Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun maksud dan tujuan makalah
ini dibuat adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Komunikasi Dalam
Praktik Kebidanan dengan materi “Komunikasi Interpersonal dan Konsep”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nina Primasari, M.Keb


selaku dosen pembimbing Komunikasi Dalam Praktik Kebidanan atas kesempatan
untuk mengerjakan tugas ini dan telah memberikan arahan serta saran kepada
kami. Tidak lupa juga kepada seluruh pihak yang telah memberikan motivasi serta
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna sebagaimana
peribahasa mengatakan tak ada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanya
milik Allah SWT. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran sebagai
pembelajaran bagi kita semua. Serta sebagai perbaikan untuk masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat diterima dan dipahami, serta bermanfaat bagi
seluruh pembaca. Terima kasih.

Jakarta, Februari 2016

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN MATERI................................................................................................3
2.1 Pengertian KIP/K.....................................................................................................3
2.1 Faktor Individual......................................................................................................5
2.3 Faktor situasional pada komunikasi interpersonal....................................................6
2.4 Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Yang Harus Dimiliki Oleh Bidan Sebagai
Konselor.........................................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia,


terutama berkaitan dengan kondisi alamiahnya sebagai makhluk sosial. Sebagai
makhluk sosial manusia selamanya akan menjalani kehidupannya sebagai
individu di dalam satu kelompok sosial. Di dalam kelompok sosial itulah manusia
akan saling berinteraksi, membangun relasi, dan juga melakukan transaksi sosial.
Hal tersebut secara keseluruhan membutuhkan komunikasi sebagai media.
Menurut Laswell, “Komunikasi dapat diartikan sebagai siapa menyampaikan apa
kepada siapa dengan cara apa dan dengan efek apa”. Dari pengertian tersebut, kita
dapat menyimpulkan bahwa komunikasi terdiri atas pesan, pengirim, penerima,
media, dan efek yang ditimbulkan

Terdapat beberapa tingkatan komunikasi, salah satunya adalah komunikasi


interpersonal. Komunikasi ini dapat diartikan sebagai komunikasi antar dua orang
atau lebih. Dalam prakteknya, pelaksanaan komunikasi interpersonal ini
merupakan komunikasi yang paling massive kita temukan mulai dari antar
keluarga, kerabat, rekan kerja, dokter dan pasien, dan sebagainya. Komunikasi
antarpersonal menjadi motor bagi seluruh aktivitas tersebut.

Dalam bidang kesehatatan, komunikasi interpersonal tentunya sangat


diperlukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan. Komunikasi interpersonal
yang dimaksud adalah komunikasi antar pasien dan petugas medis (dokter,
perawat, atau farmasis). Sedangkan peningkatan kualitas kesehatan dapat
diimplementasikan pada kepuasaan dan kebahagian pasien atas pelayanan yang
diberikan oleh petugas medis. 

Demi mencapai tujuan peningkatan kualitas tersebut, maka seorang


petugas medis harus memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang

1
mempuni, baik secara verbal maupun non verbal. Hal ini tentu harus disesuaikan
dengan beberapa faktor budaya yang melatarbelakangi pasien tersebut Seorang
petugas medis harus mampu menata komunikasi interpersonal sehingga seorang
pasien bisa merasa nyaman, aman dan tenang, baik dalam kondisi baik maupun
kondisi buruk.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud pengertian komunikasi interpersonal dan konseling
2. Apa saja faktor penghambat KIP/K
3. Apa faktor individual dari KIP/K
4. Apa faktor yang berkaitan KIP/K
5. Apa faktor situsional dalam KIP/K
6. Bagaimana melakukan percakapan seperti pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dimiliki bidan sebagai konselor

1.3 Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dari makalad
ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi interpersonal dan
konseling
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mengahambat KIP/K
3. Mengetahui faktor individual
4. Mengetahui faktor yang berkaitan KIP/K
5. Mengetetahui faktor situsional
6. Mengajarkan kompetensi dalam melakukan percakapan seperti
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki bidan
sebagai konselor

2
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1 Pengertian KIP/K


Pengertian komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua
atau beberapa orang, dimana penerima pesan dapat menerima dan menanggapi
secara lengkap pula. Kebanyakan komunikasi interpersonal berbentuk verbal
disertai ungkapan ungkapan nonverbal dan dilakukan secara lisan. Cara tertulis
diambil sejauh diperlukan, misalnya dalam bentuk memo, surat atau catatan.
Komunikasi interpersonal dengan masing masing orang berbeda tingkat
kedalaman komunikasinya, tingkat intensifnya, dan tingkat ektensifnya.
Komunikasi interpersonal antara dua orang kenalan tentu berbedadari komunikasi
interpesonal antar sahabat atau pacar. Berkat komunikasi itu mereka yang terlibat
dapat semakin mengenal. Karena itu juga komunikasi dapat semakin mendalam
sifatnya. Berkat komunikasi interpersonal seorang kenalan bisa menjadi sahabat.
Komunikasi interprsonal merupakan kegiatan yang dinamis. Dengan tetap
memperhatikan kedinamisannya, komunikasi interpersonal mempunyai ciri-ciri
yang tetap sebagai berikut.

1. Peserta komunikasi berada dalam jarak dekat.


Komunikasi interpersonal merupakan metode antarindividu dengan
jarang yang dekat baik jarak dekat fisik maupun psikologi. Maksud
jarak dekat fisik yaitu palaku komunikasi yang saling tatap muka dan
berdekatan sedangkan dekat psikologi adalah menujukan keintiman
hubungan antara individu.
2. Suasana nonformal
Komikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana
nonformal. Dengan demikian jika komunikasi itu terjadi antar pejabat
disebuah instansi, maka para pelaku komunikasi itu tidak secara kku
dalam berpegangan pada hierarki jabatan dan prosedur birokrasi,

3
namun lebih memilih pendekatan secara individu yang bersifat
pertemanan.
3. Arus pesan dua arah
Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan penerima
dalam posisi yang sejajar , sehingga memicu terjadinya pola
penyebaran pesan mengikuti arus dua arah. Artinya komunikator dan
komunikan dapat berganti per secara cepat.

Komunikasi interpersonal adalah verbal dan non verbal. Komunikasi


interpersonal adalah komunikasi yng pesannya dikemas dalam bentuk verbal atau
nonverbal. Dalam komunikasi itu, seperti pada komunikasi pada umumnya, selalu
mencakup dua unsur pokok : isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan atau
dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal. Untuk efektifnya, kedua unsur
itu sebbaiknya diperhatkan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi,
kondisi, dan keadaan penerima pesannya.

Istilah konseling telah digunakan luas sebagai kegiatan yang dipikirkan


untuk membantu seseorang menyelesaikan masalah. Kata konseling mencakup
bekerja dengan banyak orang dan hubungan yang mungkin saja bersifat
pengembangan diri, dukungan terhadap krisis, bimbingan atau pemecahan
masalahah. Tugas konseling adalah memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengeksplorasi, menemukan dan menjelaskan cara hidup lebih memuaskan dan
cerdas dalam menghdapi sesuatu. Pengertian yang sederhana untuk konseling
adalah sebagai suatu proses pembelajaran yang seseorang itu belajar tentang
dirinya serta tentang hubungan dalam dirinya lalu menentukan tingkah laku yang
dapat memajukan perkembangan pribadinya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa konseling ialah hubungan antara seorang konselor yang terlatih dengan
seorang klien atau lebih bertujuan untuk membantu klien memahami ruang
hidupnya, serta mempelajari untuk membuat keputusan sendiri melalui pilihan
pilihan yang bermakna dan yang berasaskan informasi dan melalui penyelesaian
masalah-masalah yang berbentuk emosi dan masalah pribadi.

4
Suatu komunikasi interpersonal belum tentu suatu konseling tetapi
konseling selalu merupakan komunikasi interpersonal. Orang yang memberi
bantuan  dalam koseling disebut konselor. Sedangkan orang yang diberi konseling
disebut konseli. Dalam kebidanan konseli disebut juga Klien dalam konseling
hubungan atau pertalian antara konselor dengan klien memegang peranan yang
penting bagi keberhasilan konseling, dan ini berbeda dengan hubungan pada
situasi lain.

2.1 Faktor Individual


Komunikasi interpersonal atau konseling dilakukan oleh orang secara pribadi.
Pribadi inilah yang menjadi sumber pesan dan umpan balik. Dari kepribadian
tersebut adahal yang dapat mempengaruhi kualitas komunikasi interpersonal yaitu
sikap terhadap orang lain yang kita ajak komunikasi dan sikap terhadap diri
sendiri. Selain sikap ada faktor fisik yang bisa menyebabkan suatu komunikasi
interpersonal/konseling yang efektif tidak tercapai. Faktor-faktor tersebut
meliputi: 

Faktor individual yang mempengaruhi faktor fisik sangat mempengaruhi


kelancaran komunikasi atau konseling.  Faktor tersebut meliputi kepekaan panca
indera (kemampuan melihat, mendengar) usia, gender, dll. Faktor ini sangat
penting karena yang telah kita ketahui penurunan kepekaan pada organ-organ
pendengar, pengligatan dll akan mempengaruhi kelancaran komunikasi, misalkan
pendengaran yang terganggu maka proses kelancaran komunikasi juga akan
terganggu, penglihatan yang kabur bahkan tidak bisa melihat menyulitkan untuk
bisa melakukan kontak mata dan melakukan komunikasi yang sesuai aturan.
Selain itu sudut pandang yang berbeda antara konselor dan konseli bisa juga
menghambat proses KOP/konseling karena akan sulit menemukan titik temu antar
keduanya. 
Faktor sosial ternyata bisa juga mempengaruhi proses KIP/konseling. Faktor
sosial itu meliputi:

1. Sejarah keluarga dan relasi, sejarah keluarga atau relasi akan


mempermudah proses konseling yang baik begitu juga sebaliknya.

5
2. Jaringan sosial, orang yang punya wawasan dan pergaulan yang luas akan
lebih mudah untuk melakukan komunikasi interpersonal dibandingkan dengan
orang yang jarang berkomunikasi.

3. Peran dalam masyarakat, status sosial, peran sosial. Orang yang punya
status sosial dan peranan yang tinggi di masyarakat akan disegani dan nasehat
yang mereka berikan biasanya akan dituruti oleh masyarakat setempat.
Kadang-kadang sebagai petugas kesehatan akan menjadi canggung apabila
harus memberikan konseling kepada orang yang punya peran atau status sosial
yang tinggi di masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan hambatan untuk
memberikan konseling. Faktor yang tak kalah pentingnya adalah bahasa.
Ketidakmampuan menangkap bahasa daerah setempat akan sangat
menghambat komunikasi karena menulitkan untuk menangkap dan mengerti
pesan yang disampaikan, sehingga pesan dari komunikator ke komunikan
tidak sampai. 

2.3 Faktor situasional pada komunikasi interpersonal


a. Deskripsi Verbal
Deskripsi verbal merupakan penjelasan dari suatu sifat yang diakui
dengan sifat sifat yang lainnya, baik sifat yang baik terlebih dahulu
maupun sifat yang tidak baik terlebih dahulu
b. Petunjuk proksemik
Petunjuk proksemik adalah persepsi yang didasarkan oleh adanya
jarak-jarak tertentu dalam proses komunikasi antara induvidu dengan
induvidu lainnya.
c. Petunuk kinesik
Petunjuk kinesik adalah persepsi yang didasarkan kepada gerakan
orang lain yang ditunjukkan kepada seseorang
d. Petunjuk Wajah
Diantara berbagai petunjuk non verbal, petunjuk wajah adalah persepsi
yang didasarkan kepada ekspresi wajah untuk mengenali perasaan
orang

6
e. Petunjuk paralinguistic
Petunjuk paralingustik yang meliputi tinggi-rendahnya suara, tempo
bicara, gaya verbal (dialek), dan interaksi (perilaku ketika melakukan
komunikasi atau obrolan), ialah cara orang menucapkan lambing-
lambang verbal
f. Petunjuk Artifaktual
Petunjuk artifaktuan adalah persepsi yang meliputi segala macam yang
terlihat oleh indera yang meliputi penampilan (appearance) sejak
potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, pangkat, dan atribut-
atribut lainnya.

2.4 Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Yang Harus Dimiliki Oleh Bidan
Sebagai Konselor
Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator maupun konselor
dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu : Aspek Kognitif, Psikomotorik, dan Afektif.
Pengetahuan (Kognitif)
Meliputi pengetahuan tentang :
a. Kesehatan

b. Ilmu kebidanan dan kandungan

c. Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca persalinan


dan upaya pencegahan serta penatalaksanaanya.

d. Keyakinan akan adat isitiadat, norma tertentu

e. Alat / metode kontrasepsi

f. Hubungan antar manusia

g. Komunikasi interpersonal dan konseling

h. Psikologi dan sebagainya

Ketrampilan (Psikomotorik) Harus terampil dalam :


a. Membantu proses persalinan dan berbagai masalah kesehatan

b. Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien

c. Melakukan komunikasi interpersonal dan konseling

7
d. Menggunakan alat bantu visual untuk membantu pemberian informasi kepada
klien

e. Mengatasi situasi genting yang dihadapi klien

f. Membuat keputusan

g. Dan sebagainya

Sikap (Afektif)
a. Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain

b. Bersikap ramah, sopan , dan santun

c. Menerima klien apa adanya

d. Berempati terhadap klien

e. Membantu dengan tulus

f. Terbuka terhadap pendapat orang lain

Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain


dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui
pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien. Tujuan
konseling membantu klien agar mampu memecahkan masalah. Tiga ketrampilan
yang harus dimiliki konselor adalah Ketrampilan observasi, ketrampilan
mendengar aktif dan ketrampilan bertanya.

a) Ketrampilan Observasi
Hal – hal yang ada dalam keterampilan observasi yaitu : “ Apa yang
diobservasi/diamati ? “

Tingkah laku non verbal klien


Cara menatap, bahasa tubuh, kualitas suara, merupakan indicator penting yang
mengungkapkan apa yang sedang terjadi pada klien.
Tingkah laku verbal klien
Kapan klien beralih topic, apa saja kata-kata kunci, penjelasan-penjelasan yang
disampaikan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

8
Kesenjangan tingkah laku verbal dan non verbal
Seorang bidan yang tajam pengamatannya akan memperhatikan bahwa ada
beberapa konflik/ketidaksesuaian antara tingkah laku verbal dan non verbal,
antara dua buah pernyataan, antara apa yang diucapkan dan apa yang dikerjakan.
Dalam mengobservasi sesuatu ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan :
 Pengamatan Obyektif
Adalah berbagai tingkah laku yang kita lihat dan dengar.

Misalkan : jalan mondar-mandir, tangan dikepal, dsbnya.


 Interpretasi/pena

Adalah kesan yang kita berikan terhadap apa yang kita lihat (amati) dan kita
dengar.

b) Ketrampilan Mendengar Aktif


Terdapat empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan sesuai dengan situasi
yang dihadapi, yaitu :
 Mendengar Pasif (Diam)
Dilakukan antara lain bila klien sedang menceritakan masalahnya : berbicara
tanpa henti, menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau sedih. Selain itu
bila berhenti sejenak, konselor dapat mendengar pasif untuk memberi kesempatan
menenangkan diri.

 Memberi tanda perhatian verbal dan non verbal


Seperti : Hmm, yaa, lalu, oh begitu, terus….. atau sesekali mengangguk.
Dilakukan antara lain sewaktu klien berbicara panjang tentang peristiwa yang
terjadi pada dirinya.
 Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi
Dilakukan bila konselor ingin mendalami apa yang diucapkan/diceritakan klien.
Misalnya :“ Bagaimana hubungan ibu dengan saudara-saudara suami ?”
 Mendengar Aktif
“ Apakah maksud ibu dengan perbuatan tidak layak itu?’

9
Yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan
klien.
- Refleksi Isi atau Parahasing
Adalah menyatakan kembali ucapan klien dengan menggunakan kata-kata lain,
memberi masukan kepada klien tentang inti ucapan yang baru dikatakan klien
dengan cara meringkas dan memperjelas ucapan klien.
- Refleksi Perasaan
Adalah mengungkapkan perasaan klien yang teramati oleh konselor dari intonasi
suara, raut wajah dan bahasa tubuh klien maupun dari hal-hal yang tersirat dari
kata-kata verbal klien.
c). Ketrampilan Bertanya
Semua jenis pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi pertanyaan tertutup dan
terbuka.
ō Pertanyaan Tertutup
 Menghasilkan jawaban “ ya “ atau “ tidak “ yang berguna untuk
mengumpulkan informasi yang faktual.

 Menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan proses


pengambilan keputusan

Bidan mengontrol jalannya percakapan, klien hanya memberikan informasi yang


bersangkutan dengan pertanyaan saja.
ō Pertanyaan Terbuka
 Jenis pertanyaan biasanya memakai kata tanya “ bagaimana “ atau “apa “

 Memberi kebebasan atau kesempatan kepada klien dalam menjawab yang


memungkinkan partisipasi aktif dalam percakapan.

 Merupakan cara yang efektif untuk menggali informasi dengan

 menggunakan intonasi suara yang menunjukkan minat dan perhatian.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suatu komunikasi interpersonal belum tentu suatu konseling tetapi
konseling selalu merupakan komunikasi interpersonal. Orang yang memberi
bantuan  dalam koseling disebut konselor. Sedangkan orang yang diberi konseling
disebut konseli. Dalam kebidanan konseli disebut juga Klien dalam konseling
hubungan atau pertalian antara konselor dengan klien memegang peranan yang
penting bagi keberhasilan konseling, dan ini berbeda dengan hubungan pada
situasi lain.
Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator maupun
konselor dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu : Aspek Kognitif, Psikomotorik, dan
Afektif. Bidan mengontrol jalannya percakapan, klien hanya memberikan
informasi yang bersangkutan dengan pertanyaan saja.

3.2 Saran
Sebagai bidan kita diharapkan untuk kedepan nya sebgai seorang konselor
yang meberikan solusi dari permasalahan klien dan perlu di pelajari dengan
sungguh-sungguh mengenai komunikasi dalam praktik kebidanan karena
pelajaran inilah yang membuat kita sebagai bidan dapat berkomunikasi baik
dengan klien serta mengetahui permasalahan yang di hadapi oleh klien.

11
DAFTAR PUSTAKA

 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30984/3/Chapter
%20II.pdf
 http://www.artikelkebidanan.com/artikel/karakteristik-bidan-sebagai-
konselor.html
 agus m.hardjana buku komunikasi interpersonal dan intrapersonal
 Drs. Abu Bakar M.Luddin, M,Pd. Ph.D DASAR2 KONSELING
 Liliweri, A. Dasar – Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2001

12

Anda mungkin juga menyukai