Anda di halaman 1dari 3

Pengertian, Tahapan, Tujuan, Perbedaan dengan JSA

Definisi

 Identifikasi bahaya adalah:
Proses untuk mengenali adanya bahaya, serta menentukan
karakteristiknya.
 Penilaian risiko adalah:
Proses untuk mengevaluasi resiko yang timbul dari bahaya,
menentukan kecukupan pengendalian yang ada dan menetapkan
apakah resiko tersebut dapat diterima atau tidak.

Pengendalian Risiko

Tahapan penetapan bentuk pengendalian risiko adalah sebagai berikut:

1. Eliminasi (menghilangkan bahaya), merubah proses, metode atau


bahan untuk menghilangkan bahaya yang ada;
2. Substitusi (mengganti), material, zat atau proses dengan material, zat,
proses lain yang tidak atau kurang berbahaya;
3. Rekayasa engineering, menyingkirkan bahaya dari karyawan dengan
memberi perlindungan, menyimpan di suatu ruang atau waktu terpisah,
misalnya dengan menambahkan guarding atau penutup;
4. Pengendalian secara administrasi misalnya pengawasan, pelatihan,
rotasi kerja, pemasangan rambu-rambu K3; dan
5. Memberi Alat Pelindung Diri, digunakan sebagai alternatif terakhir
setelah kita telah berusaha melakukan 4 (empat) tindakan perbaikan di
atas.

Tahapan HIRADC

Sebuah organisasi dalam prosesnya menjalankan SMK3 perlu membuat


tujuan dan target sehingga untuk menyusun hal tersebut digunakan metode
HIRADC. Tahapan HIRADC sebagai berikut.

1. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

Dikutip dari Handoko dan Rahardjo (2017) dalam penelitiannya berjudul


“Perancangan HIRADC di Schneider Electric Cikarang”, identifikasi bahaya
dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya yang dihadapi para pekerja saat
melakukan pekerjaan. Bahaya-bahaya ini harus ditemukan sebelum
menyebabkan kecelakaan dan merugikan bagi pekerja maupun perusahaan.
Identifikasi bahaya dilakukan dengan melakukan wawancara, pengamatan,
dan melihat riwayat data.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)


Tahapan ini dilakukan setelah menemukan potensi bahaya dari tahap
identifikasi bahaya untuk ditentukan risk level dari bahaya tersebut.
Penentuan tingkat risiko ini dibedakan menjadi kecil, sedang, besar, dan
dapat diabaikan. Hasil identifikasi dan penilaian risiko kemudian dimasukkan
ke dalam matriks penilaian. Matriks penilaiannya berdasarkan Australian
Standard/New Zealand Standard for Risk Management.

3. Penentuan Kendali (Determining Control)

Pengendalian ini dilakukan dari risiko yang levelnya paling tinggi.


Pengendalian risiko ini dilakukan dengan mengurangi kemungkinan (reduce
likelihood) dan mengurangi tingkat keparahan (reduce sequence).
Pengendalian juga dapat dilakukan dengan mengalihkan risiko seluruhnya
atau sebagian (risk transfer) atau menghindar dari risiko (risk avoid).
Pengendalian risiko dilakukan berdasarkan hirarki kontrol, yaitu eliminasi,
substitusi, engineering control, administrative control, dan APD. Untuk bahaya
yang tingkat keparahannya moderate, high, dan extremely high harus
dilakukan tindakan lebih lanjut.

Tujuan HIRADC

Tujuan HIRADC dilansir dari keselamatankerja.com antara lain:

1. Bahaya

Untuk mengidentifikasi bahaya dari semua penyebab bahaya yang dapat


menjadi potensi kecelakaan bagi semua orang yang ada di lingkungan kerja.

2. Risiko

Untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya bahaya yang dapat terjadi


sewaktu-waktu serta dampak dan konsekuensi yang ditimbulkan.

3. Pengawasan

Untuk merencanakan, menyusun, dan memantau pengendalian yang


berfungsi untuk memastikan bahwa risiko yang ditimbulkan dapat terkontrol
menyeluruh dan setiap waktu.

Baca juga: Mengenal Istilah HSE dan Hubungannya dengan K3

Perbedaan HIRADC dan JSA

HIRADC yang merupakan singkatan dari hazard identification risk


assessment and determining control adalah metode untuk mengidentifikasi
bahaya yang dapat ditimbulkan setiap pekerjaan dalam sebuah organisasi
yang kemudian dilakukan penilaian risiko dan pengendalian terhadap risiko
tersebut.

Sedangkan JSA merupakan singkatan dari job safety analysis adalah


dokumen yang memberikan pedoman dalam identifikasi secara jelas bahaya-
bahaya potensi insiden yang berkaitan dengan setiap langkah pekerjaan,
memberikan solusi untuk menghilangkan bahaya tersebut, dan mengurangi
risiko bahayanya.

JSA ini tidak menyelamatkan pekerja dari keselamatan, namun selama


proses pelaksanaan pekerjaan tersebut yang menentukan keselamatan.
Sedangkan HIRADC dapat menilai tingkat bahaya setelah itu diturunkan lagi
untuk dikendalikan sampai batas yang bisa diterima oleh perusahaan.

Lebih jelasnya perbedaan HIRADC dan JSA sebagai berikut:

1. JSA

 Obyek yang dinilai adalah langkah-langkah dari sebelum dimulai


pekerjaan hingga pekerjaan selesai.
 Subyek yang dinilai adalah pekerja (person).
 Langkah pengendalian bahaya sifatnya ke personal yang melakukan
pekerjaan.
 JSA berfokus pada pengendalian bahaya dengan APD dan alat
keselamatan.
 JSA berfokus juga pada unsafe act.
2. HIRADC

 Obyek yang dinilai adalah bahaya dan risiko dari suatu pekerjaan.
 Fokus yang ditinjau dari probabilitas dan dampak dari bahaya pekerjaan
tersebur.
 Subyek tidak ke personal, namun ke bahaya yang ditimbulkan dan
dikendalikan hingga dapat diterima oleh perusahaan.
 Pengendalian tidak hanya dengan APD, namun mengikuti hirarki
kontrol, yaitu eliminasi, substitusi, engineering control, administrative
control, dan APD, mitigasi, dan prosedur kerja.

Anda mungkin juga menyukai