DISUSUN OLEH
SELVA AGUSTINA (F0H020008)
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993. adalah
penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja terjadi
sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di tempat kerja.
Bronkhogenik.
Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai
pedoman:
4. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat mengakibatkan
penyakit tersebut.
Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu,
maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebih
lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan
diagnosis penyakit akibat kerja.
5. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi
Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat pekerjaannya, yang
dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya penggunaan APD, riwayat adanya
pajanan serupa sebelumnya sehingga risikonya meningkat. Apakah pasien mempunyai
riwayat kesehatan (riwayat keluarga) yangmengakibatkan penderita lebih rentan lebih
sensitif terhadap pajanan yang dialami.
1) Bakteri
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu (i) bulat (kokus), (ii) lengkung dan (ii)
batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi
yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak
dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh
bakteri: anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala.atralagia,
enokkarditis), lepra, tetanus, thy poid, cholera dan sebagainya.
2) Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16-300 nano meter. Virus tidak
mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh
penyakit yang diakibatkan oleh virus: influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan
sebagainya (HIV), menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh. ditularkan melalui:
Tranfusi darah yang tercemar. Tertusuk/teriris jarum/pisau yag terkontaminasi.
Hubungan sexual, Luka jalan lahir waktu melahirkan, Pekerja berisiko (HIV), Pekerja
RS, Pekerja yang sering ganti-ganti pasangan.
3) Parasit
(1) Malaria gigitan nyamuk anopheles, (ii) Ansxylostomiosis, anemia khronis. (ii)
gatal-gatal dikulit. Jamur dapat berupa sel tinggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih
komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang
mati dan hidup dari organisme atau hewan lain.
4) Hewan
Seraangga: sengatan
Binatang berbisa: gigitan / ular
Binatang buas: Carnovora
5) Tumbuhan
Debu kayu: Allergi & asma
Debu kapas: allergi saluran nafas
7) Alergi Biogenik
• Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.
• Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari
bulu dan protein dari urine dan feaces binatang
• Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi pembuatan obat,
bakery, kertas, proses pengolahan kayu, juga dijumpai di bioteknologi (enzim,
vaksin dan kultur jaringan).
• Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi
seperti rinitis, conjunctivitis atau asma.
Contoh Occupational asthma: wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.
II.1 Penyakit Akibat Kerja dengan Penyebab Faktor Biologi: Dermatitis pada Industri
Pupuk Organik
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, linefikasi) dan gatal. Tanda polimorfik
tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis.
Sinonim dermatitis adalah eksem. Ada yang membedakan antara dermatitis dan
eksem, tetapi pada umumnya menganggap sama.
Pada umumnya kelainan kulit muncul segera, tetapi ada segera, tetapi ada sejumlah
bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin, antralin, asam
fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat. Kelainan kulit baru terlihat
setelah 12-24 jam atau lebih. Contohnya ialah dermatitis yang disebabkan oleh bulu
serangga yang terbang pada malam hari (dermatitis venenata); penderita baru merasa pedih
setelah esok harinya. pada awalnya terlihat eritema dan sorenya sudah menjadi vesikel atau
bahkan nekrosis.
Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal
(hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung
akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit tukang cuci
yang mengalami kontak terus menerus dengan deterjen. Ada kalanya kelainan hanya
berupa kulit kering atau skuama tanpa eritema. sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah
kelainan dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian. Banyak pekerjaan yang
beresiko tinggi yang memungkinkan terjadinya dermatitis kontak iritan kumulatif,
misalnya mencuci, memasak, membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel dan
berkebun.
Eliminasi faktor biologi penyebab dermatitis di tempat kerja dapat dilakukan dengan cara:
2. Substitusi
Substitusi bisa dilakukan dengan:
- Mengganti bahan baku pupuk;
- Mengganti peralatan pengolahan pupuk:
- Mengganti atau memindahkan tempat pengolahan pupuk:
- Mengganti atau memindahkan pekerja yang memiliki sensitivitas kulit yang tinggi
dengan pekerja yang memiliki sensitivitas lebih rendah terhadap agen biologi, lalu
menempatkan pekerja yang memiliki sensitivitas tinggi tersebut ke sektor atau
bagian lain dari aktivitas industri.
3. Engineering Control
Pada pengendalian faktor biologi, mungkin tidak terlalu melibatkan engineering control.
Namun engineering control dalam industri pengolahan pupuk organik ini dapat dilakukan
dengan cara:
- Mendesain peralatan yang memperpanjang jarak antara pekerja dengan objek kerja
(bahan baku pupuk);
- Melapisi peralatan kerja dan tangan pekerja dengan disinfektan;
- Menyediakan mesin penggilingan atau pengaduk atau pencampur otomatis yang
aman untuk mengurangi masa keterpaparan atau kontak langsung pekerja dengan
bahan baku pupuk organik yang umumnya kaya akan mikrobiologi yang sangat
mungkin menyebabkan dermatitis.
4. Administrative Control
- Membuat dan memasang media-media pengingat dan peringatan mengenai cara
kerja yang baik dan benar, misalnya poster, stiker, atau selebaran:
- Meng-upgrade pekerja secara rutin mengenai SOP dan petunjuk teknis kerja
melalui berbagai bentuk kemasan cara, misalnya sosialisasi atau diskusi bersama:
- Menetapkan waktu kerja maksimal, untuk meminimalisir lamanya waktu maksimal
kontak pekerja dengan agen biologi penyebab dermatitis;
Menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993, Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit
yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit Akibat Kerja terjadi sebagai
pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di tempat kerja.
Di tempat kerja, ada banyak faktor yang dapat mengakibatkan terjangkitnya Penyakit
Akibat Kerja pada diri pekerja. Faktor-faktor tersebut ialah faktor fisik, faktor kimiawi,
faktor biologis, faktor fisiologis, dan faktor psikososial.
http://jurnalk3.com/
http://medlinux.blogspot.com/2009/03/dermatitis.html