Anda di halaman 1dari 19

PENYAKIT AKIBAT

KERJA
Materi Yang Dibahas

1. Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat: Penyakit Menular


Dan Tidak Menular
2. Penyakit Atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja Pada
Perawat
3. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat
4. Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
5. Ergonomi Kesehatan
Penyakit Akibat Kerja

 Penyakit Akibat Kerja (PAK),


menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun
1993, adalah penyakit yang
disebabkan pekerjaan atau
lingkungan kerja. Penyakit akibat
kerja terjadi sebagai pajanan faktor
fisik, kimia, biologi, ataupun
psikologi di tempat kerja.
Penyakit Menular

 Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu


penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi
seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan
dibesabkan faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia
seperti keracunan.

 Contoh : Penyakit kulit (cacar air, kudis, panu, dll.),


Parainfluenza, Demam berdarah, Penyakit Kelamin,
HIV/AIDS dan TBC
Penyakit Tidak Menular

 Penyakit tidak menular atau penyakit noninfeksi adalah


suatu penyakit yang tidak disebabkan karena kuman
melainkan dikarenakan adanya masalah fisiologis atau
metabolisme pada jarigan tubuh manusia. Biasanya
penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat
seperti merokok, faktor genetik, cacat fisik,
penuaan/usia dan gangguan kejiwaan.

 Contoh : sariawan, batuk, sakit perut, demam,


hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi,
keracunan, dsb.
Penyakit Atau Cedera Akibat
Kecelakaan Kerja Pada Perawat

 Menurut laporan National Institute for Occupational


Safety and Health (NIOSH) 1974-1976 dalam Nasri (2002)
:
- Cedera yang paling sering terjadi yaitu
terkilir (sprain), ketegangan otot (strain), luka tusuk,
abrasi, kontusio, cedera punggung, luka bakar dan
patah tulang.
- Sakit yang paling sering adalah gangguan
pernapasan, infeksi, dermatitis dan hepatitis.
10 Penyakit Akibat Kerja

1. Penyakit Silikosis
Penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu
silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke
dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu
silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan
baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang
mengerjakan besi (mengikir, menggerinda) dll.

Pencegahan : Tempat kerja yang potensial tercemar


oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan
keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang
ketat sebab penyakit silikosis belum ada obatnyya ang
tepat.
2. Penyakit Asbestosis
Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan
oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran
dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah magnesium
silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang
menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes
dan lain sebagainya. Debu asbes yang terhirup ke dalam paru-paru akan
mengakibatkan gejala sesak nafas dan batuk-batuk yang disertai dahak.

Pencegahan : penyakit asbestosis daat dicegah dengan beberapa cara


antara lain ; menggunakan masker, berhenti merokok, penggunaan
antibiotik, makanan sehat, olahraga cukup, dan obat herbal.
3. Penyakit Saluran Pernafasan

PAK pada saluran pernafasan dapat bersifat akut maupun kronis.


Akut misalnya asma akibat kerja. Sering didiagnosis sebagai
tracheobronchitis akut atau karena virus kronis, misal: asbestosis.
Seperti gejala Chronic
Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau edema paru akut.
Penyakit ini disebabkan oleh bahan kimia seperti nitrogen oksida.

4. Penyakit Kulit
Pada umumnya tidak spesifik, menyusahkan, tidak mengancam
kehidupan, dan kadang sembuh sendiri. Dermatitis kontak yang
dilaporkan, 90% merupakan penyakit kulit yang berhubungan
dengan pekerjaan. Penting riwayat pekerjaan dalam
mengidentifikasi iritan yang merupakan penyebab, membuat peka,
atau karena faktor lain.
5. Gejala pada Punggung dan Sendi
Tidak ada tes atau prosedur yang dapat membedakan
penyakit pada punggung yang berhubungan dengan
pekerjaan daripada yang tidak berhubungan dengan
pekerjaan. Penentuan kemungkinan bergantung pada
riwayat pekerjaan. Artritis dan tenosynovitis
disebabkan oleh gerakan berulang yang tidak wajar.

6. Kanker
Adanya presentase yang signifikan menunjukan kasus
Kanker yang disebabkan oleh pajanan di tempat kerja.
Bukti bahwa bahan di tempat kerja (karsinogen)
sering kali didapat dari laporan klinis individu dari
pada studi epidemiologi. Pada Kanker pajanan untuk
terjadinya karsinogen mulai > 20 tahun sebelum
diagnosis.
7. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau
rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara
tinggi.

8. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari


luar sebagai akibat penghirupan debu organik

9. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi


elektromagnetik dan radiasi yang mengion.

10. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus,


bakteri, atau parasit yang didapat dalam suatu
pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.
Upaya pencegahan penyakit
akibat kerja pada perawat
1. Peningkatan kesehatan (health promotion).
Misalnya: penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi yang baik,
pengembangan kepribadian, perusahaan yang sehat dan
memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang memadai,
penyuluhan perkawinan dan pendidikan seksual, konsultasi
tentang keturunan dan pemeriksaan kesehatan periodik.

2. Perlindungan khusus (specific protection).


Misalnya: imunisasi, hygiene perorangan, sanitasi lingkungan,
serta proteksi terhadap bahaya dan kecelakaan kerja dengan
menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm,
kacamata kerja, masker, penutup telinga (ear muff dan ear
plug) baju tahan panas, sarung tangan, dan sebagainya
3. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan segera serta pembatasan titik-
titik lemah untuk mencegah terjadinya komplikasi.

4. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation). Misalnya:


memeriksa dan mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati
tenaga kerja secara sempurna dan pendidikan kesehatan

5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation). Misalnya: rehabilitasi dan


mempekerjakan kemali para pekerja yang menderita cacat. Sedapat
mungkin perusahaan mencoba menempatkan keryawan-karyawan cacat
di jabatan yang sesuai.
Upaya pencegahan penyakit
akibat kerja
 Upaya dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Penyakit Akibat
kerja :
Upaya Kesehatan Promotif :
1. Pembinaan kesehatan kerja
2. Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan kerja
3. Perbaikan gizi kerja II - 225
4. Program olah raga di tempat kerja
5. Penerapan ergonomi kerja
6. Pembinaan cara hidup sehat
7.Program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan Narkoba
di tempat kerja
8.Penyebarluasan informasi kesehatan kerja melalui penyuluhan dan
media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), dengan topik yang
relevan
Ergonomi kesehatan

Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang


terdiri dua kata yaitu “ergon” berarti kerja dan
“nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi
secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan
atau norma dalam sistem kerja.
Tujuan ergonomi

 Secara umum tujuan ergonomi adalah :


1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya
pencegahan cederadan penyakit akibat kerja, menurunkan
beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan
kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan
kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja
secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik
selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek
yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari
setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas
kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Ruang lingkup ergonomi

1. Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh


manusia, anthropometri, karakteristik fisiologi dan
biomekanika yang berhubungan dengan aktifitas fisik.
2. Ergonomu koognitif : berkaitan dengan proses mental
manusia, termasuk di dalamnya; presepsi, ingatan,
dan reaksi sebagai akibat dari interaksi manusia
terhadap pemakaian elemen sistem
3. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi
sistem sosioleknik struktur organisasi, kebijakan dan
proses
4. Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan,
temperatur, kebisingan dan getaran.
Prinsip dasar dalam
melakukan program ergonomi
1. Sebagai upaya proaktif untuk pencegahan terjadinya
kecelakaan dan gangguan kesehatan.
2. Pelaksanaannya didasarkan pada hasil ilmu
pengetahuan dan hasil penelitian yang terbaik
3. Bekerjasama dengan pekerja dan departemen terkait
4. Fleksibel dan hindari satu ukuran untuk semua
5. Program yang dilaksanakan harus terjangkau dan
sesuai kekuatan sumberdaya yang dimiliki
6. Program yang dilaksanakan harus jelas, singkat dan
sederhana (OSHA, 2004)
Daftar Pustaka
Humaedi. Jurnal kesehatan masyarakat. Epidemiologi Penyakit Menular &
Penyakit Tidak Menular.
https://id.scribd.com/document/325223330/JURNAL-Epidemiologi-Penyak
it-Tidak-Menular-docx

Penyakit akibat kerja. http://digilib.unila.ac.id/6650/15/BAB%20II.pdf


Setyawan, F. E. B. 2011. Penerapan Ergonomi Dalam Konsep Kesehatan. Vol.
7, No. 14. file:///C:/Users/acer/Downloads/1085-2271-3-PB.pdf
Salawati, Liza. 2015. Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahan. Vol. 15, No. 2.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=428813&val=3947&
title=PENYAKIT%20AKIBAT%20KERJA%20DAN%20PENCEGAHAN

Badranngsih, L. Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja


(PAK).
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidikan/materi-ajar-k3-f
t-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadranings
ih-l.pdf

Tarwaka., Solichul, HA., Bakri., & Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk

Anda mungkin juga menyukai