III. Materi
1. Pengertian Gizi
2. Pengertian Status Gizi
3. Pengertian Balita
4. Kandungan zat gizi yang diperlukan oleh balita
5. Manfaat atau kegunaan zat gizi bagi balita
6. Akibat gizi yang tidak seimbang bagi balita
1
IV. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
V. Media
1. Leaflet
2. Laptop
VI. Pengorganisasian
Pembimbing Klinik : Hilmi Yumni, M.Kep, Sp. Mat
Penyaji : Umi haryanti
Moderator : Umi Haryanti
Observer : Catur Febrilianti
Fasilitator : Ahmad Khomarul Umam
Job Description
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab
pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif
dalam diskusi
4. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan,
mengevaluasi jalannya penyuluhan
2. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 menit Pembukaan Mendengarkan
a) membuka kegiatan dengan pembukaan yang
mengucapkan salam disampaikan oleh
b) Memperkenalkan diri moderator.
c) Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
2
d) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
e) Menyampaikan kontrak waktu
2 15 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan balik
a) Menggali pengetahuan peserta tehadap materi yang
tentang gizi pada balita disampaikan.
b) Menjelaskan tentang pengertian
gizi
c) Menjelaskan tentang pengertian
status gizi
d) Menjelaskan pengertian balita
e) Menjelaskan kandungan zat gizi
yang diperlukan bagi balita
f) Menyebutkan kegunaan zat gizi
bagi balita
g) Menjelaskan akibat gizi tidak
seimbang bagi balita
3
menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban
pertanyaan peserta yang belum
terjawab.
b) Menjelaskan kesimpulan dari
materi penyuluhan
c) Ucapan terima kasih
d) Salam penutup
3. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di PAUD BINTANG
kec. Krembangan Surabaya. Pengorganisasian penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan
tujuan khusus
4
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
GIZI PADA BALITA
Pengertian Gizi
Beberapa pengertian gizi menurut para ahli yaitu :
a. Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto (1990)
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
b. Harry Oxorn dan William R. Forte
Gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan
dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh
serta mengolah dan mempertimbangkan agar kita tetap sehat
c. DR. I.K.G. Suandi, SpA
Gizi merupakan bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang
anak, sehingga pemenhhan kebutuhan gizi secara akurat turut menentukan
kualitas tumbuh kembang, sebagai sumber daya manusia dimasa yang akan
datang
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian gizi adalah
komponen kimia yang terdapat dalam zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh untuk perkembangan dan pertumbuhan.
5
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir darikeseimbangan
antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya. (Sediaoetama, 2010).
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentukvariabel
tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. (Supariasa,
dkk, 2007)
Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu
sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan
kecerdasannya, faal (kerja alat tubuh semestinya) tubuhnya juga mengalami
perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus
disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan
karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak
usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “ batita “ dan
anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “
prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah
lebih dikenal sebagai konsumen aktif.
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita
diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita
lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang
relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah
makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak
yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah
porsi kecil dengan frekuensi sering.
6
Fungsi Makanan Bagi Balita
1. Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita
sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
a. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat ,
lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan
aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena
itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada
orang dewasa.
b. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik
dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan
jaringan yang aus atau rusak.
c. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh
termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat
yang berperan sebagai zat pengatur:
1. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C )
maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
2. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
3. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
7
terjadi kelaparan dan berat badan menurun, apabila jumlah kalori yang
tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat
menyebabkan terjadi peningkatan BB(obesitas).
2. LEMAK
Pada dasarnya lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar
kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam dan asam
arakidonat.
8
energi yang yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak susu,
Selama masa penyapihan , konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai
terlalu rendah dari jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan lemak,
terutama minyak nabati dalam makanan sapihan atau makanan
tambahan bagi bayi dn balita adalah cara efektif untuk memenuhi
kebutuhan energi mereka.
9
Bagi bayi dan balita, rekomendasi yang diberikan adalah sebagai
berikut :
sedapat mungkin bayi diberikan ASI,
komposisi asam lemak dalam formula makanan bayi harus
disesuaikan dengan jumlah dan proporsi asam lemak yang
terkandung dalam ASI, dan
selama masa sapihan atau paling sampai bayi umur 2 tahun,
kebutuhan energi yang berasal dari lemak harus sebanyak 30-40
persen dari total energi yang dibutukan per hari, dengan komposisi
asam lemak yang semirip mungkin dengan ASI.
3. PROTEIN
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang
cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan
sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmoyik plasma. Protein
terdiri dari dua puluh empat asam amino, di antaranya sembilan asam
amino esensial (treonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan,
fenilalanin, metionin, dan histidin) dan selebihnya asam amino
nonesensial. Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi dapat
memperburuk insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang, dapat
menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk
dapat menyebabkan kwashiorkor (kurang protein) dan marasmus
(kurang protein dan kalori). Komponen zat gizi protein dapat diperoleh
dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis,
dan padi-padian.
10
Kebutuhan protein per hari (per kg BB)
Usia Berat badan normal Tinggi badan Protein
(kg) (cm) (gr)
0-6 bulan 6 60 10
7-12 bulan 8,5 71 18
1-3 tahun 12 90 25
4-6 tahun 18 110 39
4. CAIRAN
a. Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting,mengingat
kebutuhan air pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan, air
bagi tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selluler,
medium untuk pengganti ASI.
b. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam
kelompok mikro, yaitu :
- Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan
struktur tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas saraf,
koagulasi darah, kerja jantung dan produksi susu. Kalsium akan
dieksresikN 70% dalam tinja, 10% dalam urin, sedangkan 15-
25% bertahan dan tergantung dalam keceptan pertumbuhan.
- Klorida sangat berguna dalam pengeluaran tekanan osmotic
serta keseimbangan asam dan basa. Klorida dapat diperoleh
dari garam, daging, susus dan telur.
- Kromium berguna untuk metabolism glukosa dan metabolism
dalam insulin. Kromium dapat diperoleh dari ragi.
- Tembaga berguna untuk produksi sel darah merah,
pembentukan hemoglobin, penyerapan besi, dll. Tembaga
dapat diperoleh dari hati, daging, ikan, padi, dan kacang-
kacangan.
11
- Flour merupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan
struktur gizi dan tulang, sehingga jika kekurangan dapat
menyebabkan karies gigi. Sumber flour terdapat dsalam air,
makanan laut, dan tumbuh-tumbuhan.
- Iodium harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok.
Iodium dapat diperoleh dari garam.
- Zat besi merupakan mineral yang menjadi bagian dari struktur
hemoglobin untuk pengangkutanCO2 dan O2. Kekurangan zat
besi dapat mengakibatkan anemia dan osteoporosis. Sedangkan
kelebihan dapat mengakibatkan sirosis, gastritis, dan hemolisis.
Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging, kuning telur, sayuran
hijau, padi, dan tumbuhan.
- Magnesium berguna dalam aktifitas enzim pada metabolisme
karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme.
Kekurangan mangnesium menyebabkan hipokalsemia atau
hipokalemia,maknesium dapat diperoleh dari biji-bijian,
kavang-kacangan,daging dan susu.
- Mangan berfungsi dalam aktifitas enzim.mangan dapat
diperoleh kacang-kacanagn padi , biji-bijian, dan sayur-sayuran
hijau.
- Fosfor merupakan unsur pokok dalam pertumbuhan tulang dan
gigi.kekurangan fosfor dapat menyebabkan kelemahan
otot.fosfor dapat diperoleh dari susu,kuning telur,kacang-
kacangan,padi-padian dan lain-lain.
- Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran implus
saraf,keseimbangan cairan,dan pengaturan irama
jantung,kalium dapat diperoleh dari semua makanan.
- Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotic serta
pengaturan keseimbangan asam dan basa,dan
cairan.kekurangan cairan dapat mengakibatkan kram
12
otot,nausea,dehidrasi dan hipotensi.natrium dapat diperoleh
dari garam,susu,telur,tepung dan lain-lain.
- Sulfur merupakan unsure pokok protein seluler yang
membantu proses metabolism jarinagn saraf.sulfur dapat di
peroleh dari makanan protein.
- Seng merupakan unsure pokok dari beberapa enzim karbonik
anhidrase yang penting dalam pertukaran CO2.seng dapat
diperoleh dari daging, padi-padian,kacang-kacangan,dan keju.
5. VITAMIN
Dalam daftar tersebut tersebut kebutuhan akan vitamin D tidak
dicantumkan, akan tetapi Nelson (1969) mengemukakan angka 400 U.I
untuk semua umur.
Gol Ca Fe Vit.A Tiamin Ribo Niasin Vit.C Vit
Umur (g) (g) sebagai (mg) flavin (mg) (mg) D
Karotin (mg) U,I
(mcg)
Bayi 0,6 8 1200 0,4 0,5 6 25 (400)
6-12
bln
Anak 0,5 8 1500 0,5 0,7 8 30
1-3 0,5 10 1800 0,6 0,9 9 40
thn 0,5 10 2400 0,8 1,0 13 50
4-6
thn
13
Kebutuhan energy anak diatas 1 tahun
Umur Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari)
FAO (1971) Nelson (1969)
Anak
1 112 110
1-3 101 100
4-6 91 90
14
Kalori dalam makanan berasal dari nutrient protein, lemak, dan
karbohidrat. Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan
karbohidrat 4 kalori.
15
gizi. Perhatian yang cukup dan pola asuh yang tepat akan memberipengaruh
yang besar dalam memperbaiki status gizi . Anak yang mendapat perhatian
lebih, baik secara fisik maupun emosional misalnya selalu mendapat
senyuman, mendapat respon ketika berceloteh, mendapat ASI dan makanan
yang seimbang maka keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman
sebayanya yang kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.
c. Kesehatan Lingkungan
Masalah gizi timbul tidak hanya kerena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan
asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi.Masalah
kesehatan lingkungan merupakan determinan penting dalam bidang
kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik seperti penyediaanair bersih dan
perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko kejadian penyakit
infeksi. Sebaliknya lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih,
tidak ada saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang
baik dapat menyebabkan penyebaran penyakit.Infeksi dapat menyebabkan
kurangnya nafsu makan menjadi rendah dan akhirnya menyenankan kurang
gizi.
e. Budaya Keluarga
Budaya berperan dalam sttus gizi masyarakat karena ada beberapa
kepercayaan seperti tabu mengkonsumsi makanan tertentu oeh kelompok
umur tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan
dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu. Unsure-unsur budaya mampu
menciptakan suatu kebiasaan makan masyarakat yang kadang-kadang
bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi.Misalnya, seperti budaya yang
16
memprioritaskan anggota keluarga untuk mengkonsumsi hidangan keluarga
yang telah disiapkan yaitu umumnya kepala keluarga.Apabila keadaan
tersebut berlangsung lama dapat berakibat timbulnya masalah gizi kurang
terutama pada golongan rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan
anak balita.
f. Social Ekonomi
Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk disejumlah wiayah
ditanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi
seimbang bagi anak balita yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang
tua yang rendah serta factor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi bias
disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau
makanannya tidak memenuhi unsure gizi yang dibutuhkan dengan alasan
social ekonomi yaitu kemiskinan.
17
c. Biofisik
Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat
perubahan struktur dari jaringan.
d. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Jika ditinjau dari
sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur. Dalam menilai status gizi anak balita dapat digunakan indikator
antropmetri. Indeks antropometri yang umum digunakandalam menilai status
gizi adalah :
1. berat badan menurut umur (BB/U)
2. tinggi badan menurutumur (TB/U) dan
3. berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
18
Klasifikasi Status Gizi Anak Balita
Indeks Status Gizi Ambang Batas
Gizi Lebih >+2SD
Berat Badan Menurut Umur Gizi Baik >-2SD sampai +2SD
(BB/U) Gizi Kurang < -2 SD sampai ≥ -3 SD
Gizi Buruk < -3 SD
Tinggi Badan Menurut Nomal ≥ 2 SD
Umur (BB/U) Pendek < -2 SD
Gemuk >+2 SD
Berat Badan Menurut Tinggi Normal >-2 SD sampai +2 SD
Badan (BB/U) Kurus < -2 SD sampai ≥ -3 SD
Kurus Sekali < -3 SD
19
1. Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi primer karena kekurangan
karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya muka berkerut terlihat tua,
tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah
kulit), rambut mudah patah berwarna kemerahan dan terjadi pembesaran
hati, sangat kurus karena kehilangan sebagian lemak dan otot . Anak-
anak penderita marasmus secara fisik mudah dikenali. Penderita
marasmus berat akan menunjukkan perubahan mental, bahkan hilang
kesadaran. Dalam stadium yang lebih ringan, anak umumnya jadi lebih
cengeng dan gampang menangis karena selalu merasa lapar. Adapun ciri-
ciri lain dari marasmus adalah:
a. BB kurang dari 60% dari BB anak normal seusianya
b. Kulit terlihat kering, dingin dan mengendur
c. Rambut mudah rontok
d. Tulang-tulang terlihat jelas menonjol
e. Sering menderita diare atau konstipasi
f. Tekanan darah cenderung rendah, Hb juga lebih rendah dari
semestinya
g. Wajah seperti orang tua, kulit keriput, rewel, perut cekung, kurus
tinggal tulang terbungkus kulit
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor sering juga diistilahkan sebagai busung lapar Penampilan
anak-anak penderita busung lapar umumnya sangat khas, terutama bagian
perut yang menonjol. Berat badannya jauh di bawah berat normal. Edema
stadium berat maupun ringan biasanya menyertai penderita ini.
Tanda-tanda kwasiorkor meliputi:
a. Edema diseluruh tubuh, terutama pada punggung kaki.
b. Wajah membulat dan sembab
c. Pandangan mata sayu
d. Perubahab status mental: Cengeng, rewel, apatis
e. Rambut berwarna kepirangan, kusam dan mudah di cabut
20
f. Otot-otot mengecil (wasting)
g. Bercak merah kecoklatan pada kulit yang dapat berubah menjadi
hitam dan mudah mengelupas.
h. Anoreksia, anemia, diare dan infeksi
3. Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor.
Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat
tidak dapat terpenuhi dari asupannya
21