Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINAU
( PPK – BLUD )
Jl. Respen Tubu Kec. Malinau Utara.
TAHUN 2023
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINAU
Nomor : / / /
TENTANG
PENETAPAN PANDUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINAU

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya mutu di Rumah Sakit Umum Daerah


Malinau, maka di perlukan adanya Panduan Keselamatan
Keamanan Fasilitas
b. Sehubungan hal tersebut diatas perlu ditetapkan Panduan
Keselamatan dan Keamanan Fasilitas di Rumah Sakit Umum
Daerah Malinau dengan keputusan direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Malinau.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor Per.08/Men/VII/2010 Tentang
Alat Pelindung Diri
7. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 66
tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 52 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
9. Permenkes Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2016
tentang penggunaan Gas Medis dan Vakum Medik pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
10. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204 Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 7
tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN ;

Menetapkan :
Kesatu : Penetapan Panduan Keselamatan dan Keamanan Fasilitas di
Rumah Sakit Umum Daerah Malinau sebagai cercantum dalam
lampiran keputusan ini;
Kedua : Panduan Keselamatan dan Keamanan Fasilitas ini harus
dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan di
lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Malinau;
Ketiga : Keputas ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan : di Malinau
Pada tanggal : ..................... 2023
Direktur RSUD Kab. Malinau

drg. Ni Putu Ria Citrawati, Sp. Perio


NIP. 19810225 201001 2 020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………… 4
BAB I DEFINISI………...……………………………………………………………………………………… 5
BAB II RUANG LINGKUP……………………………………………………….…………………………… 6
BAB III TATA LAKSANA KEGIATA………………………………………….………………………….. 7
A. UPAYA KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS DAN LINGKUNGAN
PADA PROSES RENOVASI DAN KONSTRUKSI…………………………………………… 7
B. IDENTIFIKASI RESIKO…………………………………………………………………………... 8
C. EVALUASI TINGKAT KEAMANAN DAN SISTEM PELAPORAN……………………. 8
D. IDENTIFIKASI………..……………………………………………………………………………… 10
E. AREA BERESIKO TINGGI………………………………………………………………………… 10
F. AKSES KELUAR-MASUK………………………………………………………………………….. 11
G. ALUR KENDARAAN……………………………………………………………………………….. 11
H. PROSEDUR DARURAT……………………………………………………………………………. 12
I. PENCULIKAN BAYI DAN ANAK……………………………………………………………….. 12
J. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN……………………………………………………………… 12
K. PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN………………………………………………………… 13
BAB IV PENUTUP……….….………………………………………………………………………………… 15

4
BAB I
DEFENISI

Rencana manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas menjelaskan bagaimna


organisasi akan menyediakan lingkungan fisik yang bebas dari bahaya dan mengelola
kegiatan staf untuk mengurangi resiko cidera. Setiap rumah sakit memiliki resiko
keselamatan keselamatan yang melekat sehubungan dengan penyediaan pelayanan bagi
pasien, aktifitas sehari-hari oleh staf, dan lingkungan fisik di mana pelayanan terjadi.
Rumah Sakit Umum Daerah Malinau berupaya mengidentifikasi resiko-resiko ini serta
menerapkan proses untuk meminimalkan kemungkinan resiko yang menyebabkan
insiden.
Fasilitas fisik adalah semua ruang/ unit dan halaman yang ada di dalam batas
pagar rumah sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk
berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit. Untuk itu Rumah Sakit Umum Daerah
Malinau perlu membuat perencanaan di bidang pengaturan keselamatan fasilitas untuk
mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Dalam rangka menjamin mutu pelayanan keselamatan fasilitas di rumah sakit


maka diperlukan dan dibuat prosedur tetap layanan keselamatan fasilitas dan
lingkungan yang mengacu pada standard perundang-undangan serta sesuai
rekomendasi dari komite K3RS dan dari pihak keamanan yang telah mendapatkan
pendidikan SATPAM serta IPCN rumah sakit agar terjamin keselamatan dan keamanan
fasilitas serta lingkungan rumah sakit.
Dalam menyusun program keselamatan dan Keamanan fasilitas ada beberapa hal yang
harus disiapkan, antara lain:
1. Membuat inventas alat penunjang keselamatan dan keamanan fasilitas dang
lingkungan, inventaris mutlak dilakukan untuk menyiapkan protap maintenance alat
dan penyusunan program pemeliharaan, korektif dan evaluasi.
2. Membuat prosedur tetap keselamatan dan keamanan fasilitas dan lingkungan secara
preventif.
3. Membuat prosedur tetap keselamatan dan keamanan fasilitas dan lingkungan secara
preventif.
4. Membuat denah jalur evakuasi
5. Melakukan evaluasi keselamatan dan keamanan fasilitas.
6. Kuesioner pelayanan pelanggan
7. Memetakan daerah resiko
8. Merencanakan sistem keamanan terpadu
9. Perencanaan imunisasi karyawan.
10. Pembuatan jalur evakuasi.
11. Membuat tanda bahaya dan terjadinya
12. Pemasangan CCTV
13. Pengawasan dan maintenece sistem kontruksi bangunan.

6
BAB III
TATA LAKSANA

Berikut adalah langkah-langkah kegiatan keselamatan dan keamanan:


A. Upaya Keselamatan dan Keamanan Fasilitas dan Lingkungan Pada Proses
Renovasi dan Konstruksi
Proses konstruksi dan renovasi merupakan hal yang tidak terhindarkan dari
operasional rumah sakit. Kedua proses tersebut menimbulkan resiko terkait dengan
keamanan dan keselamatan maupun pencegahan dan pengendalian infeksi di RSUD
Malinau untuk itu perlu diatur bahwa sebelum pelaksanaan proyek
renovasi/konstruksi harus dilakukan anasisa dampak proyek terhadap proses
pelayanan kesehatan, keamanan dan keselamatan dan pengendalian infeksi dengan
melibatkan K3RS (Keselamatan dan Keamanan Kerja Rumah Sakit).
Analisa dilakukan dengan menggunakan Formulir Penilaian Resiko, baik
untuk proses pelayanan kesehatan, Keselamatan dan Keamanan serta pengendalian
Infeksi
Berikut adalah formulir penilaian resiko terkait dengan keselamatan dan keamanan
fasilitas dan lingkungan:

Ya Tdk Antisipasi
Apakah rute masuk/jalan keluar normal
akan terganggu akibat proyek ini? Jika Ya,
Lokasi di……
Apakah sistem deteksi dan penanggulangan
dini kebakaran akan terpengaruh dengan
proyek ini? Jika Ya, sebutkan sistem yang
terpengaruh dan beberapa lama.
Apakah pintu tahan api dan sistem exhaust
asap di tangga darurat akan terpengaruh
oleh proyek ini? Jika Ya, sebutkan sistem
yang terpengaruh dan berapa lama
Apakah ada bahan B3 atau Bahan Mudah
Terbakar/meledak yang dibawa kelokasi
proyek? Jika Ya, bahan apa dan apakah
sudah ada MSDSnya?
Apakah ada sistem penanggulangan
kebakaran di lokasi proyek? Adakah pekerja
yang terlatih menggunakannya
Apakah ada sistem utilitas atau security

7
yang terganggu? Jika Ya, sebutkan sistem
yang terpengaruh dan berapa lama
Apakah ada Hazard untuk lingkungan
sekitar proyek?

B. Identifikasi Resiko
Identifikasi resiko (risk identification) adalah usaha-usaha yang dilakukan
untuk mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan cidera, tuntutan atau
kerugian, baik pada manusia, barang ataupun proses pelayanan. Cara yang secara
teratur dilakukan inspeksi fasilitas dan ronde lingkungan.
1. Inspeksi Fasilitas
Inspeksi adalah sesuatu proses pemantauan langsung terhadap kondisi dan
fungsi fasilitas rumah sakit yang sesuai dengan sistem atau standar yang berlaku.
Inspeksi dilakukan oleh:
a) Internal oleh petugas-petugas di jajaran Penunjang Non Medis
 Petugas instalasi pemeliharaan fasilitas bangunan untuk bangunan, proyek
konstruksi, renovasi, dan peralatan non medik.
 Petugas instalasi pemeliharaan peralatan medis untuk pelayanan medic
 Petugas kesehatan lingkungan untuk parameter-parameter lingkungan
 Dan lain-lain.
Inspeksi dilakukan secara regular sesuai dengan jadwal kerja di masing-
masing unit terkait (pada umumnya sebulan sekali). Hasil pemeriksaan
didokumentasikan pada log book pemeriksaan setiap bangunan / alat. Pelaporan
dilakukan kepada kepala seksi penunjang Non Medis baik harian ataupun
bulanan tergangtung dari tingkat urgenitas kerusakan yang di temukan.
Pelaksanaan perbaikan disesuaikan dengan prioritas dengan sumber daya yang
tersedia.
b) Eksternal pleh petugas dari dinas / badan pemerintahan terkait, seperti dinas
kebakaran untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran, petugas Dinas
kesehatan untuk kesehatan lingkungan. Frekuensi pengecekan disesuaikan
dengan ketentusan yang berlaku. Hasil pengecekan eksternal dilaporkan
pleh petugas unit terkait kepada Kepala Seksi Penunjang Non Medis dengan
prioritas dan sumber daya yang tersedia
2. Ronde Lingkungan
a) Pengertiannya adalah:
 Ronde lingkungan adalah upaya melakunkan identifikasi dengan cara
berkelilingkeruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Malinau sambil
melakukan pencatatanterhadap jebis bahaya atau resiko yang di temukan.

8
 Perilaku ronde lingkungan harus memiliki pengetahuan dasar mengenai
jenis-jenis bahaya yang perlu di identifikasi sehingga proses tersebut
berjalan dengan baik dan menghasilkan dat yang akurat.
 Hasil ronde, harus di tindak lanjuti dengan melakukan pengukuran
terhadap bahaya-bahaya yang diidentifikasi oleh tenaga yang lebih ahli,
den dengan peralatan yang memadai.
b) Lokasi dan pelaksanaan
 Seluruh unit atau area harus dilakukan ronde lingkungan. Ronde
lingkungan dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan (terlampir),
dilaksanakan oleh tim yang beranggotakan:
- Komite Keselamatarn dan Kesehatan Kerja (K3)
- Kepala Seksi Penunjang Non Medis atau yang mewakili
- Kepala bidangh penunjang medis dan non medis atau yang mewakili
- Kepala Ruangan IPSRS
- Kepala unit/ruang/instalasi untuk area yang akan di kunjungi
- Staf infection control / PPI
 Bahaya atau resiko yang teridentifikasi di rekomendasikan dalam checklist
ronde lingkungan (Terlampir)
 Dikarenakan fungsi dan struktur dari tiap fasilitas berbeda, diperlukan
checklist tambahan yang dapat membantu keperluan inspeksi dari masing-
masing fasilitas.
Hasil analisa di tuangkan ke dalam form persetujuan pelaksanaan proyek
konstruksi dan renovasi. Sain itu, pada saat pelaksanaan proyek, dilakukan
kegiatan inspeksi untuk memastikan kesesuaian dengan ketentuan keselamatan
dan keamanan.
C. Evaluasi Tingkat Keamanan dan Sistem Pelaporan
1. RSUD Malinau memiliki satuan keamanan (satpam) yang dilakukan atau dikelola
oleh pihak RSUD Malinau. Pola kegiatannya dengan melakukan patrol secara
menyeluruh selama 24 jam dan adanya penempatan anggota satpam yang
ditempatkan dibeberapa area.
2. Pembagian tugas security terdiri atas 3 shift. Dan untuk shift pagi mulai dari jam
07:00 s/d 13:00 WITA berjumlah 2 orang. Untuk shift sore mulai dari jam 13:00
s/d 20:00 WITA berjumlah 2 orang, dan shift malam mulai dari jam 20:00 s/d
07:00 WITA berjumlah 2 orang.
3. Masalah keamanan atau kejadian kriminal yang melibatkan pasien, pengunjung,
karyawan atau gedung RS harus segera dilaporkan kepada petugas satpam
(POSKO satpam di lantai 1 dengan extension 199). Pelaporan akan ditangani
dengan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Seluruh petugas wajib menganalisa
setiap adanya masalah keamanan dan memberikan rekomendasi atau corrective
9
action/perbaikan. Setiap anggota satpam diharapkan dapat meningkatkan
pengembangan kinerja performa yang lebih baik dengan cara melakukan
pelatihan terpadu terus menerus maupun pelatihan lainnya (pelatihan bantuan
medis, K3RS, dan lain-lain)
4. Program pelatihan kasus penculikan bayi/anak dilakukan secara periodic.
Program tersebut digunakan sebagai tindakan penanganan dan pencegahan
kejadian penculikan bayi dan anak, tindakan penanganan tersebut melibatkan
unit keperawatan dan unit diklat, apabila prosedur penanganan sudah tidak
sesuai dengan kondisi teknis lapangan maka dilakukan perbaikan atau koreksi
terhadap prosedur sebelumnya.
D. Identifikasi
1. Seluruh karyawan RSUD Malinau wajib menggunakan ID Card yang diberikan
oleh bagian SDI dan digunakan pada saat bekerja sebagai tanda pengenal pada
setiap area kerja. Selain karyawan, tanda pengenal juga digunakan oleh pasien,
berupa gelang medis yang diberikan oleh unit keperawatan pada saat pasien
masuk/dirawat. Pengunjung (visitor), detailer, pekerja/kontraktor dan lain-lain
menggunakan ID Card sesuai dengan kategori kepentingannya yang disediakan
dan di data oleh satpam.
2. Pada saat kegiatan konstruksi/renovasi, setiap pekerja wajib didata dan diberik
tanda pengenal khusu. Pekerja yang tidak menggunakan tanda pengenal tidak
diperbolehkan memasuki area kerja. Perusahaan yang mempekerjakan wajib
memberikan data nama pekerja tersebut dan pemutakhiran datanya.
3. Khusus untuk kamar bayi pada saat kelahiran bayi diberikan identifikasi khusus
yang persis sama dengan yang diberikan pada ibunya berupa gelang medis yang
dilekatkan pada pergelangantangan.
E. Area Beresiko Tinggi
1. Untuk pencegahan dan penanganan keamanan di setiap area maka rumah sakit
menetapkan beberapa area yang masuk dalam kategori beresiko tinggi dalam hal
perlakuan dari sisi keamanan dan prosedur penempatan anggota. Pihak satpam
dan K3 akan selalu mengadakan evaluasi terhadap area yang beresiko tersebut
berdasarkan atas data kejadian/incedent report dan hasil evaluasi dan informasi
lainnya.
2. Berikut adalah rincian area yang masuk dalam kategori area beresiko tinggi:
a) Poliklinik mulai dari depan sampai belakang
b) Farmasi rawat jalan
c) Relasi/kasir
d) Kantin
e) UGD
f) Pendaftaran
10
g) Hemodialisa
h) Parker kendaraan, baik tamu maupun karyawan
i) Keuangan
j) Lantai 2 (ruang direksi, TU, Server, dan lain-lain)
k) Bangsal keperawatan
l) IBS
m) ICU
n) Parkir ambulance
o) Laboratorium
Setiap area tersebut diatas diperlakukan dengan tingkat keamanan tinggi dengan
sebagaian dengan tambahan fasilitas kamera CCTV dan petugas satpam selama
24 jam
F. Akses Keluar-Masuk
1. Akses UGD diawasi oleh satpam selama 24 jam dan dilengkapi oleh CCTV
2. Area yang beresiko tinggi memerlukan pengawasan yang lebih ketat berupa
pemasangan alat kamera CCTV, dan patrol setiap 3 jam sekali.
3. Petugas satpam akan selalu memastikan bahwa selain pasien dan pembesuk
yang masuk wajib mengenakan ID Card
4. Setiap media yang akan melakukan peliputan harus menghubungi Humas
5. Pengacara yang ada kepentingan berhubungan dengan masalah hokum atau
pengacara pasien yang akan dating ke area rumah sakit diarahkan ke bagian
pengaduan. Aparat penegak hokum diarahkan untuk menghubungi satuan
pengamanan RSUD Malinau melakukan aktifitas di area rumah sakit.
G. Alur Kendaraan
1. Satpam yang bertugas di area UGD selalu memastikan bahwa alur kendaraan
yang masuk maupun yang melintas di depan area pintu masuk UGD berjalan
dengan lancer. Petugas wajib memantau kondisi lalu lintas sekitar UGD segera
tanggap dan cepat mengarahkan ambulance yang datang maupun kendaraan
darurat yang menuju ke UGD. Petugas harus selalu siaga selama 24 jam
2. Petugas satpam secara rutin melakukan pengawasan dan penerbitan terhadap
pejalan kaki dan pengunjung dari luar yang masuk ke area UGD agar tidak
menghalangi jalur kendaraan dan mobilitas kegiatan bantuan medis di area UGD
3. Pemblokiran akses/jalan luar RS dapat dilakukan oleh pihak satpam dengan
terlebih dahulu mendapat perintah dan ijin dari manajemen RS. Pemblokiran
area luar dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola
wilayah (POLSEK Wilayah Malinau)

11
H. Prosedur Darurat
1. Apabila terjadi keadaan darurat seperti: gangguan sipil, situasi penyanderaan
dan penculikan bayi, harus segera menghubungi posko satpam. Petugas akan
segera melakukan tindakan cepat dan tepat sesuai kebijakan dan prosedur yang
berlaku
2. Setiap pekerja dan pimpinan disetiap unit bertanggung jawab terhadap tindakan
penanganan keadaan apabila terjadi bencana eksternal dan internal gedung
berdasarkan kepada kebijakan dan SOP penanganan kesiapsiagaan darurat
3. Semua informasi mengenai dokumen klinis pasien adalah rahasia dan tidak
boleh diketahui atau diinformasikan ke pihak lain atau media
4. Kepala satpam maupun pelaksana satpam selalu berkoordinasikan dengan
kepala seksi penunjang non medic untuk memberikan pemberitahuan mengenai
kondisi darurat dapat melalui telepon ruangan maupun handphone atau dengan
system alarm. Hal ini mencakup situasi seperti ancaman bom, insiden
penyanderaan, penembakan atau penculikan bayi
I. Penculikan Bayi atau Anak
1. Bila terjadi penculikan bayi atau anak, petugas satpam akan melakukan
penjagaan disetiap pintu keluar masuk dan melakukan pengamatan terhadap
setiap orang yang keluar masuk ke area rumah sakit. Dan selalu berkoordinasi
dengan petugas keamanan yang berada di CCTV
2. Petugas operator akan melakukan panggilan handphone apabila terjadi keadaan
darurat sesuai dengan SOP yang berlaku
3. Semua informasi pasien bersifat rahasia dan tidak boleh disebarkan tanpa
melalui izin. Dan setiap media yang akan melakukan peliputan harus
menghubungi bagian pengadilan untuk mendapatkan izin dari petugas satpam
terlebih dahulu
4. Staf yang berada di area terjadinya insiden atau area pediatric akan melakukan
sensus dan pencarian. Daerah penculikan akan dibiarkan tidak disentuh agar
tidak merusak barang bukti
5. Petugas satpam akan berkoordinasi dengan polsek terdekat bila terjadi
penculikan anak dan bayi
J. Pendidikan dan Pelatihan
1. Pelatihan karyawan
Pelatihan karyawan tentang keamanan dan keselamatan dilakukan pada
setiap acara orientasi umum untuk karyawan baru dan secara periodic setiap
tahun untuk karyawan lama. Materi yang diberikan meliputi:
a) Budaya keamanan dan keselamatan
b) Prosedur pelaporan kecelakaan
c) Cara-cara pencegahaan kecelakaan dan pengendalian bahaya
12
d) Topik-topik lain yang berhubungan dengan keselamatan dan keamanan
e) Materi pelatihan karyawan baru dan karyawan lama tersebut dapat berubah
seiring waktu, disesuaikan dengan:
 Temuan-temuan dalam ronde lingkungan (environmental round)
 Laporan-laporan kecelakaan yang menonjol
 Resiko-resiko keamanan dan keselamatan yang menonjol di masing-
masing unit/departemen
f) Salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan tentang keselamatan dan
keamanan kepada karyawan adalah dengan penyusunan buku panduan
keselamatan dan keamanan fasilitas dan lingkungan yang didistrubisakan
kepada setiap karyawan RS
2. Pelatihan kepada vendor/kontraktor
Pelatihan keselamatan dan keamanan fasilitas dan lingkungan kerja juga
dilakukan terhadap vendor kontraktor pada kunjungan pertama untuk
perbaikan peralatan, pengerjaan renovasi/kontruksi dan pekerjaan lainnya di
lingkungan RSUD Malinau. Pada dasarnya materi yang diberikan sama dengan
materi pelatihan untuk karyawan RS yang meliputi:
a) Budaya keselamatan dan keamanan
b) Prosedur pelaporan kecelakaan
c) Cara-cara pencegahan kecelakaan dan pengendalian bahaya
d) Topik-topik lain yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan
3. Pelatihan pasien dan pengunjung lainnya
Sebagai salah satu komponen pengguna rumah sakit, pasien dan
pengunjung lainnya juga harus mendapatkan pendidikan mengenai aspek-aspek
keselamatan dan pencegahaan kecelakaan. Pendidikan diberikan melalui
kegiatan orientasi pasien baru di unit rawat inap, penempelan poster-poster,
penempatan signage, rambu-rambu dan lain-lain. Materi keselamatan yang
diberikan antara lain:
a) Prosedur ketika terjadi keadaan darurat/bencana: denah lantai, jalur
evakuasi, tempat berkumpul
b) Larangan merokok
c) Dan topik-topik keamanan dan keselamatan lainnya
K. Pengetahuan dan Kepatuhan
1. Kinerja karyawan dipantau pada saat ronde lingkungan dan audit. Kepatuhan
dengan kebijakan dan prosedur dinilai dan dilaporkan kepada komite K3
2. Tata cara pemantauan dan kepatuhan:
a) Hasil pemantauan dari Safety Round didokumentasikan oleh sekretaris
b) Hasil pemantauan dirapatkan dalam rapat komite K3RS setiap enam bulan
sekali.
13
c) Hasil dari rapat dilakukan grading resiko
d) Masukan hasil ke Risk Register
e) Dari risk register, bila masalah masih dapat diselesaikan di unit, maka
notulen akan dikirim ke unit dan kepada seksi yang bersangkutan untuk
membahas penyelesaiannya.
f) Hasil dari penyelesaian notulen dipantau penyelesaiannya oleh komite K3RS
sesuai action plan yang dibuat.

14
BAB V
PENUTUP

Demikian Panduan Keselamatan dan Keamanan Fasilitas dan Lingkungan ini


dibuat, sebagai acuan dalam pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Fasilitas
dan Lingkungan untuk pegawai rumah sakit, pasien dan pengunjung di RSUD Malinau

15

Anda mungkin juga menyukai