Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN / PRE – PLANNING PENGETAHUAN

KESEHATAN YANG KURANG PKLT IPE-CP POLTEKKES KEMENKES RI


PADANG

Oleh :
Kelompok 33

Annisa Utari Yusril (172110123) Putri Prihandini (173110261)

Fitria Hasni (173110166) Salsabila (162210747)

Mimma Hijri Yanti (175110546) Wardhah Afifah (174210454)

Nadia Henry Agusti (161210705) Wendi Dermawan (173210310)

Nurraya Riangga (174110404) Yuni Caesar Reizan (171110040)

Pembimbing :
Murniati Muchtar, SKM. M.Biomed

POLTEKKES KEMENKES R.I PADANG


2020
LAPORAN PENDAHULUAN/ PRE – PLANNING PENGETAHUAN KESEHATAN
YANG KURANG
1. Latar Belakang

a. Karakteristik Komunitas

Perilaku kesehatan warga Kesehatan Sumatera Barat dinilai masih buruk dan
perlu adanya kesadaran pada tiap individu untuk segera merubahnya. Kondisi
tersebut tidak terlepas dari budaya masyarakat yang mengkonsumsi makanan yang
enak.

Berdasarkan penelitian Berdasarkan penelitian Setiawan (2018) di Padang


Timur Sumatera Barat menyatakan bahwa 71,6% ibu balita memiliki riwayat
pendidikan rendah. Hal tersebut akan mempengaruhi terhadap kemampuan ibu
balita dalam memahami pengetahuan kesehatan terutama untuk balita.
Berdasarkan soal kasus yang didapat, ditemukan ada keluarga yang
memiliki pendidikan formal SMP yang memungkinkan bahwa terjadi kekurangan
pengetahuan mengenai kesehatan seperti cara pemberian makan anak yang baik
dan benar, cara mencuci tangan pakai sabun, dan cara menggosok gigi dengan
baik dan benar.

2. Rencana Keperawatan

a. Diagnosa komunitas

1) Kurangnya pengetahuan tentang penyakit

b. Tujuan umum

Setelah di berikan penyuluhan mengenai gizi seimbang, dampak anemia pada saat
remaja dan ibu hamil, pentingnya memberikan ASI Ekslusif, cara merawat gigi
pada balita, dan PHBS di rumah tangga selama 60 menit, di harapkan keluarga
balita dan masyarakat dapat memahami dan mengerti sehingga dapat mengetahui
tentang pentingnya kesehatan bagi balita dan keluarga.

c. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan pasien mampu :
1. Memahami tentang gizi seimbang
2. Memahami tentang dampak anemia pada remaja putri dan ibu hamil
3. Mengetahui tentang pentingnya ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan
4. Mengetahui tentang cara merawat gigi balita dengan baik dan benar
5. Mengetahui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga.

3. Rancangan Kegiatan

a. Topik : Penyuluhan gizi seimbang, dampak anemia pada saat


remaja dan ibu hamil, pentingnya memberikan ASI Ekslusif, cara merawat gigi
pada balita, dan PHBS di rumah tangga

b. Metoda :- Ceramah

- Tanya Jawab

- Diskusi

c. Media :- Lembar Balik

- Leaflet

d. Waktu dan Tempat :

Hari/ tanggal : 15 s/d 16 April 2020

Waktu : 09.00 s/d selesai

Tempat : Posyandu

e. Pengorganisasian

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


1. 5 menit PEMBUKAAN
 Mengucapkan salam  Menjawab
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan  Mendengarkan dan
 Melakukan kontrak waktu memperhatikan
 Melakukan pre teset  Mendengarkan dan
menjawab pre test.
 Mendengarkan.
2. 50 menit KEGIATAN INTI
 Apersepsi  Memperhatikan
 Menjelaskan pengertian
gizi seimbang
 Menjelaskan dampak  Memperhatikan
anemia pada remaja dan
ibu hamil  Memperhatikan
 Menjelaskan pentingnya
pemberian ASI Ekslusif  Memperhatikan
pada bayi usia 0-6 bulan
 Menjelaskan cara merawat  Memeperhatikan
gigi dengan baik dan benar
 Menjelaskan mengenai
PHBS di rumah tangga
 Diskusi dengan warga  Mengajukan
pertanyaan dan
mengemukakan
pendapat
3. 5 menit PENUTUP
 Bersama peserta menyimpulkan  Bersama-sama
apa yang telah disampaikan menyimpulkan
 Evaluasi penyuluhan dengan  Menjawab pertanyaan
mengajukan pertanyaan post  Memperhatikan dan
test mendengarkan
 Melakukan terminasi  Menjawab salam
 Memberikan salam untuk
menutup pertemuan  Mendengarkan
 Rencana tindak lanjut
 Menyarankan
masyarakat untuk
datang pada saat
penyuluhan berikutnya
yang diadakan petugas
kesehatan setempat.

4. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Diharapkan dapat mempersiapkan dan menyajikan materi yang sesuai dan


mudah di pahami.
2) Diharapkan terjalinnya komunikasi dua arah yang baik antara penyaji dengan
peserta
3) Diharapkan dengan adanya pembentukan keorganisasian dapat memperlancar
kegiatan.
4) Diharapkan media dan alat memadai dan tempat sesuai dengan kegiatan.

b. Evaluasi Proses

1) Diharapkan penyaji sudah melakukan kontrak waktu sebelumnya


2) Diharapkan penyaji sudah standby sebelum kegiatan dimulai.
3) Diharapkan tempat, alat, media, dalam kondisi siap untuk digunakan.
4) Diharapkan peserta hadir tepat waktu dan mengisi daftar hadir
5) Diharapkan penyaji mampu menyajikan materi dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh warga
6) Diharapkan peserta dapat mengikuti penjelasan sampai selesai, jika ingin
meninggalkan sesegara mungkin kembali keruangan.
7) Selama proses penyajian dan presentasi berlangsung diharapkan tidak ada
peserta yang meninggalkan ruangan.
8) Diharapkan diskusi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
9) Diharapkan peserta dapat aktif bertanya terhadap materi yang disampaikan
dan dapat tercipta suasana yang interaktif.
c. Evaluasi Hasil

1) Diharapkan klien dapat memahami materi yang disampaikan terkait hipertensi


2) Diharapkan klien dapat mengikuti penjelasan yang diberikan
LAMPIRAN MATERI

A. GIZI SEIMBANG

1. Pengertian gizi seimbang


Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan ideal. Gizi seimbang di Indonesia divisualisasikan dalam
bentuk tumpeng gizi seimbang (TGS) yang sesuai dengan budaya Indonesia. TGS
dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah
yang tepat sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja,
dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas
fisik, sakit).
2. Prinsip gizi seimbang
Prinsip gizi seimbang harus diterapkan sejak anak usia dini hingga usia lanjut.
Ibu hamil, remaja perempuan serta bayi sampai usia 2 tahun merupakan kelompok
usia yang penting menerapkan prinsip gizi seimbang ini. Kelompok ini adalah
kelompok kritis tumbuh kembang manusia yang akan menentukan masa depan
kualitas hidup manusia. Khusus untuk ibu hamil, akan mengalami periode window of
opportunity, kesempatan singkat untuk melakukan sesuatu yang menguntungkan dan
memanfaatkan zat gizi untuk kesehatan ibu dan janin. Periode ini berkisar dari
sebelum kehamilan hingga anak berumur dua tahun.
Prinsip gizi seimbang dinilai efektif dilakukan dalam periode ini karena jika
calon ibu kekurangan gizi dan berlanjut hingga ibu hamil, maka janin akan
kekurangan
gizi dan dapat menimbulkan beban ganda masalah gizi, yaitu: anak kurang gizi,
lambat berkembang, mudah sakit, kurang cerdas, serta ketika dewasa kegemukan dan
beresiko terkena penyakit degeneratif.
3. 10 pesan gizi seimbang
a. Syukuri dan nikmati anekaragaman makanan
Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman
jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi
semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi. Cara menerapkan pesan ini adalah
dengan mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari dan setiap kali makan.
Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-
buahan dan minuman.
b. Banyak makan sayur dan cukup buah-buahan
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan
serat. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan
beperan sebagai antioksidan atau penangkan senyawa jahat pada tubuh, berbeda
dengan sayuran, buah-buahan juga menyediakan karbohidrat terutama berupa fruktosa
dan glukosa.
Berbagai kajian menyebutkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang
cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan
kolesterol darah. Konsumsi sayuran dan buah yang cukup juga dapat menurunkan
risiko sulit buang air besar dan kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi
sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak
menular kronik.
WHO secara umum menganjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk
hidup sehat sejumlah 400 g per oarng perhari, yang terdiri dari 250 g sayur dan 150 g
buah ( setara dengan 3 bh pisang ambon, 1 ½ potong papaya ukuran sedang atau 3 bh
jeruk). Bagi orang Indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400
g perorang perhari bagi anak balita dan anak sekolah, 400-600 g perorang perhari bagi
remaja dan orang dewasa
c. Biasakan konsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan nabati. Kelompok
pangan lauk pauk sumber protein hewani terdiri dari, daging ayam, daging sapi,
daging kambing, ikan, susu, dan telur. Kelompok pangan lauk pauk sumber protein
nabati terdiri dari kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu, tempe, kacang
hijau, kacang merah, dan lain-lain.
Meskipun kedua kelompok pangan tersebut mengandung protein tetapi
masing-masing kelompok pangan terebut mempunyai keunggulan dan
kekurangannya. Pangan hewani mempunyai asam amino yang lebih lengkap dan
mempunyai mutu zat gizi yaitu protein, vitamin, mineral lebih baik karena kandungan
zat-zat gizi tersebut lebih banyak dan mudah diserap tubuh. Tetapi pangan hewani
mengandung tinggi lemak jenuh dan kolesterol yang tidak baik untuk dikonsumsi oleh
orang dewasa.
Pangan protein nabati mempunyai keunggulan mengandung proporsi lemak
tidak jenuh yang lebih banyak dibanding pangan hewani,, pangan nabati juga
mengandung antioksidan dan anti-kolesterol.
d. Biasakan mengonsumsi anekaragaman makanan pokok
Makanana pokok adalah pangan mengandung karbohidrat yang sering
dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya makan berbagai etnik di Indonesia
sejak lama. Contoh pangan karbohidrat adalah beras, jagung, singkong, ubi, talas,
garut, sorgum, sagu, dan produk olahannya.
Disamping mengandung karbohidrat, dalam makanan poko biasanya juga
terkandung vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), dan beberapa mineral. Cara
mewujudkan pola konsumsi makanan pokok yang beragam adalah dengan
mengonsumsi lebih dari satu jenis makanan pokok dalam sehari atau sekali makan.
e. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
Peraturan menteri kesehatan no 30 tahun 2013 tentang pencantuman informasi
kandungan gula, garam, dan lemak serta pesan kesehatan untuk pangan olahan dan
pangan siap saji menyebutkan bahwa konsumsi gula lebih dari 50 g ( 4 sdm), natrium
lebih dari 2000mg (1 sdt), dan lemak/minyak total lebih dari 67 g ( 5 sdm) perorang
perhari akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung.
Khusus untuk anak usia 6-24 bulan konsumsi lemak tidak perlu dibatasi.
1. Konsumsi gula
Gula yang dikonsumsi melampaui kebutuhan akan berdampak pada
peningkatan berat badan, bahkan jika dilakukan dalam jangka waktu lama secara
langsung akan meningkatkan kadar gula darah dan berdampak pada terjadinya
DM tipe 2, bahkan secara tidak langsung berkontribusi pada penyakit seperti
osteoporosis, penyakit jantung dan kanker.
Gula yang diketahui dimasyarakat tidak hanya terdapat pada gula tebu, gula
aren dan gula jagung yang dikonsumsi dari makanan dan minuman. Perlu diingat
bahwa kandungan gula terdapat juga dalam makanan lain seperti tepung, roti, dn
kecap, buah manis, jus minuman bersoda dan lainnya.
2. Konsumsi garam
3. Konsumsi lemak
f. Biasakan sarapan
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakuakan anatara bangun
pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-30 %
kebutuhan gizi) dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif. Sarapan
membekali tubuh dengan zat gizi yang diperlukan untuk berpikir, bekerja dan
melakukan aktifitas fisik secara optimal setelah bangun pagi.
g. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
Air merupakan salah satu zat gizi makro essensial, yang berarti bahwa air
dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak untuk hidup sehat, dan tubuh tidak dapat
memproduksi air untuk memenuhi kebutuhan ini. Sekitar dua petiga tubuh kita adalah
air
h. Biasakan membaca label pada kemasan
Label adalah keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi, tanggal
kadarluasa dan keterangan penting lain yang dicantumkan pada kemasan. Keterangan
yang rinci pada table makanan yang dikemas sangat membantu konsumen untuk
mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam makanan tersebut.
i. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir dapat mencegah
penyebaran penyakit. Perilaku hidup bersih harus dilakukan atas dasar kesadaran oleh
setian anggota keluarga agar terhindar dari penyakit.
Kapan saja harus mencuci tangan pakai sabun :
1. Sebelum dan sesudah memegang makanan
2. Sesudah buang air besar dan menceboki anak
3. Sebelum memberikan ASI
4. Sesudah memegang binatnag
5. Sesudah berkebun
j. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran
tenaga/energy dan pembakaran energi. Aktifitas fisik dikategorikan cukup apabila
seseorang melakukan latihan fisik atau olahraga selama 30 menit seyiap hari.
Beberapa aktifitas fisik yang dapat dilakukan antara lain aktifitas sehari-hari seperti
menyapu, mencuci, berkebun, mengepel, naik turun tangga yang dilakukan secara
terstruktur dan terencana.
B. DAMPAK ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DAN IBU HAMIL
1. Pengertian Anemia

Anemia merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah


lebih renda daripada nilai normal untuk kelompok umur dan jenis kelamin.
Hemoglobin adalah zat warna di dalam darah yang berfungsi mengangkut oksigen
dan karbondioksida di dalam tubuh.

Anemia adalah jumlah sel darah merah menurun, kadar Hb menurun di


bawah normal (normal wanita 12 gr%, pria 14 gr%).Wanita hamil dikatakan anemia
apabila kadar Hb nya di bawah 10 gr%. Untuk mengetahui secara pasti kadar Hb
dilakukan tes darah.

2. Tingkatan Anemia
a. Anemia Ringan : Hb 9-10 gram/dl
b. Anemia Sedang : Hb 8 gram/dl
c. Anemia Berat : Hb kurang dari 8 gram/dl
3. Penyebab Anemia
a. Faktor Usia pada saat Hamil < 20 tahun dan > 35 tahun
b. Kurang gizi (malnutrisi).
c. Kurang zat besi dalam diit.
d. Malabsorpsi.
e. kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain.
f. Penyakit – penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain.
4. Gejala Anemia
a. 5L : Lemah, letih, lesu, lelah, lunglai.
b. Ibu mengeluh cepat lelah
c. Sering pusing
d. Mata berkunang-kunang
e. Malaise
f. Lidah luka
g. Nafsu makan turun ( anoreksia)
h. Konsentrasi hilang
i. Nafas pendek ( pada anemia parah )
j. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda
5. Efek anemia pada Ibu Hamil
a. Ibu hamil trimester I akan dapat mengakibatkan keguguran (abortus )
b. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan premature (lahir
kurang bulan), pendarahan, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah ), mudah terkena infeksi, bisa mengakibatkan kematian
c. Postpartum anemia dapat menyebabkan perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi
peningkatan suhu tubuh.
2. Pencegahan Anemia
a. Makan sayur-sayuran hijau, dan kacang-kacangan
b. Mengkonsumsi tablet penambah darah (Fe) 60mg/hari selama kehamilan
c. Makan-makanan yang berprotein tinggi, seperti: ayam, daging, ikan, dll.
d. Hindari mengkonsumsi alcohol, kopi, dan merokok.
3. Pengertian Tablet Besi/ Fe
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk
membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein
yang terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat
besi juga berfungsi dalam system pertahanan tubuh.
Saat hamil, kebutuhan zat besi meningkat mencapai dua kali lipat dari
kebutuhan sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil volume darah
meningkat hingga 50%, sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk
hemoglobin. Selain itu, pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat juga
memerlukan zat besi.
Dalam keadaan tidak hamil, kebutuhan zat besi biasanya dipengaruhi dari menu
makan yang sehat dan seimbang. Tetapi dalam kehamilan, suplai zat besi dari
makanan masih belum mencukupi sehingga diperlukan suplemen berupa tablet besi.
4. Manfaat Tablet Besi bagi Ibu Hamil

Tablet besi selama kehamilan sangat penting karena dapat membantu proses
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya anemia/ penyakit
kekurangan darah

Kekurangan zat besi (anemia defisiensi zat besi)selama hamil dapat


berdampak tidak baik bagi ibu maupun janin. Perdarahan yang banyak sewaktu
melahirkan berefek lebih buruk pada ibu hamil yang anemia. Kekurangan zat besi
juga mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga saat lahir, berat badannya di bawah
normal (BBLR). Akibat lain dari anemia defisiensi besi selama hamil adalah bayi
lahir premature

5. Kebutuhan / Dosis Zat Besi selama Kehamilan


Tablet besi atau tablet Tambah Darah (TTD) diberikan pada ibu hamil
sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut sebanyak 90 tablet selama masa
kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan 60 miligram besi
elemental dan 0,25 mg asam folat. Penanggulangan anemia pada balita diberikan
preparat besi dalam bentuk sirup.

6. Efek Samping Tablet Besi


Pemberian preparat tablet besi ini mempunyai efek samping seperti mual,
nyeri lambung, muntah kadang diare dan sering buang air besar, atau sembelit.
Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan untuk minum tanlet atau sirup besi
setelah makan pada malam hari.

7. Waktu dan cara minum tablet besi yang benar


Penyerapan besi dapat maksimal apabila saat minum tablet atau sirup zat besi
dengan memakai air minum yang sudah masak. Selain itu sebaiknya diminum pada
malam hari setelah makan sebelum tidur untuk mengurangi efek mual.
Tablet besi baik dikonsumsi jika bersamaan dengan vitamin C untuk membantu
penyerapan dari zat besi ini. Tablet besi sebaiknya tidak dikonsumsi dengan teh atau kopi
karena dapat menghambat penyerapannya
8. Bahan-bahan makanan yang mengandung zat besi
Sumber makanan yang banyak mengandung zat besi terdapat dalam bahan
makanan hewani, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau tua misalnya daging,
unggas, ikan, kerang, telur, sereal, bayam dan lain-lain. Vitamin C dianggap dapat
membantu penyerapan zat besi di usus terutama zat besi yang berasal dari tumbuhan.
Sebaliknya teh, kopi dan kalsium dianggap dapat mengurangi penyerapan zat besi jika
dikonsumsi dalam dua jam setelah makan makanan kaya zat besi.
Kekurangan pemenuhan Fe oleh tubuh sering dialami sebab rendahnya
penyerapan Fe didalam tubuh terutama dari sumber Fe dari nabati yang hanya diserap 1-
2 %. Penyerapan Fe asal bahan makanan hewani dapat mencapai 10-20%. Fe bahan
makanan hewani (heme ) lebih mudah diserap dari pada Fe nabati ( non heme ). Keaneka
ragaman konsumsi makanan sangat penting dalam membantu penyerapan Fe didalam
tubuh. Kehadiran protein hewani, vitamin C, vitamin A, Zinc, Asam folat, zat gizi mikro
lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain mengkonsumsi
makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A karena makanan
sumber zat besi umumnya adalah sumber vitamin A.

9. Akibat anemia pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas :


a. Keguguran
b. Partus prematurus
c. Inersia uteri dan partus lama, ibu lemah
d. Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan
e. Syok
f. Afibrinogenemia dan hipofibrinogenemia
g. Infeksi intrapartum dan dalam nifas
h. Bila terjadi anemia gravis (Hb dibawah 4 gr/dl) terjadi payah jantung, yang bukan
saja menyulitkan persalinan dan kehamilan tetapi juga bias berakibat fatal.

C. PENTINGNYA ASI EKSLUSIF BAGI BAYI USIA 0-6 BULAN

1. Pengertian ASI Ekslusif

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pada Ayat 1


diterangkan “Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif
adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain”.
Semula Pemerintah Indonesia menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga
usia empat bulan. Namun, sejalan dengan kajian WHO mengenai ASI eksklusif,
Menkes lewat Kepmen No 450/2004 menganjurkan perpanjangan pemberian ASI
eksklusif hingga enam bulan.

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2005).

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan merupakan
hak setiapbayi karena dapat menyelamatkan kehidupan bayi dan memberikan
dampak yang baik bagi kesehatan ibu. Menyusui dapat menurunkan resiko infeksi
seperti diare, penumonia, infeksi telinga, , meningitis, infeksi saluran kemih serta
melindungi bayi terhadap penyakit kronis seperti diabetes tipe 1, ulseratif kolitis
dan penyakit Crohn.

Pemberian ASI juga berhubungan dengan penurunan tekanan darah,


kolesterol serum total, prevalensi diabetes tipe 2, serta menurunkan resiko obesitas
dan kelebihan berat badan pada bayi di usia dewasa nantinya.Menyusui juga
mengurangi kejadian sindrom kematian bayi mendadak dan meningkatkan
perkembangan kognitif bayi.. Menteri Kesehatan telah menetapkan pemberian
ASI Eksklusif di Indonesia selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai anak berusia 2
tahun atau lebih dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai(4).

Menurut Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,


Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Kesehatan tentang
Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu selama waktu Kerja di Tempat Kerja, pada
pasal 2 disebutkan bahwa pekerja perempuan setelah melahirkan diberi
kesempatan untuk memberikan atau memerah ASI selama waktu kerja dan
menyimpan ASI perah untuk diberikan kepada anaknya.

2. Kandungan ASI

ASI mengandung banyak nutrisi, antar lain albumin, lemak, karbohidrat,


vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel
darah putih, dengan porsi yang tepat dan seimbang. Komposisi ASI bersifat
spesifik pada tiap ibu, berubah dan berbeda dari waktu ke waktu yang disesuaikan
dengan kebutuhan bayi saat itu (Roesli, 2005).

3. Manfaat Pemberian ASI


Menurut Roesli (2004) manfaat ASI bagi bayi yaitu:
a. ASI sebagai nutrisi
Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal
akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6
bulan.
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih sehat dan lebih jarang sakit,
karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan.
c. ASI meningkatkan kecerdasan
ASI mengandung nutrien khusus yaitu taurin, laktosa dan asam lemak
ikatan panjang (DHA, AHA, omega-3, omega-6) yang diperlukan otak
bayi agar tumbuh optimal. Nutrien tersebut tidak ada atau sedikit sekali
terdapat pada susu sapi. Oleh karena itu, pertumbuhan otak bayi yang
diberi ASI eksklusif selama 6 bulan akan optimal.
d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang.
Perasaan terlindung dan disayangi pada saat bayi disusui menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri
dan dasar spiritual yang baik.
e. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu sebagai berikut:
 Melindungi anak dari serangan alergi.
 Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.
 Membantu pembentukan rahang yang bagus.
 Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak,
dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
 Menunjang perkembangan motorik bayi.
2. Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI danoleskan disekitar
putting, duduk dan berbaring dengan santai.

Gambar 9. Cara meletakan bayi Gambar 10. Cara memegangpayudara


(Perinasia, 2004) (Perinasia, 2004)

1. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruhtubuh bayi,


jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuhbayi lurus, hadapkan
bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayiberhadapan dengan puting susu,
dekatkan badan bayi ke badan ibu,menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan
menunggu sampai mulutbayi terbuka lebar.

Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)

2. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibirbawah bayi


terletak di bawah puting susu.
3. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel
padapayudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi
membukalebar.

Gambar 12. Perlekatan benar Gambar 13. Perlekatan salah


(Perinasia,2004) (Perinasia,2004)

3. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar


Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puttingsusu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhiproduksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telahmenyusui dengan benar
maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagaiberikut :
 Bayi tampak tenang.
 Badan bayi menempel pada perut ibu.
 Mulut bayi terbuka lebar.
 Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
 Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawahlebih banyak
yang masuk.
 Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
 Puting susu tidak terasa nyeri.
 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
 Kepala bayi agak menengadah.
Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)

D. CARA MERAWAT GIGI BALITA

1. Tips yang dapat membantu membuat gigi balita menjadi lebih sehat

a. Kurangi minuman manis

b. Minum dengan gelas

c. Buat Jadwal Makanan

d. Beri Camilan Sehat

e. Sikat Gigi dua kali sehari

f. Kunjungi dokter gigi

2. Karies pada gigi susu bayi

Penyakit yang paling sering terjadi pada gigi susu bayi adalah karies gigi. Karies
terhterjadi karena gigi susu dalam waktu cukup lama terkena zat asam yang
diproduksi oleh bakteri yang ada dalam mulut bayi. Susu, ASI, sari buah akan
diubah oleh enzim yang ada di dalam air liur bayi ke dalam bentuk yanf dapat
digunakan oleh bayi. Air liur bayi yang keluar dari mulut bayi akan mencegah
gigi susu kontak dengan zant asam dalam waktu yang berlebihan.

Gigi berlubang pada balita di sebut Early Childhood Caries (ECC) adalah
merupakan karies gigi pada 1 gigi atau lebih, atau hilang/rusaknya gigi dengan
kondisis parah karena karies gigi, atau adanya penambalan gigi susu ketiak anak
berusia 0-6 tahun. Deteksi adanya karies gigi pada anak balita dapat dilakukan
dengan cara memeriksa gigi anak (terutama 4 gigi seri atas yang paling rentan
karies), buka bibir bagian atas, bersihkan sisa-sisa makanan dengan kain kassa
dan air hangat lalu kita liat di bawah pencahayaan yang cukup.

3. Penyebab Karies Gigi pada balita

Penyebab karies gigi pada balita sama dengan yang terjadi dengan orange
dewasa, yaitu terpaparnya gigi dalam waktu yang lama oleh asam sehingga
mineral-mineral email gigi larut. Bakteri dalam mulut merubah gula yang berasal
dari makanan/minumn menjadi asam. Namun, spesifik pada balita disebabkan
karena seringnya anak tertidur sambal mengkonsumsi minuman nutrisi dalam dot
seperti susu, jus buah, ASI, dll, sehingga sering juga disebut Karies Susu botol.
Terendamnya gigi dalam cairan tersebut merupakan tempat yang sangat ideal
untuk bakteri berkembang biak dan menghasilkan asam.

4. Merawat gigi susu

Walaupun gigi susu hanya bersifat sementara, namun kebersihan dan


kesehatannya harus diperhatikan, terutama oleh para orang tua.

Kehilangan dini gigi susu pada anak akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan wajah, tulang rahang, dan oklusi gigi geligi, yang berarti
keseimbangan struktur, defisiensi pengunyahan dan keharmonisan wajah. Pada
umumnya kehilangan gigi pada anak terjadi karena karies yang tidak dirawat atau
dapat juga karena trauma.

Berikut Tip membersihkan gigi balita :

a. Orang tua sudah harus membersihkan gigi anak sedini mungkin, bahkan
ketika masih berusia beberapa bulan satt gigi belum mulai muncul.

b. Jika anak masih terlalu kecil, ia dapat dibaringkan di meja bayi atau sofa
untuk menggosokkan gigi anak.

c. Jangan gunakan pasta gigi sampai anak bias belajar untuk meludahkan
busanya (kira-kira 18 bulan), setelah itu gunakan sedikit saja namun tetap
awasi penggunaannya.

d. Sikat gigi diganti setiap bulan atau bulu sikat sudah mekar dan rusak
e. Mulailah menyikat gigi dari bagian geraham bagian luar kemudian bagian
dalam dengan Gerakan ke depan dan ke belakang.

f. Awasi aktivitas menyikat gigi sampai berusia 7 tahun

g. Perawatan gigi yang benar dan sehat sebenarnya dimulai saat anak belum
lahir. Bila ibu memiliki mulut penuh bakteri, maka sang ibu juga menulari
bayinya yang belum lahir.

4. Cara merawat gigi Pada Balita

a. Cara merawat mulut bayi pada saat usia 0-6 bulan:

1) Bersihkan gusi bayi dengan kain lembab, setidaknya 2 kali sehari

2) Jangan biarkan bayi anda tidur sambal minum susu dengan menggunaka
botol susunya.

3) Selesai menyusui, ingatlah untuk membersihkan mulut bayi dengan kain


lembab

4) Jangan menambah rasa manis pada botol susu dengan madu atau sesuatu
yang manis

b. Cara merawat mulu dan gigi bayi usia 7-12 bulan

1) Tanyakan dokter gigi apakah bayi anda sudah mendapat cukup flour

2) Ingatlah untuk membersihkan mulut bayi anda dengan kain lembab


sehabis menyusui.

3) Jangan biarkan bayi tidur dengan botol susunya

4) Berikan air putih bila bayi ingin minum diluar jadwal minum susu

5) Saat gigi mulai tumbu, mulailah membersihkan gigi dengna menggunakan


kain lembab

6) Saat gigi geraham mulai tumbuh mulai gunakan sikat gigi yang kecil
dengan permukaan lembut
7) Jangan gunakan pasta gigi

8) Periksa gigi bayi setelah 6 bulan sejak gigi pertama tumbuh

c. Cara merawat mulut dan gigi bayi usia 13-24 bulan

1) Mulailah gunakan pasta gigi berflouride

2) Jangan biarkan anak tidur dengna botol susu

3) Pergunakan pasta gigi sebutir kacang hijau

4) Sikat gigi anak 2 kali sehari

5) Gunakan sikat gigi yang lembut dari bahan nilon

6) Ganti sikat gigi setiap tiga bulan

7) Biasakan balita memakan makanan ringan yang sehat, seperti buah segar
dan sayuran segar.

8) Hindari makanan ringan mengandung gula.

5. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RUMAH TANGGA

1. Pengertian PHBS di Rumah Tangga


PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS untu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi
diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu tatanan rumah tangga sehat dapat diwujudkan dengan perilakus sehat
dan lingkungan sehat. Perilaku sehat meliputi persalinan ditolong petugas kesehatan,
mengikuti KB, balita diberikan ASI, balita ditimbang, sarapan pagi, dan gosok gigi
sebelum tidur. Lingkungan sehat meliputi tersedia air bersih dan jamban, kesesuaian
luas lantai dengan jumlah penghuni serta rumah bukan dari tanah.
2. Manfaat PHBS di Rumah Tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat
dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di Rumah tangga
antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak
mudah terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktifitas
anggota rumah tangga dan manfaat phbs rumah tangga selanjutnya adalah anggota
keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dpt tumbuh sehat dan
tercukupi gizi.

3. Tatanan PHBS Rumah Tangga

Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang
bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan mampu
menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang
aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat
rumah tangga adalah tercapainya rumah tangga yang sehat.

Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat
dijadikan acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktek perilaku hidup bersih dan
sehat pada tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan
rumah tangga :

a. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.


Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter,
bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih,
steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang
beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.

b. Pemberian ASI eksklusif


Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi
bagian penting dari indikator keberhasilan praktek perilaku hidup bersih dan sehat
pada tingkat rumah tangga.

c. Menimbang bayi dan balita secara berkala


Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi. Penimbangan
dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu
dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan
imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi
buruk.
d. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus
langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan
bebas dari kuman.

e. Menggunakan air bersih


Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.

f. Menggunakan jamban sehat


Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit
pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.

g. Memberantas jentik nyamuk


Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.

h. Konsumsi buah dan sayur


Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang
dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.

i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari


Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang
melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.

j. Tidak merokok di dalam rumah


Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi
perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah
dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilmu Kebidanan, editor Prof.dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG, edisi Ketiga cetakan
Kelima,Yayaan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1999
2. Wiknjosastro H. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, edisi pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3. Aghamohammadi A and Noortarijor M., 2011, Maternal Age as a Risk Factor for
Pregnancy Out Comes: Maternal, Foetal and Neonatal Complication: 2011 African
Journal of Pharmacy and Pharmacology, Vol. 5(2), pp. 264269, February2011, Available
online http://www.accademicjournal.org/ajpp.

4. Allen H., , 2007, Anemia and Irron deficiency : Efect on pregnancy out come 2000
American Journal of clinical Nutritions.ol 71, No 5.1280S.1284s.Mei 2000, Available
from; http ://www.ajcn.org/content/71/5/1280S.full

5. Depkes RI, 2003, Program Penanggulangan gizi pada wanita Usia Subur (WUS)
Direktorat Gizi Masyarakat & Binkesmas , Jakarta ;Depkes RI

6. Depkes RI., 2007. Prioritas pada Angka Kematian Ibu dan Bayi, http:/www.tenaga-
kesehatan.or.id/publikasi.

7. Depkes RI., 2009. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, Jakarta : Depkes RI

8. Ani, L., S.,I. M. Bakta, Suryadi INT.,Bagiada Agus IN.,, 2007 Pengaruh Pemberian Tablet
Besi Terhadap Kadar Feritin Serum Dan Haemoglobin Pada Wanita Pra Hamil Dengan
Anemia Defisinsi Besi Derajat Ringan Di Bali, 2007 journal.unud.ac.id.

9. http://promkes.kemkes.go.id/phbs

Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Hari Hipertensi Dunia
2019 : “Know Your Number, Kendalikan Tekanan Darahmu dengan CERDIK”
diakses pada 20 Desember 2019

Loscalzo, Joseph. 2015. Harrison Kardiologi dan Pembuluh Darah Ed. 2. Jakarta : EGC

P2PTM. 2018. Kendalikan Hipertensi dengan PATUH. Diakses pada 10 Januari 2020

____________ Faktor Risiko Hipertensi. Diakses pada 21 Januari 2020


____________ Terapkan Perilaku CERDIK untuk Hidup Sehat. Diakses pada 21 Januari
2020
P2PTM. 2019. Cegah Hipertensi dengan CERDIK. Diakses pada 10 Januari 2020

Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika

Smeltzer. Susan C, 2013. Keperawatan Medikal – Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 12.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai