“ALZHAIMER”
Oleh :
Alfajri Aulia Putra (02104001)
Dozi Rianza (02104002)
Erni Rahayu (02104003)
Fadilla Suci Amanda (02104004)
Iin Rahyuni (02104005)
Meiky Sundari (02104006)
Nurlatifah (02104007)
Topik : Alzhaimer
Sasaran : Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
A. Latar Belakang
Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang.
Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun.
Proses menua (aging process) merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat
dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menurut Paris Constantinides, 1994
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi
secara normal, ketahanan terhadap injury (termasuk infeksi) tidak seperti pada saat
kelahirannya,
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaraingan lain
sehingga tubuh ‘mati’ sedikit demi sedikit
Penyakit Alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907 oleh seorang ahli
psikiatri dan neuropatologi yang bernama Alois Alzheimer.Ia mengobservasi seorang
wanita berumur 51 tahun,yang mengalami gangguan intelektual dan memori serta tidak
mengetahui kembali tempat tinggalnya.Pada autopsy tampak bagian otak mengalami
atropi yang difus dan simetris dan secara mikroskopis tampak bagian kortikal otak
mengalami neuritis plaque dan degenerasi neurofibrilar..
Secara epidemilogi dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup pada baian
populasi,maka jumlah orang berusia lanjut akan semakin meningkat.Hal ini menunjukan
munculnya penyakit degenerative otak,tumor,multiple,stroke atau penyakit lain yang
menyebabkan demensia.
Istilah demensia digunakan untuk menggambar sindrom klinis dengan gejala
menurunnya daya ingat dan hilangnya fungsi intelek lainnya.Definisi menurut unit
Neurobehavior adalah kelainan intelek yang didapat dan bersifat meentap dengan adanya
gangguan paling sedikit 3 dari 5 komponen fungsi luhur yaitu gangguan
bahaa,memori,visuosspasial,emosi dan kognitif.
Penyebab pertama penderita demensia adalah penyakit alzhaimer dan kedua oleh
cerebrovaskuler.Diperkirakan penderita demensia terutama penderita alzhaimer pada abad
tarakhir ini semakin meningkat jumlah kasusnya sehingga akan mungkin menjadi
epidemic di amerika dengan insiden demensia 187 populasi /100.000 tahun dan penderita
alzhaimer 123 dari 100.000 /tahun serta penyebab kematian keempat atau kelima.
Berdasarkan pengamatan kelompok di wisma gunung tigo dan selasih panti sosial
tresna werdha sabai nan aluih sicincin, dari 7 orang lansia, 3 orang lansia merupakan
lansia dengan masalah alzhaimer. Oleh karena itu, kelompok ingin melakukan
penyuluhan mengenai alzhaimer sebagai salah satu informasi tentang penyakit alzhaimer
di panti sosial tresna werdha sabai nan aluih sicincicn.
B. Tujuaan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mengetahui informasi tentang
penyakit Alzheimer.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan. Penyuluhan tentang penyakit Alzheimer warga panti mampu:
a. Menyebutkan pengertian penyakit Alzheimer
b. Menyebutkan penyebab penyakit Alzheimer
c. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Alzheimer
d. Menyebutkan pengobatan dan pencegahan penyakit Alzheimer
C. Materi
Terlampir
D. Pelaksanaan
a. Topik
Penyuluhan tentang penyakit Alzhaimer
b. Sasaran
Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
c. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
d. Media atau Alat
Leaftlet
f. Pengorganisasian
1. Moderator : Iin rahyuni
2. Pemateri : Nurlatifah
3. Fasilitator : Alfajri aulia putra
Dozi Rianza
Erni rahayu
Fadilla suci amanda
4. Observer : Meiky Sundari
g. Setting tempat
Keterangan:
:moderator : Observer
: Peserta : Pemateri
: Fasilitator : Pembimbing
h. Uraian tugas
1. Moderator
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan anggota kelompok
c. Memperkenalkan dosen pembimbing
d. Menjelaskan tentang topic penyuluhan
e. Menjelaskan kontrak waktu,bahasa,tujuan dan tatatertib penyuluhan
f. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
g. Menjaga kelancaran acara
h. Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami
2. Pemateri
a. Mempresentasikan materi
b. Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
c. Menyimpulkan materi
d. Mengucapkan salam
3. Fasilitator
a. Bersama moderator menjalin kerjasama dalam acara penyuluhan
b. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
c. Menjadi contoh dalam kegiatan
d. Menjawab pertanyaan
4. Observer
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan
i. Kegiatan penyuluhan
1 Pendahuluan: 5
Moderator memberi salam Menjawab salam
menit
Moderator memperkenalkan diri Mendengarkan dan
dan anggota kelompok memperhatikan
Moderator memperkenalkan dosen Mendengarkan dan
pembimbing klinik dan akademi memperhatikan
Moderator menjelaskan tentang Mendengarkan dan
topik penyuluhan memperhatikan
Moderator menjelaskan dan Mendengarkan dan
membuatkontrak waktu,bahasa, memperhatikan
tujuan,dan tata tertib penyuluhan
2 Pelaksanaan: 35
Pemateri mengkaji pengetahuan Menemukan pendapat
menit
Warga Panti tentang pengertian
penyakit Alzhaimer
Mendengarkan
Memberikan reinforcement positif
Mendengarkan dan
Menjelaskan tentang pengertian memperhatikan
penyakit Alzhaimer
Mengemukan pendapat
Pemateri mengkaji pengetahuan
Mendengarkan
Warga panti tentang Penyebab
Mendengarkan dan
Penyakit Alzhaimer
memperhatikan
Memberikan reinforcement positif
Mengemukan pendapat
Menjelaskan penyebab Penyakit
Mendengarkan
Alzhaimer
Mendengarkan dan
Mengkaji pengetahuan Warga
memperhatikan
Panti tentang Tanda dan gejala
Penyakit Alzhaimer Mengemukan pendapat
Memberikan reinforcement positif Mendengarkan
Menjelaskan tanda dan gejala Mendengarkan dan
Alzhaimer memperhatikan
Pemateri mengkaji pengetahuan Mengemukakan
warga panti tentang pengobatan pendapat
penyakit alzhaimer Mendengarkan
Memberikan reinforcement positif Mendengarkan dan
Menjelaskan pengobatan penyakit memperhatikan
Alzhaimer
Memberikan kesempatan pada
audien untuki bertanya
Menjawab pertanyaan audien
3 Penutup: 5
Melakukan evaluasi kepada warga Menemukan pendapat
menit
panti untuk mengulang kembali
beberapa informasi yang telah
Mendengarkan
diberikan
Mendengarkan dan
Memberikan reinforcement positif
memperhatikan
Menyimpulkan materi penyuluhan
Menjawab salam
bersama warga panti
Memberikan salam penutup
j. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Semua warga panti menghadiri acara penyuluhan
b. Alat dan media yang digunakan sesuai dengan rencana
c. Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Semua warga panti mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Semua warga panti berperan aktif
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit Alzhaimer diharapkan semua
peserta mampu:
a. 75% peserta mampu menyebutkan pengertian penyakit Alzhaimer
b. 75% peserta mampu menyebutkan penyebab penyakit Alzhaimer
c. 50% peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala penyakit
Alzhaimer
d. 75% peserta mampu menyebutkan pengobatan penyakit Alzhaimer
Lampiran Teori
A. Pengertian Alzhaimer
Alzheimer adalah penyakit degeneratif progresif pada otak yang umumnya
menyerang orang tua dan dikaitkan dengan perkembangan plak-plak beta amiloid pada
otak. Penyakit ini dicirikan oleh kebingungan, disorientasi, kegagalan memori, gangguan
bicara, dan demensia. penyebabnya belum diketahui. Alzheimer diambil dari nama
ilmuwan Jerman, Alois Alzheimer (1864–1915). Alzheimer bukanlah penyakit menular,
melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang
hampir bersamaan,sehingga otak tampak mengerut dan mengecil (Brunner & Suddarth,
2012).
Alzhaimer merupakan penyakit kronik,progesif dan merupakan gangguan degenerasi
otak dan diketahui mempengaruhi memori,kognitif dan kemampuan untuk merawat diri
(Price dan Wilson, 2013).
Alzheimer adalah penyakit kronik, yang ditandai dengan penurunan daya ingat,
intelektual, kepribadian yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan merawat
diri. Penyakit ini menyerang orang berusia 65 tahun keatas..
B. Penyebab Alzhaimer
Hingga saat ini, penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui. Dari penelitian
terbaru, diduga bahwa penyakit Alzheimer dipengaruhi oleh pengendapan protein di
dalam otak yang menghalangi asupan nutrisi ke sel-sel otak, sehingga sel otak menjadi
rusak. Kerusakan sel otak akan menurunkan kadar zat kimia di dalam otak, yang
menyebabkan koordinasi antarsaraf otak menjadi kacau. Hal ini akan membuat penderita
mengalami penurunan daya ingat dan perubahan suasana hati.Kondisi ini berbahaya,
karena lama-kelamaan sel otak akan mati, hingga pada akhirnya beberapa bagian otak
akan menyusut, terutama bagian otak yang mengatur memori (Brunner & Suddarth,
2012).
Penyakit Alzheimer dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut (Brunner & Suddarth,
2012) :
1. Faktor genetic
Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa peran faktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat,
dimana faktor lingkungan hanya sebagai pencetus factor genetika.
2. Faktor infeksi
Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada keluarga penderita
alzheimer. Infeksi virus tersebut menyebabkan infeksi pada susunan saraf pusat
yang bersipat lambat, kronik dan remisi. Beberapa penyakit infeksi seperti
Creutzfeldt-Jacob disease dan kuru, diduga berhubungan dengan penyakit
alzheimer. Hipotesa tersebut mempunyai beberapa persamaan antara lain:
a. manifestasi klinik yang sama
b. Tidak adanya respon imun yang spesifik
c. Adanya plak amyloid pada susunan saraf pusat
d. Timbulnya gejala mioklonus
e. Adanya gambaran spongioform
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat berperan dalam patogenesa penyakit alzheimer.
Faktor lingkungan antar alain, aluminium, silicon, mercury, zinc.
4. Faktor imunologis
60% pasien yang menderita alzheimer didapatkan kelainan serum protein
seperti penurunan albumin dan peningkatan alpha protein, anti trypsin
alphamarcoglobuli dan haptoglobuli.
5. Faktor trauma
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan penyakit alzheimer
dengan trauma kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju yang menderita
demensia pugilistik, dimana pada otopsinya ditemukan banyak neurofibrillary
tangles.
6. Faktor neurotransmiter
Perubahan neurotransmitter pada jaringan otak penderita alzheimer
mempunyai peranan yang sangat penting seperti:
a. Asetilkolin
b. Noradrenalin
c. Dopamin
d. Serotanin
e. MAO (Monoamine Oksidase)
2. Tahap Pertengahan
Pada tahap pertengahan, tanda dan ciri-ciri penyakit Alzheimer adalah:
Sulit mengingat nama keluarga atau teman-teman terdekatnya.
Meningkatkan rasa kebingungan dan disorientasi, misalnya jadi sering
tersesat dan tidak tahu jam berapa sekarang.
Perubahan suasana hati yang terjadi secara cepat.
Perilaku impulsif, repetitif, atau obsesif.
Mulai mengalami delusi dan halusinasi.
Masalah dengan berkomunikasi.
Kesulitan melakukan tugas tata ruang, seperti menilai jarak.
3. Tahap Akhir
Di tahap terakhir, tanda dan ciri-ciri penyakit Alzheimer adalah:
Kesulitan makan dan menelan (disfagia)
Kesulitan untuk mengubah posisi atau bergerak tanpa bantuan.
Penurunan atau kenaikan berat badan yang drastis.
Sering ngompol atau buang air besar tidak disengaja.
Kesulitan berkomunikasi.
Perubahan emosi dan sifat.
Tidak mampu lagi beraktivitas normal akibat hilangnya ingatan mengenai
tahapan melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, dan buang air
besar.
2. Pengobatan Medik :
a. Inhibitor kolinesterase
Tujuan: Untuk mencegah penurunan kadar asetilkolin dapat digunakan
anti kolinesterase yang bekerja secara sentral
Contoh: fisostigmin, THA (tetrahydroaminoacridine), donepezil
(Aricept), galantamin (Razadyne), & rivastigmi
b. Thiamin
Pada penderita alzheimer didapatkan penurunan thiamin
pyrophosphatase dependent enzym yaitu 2 ketoglutarate (75%) dan
transketolase (45%), hal ini disebabkan kerusakan neuronal pada nukleus
basalis.
Contoh: thiamin hydrochlorid Dosis 3 gr/hari selama 3 bulan peroral
Tujuan: perbaikan bermakna terhadap fungsi kognisi dibandingkan
placebo selama periode yang sama.
c. Klonidin
Gangguan fungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat
disebabkan kerusakan noradrenergik kortikal. Contoh: klonidin (catapres)
yang merupakan noradrenergik alfa 2 reseptor agonis Dosis : maksimal 1,2
mg peroral selama 4 minggu
Tujuan: kurang memuaskan untuk memperbaiki fungsi kognitif
d. Haloperiodol
Pada penderita alzheimer, sering kali terjadi :
Gangguan psikosis (delusi, halusinasi) dan tingkah laku: Pemberian oral
Haloperiodol 15 mg/hari selama 4 minggu akan memperbaiki gejala tersebut
Bila penderita Alzheimer menderita depresi berikan tricyclic anti
depresant (amitryptiline 25100 mg/hari)
Daftar Pustaka
Price, Sylvia A, dan Wilson, Lorraine M. 2013. Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit. Jakarta: EGC
Suddart, & Brunner. 2012.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit
BukuKedokteran EGC.