikan bila
diperlukan.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 10 Januari 2019
Direktur Utama,

Dr. Dr. Jimmy Panelewen, Sp.B-KBD


NIP.19640817 199103 1004

Anda mungkin juga menyukai