Anda di halaman 1dari 3

1.

Prinsip dokter perusahaan

1. Perlindungan :
a. Memahami dan melaksanakan undang-undang tenaga kerja
b. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
2. Pelayanan
a. Promotif dan preventif, contoh olahraga dan penyuluhan penyakit/gizi
b. Kuratif dan rehabilitatif, contoh pengobatan
3. Adminstratif
a. Internal : sesuai dengan ketentuan SMK3 perusahaan di internal perusahaan
b. Eksternal : mendatangkan ahli dari luar

2. Penyakit akibat kerja


1. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, sedangkan
penyakit akibat hubungan kerja adalah penyakit yang timbul akibat dari akivitas dalam
pekerjaan
2. Contoh : orang yang bekerja pada mesin produksi, faktor fisikanya bising
PAK nya NIHL : pajanan bising > NAB, jam kerja 8 jam, tidak ada pajanan lain, tidak ada
faktor lain

3. Tugas pokok dan fungsi dokter hiperkes


1. Menguji secara berkala kesehatan pekerja : pemeriksaan kesehatan awal, berkala, dan
khusus
2. Identifikasi faktor bahaya : fisika, kimia, biologi, ergonomi, psikososial
3. Pengendalian resiko : eliminasi, substitusi, rekayasa engineering, administratif, APD
4. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan PAK
5. Pelayanan : promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif

4. Faktor bahaya lingkungan kerja


1. Faktor fisika : bising, cahaya, panas, radiasi
2. Faktor kimia : cair, padat, gas = berhubungan dengan keracaunan/intoksikasi
3. Faktor biologi : infeksi
4. Faktor ergonomi : posisi tubuh saat bekerja
5. Faktor psikososial : tingkat stres

5. Kesehatan kerja

Upaya yang dilakukan agar pekerja sehat secara fisik dan mental dengan tujuan agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatanyang diakibatkan pekerjaan
Upaya : promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
6. SMK3

Kewajiban menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaan
diatur dalam pasal 87 UU 13/2003, yang menegaskan “setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.” Kewajiban tersebut, diperjelas dalam pasal 5 PP 50/2012, berlaku bagi perusahaan
yang: a) mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau b) mempunyai
tingkat potensi bahaya tinggi.

Mengenai tingkat potensi bahaya tinggi, PP 50/2012 menyebut perusahaan yang mempekerjakan
pekerja kurang dari 100 orang tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko
besar dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran lingkungan, pencemaran radioaktif, wajib menerapkan SMK3.

Pasal 6 PP 50/2012 menyebut, SMK3 meliputi:

1. Penetapan kebijakan K3
2. Perencanaan K3
3. Pelaksanaan rencana K3
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

7. incident, accident, ruanglingkup keselamata kerja

1. Incident : kejadian yang tak terduga yang tidak menyebabkan cedera atau penyakit serius

2. Accident : kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau penyakit serius pada
karyawan dan dapat mengakibatkan kerusakan properti

3. Ruang lingkup keselamatan kerja : meliputi segala tempat kerja baik di darat, air, maupun
udara yang menjadi tempat kerja

8. Promosi kesehatan

Promosi kesehatan adalah mengubah gaya hidup pekerja agar pekerja bergerak ke arah status
kesehatan dan kapasitas kerja yang optimal, dapat melalui :

1. Membuat kebijakan kesehatan

2. Management suppot

3. Kembangkan potensi diri

4. Kembangkan dan kuatkan potensi komunitas


5. Berorientasikan pada kesehatan kerja

9. Pengendalian lingkungan kerja bising

Program pengendalian lingkungan kerja bising dapat melalui beberapa tahapan sesuai dengan
hierarki pengendalian, yaitu :

1. Elimination : physically remove the hazard

2. Substitution : replace the hazard

3. Engineering control : isolate people from the hazard

4. Administrative control : change the way people work

5. PPE : protect the worker with personal protective equipment

10. PAK dan tata cara pelaporannya

1. Diagnosis klinis

2. Pemantauan lingkungan kerja

3. Evidence based

4. Besar pajanan

5. Faktor individu

6. Faktor dari luar perusahaan

7. Diagnosis PAK

Pelaporan sesuai alur dari Dokter Pemeriksa ke Tim K3 kemudian diteruskan ke Disnaker
setempat dan BPJSTK

Pelaporan PAK tahap 1 dalam waktu 2 x 24 jam

Anda mungkin juga menyukai