Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa


Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan
untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara
terintegrasi. (PerLAN No.1 Tahun 2021). Kompetensi yang dikembangkan
dalam Pelatihan Dasar CPNS merupakan Kompetensi pembentukan karakter
PNS yang profesional sesuai bidang tugas. Kompetensi yang dimaksud
diukur berdasarkan kemampuan (PerLAN No.1 Tahun 2021) :
1. menunjukkan sikap perilaku bela negara;
2. mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
3. mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara
Kesatuan RepublikIndonesia;
4. menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai
dengan bidang tugas.
Pada pembelajaran Pelatihan dasar CPNS ini, terdiri dari 4 Agenda
yang meliputi Agenda I (Sikap Perilaku Bela Negara), Agenda 2 (Nilai-Nilai
Dasar PNS), Agenda 3 (Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI, dan
Agenda 4 (Habituasi). Pada akhir pembelajaran pelatihan dasar, CPNS
diharapkan dapat menerapkan kompetensi yang professional dengan
membuat rancangan aktualisasi yang dapat dilaksanakan pada tahapan
habituasi. Rancangan aktualisasi disusun berdasarkan isu pada lingkungan
kerja yang terkait dengan manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of
Government. Gagasan pemecahan isu dituangkan dalam bentuk kegiatan
yang harus memiliki keterkaitan dengan nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan anti Korupsi. Kelima nilai-
nilai dasar ini untuk selanjutnya diakronimkan menjadi ANEKA.
Di Era Pandemi ini pelatihan Dasar ASN tahun 2021 telah mengalami
pembaharuan, dimana praktik penyelenggaraan Inovatif dan terintegrasi,
yaitu penyelenggaraan yang memadukan dengan pola on campus (20 hari)
dengan metode pembelajaran MOOC (Massive Open Online Courses dan
aktualisasi selama (1,5 bulan), serta off campus selama (30 hari) dengan
distance learning dan klasikal (7 hari) sehingga memungkinkan peserta
mengoptimalisasi, menerapkan, mengaktualisasi, serta membuat menjadi
kebiasaan karakter ASN yang professional sesuai bidang tugas.

B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Menyusun rancangan aktualisasi atas dasar pemahaman, Whole of
Government, pelayanan publik, dan manajemen ASN yang dilandasi dengan
nilai – nilai dasar PNS yakni akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti korupsi.

2) Tujuan khusus
Peserta Pelatihan Dasar CPNS dapat :

a) Mengidentifikasi isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Cepiring

b) Menganalisa dampak isu jika tidak segera diselesaikan

c) Melakukan prioritas isu ( Core Issue )

d) Menganalisis penyebab – penyebab isu

e) Menentukan gagasan – gagasan kegiatan inisiatif untuk menyelesaikan


isu

f) Melandasi setiap tahapan kegiatan dengan nilai – nilai dasar PNS

g) Menetapkan kontribusi output kegiatan terhadap pencapaian visi dan misi


organisasi

h) Menetapkan kontribusi output pada kegiatan terhadap penguatan nilai –


nilai organisasi

i) Menganalisa dmpak jika nilai – nilai dasar PNS tidak di terapkan dalam
tugas dan jabatan
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. UPTD PUSKESMAS CEPIRING

UPTD Puskesmas Cepiring terletak di Jalan Stasiun Semut No 9 Desa


Cepiring Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal Propinsi Jawa – Tengah. Mempunyai
lima belas desa Binaan yaitu Desa Pandes, Desa Podosari, Desa Botomulyo, Desa
Gondang, Desa Karangsuno, Desa Cepiring, Desa Karangayu, Desa Sidomulyo, Desa
Damarsari, Desa Juwiring, Desa Kaliayu, Desa Kalirandu Gede, Desa
Korowelangkulon, Desa Korowelanganyar dan Desa Margorejo., dengan Luas
wilayah 30,07 Km², dengan kepadatan penduduk penduduk 1.705 Jiwa / Km².
Batas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cepiring :
- Sebelah Utara : Laut Jawa.
- Sebelah Timur : Kecamatan Patebon
- Sebelah Selatan : Kecamatan Gemuh
- Sebelah Barat : Kecamatan Kangkung

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Cepiring


4

a) Visi

“ Terwujudnya Puskesmas Cepiring Sebagai Puskesmas Terpercaya Menuju


Masyarakat Sehat Dan Mandiri “
b) Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang mudah, tepat, bermutu
2. Meningkatkan peran serta masyarakat sebagai upaya kegiatan promotif
dan preventif
3. Menjadikan Puskesmas Cepiring sebagai pusat informasi kesehatan bagi
masyarakat
c) Tujuan
1. Meningkatkan kualitas managemen dan SDM puskesmas
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
3. Meningkatkan cakupan jenis dan kualitas layanan kesehatan

d) Tata nilai
Nilai – nilai organisasi puskesmas Cepiring, yaitu CEPIRING

Cermat : Melakukan pekerjaan dengan teliti dan hati hati

Empati :Mampu memahami perasaan dan pikiran orang lain

Profesional :Memiliki keahlian dan ketrampilan karena pendidikan dan pelatihan

Inovatif : Mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan


karya baru

Ramah : Manis tutur kata dan sikap

Ikhlas : Mengerjakan dengan sepenuh hati

Nyaman : Segar,sehat, sejuk

Gesit : Cekatan dalam bertindak

e) Motto

“ Pelayananku adalah Ibadahku ”


5
f) Struktur organisasi pada satuan kerja

Gambar 2.2 STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS CEPIRING

KEPALA PUSKESMAS
SIMPUS
dr. Siti Musri’ah, M.H Joko Prasetyo, Amd.Kep

Kepegawaian
KASUBAG T.U Kaslan, SE
Agustina Ayu Wulandari
Rumah Tangga
SKM,M.Kes
Oemi Kulsum
Keuangan

Slamet

PJ. UPAYA KESEHATAN PJ. JARINGAN PELAYANAN DAN


PJ. UKM PENGEMBANGAN PJ . UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT ( UKM ) ESSENSIAL JEJARING FASYANKES
Khaerul Anam, Amd.Kep PERORANGAN ( UKP )
DAN PERKESMAS
dr. Fitria Prabandari Irni Widayati, S.S.T.Keb
dr. Ari Setyorini
KIA – KB Gizi Pustu
Euis Ahadiyah, Wiwin P, S.Gz dr. Fitria Prabandari
Amd.Keb Jumarti, Amd.Keb
Lansia Siti Romdonah,
UKGS Gawat Darurat Kesh Gigi & Mulut Amd.Keb
Promkes Kesling Bara Api M, Septi Ofiyantari, drg Nurhuda Khaerul Anam, Amd.Kep
Siti Baroroh, SKM drg. Nurhuda
Ira Mayashita R, Amd.Keb Amd.Kep
SKM
Pusling
Akfen Kumardani
KIA – KB Pemeriksaan Umum Kefarmasian
Gizi Jiwa K3
Wiwin P S.Gz Euis Ahadiyah, Ira Mayashita R, dr. Fitria Prabandari Tiara Kusumastuti
Amd.Keb M Ulin Nuh, S.farm. Apt Faskes Lain PKD
Amd.Kep SKM
Irni Widayati, S.S.T.
Laboratorium PONED
P2P PERKESMAS Erma Yulikhati, Amd Khoiriyah, S.S.T. Keb
Kusrini, Amd.Keb Erny Kusniati,
Amd.Kep

Rawat Inap
Murti Nurayati,
Amd.Kep
9

B. Nilai – Nilai Dasar PNS

Fungsi dan peran ASN yang tertuang dalam Undang-Undang No 5 Tahun


2014 menyebutkan bahwa fungsi dan Peran ASN adalah melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas; dan mempererat persatuan dan
kesatuan Bangsa. Dalam meemberikan pelayanan publik yang professional
maka diperlukan ASN yang memiliki nilai nilai dasar PNS. Nilai nilai dasar
PNS yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme,Etika Publik,
Komitmes mutu dan Anti korupsi.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok,
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Indikator nilai dasar akuntabilitas, yaitu:

a. Kepemimpinan, Memberi contoh kepada orang lain, memiliki


komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
b. Transparansi, tujuannya mendorong komunikasi dan kerjasama,
meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan dan
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan.
c. Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan.
d. Tanggungjawab, kewajiban dari individu atau lembaga terhadap
setiap tindakan yang telah dilakukan.
e. Keadilan, merupakan landasan utama dari akuntabilitas.
f. Kepercayaan, lingkungan akuntabel ada dari hal-hal yang dapat
dipercaya.
g. Keseimbangan, kinerja yang baik harus disertai keseimbangan
kapasitas sumber daya dan keahlian yang dimiliki.
h. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi.
i. Konsistensi, menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang
akuntabel.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu
terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya,
setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.

a. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)

1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan


ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

b. Sila 3 (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab)


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.

c. Sila 3 (Persatuan Indonesia)

1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan


dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan perwakilan)

1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia


Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai, kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.

e. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)

1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan


sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan, dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana
tercantum dalam undang-undang ASN, yakni:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; 3) Melayani
dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
c. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan perudang-
undangan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan perudang-undangan dan etika pemerintahan
e. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
f. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif dan efisien
g. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
h. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
i. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat dan mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri dan atau orang lain
j. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN
k. Melaksanakan ketentuan peraturan perudang-undangan
mengenai disiplin PNS. Memegang teguh ideologi Pancasila
l. Setia dan mempertahankan UUD 45 pemerintah yang sah
m. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
n. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
o. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
p. Menciptakan lingkungan kerja yg nondiskriminatif
q. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
r. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
s. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintahan
t. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
u. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
v. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
w. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
x. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
y. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karier.

4. Komitmen Mutu
Standar penjaminan mutu pada setiap organisasi tentulah tidak sama
mengingat visi dan arah yang akan dituju berbeda tetapi ada beberapa
nilai yang harus ada pada komitmen mutu seperti :

a. Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah


direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak
terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
c. Inovatif yaitu perubahan yang diciptakan untuk mencapai keadaan
yang lebih baik di masa yang akan datang.
d. Berorientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program yang dilakukan
diarahkan untuk pencapaian standar mutu.

5. Anti Korupsi
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan
melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara. Anti korupsi dapat diidentifikasi ke
dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari Nilai-nilai anti korupsi antara lain:

a. Kejujuran, Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan


sebagai sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak
berbohong dan tidak curang.
b. Kepedulian adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan
sekitar.
c. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak
banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
d. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
f. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian.
g. Kesederhanaan adalah gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan
untuk tidak hidup boros.
h. Keberanian adalah dapat diwujudkan dalam bentuk berani
mengatakan dan membela kebenaran.
i. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

1. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah (undang-undang nomor 5 tahun
2014 Bab I Ayat 1). Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.( undang-undang nomor 5 tahun 2014 Bab I Ayat 5).
a. Tugas ASN (UU NO.5 Tahun 2014 Bab IV pasal 11)
1) melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2) memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
3) mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Prinsip dasar ASN(UU NO.5 Tahun 2014 Bab II pasal 3):
1) nilai dasar
2) kode etik dan kode perilaku
3) komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan
publik
4) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
5) kualifikasi akademik
6) jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
7) profesionalitas jabatan.
c. Kode etik dan kode perilaku ASN (UU NO.5 Tahun 2014 Bab II pasal
5):
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4) melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
5) melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan
6) menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
7) menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
10) tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.
2. Whole of Government
Praktik Whole of Government dalam pelayanan public dilakukan dengan
menyatukan seluruh sertor yang terkait dengan pelayanan public. Jenis
pelayanan publik yang dimaksud diantaranya :
a. Pelayanan yang bersifat administratif yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumentasi resmi yang dibutuhkan
warga masyarakat.
b. Pelayanan jasa yaitu pelayanan publik yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan masyarakat
c. Pelayanan barang yaitu pelayanan publik yang menghasilkan jenis
barangyang dibutuhkan warga masyarakat
d. Pelayanan regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan
peraturan perundang-undangan , maupun kebijakanpublik yang
mengatur sendi- sendi kehidupan masyarakat.

Adapun beberapa pola yang digunakan :

a. Pola pelayanan teknis fungsional yaitu suatu pola pelayanan publik


yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai bidang tugas,
fungsi dan kewenangannya.
b. Pola pelayanan satu atap yaitu pola pelayanan yang dilakukan secara
terpadu pada satu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai
kewenangan masing-masing
c. Pola pelayanan satu pintu yaitu pola pelayanan masyarakat yang
diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah
berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait
lainnya yang bersangkutan.
d. Pola pelayanan terpusat yaitu pola pelayanan masyarakat yang
dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku
koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang
terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan.
e. Pola pelayanan elektronik yaitu pola pelayanan yang paling maju
dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang
merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat
elektronik atau online sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
keinginan dan kapasitas masyarakat pengguna.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. (UU No 25 Tahun 2009 Bab I Pasal 1)
a. Asas pelayanan publik (UU No 25 Tahun 2009 Bab II pasal 4)
1) Kepentingan umum adalah pemberian pelayanan tidak boleh
mengutamakan kepentingan pribadi
2) kepastian hukum adalah jaminan terwujudnya hak dan kewajiban
dalam penyelenggaraan pelayanan
3) kesamaan hak adalah pemberian layanan tidak membedakan
suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi
4) keseimbangan hak dan kewajiban adalah pemenuhan hak harus
sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh
pemberi maupun penerima pelayanan
5) keprofesionalan adalah pelaksana pelayanan harus memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas
6) partisipatif adalah peningkatan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat
7) persamaan perlakuan / tidak diskriminatif adalah setiap warga
Negara berhak memperoleh pelayanan yanga adil
8) keterbukaan adalah setiap penerima pelayanan dapat dengan
mudah mengakses dan memeperoleh informasi mengenai
pelayanan yang diinginkan
9) akuntabilitas adalah proses penyelenggaraan pelayanan harus
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan
10) fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan yaitu
pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga
tercipta keadilan dalam pelayanan
11) ketepatan waktu adalah penyelesaian setiap jenis pelayanan
dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan
12) kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan adalah setiap jenis
pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur


Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik, terdapat 10 (sepuluh) prinsip
pelayanan umum yang diatur di dalamnya, yaitu :

a. Kesederhanaan ,prosedur, prosedur pelayanan publik tidak berbelit-


belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik, unit
kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.
Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
c. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan
dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
d. Akurasi (Ketepatan), produk pelayanan publik diterima dengan benar,
tepat dan sah.
e. Keamanan Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa
aman dan kepastian hokum
f. Tanggung jawab Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau
pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan
pelayanan publik.
g. Kelengkapan sarana prasarana, tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja, dan pendukung lainnya yang memadai,
termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika
(telematika).
h. Kemudahan akses (Aksesibilitas) Tempat dan lokasi serta sarana
pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan
dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan
informatika. Aksesibilitas disini adalah kemudahan yang
disediakan untuk penyandang disabilitas guna mewujudkan
kesamaan kesempatan.
i. Kedisplinan, kesopanan dan keramahan, pelaksana
pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah.
j. Kenyamanan Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,
disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi,
lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan
fasilitas pendukung pelayanan, seperti tempat parkir, toilet,
tempat ibadah dan lain-lain.

D. Identifikasi potensi bahaya lingkungan kerja

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit fungsional


pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan,
pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya,
secara terpadu dan terkoordinasi. Puskesmas merupakan tempat kerja
serta berkumpulnya orang-orang sehat (petugas dan pengunjung) dan
orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas merupakan tempat
kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat
kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas puskesmas tersebut
mempunyai resiko tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit
menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum suntik
bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa
penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media
penularan penyakit yang lain.
Potensi bahaya di sarana pelayanan kesehatan, selain penyakit-
penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang
mempengaruhi situasi dan kondisi di tempat pelayanan tersebut, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan
dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cedera lainnya), radiasi,
bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan
psikososial, dan ergonomi.
Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di Fasilitas Kesehatan meliputi
Tabel 2.1 Bahaya potensial berdasarkan lokasi
No Bahaya Lokasi Pekerjaan yang paling
Potensial beresiko
1 Fisik: gedung genset Karyawan yang bekerja
Bising dilokasi tersebut
Getaran Ruang mesinmesin dan Perawat, cleaning service
peralatan yang dll.
menghasilkan getaran
(ruang gigi dll)
Debu Genset, bengkel kerja, Petugas sanitasi, teknisi gigi,
laboratorium gigi, gudang petugas IPS dan rekam
rekam medis, incenerator. medis.
2 Kimia: Semua area Petugas kebersihan, perawat
disinfektan
Cytotoxics Farmasi, tempat Pekerja farmasi, perawat,
pembuangan limbah, petugas pengumpul sampah.
bangsal
Formaldehyde Laboratorium, gudang farmasi. Petugas laboratorium dan
farmasi.

Methyl: Ruang pemeriksaan gigi. Petugas/dokter gigi, dokter


Methacrylate, Hg bedah, perawat..
(amalgam)
Solvents Laboratorium, bengkel Teknisi, petugas
kerja, semua area laboratorium, petugas
pembersih.
Cytomegalovirus Ruang kebidana , ruang Perawat, dokter yang bekerja
anak. dibagian ibu dan anak.

Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat.

Tuberculosis Bangsal, laboratorium, Perawat, petugas


ruang isolasi. laboratorium, fisioterapis.
Ergonomik: Area pasien dan tempat Petugas yang menangani
Pekerjaan yang penyimpanan barang pasien dan barang.
dilakukan secara (gudang).
manual
Postur yang Semua area Semua Karyawan
salah dalam
melakukan
Pekerjaan yang Semua area Dokter gigi, petugas
berulang pembersih, fisioterapis, sopir,
operator computer, yang
berhubungan dengan pekerjaan
juru tulis.
5 Psikososial: Semua area Semua karyawan
Sering kontak
dengan pasien,

Anda mungkin juga menyukai