Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

Dosen Pengampuh :
Rizal Amin, S.Sos, Msi

DISUSUN OLEH:

Nama : Hasmi
Nim : 22103034
Kelas : V Kesehatan Lingkungan

KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2023-2024


Kata Pengantar

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga Makalah dengan judul “PENYAKIT AKIBAT KERJA ” dapat selesai
tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas individu saya
dari Bapak Rizal Amin, S.Sos, Msi, pada mata Kuliah KESEHATAN
LINGKUNGAN INDUSTRI Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Rizal Amin,
S.Sos, Msi, SKM, M.Kes, Pada mata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN
INDUSTRI. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya. Untuk itu Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 16 November 2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,
alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian
Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made
disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA (Occupational Safety &
Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal
dikarenakan oleh pekerjaan yang disebabkan pajanan pada faktor lingkungan
tempat kerja yang berhubungan dengan pekerja.Pekerjaan bagi manusia
merupaan kebutuhan untuk mendapatkan penghasilan demi memenuhi
kebutuhan bagi kehidupan. Di tempat kerja, ada bahaya potensial yang dapat
menyebabkan gangguan kesehatan bagi pekerjaannya. Bahaya potensial atau
pajanan pada pekerja dapat berasal dari lingkungan kerja, cara kerja dan alat
yang digunakan saat bekerja. Gangguan kesehatan bagi pekerja juga berkaitan
erat dengan jumlah waktu pajanan, semakin lama pajanan akan semakin besar
risiko gangguan kesehatan yang akan didapat oleh pekerja.

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan


dan/atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja didiagnosis dan ditetapkan
melalui tujuh langkah diagnosis yang mencakup penentuan diagnosis klinis,
besarnya pajanan adakah faktor dari individu yang berperan, pastikan tidak
ada faktor lain yang berpengaruh diluar pekerjaan utama, dan terakhir adalah
penentuan diagnosis okupasi.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana memahami penyakit akibat
kerja serta mencegah mencegah penyakit yang disebabkan saat kerja guna
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.

1.2 Tujuan Penulisan


Untuk memberikan informasi kepada pembaca agar memberikan informasi
kepada pembaca agar lebih mengerti tentang penyakit yang diakibatkan kerja dan
dapat mengurangi korban kecelakaan kecelakaan kerja berguna meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyakit Akibat Kerja


Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja
merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease, Penyakit Akibat Kerja menurut
OSHA (Occupational Safety & Health Association) adalah beberapa kondisi atau
gangguan abnormal dikarenakan oleh pekerjaan yang disebabkan pajanan pada faktor
lingkungan tempat kerja yang berhubungan dengan pekerja.
Sekitar 460.000 perkerja terdiagnosa beberapa penyakit akibat pada tahun 1992, dimana
sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal Disorders (MSDs) dan dengan diikuti oleh
penyakit kulit sebesar 14% dan penyakit pernafasan sebesar 5% (kolluru,1996).

2.2 Faktor- faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja dengan kriteria umum yaitu ada hubungan pajanan
spesifik dengan penyakit, frekuensi di komunitas pekerja lebih banyak
dibandingkan pada masyarakat umum , dan penyakit tersebut dapat dicegah.
Faktor risiko penyakit akibat kerja adalah bahaya potensial di tempat
kerja meliputi :
 Pajanan fisika (bising, suhu ektrim panas atau dingin, radiasi dan
getaran)
 Pajanan biologi (bakteri, virus, Jamur, parasit).
 Pajanan kimia (pelarut organik (solvent), mercuri, pestisida,
logam berat, dan lain-lain)
 Pajanan ergonomi (faktor beban (manual handling), gerakan
berulang, posisi janggal, desain alat dan tata letak area kerja yang
tidak tepat.
 Pajanan psikososial (beban kerja, hubungan antar rekan kerja) hal
ini terjadi karena ketidakseimbangan antara kapasitas individu
terkait stressor psikososial.
Pengelompokan penyakit akibat kerja menurut PP No 7 Tahun 2019
adalah :

 Penyakit akibat aktivitas pekerja : faktor fisika, kimia, biologi


 Sistem organ target : pernafasan, penyakit kulit, gangguan
mental dan perilaku, gangguan otot dan rangka.
 Kanker akibat kerja
 Penyakit spesifik lainnya : bukti ilmiah dan metode yang tepat

2.3 Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Inilah beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:


1. Pakailah Pakailah alat pelin alat pelindung diri secara benar secara
benar dan teratur teratur
2. Kenali resiko pekerjaan resiko pekerjaan dan cegah supayah cegah
supayah tidak terj tidak terjadi lebih adi lebih lanjut
3. Segara akses Segara akses tempat kesehatan tempat kesehatan terdekat
apabila terdekat apabila terjadi luka terjadi luka yng berkelanjutan
berkelanjutan.
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh
agar bekerja bukan menjadi lahan un bekerja bukan menjadi lahan untuk
menuai penyakit. tukmenuai penyakit :
a. Pencegahan Pencegahan Pimer ( Healt Promotion)
o Perilaku Perilaku kesehatan kesehatan
o Faktor bahaya di tempat kerja
o Perilaku Perilaku kerja yang baik
o Olahraga
o Gizib
b. Pencegahan Skun Pencegahan Skunder (Specifict Protection)
o Pengendalian melalui melalui perundang-undangan.
o Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn
rotasi/pembatasn jam .
o Pengendalian teknis: teknis: subtitusi, subtitusi, isolasi, isolasi,
alat pelindung pelindung diri (APD).
o Pengendalian jalur kesehatan kesehatan imunisasi.
c. Pencegahan Pencegahan Tersier Tersier
o Pemeriksaan Pemeriksaan kesehatan pra-kerja pra-kerja.
o Pemeriksaan kesehatan berkala berkala.
o Pemeriksaan lingkungan secara berkala berkala.
o Surveilans.
o Pengobatan Pengobatan segera bila ditemukan ditemukan
gangguan pada kerja.
o Pengend Pengendalian segera ditempat ditempat kerja.

2.4 Macam-macam Penyakit di Udara

Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa


alamiah dan dapat pula disebabkan karena ulah manusisa, lewat kegiuatan
industry dan teknologi. Partikel yang mencenari udara banyak macam dan
jenisnya, tergantung pada macam dan macam dan jenis kegiat jenis kegiatan
industri dan industri dan teknologi teknologi yang ada. yang ada. Partikel-
partikel Partikel-partikel udara sangat merugikan kesehatan manusia. Pada
umunyaudara yang tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis.
a. Penyakit Silikosis
Penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas,
berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian
mengendap. Debu silica bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja,
keramik, pengecoran beton , bengkel yang mengerjakan besi (mengikir,
menggerinda, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juga silika
juga banyak terdapat terdapat di tempat penampang besi, tima putih dan
tambang batu bara. Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar juga banyak
menghasilkam debu silica bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silica akan
keluar dan terdispersi ke udara bersama-sama dengan partikel yang lainya,
seperti debu alumunia, oksida besi dan karbon dalam bentuk debu. Tempat
kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan
pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan longkung longkungan
yamg ketat sebab penyakit silikosis sebab penyakit silikosis belum ada
obatnya yang tepat.
b. Penyakit Beriliosis
Penyakit Beriliosis Udara yang tercemar oleh debu logam berilium,
baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk
halogenida, dapat menyebabkan penyaki penyakit saliran saliran
pernafasan pernafasan yang disebut disebut beriliosis. Debu logam
tersebut tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis, bronchitis, dan
pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering, dan
sesak nafas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekreja-pekerja industry
yang menggunakan logam campuran berilium, berilium, tembaga,
tembaga, pekerja pekerja pada pabrik fluoresen, fluoresen, pabrik
pembuatan pembuatan tabung radio, dan juga pada pekerja pe radio, dan
juga pada pekerja pengolahan bahan penun ngolahan bahan penunjang
industri nuklir.
c. Penyakit Asbestosis
Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh
debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari
berbagai berbagai macam silikat, silikat, namun yang paling utama adalah
Magnesium Magnesium silikat. silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada
pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat
asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya. Debu asbes yang terhirup
ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak nafas dan batuk-
batuk yang disertai dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak
besar/melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan
tampak debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai
macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan
keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan mengakibatkan
asbestosis ini.
d. Penyakit Bisnosis
Penyakit bisnosis adalah penyakit yang disebabkan oleh pencemaran
debu kapas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap kedalam
paru-paru. Pencemaran ini dapat dijumpai pada pabrik pemintalan kapas,
pabrik tekstil, perusahaan perusahaan atau pergudangan pergudangan
kapas. Masa inkubasi inkubasi penyakit penyakit bisnosis bisnosis cukup
lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit bisnosis ini berupa
sesak nafas, terasa berat pada dada, terutama peda hari senin (yaitu hari
awal kerja pada setiap minggu). minggu). Pada bisnosis bisnosis yang
sudah lanjut atau berat, penyakit penyakit tersebut biasanya juga diikuti
dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan
emphy juga disertai dengan emphysema.
e. Penyakit Antrakosis
Penyakit antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh debu batu bara, penyakit ini biasanya dijumpai pada
pekerja- pekerja pekerja tambang tambang batubara batubara atau pada
pekerja-pekerja pekerja-pekerja yang banyak melibatkan melibatkan
penggun penggunaan batubara, batubara, seperti seperti pengumpa
pengumpa batuabara batuabara pada tanur besi, lokomotif (stoker), dan
juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat
Listrik Listrik Tenaga Uap berbahan berbahan bakar batubara. batubara.
Penyakit Penyakit antrakosis antrakosis ada tiga macam, yaitu: penyakit
antrakosis murni, penyakit silikoantrakosis, dan penyaki penyakit
tuberkolosilkoantrakosis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,


alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian
penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang artifisual atau man made
disease. Dimana Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja
maupun pengusaha, pengusaha, kesehatan kesehatan dan keselamatan
keselamatan kerja atau K3 diharapkan diharapkan dapat menjadi menjadi
upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja.

3.2 Saran

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat Kesehatan dan keselamatan


kerja sangat penting dala penting dalam pembangunan karena m
pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian
ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan
dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga
kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Permensker no 26 tahun 2015 tentang penyakit akibat

kerja.

Indonesia. Permensker. 01 tahun 1981 tentang penyakit akibat

kerja.

Indonesia. Ilo tahun 1996 tentang penyakit akibat kerja.

Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen

keselamatan

dankesehatan kerja:Pustaka Binaman Pressindo.

https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/penyakit-akibat-kerja-

Anda mungkin juga menyukai