Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gizi Pada Balita


Sasaran : Ibu balita ( orang tua )
Tempat : PAUD Bintang
Hari/Tanggal : -
Waktu : 1 X 30 menit

I. Tujuan Instruksional umum


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan ibu
yang mempunyai balita  akan mampu mengetahui dan    memenuhi
kebutuhan gizi pada balita.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian Gizi
2. Menjelaskan pengertian Status Gizi
3. Menjelaskan pengertian Balita
4. Menyebutkan kandungan zat gizi yang di perlukan pada balita
5. Menyebutkan kegunaan dari zat gizi bagi balita
6. Mengetahui akibat dari gizi yang tidak seimbang

III. Materi
1. Pengertian Gizi
2. Pengertian Status Gizi
3. Pengertian Balita
4. Kandungan zat gizi yang diperlukan oleh balita
5. Manfaat atau kegunaan zat gizi bagi balita
6. Akibat gizi yang tidak seimbang bagi balita

1
IV. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

V. Media
1. Leaflet
2. Laptop

VI. Pengorganisasian
Pembimbing Klinik : Hilmi Yumni, M.Kep, Sp. Mat
Penyaji : Umi haryanti
Moderator : Umi Haryanti
Observer : Catur Febrilianti
Fasilitator : Ahmad Khomarul Umam

Job Description
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab
pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif
dalam diskusi
4. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan,
mengevaluasi jalannya penyuluhan

2. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 menit Pembukaan Mendengarkan
a) membuka kegiatan dengan pembukaan yang
mengucapkan salam disampaikan oleh
b) Memperkenalkan diri moderator.
c) Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan

2
d) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
e) Menyampaikan kontrak waktu
2 15 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan balik
a) Menggali pengetahuan peserta tehadap materi yang
tentang gizi pada balita disampaikan.
b) Menjelaskan tentang pengertian
gizi
c) Menjelaskan tentang pengertian
status gizi
d) Menjelaskan pengertian balita
e) Menjelaskan kandungan zat gizi
yang diperlukan bagi balita
f) Menyebutkan kegunaan zat gizi
bagi balita
g) Menjelaskan akibat gizi tidak
seimbang bagi balita

3 20 menit Tanya jawab Mengajukan pertanyaan


Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya tentang materi
yang kurang dipahami
3 15 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan
Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah diberikan
dan reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab pertanyaan
4 5 menit Penutup Mendengarkan dengan
a) Mempersilahkan fasilitator dari seksama dan menjawab
pembimbing klinik dan salam
pembimbing akademik untuk

3
menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban
pertanyaan peserta yang belum
terjawab.
b) Menjelaskan kesimpulan dari
materi penyuluhan
c) Ucapan terima kasih
d) Salam penutup

3. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di PAUD BINTANG
kec. Krembangan Surabaya. Pengorganisasian penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan
tujuan khusus

4
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
GIZI PADA BALITA

Pengertian Gizi
Beberapa pengertian gizi menurut para ahli yaitu :
a. Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto (1990)
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara  normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
b. Harry Oxorn dan William R. Forte
Gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan
dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh
serta mengolah dan mempertimbangkan agar kita tetap sehat
c. DR. I.K.G. Suandi, SpA
Gizi merupakan bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang
anak, sehingga pemenhhan kebutuhan gizi secara akurat turut menentukan
kualitas tumbuh kembang, sebagai sumber daya manusia dimasa yang akan
datang

Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian gizi adalah
komponen kimia yang terdapat dalam zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh untuk perkembangan dan pertumbuhan.

Pengertian Status Gizi


Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dengan kebutuhan.Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari
variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar
kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990).

5
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir darikeseimbangan
antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya. (Sediaoetama, 2010).
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentukvariabel
tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. (Supariasa,
dkk, 2007)

Pengertian Balita dan Karakteristik Balita


Balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini.
Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan
umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti
orang dewasa.

Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu
sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan
kecerdasannya, faal (kerja alat tubuh semestinya) tubuhnya juga mengalami
perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus
disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan
karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak
usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “ batita “ dan
anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “
prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah
lebih dikenal sebagai konsumen aktif.

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita
diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita
lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang
relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah
makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak
yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah
porsi kecil dengan frekuensi sering.

6
Fungsi Makanan Bagi Balita
1. Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita
sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
a. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat ,
lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan
aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena
itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada
orang dewasa.

b. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik
dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan
jaringan yang aus atau rusak.

c. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh
termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat
yang berperan sebagai zat pengatur:
1. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C )
maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
2. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
3. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

Kebutuhan Zat Gizi ( nutrisi ) pada Balita


1. KARBOHIDRAT
Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap
makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup  sebab
kekurangan sekitar 15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan

7
terjadi kelaparan dan berat badan menurun, apabila jumlah kalori yang
tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat
menyebabkan terjadi peningkatan BB(obesitas).

Jumlah karbohidrat yang cukup dapat diperoleh dari susu, padi-padian,


buah-buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran.

Porsi terbesar dari energi tubuh ( 40- 50 %) kebutuhan kalori berasal


dari karbohidrat ( sumber energi utama). Karbohidrat merupakan
makanan utama yang terjangkau oleh masyarakat. Karbohidrat
disimpan terutama dalam bentuk glikogen dalam jaringan hati dan otot.
Bila energi tidak terdapat dari karbohidrat, maka diambil dari protein
dan lemak.

Karbohidrat didapat dalam bentuk :


a. Monosakarida ( glukosa, fruktosa, galaktosa)
b. Disakarida ( laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)
c. Polisakarida ( tepung, dektrin, glikogen, selulosa)

2. LEMAK
Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar
kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam dan asam
arakidonat.

Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut


dalam lemak yaitu  vitamin A, D, E dan K.

Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh bagi


perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi
melalui kandungan kalori atau anergi yang dimiliki dan peranan asam-
asam lemak tertentu yang terdapat di dalamnya. Bagi bayi, sumber
lemak yang ideal dalam air susu ibu (ASI). Sekitar 50 – 60 Persen

8
energi yang yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak susu,
Selama masa penyapihan , konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai
terlalu rendah dari jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan lemak,
terutama minyak nabati dalam makanan sapihan atau makanan
tambahan bagi bayi dn balita adalah cara efektif untuk memenuhi
kebutuhan energi mereka.

Lemak merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan


aktifitas fisik bagi anak dan balita. Kebutuhan energi ini akan
terpenuhi jika konsumsi lemak/minyak hanya menyumbang 15 persen
atau kurang dari total energi yang dibutuhkan perhari. Sampai umur
dua tahun, lemak yang dikonsumsi oleh anak disamping sebagai
sumber energi, harus dilihat juga dari segi fungsi strukturalnya.

Lemak akan menghasilkan asam-asam lemak dan kolestrol yang


ternyata dibutuhkan untuk membentuk sel-sel membram pada semua
organ. Organ-organ penting seperti retina dan sisitim saraf pusat
terutama disusun oleh lemak. Asam lemak yang dangat dibutuhkan
oleh jaringan tubuh tersebut terutama adalah asam lemak yang
esensial.Asam lemah yang esensial adalah asam lemak yang tidak
dapat dibuat didalam tubuh sehingga harus diperolaeh dari makanan,
terdiri dari asam Linoleat, linulenat dan arakhidonat.

ASI mempunyai komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk


keperluan bayi dan anak-anak sampai dua tahun tersebut. Juga
mengandung faktor-faktor yang menyebabkan lemaknya mudah
dicerna, juga komposisi kimianya membuat ASI mudah dicerna dan
juga memberikan suplai yang seimbang antara asam lemak omega-6
dan omega-3.

9
Bagi bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai
berikut :
 sedapat mungkin bayi diberikan ASI,
 komposisi asam lemak dalam formula makanan bayi harus
disesuaikan dengan jumlah dan proporsi asam lemak yang
terkandung dalam ASI, dan
 selama masa sapihan atau paling sampai bayi umur 2 tahun,
kebutuhan energi yang berasal dari lemak harus sebanyak 30-40
persen dari total energi yang dibutukan per hari, dengan komposisi
asam lemak yang semirip mungkin dengan ASI.

3. PROTEIN
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang
cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan
sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmoyik plasma. Protein
terdiri dari dua puluh empat asam amino, di antaranya sembilan asam
amino esensial (treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan,
fenilalanin, metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino
nonesensial. Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi dapat
memperburuk insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang, dapat
menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk
dapat menyebabkan kwashiorkor (kurang protein) dan marasmus
(kurang protein dan kalori). Komponen zat gizi protein dapat diperoleh
dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis,
dan padi-padian.

10
Kebutuhan protein per hari (per kg BB)
Usia Berat badan normal Tinggi badan Protein
(kg) (cm) (gr)

0-6   bulan 6 60 10
7-12 bulan 8,5 71 18
1-3   tahun 12 90 25
4-6   tahun 18 110 39

4. CAIRAN
a. Air
Air  merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting,mengingat
kebutuhan air pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan, air
bagi tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selluler,
medium untuk pengganti ASI.
b. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam
kelompok mikro, yaitu :
- Kalsium  merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan
struktur tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas saraf,
koagulasi darah, kerja jantung dan produksi susu. Kalsium akan
dieksresikN 70% dalam tinja, 10% dalam urin, sedangkan 15-
25% bertahan dan tergantung dalam keceptan pertumbuhan.
- Klorida sangat berguna dalam pengeluaran tekanan osmotic
serta keseimbangan  asam dan basa. Klorida dapat diperoleh
dari garam, daging, susus dan telur.
- Kromium berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism
dalam insulin. Kromium dapat diperoleh dari ragi.
- Tembaga berguna untuk produksi sel darah merah,
pembentukan hemoglobin, penyerapan besi, dll. Tembaga
dapat diperoleh dari hati, daging, ikan, padi, dan kacang-
kacangan.

11
- Flour merupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan
struktur  gizi dan tulang, sehingga jika kekurangan dapat
menyebabkan karies gigi. Sumber flour terdapat dsalam air,
makanan laut, dan tumbuh-tumbuhan.
- Iodium harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok.
Iodium dapat diperoleh dari garam.
- Zat besi merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur 
hemoglobin untuk pengangkutanCO2 dan O2. Kekurangan zat
besi dapat mengakibatkan anemia dan osteoporosis. Sedangkan
kelebihan dapat mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis.
Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayuran
hijau, padi, dan tumbuhan.
- Magnesium berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme
karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme.
Kekurangan mangnesium menyebabkan hipokalsemia atau
hipokalemia,maknesium dapat diperoleh dari biji-bijian,
kavang-kacangan,daging dan susu.
- Mangan berfungsi dalam aktifitas enzim.mangan dapat
diperoleh kacang-kacanagn padi , biji-bijian, dan sayur-sayuran
hijau.
- Fosfor merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan
gigi.kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan
otot.fosfor dapat diperoleh dari susu,kuning telur,kacang-
kacangan,padi-padian dan lain-lain.
- Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran implus
saraf,keseimbangan cairan,dan pengaturan irama
jantung,kalium dapat diperoleh dari semua makanan.
- Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotic serta
pengaturan keseimbangan asam dan basa,dan
cairan.kekurangan cairan dapat mengakibatkan kram

12
otot,nausea,dehidrasi dan hipotensi.natrium dapat diperoleh
dari garam,susu,telur,tepung dan lain-lain.
- Sulfur merupakan unsure pokok protein seluler yang
membantu proses metabolism jarinagn saraf.sulfur dapat di
peroleh dari makanan protein.
- Seng merupakan unsure pokok dari beberapa enzim karbonik
anhidrase yang penting dalam pertukaran CO2.seng dapat
diperoleh dari daging, padi-padian,kacang-kacangan,dan keju.

5. VITAMIN
Dalam daftar tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak
dicantumkan, akan tetapi Nelson (1969) mengemukakan angka 400 U.I
untuk semua umur.
Gol Ca Fe Vit.A Tiamin Ribo Niasin Vit.C Vit
Umur (g) (g) sebagai (mg) flavin (mg) (mg) D
Karotin (mg) U,I
(mcg)
Bayi 0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 (400)
6-12
bln
Anak 0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30
1-3 0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40
thn 0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50
4-6
thn

Total Energi dan Parenteral nutrisi


Komisi ahli FAO/WHO dalam tahun 1971 mengemukan bahwa
rekruitmen dari kalori harus disesuiakan dengan berat badan selama masa
pertumbuhan.

13
Kebutuhan energy anak diatas 1 tahun
Umur Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)
FAO (1971)            Nelson (1969)
Anak
1 112                           110
1-3 101                           100
4-6 91                              90

Kalori yang diberikan akan digunakan untuk :


 Metabolism basal : bayi membutuhkan 55 kal/kgBB/hari, kemudian
pada usia selnjutnya berkurang dan setelah dewasa menjadi 25-30
kal/kgBB/hari. Metabolism basal meningkat 10% untuk tiap kenaikan
suhu  10C.
 Specific dynamic Action (SDA) ialah kenaikan kalori yang diperlukan
diatas keperluan metabolism basal, yang disebabkan oleh peristiwa
makan dan mencerna makanan. Pada masa bayi rata-rata 7-8% dari
seluruh masukan kalori, sedangkan pada anak kira-kira 5% bila
diberikan makanan biasa.
 Pembuangan ekskreta (sisa yang tidak terpakai): biasanya tidak lebih
dari 10%.
 Aktifitas jasmani : 15-25 kal/kgBB/hari. Pada saat sangat aktif dapat
mencapai 50-80 kal/kgBB untuk waktu yang singkat, misalnya saat
berolahraga (atletik, berenang, dan sebaginya).
 Pertumbuhan merupakan jumlah kalori yang tidak digunakan untuk
keperluan tersebut diatas dan merupakan kalori yang disimpan.

Bergantung pada fase pertumbuhan, pada hari-hari permulaan kira-kira 20-


40 kal/kgBB/hari, kemudian berkurang sehingga pada akhir masa bayi
menjadi 15-25 kal/kgBB/hari. Pada masa remaja kenutuhan kalori untuk
pertumbuhan akan menigkat lagi.

14
Kalori dalam makanan berasal dari nutrient protein, lemak, dan
karbohidrat. Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan
karbohidrat 4 kalori.

Distribusi kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet


(balnced diet) ialah 15% berasal dari protein, 35% dari lemak, dan 50%
dari karbohidrat. Menurut Platt (1961), bila makanan tersebut diukur nilai
gizinya dengan Net Dietary protein calories % atau NDpCals %, maka
sesuatu makanan bernilai cukup (adekuat) sebagai berikut :
 Masa bayi                       : 8,0
 Anak 1-3 tahu                : 7,8
 Anak 4-9 tahun              : 5,9
Kelebihan kalori yang tetap setiap hari sebanyak 500 kalori, dapat
menyebabkan kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita


Begitu banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi balita
diantaranya yaitu :
a. Ketersediaan pangan ditingkat keluarga
Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga,hal ini
sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap
anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat (Depkes RI,
2004 : 19). Jika tidak cukup bias dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga
tidak terpenuhi (Depkes RI, 2002 : 13). Padahal makanan untukanak harus
mengandung kualitas dan kuantitas cukup untuk menghasilkan kesehatan
yang baik.

b. Pola Asuh Keluarga


Pola asuh keluarga adalah pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua
terhadap anak-anaknya. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih
sayang yang akan berdampak pada perkembangan fisik, mental dan
emosional. Pola asuh terhadap anak berpengaruh terhadap timbulnya masalah

15
gizi. Perhatian yang cukup dan pola asuh yang tepat akan memberipengaruh
yang besar dalam memperbaiki status gizi . Anak yang mendapat perhatian
lebih, baik secara fisik maupun emosional misalnya selalu mendapat
senyuman, mendapat respon ketika berceloteh, mendapat ASI dan makanan
yang seimbang maka keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman
sebayanya yang kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.

c. Kesehatan Lingkungan
Masalah gizi timbul tidak hanya kerena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan
asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi.Masalah
kesehatan lingkungan merupakan determinan penting dalam bidang
kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik seperti penyediaanair bersih dan
perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko kejadian penyakit
infeksi. Sebaliknya lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih,
tidak ada saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang
baik dapat menyebabkan penyebaran penyakit.Infeksi dapat menyebabkan
kurangnya nafsu makan menjadi rendah dan akhirnya menyenankan kurang
gizi.

d. Pelayanan Kesehatan Dasar


Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa konseling,
terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada pertumbuhan
anak.Pemanfanan fasilitas kesehatan seperti penimbangan balita, pemberian
suplemen kapsul vitamin A, penanganan diare dengan oralit serta imunisasi.

e. Budaya Keluarga
Budaya berperan dalam sttus gizi masyarakat karena ada beberapa
kepercayaan seperti tabu mengkonsumsi makanan tertentu oeh kelompok
umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan
dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu. Unsure-unsur budaya mampu
menciptakan suatu kebiasaan makan masyarakat yang kadang-kadang
bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi.Misalnya, seperti budaya yang

16
memprioritaskan anggota keluarga untuk mengkonsumsi hidangan keluarga
yang telah disiapkan yaitu umumnya kepala keluarga.Apabila keadaan
tersebut berlangsung lama dapat berakibat timbulnya masalah gizi kurang
terutama pada golongan rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan
anak balita.

f. Social Ekonomi
Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk disejumlah wiayah
ditanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi
seimbang bagi anak balita yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang
tua yang rendah serta factor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi bias
disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau
makanannya tidak memenuhi unsure gizi yang dibutuhkan dengan alasan
social ekonomi yaitu kemiskinan.

g. Tingkat Pengetahuan Dan Pendidikan


Permasalahan kurang gizi tidak hanya menggambarkan masalah kesehatan
saja, tetapi lebih jauh mencerminkan kesejahteraan rakyat termasuk
pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Tingkat pendidikan akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga berpandangan luas, berfikir
dan bertindak rasional.

Penilaian dan Standar atau Alat Ukur Standar Gizi


Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran langsung maupun tidak
langsung. Penilaian status gizi secara langsung seperti :
a. Klinis
Metode ini didsarkan atas perubahan yang terjadi dihubungkan dengan
ketidakcukupan gizi.
b. Biokimia
Metode ini menggunakan pemeriksaan spesimen yang di uji secara
laboratorium

17
c. Biofisik
Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat
perubahan struktur dari jaringan.
d. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Jika ditinjau dari
sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur. Dalam menilai status gizi anak balita dapat digunakan indikator
antropmetri. Indeks antropometri yang umum digunakandalam menilai status
gizi adalah :
1. berat badan menurut umur (BB/U)
2. tinggi badan menurutumur (TB/U) dan
3. berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

Selain itu, penilaian status gizi secara tidak langsung seperti :


I. Survey konsumsi makanan
Metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis bahan
makanan atau zat gizi yang dikonsusi
II. Statistic vital
Menganalisis data beberapa statistic kesehatan
III. Factor ekologi
Hasil interaksi beberapa factor fisik, biologis dan lingkungan
budaya.Menurut Menkes (2002) Klasifikasi Status Gizi Anak Balita dapat
dilihat pada table berikut ini :

18
Klasifikasi Status Gizi Anak Balita
Indeks Status Gizi Ambang Batas
Gizi Lebih >+2SD
Berat Badan Menurut Umur Gizi Baik >-2SD sampai +2SD
(BB/U) Gizi Kurang < -2 SD sampai ≥ -3 SD
Gizi Buruk < -3 SD
Tinggi Badan Menurut Nomal ≥ 2 SD
Umur (BB/U) Pendek < -2 SD
Gemuk >+2 SD
Berat Badan Menurut Tinggi Normal >-2 SD sampai +2 SD
Badan (BB/U) Kurus < -2 SD sampai ≥ -3 SD
Kurus Sekali < -3 SD

Dampak Gizi Tidak Seimbang


a.  Dampak gizi lebih
 Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor
keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi
yang tidak sesuai dengan penggunaan. Jika tidak teratasi akan berlanjut
samai remaja dan dewasa, hal ini akan berdampak tingginya kejadian
berbagai penyakit. Pada orang dewasa tampak dengan semakin
meningkatnya penyakit degenerative seperti jantung kroner diabetes
mellitus, hipertensi dan penyakit hati.

b. Dampak gizi buruk


Gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan system organ yang akan
merusak system pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun
pertahanan mekanik. Akibat dari gizi buruk adalah Kekurangan Energi dan
Protein (KEP). KEP akut derajat berat dapat dibedakan menjadi tiga bentuk
yaitu:

19
1. Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi primer karena kekurangan
karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya muka berkerut terlihat tua,
tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah
kulit), rambut mudah patah berwarna kemerahan dan terjadi pembesaran
hati, sangat kurus karena kehilangan sebagian lemak dan otot . Anak-
anak penderita marasmus secara fisik mudah dikenali. Penderita
marasmus berat akan menunjukkan perubahan mental, bahkan hilang
kesadaran. Dalam stadium yang lebih ringan, anak umumnya jadi lebih
cengeng dan gampang menangis karena selalu merasa lapar. Adapun ciri-
ciri lain dari marasmus adalah:
a. BB kurang dari 60% dari BB anak normal seusianya
b. Kulit terlihat kering, dingin dan mengendur
c. Rambut mudah rontok
d. Tulang-tulang terlihat jelas menonjol
e. Sering menderita diare atau konstipasi
f. Tekanan darah cenderung rendah, Hb juga lebih rendah dari
semestinya
g. Wajah seperti orang tua, kulit keriput, rewel, perut cekung, kurus
tinggal tulang terbungkus kulit

2. Kwashiorkor
Kwashiorkor sering juga diistilahkan sebagai busung lapar Penampilan
anak-anak penderita busung lapar umumnya sangat khas, terutama bagian
perut yang menonjol. Berat badannya jauh di bawah berat normal. Edema
stadium berat maupun ringan biasanya menyertai penderita ini.
Tanda-tanda kwasiorkor meliputi:
a. Edema diseluruh tubuh, terutama pada punggung kaki.
b. Wajah membulat dan sembab
c. Pandangan mata sayu
d. Perubahab status mental: Cengeng, rewel, apatis
e. Rambut berwarna kepirangan, kusam dan mudah di cabut

20
f. Otot-otot mengecil (wasting)
g. Bercak merah kecoklatan pada kulit yang dapat berubah menjadi
hitam dan mudah mengelupas.
h. Anoreksia, anemia, diare dan infeksi

3. Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor.
Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat
tidak dapat terpenuhi dari asupannya

c. Dampak Gizi Kurang


Banyak penyakit yang di sebabkan oleh gizi kurang, seperti Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), Anemia zat bezi
dll. Selain itu akibat dari kurang gizi adalah pertumbuhan fisik yang
terhambat, perkembangan mental serta kecerdasan, daya tahan anak yang
menurun sehingga mudah untuk terserang penyakit infeksi.

21

Anda mungkin juga menyukai