MEMUTUSKAN ;
Menetapkan :
Kesatu : Penetapan Panduan Keselamatan dan Keamanan Fasilitas di
Rumah Sakit Umum Daerah Malinau sebagai cercantum dalam
lampiran keputusan ini;
Kedua : Panduan Keselamatan dan Keamanan Fasilitas ini harus
dijadikan acuan dalam menyelenggarakan pelayanan di
lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Malinau;
Ketiga : Keputas ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
Ditetapkan : di Malinau
Pada tanggal : ..................... 2023
Direktur RSUD Kab. Malinau
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………… 4
BAB I DEFINISI………...……………………………………………………………………………………… 5
BAB II RUANG LINGKUP……………………………………………………….…………………………… 6
BAB III TATA LAKSANA KEGIATA………………………………………….………………………….. 7
A. UPAYA KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS DAN LINGKUNGAN
PADA PROSES RENOVASI DAN KONSTRUKSI…………………………………………… 7
B. IDENTIFIKASI RESIKO…………………………………………………………………………... 8
C. EVALUASI TINGKAT KEAMANAN DAN SISTEM PELAPORAN……………………. 8
D. IDENTIFIKASI………..……………………………………………………………………………… 10
E. AREA BERESIKO TINGGI………………………………………………………………………… 10
F. AKSES KELUAR-MASUK………………………………………………………………………….. 11
G. ALUR KENDARAAN……………………………………………………………………………….. 11
H. PROSEDUR DARURAT……………………………………………………………………………. 12
I. PENCULIKAN BAYI DAN ANAK……………………………………………………………….. 12
J. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN……………………………………………………………… 12
K. PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN………………………………………………………… 13
BAB IV PENUTUP……….….………………………………………………………………………………… 15
4
BAB I
DEFENISI
5
BAB II
RUANG LINGKUP
6
BAB III
TATA LAKSANA
Ya Tdk Antisipasi
Apakah rute masuk/jalan keluar normal
akan terganggu akibat proyek ini? Jika Ya,
Lokasi di……
Apakah sistem deteksi dan penanggulangan
dini kebakaran akan terpengaruh dengan
proyek ini? Jika Ya, sebutkan sistem yang
terpengaruh dan beberapa lama.
Apakah pintu tahan api dan sistem exhaust
asap di tangga darurat akan terpengaruh
oleh proyek ini? Jika Ya, sebutkan sistem
yang terpengaruh dan berapa lama
Apakah ada bahan B3 atau Bahan Mudah
Terbakar/meledak yang dibawa kelokasi
proyek? Jika Ya, bahan apa dan apakah
sudah ada MSDSnya?
Apakah ada sistem penanggulangan
kebakaran di lokasi proyek? Adakah pekerja
yang terlatih menggunakannya
Apakah ada sistem utilitas atau security
7
yang terganggu? Jika Ya, sebutkan sistem
yang terpengaruh dan berapa lama
Apakah ada Hazard untuk lingkungan
sekitar proyek?
B. Identifikasi Resiko
Identifikasi resiko (risk identification) adalah usaha-usaha yang dilakukan
untuk mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan cidera, tuntutan atau
kerugian, baik pada manusia, barang ataupun proses pelayanan. Cara yang secara
teratur dilakukan inspeksi fasilitas dan ronde lingkungan.
1. Inspeksi Fasilitas
Inspeksi adalah sesuatu proses pemantauan langsung terhadap kondisi dan
fungsi fasilitas rumah sakit yang sesuai dengan sistem atau standar yang berlaku.
Inspeksi dilakukan oleh:
a) Internal oleh petugas-petugas di jajaran Penunjang Non Medis
Petugas instalasi pemeliharaan fasilitas bangunan untuk bangunan, proyek
konstruksi, renovasi, dan peralatan non medik.
Petugas instalasi pemeliharaan peralatan medis untuk pelayanan medic
Petugas kesehatan lingkungan untuk parameter-parameter lingkungan
Dan lain-lain.
Inspeksi dilakukan secara regular sesuai dengan jadwal kerja di masing-
masing unit terkait (pada umumnya sebulan sekali). Hasil pemeriksaan
didokumentasikan pada log book pemeriksaan setiap bangunan / alat. Pelaporan
dilakukan kepada kepala seksi penunjang Non Medis baik harian ataupun
bulanan tergangtung dari tingkat urgenitas kerusakan yang di temukan.
Pelaksanaan perbaikan disesuaikan dengan prioritas dengan sumber daya yang
tersedia.
b) Eksternal pleh petugas dari dinas / badan pemerintahan terkait, seperti dinas
kebakaran untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran, petugas Dinas
kesehatan untuk kesehatan lingkungan. Frekuensi pengecekan disesuaikan
dengan ketentusan yang berlaku. Hasil pengecekan eksternal dilaporkan
pleh petugas unit terkait kepada Kepala Seksi Penunjang Non Medis dengan
prioritas dan sumber daya yang tersedia
2. Ronde Lingkungan
a) Pengertiannya adalah:
Ronde lingkungan adalah upaya melakunkan identifikasi dengan cara
berkelilingkeruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Malinau sambil
melakukan pencatatanterhadap jebis bahaya atau resiko yang di temukan.
8
Perilaku ronde lingkungan harus memiliki pengetahuan dasar mengenai
jenis-jenis bahaya yang perlu di identifikasi sehingga proses tersebut
berjalan dengan baik dan menghasilkan dat yang akurat.
Hasil ronde, harus di tindak lanjuti dengan melakukan pengukuran
terhadap bahaya-bahaya yang diidentifikasi oleh tenaga yang lebih ahli,
den dengan peralatan yang memadai.
b) Lokasi dan pelaksanaan
Seluruh unit atau area harus dilakukan ronde lingkungan. Ronde
lingkungan dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan (terlampir),
dilaksanakan oleh tim yang beranggotakan:
- Komite Keselamatarn dan Kesehatan Kerja (K3)
- Kepala Seksi Penunjang Non Medis atau yang mewakili
- Kepala bidangh penunjang medis dan non medis atau yang mewakili
- Kepala Ruangan IPSRS
- Kepala unit/ruang/instalasi untuk area yang akan di kunjungi
- Staf infection control / PPI
Bahaya atau resiko yang teridentifikasi di rekomendasikan dalam checklist
ronde lingkungan (Terlampir)
Dikarenakan fungsi dan struktur dari tiap fasilitas berbeda, diperlukan
checklist tambahan yang dapat membantu keperluan inspeksi dari masing-
masing fasilitas.
Hasil analisa di tuangkan ke dalam form persetujuan pelaksanaan proyek
konstruksi dan renovasi. Sain itu, pada saat pelaksanaan proyek, dilakukan
kegiatan inspeksi untuk memastikan kesesuaian dengan ketentuan keselamatan
dan keamanan.
C. Evaluasi Tingkat Keamanan dan Sistem Pelaporan
1. RSUD Malinau memiliki satuan keamanan (satpam) yang dilakukan atau dikelola
oleh pihak RSUD Malinau. Pola kegiatannya dengan melakukan patrol secara
menyeluruh selama 24 jam dan adanya penempatan anggota satpam yang
ditempatkan dibeberapa area.
2. Pembagian tugas security terdiri atas 3 shift. Dan untuk shift pagi mulai dari jam
07:00 s/d 13:00 WITA berjumlah 2 orang. Untuk shift sore mulai dari jam 13:00
s/d 20:00 WITA berjumlah 2 orang, dan shift malam mulai dari jam 20:00 s/d
07:00 WITA berjumlah 2 orang.
3. Masalah keamanan atau kejadian kriminal yang melibatkan pasien, pengunjung,
karyawan atau gedung RS harus segera dilaporkan kepada petugas satpam
(POSKO satpam di lantai 1 dengan extension 199). Pelaporan akan ditangani
dengan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Seluruh petugas wajib menganalisa
setiap adanya masalah keamanan dan memberikan rekomendasi atau corrective
9
action/perbaikan. Setiap anggota satpam diharapkan dapat meningkatkan
pengembangan kinerja performa yang lebih baik dengan cara melakukan
pelatihan terpadu terus menerus maupun pelatihan lainnya (pelatihan bantuan
medis, K3RS, dan lain-lain)
4. Program pelatihan kasus penculikan bayi/anak dilakukan secara periodic.
Program tersebut digunakan sebagai tindakan penanganan dan pencegahan
kejadian penculikan bayi dan anak, tindakan penanganan tersebut melibatkan
unit keperawatan dan unit diklat, apabila prosedur penanganan sudah tidak
sesuai dengan kondisi teknis lapangan maka dilakukan perbaikan atau koreksi
terhadap prosedur sebelumnya.
D. Identifikasi
1. Seluruh karyawan RSUD Malinau wajib menggunakan ID Card yang diberikan
oleh bagian SDI dan digunakan pada saat bekerja sebagai tanda pengenal pada
setiap area kerja. Selain karyawan, tanda pengenal juga digunakan oleh pasien,
berupa gelang medis yang diberikan oleh unit keperawatan pada saat pasien
masuk/dirawat. Pengunjung (visitor), detailer, pekerja/kontraktor dan lain-lain
menggunakan ID Card sesuai dengan kategori kepentingannya yang disediakan
dan di data oleh satpam.
2. Pada saat kegiatan konstruksi/renovasi, setiap pekerja wajib didata dan diberik
tanda pengenal khusu. Pekerja yang tidak menggunakan tanda pengenal tidak
diperbolehkan memasuki area kerja. Perusahaan yang mempekerjakan wajib
memberikan data nama pekerja tersebut dan pemutakhiran datanya.
3. Khusus untuk kamar bayi pada saat kelahiran bayi diberikan identifikasi khusus
yang persis sama dengan yang diberikan pada ibunya berupa gelang medis yang
dilekatkan pada pergelangantangan.
E. Area Beresiko Tinggi
1. Untuk pencegahan dan penanganan keamanan di setiap area maka rumah sakit
menetapkan beberapa area yang masuk dalam kategori beresiko tinggi dalam hal
perlakuan dari sisi keamanan dan prosedur penempatan anggota. Pihak satpam
dan K3 akan selalu mengadakan evaluasi terhadap area yang beresiko tersebut
berdasarkan atas data kejadian/incedent report dan hasil evaluasi dan informasi
lainnya.
2. Berikut adalah rincian area yang masuk dalam kategori area beresiko tinggi:
a) Poliklinik mulai dari depan sampai belakang
b) Farmasi rawat jalan
c) Relasi/kasir
d) Kantin
e) UGD
f) Pendaftaran
10
g) Hemodialisa
h) Parker kendaraan, baik tamu maupun karyawan
i) Keuangan
j) Lantai 2 (ruang direksi, TU, Server, dan lain-lain)
k) Bangsal keperawatan
l) IBS
m) ICU
n) Parkir ambulance
o) Laboratorium
Setiap area tersebut diatas diperlakukan dengan tingkat keamanan tinggi dengan
sebagaian dengan tambahan fasilitas kamera CCTV dan petugas satpam selama
24 jam
F. Akses Keluar-Masuk
1. Akses UGD diawasi oleh satpam selama 24 jam dan dilengkapi oleh CCTV
2. Area yang beresiko tinggi memerlukan pengawasan yang lebih ketat berupa
pemasangan alat kamera CCTV, dan patrol setiap 3 jam sekali.
3. Petugas satpam akan selalu memastikan bahwa selain pasien dan pembesuk
yang masuk wajib mengenakan ID Card
4. Setiap media yang akan melakukan peliputan harus menghubungi Humas
5. Pengacara yang ada kepentingan berhubungan dengan masalah hokum atau
pengacara pasien yang akan dating ke area rumah sakit diarahkan ke bagian
pengaduan. Aparat penegak hokum diarahkan untuk menghubungi satuan
pengamanan RSUD Malinau melakukan aktifitas di area rumah sakit.
G. Alur Kendaraan
1. Satpam yang bertugas di area UGD selalu memastikan bahwa alur kendaraan
yang masuk maupun yang melintas di depan area pintu masuk UGD berjalan
dengan lancer. Petugas wajib memantau kondisi lalu lintas sekitar UGD segera
tanggap dan cepat mengarahkan ambulance yang datang maupun kendaraan
darurat yang menuju ke UGD. Petugas harus selalu siaga selama 24 jam
2. Petugas satpam secara rutin melakukan pengawasan dan penerbitan terhadap
pejalan kaki dan pengunjung dari luar yang masuk ke area UGD agar tidak
menghalangi jalur kendaraan dan mobilitas kegiatan bantuan medis di area UGD
3. Pemblokiran akses/jalan luar RS dapat dilakukan oleh pihak satpam dengan
terlebih dahulu mendapat perintah dan ijin dari manajemen RS. Pemblokiran
area luar dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola
wilayah (POLSEK Wilayah Malinau)
11
H. Prosedur Darurat
1. Apabila terjadi keadaan darurat seperti: gangguan sipil, situasi penyanderaan
dan penculikan bayi, harus segera menghubungi posko satpam. Petugas akan
segera melakukan tindakan cepat dan tepat sesuai kebijakan dan prosedur yang
berlaku
2. Setiap pekerja dan pimpinan disetiap unit bertanggung jawab terhadap tindakan
penanganan keadaan apabila terjadi bencana eksternal dan internal gedung
berdasarkan kepada kebijakan dan SOP penanganan kesiapsiagaan darurat
3. Semua informasi mengenai dokumen klinis pasien adalah rahasia dan tidak
boleh diketahui atau diinformasikan ke pihak lain atau media
4. Kepala satpam maupun pelaksana satpam selalu berkoordinasikan dengan
kepala seksi penunjang non medic untuk memberikan pemberitahuan mengenai
kondisi darurat dapat melalui telepon ruangan maupun handphone atau dengan
system alarm. Hal ini mencakup situasi seperti ancaman bom, insiden
penyanderaan, penembakan atau penculikan bayi
I. Penculikan Bayi atau Anak
1. Bila terjadi penculikan bayi atau anak, petugas satpam akan melakukan
penjagaan disetiap pintu keluar masuk dan melakukan pengamatan terhadap
setiap orang yang keluar masuk ke area rumah sakit. Dan selalu berkoordinasi
dengan petugas keamanan yang berada di CCTV
2. Petugas operator akan melakukan panggilan handphone apabila terjadi keadaan
darurat sesuai dengan SOP yang berlaku
3. Semua informasi pasien bersifat rahasia dan tidak boleh disebarkan tanpa
melalui izin. Dan setiap media yang akan melakukan peliputan harus
menghubungi bagian pengadilan untuk mendapatkan izin dari petugas satpam
terlebih dahulu
4. Staf yang berada di area terjadinya insiden atau area pediatric akan melakukan
sensus dan pencarian. Daerah penculikan akan dibiarkan tidak disentuh agar
tidak merusak barang bukti
5. Petugas satpam akan berkoordinasi dengan polsek terdekat bila terjadi
penculikan anak dan bayi
J. Pendidikan dan Pelatihan
1. Pelatihan karyawan
Pelatihan karyawan tentang keamanan dan keselamatan dilakukan pada
setiap acara orientasi umum untuk karyawan baru dan secara periodic setiap
tahun untuk karyawan lama. Materi yang diberikan meliputi:
a) Budaya keamanan dan keselamatan
b) Prosedur pelaporan kecelakaan
c) Cara-cara pencegahaan kecelakaan dan pengendalian bahaya
12
d) Topik-topik lain yang berhubungan dengan keselamatan dan keamanan
e) Materi pelatihan karyawan baru dan karyawan lama tersebut dapat berubah
seiring waktu, disesuaikan dengan:
Temuan-temuan dalam ronde lingkungan (environmental round)
Laporan-laporan kecelakaan yang menonjol
Resiko-resiko keamanan dan keselamatan yang menonjol di masing-
masing unit/departemen
f) Salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan tentang keselamatan dan
keamanan kepada karyawan adalah dengan penyusunan buku panduan
keselamatan dan keamanan fasilitas dan lingkungan yang didistrubisakan
kepada setiap karyawan RS
2. Pelatihan kepada vendor/kontraktor
Pelatihan keselamatan dan keamanan fasilitas dan lingkungan kerja juga
dilakukan terhadap vendor kontraktor pada kunjungan pertama untuk
perbaikan peralatan, pengerjaan renovasi/kontruksi dan pekerjaan lainnya di
lingkungan RSUD Malinau. Pada dasarnya materi yang diberikan sama dengan
materi pelatihan untuk karyawan RS yang meliputi:
a) Budaya keselamatan dan keamanan
b) Prosedur pelaporan kecelakaan
c) Cara-cara pencegahan kecelakaan dan pengendalian bahaya
d) Topik-topik lain yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan
3. Pelatihan pasien dan pengunjung lainnya
Sebagai salah satu komponen pengguna rumah sakit, pasien dan
pengunjung lainnya juga harus mendapatkan pendidikan mengenai aspek-aspek
keselamatan dan pencegahaan kecelakaan. Pendidikan diberikan melalui
kegiatan orientasi pasien baru di unit rawat inap, penempelan poster-poster,
penempatan signage, rambu-rambu dan lain-lain. Materi keselamatan yang
diberikan antara lain:
a) Prosedur ketika terjadi keadaan darurat/bencana: denah lantai, jalur
evakuasi, tempat berkumpul
b) Larangan merokok
c) Dan topik-topik keamanan dan keselamatan lainnya
K. Pengetahuan dan Kepatuhan
1. Kinerja karyawan dipantau pada saat ronde lingkungan dan audit. Kepatuhan
dengan kebijakan dan prosedur dinilai dan dilaporkan kepada komite K3
2. Tata cara pemantauan dan kepatuhan:
a) Hasil pemantauan dari Safety Round didokumentasikan oleh sekretaris
b) Hasil pemantauan dirapatkan dalam rapat komite K3RS setiap enam bulan
sekali.
13
c) Hasil dari rapat dilakukan grading resiko
d) Masukan hasil ke Risk Register
e) Dari risk register, bila masalah masih dapat diselesaikan di unit, maka
notulen akan dikirim ke unit dan kepada seksi yang bersangkutan untuk
membahas penyelesaiannya.
f) Hasil dari penyelesaian notulen dipantau penyelesaiannya oleh komite K3RS
sesuai action plan yang dibuat.
14
BAB V
PENUTUP
15