Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ALZHEIMER

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Alzheimer


Sub pokok bahasan : Pengertian Alzheimer
Gejala Alzheimer
Penyebab Alzheimer
Faktor Resiko Alzheimer
Pencegahan Alzheimer
Komplikasi Alzheimer
Pengobatan Alzheimer
Hari/Tanggal : Senin, 11 November 2019
Waktu : 08.00 – 08.45 WIB
Tempat : Aula Puskesmas Bhakti Asih
Sasaran : Masyarakat Bhakti Asih Beresiko Mengalami
Alzheimer

A. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan 1x45 menit masyarakat mampu memahami tentang
alzheimer.
B. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan 1x45 menit masyarakat mampu :
1. Menjelaskan Pengertian Alzheimer
2. Mengetahui Gejala Alzheimer
3. Mengetahui Penyebab Alzheimer
4. Mengetahui Faktor resiko Alzheimer
5. Mengetahui Pencegahan Alzheimer
6. Menjelaskan Komplikasi Alzheimer
7. Mengetahui Pengobatan Alzheimer
C. Materi : Terlampir
D. Metode : Ceramah
Diskusi Tanya Jawab
Demo
E. Mekanisme kegiatan : Pembukaan

Penyampaian Materi

Demo

Diskusi Tanya Jawab

Penutup

F. Media dan Alat : Leaflet


Poster
Laptop
Infokus
Kursi
G. Pengorganisasian :
Moderator : Sri Wulandari
Penyaji : Tini Kurniasih
Dewi Peni
Fasilitator : M Arif Bachrul U
H. Kegiatan Penyuluhan
No. Tahap Kegiataan Penyuluh Kegiatan Waktu
Sasaran
1. Pembukaan - Mengucapkan Salam Menjawab salam 3 menit
- Memperkenalkan Diri dan
- Menjelaskan tujuan dan mendengarkan
waktu penyuluhan
2. Pembahasan - Menjelaskan Pengeretian Mendengarkan 20 menit
Materi Alzheimer
- Menjelaskan Gejala
Alzheimer
- Menjelaskan Penyebab
Alzheimer
- Menjelaskan Faktor
Resiko Alzheimer
- Menjelaskan Pencegahan
Alzheimer
- Menjelaskan Komplikasi
Alzheimer
- Menjelaskan Pengobatan
Alzheimer

3. Demo Pencegahan Alzheimer Mengikuti 10 menit


Instruksi
4. Tanya Berdiskusi Memberi 8 menit
Jawab pertanyaan dan
Menjawab
pertanyaan
5. Penutup Mengevaluasi Mnejawab 4 menit
Menarik Kesimpulan pertanyaan dari
peyuluh

I. Evaluasi Hasil

1. Evaluasi Struktur
a. Semua anggota masyarakat hadir dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
b. Masyarakat antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
c. Masyarakat menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima oleh audience
dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir ceramah.

J. Denah Tempat

KETERANGAN:
: penyaji : Pintu masuk

: Speaker : Audien

: Meja

K. Penilaian dan Evaluasi


Kognitif : Klien mampu menjelaskan Pengertian Alzheimer, Gejala Alzheimer , Penyebab
Alzheimer, Faktor Resiko Alzheimer, Pencegahan Alzheimer, Komplikasi Alzheimer,
Pengobatan Alzheimer.
Afektif : Klien menunjukan sikap mengerti mengenai alzheimer

L. Daftar Pertanyaan
1. Apakah penyakit Alzheimer bisa terjadi pada usia dibawah 65 tahun?
2. Apakah penyakit alzheimer dapat dicegah?
3. Berapa lamakah orang yang punya penyakit alzeimer dapat bertahan hidup?
4. Keluhan apa yang biasanya dirasakan oleh pasien penyakit alzeimer sehari-hari?
5. Mengapa perempuan lebih beresiko terkena alzeimer?
Lampiran I

Materi

A. Pengertian Alzheimer
Alzheimer adalah penyakit degeneratif progresif pada otak yang umumnya
menyerang orang tua. Penyakit alzheimer biasa di temukan pada orang-orang yang
telah menginjak usia 65 tahun.
Alzheimer merupakan jenis sindrom denga apoptosis sel-sel otak pada waktu
yang hampir bersamaan. Alzheimer juga merupakan penyakit yag membuat jaringan pada
otak rusak seiring berjalan dengan berjalannya waktu. Hal ini mengakibatkan kepikunan
ringan ataupun terlihat bingung.
B. Gejala Penyakit Alzheimer
Tahap Awal :
1. Sering lupa dengan hal-hal yang belum lama di bicarakan.
2. Sering lupa dengan nama tempat ataupun benda.
3. Sering menceritakan hal yang sama secara berulang.
4. Bingung menceritakan hal yang sama secara berulang.
5. Sering salah menaruh barang dan lupa cara menggunakannya.
6. Mulai kesulitan dalam berkomunikasi serta tulis untuk menulis.
7. Lebih banyak menghabiskan waktu untuk menyendiri dan enggan bersosialisasi
8. Tidak mau beradaptasi dengan perubahan yang ada.

Tahap Menengah :

1. Sulit untuk mengingat nama keluarga dan juga nama sahabat.


2. Sering berhalusinasi.
3. Sering kebingungan.
4. Perubahan pada suasana hati pun sering terjadi dan juga cepat.
5. Mengalami kesulitan untuk berkomunikasi.
6. Sering merasa cemas,frustasi dan juga gelisah.

Tahap Akhir :

1. Kesulitan untuk bergerak jika tak di bantu oleh orang lain.


2. Sering buang air kecil dan juga buang air besar tanpa di sadari.
3. Penurunan pada daya ingat.
4. Tidak bisa untuk beraktivitas secara normal.
5. Kesulitan untuk berkomunikasi.
6. Sulit untuk makan sendiri dan juga menelannya.
7. Penurunan berat badan secara drastis.
C. Penyebab Alzheimer
Ada pemicu yang dapat menyebabkan alzheimer:
1. Umur
Faktor umur ini dikatakan sebagai faktor terkuat yang menyebabkan seseorang
menderita alzheimer. Seseorang yang berusia 65 tahun,kemungkinan untuk
mengalami penyakit ini cukup besar.
2. Genetiik
Faktor genetik bisa menyebabkan adanya alzheimer. Penyebab ini pun bisa terjadi
pada seseorang dimana meimiliki orangtua yang memiliki penyakit alzheimer.
3. Gaya hidup
Ternyata gaya hidup yang kurang sehat pun bisa menjadi salahsatu penyebab
seseorang menderita alzheimer.
4. Memiliki daftar riwayat penyakit tertentu
Bagi yang memiliki riwayat penyakit hipertensi,kardiovaskuler, diabetes,
obesitas,hiperkolesterolemia, serta meningkatnya kadar hemocyteinne.
5. Wanita
Penderita alzheimer sendiri kebnayakan wanita dibandingkan dengan kaum pria.
D. Pencegahan
1. Olahraga rutin
Olahraga rutin dapat mencegah alzheimer karena dengan olahraga rutin dapat
memperlambat kerusakan saraf otak lebih lanjut pada orang-orang yang sudah
terlanjur mengembangkan masalah kognitif. Sesi olahraga yang baik untuk
pencegahan alzheimer diantara nya. Latihan kardio, latihan kekuatan, dan
keseimbangan atau kelenturan tubuh.
2. Jaga pola makan sehat
Perbanyak konsumsi karbohidratkompleks (kentang,jagung,ubi, nasi merah). Protein
lemak baik (salmon,kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun).

a. Kurangi makan gula


Gula termasuk karbohidrat sederhana yang menjadi musuh utama bagi tubuh.
b. Batasi makanan asin dan tinggi lemak trans
c. Makan banyak Omega-3
Makanan yang banyak mengandung lemak sehat sehat dapat membantu mencegah
alzheimer
3. Jaga Berat Badan
4. Berhenti merokok
Merokok dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit yang dapat menyebabkan
pembuluh darah menyempit.
5. Tidur cukup
Kualitas tidur yang buruk meningkatkan produksi protein ‘sampah’ beta amiloid di
otak.

E. Komplikasi

Kehilangan memori , gangguan penilaian dan perubahan kognitif lain dapat disebabkan
oleh Alzheimer .Seseorang dengan penyakit Alzheimer mungkin tidak dapat berkomunikasi.
Penyakit Alzheimer dapat berkembang menjadi tahap akhir , perubahan otak mulai
mempengaruhi fungsi fisik, seperti menelan , keseimbangan, dan kontrol usus dan kandung
kemih . Efek ini dapat meningkatkan kerentanan terhadap masalah kesehatan tambahan seperti :

1. Pneumonia dan infeksi lainnya . Kesulitan menelan dapat menyebabkan orang dengan
penyakit Alzheimer untuk menghirup ( aspirasi ) makanan atau cairan ke saluran udara
dan paru-paru mereka , yang dapat menyebabkan pneumonia . Ketidakmampuan untuk
mengontrol pengosongan kandung kemih ( urinary incontinence) mungkin memerlukan
penempatan tabung untuk mengeringkan dan mengumpulkan urin ( kateter urin ) .
Memiliki kateter meningkatkan risiko infeksi saluran kemih , yang dapat menyebabkan
lebih - serius , infeksi yang mengancam jiwa .
2. Cedera karena jatuh . Orang dengan Alzheimer menjadi semakin rentan untuk jatuh .
Terjun dapat menyebabkan patah tulang . Selain itu, jatuh adalah penyebab umum dari
cedera kepala serius .

F. Terapi

Pendekatan terapi pada penyakit Alzheimer didasarkan pada teori yang berkembang
sesuai patogenesis dan patofisiologis penyakit dan kebutuhan untuk memperbaiki gejala-
gejala kognitif dan tingkah laku yang mengalami gangguan, meskipun hingga saat ini belum
ada terapi yang benar-benar secara meyakinkan mencegah Alzheimer ataupun memperlambat
perjalanannya. Terapi medis untuk Alzheimer meliputi :

a. Obat-obatan Psikotropik dan intervensi perilaku


b. Berbagai intervensi farmakologis dan perilaku dapat memperbaiki gejala klinik penyakit
Alzheimer, seperti : kecemasan, agitasi dan perilaku psikotik, yang memang pendekatan
terbaiknya adalah secara simptomatis saja. Obat-obatan ini sangat berguna meski
keefektifannya sedang dan bersifat sementara saja dan tidak mampu untuk mencegah
perkembangan penyakit dalam jangka waktu yang lama.
c. Intervensi perilaku meliputi pendekatan patient centered ataupun melalui pelatihan tenaga
yang siap memberikan bantuan perawatan terhadap pasien. Intervensi-intervensi ini
dikombinasikan dengan farmakoterapi seperti penggunaan anxiolytic untuk anxietas dan
agitasi, neuroleptik untuk keadaan psikotiknya dan anti depressan untuk keadaan
depresinya.
d. Cholinesterase Inhibitors (ChEIs).  Beberapa obat psikotik yang dianjurkan untuk
digunakan oleh banyak praktisi adalah : haloperidol, risperidone, olanzapine dan
quetiapine. Obat-obatan ini diberikan dalam dosis minimal yang masih efektif untuk
meminimalisir efek samping, oleh karena sebagian besar pasien adalah mereka yang
berusia lanjut
e. Strategi yang digunakan secara luas untuk mengatasi gejala-gejala alzheimer adalah
mengganti kehilangan neurotransmitter asetilkolin di korteks serebri. Seperti diketahui,
pada penyakit Alzheimer terdapat kehilangan yang substansial dari asetilkolin, penurunan
jumlah enzim asetiltransferase (enzim untuk biosintetis asetilkolin) dan hilangnya
neuron-neuron kolinergik di daerah subkortikal (nukleus basalis dan hippokampus).yang
memiliki serabut projeksi ke korteks
f. Observasi ini menghasilkan teori bahwa manifestasi klinis dari alzheimer timbul sebagai
akibat dari hilangnya persarafan kolinergik ke korteks serebri. Akibatnya,
dikembangkanlah berbagai senyawa yang mampu menggantikan defek kolinergik ini
dengan cara mengintervensi proses degradasi asetilkolin oleh asetilkolinesterase sinaptik
(spesifik), ataupun oleh asetilkolinesterase non sinaptik (non spesifik) yang sering disebut
sebagai butyrylkolinesterase (BuChE)
g. Obat-obatan yang dianjurkan diantaranya adalah tacrine (cognex), donepezil (aricept),
rivastigmine (exelon) dan galantamine (reminyl). Hanya tacrin dan rivastigminlah yang
juga menghambat BuChE. Hal ini penting untuk kemanjuran terapi, sebab dalam
perjalanan penyakit Alzheimer, BuChE akan meninggi dan di sintesis oleh berbagai lesi
Alzheimer termasuk oleh plak senilis. Efek obat-oabtan ini antara lain : (1) Memperbaiki
fungsi kognitif pada fase yang lanjut (2) Memperbaiki gangguan perilaku (3) Menolong
pasien dengan demensia akibat gangguan vaskuler yang sering muncul bersamaan dengan
Alzheimernya
h. Obat-obatan yang dianjurkan diantaranya adalah tacrine (cognex), donepezil (aricept),
rivastigmine (exelon) dan galantamine (reminyl). Hanya tacrin dan rivastigminlah yang
juga menghambat BuChE. Hal ini penting untuk kemanjuran terapi, sebab dalam
perjalanan penyakit Alzheimer, BuChE akan meninggi dan di sintesis oleh berbagai lesi
Alzheimer termasuk oleh plak senilis. Efek obat-oabtan ini antara lain : (1) Memperbaiki
fungsi kognitif pada fase yang lanjut (2) Memperbaiki gangguan perilaku (3) Menolong
pasien dengan demensia akibat gangguan vaskuler yang sering muncul bersamaan dengan
Alzheimernya
i. Obat-obatan ini hanya berefek sementara sebab tidak memperbaiki penyebab dasar dari
hilangnya asetilkolin di korteks, yakni degenerasi neuron yang tetap berlangsung secara
progresif
j. Antagonis N-methyl-D-aspartate (NMDA). Merupakan obat generasi baru yang amat
berguna pada Alzheimer fase lanjut. Kombinasi dengan asetilkolinesterase inhibitor
terbukti lebih manjur. Mamantine adalah contoh obat golongan ini, yang juga dapat
digunakan untuk keadaan neurodegeneratif lainnya seperti huntington disease, demensia
terkait AIDS dan demensia vascular
k. Anti radikal bebas. Dapat digunakan tocopherol (vitamin E) yang berfungsi memperbaiki
kerusakan oksidatif akibat radikal bebas yang memberi kontribusi sebagai penyebab dari
Alzheimer
l. Anti radikal bebas. Dapat digunakan tocopherol (vitamin E) yang berfungsi memperbaiki
kerusakan oksidatif akibat radikal bebas yang memberi kontribusi sebagai penyebab dari
Alzheimer
m. Agen anti inflamasi (nonsteroid). Pemberian agen ini berdasarkan postulat bahwa
berbagai lesi Alzheimer seperti plak senilis, membutuhkan suatu keadaan inflamasi agar
dapat berkembang menjadi fase yang lebih berat. Berbagai studi menunjukkan adanya
perbaikan dan perlambatan perkembangan Alzheimer setelah pemberian singkat obat anti
inflamasi ini. Contoh obat adalah rofecoxib (vioxx) dan naproxen (aleve)
n. Antibiotik. Obat ini berguna untuk mengurangi deposisi amiloid otak pada pasien
Alzheimer
o. Estrogen. Amat berguna pada wanita menopause dimana produksi estrogennya mulai
menurun. Seperti kita ketahui estrogen merupakan suatu neurotropik dan membantu
melindungi otak dari proses-proses degenerative
Aktivitas dan sikap hidup yang sehat. Aktivitas-aktivitas fisik dan mental sangat
direkomendasikan pada pasien-pasien Alzheimer dengan memperlambat perkembangan
penyakit dan mencegah proses kemunduran lebih lanjut. Pada tahap perkembangan
demensia Alzheimer yang dini, sikap hidup yang sehat, baik fisik maupun psikologis
mampu memberikan perlindungan dan daya tahan dari otak terhadap lesi yang mulai
muncul dengan cara membangkitkan kompensasi dari bagian otak yang masih sehat dan
melindunginya dari perkembangan penyakit yang progresif

G. Faktor Resiko
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer adalah:

1. Umur adalah faktor risiko terkuat, terutama setelah berusia 65 tahun.


2. Riwayat penyakit yang sama pada anggota keluarga.
3. Orang yang mengalami gangguan kognitif ringan.
4. Cedera kepala.
5. Gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik, merokok, hanya sedikit makan
buah-buahan dan sayur-sayuran.
6. Mengidap penyakit kardiovaskular, hipertensi, hiperkolesterolemia, peningkatan kadar
homocysteine.
7. Proses pembelajaran dan ikatan sosial. Level pendidikan formal yang rendah, pekerjaan yang
membosankan, kurangnya aktivitas yang melatih otak seperti membaca, bermain game,
bermain alat musik, dan kurangnya komunikasi sosial.
Daftar Pustaka

Dr Iskandar Japardi. (2012). “Penyakit Alzheimer”. Sumatera Utara: USU digital library
Jeffrey S. Nevid dkk. (2013). “Psikologi Abnormal”. Jakarta: Penerbit Erlangga

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. EGC : Jakarta

Mutaqqin, arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan System
Persyarafan. Salemba Medika : Jakarta

Ester, Monika. 2010. Nanda Internasional Diagnosa Keperawatan Definisi dan kualifikasi 2009-
2011. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai