1. Tujuan
Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan masyarakat memahami tentang dampak pasung
Tujuan Khusus
Setelah melakukan penyuluhan diharapkan
Klien mengetahui pengertian pasung
Klien mengetahui penyebab pasung
Klien mengetahui tanda gejala penyebab pasung
Klien mengetahui cara penatalksanaan pasung
Klien mengetahui cara mencegah pasung
2. Sasaran
Pasien dan keluarga yang mengatur pasien rawat jalan di RS Ernaldi Bahar
Palembang
3. Garis besar materi
1. Pengertian Harga Diri Rendah
2. Penyebab pemasangan pasung
3. Tanda dan gejala pemasangan pasung
4. Penatalaksanaan pemasungan
4. Peleksanaan kegiatan
5. Media / alat
Poster
Leflet
6. Metode
Ceramah
Tanya jawab
7. Pengorganisaasian
Moderator : Maui’zah Hasanah
Penyaji : Arianti Yulanda
Notulen : Manya Sari
Dokumentasi : Fransiska Monauly N P
Kiki Patmala
Anggota : Safiyah Kamilah
Komang Siti Parwati
Ayu Lidia
Eti Herawati
Dina Karlina
PROPOSAL PENYULUHAN
Tujuan :
KARAKTERISTIK AUDIENS
PROSES PELAKSANAAN
Orientasi
c. Salam perkenalan
Penyuluhan memperkenalkan diri
KERJA
TERMINASI
Sasaran : Klien
Waktu : 30 menit
I. MASALAH
Setiap individu yang lahir di negara indonesia memiliki
hak dan kewajiban. Hak setiap individu yaitu berhak melakukan
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
keinginannya dan juga mendapat perlindungan dari negara tempat
dia tinggal, sedang kewajibannya setiap individu yaitu mentaati
peraturan dan kewajiban yang ada dinegara tempat individu itu
tinggal. Karena itu setiap individu mendapatkan perlakuaan yang
kurang baik maka negara mempunyai kewajiban untuk melindungi
rakyatnya sendiri dari sebuah penyiksaan tersebut dengan
melakukan tindakan perawatan rehabilitasi untuk pemulihan. Jika
ada rakyat yang gangguan mental maka pemerintah berhak
melindunginya dari pengasingan atau penyiksaan yang tidak wajar
seperti pemasungan. Maka dengan demikian keluarga klien harus
mendapatkan informasi dan pendidikan bagaimana cara merawat
anggota keluarganya yang mengalami gangguan mental.
II. TUJUAN
A. Tujuan Intruksional Umum (TIC)
Setelah diberikan penyuluhan tentang akibat dari
pemasungan RS ernaldi bahar selama 1 × 30 menit keluarga
mulai memahami masalah yang dialami keluarga saat ini.
IV. MATERI
Terlampir
VI. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah,
diskusi dan tanya jawab.
B. Etiologi
Ketidak tahuan pihak keluarga, rasa malu pihak keluarga, penyakit yang
tidak kunjung sembuh, tidak adanya biaya pengobatan, dan tindakan keluarga
untuk mengamankan lingkungan merupakan penyebab keluarga melakukan
pemasungan (Depkes,2005)
Perawatan kasus psikiatri diktakan mahal karena gangguannya bersifat
jangka panjang (Videbeck, 2008). Biaya berobat yang harus ditanggung pasien
tidak hanya meliputi biaya yang langsung berkaitan dengan pelayanan medic
seperti harga obat, jasa konsultasi tetapi juga biaya spesifik lainnya seperti
biaya transportasi ke rumah sakit dan biaya akomodasi lainnya (Djatmiko,
2007)
C. TINDAKAN PEMASUNGAN
1. Terapi
a. Dirawat sampai sembuh dirumah sakit jiwa, kemudian dilanjutkan
dengan rawat jalan.
b. Untuk menghilangkan praktik pasung yang masih banyak terjadi di
masyarakat perlu adanya kesadaran dari keluarga yang dapat
diintervensi dengan melakukan terapi keluarga. Salah satu terapi
keluarga yang dapat dilakukan adalah psikoedukasi keluarga
( family psychoeducation therapy). Terapi keluarga ini dapat
memberikan support kepada anggota keluarga. Keluarga dapat
mengekspresikan beban yang dirasakan seperti masalah keuangan,
social dan psikologis dalam memberikan perawatan yang lama untuk
anggota keluarganya.
5. Family Psychoeducation
Dapat dilakukan dirumah sakit baik rumah sakit umum maupun
rumah sakit jiwa dengan syarat ruangan harus kondusif . dapat juga
dilakukan dirumah keluarga sendiri. Rumah dapat memberikan informasi
kepada tenaga kesehatan tentang bagaimana gaya interaksi yang terjadi
dalam keluarga, nilai-nilai yang dianut dalam keluarga dan bagaimana
pemahaman keluarga terhadap kesehatan. (termasuk pemberian
psikofarmaka), Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dan Terapi Rehabilitasi (FIK
UI & WHO, 2005).
Adapun intervensi yang dapat diberikan untuk keluarga dengan gangguan jiwa
menurut CMHN (2005) adalah sebagai berikut :
4. Family process component, berfokus pada koping keluarga dengan ganguan jiwa
dan gejala sisa yang mungkin muncul. Pada komponen ini, difokuskan pada
penguatan koping anggota keluarga dalam menghadapi kemungkinan
kekambuhan klien dimasa depan.
Kelima komponen di atas sangat tepat diterapkan sebagai prinsip dasar dalam
menjalin kerjasama dengan keluarga dengan gangguan jiwa karena telah mencakup
semua hal yang diperlukan untuk sebuah kolaborasi antara keluarga klien dengan tenaga
kesehatan.
Menurut Stuart dan Laraia (2005), ada dua prinsip utama dalam terapi keluarga
yang membedakannya dari terapi individu atau terapi-terapi yang lain, yaitu :
2. Diasumsikan bahwa ada hubungan tertutup antara fungsi keluarga sebagai suatu
kumpulan dan adaptasi emosional dan individu anggota keluarga.
Varcolis (2006) mengidentifikasi beberapa jenis terapi keluarga yang berbasis pada
insight-oriented family therapy dan behavioral family therapy. Insight-oriented family
therapy berfokus pada proses unconsciousness (bawah sadar) yang mempengaruhi
hubungan kebersamaan antar anggota keluarga dan mendorong munculnya insight
tentang diri sendiri dan anggota keluarga.
Berikut ini tiga jenis pendekatan terapi keluarga yang berfokus pada
insightoriented family therapy yaitu:
D. Pencegahan
gangguan jiwa.
E. TUGAS KELUARGA