Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GIZI SEIMBANG PADA LANSIA

OLEH :
Revia Novemi S. Kep
NIM.22131360

PRODI SI KEPERAWATAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
PROFESI / NERS
2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Latar Belakang
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang dialami
(Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 1999). Proses menua merupakan proses yang
terus menerus (berkelanjutan) secara alamiah, dimulai sejak lahir dan dialami oleh semua
manusia.
Berdasarkan survei disetiap bulan posyandu lansia dan prolanis diwilayah toboh
gadang barat banyak diantara lansia tidak paham tentang kebutuhan gizi seimbang utuk
dirinya sendiri dan kebiasaan pola makan yang tinggi lemak dan kurang makan buah dan
sayur dan banyak keluhan lansia yang tidak terpenuhi kebutuhan gizi nya yang sesuai
dengan penyakitnya.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penyuluh merasa tertarik untuk memberikan
informasi tentang gizi seimbang pada lansia di posyandu lansia di wilayah nagari toboh
gadang barat, Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
lansia dalam memelihara kesehatannya sesuai dengan kemampuan fisik, kognitif dan
psikologis yang dimilikinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan maka diharapkan peserta penyuluhan
mampu memahami tentang gizi seimbang pada lansia
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta
penyuluhan mampu :
 Keluarga dan lansia dapat mengetahui definisi gizi
 Keluarga dan lansia kebutuhan gizi pada lansia.
 Keluarga dan lansia dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan gizi pada lansia.
 Keluarga dan lansia dapat mengetahui menu sehat bagi lansia.
 Keluarga dan lansia dapat mengetahui pedoman untuk memilih bahan makanan
yang sehat.
 Keluarga dan lansia dapat memahami cara mengolah makanan.
 Keluarga dan lansia dapat memahami cara menghidangkan makanan.
 Keluarga dan lansia dapat mengetahui cara pemantauan status gizi

C. Pokok Bahasan
Gizi seimbang pada lansia

D. Sub Pokok Bahasan


1. Definisi
2. Kebutuhan gizi Pada Lansia
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia
4. Menu Sehat Bagi Lansia
5. Pedoman untuk memilih bahan makanan yang sehat
6. Cara mengolah makanan
7. Cara menghidangkan makanan
8. Pemantauan Status Nutrisi
E. Metode
a. Tanya jawab/diskusi
b. Ceramah

F. Sasaran : Lansia di Posyandu Lansia Toboh Gadang Barat


G. Tempat : Pustu Bides Kartika KS
H. Hari / tgl : Jumat, 17 Februari 2023
I. Jumlah yang hadir : sebanyak 31 orang dengan absen terlampir

B. Media Belajar
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah lembar balik.

C. Langkah-langkah Kegiatan
No. Waktu Kegitan Penyuluh Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan :
 Salam dan  Menyambut salam
memperkenalkan
diri
 Melakukan kontrak
waktu  Mendengarkan

 Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
 Persepsi dengan
memberi pertanyaan
awal tentang gizi
 Menjelaskan
manfaat dari
penyuluhan
2. 30 menit Pelaksanaan :
 Menyampaikan
 Mendengarkan
definisinutrisi
dan
 Kebutuhan Nutrisi
memperhatikan
Pada Lansia
 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Kebutuhan Gizi
Pada Lansia
 Menu Sehat Bagi
Lansia
 Pedoman untuk
memilih bahan
makanan yang sehat
 Cara mengolah
makanan
 Cara
menghidangkan
makanan
 Pemantauan Status
Nutrisi
31 10 menit Penutup :
 Menanyakan  Peserta menjawab
pertanyaan/kuis pertanyaan
mengenai materi
yang telah
diberikan.
 Menyampaikan
simpulan dan uraian  Mendengarkan
materi yang telah dan membalas
diberikan salam
 Mengucapkan
salam penutup

J. Pengorganisasian
Penanggung Jawab: Revia Novemi S.Kep,
I. Uraian Tugas
a. Moderator
- Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
- Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
- Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien
- Menyampaikan kontrak waktu
- Merangkum semua audien sesuai kontrak
- Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
- Menganalisis penyajian
b. Penyaji
- Bertangung jawab memberikan penyuluhan
- Memahami topik penyuluhan
- Meexplore pengetahuan audien tentang batuk efektif
- Menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik batuk efektif dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh audien
- Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien
c. Fasilitator
- Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara.
- Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator jika ada
ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
- Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
- Membagikan leaflet di akhir acara.
d. Observer
- Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
- Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
- Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta penyuluhan hadir 90% dari jumlah sasaran penyuluhan
b. Media dan alat tersedia dan berfungsi dengan baik
c. Tempat penyuluhan memadai dengan jumlah peserta penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan penyuluhan tepat waktu dan sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan
b. Peserta antusias dan termotivasi mengikuti peyuluhan
c. Peserta tidak keluar masuk, tenang dan tertib pada saat penyuluhan
d. Peserta penyuluhan mengikuti penyuluhan sampai selesai dan tidak meninggalkan
ruangan sebelum kegiatan penyuluhan selesai
3. Evaluasi Hasil
Lampiran

1.1 Definisi
Gizi adalah hasil akhir dari semua interaksi antara organisme dan makanan yang
dikonsumsinya.Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang dimakan seseorang dan bagaimana
tubuh menggunakannya. Nutrient adalah zatorganik, zatnonorganik, dan zat yang
memproduksi energy yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh.
Manusia memerlukan nutrient yang penting dalam makanan untuk pertumbuhan dan
mempertahankan semua jaringan tubuh serta fungsi normal dari seluruh proses tubuh.
1.2 Kebutuhan Gizi Pada Lansia
Setiap mahkluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya,
karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan
kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan
baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh
sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena
berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan
untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus,
pernafasan dan ginjal.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar,
yaitu:
1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi,
roti, singkong, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dan lain-lain.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine,
susu dan hasil olahannya.
2. Kelompok zat pembangun
Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik
protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan dan
olahannya.
3. Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral,
seperti buah-buahan dan sayuran.
1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia
1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis,
asin, asam, dan pahit.
3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
6. Penyerapan makanan di usus menurun.
1.4 Menu Sehat Bagi Lansia
1. Perencanaan Makanan untuk Lansia
a. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang
terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.Perlu diperhatikan porsi
makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu
hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
b. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
c. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak
seperti santan, mentega dan lain-lain.
Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Memakan makanan yang mudah dicerna,
menghindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan, bila kesulitan
mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus
lunak/lembek atau dicincang, makan dalam porsi kecil tetapi sering, makanan
selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.
d. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna
pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
e. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah
lemak, bayam, dan sayuran hijau.
f. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang, kurangi makanan yang digoreng.
1.5 Pedoman Untuk Memilih Bahan Makanan Yang Sehat
1. Makanan yang beraneka ragam dan mengandung gizi yang cukup.
2. Makanan yang mudah dikunyah dan dicerna.
3. Protein yang berkualitas seperti susu, telur, daging, danikan.
4. Sumber karbohidrat seperti roti, daging, dan sayur-sayuran berwarna hijau.
5. makanan yang terutama mengandung lemak nabati dikurangi serta kurangi
makanan yang mengandung lemak hewani.
6. Makanan yang mengandung zat besi seperti kacang-kacangan, hati, daging,
bayam, sayuran hijau, dan makanan yang mengandung kalsium seperti ikan
atau sayur-sayuran.
7. Batasi makanan yang diawetkan.
8. Minum air putih 6-8 gelas sehari karena kebutuhan air meningkat serta untuk
memperlancar proses metabolisme. Banyak minum air putih dapat mencegah
terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) serta menurunkan risiko menderita
batu ginjal.
1.6 Cara Mengolah Makanan
1. Bersihkansayuransebelumdimasak.
2. Cuci sayuran dalam keadaan utuh, kemudian potong-potong agar zat gizi yang
terkandung di dalamnya tidak hilang.
3. Rebus sayur sesingkat mungkin.
4. Bahan makanan dimasukkan / dikukus setelah air mendidih.
5. Makanan biasa di tim atau di tumis.
6. Batasi garam dan bumbu penyedap yang merangsang.
7. Pakailah penyedap rasa alamiah seperti bawangputih, kunyit, jahe, dll.
1.7 Cara Menghidangkan Makanan
1. Jenis sayuran yang dihidangkan hendaknya berganti-ganti.
2. Makanan yang dihidangkan secara menarik agar menimbulkan selera makan.
3. Bila menyajikan sayuran mentah, cucilah sampai bersih.
4. Kurangi minum teh, kopi, dan coklat.
5. Hindari minuman yang mengandung alkohol.

1.8 Pemantauan Status Nutrisi


1. Penimbangan Berat Badan
a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai
peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB
lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan
penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat
badan.
b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa :
IMT = BB
TB x TB
BB = BeratBadan (kg)
TB = TinggiBadan (m)
Apabila : IMT 25-27 = kegemukan
IMT >27 = 0besitas
2. Kekurangan kalori protein
Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi, hidup
sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan
gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi
obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang
ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan asupan protein
bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.
3. Kekurangan vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang
atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak
terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, B. (n.d.). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier. Jakarta: EGC.

Maryam, S. (2012). Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,Proses,dan


Praktik, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai