1. Perlindungan :
a. Memahami dan melaksanakan undang-undang tenaga kerja
b. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
2. Pelayanan
a. Promotif dan preventif, contoh olahraga dan penyuluhan penyakit/gizi
b. Kuratif dan rehabilitatif, contoh pengobatan
3. Adminstratif
a. Internal : sesuai dengan ketentuan SMK3 perusahaan di internal perusahaan
b. Eksternal : mendatangkan ahli dari luar
5. Kesehatan kerja
Upaya yang dilakukan agar pekerja sehat secara fisik dan mental dengan tujuan agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatanyang diakibatkan pekerjaan
Upaya : promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
6. SMK3
Kewajiban menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaan
diatur dalam pasal 87 UU 13/2003, yang menegaskan “setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.” Kewajiban tersebut, diperjelas dalam pasal 5 PP 50/2012, berlaku bagi perusahaan
yang: a) mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau b) mempunyai
tingkat potensi bahaya tinggi.
Mengenai tingkat potensi bahaya tinggi, PP 50/2012 menyebut perusahaan yang mempekerjakan
pekerja kurang dari 100 orang tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko
besar dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran lingkungan, pencemaran radioaktif, wajib menerapkan SMK3.
1. Penetapan kebijakan K3
2. Perencanaan K3
3. Pelaksanaan rencana K3
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
1. Incident : kejadian yang tak terduga yang tidak menyebabkan cedera atau penyakit serius
2. Accident : kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau penyakit serius pada
karyawan dan dapat mengakibatkan kerusakan properti
3. Ruang lingkup keselamatan kerja : meliputi segala tempat kerja baik di darat, air, maupun
udara yang menjadi tempat kerja
8. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan adalah mengubah gaya hidup pekerja agar pekerja bergerak ke arah status
kesehatan dan kapasitas kerja yang optimal, dapat melalui :
2. Management suppot
Program pengendalian lingkungan kerja bising dapat melalui beberapa tahapan sesuai dengan
hierarki pengendalian, yaitu :
1. Diagnosis klinis
3. Evidence based
4. Besar pajanan
5. Faktor individu
7. Diagnosis PAK
Pelaporan sesuai alur dari Dokter Pemeriksa ke Tim K3 kemudian diteruskan ke Disnaker
setempat dan BPJSTK