I. TUJUAN/PURPOSE
1. Untuk memastikan bahwa terdapat panduan/standar dan rencana manajemen untuk mengurangi
risiko dan untuk melindungi karyawan dan properti perusahaan.
2. Untuk mengidentifikasi secara sistematis semua bahaya yang ada di setiap Project/Site dan
Workshop.
3. Untuk menilai secara sistematis semua risiko yang berkaitan dengan bahaya yang ada di setiap
Project/Site dan Workshop yang telah teridentifikasi.
4. Untuk mengendalikan secara sistematis semua risiko yang telah dinilai melalui Tingkat
Pengendalian yang standar.
SOP No :01/HSE-SOP/18
Prosedur ini dapat digunakan oleh seluruh karyawan PT PETRA ENERGY, baik yang berada di
Project/Site maupun Workshop dan sub-kontraktor. Cakupan prosedur ini dimulai dari pelaksanaan
identifikasi, penilaian risiko yang berkaitan dengan bahaya yang ada dan pengendalian risiko melalui
tingkat pengendalian (hierarchy of control) standar yang telah ditentukan atau yang disebut dengan
Manajemen Risiko dan juga pembuatan job safety analysis (JSA)/analisa pekerjaan berwawasan K3.
1. Project Manager
a. Memastikan bahwa sistem pelaksanaan Manajemen Risiko dilaksanakan di Projectt/Site-nya
sebagai bagian pengendalian bahaya dan strategi analisa K3.
b. Meninjau ulang efektivitas penerapan Manajemen Risiko untuk memastikan bahwa sistem kerja
yang aman telah diterapkan.
3. Safety Officer
a. Membantu Supervisor dan Foreman untuk memastikan bahwa persyaratan yang dijelaskan
dalam prosedur ini telah dimengerti dan diimplementasikan.
b. Menyediakan masukan/data-data teknis dalam pembuatan Manajemen Risiko sebelum
didistribusikan.
c. Memastikan bahwa karyawan mengerti dan melaksanakan hasil Manajemen Risiko dalam
pekerjaan mereka sehari-hari.
d. Mengadakan tinjauan ulang/review secara berkala bersama dengan Supervisor/Foreman.
4. Sub-Kontraktor
a. Berkoordinasi, mengembangkan dan mengimplementasikan sistem kerja yang aman yang
termasuk dalam persyaratan prosedur ini.
b. Memastikan bahwa sumber daya yang cukup, telah tersedia untuk melaksanakan persyaratan
prosedur ini secara efektif dan efisien.
c. Melatih karyawannya sesuai dengan yang dinyatakan dalam Manajemen Risiko.
IV. DEFINISI
1. Manajemen Risiko, suatu proses manajemen yang dilakukan dengan maksud meminimalkan risiko
atau sedapat mungkin menghindari sama sekali risiko tersebut.
2. Job Safety Analysis (JSA)/Analisa Pekerjaan Berwawasan K3, tata cara untuk meneliti bahaya
yang ada pada tiap-tiap langkah kerja, kemudian mencari penyelesaian dari masing-masing bahaya
sehingga bahaya tersebut dapat dihilangkan atau dikendalikan.
SOP No :01/HSE-SOP/18
3. Bahaya (Hazard), suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kerugian beberapa
cidera, penyakit, kerusakan ataupun kemampuan melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan atau
suatu kondisi yang berpotensi untuk terjadi kecelakaan/kerugian.
4. Risiko, kemungkinan terjadinya kerugian pada periode waktu tertentu/siklus operasi tertentu atau
kesempatan untuk terjadi kerugian/kecelakaan.
5. Akibat (Consequence/Severity), hasil dari suatu kejadian/situasi yang dinyatakan secara kualitatif
atau kuantitatif, yang dapat berupa kerugian/loss, cidera, ketidakberuntungan, dsb.
6. Peluang/Kemungkinan (Probability/Likelihood), deskripsi kualitatif dari kemungkinan atau
keseringan atau kemungkinan dari hasil yang spesifik yang diukur dengan rasio hasil yang spesifik
terhadap jumlah kejadian yang mungkin.
7. Penilaian Risiko (Risk Assessment), suatu aktivitas yang menilai risiko dengan variabel adalah
akibat dan peluang.
8. Tingkat Pengendalian (Hierarchy of Control), langkah pengendalian terhadap risiko dari suatu
bahaya yang dilakukan berdasarkan tingkat pengendalian dari langkah tertinggi kemudian diikuti
langkah berikutnya secara berurutan.
V. REFERENSI
1. Standar Australia/New Zealand No. 4360 tahun 1995 tentang Risk Management
VI. URAIAN
A. Prinsip Dasar
1. Jika memungkinkan, hindari risiko secara total dengan menggunakan metode atau material
alternatif.
2. Hilangkan risiko pada sumbernya dibandingkan dengan mengukurnya, karena akan tetap
meninggalkan risiko di lokasi. Akan tetapi, tetaplah mencegah terjadi kontak dengan risiko.
3. Bila memungkinkan, sesuaikan pekerjaan dengan kondisi karyawan terutama dalam memilih
peralatan dan metode kerja.
4. Ambil keuntungan dari perkembangan teknologi yang sering menawarkan kesempatan yang lebih
aman dan metode kerja yang lebih efisien.
5. Masukkan tindakan pencegahan kedalam perencanaan yang saling berkaitan untuk mengurangi
risiko yang tidak dapat dihindari dan terdapat dalam kondisi pekerjaan, faktor organisasi,
lingkungan kerja dan faktor sosial.
6. Berikan prioritas terhadap tindakan-tindakan tersebut yang dapat melindungi karyawan atau
aktivitasnya dan memberikan keuntungan yang besar, misalnya berikan tindakan perlindungan
yang menyeluruh seperti penyediaan platform yang sesuai dengan proteksi samping, terutama
lagi adalah perlindungan individual seperti safety harness.
7. Adakan pengawasan dan karyawan harus mengerti apa yang mereka harus lakukan misalnya
melalui pelatihan, komunikasi, instruksi, dsb.
8. Monitor tindakan pengendalian secara teratur untuk menentukan efektivitas Manajemen Risiko.
9. Review dan revisi Manajemen Risiko yang telah dilakukan jika terdapat pengembangan sehingga
yang lama sudah tidak valid lagi. Dalam banyak hal, sangatlah baik merencanakan review yang
bergantung pada sumber bahaya dan seberapa sering metode kerja berubah.
B. Identifikasi Bahaya
1. Jenis Bahaya
a. Bahaya kimia
Kimia dapat mempengaruhi kulit melalui kontak atau mempengaruhi badan baik melalui
sistem pencernaan atau melalui paru-paru jika udara terkontaminasi dengan kimia, asap
atau debu.
SOP No :01/HSE-SOP/18
Akan terjadi dampak yang akut (misalnya karyawan terkontaminasi dengan tiba-tiba) atau
dapat terjadi dampak yang kronis (misalnya karyawan terkontaminasi dalam jangka waktu
yang sedang atau cukup lama).
c. Bahaya listrik
Bahaya ini termasuk risiko dari cidera yang berasal dari semua bentuk energi listrik
d. Bahaya radiasi
Radiasi ion terdapat dalam sejumlah peralatan seperti peralatan pengukuran radioaktif,
sumber radiografi atau unsur pelacak radioaktif yang digunakan dalam kimia analis.
Radiasi non ion seperti radiasi infra-red (proses yang menghasilkan panas), laser, radiasi
ultraviolet (pengelasan, sinar matahari) dan gelombang mikro (mesin las yang
menggunakan frekuensi yang tinggi, dsb).
e. Bahaya biologi
Termasuk serangga, bakteri, jamur, tanaman, kutu, binatang dan virus.
f. Bahaya ergonomi
Termasuk risiko dari cidera terhadap prosedur pengangkatan secara manual/ manual
handling, desain tempat kerja yang tidak sesuai, dsb.
g. Bahaya lainnya
Termasuk stres, kelelahan, pengaruh kerja shift dan bahkan serangan fisik terhadap karyawan
lain.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan identifikasi bahaya ini, gunakan informasi yang
tersedia. Hal ini dapat berasal dari sumber-sumber berikut : panduan pemakaian/code of
practice, bahan informasi mengenai Project/Site, laporan internal dan eksternal, laporan
keluhan, laporan pemantauan lingkungan dan kesehatan, MSDS, laporan inspeksi, dsb.
Catatan laporan kecelakaan dan insiden/near miss juga dapat digunakan pada suatu
Project/Site tertentu atau diantara industri pertambangan secara keseluruhan.
b. Semua informasi yang didapat, harus dicatat dalam Form “Identifikasi Bahaya, Penilaian dan
Pengendalian Risiko”.
C. Penilaian Risiko
1. Menentukan risiko
a. Risiko yang ditentukan dari bahaya yang teridentifikasi, ditentukan dengan memperkirakan
akibat dan kemungkinan yang mungkin terjadi.
b. Dari satu bahaya yang telah teridentifikasi maka dimungkinkan terdapat satu atau lebih risiko
yang mungkin.
2. Risiko dihitung secara matriks dengan berdasarkan pada tabel berikut : (Berdasarkan Standar
Australia/New Zealand No. 4360 tahun 1995 tentang Risk Management)
Consequence
Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
(1) (2) (3) (4) (5)
Probability
Almost Certain (A) S S H H H
Likely (B) M S S H H
Moderate (C) L M S H H
Unlikely (D) L L M S H
SOP No :01/HSE-SOP/18
Rare (E) L L M S S
Keterangan “Probability” :
Kriteria Penjelasan
Almost Certain Peristiwa terjadi pada hampir semua
keadaan
Likely Peritiwa terjadi kadang-kadang
Moderate Suatu saat peristiwa dapat terjadi/dialami
selama kita bekerja
Unlike Peristiwa hanya akan terjadi pada keadaan
tertentu
Rare Peristiwa belum pernah terjadi tetapi secara
teoritis kemungkinan terjadi
Keterangan “Consequence” :
Kriteria Penjelasan
Insignificant Tidak ada cidera, tidak ada dampak
lingkungan, kerugian financial sangat kecil
Minor Diperlukan pertolongan pertama, kerugian
financial sedang
Moderate Diperlukan pertolongan medis, kerugian
financial tinggi
Major Luka berat, kehilangan kemampuan
berproduksi, kerugian financial major
Catastrophic Menyebabkan kematian, kerugian financial
sangat besar
SOP No :01/HSE-SOP/18
b. Bila terdapat risiko yang memiliki tingkat risiko yang sama maka yang perlu diprioritaskan
adalah risiko yang dapat berdampak terhadap orang banyak atau dilihat dari tingkat
emergency dan kepentingannya.
b. Tingkat pengendalian (hierarchy of control) adalah pengendalian terhadap risiko dari suatu
bahaya yang dilakukan berdasarkan tingkat pengendalian dari langkah tertinggi kemudian
diikuti langkah berikutnya secara berurutan.
d. Jenis tindakan pengendalian yang akan dilakukan dibahas dalam rapat Safety Committee
dan setelah itu dilakukan tindakan perbaikan dengan menunjuk penangung jawabnya dan
batas waktu perbaikan yang diperlukan.
e. Bila tindakan perbaikan yang sesuai telah ditentukan maka diimplementasikan dan dicatat.
f. Jika perbaikannya berupa penambahan prosedur maka penambahan prosedur yang ingin
diimplementasikan diminta persetujuannya kepada safety Committee Kantor Pusat.
g. Frekuensi inspeksi dari masing-masing tindakan perbaikan akan bergantung pada risiko dari
bahaya yang ada.
Document Control: