Anda di halaman 1dari 11

RESIKO BAHAYA BIOLOGI DAN KIMIA

(Bakteri,Virus,Fungi,Parasit Dan Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Kesehatan)

Surat pernyataan

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah dengan tema/judul :


“RESIKO BAHAYA BIOLOGI DAN KIMIA”
yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kesehatan dan keselamatan
kerja, sejauh yang saya ketahui isi dari makalah yang bertema seperti
disebutkan diatas adalah hasil karya saya sendiri.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya

Pamekasan, 20 Oktober 2020


Yang membuat pernyataan

1
Daftar isi

HALAMAN JUDUL……………………………………………1
SURAT PERNYATAAN ………………………………………2
DAFTAR ISI ……………………………………………………3
KATA PENGANTAR………………………………………….4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………… 5
B. Rumusan Masalah …………………………………………… 5
C. Tujuan Penulisan …………………………………………….. 5
D. Manfaat Penulisan ………………………………………….. ..5
BAB II PEMBAHASAN
A.definisi sakit akibat kerja ………………………………………. 6
B. sebab-sebab sakit akibat kerja………………………………… 7
a.faktor kimia……………………………….
b.faktor biologi………………………………………
C. ……………………………………………….. 12
BAB III PENUTUP
A. Simpulan …………………………………………………………
11

2
B. Saran ………………………………………………………………
11

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul RESIKO BAHAYA BIOLOGI DAN KIMIA ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Bapak H. Nindawi,Ns.,MM.,M.Kes. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang apa
itu RESIKO BAHAYA BIOLOGI DAN KIMIA
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

PENULIS

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Di era masyarakat sekarang ini, kemajuan teknologi sangat cepat terjadi


disegala bidang. Hal ini sangat membantu dalam proses apapun yang sedang
terjadi dimasyarakat sekarang ini, selain mendapat kemudahan, juga bias
mendatangkan banyak masalah apabila dalam mengerjakannya tidak sesuai
dengan aturan atau kaedah yang sesuai. Hal ini bias berdampak negatif bagi
beberapa aspek terutama aspek kesehatan. Hal ini dikarenakan oleh cepatnya
penerapan teknologi dengan segala seginya yang juga harus diimbangi
penerapan K3 dalam kegiatan apapun, khususnya dibidang industri ataupun
dalam sehari hari yang selama ini masih kurang diperhatikan misalnya dalam
penggunaan bahan-bahan kimia dan unsur-unsur biologi.
Penggunaan bahan kimia dan biologi yang kurang memenuhi aturan dapat
menimbulkan masalah atau gangguan kesehatan bagi para pekerja di dunia
industri tersebut, sehingga kadang-kadang hasil jerih payah suatu kegiatan
usaha atau produksi menjadi kurang maksimal yang disebabkan oleh kecelakaan
kerja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pemahaman terhadap pentingnya K3,
khususnya dalam penggunaan bahan-bahan kimia maupun biologi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia dan bahan biologi
terhadap kesehatan ?
2. Darimana sajakah bahan kimia dan biologi dapat masuk ke dalam tubuh manusia
sehingga mengakibatkan penyakit dalam tubuh ?
3. Apa saja upaya dalam mencegah dari bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan
kimia atau biologi yang kurang memenuhi aturan ?
4. Apa saja bahan yang digunakan sebagai bahan pelindung ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui dampak negativ dari bahan-bahan biologi dan kimia terhadap kesehatan
2. Mengetahui kaidah-kaidah penanggulangan bahaya kimia dan biologi.
3. Mengetahui peraturan perundangan penggunaan bahan kimia.
4. Mengetahui APD untuk bahaya bioligi dan kimia
D. MAMFAAT
Menambah wawasan pengetahuan kesehatan dan keselamatan kerja tentang
pemeriksaan resiko bahaya biologi dan kimia

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI SAKIT AKIBAT KERJA
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang timbul akibat pengaruh lingkungan kerja
atau yang berhubungan dengan pekerjaan. Timbul karena pekerjaan terpapar berbagai
bahan berbahaya di tempat kerja atau hasil buangan industri. Penyakit akibat kerja dapat
juga berpengaruh langsung atau tidak langsung kepada keluarga pekerja di rumah.
Salah satu penyebab terjadinya penyakit akibat kerja adalah strees. Stress yang dialami oleh
seseorang akan mengubah cara kerja system kekebalan tubuh. Stress akan
menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara menurunkan jumlah
fighting desease cells. Akibatnya, orang tersebut cenderung sering dan mudah terserang
penyakit yang cenderung lama masa penyembuhanya karena tubuh tidak banyak
memproduksi sel-sel kekebalan tubuh, ataupun sel sel antibody banyak yang kalah.
Sebuah organisasi atau perusahaan dapat dianalogikan sebagai tubuh manusia. Jika
salah satu dari anggota itu terganggu, maka akan menghambat keseluruhan gerak,
menyebabkan seluruh tubuh merasa sakit dan menyebabkan individunya tidak dapat
berfungsi secara normal. Demikian pula jika banyak di antara karyawan di dalam organisasi
atau perusahaan mengalami stress kerja, maka produktivitas dan kesehatan organisasi atau
perusahaan itu terganggu. Jika stress yang di alami oleh organisasi atau perusahaan tidak
kunjung selesai, maka sangat berpotensi mengundang penyakit yang lebih serius.
Factor lingkungan kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya
penyakit
akibat kerja. Sebagai contoh Antara lain debu silica dan silicosis, uap
timah dan keracunan timah. Akan tetapi penyebab terjadinya penyakit akibat kerja Antara
lain karena kesalahan factor manusia juga. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi
penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stress, sulit berkonsentrasi dan menurunnya
produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi
udara kurang memadai, ruang kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik,
tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.
Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatan yang optimal sebagai modal yang asasi
untuk dapat menjalankan aktivitas yang produktif. Di tempat kerja kemungkinan terdapat

5
tiga sumber utama bahwa potensial kesehatan kerja yaitu : lingkungan kerja, pekerjaan,
serta manajemen yang belum terlatih tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Apabila
kondisi bahaya potensial dari ketiga sumber utama tersebut dapat diminimalkan, apalagi
dieliminasikan, maka pekerja dapat lebih leluasa mewujudkan tanggung jawabnya
masingmasing
untuk melakukan perawatan diri menuju tingkat kesehatan dan memelihara kesehatan yang
setinggi-tingginya. Untuk itu, kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan agar petugas,
masyarakat
dan linkungan kerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif, dan sejahtera.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerja sama yang
baik dari semua pihak.
B. SEBAB-SEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Faktor Kimia
Bahan-bahan kimia merupakan racun-racun dalam industry yang dapat
menimbulkan penyakit. Sifat dan derajat racun bahan kimia yang dipengaruhi dalam
industry tergantung dari factor sebagai berikut :
a) Sifat-sifat fisik bahan kimia yaitu : gas, uap, debu, kabut, fume, awan, dan asap.
b) Sifat-sifat kimiawi dari bahan-bahan itu, yang menyangkut : jenis
persenyawaan, besar molekul, konsentasi, derajat larut dan jenis pelarut.
Port atau jalan masuk bahan itu ke dalam manusia yaitu : pernafasan yang
bersumber bahan kimia di udara, pencernaan untuk bahan di udara yang melekat di
tenggorokan dan ditelan, kulit yang bersumber dari bahan-bahan cair.
Factor-faktor dari tenaga kerja itu sendiri, yang meliputi : usia, idiosyncrasy,
habituasi, daya menahan, dan derajat kesehatan tubuh.
2. Faktor Biologi
Factor biologi penyakit akibat kerja banyak ragamnya, yaitu : virus, bakteri,
protozoa, jamur, cacing, kutu, pinjal, serta hewan atau tumbuhan besar,. Penyakit yang
diakibatkan virus misalnya penyakit kuku dan mulut yang pindah dari ternak kepada
pekerja dalam perusahaan peternakan. Vaccinia kebanyakan diderita pemerah sapi.
Bakteri seperti antrax sering menghinggapi pekerja di pejagalan, diperusahaan
menyamak kulit, dll. Demikian pula penyakit kuda, yang disebabkan bakteri pfeiferella

6
mallei dapat menulari manusia, atau seorang pekerja mungkin sekali dihinggapi
penyakit weil akibat tikus pembawa penyakit weil. Pemelihara merpati juga dapat
menderita penyakit psitaccosis akibat dari ricketssia, serta masih banyak
penyakitpenyakit
yang ditimbulkan oleh bakteri atau virus yang hidup dalam lingkungan kerja
lainya. Berbeda dengan factor penyebab penyakit akibat kerja yang lain, factor biologi
dapat menular dari seseorang pekerja kepada pekerja yang lain. Pemberian vaksinasi
atau suntikan adalah usaha untuk mencegah penyakit tersebut, contoh pemberian vaksin
tersebut adalah imunisasi dengan vaksin cacar terhadap variola, atau suntikan terhadap
kolera, tifus, dan paratifus perut. Dapat juga diadakan imunisasi terhadap TBC dengan
BCG yang diberikan pada pekerja dan keluarganya
C. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
Untuk meminimalisir terjadinya penyakit akibat kerja dalam dunia industry dapat
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Substitusi, yaitu mengganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan yang kurang
bahaya atau tidak berbahaya sama sekali, misalnya karbon tetraklorida diganti
dengan trichlor etilen, atau ironshot dipergunakan sebagai pengganti pasir pada
pekerjaan sandblasting.
2. Ventilasi umum, yaitu mengalirkan udara sebanyak menurut perhitungan kedalam
ruang kerja, agar dari kadar dari bahan-bahan yang berbahaya oleh pemasukan
udara ini lebih rendah dari pada kadar yang membahayakan yaitu kadar NAB. NAB
adalah kadar yang padanya atau dibawah dari padanya.
3. Ventilasi keluar setempat (local exhausters), yaitu alat yang biasanya menghisap
udara di suatu tempat kerja tertentu agar bahan-bahan yang berbahaya di tempat
tertentu itu dihisap dan dialirkan keluar.
4. Isolasi, yaitu mengisolasi atau proses dalam perusahaan yang membahayakan,
misalnya isolasi mesin yang sangat hiruk, agar kegaduhan yang disebabkan turun
dan tidak menjadi gangguan lagi.
5. Menngunakan APD, misalnya : masker, kacamata, sarung tangan, topi, pakaian
kerja, dan lain-lainnya.

7
6.Penerangan sebelum kerja, agar pekerja mengetahui dan mentaati peraturanperaturan,
dan agar mereka lebih berhati-hati.
7. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kepada pekerja secara kontinu, agar
pekerja tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya.
8. Pengendalian melalui perundang-undangan (legislative control) Antara lain:
a) UU No.14 Tahun 1969 Tentang ketentuan-ketentuan pokok
b) Petugas kesehatan dan non kesehatan UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja
c) UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan
d) Peraturan menteri kesehatan tentang higene dan sanitasi lingkungan
e) Perturan penggunaan bahan-bahan berbahaya
f) ‘perturan/persyaaratan pembuangan limbah, dll.
9. Pengendalian melalui jalur kesehatan (medical control) yaitu: upaya untuk
menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal (recognition)
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan
di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada
baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya, dengan
deteksi dini maka penata laksanaan kasus menjadi lebih cepat, mengurangi
penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan produktivitas masyarakat
pekerja, disini diperlukan system rujukan untuk menegakkan diagnose penyakit
akibat kerja secara cepat dan tepat (prompt-treatment).
Pencegahan sekunder ini dilaksakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang
meliputi:
a) Pemeriksaan awal
Pemeriksaan awal adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum
seseorang calon/ pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai
melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaaan ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon
pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang
akan ditugaskan kepadanya. Anamnesa umum pemeriksaan kesehataan awal ini
meliputi :

8
a. Anmnesa pekerjaan
b. Penyakit yang pernah diderita
c. Alergi
d. Imunisasi yang pernah didapat
e. Pemeriksaan badan
f. Pemeriksaan laboratorium rutin pemeriksaan tertentu :
1) Tuberkulin test
2) Psiko test
b) Pemeriksaan berkala
Pemeriksaan berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan
secara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya
risiko kesehatan yang dihadapi. Makin besar risiko kerja, makin kecil jarak
waktu antar pemeriksaan berkala. Ruang lingkup pemeriksaan di sini meliputi
pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan awal dan
bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan risiko
kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan .
c) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada
khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau
diduga ada keadaaan yang dapat mengganggu kesehatan pengembangan K3
tidak hanya untuk intern laboratorium kesehataan, dalam hal memberikan
pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada
masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan preventif.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bagaimana cara yang dapat
dilakukan dalam pencegahan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia,
dan biologi adalah sebagai berikut :
 Substitusi
 Ventilasi umum
 Ventilasi keluar setempat (local exhausters)
 Isolasi
 Menngunakan APD
 Penerangan sebelum kerja
 Legislative control
 Medical control
 Bahan-bahan yang digunakan sebagai pelindung antara lain :
 Masker
 Kacamata
 Sarung tangan
 Topi
 Pakaian kerja, dan lain-lainnya.
B. SARAN
Didalam melakukan segala kegiatan yang menggunakan bahan-bahan kimia
dan biologi. Hendaknya kita harus mematuhi aturan, dan kaedah-kaedah yang
ditentukan.
Karena hal ini sangat penting bagi kelancaran, keselamatan, dan keberhasilan pekerja,
industri, serta lingkungan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Djatmiko, Riswan Dwi. Keselamatan dan kesehatan kerja.
Deepublish, 2016.
Djatmiko, R. D. (2016). Keselamatan dan kesehatan kerja.
Deepublish.
DJATMIKO, Riswan Dwi. Keselamatan dan kesehatan kerja.
Deepublish, 2016.
Suma’mur. (1984). “ Higene Perusahaan dan Keselamtan Kerja”. Jakarta :
Gunung Agung.
Suma’mur. (1989). “Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan”. Jakarata :
CV Haji Masaagung.
Cahyono, A. B. (2004). “Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri”.
Yogyakarta : UGM Press

11

Anda mungkin juga menyukai