Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


DI SDN SEROJA

Dosen pembimbing : Wahyudin Rajab, S.KM, M.Epid


Disusun Oleh,
Atika Surya Winata Rizh Tania
Caroline Lystia Rut W Putri Dyah Patni
Celly Trianovita Tiara Anggraini
Dzurriattinna Q.A.S Ummi Jamiatus S
Ristianti Agustin Tiara Anggraini
Rivani Hasan

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat


Sub pokok bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah
Sasaran : Siswa Siswi SDN Seroja
Waktu : 60 menit
Hari, Tanggal : Jumat, 01 Maret 2019
Tempat : SDN Seroja Desa Pengasinan, Gunung Sindur

A. Latar Belakang
Anak adalah pribadi yang unik. Ia bukanlah seorang dewasa yang
bertubuhkecil. Namun ia adalah sosok pribadi yang berada dalam masa
pertumbuhan, baik secara fisik, mental dan intelektual. Sehat merupakan
sebuah hasil yangmemerlukan proses atau usaha. Memahami arti pentingnya
kesehatan diri harusdimulai sejak dini, agar hasil itu bisa dirasakan di
kemudian hari. Pendidikankesehatan harus diajarkan sejak dini pada anak,
karena anak sehat menjadicerminan keluarga yang juga sehat.
Dalam memberikan Pendidikan kesehatan pada anak, seringkali orang
tua dan guru hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Padahal, ini tidak
hanyamembahas pada fisik tubuh, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan
mental,perubahan sikap, perubahan kebiasaan dan perubahan cara pandang.
Pencegahan dan penyadaran harus menjadi prioritas utama. Kita
sebaiknyamengatakan pada anak-anak tentang cara mencegah dan melindungi
diri dari sakit.Kita perlu mengajarkan hal-hal yang kecil dan sederhana yang
dapat merekalakukan sendiri tentang kesehatan.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan kader dapat memahami
tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di dalam lingkungan
rumah tangga dan terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti pembelajaran phbs, diharapkan kdapat:
a. Memahami tujuan program PHBS
b. Menjadikan kader sebagai rolemodel bagi masyarakat dalam melakukan
PHBS.
c. Kader bisa menggunakan formulir penilaian PHBS.
d. Memberdayakan keluarga agar tau, mau dan mampu melakukan PHBS.
e. Memberdayakan keluarga untuk berperan aktif dalam gerakan kesehatan
di masyarakat.

D. MATERI
1. Pengertian PHBS.
2. Penerapan 10 indikator PHBS.
3. Penilaian keberhasilan PHBS.
4. Pengisian format penilaian PHBS.

E. METODE
Ceramah dan diskusi.

F. MEDIA
1. Brosur

G. SUSUNAN PANITIA
Ketua Pelaksana : Celly Trianovita
Sekretaris : Putri Dyah Patni
Bendahara : Caroline Lystia
Pemateri : Ummi Jamiatus S
: Dzurriyatina
Sie. Konsumsi : Rizh Tania
Sie. Dokumentasi : Tiara Anggraini
Sie. Perlengkapan: Selvi Nur Ariyani

H. STRATEGI PELAKSANAAN
WAKTU ACARA DURASI KEGIATAN PENYULUHAN EVALUASI
14.00 – 14.05 Pembukaan 5 Menit  Mengucapkan salam dan Menjawab salam
terimakasih atas kesediaan
ibu.
 Memperkenalkan diri dan Menyimak
apresiasi
 Menyampaikan pokok Mendengarkan dengan
bahasan dan tujuan seksama
14.05 – 14.35 Penyampaian 30 menit Memberikan materi mengenai : Mendengarkan dan
materi  Pengertian PHBS memperhatikan dengan
 Penerapan 10 indikator PHBS seksama
 Penilaian keberhasilan PHBS
 Cara pengisian format
penilaian
14.35 – 14.50 Diskusi 15 menit Meminta peserta untuk Ibu mengajukan
mengajukan pertanyaan jika pertanyaan
belum jelas
14.50 – 15.00 Penutup 10 menit  Menyimpulkan hasil Aktif bersama
penyuluhan. menyimpulkan hasil
 Memberi saran-saran. penyuluhan dan peserta
 Memberi salam dan meminta menjawab salam
maaf bila ada kesalahan.
 Mengucapkan terimakasih
atas perhatian dan
mengucapkan salam.

I. Evaluasi
Kegiatan penyuluhan yang dilakukan dengan cara seminar yang dimulai
sejak pukul 09:00 WIB kepada siswa kelas V dan Kelas VI baik perempuan
dan laki-laki. Proses penyuluhan ini berjalan dengan baik dan lancar. Para
peserta datang atau berada ditempat pada waktu yang telah ditentukan. Proses
penyuluhan diawali dengan persiapan materi dan alat penyuluhan seperti
brosur. Lalu dilanjutkan dengan proses pemaparan materi oleh pembawa
materi. Materi yang disampaikan terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Sesi selanjutnya yaitu, proses tanya jawab antara pemateri dan
peserta. Peserta secara seksama mendengarkan penyaji menjelaskan materi
yang disampaikan dengan baik. Partisipasi remaja saat penyuluhan sangat
baik, sehingga membuat penyuluhan berjalan secara dua arah. Feedback dari
penyuluhan ini adalah peserta mampu menjawab beberapa pertanyaan yang
diberikan oleh pemateri. Proses penyuluhan berjalan selama 30 menit, mulai
dari pemaparan materi hingga proses tanya jawab dua materi yang diberikan.

Kepala Sekolah Pembimbing Institusi

....................... Wahyudin Rajab, S.KM, M.Epid.


NIP. ............................. NIP. 196806131995031004
Lampiran Materi SAP

1. Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatankegiatan kesehatan dimasyarakat (Departemen Pekerjaan Umum,
2007: 112)
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes, 2006)
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana
(Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011).
Jadi Program Perilaku Hidup Sehat (PHBS) Adalah Semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sendiri untuk menolong diri sendiri, keluarga dan
masyarakat untuk menjaga, melindungi dan meningkatkan kesehatan dengan
caraatau metode dan pendekatan yang berbeda-beda
2. Indikator PHBS
Indikator Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang
dijalankan telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang
diharapkan. Dengan demikian indikator merupakan suatu alat ukur untuk
menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang
menjadi pokok perhatian.
a. Persyaratan Indikator Indikator harus memenuhi persyaratan antara lain :
1) Sahih (solid), dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya dapat diukur
oleh indikator tersebut.
2) Obyektif, harus memberikan hasil yang sama, walaupun dipakai oleh
orang yang berbeda dan pada waktu yang berbeda.
3) Sensitif, dapat mengukur perubahan sekecil apapun.
4) Spesifik, dapat mengukur perubahan situasi dimaksud.
b. Sifat Indikator
1) Tunggal (indikator tunggal) yang isinya terdiri dari satu indikator.
Misal : Angka Kematian Bayi (AKB).
2) Jamak (indikator komposit). yang merupakan gabungan dari
beberapa indikator. Misal : Indek Mutu Hidup (IMH) yang
merupakan gabungan dari 3 indikator. yaitu melek huruf, Angka
Kematian Bayi (AKB) dan angka harapan hidup anak usia 1 tahun.
c. Jenis-jenis indicator
Jenis indikator ada 3, yaitu indikator input, indikator proses dan
indikator output/outcome. Apabila diuraikan sebagai berikut :
1) Indikator Input Yaitu indikator yang berkaitan dengan penunjang
pelaksanaan program dan turut menentukan keberhasilan program.
Seperti : tersedia air bersih, tersedia jamban yang bersih, tersedia
tempat sampah,dll.
2) Indikator Proses Yaitu indikator yang menggambarkan bagaimana
proses kegiatan/program berjalan atau tidak. Seperti: terpelihara
tempat penampungan air, tersedia alat pembersih jamban, digunakan
dan dipeliharanya tempat sampah dan lain-lain.
3) Indikator output/outcome Yaitu indikator yang menggambarkan
bagaimana hasil output suatu program kegiatan telah berjalan atau
tidak. Seperti : Digunakannya air bersih, digunakannya jamban, di
halaman dan di dalam ruangan dalam keadaan bersih dan lain-lain.

Ukuran-ukuran yang sering digunakan sebagai indikator adalah angka


absolut, rasio, proporsi, angka/tingkat. Yang perlu diingat suatu indikator
tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan, tetapi kadang-kadang
hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang keadaan keseluruhan tersebut
sebagai suatu pendugaan (proxy).
Mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan berdasarkan
area / wilayah:
a. Indikator Nasional Ditetapkan 3 indikator, yaitu:
1) Persentase penduduk tidak merokok.
2) Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.
3) Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga.

Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebut berdasarkan issue global


dan regional (Mega Country Health Promotion Network. Healthy Asean
Life Styles), seperti merokok telah menjadi issue global, karena selain
mengakibatkan penyakit seperti jantung, kanker paru-paru juga disinyalir
menjadi entry point untuk narkoba. Pola makan yang buruk akan
berakibat buruk pada semua golongan umur, bila terjadi pada usia balita
akan menjadikan generasi yang lemah/generasi yang hilang dikemudian
hari. Demikian juga bila terjadi pada ibu hamil akan melahirkan bayi
yang kurang sehat, bagi usia produktif akan mengakibatkan produktifitas
menurun. Kurang aktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan
metabolisme tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan
menyebabkan berbagai penyakit, seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain.

b. Indikator Lokal Spesifik


Indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik dan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masing-masing Unit Pelaksana teknis Daerah
(UPTD) maka telah dikembangkan menjadi 10 indikator yang dapat
digunakan untuk rnengukur perilaku sehat yaitu sebagai berikut:

PHBS TATANAN RUMAH TANGGA

NO. INDIKATOR PERNYATAAN YA TIDAK


INDIKATOR
KIA dan GIZI 1. 3Persalinan Pertolongan persalinan oleh
oleh
1 Nakes tenaga kesehatan (bidan,
dokter) dan bagi rumah tangga
1
yang tidak/ belum pernah
1 hamil mengerti harus diperiksa
oleh tenaga kesehatan.
ASI Bayi memperoleh ASI
Eksklusif eksklusif sejak usia 0-6 bulan
tanpa makanan tambahan lain
dan bagi rumah tangga yang
tidak punya bayi mengerti
tentang ASI eksklusif
Penimbang Balita ditimbangkan secara
an Balita teratur bagi rumah tangga yang
tidak punya balita mengerti
tentang penimbangan balita
(posyandu)
Makan Anggota rumah tangga makan
buah dan buah dan sayur setiap hari
sayur
Air Bersih Menggunakan air bersih untuk
KESEHATAN
keperlukan sehari-hari
LINGKU-
Jamban Menggunakan Jamban Pribadi
NGAN
Sehat dan terjaga kebersihannya
Aktifitas Melakukan olahraga/aktifitas
Fisik fisik setiap hari (bersepeda,
berjalan kaki, mencangkul,
menyapu, dan kegiatan rumah
tangga lainnya).
Tidak Anggota rumah tangga tidak
GAYA HIDUP
merokok ada yang merokok atau tidak
merokok di dalam rumah,
rumah bebas dari asap rokok.
Cuci Mencuci tangan pakai sabun
Tangan sebelum makan dan sesudah
BAB.
PSN Melakukan PSN
(Pemberantasan Sarang
Nyamuk) dengan gerakan 3M
(Menguras, Menutup, dan
Mengubur) minimal seminggu
sekali.

Keterangan: Apabila jawaban “YA” nilainya =1 (satu)


Apabila jawaban “TIDAK” nilainya= 0
Pendataan dilakukan tiap RUMAH bukan tiap Kepala Keluarga
(KK)
Dari hasil penilaian indikator tersebut, dapat ditentukan kriteria PHBS tatanan
Rumah Tangga, yaitu :
1. Sehat Pratama = 0-3
2. Sehat Madya = 4-6
3. Sehat Utama = 7-9
4. Sehat Paripurna = 10
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan esensi dan hak asasi
manusia untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terkait hal
tersebut, kualitas manusia secara komprehensif diukur berdasarkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan indikator gabungan dari segi
ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Indikator derajat kesehatan masyarakat
diukur dari Umur Harapan Hidup (UHH) yang terkait erat dengan angka
kematian ibu, angka kematian bayi, dan status gizi bayi dan balita.
DOKUMENTASI
Daftar Hadir Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Penyuluhan Personal Hygiene Pada Remaja Putri Dan Putra

No. Nama Mahasiswa No Telephone TTD


1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.
Daftar Hadir Remaja yang Mengikuti Penyuluhan
Personal Hygiene di SDN Seroja

No. Nama Pasien No. Telephone TTD


1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.
Daftar Hadir Guru yang Mengikuti Penyuluhan
Personal Hygiene di SDN Seroja

No. Nama Pasien No. Telephone TTD


1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.
Daftar Hadir Dosen
Penyuluhan Personal Hygiene Pada Remaja Putri Dan Putra
Di SDN Seroja

No. Nama Paraf


1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Anda mungkin juga menyukai