Anda di halaman 1dari 6

STEP 1

1. HIPERKES : ilmu kesehatan dan keselamatan kerja yang tugasnya mengurus kesehatan dan
keselamatan kerja di suatu perusahaan.
2. Ergonomi : bidang studi mempelajari dari mesin , peralatan dimana sesuai dengan manusia
yang melakukannya.

STEP 2

1. Bagaimana langkah langkah diagnosis akibat kerja dan penanganan pertama di tempat
kerja ?
2. Bagaimana pengaplikasian hygiene perusahaan di masyarakat ?
3. Bagaimana cara melakukan pelaporan penyakit akibat kerja ?
4. Apa saja penerapan dari ergonomi sesuai standar WHO ?
5. Apa itu pelaporan PAK dan apa konsep dari PAK ?
6. Bagaimana ketentuan kriteria covid-19 akibat penyakit kerja ?
7. Bagaimana upaya promotif dan preventif kerja yang dapat dilakukan dokter untuk
menghadapi COVID-19 di lingkungan kerja ?
8. Bagaimana cara pengalikasian keselamatan kerja sesuai WHO ?
9. Bagaimana gambaran dari pelatihan HIPERKES dan diterima dokter ?
10. Apa definisi dan macam penyakit akibat kerja ?

STEP 3

1. Apa definisi dan macam penyakit akibat kerja ?

Definisi : penyakit yang disebabkan dari lingkungan kerja sendiri bisa


fisika : suhu panas , radiasi
Kimia : uap , logam , larutan
Biologi : virus , bakteri , jamur
Ergonomi : angkat yang berat
Psikososial : tipe lingkungan kerja seperti apa , bisa stress juga
Penyakit akibat kerja  disebabkan oleh kelima faktor diatas
Penyakit 30 jenis menurut permenkes no 1 tahun 1981
Penyakit akibat kerja ada 31 jenis menurut kepres 22 tahun 1993 ada 3 kategori utama yaitu
ada faktor kimia , fisika , dan biologi mengenai sistem pernafasan , kulit , otot dll
Penyakit akibat kerja yaitu kanker penyebabnya bisa karena keracunan air raksa.
Penyakit akibat kerja dibagi menjadi 4 menurut WHO :
- Penyakit yang disebabkan karena pekerjaan  pneumokomiosis
- Penyakit yang disebabkan salah satunya karena pekerjaan  karsinoma bronkogenic
- Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu faktor penyebab lainnya  bronkitis
kronik
- Penyakit dimana pekerjaan memperberat kondisi yang sudah ada sebelumnya  asma

Macam dan ragam akibat kerja

- Alergi  dermatitis kontak


- Penyakit paru  bronkitis , penumonia
- Gangguan telinga  terjadi pada karyawan pabrik penurunan pendengaran biasanya
terjadi karena adanya bising diatas nilai ambang batas.
- Gangguan mata  iritasi pada mata , bisa kongjungtivitis

2. Bagaimana langkah langkah diagnosis akibat kerja dan penanganan pertama di tempat
kerja ?
Memiliki 3 aspek :
- Aspek medis  dasar tatalaksana medis dan dasar penyakit akibat kerja mengatasi
kecacatan
- Komunitas  melindungi pekerjaan lain
- Legal  memenuhi hak pekerja

7 langkah :

- Menegakan diagnosis klinis  dengan melakukan anamnesis , px fisik , px penunjang


dan px khusus
- Menentukan pajanan yang dialami pekerja di tempat tersebut  bisa di deskripsikan
dari tempat kerja contoh bahan yang digunakan apa , produknya apa , bagaimana
pekerja melakukan pekerjaan
- Menentukan hubungan dengan pajanan dan diagnosis klinis  pajanan yang
teridentifikasi pada Evidence based akan dihubungkan penyakit tersebut
- Menentukan besar pajanan  bisa kualitatif pengamatan , mengitung lama kerja , cara
memakai apd yang benar maupun kuantitatif data lingkungan kerja dan monitoring
biologis
- Faktor individu yang berperan  jenis kelami , usia , kebiasaan , riwayat penyakit
genetik , riwayat atopik
- Pajanan di luar tempat kerja  bisa mencari tau kegiatan lain diluar tempat kerja misal
hobi , kerja sampingan
- Menentukan diagnosis akibat kerja  membuat kesimpulan dari penderita tersebut
apakah berasal dari akibat kerja atau tidak

Penanganan pertama :
Tatalaksana medis  langkah pertama untuk mendiagnosis akibat kerja

Tatalaksana okupasi  diberikan setelah diagnosis PAK ditegakkan

3. Apa itu pelaporan PAK dan apa konsep dari PAK ?

Pelaporan PAK  digambarkan sebagai gunung es


Lapisan 1 : mulai dari terpapar belum ada gejala
Lapisan 2 : ada gejala tapi belum diperiksa
Lapisan 3 : sudah ada upaya medik yang dilakukan namun sebab akibat belum dicari
Lapisan 4 : mulai dilakukan pelaporan PAK supaya sesuai dengan permenkes no 333 tahun
1989 jika terdapat karyawan yang ada gejala penyakit dan sudah mendapat perawatan
medis di klinik pekerja dan sudah didapatkan penyebab dari penyakitnya dari lingkungan
kerja tersebut baru dilakukan pelaporan untuk ditinjau kembali apakah perlu ada
peningkatan K3 atau tidak.
Pelaporannya berjenjang dari pelayanan kesehatan diberikan ke dinas kesehatan kabupaten
atau kota nanti dilanjut ke bagian dinas provinsi baru nanti ke kementerian kesehatan
melalui derektorat jendral masyarakat.
4. Bagaimana cara melakukan pelaporan penyakit akibat kerja ?

Menteri tenaga kerja no 333 tahun 1989


Tahap 1 : isi pelaporan identitas nama , no induk , jenis kelamin , unit bagian kerja apa ,
berpa lama kerja disana , nama perusahaan apa , jenis perusahaan apa
Tahap 2 : dilakukan anamnesis , keluhan
Tahap 3 : hasil pemeriksaan mental dan fisik bisa ditambah radiologi , ekg , lab
Tahap 4 : dicantumkan dari faktor lingkungan kerjanya apa , cara kerja nya bagaimana ,
waktu kerja berapa lama , penggunaan apd
Tahp 5 : pemeriksaan kesehatan tenaga kerja : sebelum kerja dan sebelum penepatan kerja ,
pemeriksaan rutin , khusus , selama kerja ditemukan kelainan
Tahp 6 resume : faktor yang mendukung diagnosis
Tahap 7 kesimpulan : disimpulkan oleh dokter ada atau tidak sangkut pautnya sama
diagnosis kerja
Tahap 2  perusahaan wajib melapor PAK , di jamsostek ada surat keterangan dari dokter
isinya sementara tidak mampu bekerja , keadaan cacat sebagian permanen, keadaan cacat
total , meninggal dunia
Tahap 1 dan 2 harus dilaporkan ke dinas
5. Bagaimana pengaplikasian hygiene perusahaan di masyarakat ?

Hygiene perusahaan  gambaran spesialisasi dari ilmu hygiene beserta prakteknya yang
berisi tentang penilaian faktor penyebab penyakit di lingkungan kerja yang hasilnya
digunakan untuk besar tindakan lanjutan
Sasaran  ke arah lingkungan kerja dan hygiene perusahaan bisa teknik dan non teknik.
Ruang lingkup  mengatisipasi bahaya dan resiko tempat kerja
Mengenal : lebih mengenal detail dan komprehensif
Evaluasi : analisi lab , pengambilan sampel
Pengendalian : pengendalian lingkungan kerja supaya tetap aman supaya terbebas dari

Prinsip ada 3 :
Evaluasi lingkungan kerja
Pengendalian lingkungan kerja
6. Apa saja penerapan dari ergonomi sesuai standar WHO ?

Ergonomi : penerapan untuk mencapai bersma supaya bermanfaat dan efisiensi , butuh
kejra sama dengan lingkungan dan mesin perusahaan , kerja sama dengan lingkungan kerja ,
manusia , dan perusahaan
Penerapan  posisi kerja : seoptimal mungkin contoh di rs bed pasien lebih pendek jika ada
dr yang jaga bisa mempengaruhi dari tulang belakang dr
Proses bekerja  dapat menjangkau dari peralatan kerja dari posisi dan antropometri
Tata letak tempat kerja  harus jelas terlihat saat melakukan aktifitas kerja
Angkat beban  jangan memberatkan karyawan sehingga menyebabkan cedera pada
tulangnya
Tujuan : 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental pekerja dengan meniadakan dari
beban kerja tambahan , mencegah penyakit akibat kerja , meningkatkan kepuasan kerja . 2.
Untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dengan meningkatkan kualitas sama sesama
pekerja , pengorganisasiaan lebih baik . 3. Berkontribusi dalam ekonomi , proses dari segitiga
ergonomi tadi dengan tujuan meningkatkan efisiensi jika diterapkan bisa menurunkan dari
kesakitan akibat kerja , mengurangi stress akibat kejra , biaya pengobatan dan kompensasi
berkurang , meningkatkan rasa aman pada kerja.

7. Bagaimana cara pengalikasian kesehatan keselamatan kerja sesuai WHO ?

Kesehatan dan keselamatan kerja : upaya untuk mempertahankan derajat fisik mental dan
sosial bagi para pekerja di semua jabatan
Cara pengaplikasian :
Keadaan lingkungan kerja meliputi menyusunan dan penyimpanan barang berbahaya
Ruang lingkungan yang luas dan tidak sesak
Pembuangan kotoran dan limbah pada tempatnya
Memakai alat pelindung diri , jika menggunakan mesin menggunakan pengaman sesuai
peraturan
Tujuan dan manfaat : - mendapat jaminan kesehatan dan keselamatan kerja , baik secara
fisik sosial dan psikologisnya
- Setiap pegawai mendapat perlengkapan dan peralatan kerja agar bisa menjamin
kesehatan saat bekerja
- Mengatisipasi dari faktor penyebab dan pencegahan
- Kita tau jenis bahaya dari tempat kerja kita
- Mengendalikan adanya bahaya atau kompplikasi dari bahaya tersebut

Faktor yang mempengaruhi :

Beban kerja  penyesuaian dari pegawai

Kapasitas kerja  pendidikan , gizi dari badan pegawai

Lingkungan kerja  fisika , kimia ,biologi , psikososial

Penggunaan apd pada saat kerja

Mempelajari dari buku petunjuk dari penggunaan alat


Sesuai dengan syarat lingkungan kerja

Adanya penunjang jasmani , rohani

Sarana dan prasarana lengkap pada tempat kerja tersebut

Dari kesedaran pegawai

Pelatihan dalam kesehatan dan keselamatan kerja

8. Bagaimana ketentuan kriteria covid-19 akibat penyakit kerja ?

Kriteria covid akibat kerja di tempat kerja :


Pertama diagnosis klinis :dari swab nasofaring hasilnya positf covid , bisa juga dari gejala
klinis pasien bisa demam cukup tinggi lebih dari 38 disertai batuk pilek dan bida disertai
penumoni dalam foto thoraks Ggo ,neutrofil limfosit rasio lebih dari 3,1 dan penigkatan crp
Jenis pekerjaan : dari paparan di lingkungan kerja , dari tenaga kerja yang melayani dan
merawat yang berkontak dengan pasien covid-19 bisa disebut orang dalam pengawasan ,
bisa dari orang lab yang memeriksa spesimen bisa odp , tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan yang kontak dengan orang covid-19 yang terkonfirmasi dengan pdp , odp atau
positif
Agen atau pajanan : bersumber dari pasien covid-19 yang sudah berstatus odp , pdp
Lama pajanan : muncul kurang dari 14 hari sejak kontak dengan covid 19 baik yang sudah
positif , bisa dari spesimen juga
Tidak ada faktor lain diluar pekerjaan : kurang dari 14 hari sebelm sakit tidak ada bertemu
dengan kerabat selain tempat kerja dan tidak ada bepergian
Penetapan : perlu surat keterangan dokter sebagai syarat prosedur lain dari jaminan
kecelakaan kerja ada 5 aspek .
- Diagnosis klinis : sudah dilakukan px lab
- Aspek pekerjaan : tugas dan pekerjaan yang dianggep berisiko
- Hubungan antara waktu pajanan dan diagnosis klinis
- Faktor lain diluar tempat kerja : sebelum sakit apakah ada kontak dengan keluar yang
odp , pdp , Sebelum sakit apakah ada berpegian ke luar negeri atau daerah terjangkit
dalam kurun 14 sebelumnya
- Kondisi terakhir : perawatan covid 19 akibat kerja , karantina atau isolasi karena covid
akibat kerja , cacat karena covid 19 , meninggal karena covi19 karena kerja
9. Bagaimana upaya promotif dan preventif kerja yang dapat dilakukan dokter untuk
menghadapi COVID-19 di lingkungan kerja ?

Preventif kerja :
Tujuan  mencegah penyakit akibat kerja
Kegiatan  pemeriksaan kesehatan ( ttv , px antigen berkala ) pemberian vaksin , dilakukan
imunisasi , pemakaian apdmenggunakan masker , faceshield , penyerasian manusia dengan
mesin dan alat kerja , pengendalian bahaya dari lingkungan.
Pencegahan PAK umum :
Pencegahan primer  meningkatkan daya tahan tubuh pekerja menggunakan prinsip hock
promotion , edukasi makan yang gizi baik . bisa masuk promotif
Sekunder  mengurangi antara kontak pajanan atau mengurangi masuknya pajanan dalam
tubuh , mengendalian teknik isolasi pajanan , membuat ventilasi di ruang kerja , bisa juga
memakai apd untuk mengurangi pajanan
Tersier  deteksi dini terhadap pajanan yang sudah masuk pada tubuh pekerja atau belum
Mekanisme promotion : pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat ,
bisa promosis kesehatan seperti ditempel mading , poster , pamfelet untuk menangani covid
tersebut.
10. Bagaimana gambaran dari pelatihan HIPERKES dan diterima dokter ?

Tujuan : meningkatkan derajat kesehatan karyawan melalui pencegahan penyakit dan


kecelakaan akibat kerja , peningkatan gaji karyawan , meningkatkan produktivitas karyawan
Manfaat : mencegah dan memberantas kecelakaan akibat kerja , dan juga meningkatkan
efisiensi produktifitas manusia , bisa meningkatkan hygiene dan sanitasi perusahaan , bisa
untuk memberikan perlindungan masyarakat sekitar sisa dari pabrik supaya terhindar.

STEP 4

1. Apa definisi dan macam penyakit akibat kerja ?


2. Bagaimana langkah langkah diagnosis akibat kerja dan penanganan pertama di tempat
kerja ?
3. Apa itu pelaporan PAK dan apa konsep dari PAK ?
4. Bagaimana cara melakukan pelaporan penyakit akibat kerja ?
5. Bagaimana pengaplikasian hygiene perusahaan di masyarakat ?
6. Apa saja penerapan dari ergonomi sesuai standar WHO ?
7. Bagaimana cara pengalikasian kesehatan keselamatan kerja sesuai WHO ?
8. Bagaimana ketentuan kriteria covid-19 akibat penyakit kerja ?
9. Bagaimana upaya promotif dan preventif kerja yang dapat dilakukan dokter untuk
menghadapi COVID-19 di lingkungan kerja ?
10. Bagaimana gambaran dari pelatihan HIPERKES dan diterima dokter ?

Anda mungkin juga menyukai