Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha atas berkat
rahmat yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yaitu membuat
makalah yang berjudul “Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat”

Selesainya penyusunan makalah ini berkat bantuan dari berbagai pihak,oleh karena itu
pada kesempatan kali ini kami sampaikan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing
kami dan telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada keluarga yang telah memberikan
dorongan dan bantuan serta memberi pengertian kepada kami.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada
kami.Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Padang, 08 Juni 2018

Kelompok II

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I

PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3
B. Tujuan 3

BAB II

PEMBAHASAN 4

A. Pengertian K3 4
B. Pengertian Penyakit Akibat Kerja 4
C. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja 5
D. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja 5

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan 6
B. Saran 6

Daftar Pustaka 7

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja ( faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis,
faktor fisiologis atau ergonomi, faktor psikologis ), oleh karena itu penyakit akibat kerja
merupakan penyakit artefisial atau sering disebut manmade diseases. Upaya dalam
mencegah timbul PAK yang disebabkan oleh pekerjaan maka perlu adanya penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja atau biasa disebut K3 agar para pekerja merasa nyaman
saat sedang bekerja dan dapat terhindar dari PAK.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu program yang didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard)
dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan maupun kerugian - kerugian lainnya
yang mungkin akan terjadi.
Kesehatan kerja merupakan bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga
kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial
sehingga memungkinkan bekerja secara optimal.
Gangguan muskuloskeletal merupakan masalah penting terutama dalam industri
rumah sakit. Gangguan tersebut paling banyak diderita oleh perawat. Dengan adanya
gangguan tersebut akan meningkatkan pengeluaran biaya oleh rumah sakit. Biaya yang
dikeluarkan berupa biaya pengobatan perawat yang sakit maupun biaya yang hilang
akibat perawat yang mangkir atau tidak masuk kerja karena menderita gangguan
tersebut.
Beberapa jenis aktivitas menangani pasien secara umum yang dilakukan perawat
yaitu yang dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal:
1. mengangkat pasien di tempat tidur.
2. membantu pasien pindah dari dan ke tempat tidur
3. merubah posisi tempat tidur
4. mengangkat pasien dari tempat tidur ke brankar dan sebaliknya.
5. memindahkan peralatan medis atau perabot dengan berat lebih dari 15 kg.
6. membungkuk untuk mengangkat sesuatu dari lantai

B. Tujuan
1. Mengetahui apa itu K3
2. Mengetahui tentang apa itu penyakit akibat kerja
3. Mengetahui apa-apa saja faktor penyebab dari penyakit akibat kerja
4. Mengetahui bagaimana pencegahan terhadap penyakit akibat kerja tsb.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut edwin b.flippo adalah
pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan bersifat spesifik.
Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan seperti cacat
dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja salah satu segi penting dari
perlindungan tenaga kerja. Keselamatan kesehatan kerja ialah upaya perlindungan yang
ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya dalam keadaan selamat dan sehat.

Menurut Sumakmur kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu


kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat
pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik
maupun mental, maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap
penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan
kerja serta terhadap penyakit-penyakit penyakit umum.

B. Pengertian Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja ,
bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit akibat kerja
merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease.
WHO membedakan empat kategori penyakit akibat kerja :
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebab adalah pekerjaan, misalnya karsinoma
bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab diantara faktor-faktor
penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis Khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya,
misalnya asma.

4
C. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Faktor penyebab penyakit akibat kerja sangatlah banyak, tergantung pada bahan
yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak
mungkin disebutkan satu persatu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan
dalam 5 golongan, yaitu:
1. Golongan Fisik
Seperti suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi,
vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.

2. Golongan Kimiawi
Bahan kimia yang digunakan dalam proses kerja maupun yang terdapat dalam
lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.

3. Golongan biologis
Seperti virus, bakteri atau jamur.

4. Golongan Fisiologis
Biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja.

5. Golongan psikososial
Lingkungan kerja yang mengakitkan stress.

D. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Berikut adalah penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit five level of
prevention disease) pada penyakit akibat kerja yakni:

1. Peningkatan Kesehatan
2. Perlindungan Khusus
3. Diagnosis
4. Membatasi kemungkinan cacat
5. Pemulihan kesehatan

Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah PAK adalah sebagai
berikut:
1. Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada sumbernya, misalnya menggantikan
bahan kimia yang berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya.
2. Mengurangi risiko dengan pengaturan mesin atau menggunakan APD.
3. Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi risiko lebih lanjut.
4. Menyediakan, memakai dan merawat APD

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari pekerjaan apapun jenis pekerjaan
selalu dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari pekerjaan
berisiko rendah hingga berisiko tinggi.Disamping itu pemahaman dan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih kurang di perhatikan oleh pekerja formal
maupun informal. Pada hal faktor K3 sangat penting dan harus diperhatikan oleh pekerja
dan hal ini menjadi tanggung jawab bersama, perlu adanya kerja sama antara
pemerintahan perusahaan dan pekerja agar terhindar dari Kecelakaan Akibat Kerja
(KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan upaya perlindungan tenaga kerja
dari bahaya, penyakit dan kecelakaan akibat kerja maupun lingkungan kerja. Penegakan
diagnosis spesifik dan sistem pelaporan penyakit akibat kerja penting dilakukan agar
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

B. Saran
Kelompok kami menyadari penulisan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
kami akan lebih fokus dan ditails dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang sudah dapat dipertanggung jawabkan.

6
Daftar Pustaka

http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=428813&val=3947&title=PENYAKIT%20AKIBAT%20KERJA%20DAN
%20PENCEGAHAN

https://safety4abipraya.wordpress.com/2008/03/19/penyakit-akibat-kerja/

Anda mungkin juga menyukai