dari kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja. Dengan adanya tiga hal ini pekerja
atau personel dari sebuah perusahaan bisa bekerja dengan maksimal dan tidak akan
mengalami kecelakaan yang membuat luka, sakit, atau masalah krusial lainnya.
1. Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di bawah NAB.
2. Pengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja agar
memenuhi standar.
3. Penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat Kerja yang bersih
dan sehat.
4. Penyediaan personil K3 yang memiliki kompetensi dan kewenangan K3 di bidang
Lingkungan Kerja.
1. Fisika.
2. Kimia.
3. Biologi.
4. Ergonomi.
5. Psikologi.
1. Faktor Fisika
Faktor Fisik atau Fisik terbagi lagi menjadi beberapa faktor turunan di bawah ini.
1. Iklim Kerja.
2. Kebisingan.
3. Getaran.
4. Gelombang radio atau gelombang mikro.
5. Sinar Ultra Violet.
6. Medan Magnet Statis.
7. Tekanan udara.
8. Pencahayaan.
Penanganan faktor fisika ini cukup kompleks karena setiap faktor turunan memiliki cara
yang spesifik. Secara umum cara penanganan yang dilakukan adalah mengendalikan
pemicu yang membuat pekerja tidak nyaman. Informasi lengkap terkait penanganan
bisa dilihat pada Permenaker No. 5 Tahun 2018, Pasal 8-19.
2. Faktor Kimia
Faktor Kimia ini berhubungan dengan hal-hal berbau kimia dan perlindungan pada
pekerja atau masyarakat umum di sekitar perusahaan. Beberapa bahan kimia yang
dianggap berbahaya biasanya akan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yang terdiri
dari:
Mudah terbakar
Mudah meledak
Beracun
Korosif
Oksidator
Reaktif
Radioaktif
Selain itu bentuk dari zat kimia mulai dari padat, cair, dan gas di lingkungan juga harus
diperhatikan dengan baik. Apabila zat kimia berbahaya mengenai seseorang,
kemungkinan terjadi masalah akan besar mulai dari melepuh di kulit hingga memicu
masalah yang lebih kronis lainnya.
Pengendalian faktor kimia ini bisa dilakukan dengan membuat ventilasi udara,
mengisolasi, penggunaan bahan yang lebih aman, dan lainnya. Informasi lengkap terkait
pengendalian faktor kimia bisa dilihat pada Permenaker No. 5 Tahun 2018, Pasal 21
angka 2.
3. Faktor Biologi
Pengendalian Faktor Biologi bisa dilakukan sesuai dengan Permenaker No. 5 Tahun
2018, Pasal 22 angka 7. Beberapa cara yang bisa dilakukan meliputi.
4. Faktor Ergonomi
Pengukuran dan pengendalian Faktor Ergonomi harus dilakukan pada Tempat Kerja
yang memiliki potensi bahaya Faktor Ergonomi. Potensi bahaya Faktor Ergonomi
meliputi:
1. Cara kerja, posisi kerja, dan postur tubuh yang tidak sesuai saat melakukan
pekerjaan.
2. Desain alat kerja dan Tempat Kerja yang tidak sesuai dengan antropometri
Tenaga Kerja.
3. Pengangkatan beban yang melebihi kapasitas kerja
Potensi bahaya di atas bisa dikendalikan dengan beberapa cara sesuai dengan Pasal 23
angka 4, Permenaker No. 5 Tahun 2018 di bawah ini.
5. Faktor Psikologi
Pengukuran dan pengendalian Faktor Psikologi harus dilakukan pada Tempat Kerja
yang memiliki potensi bahaya Faktor Psikologi. Potensi bahaya Faktor Psikologi
meliputi.
1. Ketidakjelasan/ketaksaan peran.
2. Konflik peran.
3. Beban kerja berlebih secara kualitatif.
4. Beban kerja berlebih secara kuantitatif.
5. Pengembangan karir.
6. Tanggung jawab terhadap orang lain.
Informasi lengkap terkait penanganan faktor psikologi bisa dilihat pada Pasal 24 angka
5, Permenaker No. 5 Tahun 2018.