Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENTINGNYA DUKUNGAN KELUARGA DALAM PROSES PEMULIHAN


PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Monica Ulandari P2104041


Muhammad Risal P2104043
Nia Afini P2104046
Norwinda P2104047
Nurul Anisa P2104050
Nurul Khoriah P2104053
Putri Handayani P2104055
Qanitah Fiana Andjani P2104056
Rama Dana N. K. P2104058

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Pentingnya Dukungan Keluarga Dalam Proses


Pemulihan Pasien Dengan Gangguan Jiwa
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Hari / Tanggal :
Waktu : 30 menit (08.30 – 09.00 WIB)
Tempat : Poli Psikotik RSJ Atma Husada Samarinda

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi
merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa
adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Kemenkes, 2013).
Menurut Sekretaris Jendral Dapertemen Kesehatan (Sekjen Depkes),
H. Syafii Ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan
global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan
pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-
nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang
mempunyai kemampuan yang sama untuk menyusuaikan dengan berbagai
perubahan, serta mengelola konflik dan stres tersebut (Diktorat Bina
Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Medik Dapertemen Kesehatan,
2017).
Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara
klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan
menimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia
(Keliat, 2014). Upaya Kesehatan Jiwa adalah setiap kegiatan untuk
mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu,
keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu,
berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau masyarakat
(UU Kesehatan Jiwa, 2014).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, keluarga dan klien yang
berkunjung ke Poli Psikotik RSJ Atma Husada Samarinda mampu
Memberikan pendidikan tentang dukungan keluarga dalam proses
pemulihan pasien dengan gangguan jiwa.
2. Tujuan Khusus
1) Menjelaskan pengertian dukungan keluarga
2) Menjelaskan jenis dukungan keluarga

C. IDENTIFIKASI MASALAH
Keluarga dan Klien yang mengalami gangguan jiwa yang sedang berobat
jalan di poliklinik jiwa RSJ Atma Husada Samarinda
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. MEDIA
Leaflet dan LCD

F. EVALUASI
Menanyakan kepada klien dan keluarga klien
1. Jelaskan pengertian dukungan keluarga
2. Jenis-jenis dukungan keluarga

G. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Elen Oktayufita
2. Penyaji : Fatmawati
3. Notulen : Anisa Nur Rahma, Dayang Rahma W
4. Operator : Dinda
5. Seksi Konsumsi : Ade Putri, Eliza Veronica
6. Observer : Dery Septian A.p
7. Dokumentasi : Agatha Olvianti
H. KEGIATAN PENYULUHAN

No WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN KLIEN

1 5 menit Fase Orientasi :


 Menjawab salam
a. Memberi salam pembuka  Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri  Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dan  Memperhatikan
menyebutkan materi yang
akan diberikan  Memberikan umpan
balik
d. Kontrak waktu
e. Menggali pengetahuan
peserta tentang pentingnya
dukungan keluarga dalam
proses penyembuhan pasien
dengan gangguan jiwa

2 15 menit Fase Kerja :


 Memperhatikan
a. Pengertian dukungan  Memperhatikan
keluarga  Memberikan umpan
b. Jenis-jenis dukungan balik
keluarga
c. Tanya jawab
Fase Terminasi:
3 10 menit  Bertanya
 Memberikan kesempatan
kepada klien untuk bertanya  Menjawab

 Menanyakan kepada klien pertanyaan

tentang materi yang telah  Mendengarkan


diberikan
 Menjawab salam
 Memberikan pujian yang
positif bagi yang mampu
menjawab dengan benar
 Mengucapkan salam penutup
MATERI
PENTINGNYA DUKUNGAN KELUARGA DALAM PROSES
PEMULIHAN PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

A. Definisi dukungan keluarga


Dukungan keluarga menurut Friedman (2013) adalah sikap, tindakan penerimaan
keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional,
dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi
dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi
sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota
keluarga merasa ada yang memperhatikan. Orang yang berada dalam lingkungan
sosial yang suportif umumnya memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan
rekannya yang tanpa keuntungan ini, karena dukungan keluarga dianggap dapat
mengurangi atau menyangga efek kesehatan mental individu.
Dukungan keluarga adalah bantuan yang dapat diberikan kepada anggota
keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasihat yang mampu membuat
penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tenteram. Dukungan ini
merupakan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang
sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung akan
selalu siap memberi pertolongan dan bantuan yang diperlukan. Dukungan
keluarga yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga yang
lainnya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam sebuah
keluarga. Bentuk dukungan keluarga terhadap anggota keluarga adalah secara
moral atau material. Adanya dukungan keluarga akan berdampak pada
peningkatan rasa percaya diri pada penderita dalam menghadapi proses
pengobatan penyakitnya (Misgiyanto & Susilawati, 2014).

B. Bentuk-bentuk dukungan yang dapat dilakukan oleh keluarga pasien yaitu :


1. Sering berkomunikasi tentang hobi, hal-hal yang disukai, atau pengalaman-
pengalaman yang menyenangkan pasien
2. Mendengarkan keluh kesah pasien
3. Mampu menyimpan rahasia/hal-hal yang diceritakan pasien
4. Bersikap empati/memahami perasaan dan pikiran pasien
5. Berdiskusi dengan pasien untuk memberikan solusi yang tepat dan logis
6. Memberikan apresiasi atas usaha pasien dalam penyembuhannya (pujian,
pelukan, hadiah)
7. Tidak melabel atau menilai pasien dengan kata-kata yang kurang positif
8. Menunjukkan ekspresi emosi yang positif (mengucapkan kata-kata positif,
penghargaan, kebanggaan, dan penerimaan pada kondisi pasien)
9. Memberikan nasehat apabila diperlukan dengan bahasa yang netral/tidak
memihak
10. Membiarkan pasien meluapkan kesedihan dengan cara yang tepat, misalnya
menangis atau bercerita, kemudian menanggapinya dengan tepat
11. Mengajak berinteraksi dengan lingkungan sosialnya atau berkunjung ke
keluarga besarnya
12. Memberikan bantuan dalam beberapa aktivitas pasien, misalnya
mengingatkan jadwal meminum obat, memberitahu cara-cara melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, minat, serta bakat pasien
13. Memberikan aktivitas/kegiatan yang positif dan mampu dilakukan pasien,
misalnya membuat kerajinan tangan, berolahraga, membantu pekerjaan
rumah, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Hayat, f., & Kusuma, a. n. (2021). Faktor Dukungan Keluarga Terhadap Pencegahan
Kekambuhan Gangguan Jiwa Di Kecamatan Padarincaang Kabupaten
Serang. Iakmi Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2(3), 111-118.

Suhermi, s., & Jama, f. (2019). Dukungan Keluarga Dalam Proses Pemulihan Orang
Dengan Gangguan Jiwa (Odgj). Jurnal Penelitian Kesehatan" Suara
Forikes"(Journal Of Health Research" Forikes Voice"), 10(2), 109-111.
DAFTAR HADIR

No Nama Alamat Paraf

10

11

12

13

Anda mungkin juga menyukai