PUSKESMAS CEPIRING
NOMOR :
DAFTAR ISI
DAFTA Halam
R ISI an
SK PANDUAN PENGELOLAAN B3 1
…………………………………………………………………………………..
BAB I DEFINISI 4
…………………………………………………………………………………
…………………
BAB II RUANG LINGKUP…. 5
…………………………………………………………………………………..
BAB III TATA LAKSANA 6
…………………………………………………………………………………
………
A. Identifikasi B3 6
……………………………………………………………………………… 7
……. 8
B. Pengadaan B3 9
……………………………………………………………………………… 9
…… 13
C. Penyimpanan B3 23
………………………………………………………………………………. 23
. 24
D. Penggunaan B3
………………………………………………………………………………
….
E. Penanganan Tumpahan B3
………………………………………………………………..
F. Pemberian Simbol dan Label B3
…………………………………………………………
G. Pembuangan Limbah B3
…………………………………………………………………….
H. Monitoring dan Evaluasi
…………………………………………………………………….
I. Pelaporan B3
………………………………………………………………………………
……..
BAB III DOKUMENTASI 25
…………………………………………………………………………………
………
PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CEPIRING
Jl. Stasiun Semut No. 9 Telp. (0294) 383475 Kec.Cepiring Kode Pos 51352
e-mail:puskcep@gmail.com
Ditetapkan di : Kendal
Pada tanggal : 03 Januari 2022
dr.TURIDIN
NIP 19681218 200801 1 001
Tembusan Yth :
1. Ketua Tim/PJ K3
2. Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3. Unit terkait
4. Arsip
BAB I
DEFINISI
1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3
3. Registrasi B3 adalah pendaftaran dan pemberian nomor terhadap B3 yang ada di
wilayah Republik Indonesia
4. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya
5. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke
dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
6. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
7. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3
8. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan
9. Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup
10. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain yang
digunakan untuk menyimpan kemasan B3
11. Instansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang bertanggung jawab di bidang
pengendalian dampak lingkungan
12. Instansi yang berwenang adalah instansi yang berwenang dalam memberikan izin,
pengawasan dan hal lain yang sesuai dengan bidangnya masing-masing;
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup manajemen ini meliputi ruang lingkup Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) serta ruang lingkup sarana kerja sebagai tempat pelaksanaan
pelaksanaan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Peraturan ini bertujuan
untuk memberikan panduan bagi Pengelolala B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan yaitu
Puskesmas……………… dalam mengelola B3 yang dihasilkan.
2. Ruang lingkup sarana kerja dan tempat pelaksanaan panduan pengelolaan B3 yaitu
:
a. Bagian Farmasi
b. Penanggung jawab Sanitasi
c. Ruangan terkait
BAB III
TATA LAKSANA
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) meliputi tatalaksana kelola yang terdiri dari fungsi
fungsi sebagai berikut :
A. Identifikasi B3
B. Pengadaan B3
C. Penyimpanan B3
D. Penggunaan B3
E. Penanganan tumpahan B3 dan Penanggulangan terpapar B3
F. Pemasangan simbol dan label B3
G. Pembuangan limbah B3
H. Monitoring dan Evaluasi
I. Pelaporan B3
A. IDENTIFIKASI B3
Tata laksana mengidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun
dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam daftar
atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2001
sebagai berikut:
1. mudah meledak (explosive);
2. pengoksidasi (oxidizing);
3. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4. sangat mudah menyala (highly flammable);
5. mudah menyala (flammable);
6. amat sangat beracun (extremely toxic);
7. sangat beracun (highly toxic);
8. beracun (moderately toxic);
9. berbahaya (harmful);
10. korosif (corrosive);
11. bersifat iritasi (irritant);
12. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13. karsinogenik (carcinogenic);
14. teratogenik (teratogenic);
15. mutagenik (mutagenic).
Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam
lampiran Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2001 tentang pengelolaan B3 maka
cara identifikasi dilakukan melalui uji karakteristik :
1. mudah meledak B3 meliputi :
2. mudah terbakar
3. bersifat reaktif
4. beracun
5. menyebabkan infeksi
6. bersifat korosif
B. PENGADAAN B3
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan di setujui, melalui pembelian. Pengadaan B3 di
Puskesmas……….. melalui mekanisme satu pintu, yaitu di ……………….
Tujuan pengadaan B3 adalah untuk mendapatkan perbekalan B3 dengan harga
yang efektif, dengan mutu yang baik, pengiriman barang terjamin dan tepat waktu,
proses berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan.
Pembelian dengan penawaran yang kompetitif merupakan suatu metode penting
untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga, apabila ada dua
atau lebih pemasok, pelaksana pembelian harus mendasarkan pada criteria berikut:
mutu produk, reputasi produsen, harga, berbagai syarat, ketepatan waktu
pengiriman, mutu pelayanan pemasok, dapat dipercaya, kebijakan tentang barang
yang dikembalikan, dan pengemasan
Uraian tentang pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yaitu :
1. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun di Instalasi Laboratorium Rumah
sakit terintegrasi langsung dan dilaksanakan oleh instalasi farmasi.
2. Perbekalan Farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri alat
kesehatan reagensia dari suplier resmi.
3. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Pengadaan langsung
dilakukan terhadap pengadaan Reagensia sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO) pengadaan reagensia.
C. PENYIMPANAN B3
1. Tempat Penyimpanan
Hal-hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi penyimpanan
bahan berbahaya dan beracun
a. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir tidak rawan bencana dan di
luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang
b. Persyaratan fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal-hal berikut :
Keamanan Fasilitas
Pencegahan terhadap kebakaran
Pencegahan tumpahan
Penanggulangan keadaan darurat
Pengujian peralatan/ dan
Pelatihan karyawan.
2. Penyimpanan B3
a. Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar aman dari pengaruh alam dan
lingkungan
Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi yang baik
Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
D. PENGGUNAAN B3
1. perencanaan dan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
a. Alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan faktor resiko bahayanya, alat
pemadam api ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
b. Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yg berwenang
c. Peralatan kerja harus layak pakai
d. Metode kerja cara pelaksanaan kerja protap sudah aman dan efekti
e. Kelengkapan administrasi sudah siap (perintah kerja, daftar B3 dll)
2. Selama penggunaan B3 hindari tidanakan tidak aman dan sesuai dengan
prosedur
3. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan
tanggungjawab dilakukan sebaik-baiknya, laporkan situasi kondisi kerja lebih dari
yang tidak aman
4. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja wadah sisa
B3 hingga aman
5. Lakukan P3K bila ada kecelakaan dan penanganan lebih lanjut
E. PENANGANAN B3
1. Penanganan kecelakaan kerja dan darurat B3
panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila terjadi
kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau merasa
aman dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil menunggu
pertolongan dokter.
2. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum : pertolongan pertama yang
berhubungan dengan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Dampak dan risiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran
bahan kimia dan bahan kimia tumpahan terpapar bahan kimia kepada petugas
dan sarana dan lingkungan Puskesmas.
3. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini yaitu sebagai berikut :
a. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang
disebabkan oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga.
b. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan
semenjak meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat
pekerjaannya. Selama jam kerja maupun sekembalinya dari tempat kerja
menuju rumah kediamannya melalui jalan yang biasa ditempuh, sedemikian
rupa sehingga karyawan tersebut dalam waktu 2x2 jam setelah kejadian
kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
c. Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidaknormalan
psikologik dan atau pisikologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
d. Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau berkurangnya
kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk melakukan aktivitas
dengan cara atau dalam batas-batas yang dianggap normal untuk manusia.
e. Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai
akibat dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau
mencegah orang itu untuk melakukan perannya yang normal untuk ukuran
orang itu
F. PENANGANAN TUMPAHAN B3
1. Ketentuan umum mengatasi tumpah
harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena
dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tumpahan.
Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap
bahan tersebut korosif. Dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika
bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan kontaminasi
oleh mikroba (untuk bahan bahan mikrobiologi).
2. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah
a. Identifikasi kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah, sifat
kimia dan fisika tumpahan sifat bahaya dan risiko tumpahan dan mengetahui
teknik aman penanganannya.
b. Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
c. Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut
aman dilakukan.
d. Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
e. Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
f. Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang
bersifat asam dan
g. Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
h. Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur.
i. Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air,
sabun detergen atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan pengotornya.
j. Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material
Safety Data Sheet” (MSDS)
SIMBOL
1. Bentuk dasar, ukuran dan bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk belah
ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal berwarna merah
(lihat gambar A).
Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan.
Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan
kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm.
2. Jenis simbol B3
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri dari
10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan yaitu:
a. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive), sebagaimana
gambar 1.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25 oC, 760
mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia
dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol
berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika
bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahanbahan yang sifatnya
mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol
berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini menunjukkan
suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena
kontak dengan udara pada temperature ambien;
Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab;
Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 oC dan titik didih
lebih rendah atau sama dengan 35oC;
Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0 oC – 21 oC
Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada
titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60 oC (140 oF) akan menyala
apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain
pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan
metode ”Closed-Up Test”;
Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25 oC dan 760
mmHg) dengan mudah menyebabkan
terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau
perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik. Padatan
yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya
menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC
Aerosol yang mudah menyala;
Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
Peroksida organik.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan
baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui
inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan
sampai tingkat tertentu.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol terdiri dari
2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan
laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55 oC dan/atau
Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan
sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan gambar
menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada. Simbol ini
menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan
bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
Karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan
dan pertumbuhan embrio;
Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom
yang berarti dapat merubah genética;
Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
Toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
Gangguan saluran pernafasan.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan
bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak
bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat
menyebabkan kebakaran.
LABEL
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan
jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan dalam kegiatan pengemasan
B3. Label berfungsi untuk memberikan informasi tentang produsen B3, identitas
B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah
rusak, dan tidak mudah terlepas dari kemasannya.
Identitas Pemasok
Pernyataan Bahaya :
Keterangan Tambahan Klasifikasi B3
b. Pengisian label B3 Fisik, Kesehatan dan Lingkungan
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan
dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan informasi
minimal sebagai berikut :
c. Pemasangan Label B3
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus terlihat dengan
jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang akan dimasukkan ke dalam
kemasan yang lebih besar. Contoh pemasangan simbol dan label pada
kemasan/wadah.
Simbol Simbol
Label Label
H. PEMBUANGAN LIMBAH B3
Limbah B3 yang terdapat didalam TPS Limbah B3 RSI Sultan Agung Semarang
dikirim ke pihak ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah
B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup
Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
1. Limbah B3 yang telah dilakukan Pengurangan dan Pemilahan Limbah B3 wajib
dilakukan Penyimpanan Limbah B3
2. Penyimpanan Limbah B3 dilakukan dengan ketentuan
a. Limbah B3 disimpan di tempat Penyimpanan Limbah B3 sebelum dilakukan
Pengangkutan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan
Limbah B3 paling lama
1) 2 (dua) hari, pada temperatur lebih besar dari 0oC (nol derajat celsius);
2) 90 (sembilan puluh) hari, pada temperatur sama dengan atau lebih kecil
dari 0oC (nol derajat celsius),
b. Limbah B3 disimpan di tempat penyimpanan Limbah B3 paling lama
1) 90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50
kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih
2) 180 (seratus delapan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan
kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3
kategori 1, sejak Limbah B3 dihasilkan
I. MONITORING DAN EVALUASI
Tata Cara Pemantauan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
1. Verifikasi Dokumen Perizinan Perusahaan
2. Pemantauan :
a. Fasilitas Tempat Penyimpanan B3 :
Lokasi Tempat Penyimpanan
Kondisi Bangunan
Kelengkapan Gudang : papan nama dan simbol
Kelengkapan Kemasan dengan simbol dan label
Kesesuaian Penempatan B3 dengan karakteristiknya
Pencatatan /Loog Book
House keeping
Fasilitas Peralatan Keselamatan Kerja
b. Sarana Pengangkutan B3 :
Kepemilikan Izin
Kelengkapan sesuai Izin (Simbol & Label, Peralatan Tanggap Darurat,
SPO Tanggap Darurat dan SPO loading-unloading)
3. Pencatatan Penggunaan dan Peredaran B3 (Laporan)
J. PELAPORAN B3
1. Pelaporan Insiden
Kontaminasi/paparan bahan berbahaya beracun (B3) serta limbahnya dapat
menimbulkan bahaya pada manusia maupun lingkungan. Kejadian
kontaminasi/tumpahan dikategorikan sebagai kecelakaan akibat kerja sehingga
perlu pelaporan (accident report).
Alur pelaporan insiden sama dengan kejadian pelaporan kecelakaan akibat kerja
(SPO pelaporan kecelakaan akibat kerja di RSI Sultan Agung Semarang.
Laporan insiden dilaporkan dan dievaluasi setiap 3 (tiga) bulan oleh tim K3.
Arahan Kepala Puskesmas dijadikan petunjuk untuk meningkatkan/memperbaiki
agar tidak terjadi lagi insiden kecelakaan akibat kerja akibat kontaminasi baik
bahan maupun limbah berbahaya beracun.
Pelaporan
Data Accident
Reeport ke
Direktur
Evaluasi dan
tindak lanjut
BAB IV
DOKUMENTASI
Untuk menjamin keamanan dalam kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 (bahan
berbahaya dan beracun) di Puskesmas………., maka perlu dilakukan pendokumentasian
terhadap berbagai tahapan pengelolaannya, mulai dari pengadaan hingga pemusnahan B3.
C. Pemusnahan limbah B3
Dokumentasi pemusnahan limbah B3 dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan
dibawah pengawasan Kepala Puskesmas. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Pendokumentasian perijinan terhadap rekanan yang bekerjasama dalam
pemusnahan limbah B3.
2. Pengarsipan manifest limbah B3 dari rekanan.
3. Pendokumentasian melalui sertifikasi bukti pemusnahan limbah B3 dari rekanan.
Rencana Kegiatan Berdasarkan Data Pemakaian
Triwulan
No Program Kegiatan
I II III IV
1 Pelayanan a. Perencanaan bahan berbahaya dan √ √ √ √
beracun
b. Pengadaan bahan berbahaya dan √ √ √ √
√ √ √
beracun √
√ √ √
c. Penerimaan bahan berbahaya dan √
beracun
d. Penyimpanan bahan berbahaya dan √ √ √ √
beracun √ √ √ √
e. Penggunaan bahan berbahaya dan
beracun √ √ √ √
f. Pembuangan bahan berbahaya dan
beracun
g. Pengolahan bahan berbahaya dan
beracun kerja sama dengan pihak ke 3
(tiga) yang telah mendapatkan ijin dari
KLH
Bulan :
Lokasi ITEM Nama
No PIC Tgl Periksa
Penyimpanan 1 2 3 4 5 Pemeriksa
Catatan :
1. Apakah bahan kimia/B3 sudah ada label?
2. Apakah tersedia MSDS bahan kimia/B3 dilokasi penyimpanan?
3. Apakah terdapat tumpahan/bocoran/ceceran/ bahan kimia/B3?
4. Apakah terdapat bahan kimia/B3 yang rusak atau kadaluwarsa?
5. Apakah terdapat bahan kimia/B3 yang tidak pada tempatnya?
Beri tanda (√) pada kolom yang sesuai dan (–) jika tidak sesuai dengan kondisi lapangan
PUSKESMAS………………… Ruang
Unit
LOGO Bulan
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Tahun
Ruang
PUSKESMAS……………
Unit
LOGO LAPORAN Bulan
CECERAN/TUMPAHAN B3 Tahun
Tanggal :
Jam :
Telah terjadi tumpahan bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan rincian informasi
sebagai berikut:
Jenis Bahan
Bentuk a. Cair b. Padat
Lokasi Kejadian
Jumlah (Estimasi/Perkiraan) Liter/Kg
Penanganan yang telah
dilakukan
Keterangan kondisi lokasi
setelah dilakukan
penanganan
Ruang
PUSKESMAS…………..
Unit
LOGO AUDIT CHEKLIST Bulan
PENANGANAN MATERIAL B3 Tahun
Hasil
No Daftar Periksa Pemeriksaan Keterangan
(Ya/Tidak)
1 Managemen pengelolaan limbah berbahaya dan
beracun
a. Apakah anda telah mengidentifikasi jenis-jenis
B3 yang tersedia di gudang, ruang lain serta
yang digunakan ?
b. Apakah B3 telah diberi symbol dan label pada
setiap kemasan ?
c. Apakah setiap jenis/item B3 telah tersedia
MSDS (Material Safety Data Sheet) dan MSDS
mudah terbaca, mudah dijangkau dan personil
yang terkait ?
d. Apakah ruang penyimpanan memadai
termasuk ventilasinya ?
e. Apakah status setiap B3 jelas identifikasinya
(isi kosong, tidak diketahui, kadaluwarsa)
f. Apakah tabung-tabung gas diberi pengaman
rantai atau dalam rak ?
g. Apakah tersedia secondary
containment/bounding yang memadai ?
h. Apakah tersedia peralatan penanggulangan
ceceran/tumpahan ?
i. Apakah tersedia peralatan pelindung diri yang
memadai sesuai persyaratan dalam MSDS ?
j. Apakah tersedia APAR untuk tanggap darurat
yang memadai dan eye wash serta perangkat
lainnya?
k. Adakah operation look sheet ?
l. Apakah pengemudi maupun pembantu
pengemudi telah dilengkapi dengan peralatan
pelindung diri yang sesuai ?
2 Penyimpanan B3
a. Apakah tempat penyimpanan B3 diberi symbol
dan label ?
b. Apakah syarat penyimpanan : lokasi dan
konstruksi bangunan telah sesuai ?
c. Apakah tempat penyimpanan merupakan suatu
tempat tersendiri yang dirancang sesuai
dengan karakteristik B3 yang disimpan ?
d. Apakah kapasitas tempat sesuai dengan
kapasitas jumlah B3 yang akan disimpan ?