Anda di halaman 1dari 54

PANDUAN

PENGELOLAAN BAHAN SERTA LIMBAH


BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA

RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA


JL.RAYA SAWANGAN NO.2A DEPOK 16436
TELP.(021)7520082 FAX.7520510
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................... i


Surat Keputusan ................................................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................................... iv
BAB I DEFINISI ........................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ......................................................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA ............................................................................................. 4
BAB IV DOKUMENTASI .......................................................................................... 41
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan kemuliaan serta kemudahan yang diberikan kepada kita semua, sehingga
dengan ijin Nya Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) RSU. Bhakti Yudha dapat terselesaikan.
Panduan pengelolaan B3 ini dibuat dengan tujuan Rumah Sakit Umum Bhakti
Yudha melakukan penanganan B3 yang diperlukan dalam pelayanan medis dan limbah
B3 yang dikeluarkan akibat dari proses pelayanan medis di Rumah Sakit sesuai dengan
peraturan dan perundangan, agar tidak menjadi sumber polusi dan penularan penyakit
sehingga dapat memberikan perlindungan bagi kesehatan, keselamatan manusia serta
perlindungan kelestarian lingkungan hidup sekitarnya.
Dengan melakukan kegiatan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun ini
sekaligus bisa mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bagi
petugas yang ada dilingkungan Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha.
Semoga Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) RSU. Bhakti Yudha ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya,
serta mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RS. Bhakti Yudha.

Depok, April 2017


Tim Penyusun
BAB I
DEFINISI

1. Lingkungan Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Depok adalah semua area di dalam
dan di luar gedung yang merupakan tempat kegiatan dan aktifitas Rumah Sakit
sesuai batas wilayah dan area Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha.
2. Masyarakat Rumah Sakit adalah semua orang yang berada di dalam area Rumah
Sakit tanpa terkecuali.
3. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat,
seperti Rumah Sakit, Puskesmas, praktik dokter, praktik bidan, toko obat atau
apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, dan tempat
kesehatan lainnya, antara lain pusat dan/atau balai pengobatan, rumah bersalin, Balai
Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).
4. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,vbergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja melakukan pekerjaan atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha, dan dimana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya
5. Pegawai adalah peneliti, teknisi, atau petugas yang secara langsung atau tidak
langsung menggunakan bahan berbahaya beracun.
6. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
7. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
8. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya.
9. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam
suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
10. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 1


11. Label B3 adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis
B3.
12. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang
karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.
13. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
14. Limbah B3 cair adalah Limbah cair yang mengandung B3 antara lain Limbah
larutan fixer, Limbah kimiawi cair, dan Limbah farmasi cair.
15. Limbah infeksius adalah Limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi
yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
16. Limbah patologis adalah Limbah berupa buangan selama kegiatan operasi, otopsi,
dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan, organ, bagian tubuh, cairan
tubuh, dan/atau spesimen beserta kemasannya.
17. Air Limbah adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
fasilitas pelayanan kesehatan yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
18. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan
sifat bahaya dan/atau sifat racun.
19. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan.
20. Simbol Limbah B3 adalah gambar yang menunjukkan karakteristik Limbah B3.
21. Label Limbah B3 adalah setiap keterangan mengenai limbah B3 yang berbentuk
tulisan yang berisi informasi penghasil, alamat penghasil, waktu pengemasan,
jumlah, dan karakteristik limbah B3.
22. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai
kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat
diterima Tenaga Kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan,
dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.
23. Sistem Tanggap Darurat adalah sistem pengendalian keadaan darurat yang meliputi
pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanggulangan kecelakaan serta pemulihan
kualitas lingkungan hidup akibat kejadian kecelakaan Pengelolaan Limbah B3.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 2


BAB II
RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan Bahan


Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai Rumah Sakit Umum Bhakti
Yudha.
2. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun peralatan, dan pekerja yang merupakan unsur dalam melaksanakan kegiatan
dengan menggunakan bahan kimia.
3. Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup tentang :
a. Identifikasi B3
b. Pengadaan B3
c. Penyimpanan B3
d. Penanganan tumpahan B3
e. Penanganan terpapar B3 pada kulit
f. Penanganan terpapar B3 pada mata
g. Pemasangan simbol dan label B3
h. Pembuangan limbah B3
4. Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Panduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3.
Ruangan-ruangan antara lain :
a. Instalasi Farmasi
b. Instalasi Rawat Inap
c. Instalasi Gawat Darurat
d. Instalasi Kamar Bedah
e. Instalasi Rawat Jalan
f. Instalasi Radiologi
g. Instalasi Laboratorium
h. Pemeliharaan Sarana
i. Sanitasi Lingkungan
j. Gudang

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 3


BAB III
TATA LAKSANA

A. Identifikasi B3
Untuk dapat mengelola B3 dengan baik dan benar maka perlu diketahui klasifikasi
B3 tersebut. Klasifikasi B3 Klasifikasi B3 dalam Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1. Mudah meledak (explosive)
2. Pengoksidasi (oxidizing)
3. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
4. Sangat mudah menyala (highly flammable)
5. Mudah menyala (flammable)
6. Amat sangat beracun (extremely toxic)
7. Sangat beracun (highly toxic)
8. Beracun (moderately toxic)
9. Berbahaya (harmful)
10. Bersifat iritasi (irritant)
11. Korosif (corrosive)
12. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
13. Karsinogenik (carcinogenic)
14. Teratogenik (teratogenic)
15. Mutagenik (mutagenic)
16. Bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas).

Karakteristik Limbah B3 sebagaimana Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 101 Tahun 2014 yaitu :
1. Mudah meledak;
2. Mudah menyala;
3. Reaktif;
4. Infeksius;
5. Korosif; dan/atau
6. Beracun.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 4


Pengelolaan Limbah B3 di fasilitas kesehatan diatur secara khusus dalam Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup nomor P.56/Menlhk-Setjen/2015. Limbah yang
dihasilkan dari fasilitas pelayanan kesehatan meliputi limbah padat, limbah cair, dan
limbah gas, yang meliputi limbah :
1. Dengan karakteristik infeksius;
2. Benda tajam;
3. Patologis;
4. Bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan;
5. Radioaktif;
6. Farmasi;
7. Sitotoksik;
8. Peralatan medis yang memiliki kandungan logam berat tinggi; dan
9. Tabung gas atau kontainer bertekanan.

Termasuk dalam kelompok limbah infeksius yaitu:


1. Darah dan cairan tubuh, meliputi :
a. darah atau produk darah:
1) serum,
2) plasma, dan
3) komponen darah lainnya
b. cairan tubuh:
1) semen,
2) sekresi vagina,
3) cairan serebrospinal,
4) cairan pleural,
5) cairan peritoneal,
6) cairan perikardial,
7) cairan amniotik, dan
8) cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi darah.
Tidak termasuk dalam kelompok cairan tubuh yaitu:
1) urin, kecuali terdapat darah,
2) feses, kecuali terdapat darah, dan
3) muntah, kecuali terdapat darah.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 5


2. Limbah laboratorium yang bersifat infeksius,
3. Limbah yang berasal dari kegiatan isolasi, dan
4. Limbah yang berasal dari kegiatan yang menggunakan hewan uji.
Limbah benda tajam merupakan Limbah yang dapat menusuk dan/atau menimbulkan
luka dan telah mengalami kontak dengan agen penyebab infeksi, antara lain jarum
hipodermis;
1. Jarum intravena;
2. Vial;
3. Lanset (lancet);
4. Siringe;
5. Pipet pasteur;
6. Kaca preparat;
7. Skalpel;
8. Pisau; dan
9. Kaca.
Termasuk dalam kelompok Limbah sitotoksik yaitu Limbah genotoksik yang
merupakan Limbah bersifat sangat berbahaya, mutagenik (menyebabkan mutasi
genetik), teratogenik (menyebabkan kerusakan embrio atau fetus), dan/atau
karsinogenik (menyebabkan kanker).
1. Genotoksik berarti toksik terhadap asam deoksiribo nukleat (ADN), dan
2. Sitotoksik berarti toksik terhadap sel.
Beberapa contoh obat sitotoksik dari fasilitas pelayanan kesehatan antara lain:
1. Azathioprine; 11. Chlornaphazine; 21. Dactinomycin;
2. Azacitidine; 12. Chlorozotocin; 22. Daunorubicin;
3. Bleomycin; 13. Cisplatin; 23. Dihydroxymethylfu
4. Bortezomib; 14. Cladribine; ratrizine;
5. Busulfan; 15. Ciclosporin; 24. Docetaxel;
6. Capecitabine; 16. Colaspase; 25. Doxorubicin;
7. Carboplatin; 17. Cyclophosphamide; 26. Doxorubicin
8. Carmustine; 18. Cytarabine; liposomal;
9. Chlorambucil; 19. Dacarbazine; 27. Epirubicin;
10. Chloramphenicol; 20. Dacarbazin; 28. Etoposide;

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 6


29. Etoposide 45. Mitomycin; 59. Progesterone;
phosphate; 46. Mitozantrone; 60. Sarcolysn;
30. Fludarabine; 47. Nafenopin; 61. Semustine;
31. Fluorouracil; 48. Niridazole; 62. Streptozocin;
32. Fotemustine; 49. Oxaliplatin; 63. Raltitrexed;
33. Ganciclovir; 50. Oxazepam; 64. Tamoxifen;
34. Gemcitabine; 51. Paclitaxel; 65. Temozolomide;
35. Hydroxyurea; 52. Paclitaxel,nab 66. Teniposide;
36. Idarubicin; (nanoparticle 67. Thioguanine;
37. Ifosfamide; albumin bound); 68. Thiotepa;
38. Irinotecan; 53. Pemetrexed; 69. Treosulfan;
39. Lomustine; 54. Procarbazine; 70. Topotecan;
40. Melphalan; 55. Phenacetin; 71. Trichlormethine;
41. Mercaptopurine; 56. Phenobarbital; 72. Valganciclovir;
42. Methotrexate; 57. Phenytoin; 73. Vinblastine;
43. Methylthiouracil; 58. Procarbazine 74. Vincristine; dan
44. Metronidazole; hydrochloride; 75. Vinorelbine.

Salah satu hal penting dalam pengelolaan B3 adalah pemberian simbol dan label.
Pemberian simbol dan label sangat penting untuk mengidentifikasi sekaligus
mengklasifikasikan B3, yang nantinya akan sangat berguna sebagai informasi
penting dalam pengelolaannya. Identifikasi yang digunakan untuk penandaan B3
terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu simbol dan label. Setiap kemasan B3 wajib diberikan
simbol sesuai dengan klasifikasinya dan label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib diberi simbol
B3. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 tahun 2008, maka
tata cara pemberian simbol dan label B3 adalah sebagai berikut :

1. Simbol B3
a. Bentuk dasar, ukuran dan bahan
1) Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk
belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal
berwarna merah (lihat gambar 1)

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 7


2) Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran
kemasan. Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat
penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

Gambar 1. Bentuk Dasar Simbol


3) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan
bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di
kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus dengan cat
yang dapat berpendar (fluorenscence).

b. Jenis simbol B3
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri
dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan, yaitu :
1) Mudah meledak (explosive)

Gambar 2. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak


(explosive).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna hitam. Simbol
ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25oC,
760 mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui
reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di
sekitarnya.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 8


2) Pengoksidasi (oxidizing)

Gambar 3. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi


(oxidizing)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar
simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau
menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama
bahan bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan
hampa udara.

3) Mudah menyala (flammable)

Gambar 4. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala


(flammable)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar
simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena
kontak dengan udara pada temperature ambien;
b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab;
e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 oC dan titik
didih lebih rendah atau sama dg 35oC;
Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 9
f) Padatan atau cairan yg memiliki titik nyala 0oC–21oC;
g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau
pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC (140oF) akan
menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber
nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat
dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan 760
mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui
gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan
apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus
dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash
Point Test”-nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC;
i) Aerosol yang mudah menyala;
j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
k) Peroksida organik.

4) Beracun (toxic)

Gambar 5. Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau
sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini
didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan
beracun); dan/atau
b) Sifat bahaya toksisitas akut.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 10


5) Berbahaya (harmful)

Gambar 6. Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan suatu
bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak
atau melalu inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.

6) Iritasi (irritant)

Gambar 7. Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah Simbol berupa
gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung
dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;
b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal
dapat menyebabkan iritasi pernafasan,mengantuk atau pusing;
c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit;
dan/atau
d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi
serius pada mata.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 11


7) Korosif (corrosive)

Gambar 8. Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol terdiri
dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian
55oC; dan/atau
c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan
sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.

8) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment)

Gambar 9. Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan (dangerous


for the environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan berwarna
putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat
menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat
merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic
lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan
ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan
(misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 12


9) Karsinogenik, teratogenik dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic,
mutagenic)

Gambar 10. Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan


mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan gambar
menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada. Simbol ini
menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang
dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan
dan pertumbuhan embrio;
c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom
yang berarti dapat merubah genética;
d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
f) gangguan saluran pernafasan.

10) Gas bertekanan (pressure gas)

Gambar 11. Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa
gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 13


dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan
isinya dapat menyebabkan kebakaran

c. Ketentuan pemasangan simbol


1) Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama,
tahan terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
b) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik
bahan yang dikemasnya atau diwadahinya;
c) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh
kemasan lain dan mudah dilihat;
d) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan
simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari
sisa-sisa bahan berbahaya dan beracun; dan
e) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan
kembali untuk mengemas B3 harus diberi label “KOSONG”
2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3
Simbol yang dipasang pada kendaraan pengangkut B3 harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya,
dan tahan lama;
b) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai
dengan klasifikasi B3 yang diangkutnya;
c) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih
besar, sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan;
d) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan,
dan/atau bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya
bahan plastik, kertas, atau plat logam) serta menggunakan bahan
warna symbol yang dapat berpendar (flourenscence);

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 14


e) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus
dapat terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter; dan
f) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbol lain
sebelum muatan B3 dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan
dibersihkan dari sisa B3 yang tertinggal.
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol
dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada tempat penyimpanan
b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga
terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan
kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas,
atau plat logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana kemasan
B3 yang tidak terhalang
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3

2. Label B3
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan informasi
tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah
terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari
kemasannya.
1) Bentuk, warna dan ukuran.
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan
kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang :
lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi
berwarna hitam, sebagaimana gambar 12 berikut :

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 15


Gambar 12. Label B3
2) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi minimal sebagai berikut :
No Jenis Informasi Penjelasan Pengisian
1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan kimia
Komposisi, No.CAS/No Komposisi atau formulasi bahan
UN; kimia
Produsen Informasi lengkap mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi
B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau


“awas” sesuai dengan tingkat
resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih
- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan, Misal: sangat mudah menyala,
lingkungan. sangat beracun, karsinogenik, dll.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai
Pemasok
Tabel 1. Informasi Pengisian Label B3

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 16


3) Pemasangan label B3
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang
akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar. Contoh
pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah, sebagaimana
gambar 13.

Gambar 13. Contoh pemasangan simbol dan label.

Penandaan terhadap pengelolaan limbah B3 juga penting untuk penelusuran dan


penentuan Pengelolaan Limbah B3. Tanda yang digunakan ada 2 (dua) jenis yaitu
Simbol Limbah B3 dan Label Limbah B3.

Limbah B3 harus disimpan dalam kemasan dengan simbol dan label yang jelas.
Terkecuali untuk limbah benda tajam dan limbah cairan, Limbah B3 dari kegiatan
fasilitas pelayanan kesehatan umumnya disimpan dalam kemasan plastik, wadah
yang telah diberi plastik limbah, atau kemasan dengan standar tertentu seperti
antibocor. Cara yang paling tepat untuk mengidentifikasi Limbah sesuai dengan
kategorinya adalah pemilahan Limbah sesuai warna kemasan dan label dan
simbolnya.

1. Simbol Limbah B3
a. Bentuk dasar
Simbol Limbah B3 Simbol Limbah B3 berbentuk bujur sangkar diputar 45o
(empat puluh lima derajat) sehingga membentuk belah ketupat. Pada keempat
sisi belah ketupat tersebut dibuat garis sejajar yang menyambung sehingga
membentuk bidang belah ketupat dalam dengan ukuran 95% ( sembilan puluh

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 17


lima per seratus) dari ukuran belah ketupat luar. Warna garis yang
membentuk belah ketupat dalam sama dengan warna gambar Simbol Limbah
B3. Pada bagian bawah Simbol Limbah B3 terdapat blok segilima dengan
bagian atas mendatar dan sudut terlancip berhimpit dengan bagian atas
mendatar dan sudut terlancip berhimpit dengan garis sudut bawah belah
ketupat bagian dalam. Panjang garis pada bagian sudut terlancip adalah 1/3
(satu per tiga) dari garis vertikal Simbol Limbah B3 dengan lebar 1/2 (satu
per dua) dari panjang garis horisontal belah ketupat dalam Gambar 14.
Simbol Limbah B3 yang dipasang pada kemasan dengan ukuran paling
rendah 10 cm x 10 cm (sepuluh centimeter kali sepuluh centimeter),
sedangkan Simbol Limbah B3 pada kendaraan Pengangkut Limbah B3 dan
tempat penyimpanan Limbah B3 dengan ukuran paling rendah 25 cm x 25 cm
(dua puluh lima centimeter kali dua puluh lima centimeter), sebanding dengan
ukuran boks pengangkut yang ditandai sehingga tulisan pada Simbol Limbah
B3 dapat terlihat jelas dari jarak 20 m (dua puluh meter). Simbol Limbah B3
harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap goresan dan/atau bahan kimia
yang kemungkinan akan mengenainya, misalnya bahan plastik, kertas, atau
plat logam dan harus melekat kuat pada permukaan kemasan. Warna Simbol
Limbah B3 untuk dipasang di kendaraan Pengangkut Limbah B3 harus
dengan cat yang dapat berpendar (flourenscence).

Gambar 14. Ukuran simbol dan label Limbah B3


b. Jenis Simbol Limbah B3
Setiap Simbol Limbah B3 adalah satu gambar tertentu untuk menandakan
karakteristik Limbah B3 dalam suatu pengemasan, penyimpanan,

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 18


pengumpulan, atau pengangkutan. Terdapat 9 (sembilan) jenis Simbol
Limbah B3 untuk penandaan karakteristik Limbah B3 yaitu:
1) Simbol Limbah B3 untuk Limbah B3 Mudah Meledak
Warna dasar bahan jingga atau oranye, memuat gambar berupa suatu
materi Limbah yang meledak berwarna hitam terletak di bawah sudut atas
garis ketupat bagian dalam. Pada bagian tengah terdapat tulisan MUDAH
MELEDAK berwarna hitam yang diapit oleh 2 (dua) garis sejajar
berwarna hitam sehingga membentuk 2 (dua) bangun segitiga sama kaki
pada bagian dalam belah ketupat. Blok segilima berwarna merah Jingga.

Gambar 15. Simbol Limbah B3 Mudah Meledak


2) Simbol Limbah B3 untuk Limbah B3 Mudah Menyala
Terdapat 2 (dua) macam Simbol Limbah B3 untuk Limbah B3 mudah
menyala, yaitu :
a) Simbol Limbah B3 untuk Limbah B3 berupa cairan mudah menyala.
Bahan dasar berwarna merah, memuat gambar berupa lidah api
berwarna putih yang menyala pada suatu permukaan berwarna putih
terletak di bawah sudut atas garis ketupat bagian dalam. Pada bagian
tengah terdapat tulisan CAIRAN dan di bawahnya terdapat tulisan
MUDAH MENYALA berwarna putih. Blok segilima berwarna putih
Putih.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 19


Gambar 16. Simbol Limbah B3 Cairan Mudah Menyala
b) Simbol Limbah B3 untuk Limbah B3 berupa padatan mudah menyala
Dasar Simbol Limbah B3 terdiri dari warna merah dan putih yang
berjajar vertikal berselingan, memuat gambar berupa lidah api
berwarna hitam yang menyala pada suatu bidang berwarna hitam.
Pada bagian tengah terdapat tulisan PADATAN dan di bawahnya
terdapat tulisan MUDAH MENYALA berwarna hitam. Blok segilima
berwarna kebalikan dari warna dasar Simbol Limbah B3.

Gambar 17. Simbol Limbah B3 Padatan Mudah Menyala


3) Simbol Limbah B3 untuk Limbah B3 Reaktif
Bahan dasar berwarna kuning, memuat gambar berupa lingkaran hitam
dengan asap berwarna hitam mengarah ke atas yang terletak pada suatu
permukaan garis berwarna hitam. Di sebelah bawah gambar terdapat
tulisan REAKTIF berwarna hitam. Blok segilima berwarna merah.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 20


Gambar 18. Simbol Limbah B3 Reaktif
4) Simbol Limbah B3 untuk Limbah B3 beracun. Bahan dasar berwarna
putih, memuat gambar berupa tengkorak manusia dengan tulang bersilang
berwarna putih dengan garis tepi berwarna hitam. Pada sebelah bawah
gambar simbol terdapat tulisan BERACUN berwarna hitam, serta blok
segilima berwarna merah.

Gambar 19. Simbol Limbah B3 Beracun


5) Simbol Limbah B3 untuk Limbah B3 Korosif
Belah ketupat terbagi pada garis horisontal menjadi dua bidang segitiga.
Pada bagian atas yang berwarna putih terdapat 2 (dua) gambar, yaitu di
sebelah kiri adalah gambar tetesan limbah korosif yang merusak pelat
bahan berwarna hitam, dan di sebelah kanan adalah gambar telapak
tangan kanan yang terkena tetesan limbah B3 korosif. Pada bagian bawah,
bidang segitiga berwarna hitam, terdapat tulisan KOROSIF berwarna
putih, serta blok segilima berwarna merah.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 21


Gambar 20. Simbol Limbah B3 Korosif
6) Simbol Limbah B3 untuk Limbah B3 infeksius
Warna dasar bahan adalah putih dengan garis pembentuk belah ketupat
bagian dalam berwarna hitam, memuat gambar infeksius berwarna hitam
terletak di sebelah bawah sudut atas garis belah ketupat bagian dalam.
Pada bagian tengah terdapat tulisan INFEKSIUS berwarna hitam, dan di
bawahnya terdapat blok segilima berwarna merah.

Gambar 21. Simbol Limbah B3 Infeksius


7) Simbol Limbah B3 untuk Limbah B3 berbahaya terhadap perairan
Warna dasar bahan adalah putih dengan garis pembentuk belah ketupat
bagian dalam berwarna hitam, memuat gambar berupa pohon berwarna
hitam, gambar ikan berwarna putih, dan gambar tumpahan Limbah B3
berwarna hitam yang terletak di sebelah garis belah ketupat bagian dalam.
Pada bagian tengah bawah terdapat tulisan dan di bawahnya terdapat
tulisan BERBAHAYA TERHADAP LINGKUNGAN berwarna hitam,
serta blok segilima berwarna merah.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 22


Gambar 22. Simbol Limbah B3 berbahaya terhadap lingkungan
2. Label Limbah B3
Label Limbah B3 merupakan penandaan pelengkap yang berfungsi memberikan
informasi dasar mengenai kondisi kualitatif dan kuantitati dari suatu Limbah B3
yang dikemas Terdapat 3 (tiga) jenis Label Limbah B3 yang berkaitan dengan
sistem pengemasan Limbah B3 yaitu:
a. Label Limbah B3 untuk wadah dan/atau kemasan Limbah B3
Label Limbah B3 berfungsi untuk memberikan informasi tentang asal usul
Limbah B3, identitas Limbah B3, serta kuantifikasi Limbah B3 dalam
kemasan Limbah B3. Label Limbah B3 berukuran paling rendah 15 cm x 20
cm (lima belas centimeter kali dua puluh centimeter), dengan warna dasar
kuning serta garis tepi berwarna hitam, dan tulisan identitas berwarna hitam
serta tulisan PERINGATAN ! dengan huruf yang lebih besar berwarna
merah.

Gambar 23. Label Limbah B3


Label Limbah B3 diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca dan tidak mudah
terhapus serta dipasang pada setiap kemasan Limbah B3, dan yang disimpan

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 23


di tempat penyimpanan. Pada Label Limbah B3 wajib dicantumkan identitas
sebagai berikut:
1) Penghasil, nama perusahaan yang menghasilkan Limbah B3 dalam
kemasan
2) Alamat, alamat jelas perusahaan di atas, termasuk kode wilayah
3) Telp, nomor telepon penghasil, termasuk kode area.
4) Fax, nomor faksimile penghasil, termasuk kode area.
5) Nomor Penghasil, nomor yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup
kepada penghasil ketika melaporkan
6) Tgl. Pengemasan, data tanggal saat pengemasan dilakukan
7) Jenis Limbah, keterangan limbah berkaitan dengan fasa atau kelompok
jenisnya (cair, padat, sludge anorganik, atau organik, dll)
8) Kode Limbah, kode limbah yang dikemas, didasarkan pada daftar Limbah
B3 dalam Lampiran I PP 85 tahun 1999
9) Jumlah Limbah, jumlah total kuantitas limbah dalam kemasan (ton, kg,
atau m3).
10) Sifat Limbah, karakteristik Limbah B3 yang dikemas (sesuai Simbol
Limbah B3 yang dipasang)
11) Nomor, nomor urut pengemasan.
b. Label Limbah B3 untuk wadah dan/atau kemasan Limbah B3 kosong

Gambar 24. Label Limbah B3 Wadah dan/atau Kemasan


Limbah B3 Kosong
Label Limbah B3 untuk penunjuk tutup wadah dan/atau kemasan Label
berukuran paling rendah 7 cm x 15 cm (tujuh centimeter kali lima belas
centimeter) dengan warna dasar putih dan terdapat gambar yang terdiri dari 2
(dua) buah anak panah mengarah ke atas yang berdiri sejajar di atas blok

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 24


hitam terdapat dalam frame hitam,. Label terbuat dari bahan yang tidak
mudah rusak karena goresan atau akibat terkena limbah dan bahan kimia
lainnya.
c. Label Limbah B3 untuk penunjuk tutup wadah dan/atau kemasan

Gambar 25. Label Limbah B3 penandaan Posisi Tutup Wadah dan/atau


Kemasan Limbah B3
Label berukuran paling rendah 7 cm x 15 cm (tujuh centimeter kali lima belas
centimeter) dengan warna dasar putih dan terdapat gambar yang terdiri dari 2
(dua) buah anak panah mengarah ke atas yang berdiri sejajar di atas blok
hitam terdapat dalam frame hitam. Label terbuat dari bahan yang tidak mudah
rusak karena goresan atau akibat terkena limbah dan bahan kimia lainnya.

Bergantung pada jenis dan karakteristik Limbah B3, maka beberapa wadah atau
kemasan Limbah B3 yang biasa digunakan antara lain: drum baja, wadah fleksibel,
hopper, drum plastik, tangki, dan jumbo bag.

Gambar 26. Contoh pemberian simbol dan label pada wadah atau kemasan drum
plastik

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 25


B. Pengadaan B3
Pengadaan barang menggunakan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Rumah
Sakit. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) termasuk disesuaikan dengan
Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Barang / Jasa Rumah Sakit Umum
Bhakti Yudha.

C. Penyimpanan B3
1. Penyimpanan Umum B3
a. Setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan, dan pengedaran B3
wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet)
b. Pengelolaan tempat penyimpanan B3 wajib dilengkapi dengan sistem
tanggap darurat dan prosedur penanganan B3
c. Tempat penyimpanan B3 wajib memenuhi persyaratan untuk lokasi dan
konstruksi bangunan.
d. Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar aman dari pengaruh alam dan
lingkungan :
1) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
2) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
3) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap, dan lain-lain)
e. Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sebagai
berikut :
1) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
2) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak
roboh dan rapi
3) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat
4) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan ditempatkan
yang aman, tidak lembab, dan aman dari sumber panas (listrik, api
terbuka, dan lain-lain)
f. Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan
Keselamatan)
g. Sarana K3 disiapkan dan digunakan. Sarana keselamatan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) paling sedikit meliputi:

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 26


1) Lemari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
2) Penyiram badan (body wash);
3) Pencuci mata (eyewasher);
4) Alat Pelindung Diri (APD);
5) Rambu dan simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3); dan
6) Spill kit.
h. Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD
i. Inspeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan
dan sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kepada atasan

2. Penyimpanan B3 golongan Gas Medis


Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar dan
akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
b. Kondisi ruangan
1) Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir
2) Pengaturan suhu/panas/ cahaya
3) Pengaturan udara
Ventilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan
tetap optimal
4) Tata penyimpanan
a) Wadah disimpan pada posisi tegak
b) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah
c) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya
d) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi
e) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya.
5) Kesiapan penanggulangan
a) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya gas
Medik
b) Tersedia alat pemadam kebakaran
c) Tersedia P3K dan antidotum
d) Tersedia alat komunikasi

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 27


6) Penanggulangan kasus bahan berbahaya
Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban
langsung dsb maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku sesuai
dengan jenis dan tingkat bahaya.

3. Penyimpanan B3 Explosif
a. Pewadahan dan penandaan
Mengikuti Pola pewadahan dan penandaan B3 dengan benar dan teliti sesuai
dengan macam dan tingkat bahaya
b. Kondisi ruangan
1) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan ledakan,
tahan api, tahan gempa
2) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu
3) Kedap air
4) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci
5) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan penangkal petir
6) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan
pemberitahuan dilarang merokok.

4. Penyimpanan B3 Gas Padatan


a. Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar &
akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
b. Kondisi ruangan
1) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal petir
2) Pengaturan suhu / panas / cahaya
 suhu sejuk dan kering
 hindari cahaya langsung matahari
 hindarkan instalasi litrik, sumber panas
 hindarkan kenaikan suhu
3) Pengaturan udara
Ventilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan
tetap optimal.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 28


5. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala
a. Pewadahan dan penandaan
1) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap
saluran dari luar
2) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya kemas
isinya
3) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
b. Kondisi ruangan
1) Bahan & konstruksi bangunan :
2) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
3) Mempunyai ventilasi secukupnya
4) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala
c. Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
1) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik
2) Mencegah terjadinya gangguan mekanik
3) Mencegah kotak langsung dengan B3
4) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan.

6. Penyimpanan B3 Beracun
a. Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan penandaan
B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya
b. Kondisi ruangan
1) Bahan dan konstruksi bangunan
2) Tahan terhadapB3 yang disimpan
3) Kedap air
4) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
5) Tertutup rapat dan dapat dikunci.

D. Penggunaan B3
1. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sebagai berikut :

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 29


a. Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahayanya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
b. Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
c. Peralatan kerja harus layak pakai
d. Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif
e. Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja, daftar B3 dan lain-
lain)
2. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman dan sesuai dengan SPO serta
MSDS.
3. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung
jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja terlebih hal yang
tidak aman
4. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa
B3 hingga aman.
5. Lakukan P3K bila ada kecelakaan dan penanganan lebih lanjut

E. Penanganan B3
Hal umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1. Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib menanggulangi
terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3.
2. Melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mengambil langkah-langkah :
a. Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b. menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
kecelakaan;
c. melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat; dan
d. Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima laporan
tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat B3
sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil langkah-langkah
penanggulangan yang diperlukan.
3. Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban setiap orang
yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :
a. Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat; dan atau

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 30


b. Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar; yang
diakibatkan oleh B3.

F. Penanganan tumpahan B3
1. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena dapat
menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan. Kecelakaan
yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap bahan tersebut,
korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan
bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba
(untuk bahanbahan mikrobiologi).
2. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :
a. Identifikasi / kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah,
sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan
mengetahui teknik aman penanganannya.
b. Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan, pelindung
mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
c. Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut
aman dilakukan.
d. Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat.
e. Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi. Netralisasi dapat
menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang bersifat asam dan
larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa. Bahan yang paling
umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi tumpahan adalah
pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur.
f. Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air,
sabun detergen, atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
Untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material Safety Data
Sheet” (MSDS).

G. Pembuangan limbah B3
Limbah B3 yang terdapat didalam TPS LB3 RS Bhakti Yudha dikirim ke pihak
ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3 dari KLH.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 31


Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai dengan bukti
dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest limbah B3.
Penyimpanan Limbah B3 dengan cara antara lain:
1. Menyimpan Limbah B3 di fasilitas Penyimpanan Limbah B3;
2. Menyimpan Limbah B3 menggunakan wadah Limbah B3 sesuai kelompok
Limbah B3;
3. Penggunaan warna pada setiap kemasan dan/atau wadah Limbah sesuai
karakteristik Limbah B3.
Warna kemasan dan/atau wadah Limbah B3 berupa warna:
1. Merah, untuk Limbah radioaktif;
2. Kuning, untuk Limbah infeksius dan Limbah patologis;
3. Ungu, untuk Limbah sitotoksik; dan
4. Cokelat, untuk Limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan,
dan Limbah farmasi.
Pemberian simbol dan label Limbah B3 pada setiap kemasan dan/atau wadah Limbah
B3 sesuai karakteristik Limbah B3.
Simbol pada kemasan dan/atau wadah Limbah B3 berupa simbol:
1. radioaktif, untuk Limbah radioaktif;
2. infeksius, untuk Limbah infeksius; dan
3. sitotoksik, untuk Limbah sitotoksik.
Penyimpanan Limbah B3 dilakukan dengan ketentuan:
1. Limbah disimpan di tempat Penyimpanan Limbah B3 sebelum dilakukan
Pengangkutan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan
Limbah B3 paling lama:
a. 2 (dua) hari, pada temperatur lebih besar dari 0oC (nol derajat celsius); atau
b. 90 (sembilan puluh) hari, pada temperatur sama dengan atau lebih kecil dari
0oC (nol derajat celsius), sejak Limbah B3 dihasilkan.
2. Limbah B3 disimpan di tempat penyimpanan Limbah B3 paling lama:
a. 90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg
(lima puluh kilogram) per hari atau lebih; atau
b. 180 (seratus delapan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang
dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 1, sejak
Limbah B3 dihasilkan

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 32


Setiap orang yang melaksanakan tugas Pengelolaan Limbah B3 ini harus:
1. pernah mengikuti pelatihan Pengelolaan Limbah B3; atau
2. memiliki pengalaman dalam Pengelolaan Limbah B3.
Setiap Penghasil Limbah B3 harus menjamin perlindungan personel yang langsung
berhubungan dengan kegiatan Pengelolaan Limbah B3, meliputi penyediaan antara
lain:
1. Alat Pelindung Diri;

Gambar 27. APD pada petugas pengelola limbah


2. Fasilitas Higiene Perorangan;
3. Imunisasi;
4. Prosedur Operasional Standar Pengolahan Limbah B3;
5. Pemeriksaan Medis Khusus Secara Rutin; Dan
6. Pemberian Makanan Tambahan.
Pengurangan dan pemilahan Limbah dipusatkan terhadap eliminasi atau pengurangan
alur limbah medis (waste stream). Hal ini dapat dilakukan melalui langkah berikut:
1. Pengurangan pada sumber.
Kegiatan pengurangan dapat dilakukan dengan eliminasi keseluruhan material
berbahaya atau material yang lebih sedikit menghasilkan Limbah. Beberapa hal
yang dapat dilakukan antara lain:
a. Perbaikan tata kelola lingkungan (good house keeping) melalui eliminasi
penggunaan penyegar udara kimiawi (yang tujuannya hanya untuk
menghilangkan bau tetapi melepaskan bahan berbahaya dan beracun berupa
formaldehida, distilat minyak bumi, p-diklorobenzena, dll);
b. Mengganti termometer merkuri dengan termometer digital atau elektronik;
c. Bekerjasama dengan pemasok (supplier) untuk mengurangi kemasan produk;

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 33


d. Melakukan substitusi penggunaan bahan kimia berbahaya dengan bahan yang
tidak beracun untuk pembersih (cleaner); dan
e. Penggunaan metode pembersihan yang lebih tidak berbahaya, seperti
menggunakan desinfeksi uap bertekanan daripada menggunakan desinfeksi
kimiawi.
Termasuk kegiatan pengurangan pada sumber yaitu:
a. Melakukan sentralisasi pengadaan bahan kimia berbahaya;
b. Memantau aliran atau distribusi bahan kimia pada beberapa fasilitas atau unit
kerja sampai dengan pembuangannya sebagai limbah b3;
c. Menerapkan sistem “pertama masuk pertama keluar” (fifo, first in first out)
dalam penggunaan produk atau bahan kimia;
d. Melakukan pengadaan produk atau bahan kimia dalam jumlah yang kecil
dibandingkan membeli sekaligus dalam jumlah besar, terutama untuk produk
atau bahan kimia yang tidak stabil (mudah kedaluwarsa) atau frekuensi
penggunaannya tidak dapat ditentukan;
e. Menggunakan produk atau bahan kimia sampai habis; dan
f. Selalu memastikan tanggal kedaluwarsa seluruh produk pada saat diantar oleh
pemasok yang disesuaikan dengan kecepatan konsumsi terhadap produk
tersebut.
Salah satu hal penting yang harus dilakukan dalam pelaksanaan pengurangan
pada sumber yaitu melakukan penaatan prosedur kerja penanganan medis yang
baik. Hal ini berlaku pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan pengobatan dan/atau perawatan terhadap pasien. Sebagai contoh,
terhadap pasien yang akan mendapatkan suntikan 3 ml (tiga mililiter) obat, maka
peralatan suntik yang digunakan harus memiliki volume tepat sebesar 3 ml (tiga
mililiter). Apabila digunakan peralatan suntik yang tidak tepat maka tidak dapat
digunakan dan akan menjadi Limbah yang harus dikelola lebih lanjut.

2. Penggunaan kembali (reuse)


Penggunaan kembali tidak hanya mencari penggunaan lain dari suatu produk,
tetapi yang paling penting yaitu menggunakan kembali suatu produk berulang-
ulang sesuai fungsinya. Dorongan untuk melakukan penggunaan kembali akan
lebih mengarahkan pada pemilihan produk yang dapat digunakan kembali
dibandingkan dengan produk sekali pakai (disposable). Pemilihan produk yang

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 34


dapat digunakan kembali akan turut meningkatkan standar desinfeksi dan
sterilisasi terhadap peralatan atau material yang digunakan kembali. Peralatan
medis atau peralatan lainnya yang digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat digunakan kembali (reuse) antara lain: skalpel dan botol atau kemasan
dari kaca. Setelah digunakan, peralatan tersebut harus dikumpulkan secara
terpisah dari Limbah yang tidak dapat digunakan kembali, dicuci dan disterilisasi
menggunakan peralatan atau metode yang telah disetujui atau memiliki izin
seperti autoklaf. Sebagai catatan, jarum suntik plastik dan kateter tidak dapat
disterilisasi secara termal atau kimiawi, atau digunakan kembali, tetapi harus
dibuang sesuai peraturan perundang-undangan

3. Pemilahan
Pemilahan merupakan tahapan penting dalam pengelolaan Limbah. Beberapa
alasan penting untuk dilakukan pemilahan antara lain:
1) Pemilahan akan mengurangi jumlah Limbah yang harus dikelola sebagai
Limbah B3 atau sebagai Limbah medis karena Limbah non-infeksius telah
dipisahkan;
2) Pemilahan akan mengurangi Limbah karena akan menghasilkan alur Limbah
padat (solid waste stream) yang mudah, aman, efektif biaya untuk daur ulang,
pengomposan, atau pengelolaan selanjutnya;
3) Pemilahan akan mengurangi jumlah Limbah B3 yang terbuang bersama
Limbah nonB3 ke media lingkungan. Sebagai contoh adalah memisahkan
merkuri sehingga tidak terbuang bersama Limbah nonB3 lainnya; dan
4) Pemilahan akan memudahkan untuk dilakukannya penilaian terhadap jumlah
dan komposisi berbagai alur Limbah (waste stream) sehingga memungkinkan
fasilitas pelayanan kesehatan memiliki basis data, mengidentifikasi dan
memilih upaya pengelolaan Limbah sesuai biaya, dan melakukan penilaian
terhadap efektifitas strategi pengurangan Limbah.
Pemilahan pada sumber (penghasil) Limbah merupakan tanggung jawab
penghasil Limbah. Pemilahan harus dilakukan sedekat mungkin dengan sumber
Limbah dan harus tetap dilakukan selama penyimpanan, pengumpulan, dan
pengangkutan. Untuk efisiensi pemilahan Limbah dan mengurangi penggunaan
kemasan yang tidak sesuai, penempatan dan pelabelan pada kemasan harus

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 35


dilakukan secara tepat. Penempatan kemasan secara bersisian untuk limbah non-
infeksius dan Limbah infeksius akan menghasilkan pemilahan limbah yang lebih
baik. Pengelolaan Limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan yang efektif
harus mempertimbangkan elemen pokok pengelolaan limbah, yaitu pengurangan,
pemilahan, dan identifikasi Limbah yang tepat. Penanganan, pengolahan dan
pembuangan yang tepat akan mengurangi biaya pengelolaan limbah dan
memperbaiki perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Limbah B3 harus disimpan dalam kemasan dengan simbol dan label yang
jelas. Terkecuali untuk limbah benda tajam dan limbah cairan, Limbah B3 dari
kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan umumnya disimpan dalam kemasan
plastik, wadah yang telah diberi plastik limbah, atau kemasan dengan standar
tertentu seperti antibocor. Cara yang paling tepat untuk mengidentifikasi Limbah
sesuai dengan kategorinya adalah pemilahan Limbah sesuai warna kemasan dan
label dan simbolnya. Pemilahan Limbah medis wajib dilakukan sesuai dengan
kelompok Limbah dalam Tabel 2.
KODE
No KELOMPOK LIMBAH SIMBOL KEMASAN
WARNA
1. Limbah infeksius, meliputi:
a. Limbah padat yaitu Limbah yang dihasil- KUNING Kantong
kan dari barang dapat dibuang -disposable plastik kuat
items- selain Limbah benda tajam antara dan anti bocor,
lain pipa karet, kateter, dan set intravena. atau kontainer
b. Limbah mikrobiologi & bioteknologi KUNING Kantong
yaitu Limbah dari pembiakan di plastik kuat
laboratorium, stok atau spesimen dan anti bocor,
mikroorganisme hidup atau vaksin yang atau kontainer
dilemahkan, pembiakan sel manusia dan
hewan yang digunakan dalam penelitian
dan agen infeksius dari penelitian dan
laboratorium industri, Limbah yang
dihasilkan dari bahan biologis, racun, dan
peralatan yang digunakan untuk
memindahkan pembiakan.
c. Limbah pakaian kotor yaitu barang - Kantong
terkontaminasi dengan cairan tubuh plastik
termasuk kapas, pakaian, plaster atau
pembalut kotor, tali, sprei, selimut, dan
kain-kain tempat tidur dan barang lainnya
yang terkontaminasi dengan darah.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 36


KODE
No KELOMPOK LIMBAH SIMBOL KEMASAN
WARNA
2. Limbah patologis, meliputi:
a. Limbah anatomi manusia yaitu jaringan, KUNING Kantong
organ, dan bagian tubuh. plastik kuat
dan anti bocor,
atau kontainer
b. Limbah hewan yaitu jaringan hewan, KUNING Kantong
organ, bagian tubuh, bangkai atau plastik kuat
belulang, bagian berdarah, cairan, darah dan anti bocor,
dan hewan uji yang digunakan dalam atau kontainer
penelitian, limbah fasilitas kesehatan
hewan.
3. Limbah benda tajam KUNING Kontainer
Limbah benda tajam antara lain jarum, plastik kuat
siringe, skalpel, pisau, dan kaca, yang dapat dan anti bocor
menusuk atau menimbulkan luka, baik yang
telah digunakan atau belum
4. Limbah bahan kimia kadaluwarsa, tumpahan, COKLAT - Kantong
atau sisa kemasan plastik atau
Limbah bahan kimia antara lain bahan kimia kontainer
yang digunakan untuk menghasilkan bahan padat.
biologis, bahan kimia yang digunakan dalam
desinfeksi, dan sebagai insektisida.
5. Limbah dengan kandungan logam berat yang COKLAT - Kontainer
tinggi, sebagai contoh: plastik kuat
a. Termometer merkuri pecah dan anti bocor
b. Sphygmomanometer merkuri pecah
6. Limbah radioaktif MERAH Kantong boks
timbal (Pb)
dengan simbol
radioaktif
7. Limbah tabung gas (kontainer bertekanan) - - Kantong
plastik
8. Limbah farmasi COKLAT - Kantong
Obat buangan yaitu limbah obat plastik atau
kedaluwarsa, terkontaminasi, dan buangan. kontainer
9. Limbah sitotoksik UNGU Kantong
Obat sitotoksik yaitu Limbah obat plastik atau
kadaluwarsa, terkontaminasi, dan buangan kontainer
plastik kuat
dan anti bocor
Tabel 2. Kelompok Limbah Medis

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 37


Prinsip dasar penanganan (handling) limbah medis antara lain:
1. Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai kategori Limbah.
2. Volume paling tinggi Limbah yang dimasukkan ke dalam wadah atau kantong
Limbah adalah 3/4 (tiga per empat) Limbah dari volume, sebelum ditutup secara
aman dan dilakukan pengelolaan selanjutnya.
3. Penanganan (handling) Limbah harus dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindari tertusuk benda tajam, apabila Limbah benda tajam tidak dibuang
dalam wadah atau kantong Limbah sesuai kelompok Limbah.
4. Pemadatan atau penekanan Limbah dalam wadah atau kantong Limbah dengan
tangan atau kaki harus dihindari secara mutlak.
5. Penanganan Limbah secara manual harus dihindari. Apabila hal tersebut harus
dilakukan, bagian atas kantong Limbah harus tertutup dan penangannya sejauh
mungkin dari tubuh.
6. Penggunaan wadah atau kantong Limbah ganda harus dilakukan, apabila wadah
atau kantong limbah bocor, robek atau tidak tertutup sempurna.

(a) (b)
Gambar 28. (a). Volume paling tinggi pengisian kantong limbah medis (3/4), dan (b).
Larangan pemadatan Limbah medis dengan tangan atau kaki.

Gambar 29. Contoh wadah untuk Limbah infeksius.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 38


Gambar 30. Contoh wadah untuk Limbah benda tajam
Selain melakukan pengumpulan, pemilahan, dan penyimpanan Limbah, hal-hal
berikut harus dilakukan:
1. Limbah dari kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan harus dilakukan pengelolaan
sesuai karakteristiknya.
2. Limbah benda tajam harus dikumpulkan bersama, baik yang telah terkontaminasi
atau tidak. Wadah yang digunakan harus tahan terhadap tusukan atau goresan,
lazimnya terbuat dari logam atau plastik padat, dilengkapi dengan penutup.
Wadah harus kokoh dan kedap untuk menampung benda tajam dan sisa-sisa
cairan dari penyuntik (syringe). Untuk menghindari penyalahgunaan, wadah
harus tidak mudah dibuka atau dirusak, dan jarum-jarum atau penyuntik dibuat
menjadi tidak dapat digunakan. Apabila wadah logam atau plastik tidak tersedia,
wadah dapat dibuat dari kotak karton.
3. Kantong dan wadah Limbah infeksius harus diberi tanda sesuai dengan simbol
infeksius.
4. Limbah sangat infeksius dan Limbah B3 lainnya harus segera dilakukan dan
penanganan atau pengolahan sesuai metode yang direkomendasikan dalam
pedoman ini. Untuk itu, pewadahan harus disesuaikan dengan metode/proses
pengolahan yang akan dilakukan.
5. Limbah sitotoksik, umumnya dihasilkan dari rumah sakit dan fasilitas riset, harus
dikumpulkan dalam wadah yang kokoh dan kedap serta diberikan simbol dan
label “Limbah Sitotoksik”.
6. Limbah radioaktif harus dilakukan pemilahan sesuai dengan bentuk fisiknya,
padat dan cair, dan sesuai dengan waktu paruh (half-life) atau potensinya, dan
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan di bidang ketenaganukliran.
7. Limbah bahan kimia atau Limbah farmasi dalam jumlah sedikit dapat
dikumpulkan bersama dengan Limbah infeksius.
8. Limbah bahan kimia dalam jumlah besar harus disimpan dalam wadah yang
tahan terhadap bahan kimia untuk diserahkan ke pihak Pengelola Limbah B3

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 39


yang telah memiliki izin untuk pemusnahan. Penyimpanan dan pengumpulan
Limbah bahan kimia harus diperhatikan kompatibilitas dan dilakukan sesuai
dengan karakteristiknya.

Keterangan: C = cocok, X = tidak cocok, T = terbatas.


Tabel 3. Kompatibilitas penyimpanan Limbah B3

9. Limbah farmasi kedaluwarsa/tidak digunakan dalam jumlah besar yang tersimpan


di unit pelayanan farmasi harus dikembalikan ke pemasok (penyuplai) atau pihak
pengelola Limbah B3 yang telah memiliki izin untuk pemusnahan.
10. Limbah dengan kadar logam berat yang tinggi misalnya kadmium atau merkuri,
harus dikumpulkan secara terpisah. Limbah seperti ini harus diserahkan ke pihak
pengelola Limbah B3 yang telah memiliki izin untuk pemusnahan.
11. Wadah aerosol misal pengharum ruangan, pembasmi serangga, dapat
dikumpulkan dengan Limbah umumnya ketika telah kosong. Wadah aerosol
dilarang dibakar, dipanaskan atau diinsinerasi.
12. Wadah dan kantong yang tepat harus ditempatkan di seluruh lokasi sesuai dengan
sumber Limbah sesuai kategorinya.
13. Setiap orang berkewajiban untuk memastikan bahwa pemilahan Limbah
dilakukan sesuai kategori Limbah, antara lain memindahkan Limbah yang tidak
sesuai peruntukannya dari suatu wadah ke dalam wadah lain atau kantong sesuai
kategori Limbah, warna, simbol dan label limbah. Dalam hal suatu Limbah
terkontaminasi Limbah B3, Limbah tersebut dikategorikan sebagai Limbah B3.

Panduan Pengelolaan Bahan Serta Limbah B3 - RSUBY 40


No FORM : 001/B3-P2K3

LAPORAN PENERIMAAN DAN PENYALURAN B3


GUDANG FARMASI RSU BHAKTI YUDHA

Jenis B3 : ……………………………………………………
Jumlah
Persediaan Awal Penambahan Penyaluran Persediaan Akhir/Sisa
Keseluruhan
No. Keterangan
Tgl/Bln/ Berat/Vol Tgl/Bln/ Berat/Vol Berat/Vol Tgl/Bln/ Unit Berat/Vol Tgl/Bln/ Berat/Vol
Thn (kg/liter) Thn (kg/liter) (kg/liter) Thn Pengguna (kg/liter) Thn (kg/liter)
a c d e f g:(d+f) h i j k l : (g - j )

Mengetahui : Depok, ……………….…….


P2K3 RS Supervisor Farmasi Pembuat Laporan

(………………………) (……………………..) (……………..……….)


No FORM : 002/B3-P2K3

DAFTAR STOK/PERSEDIAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


RSU BHAKTI YUDHA

Total Persediaan Total Pemakaian Total Persediaan


Jenis Bahan
Awal B3 Akhir
No. Berbahaya dan Keterangan
Beracun (B3) Tgl/Bln/ Berat/Vol Tgl/Bln Berat/Vol Tgl/Bln/ Berat/Vol
Thn (kg/liter) /Thn (kg/liter) Thn (kg/liter)
a b c d e f g h:(d-e) i

Mengetahui : Depok, ……………….…


P2K3 RS Ka.Ruangan/Unit Pembuat Laporan

(………………………) (……………………..) (……………..……….)


No FORM : 003/B3-P2K3

FORMULIR LAPORAN KEJADIAN TUMPAHAN


BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

1. Identitas petugas yang melaporkan kejadian tumpahan B3 :


a. Nama petugas : ……………………………………………………
b. Unit Kerja/Ruangan : ……………………………………………………
c. Jabatan : ……………………………………………………
d. Pelapor pertama : Dokter Laboratorium
Perawat Radiologi
Bidan Cleaning Service
Sekuriti Rumah Tangga
Farmasi Laundry
Gudang Lain-lain : ………………….
2. Waktu Kejadian
a. Tanggal : ……………………………………………………
b. Jam : ……………………………………………………

3. Lokasi Kejadian : ……………………………………………………

4. Jenis Tumpahan *)
: Cair / Padat

5. Jumlah tumpahan : ……………….. kg / liter*)

6. Kronologis Kejadian : ……………………………………………………


……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………

7. Penanganan yang dilakukan : ……………………………………………………


……………………………………………………
……………………………………………………

8. Kondisi lokasi setelah penanganan : Baik / Tidak Baik*)

*)
9. Korban yang terkontaminasi B3 : Ada / Tidak
Jika ada, maka buat berita acara kecelakaan kerja

Mengetahui : Depok, ………………

P2K3 RS Ka.Ruangan/Unit Pelapor

(………………………) (…………………) (……………..……….)

Ket : *) coret yang bukan


No FORM : 004/B3-P2K3

FORMULIR MONITORING PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

Hari/Tgl : ....................................................
Lokasi : ....................................................

HASIL PENGAMATAN
NO. KOMPONEN PENGAMATAN KETERANGAN
YA TIDAK
A. Ketersediaan Dokumen
1. IK Penggunaan B3
2. MSDS untuk setiap B3
3. Data B3 yang tersedia up to date
B. Penyimpanan B3
1. Penyimpanan B3 di atas permukaan lantai menggunakan palet
2. Penyimpanan B3 di dalam ruangan/lemari tertutup
3. Penyimpanan B3 dikelompokan sesuai dengan jenisnya
4. Bahan kimia yang mudah terbakar disimpan dalam ruang/lemari tahan api
5. Terdapat simbol/label dan tanda peringatan bahaya pada ruang/lemari penyimpanan B3
6. Terdapat simbol/label dan tanda peringatan bahaya pada wadah/kemasan B3
7. Simbol/label yang terpasang dalam keadaan baik/tidak robek atau rusak
8. Simbol/label yang terpasang sesuai dengan karakteristik B3 di dalamnya
9. Tercantum tanggal kadaluarsa pada wadah/kemasan B3
10. Bahan kimia yang sudah dibuka tercantum tanggal
11. Tersedia MSDS lengkap sesuai jenis B3 di tempat penyimpanan
C. Petugas
1. Menggunakan APD lengkap (sarung tangan, masker, pelindung muka)
2. APD yang digunakan dalam kondisi baik / tidak rusak
3. APD yang tidak dipakai disimpan pada tempatnya
D. Pengetahuan Petugas
1. Petugas mengetahui kebijakan, SPO dan instruksi kerja yang berlaku
2. Petugas mengetahui bagaimana cara mendapatkan MSDS
3. Petugas mengetahui bagaimana mengatasi tumpahan dan alur pelaporannya
4. Petugas mengetahui bagaimana melakukan tindakan P3K bila terjadi kecelakaan kerja
5. Petugas mengetahui arah evakuasi dan tanggap darurat bila terjadi kebakaran, bencana dan
keadaan darurat
6. Petugas mengetahui bagaimana cara pembuangan limbah B3
7. Petugas bekerja sesuai prosedur dan instruksi kerja
HASIL PENGAMATAN
NO. KOMPONEN PENGAMATAN KETERANGAN
YA TIDAK
E. Peralatan Keamanan
1. APD petugas tersedia
2. Fasilitas eye shower tersedia
3. APAR tersedia
4. Spill Kit tersedia
5. Ada arah evakuasi
F. Kejadian tumpahan / kontaminasi B3
1. Terdapat kejadian tumpahan B3
2. Terdapat korban petugas yang terkontaminasi B3
3. Terdapat kerusakan fasilitas akibat kontaminasi B3

Mengetahui, Depok, ….…………….

Ketua P2K3 RS Petugas Monitoring

(dr. R.A. Wita Ferani K.) (…...…………………...)


No FORM : 005/B3-P2K3

FORMULIR PENGAMATAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI RUANGAN


RSU BHAKTI YUDHA
Unit Kerja: ………………………………..

Bulan : ……………………….
JUMLAH WADAH/TEMPAT SIMBOL
NO JENIS BAHAN MSDS KETERANGAN
PEMAKAIAN/HARI PENYIMPANAN B3

Mengetahui, Depok, ……………….…….


Ketua P2K3 RS Pembuat Laporan

(dr. R.A. Wita Ferani K.) (…………………………….)


No FORM : 006/B3-P2K3

LAPORAN PENERIMAAN DAN PENYALURAN B3


GUDANG LOGISTIK RSU BHAKTI YUDHA

Jenis B3 : ……………………………………………………
Jumlah
Persediaan Awal Penambahan Penyaluran Persediaan Akhir/Sisa
Keseluruhan
No. Keterangan
Tgl/Bln/ Berat/Vol Tgl/Bln/ Berat/Vol Berat/Vol Tgl/Bln/ Unit Berat/Vol Tgl/Bln/ Berat/Vol
Thn (kg/liter) Thn (kg/liter) (kg/liter) Thn Pengguna (kg/liter) Thn (kg/liter)
a c d e f g:(d+f) h i j k l : (g - j )

Mengetahui : Depok, ……………….…….


P2K3 RS Supervisor ............... Pembuat Laporan

(………………………) (……………………..) (……………..……….)


EVALUASI DAN PELAPORAN
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
BULAN : ………………..
TAHUN : ……………….

JADWAL PERMINTAAN KETERSEDIAAN B3 DI PENYIMPANAN MSDS STAF MEMAKAI APD TERKONTAMINASI


RUANGAN EXPIRE DATE TIDAK KE KET
ADA TIDAK ADA TIDAK ADA TIDAK TAAT LALAI KE IGD
ADA TIDAK IGD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Ka.Ruangan/Unit

(...................................................)

Anda mungkin juga menyukai