1
PANDUAN MANEJEMEN RESIKO FASILITAS
I. DEFINISI
A. Bahaya adalah sumber, sesuatu, atau tindakan yang berpotensi menyebabkan cidera pada
manusia atau gangguan kesehatan, atau kombinasi keduanya.
B. Resiko adalah Kombinasi dari kemungkinan yang terjadi dari suatu kejadian peristiwa yang
berbahaya atan paparanya dan keparahan dari cidera atau sakit yang dapat disebabkan oleh
kejadian atan paparan tersebut.
C. Resiko yang dapat diterima (acceptale risk) adalah resiko yang tingkat bahayanya dapat di
reduksi atau dikurangi hingga level tertentu yang dapat ditolelir oleh organisasi karena tidak
sesuai dengan aturan perundangan dan kebijakan K3 yang berlaku di Organisasi.
D. Resiko yang tidak dapat diterima (non-acceptable risk) adalah resiko yang tingkat bahayanya
ridak dapat di reduksi atau dikurangi hingga level tertentu yang tidak dapat ditolelir oleh
organisasi karena tidak sesuai dengan aturan perundangan dan K3 yang berlaku di
organisasi.
E. Penilaian resiko adalah proses mengevaluasi suatu resiko dengan menggunakan parameter
akibat dan peluang yang ditimbulkan dari suatu bahaya yang dijadikan perhitunagan
kecukupan dalam pengendalian, untuk memutuskan apakah suatu resiko dapat diterima atau
tidak.
F. Tahapan pengendalian resiko tersebut adalah :
1. Eliminasi (menghilangkan bahaya), merubah proses, metode atau bahan untuk
menghilangkan bahaya yang ada.
2. Substitusi (mengganti), material, zat atau proses dengan material, zat, proses lain yang
tidak atau kurang berbahaya
3. Rekayasa engineering, menyingkirkan bahaya dari karyawan dengan memberi
perlindungan, menyimpan disuatu ruang atau waktu terpisah, misalnya dengan
menambahkan guarding atau penutup.
4. Pengendalia secara administrasi misalnya pengawasan, pelatihan, rotasi
5. Memberi Alat PELINDUNG Diri, digunakan sebagai alternatif terakhir setelah kita telah
berusaha melakukan 4 (empat) tindakan perbaikan di atas.
G. Tim manajemen Resiko adalah tim penilai resiko yang tediri dari anggota masing – masing
instalasi atau ruangan atau bagian yang bertugas untuk melakukan penilaian manajemen
resiko keselamatan dan kesehatan kerja dalam bentk identifikasi bahaya, penilaian dana
pengendalian resiko.
2
III. REFERENSI
A. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
B. Peratutan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
C. Standar OHSAS (Occupational Healt Safety Assesment System) 18001:2007 Klausul 4.3.1
tentang Identifikasi Bahasa dan Penilaian Resiko.
3
i. Desain tempat kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi, organisasi
kerja, termasuk kesesuaiannya dengan kemampuan manusia
j. Sesuai dengan lingkup, sifat dan waktu untuk menjamin proaktif daripada reaktif
k. Menyediakan identifikasi, prioritas dan dokumentasi resiko, dan penerapan
pengendalian yang sesuai
C. Penilaian Resiko
1. Setelah semua bahaya diidentifikasi, selanjutnya dari tiao bahaya itu ditentukan tingkat
resikonya apakah dapat menimbulkan suatu kecelakaan kerja atau kerugian material
atau gangguan kesehatan
2. Penilaian resiko mempertimbangkan dua faktor yaitu peluang dan akibat. Kriteria dari
masing – masing faktir ini dapat menggunakan petunjuk yang ada pada formulir Tabel
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Reiko dan Pengendalian Resiko (IBPR) K3.
Tabel 1. Akibat
4
Tabel 2. Peluang/Kemungkinan
5
Keterangan :
Catatan : Untuk penilaian skala Ekstrim (E) selain dilakukan tindakan penanganan segera, jika
memungkinkan kegiatan tersebut dihentikan sementara, hingga dilakukan tindakan perbaikan
atau penanganan
3. Penentuan resiko ini dilakukan tim dalam suatu rapat yang membahas hasil temuan di
lapangan.
4. Nilai resiko yang ditentukan harus mempertimbangkan tindakan pengenalian yang sudah
ada sebelumnya.
Tahapan Pengendalian Resiko tersebut adalah :
a. Eliminasi (menghilangkan bahaya), merubah proses, metode atau bahan untuk
menghilangkan bahaya yang ada
b. Substitusi (mengganti), material, zat atau proses dengan material, zat, proses lain
yang tidak atau kurang bahaya
c. Rekayasa engineering, menyingkirkan bahaya dari karyawan dengan memberi
perlindungan, menyimpan di suatu ruang atau waktu terpisah, misalnya dengan
menambahkan guarding atau penutp
d. Pengendalian secara administrasi misalnya pengawasan, pelatihan, rotasi
6
e. Memberi Ala Perlindungan Diri (APD), digunakan sebagai alternatif terakhir setelah
kita telah berusaha melakukan 4 (empat) tindakan perbaikan diatas
5. Dari hasil penilaian resiko, akan didapatkan nilai :
L (Low), M (Medium), H (High) dan e (Extreme) yang selanjutnya dipertimbangkan faktor
– faktor adanya peratran perudangan dan peraturan lain terkait, gangguan kesehatan,
resiko K3, pilihan teknologi yang tersedia, faktor keuangan, persyaratan bisnis dan
operasi serta pandangan pihak terkait agar bisa dimasukan dalam program manajemen
K3
7
1. Komita K3RS bertanggung jawab dalam memantau tindakan perbaikan agar
dilaksanakan sesuai jadwal yang ada
2. Apabila sampai batas waktu yang ditentukan tindakan belum dilakukan atau selesai,
maka akan ditentukan waktu penyelasian yang baru
3. Setelah suatu tindakan perbaikan selesai dilakukan maka anggota Komita K3RS tetap
melakukan monitoring atau menilai apakah tidakan pengendalian yang ada sudah efektif.
Jia ternyata belum maka perlu ditentukan bentuk tidakan pengendalian baru.
8
V. DOKUMENTASI
A. Tabel Manajemen Resiko K3
Sumber : AS/NZS 4360 : 1999
9
10