Anda di halaman 1dari 64

PANDUAN

PENGELOLAAN BAHAN B3 DAN LIMBAHNYA


RSUD dr. PALAMMAI TANDI
KOTA PALOPO

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


dr. PALEMMAI TANDI KOTA
PALOPO
JL. Samiun No. 2 Kota Palopo
KATA PENGANTAR

Rumah Sakit merupakan salah satu unsur penting dalam penyelesaian


permasalahan kesehatan di Indonesia. Perkembangan rumah sakit di Indonesia
secara kualitas dan kuantitas cukup berkembang pesat. Seiring dengan hal tersebut
peningkat limbah medis yang dihasilkan juga cukup signifikan. Oleh karena,
rumah sakit sekiranya harus memiliki acuan dan komitmen dalam pengelolaan
limbah medis di institusi masing-masing.
Limbah medis merupakan salah satu dari sekian banyak jenis limbah yang
termasuk golongan berbahaya dan beracun. Pengelolaan limbah medis menjadi
sangat penting agar menghindarkan dampak yang besar terhadap akibat dari
paparan limbah.
Oleh karena itu, disusunlah panduan ini sebagai acuan dan arahan dalam
mengelola limbah medis yang ada di Rumah Sakit Dokter Palammai Tandi.
Panduan dikiranya akan meningkatakan kualitas rumah sakit dalam hal
penanganan limbah medis.
Demikian, semoga panduan ini dapat berguna bagi kita semua.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 2


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................
1
SURAT KETETAPAN DIREKTUR..............................................................................
2
KATA PENGANTAR....................................................................................................
4
DAFTAR ISI...................................................................................................................
5
BAB I Pendahuluan.................................................................................................
6
A. Latar Belakang.............................................................................................
6
B. Tujuan..........................................................................................................
7

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 3


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
C. Manfaat........................................................................................................
7
D. Ruang Lingkup.............................................................................................
7
E. Pengertian.....................................................................................................
7
F. Dasar Hukum...............................................................................................
8
BAB II Organisasi Pengelola Limbah Rumah Sakit.................................................
10
BAB III Kategori Limbah Klinis...............................................................................
13
A. Golongan A..................................................................................................
13
B. Golongan B..................................................................................................
13
C. Golongan C..................................................................................................
14
D. Golongan D..................................................................................................
14
E. Golongan E..................................................................................................
14
BAB IV Limbah Padat Medis dan Non Medis...........................................................
15
A. Jenis dan Asal Limbah.................................................................................
15
B. Karakteristik Limbah...................................................................................
15
C. Persyaratan Tata Laksana Limbah...............................................................
16

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 4


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
BAB V Penatalaksanaan Pengolahan Limbah..........................................................
23
A. Karakteristik Limbah....................................................................................
15
B. Persyaratan Tata Laksana Limbah................................................................
16

BAB VI Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Pengelola Limbah...................


26
BAB VII Penutup.........................................................................................................
28

PANDUAN PENGELOLAAN
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 5
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
BAHAN SERTA LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
RUMAH SAKIT DOKTER PALEMMAI TANDI KOTA PALOPO
BAB I
DEFINISI

1. Lingkungan Rumah Sakit dr. Palemmai Tandi Kota palopo adalah semua
area didalam dan diluar gedung yang merupakan tempat kegiatan dan
aktifitas Rumah Sakit dr. Palemmai Tandi Kota Palopo sesuai batas
wilayah dan area Rumah Sakit dr. Palemmai Tandi Kota Palopo.
2. Masyarakat Rumah Sakit adalah : semua orang yang berada di dalam area
Rumah Sakit tanpa terkecuali.
3. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan
masyarakat, seperti rumah sakit, Puskesmas, praktik dokter, praktik bidan,
toko obat atau apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan bahan obat,
laboratorium, dan tempat kesehatan lainnya, antara lain pusat dan/atau balai
pengobatan, rumah bersalin, Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
4. Pegawai adalah peneliti, teknisi, atau petugas yang secara langsung atau
tidak langsung menggunakan bahan berbahaya beracun
5. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya;
6. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3;
7. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga
kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap
lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya;

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 6


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
8. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3
ke dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
9. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
10. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan
jenis B3;
11. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan sarana angkutan;
12. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap
kesehatan sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam
tubuh.
13. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak
berbagai peralatan dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit
akan menimbulkan kerusakan berupa iritasi dan peradangan kulit.
14. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak.
15. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen
dalam penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan
eksplosif serta sering menimbulkan kebakaran.
16. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas
pakai yang karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
17. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam
udara yang dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa
menimbulkan gangguan kesehatan yang berarti.
18. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk
melakukan kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana
sebagai kelengkapan laboratorium, misal ruang asam, glove box, fumehood,
meja kerja, exhaust fan, dan sebagainya.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 7


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan


Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai
Rumah Sakit dr. Palemmai Tandi.
2. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya
d a n b e r a c u n peralatan,dan pekerja yang merupakan unsur dalam
melaksanakan kegiatan dengan menggunakan bahan kimia
1) Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
mencakup panduan tentang :
1 Identifikasi B3
2 Pengadaan B3
3 Penyimpanan B3
4 Penanganan tumpahan B3
5 Penanganan terpapar B3 pada kulit
6 Penanganan terpapar B3 pada mata
7 Pemasangan simbol dan label B3
8 Pembuangan limbah B3
2) Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Panduan Pengelolaan B3 dan
Limbah B3
Ruangan-ruangan antara lain :
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
3. Instalasi Bedah Sentral
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Radiologi
6. Instalasi Pemeliharaan Sarana
7. Instalasi Sanitasi Lingkungan
8. Gudang
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 8
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 9
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
BAB III
TATA LAKSANA

A. Tatalaksana
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tatalaksana bahan
berbahaya dan beracun mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi
B3, pengadaan B3, penyimpanan B3, pemasangan simbol dan label B3
penggunaan B3, penanganan B3, dan Standart operasional prosedur
penanganan tumpahan dan terpapar B3, hingga proses pembuangan limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak ke III yang telah
memperoleh izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

B. Tata laksana kelola B3 adalah system manajemen pengelolaan B3 kegiatan


meliputi fungsi - fungsi sbb :
1. Identifikasi B3
2. Pengadaan B3,
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3,
4. Penggunaan B3
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3
6. Pemasangan simbol dan label B3
7. Pembuangan limbah B3
8. Pemantauan,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
(Lihat SPO masing masing kegiatan )

1. Panduan identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan
beracun dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah
termasuk dalam daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan
Pemerintah No.:74 / Tahun 2001 , sbb :
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 10
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
1) Mudah meledak (explosive);
2) Pengoksidasi (oxidizing);
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4) Sangat mudah menyala (highly flammable);
5) Mudah menyala (flammable);
6) Amat sangat beracun (extremely toxic);
7) Sangat beracun (highly toxic);
8) Beracun (moderately toxic);
9) Berbahaya (harmful);
10) Korosif (corrosive);
11) Bersifat iritasi (irritant);
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13) Karsinogenik (carcinogenic);
14) Teratogenik (teratogenic);
15) Mutagenik (mutagenic).
b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar
seperti dalam lampiran PP. No. : 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan
B3, maka cara Identifikasi dilakukan melalui Uji karakteristik B3
meliputi :
1) mudah meledak;
2) mudah terbakar;
3) bersifat reaktif;
4) beracun;
5) menyebabkan infeksi; dan
6) bersifat korosif.

2. Panduan pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb :
a. Pengadaan barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh
barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Daerah/Institusi
lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa, yang
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 11
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APB Barang
termasuk didalamnya adalah Perbekalan Farmasi)
b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri
dari obat, bahan bat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas
medis dari penyedia barang
c. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan
farmasi sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)
Pengadaan Barang/Jasa Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan
Kota Kediri

3. Panduan penyimpanan dan pengemasan B3


a. Panduan Umum Tempat Penyimpanan
Hal hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
1) Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan
bencana dan di luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana
tata ruang
2) Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
3) Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
a) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk
jalan lainnya;
b) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum
minimum 300 m;
c) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum
300 m;
d) Jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan
lindung) minimum 300 m.
4) Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik
limbah B3 dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 12
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
5) Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal2 sbb :
a) Keamanan Fasilitas
b) Pencegahan Terhadap Kebakaran
c) Pencegahan tumpahan
d) Penanggulangan Keadaan Darurat
e) Pengujian peralatan; dan
f) Pelatihan karyawan.
b. Penyimpanan Umum B3
1) Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh
alam & lingkungan :
a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
2) Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan
sbb :
a) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri)
agar tidak roboh dan rapi
c) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut
dapat lewat
d) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan
ditempatkan yg aman, idak lembab, dan aman dari sumber
panas (listrik, api terbuka dll)
3) Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan
dan Keselamatan)
4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan
5) Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan
APD
6) Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan,
peralatan dan sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kpd
atasan.
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 13
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbo dan /label B3 (Label
isi, safety, resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan
pertama
c. Penyimpanan B3 golongan gas Medis
Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan
benar dan akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia
penangkal petir
b) Pengaturan suhu/panas/ cahaya
(1) Suhu sejuk dan kering
(2) Hindari cahaya langsung matahari
(3) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas
(4) Hindarkan kenaikan suhu
c) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu
ruangan tetap optimal
3) Tata penyimpanan
a) Wadah disimpan pada posisi tegak
b) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah
c) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya
d) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi
e) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya
4) Kesiapan penanggulangan
a) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan
bahaya gas Medik
b) Tersedia alat pemadam kebakaran
c) Tersedia P3K dan antidotum
d) Tersedia alat komunikasi
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 14
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
5) Lokasi
a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut
tanpa tiupan angin kuat
b) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat
6) Penanganan tekhnis pada bongkar muat
Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan
jenis dan tingkat bahaya
7) Penanggulangan kasus bahan berbahaya
8) Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban
langsung dsb maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku
sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
d. Penyimpanan B3 Explosif
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar
dan teliti sesuai dengan macam dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat,
tahan ledakan, tahan api, tahan gempa
b) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
c) Kedap air
d) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci
e) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan
penangkal petir
f) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan
pemberitahuan dilarang merokok
e. Penyimpanan B3 Gas Mampat
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti polapewadahan dan penandaan yang berlaku dengan
benar & akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 15


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
a) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia
penangkal petir
(1) Pengaturan suhu / panas / cahaya
(a) suhu sejuk dan kering
(b) hindari cahaya langsung matahari
(c) hindarkan instalasi litrik, sumber panas
(d) Hindarkan kenaikan suhu
(2) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan
suhu ruangan tetap optimal
f. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala
1) Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya
terhadap saluran dari luar
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap
daya kemas isinya
c) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & konstruksi bangunan :
b) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
c) Mempunyai ventilasi secukupnya
d) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah
menyala
3) Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
c) Mencegah kotak langsung dengan B3
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan
g. Penyimpanan B3 Beracun
1) Pewadahan dan penandaan

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 16


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan
penandaan B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
2) Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan
c) Kedap air
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci

4. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
dalam penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahaynya,
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan
cukup
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang
berwenang
3) Peralatan kerja harus layak pakai
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan
efektif
5) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3
dll)
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai
dengan SOP
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan
tanggung jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi
kerja terlebih hal yang tidak aman
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja,
wadah sisa B3 hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut
5. Panduan penanganan B3
a. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 17
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan
apabila terjadi kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban
menjadi atau merasa aman dan tenang serta mencegah kondisi yang
lebih buruk sambil menunggu pertolongan dokter.
b. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum :pertolongan
pertama yang berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) . Dampak dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa
ledakan gas dan kebakaran bahan kimia, bahan kimia tumpah, terpapar
bahan kimia kepada petugas , sarana dan lingkungan rumah sakit
c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai
berikut :
1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang
dapat menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda
yang disebabkan oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak
terduga
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang
karyawan semenjakia meninggalkan rumah kediaman sampai
menuju ketempat pekerjaannya, selama jam kerja, maupun
sekembalinya dari tempat kerja menuju rumah kediamannya
melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian rupa sehingga
karyawan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam setelah kejadian
kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau
ketidaknormalan psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur
anatomi dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau
berkurangnya kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan)
untuk melakukan aktivitas dengan cara atau dalam batas–batas
yang dianggap normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 18
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
sebagai akibat dari perlemahan atau ketidakmampuan yang
membatasi atau mencegah orang itu untuk melakukan perannya
yang normal untuk ukuran orang itu
d. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat
akibat B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a.
wajib mengambil langkah-langkah :
a) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b) menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap
penanggulangan kecelakaan;
c) melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada
aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; dan
d) Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah
menerima laporan tentang terjadinya kecelakaan dan atau
keadaan darurat akibat B3 sebagaimana dimaksud wajib
segera mengambil langkah-langkah penanggulangan yang
diperlukan.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan
kewajiban setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3
untuk :
a) Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan
darurat; dan atau
b) Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau
tercemar; yang diakibatkan oleh B3.

6. Panduan penanganan tumpahan B3


a. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan
karena dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan
tum pahan. Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 19
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
akibat menghirup uap bahan tersebut, korosif dan dapat menimbulkan
kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah
terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk
bahanbahan mikrobiologi).
b. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :
1) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang
tumpah , sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko
tumpahan dan mengetahui teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal
tersebut aman dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
5) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
6) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk
tumpahan yang bersifat asam dan
7) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
8) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila
terjadi tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur
9) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan
dengan air, sabun detergen , atau pembersih lain yang sesuai
dengan bahan pengotornya.
10) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam
“Material Safety Data Sheet” (MSDS).
c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3
1) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup
untuk penanganan lebih lanjut
2) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
3) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/
bahan kimia.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 20


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
4) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat
berbahaya, selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi
dengan sarung tangan dan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya :
masker dan sepatu pelindung)

d. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit


1) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya
pada Pekerja, Bila Terkena Kulit dan Rambut
2) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju
sumber air terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang
menutup bagian yang terkontaminasi
3) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan
air (bila mungkin air mengali ratau air pancuran atau shower), lihat
petunjuk gambar
4) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
5) Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk
melindungi diri dari kontaminan bahan kimia yang dibersihkan
(beberapabahan kimia yang melepas uap berbahaya bagi
pernafasan, pastikan tidak menghirupnya)
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau
Instalasi Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis
lebih jauh
7) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah
Sakit melalui Poli Pegawai
8) Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau
kepala

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 21


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
e. Panduan penanganan terpapar B3 pada mata
1) Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan
Berbahaya pada Pekerja, bila Terkena Mata :
a) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang
terkontaminasi dengan posisi kepala menengadah dan miring
ke arah mata yang terkontaminasi
b) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai
mata dengan sejumlah air yang dingin dan bersih selama
15–20 menit
c) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan
tidak mengenai mata sebelahnya
d) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal
ketika menyiram di sekitar kulit, alis dan kelopak mata
e) Memastiakn pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok
matanya
f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Pegawai
dan Instalasi Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan
medis lebih jauh Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke
Panitia K3 Rumah Sakit melalui Poli Pegawai

g) Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower

7. Panduan pemasangan simbol dan label B3


Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan
peringatan pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya
adalah tindakan pencegahan yang esensial. pegawai yang bekerja pada

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 22


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
pengelolaan B3 biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia
dalam wadah/packingnya, demikian pula para pengguna di ruaangan dari
barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi
sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan
syarat penting dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal
tersebut tidak dapat dianggap sebagai perlindungan yang sudah lengkap,
usaha perlindungan keselamatan lainnya masih tetap diperlukan.
a. Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :
1) Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan
B3 adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
2) Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
3) Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3.
4) Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat
B3 dan dilengkapi penutup.
5) Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam
bentuk lain yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.
b. Panduan Umum pemasangan Simbol
1) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan
klasifikasinya dan label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
2) Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3
wajib diberi simbol B3.
3) Bentuk dasar, ukuran dan bahan
a) Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga
membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 23


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
belah ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A). Simbol
yang dipasang pada kemasan
disesuaikan dengan ukuran kemasan. Sedangkan simbol pada
kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3
minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

Gambar A: bentuk dasar simbol


b) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air,
goresan dan bahan kimia yang akan mengenainya. Warna
simbol untuk dipasang di kendaraan pengangkut bahan
berbahaya dan beracun harus dengan cat yang dapat berpendar
(fluorenscence). Jenis simbol B3
c) Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3
yang terdiri dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan,
yaitu :
(1) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah
meledak(explosive), sebagaimana gambar (1).

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 24


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Gambar (1) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah
meledak (explosive).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar bom meledak (explosive/exploded
bomb) berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan
suatubahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 oC,
760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran
atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
(2) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi
(oxidizing), sebagaimana gambar Simbol –simbol lain dapat
di lihat pada lampiran :

Gambar (2) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat


pengoksidasi (oxidizing)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang
menyala. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat
melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika
bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahanbahan
yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan
hampa udara.
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 25
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
(3) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala
(flammable), sebagaimana gambar

Gambar (3) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat


mudah
menyala (flammable)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih
dan hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
(a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan
terbakar karena kontak dengan udara pada temperature
ambien;
(b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan
sumber nyala api;
(c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan
normal;
(d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam
jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau kontak
dengan air atau udara lembab;
(e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah
0oC dan titik didih lebih rendah atau sama dengan
35oC;
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 26
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
(f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC –
21oC;
(g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24%
volume dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak
lebih dari 60oC (140oF) akan menyala apabila terjadi
kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain
pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat
dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
(h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar
(25oC dan 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan
terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uaair
atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus
menerus dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian
”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya menunjukkan
titik nyala kurang dari 40oC;
(i) Aerosol yang mudah menyala;
(j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
(k) Peroksida organik.

(4) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),


sebagaimana gambar (4).

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 27


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Gambar (4). : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun
(toxic)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
(a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan
keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk
ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji
LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan
beracun); dan/atau
(b) Sifat bahaya toksisitas akut.

(5) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful),


sebagaimana gambar (5).

Gambar (5). : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya


(harmful)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini
untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan,
cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalu

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 28


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.

(6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant),


sebagaimana gambar (6).

Gambar (6). : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah
Simbol berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol
ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
(a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara
langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau
selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau
peradangan;
(b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena
paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi
pernafasan,mengantuk atau pusing;
(c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi
alergi pada kulit; dan/atau
(d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat
menyebabkan iritasi serius pada mata

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 29


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
(7) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive),
sebagaimana gambar (7).

Gambar (7) : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif


(corrosive)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
(a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
(b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja
SAE 1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan
temperatur pengujian 55oC; dan/atau
(c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3
bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk
B3 yang bersifat basa.
(8) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi
lingkungan (dangerous for environment), sebagaimana
gambar (8).

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 30


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Gambar (8) : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi
lingkungan (dangerous for the environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar pohon dan media lingkungan
berwarna hitam serta ikan berwarna putih. Simbol ini untuk
menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya
terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau
menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic
lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti
merusak lapisan ozon (misalnya CFC =
Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya
PCBs = Polychlorinated Biphenyls).
(9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik,
teratogenik dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic,
mutagenic), sebagaimana

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 31


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Gambar (9) : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik,
teratogenik dan mutagenik (carcinogenic,
tetragenic,mutagenic).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna
hitam dengan gambar menyerupai bintang segi enam
berwarna putih pada dada. Simbol ini menunjukkan
paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang
dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
sebagai berikut:
(a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
(b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat
mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan
embrio;
(c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan
perubahan kromosom yang berarti dapat merubah
genética;
(d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
(e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
(f) gangguan saluran pernafasan.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 32


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
(10) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa
gas bertekanan (pressure gas), sebagaimana gambar (10).

Gambar (10) : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas


bertekanan
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna
merah.Simbol berupa gambar tabung gas silinder berwarna
hitam. Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas
bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat
meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah
dan isinya dapat menyebabkan kebakaran
c. Ketentuan pemasangan simbol
Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama,
tahan terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
a) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik
bahan yang dikemasnya atau diwadahinya;
b) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang
oleh kemasan lain dan mudah dilihat;

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 33


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
c) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan
simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan
dari sisa-sisa bahan berbahaya dan beracun; dan
d) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan
dipergunakan kembali untuk mengemas B3 harus diberilabel
“KOSONG”
2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3. Simbol yang dipasang
pada kendaraan pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada alat angkut/kendaraan, mudah
penggunaannya, dan tahan lama;
b) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai
dengan klasifikasi B3 yang diangkutnya;
c) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau
lebih besar, sebanding dengan ukuran alat angkut yang
digunakan;
d) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan,
dan/atau bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya
bahan plastik, kertas, atau plat logam) serta menggunakan
bahan warna simbolyang dapat berpendar (flourenscence);
e) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta
harus dapat terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30
meter; dan
f) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbol lain
sebelum muatan B3 dikeluarkan dan alat angkut yang
digunakan dibersihkan dari sisa B3 yang tertinggal.
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol
dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 34


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada tempat penyimpanan
b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol
juga terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan
bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan
plastik, kertas, atau plat logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana
kemasan B3 yang tidak terhalang
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3
d. Ketentuan pemasangan Label
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan
informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label
harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak
mudah terlepas dari kemasannya.
1) Bentuk, warna dan ukuran.
a) Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran
disesuaikan dengan kemasan yang digunakan, ukuran
perbandingannya adalah panjang : lebar = 3:1, dengan warna
dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam,
sebagaimana gambar
b) Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label
wajib dicantumkan informasi

Nama B3/Nama Dagang Nama B3


Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen
Informasi Tindakan Penanganan
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 35
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Keterangan Tamabahan Kata peringatan

Pernyataan Bahaya :
Identitas Pemasok Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan
Lingkungan

Gambar 6 a. Label B3
2) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi minimal sebagai berikut :
No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian
1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan
Komposisi, No.CAS/No kimia.
UN; Komposisi atau formulasi bahan
Produsen kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau


“awas” sesuai dengan tingkat
resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih
- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan, Misal: sangat mudah menyala,
lingkungan. sangat beracun, karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 36


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai
pemasok

3) Pemasangan label B3.


Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan
harus terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada
wadah yang akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar.
Contoh pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah,
sebagaimana gambar 6.b.

Simbol

Label

Gambar 6.b. : Kemasan B3 dengan symbol dan


label

8. Panduan pembuangan limbah B3


Limbah B3 yang terdapat didalam TPS LB3 RSM dikirim ke pihak
ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah
B3 dari KLH.
Dalam penanganan residu abu pasca pembakaran residu abu
dimasukkan kedalam drum kemudian dilakukan solidifikasi dimana
dilakukan pengecoran dengan spesi semen dan pasir.
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 37
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
a. Tiap limbah baik karena rusak, pecah,kadaluarsa maupun sisa hasil
proses yg tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg
disiapkan atau tempat sampah khusus B3
b. Jika limbah asam dan Basa harus dinetralkan dahulu sebelum
dibuang. Untuk zat2 logam berbahaya harus diendapkan dahulu
hingga buangan aman tidak lebih ambang
c. Limbah sisa gas yg mudah terbakar harus diamankan
d. Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dg benar
e. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg
sesuai. Hati-hati hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram,
dsb
9. Panduan penanganan pembuangan limbah B3
a Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang
dihasilkannya paling lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum
menyerahkannya kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah
atau penimbun limbah B3.
b Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh)
kilogram per hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3
yang dihasilkannya lebih dari sembilan puluh hari sebelum
diserahkan kepada pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah
B3, dengan persetujuan Kepala instansi yang bertanggung jawab.
c Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai
dengan bukti dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest
limbah B3

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 38


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
BAB IV
DOKUMENTASI

Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib
melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari penerimaan B3,
penyimpanan, penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3. Hal ini dilakukan
sebagai bukti bahwa Rumah Sakit dr. Palemmai Tandi Kota Palopo melakukan
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dengan baik.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 39


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
BAB V
PENUTUP

Buku panduan pengelolaan B3 ini dibuat dengan tujuan Rumah Sakit dr.
Palemmai Tandi Kota Palopo melakukan penanganan B3 yang diperlukan dalam
pelayanan medis dan limbah B3 yang dikeluarkan akibat dari proses pelayanan
medis di Rumah Sakit sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.: 74/Tahun 2001,
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan atau peraturan
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) agar tidak menjadi sumber polusi dan
penularan penyakit sehingga dapat memberikan perlindungan bagi kesehatan,
keselamatan manusia serta perlindungan kelestarian lingkungan hidup sekitarnya.
Dengan melakukan kegiatan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun ini
sekaligus bisa mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
bagi petugas yang ada dilingkungan Rumah Sakit dr. Palemmai Tandi Kota
Palopo.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 40


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Lampiran 1.
Lampiran 1

RUMAH SAKIT DOKTER PALEMMAI TANDI KOTA PALOPO


FORM PELAPORAN KECELAKAAN KARENA B3

1. Unit terjadinya kecelakaan :

2. Yang terlibat dalam kecelakaan :

3. B3 yang menyebabkan kecelakaan :

4. Kecelakaan yang terjadi :

5. Kronologi terjadi kecelakaan :

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 41


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Lampiran 2
LOKASI B3 DI RSUD dr. PALEMMAI TANDI KOTA PALOPO

No Lokasi B3 B3 Kandungan Simbol Keteranga


1 Instalasi Farmasi, Alkohol 70% Sangat mudah menyala
Kamar Operasi, klinik
Gigi

2 Instalasi Farmasi, Atropin Mengiritasi mata, kulit, p


Kamar Operasi, IGD pernapasan

3 Instalasi Farmasi, Hydrogen Mengiritasi mata, kulit, p


Kamar Operasi peroxide 3% pernapasan

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 42


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
4 Gudang Farmasi, Oksigen Mengoksidasi, jika konta
Kamar Operasi, bahan yang dapat menim
Ruangan Perawatan,
IGD, IRJ

5 Kamar Operasi, Formalin Mengiritasi mata, pencer


Kamar Sterilisasi (Formaldehyde Korosif bagi mata, kulit,
solution 37%) karsinogenik

6 Kamar Sterilisasi Paraformaldeh Mengiritasi dan korosif p


yde mata

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 43


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
7 Kamar Operasi Hibiscrub Chlorhexidine Mengiritasi kulit, mata d
gluconate 4% b/v setara
dengan Chlorhexidine
gluconate 2% b/v

8 Instalasi Farmasi Microshield Chlorhexidine Mengiritasi kulit, mata d


gluconate 2% b/v

9 Kamar Operasi Hillon Methyl methacrylate Sangat mudah menyala


Monomer

10 Kamar Operasi, Ethylchloride Mudah Menyala


Instalasi Farmasi

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 44


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
11 Kamar Operasi, Presept Troclosene Sodium Mengoksidasi jika konta
Instalasi Farmasi, (NaDCC) bahan yang menghasilka
House Keeping Jika kontak dengan asam
menyebabkan gas yang b
\ Mengiritasi mata dan sal
pernapasan. Sangat berb
oraganisme air.

12 Kamar Sterilisasi, Cydex Opa ortho-Phthalaldehyde Mengiritasi mata, kulit d


Kamar Operasi (1,2– Kontak langsung dengan
benzenedicarboxaldehy menyebabkan perubahan
de sementara.

13 Kamar Sterilisasi, Stabimed Laurylpropylene Korosif, mudah menyala


Klinik Gigi, Kamar diamine jika tertelan, menyebabk
Operasi terbakar saat kontak den

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 45


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
14 Laundry Detergent Menyebabkan iritasi kul
alkali ( 9L) pada mata, dapat pula m
pernapasan. Beracun bag
dalam air untuk efek yan

15 Laundry Bleach Klorin Korosif dan beracun bag


( 10 L ) dalam air untuk efek yan

16 Laundry Softener Dimethyl ammonium Berbahaya jika tertelan,


chloride menyebabkan iritasi pad

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 46


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
17 Laboratorium Xylol Sangat mudah sekali me

18 Laboratorium Alkohol 90% Sangat mudah menyala

19 Laboratorium Wright’s stain Mengiritasi kulit, mata,


dan pernapasan.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 47


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
20 Laboratorium Methanol Mengiritasi kulit, mata,
dan pernapasan.
Teratogenik mungkin pa

21 Laboratorium Immersion Oil Benzyl Benzoate Berbahaya jika ditelan, b


organisme air mungkin k
yang lama.

22 Laboratorium Kalium Iodida Mengoksidasi, jika konta


bahan yang dapat menim
Berbahya jika ditelan.
Resiko serius jika terjadi
mata.
Mengiritasi pernapasan d

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 48


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
23 Laboratorium Sulfa Lyzer Sodium Lauryl Sulfat Mengiritasi kulit, mata, p
pernapasan

24 Laboratorium Stromatolyser-  Ethylene Glycol Irritant


4DS Dye  Methanol

25 Radiologi, Klinik Gigi Fixer  Ammonium Mengiritasi mata


Thiosulphate
 Air

26 Radiologi, Klinik Gigi Developer  Diethylenetriamine Dapat mengiritasi salura


Pentaacetic Acid Na5 Berbahaya jika tertelan k
 Hydroquinone menyebabkan rasa tidak
 Pottasium Carbonate Menyebabkan iritasi kul

 Air yang lama menyebabkan

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 49


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
parah.
27 Radiologi Barium Sulfat Mengiritasi kulit, mata, p
pernapasan. Toksik terha
target, paparan yang lam
menyebabkan kerusakan

28 Instalasi Farmasi, Baygon Mudah menyala


Radiologi,
laboratorium

29 Kamar operasi, Softaman  Ethanol Mudah terbakar, Beresik


Instalasi Farmasi,  Propanolol menyebabkan kerusakan
Laboratorium, Klinik mata.
Gigi, Laundry, IGD

30 Klinik Gigi Arsen Berbahaya dalam kasus p


pernapasan.
Mengiritasi jika kontak d
mata dan pernapasan

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 50


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
31 Klinik Gigi Eugenol Dapat mengiritasi jika ko
dengan kulit, mata, penc
pernapasan.

32 Klinik Gigi Formocresol Sangat mudah sekali kor


kulit jika terjadi kontak.
Toksik, dapat berakibat f
diserap oleh tubuh.
Bebahaya jika dihirup.
Menyebabkan efek yang
kembali, berakibat karsin

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 51


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
33 Klinik Gigi Spritus Methyl Alkohol Mudah menyala

34 House Keeping Karbol Sangat mudah menyala d

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 52


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
LAMPIRAN 3
LAPORAN DAFTAR B3 DI RSUD dr. PALEMMAI TANDI KOTA PALOPO DAN PENYIMPANANNYA

UNIT TEMPAT PENYIMPANAN DI


NO NAMA B3 SIMBOL B3 STANDAR PENYIMPANAN
KERJA UNIT KERJA

1 Instalasi Hydrogen Rak obat bagian bawah, untuk Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Farmasi peroxide 3% pemakaian obat luar, tersedia dengan sumber air untuk mencuci.
wastafel
Alkohol 70% Penyimpanan pada rak depan, Harus disimpan di tempat terpisah dari
OTC, tidak dipisahkan dengan tempat penyimpanan perbekalan farmasi
sediaan farmasi yang lain, jauh dari lain, mudah dilokalisir bila terjadi
Sangat mudah menyala
Apar kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Atropin Rak obat bagian injeksi, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel dengan sumber air untuk mencuci.

Microshield Dipisahkan dari rak obat, untuk Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
pemakaian luar, tersedia wastafel dengan sumber air untuk mencuci.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 53


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Ethylchloride Belum dipisahkan dari rak obat Harus disimpan di tempat terpisah dari
farmasi. tempat penyimpanan perbekalan farmasi
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
Mudah Menyala
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Presept Disimpan pada bagian terpisah Harus disimpan ditempat yang sejuk dan
dengan obat oral, suhu ruangan mendapat petukaran udara yang baik.
normal, ada pertukaran udara yang Tersedia tempat untuk mencuci.
baik, tersedia wastafel.

Baygon Terpisah dari rak obat. Harus disimpan di tempat terpisah dari
tempat penyimpanan perbekalan farmasi
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
Mudah Menyala
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Softaman Dipisahkan dari rak obat, untuk Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
pemakaian luar. Tersedia wastafel dengan sumber air untuk mencuci.
pada ruangan.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 54


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
2 Gudang Oksigen Disimpan dekat dengan infuse, Harus disimpan ditempat yang sejuk dan
Logistik suhu ruangan normal, tidak ada mendapat petukaran udara yang baik
pertukaran udara yang baik
2 Kamar Alkohol 70% Penyimpanan rak Depo farmasi di Harus disimpan di tempat terpisah dari
Operasi KO, terpisah dari obat dan alkes tempat penyimpanan perbekalan farmasi
yang lain. Sudah tersedia Apar di lain, mudah dilokalisir bila terjadi
Sangat mudah menyala KO kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Atropin Rak obat bagian injeksi, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel dengan sumber air untuk mencuci.

Hydrogen Rak obat Depo Farmasi di KO, Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
peroxide 3% tersedia wastafel dengan sumber air untuk mencuci.

Oksigen Disimpan dekat dengan infuse, Harus disimpan ditempat yang sejuk dan
suhu ruangan normal, ada mendapat petukaran udara yang baik
pertukaran udara yang baik
Formalin Disimpan pad rak yang dipisahkan, Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
(Formaldehyde pada tempat sejuk, mendapat dengan sumber air untuk mencuci.
solution 37%) pertukaran udara yang baik, tidak Harus disimpan di tempat yang sejuk,

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 55


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
kena sinar matahari langsung dan mendapat pertukaran udara yang baik, tidak
jauh dari sumber panas. kena sinar matahari langsung dan jauh dari
Tersedia wastafel pada ruangan. sumber panas
Hibiscrub Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.

Hillon Penyimpanan rak Depo farmasi di Harus disimpan di tempat terpisah dari
KO, terpisah dari obat dan alkes tempat penyimpanan perbekalan farmasi
yang lain. Sudah tersedia Apar di lain, mudah dilokalisir bila terjadi
Sangat mudah menyala
KO kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Ethylchloride Penyimpanan rak Depo farmasi di Harus disimpan di tempat terpisah dari
KO, terpisah dari obat dan alkes tempat penyimpanan perbekalan farmasi
yang lain. Sudah tersedia Apar di lain, mudah dilokalisir bila terjadi
Mudah Menyala
KO kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Presept Disimpan pada ruangan dengan Harus disimpan ditempat yang sejuk dan
suhu normal, ada pertukaran udara mendapat petukaran udara yang baik
yang baik

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 56


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Cydex Opa Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.

Softaman Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.

Stabimed Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.
Tersedia Apar. Harus disimpan di tempat terpisah dari
tempat penyimpanan perbekalan farmasi
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Mudah Menyala

3 Kamar Formalin Disimpan pad rak yang dipisahkan, Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Sterilisasi (Formaldehyde pada tempat sejuk, mendapat dengan sumber air untuk mencuci.
solution 37%) pertukaran udara yang baik, , tidak Harus disimpan di tempat yang sejuk,
kena sinar matahari langsung dan mendapat pertukaran udara yang baik, tidak
jauh dari sumber panas. kena sinar matahari langsung dan jauh dari
Tersedia wastafel pada ruangan. sumber panas
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 57
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Paraformaldehyde Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.

Cydex Opa Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel pada ruangan. dengan sumber air untuk dan mencuci.

Stabimed Disimpan pada rak, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.
Tersedia Apar. Harus disimpan di tempat terpisah dari
tempat penyimpanan perbekalan farmasi
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
4 Laundry Detergent Alkali Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
(9L) Limbah langsung diolah di IPAL dengan sumber air untuk mencuci.

Bleach Klorin Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
( 10 L ) dengan sumber air untuk mencuci.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 58


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Softener ( 14 L ) Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.

5 Laboratorium Xylol Letak Apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
ruangan. tempat penyimpanan perbekalan lainnya,
mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,
tahan gempa dan dilengkapi dengan
pemadam api.
Alkohol 90% Letak Apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
ruangan. tempat penyimpanan perbekalan lainnya,
mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,
tahan gempa dan dilengkapi dengan
pemadam api.

Wright’s stain Tersimpan terpisah dari reagen lab Harus disimpan di tempat terpisah dari
yang lain. Letak Apar tidak jauh tempat penyimpanan perbekalan lainnya,
dari ruangan. mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,
tahan gempa dan dilengkapi dengan
pemadam api.
Harus disimpan di tempat yang sejuk,
mendapat pertukaran udara yang baik,
PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 59
RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
tidak kena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas
Immersion Oil Ruangan adalah tempat yang Harus disimpan di tempat yang sejuk,
sejuk, mendapat pertukaran udara mendapat pertukaran udara yang baik,
yang baik, tidak kena sinar tidak kena sinar matahari langsung dan
matahari langsung dan jauh dari jauh dari sumber panas
sumber panas
Methanol Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Ruangan adalah tempat yang dengan sumber air untuk mencuci.
sejuk, mendapat pertukaran udara Harus disimpan di tempat yang sejuk,
yang baik, tidak kena sinar mendapat pertukaran udara yang baik,
matahari langsung dan jauh dari tidak kena sinar matahari langsung dan
sumber panas jauh dari sumber panas
Sulfa Lyzer Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.

Stromatolyser- Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
4DS Dye dengan sumber air untuk mencuci.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 60


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Softaman Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.

Baygon Tersedian apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
ruangan. tempat penyimpanan perbekalan farmasi
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
Mudah Menyala
dengan pemadam api.
Fixer Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Radioloogi dengan sumber air untuk mencuci.
6
Developer Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Ruangan adalah tempat yang sejuk, dengan sumber air untuk mencuci.
mendapat pertukaran udara yang Harus disimpan di tempat yang sejuk,
baik, tidak kena sinar matahari mendapat pertukaran udara yang baik, tidak
langsung dan jauh dari sumber kena sinar matahari langsung dan jauh dari
panas. sumber panas.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 61


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Barium Sulfat Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Ruangan adalah tempat yang sejuk, dengan sumber air untuk mencuci.
mendapat pertukaran udara yang Harus disimpan di tempat yang sejuk,
baik, tidak kena sinar matahari mendapat pertukaran udara yang baik, tidak
langsung dan jauh dari sumber kena sinar matahari langsung dan jauh dari
panas. sumber panas.
Baygon Tersedian apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
ruangan. tempat penyimpanan perbekalan farmasi
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
Mudah Menyala
dengan pemadam api.
Softaman Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.

Klinik Gigi Arsen Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Ruangan adalah tempat yang sejuk, dengan sumber air untuk mencuci.
mendapat pertukaran udara yang Harus disimpan di tempat yang sejuk,
baik, tidak kena sinar matahari mendapat pertukaran udara yang baik, tidak
langsung dan jauh dari sumber kena sinar matahari langsung dan jauh dari
panas sumber panas.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 62


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Eugenol Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.

Formocresol Ruangan adalah tempat sejuk, Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
mendapat pertukaran udara yang dengan sumber air untuk mencuci.
baik, tidak kena sinar matahari Harus disimpan di tempat yang sejuk,
langsung dan jauh dari sumber mendapat pertukaran udara yang baik, tidak
panas. kena sinar matahari langsung dan jauh dari
Tersedia wastafel pada ruangan. sumber panas
Spritus Tersedian apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
House ruangan. tempat penyimpanan perbekalan farmasi
6 Keeping lain, mudah dilokalisir bila terjadi
Mudah Menyala
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Presept Suhu ruangan normal, ada Harus disimpan ditempat yang sejuk dan
pertukaran udara yang baik, mendapat petukaran udara yang baik.
tersedia wastafel. Tersedia tempat untuk mencuci.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 63


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI
Karbol Tersedia wastafel untuk mencuci Harus disimpan di tempat terpisah dari
pada ruangan. Letak apar tidak tempat penyimpanan perbekalan farmasi
jauh dari ruangan. lain, mudah dilokalisir bila terjadi
Sangat Mudah Menyala
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.Tersedia tempat untuk
mencuci.

PANDUAN PENANGANAN LIMBAH MEDIS 64


RUMAH SAKIT DOKTER PALAMMAI TANDI

Anda mungkin juga menyukai