Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGARUH KONSUMSI OBAT TERHADAP


PENYERAPAN NUTRISI

Disusun oleh :

KAMPUNG SUNGAI BUNGIN

PENGABDIAN MASYARAKAT DAN PRAKTEK KERJA


LAPANGAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
TAHUN AJARAN 2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi penyuluhan : Pengaruh Konsumsi Obat Terhadap Penyerapan Nutrisi


Pokok bahasan : Pemberian Edukasi Pengaruh Konsumsi Obat Terhadap
Penyerapan Nutrisi
Sasaran : Masyarakat
Hari/ Tanggal : Sabtu, 11 Maret 2023
Waktu : 30 menit
Tempat : Labuan Baru

1. LATAR BELAKANG
Makanan tertentu dan nutrisi spesifik dalam makanan, bila dimakan
bersama dengan beberapa obat, dapat mempengaruhi bioavailabilitas,
farmakokinetika, farmakodinamika dan efikasi obat secara keseluruhan.
Efikasi terapi banyak obat bergantung pada kondisi nutrisi masing-masing
individu. Ada atau tidaknya beberapa nutrient dalam sel cerna atau dalam
sistem fisiologis tubuh dalam darah dapat meningkatkan atau mengganggu
laju absorpsi dan metabolisme obat yang disebut dengan interaksi nutrisi obat.
Obat dapat mengubah nafsu makan dan rasa, serta juga mengubah absorpsi
dan metabolisme nutrient. Telah tersedia cukup bukti untuk menyimpulkan
bahwa beberapa obat mempengaruhi kondisi nutrisi, terkadang merugikan
dan faktor nutrisi dapat sangat mudah efikasi terapi beberapa obat.
2. TUJUAN
Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga diharapkan mampu p:
1. Menyebutkan pengertian dari nutrisi dan gizi seimbang
2. Menyebutkan manfaat gizi seimbang
3. Menyebutkan gizi seimbang pada masing-masing usia anak
4. Kiat pemberian makanan selama anak sakit
3. RENCANA KEGIATAN
a. Topik
Pengaruh konsumsi obat terhadap penyerapan nutrisi
b. Sasaran
Masyarakat
c. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
d. Media dan alat
Leaflet
e. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Sabtu/ 11 Maret 2023
Waktu : 10.17 WIB – s/d selesai
Tempat : Labuan Baru
4. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Kegiatan Kegiatan klien Media
Kegiatan
Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab 1. Ceramah
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri salam 2. Tanya jawab
3. Menjelaskan maksud dan 2. Mendengarkan
tujuan penyuluhan keterangan
4. Menggali pengetahuan peserta penyaji
tentang materi yang akan 3. Menyampaikan
disampaikan pengetahuan
tentang materi
yang
disampaikan

Penyajian dan Penyaji menjelaskan tentang : - Memperhatikan 1. Ceramah


diskusi 1. Defenisi nutrisi dan gizi - Mendengarkan 2. Tanya jawab
( 20 menit) seimbang keterangan 3. Leaflet
2. Manfaat gizi seimbang penyaji
3. Menjelaskan tentang gizi
seimbang pada masing-masing
usia anak
4. Menjelaskan kiat pemberian
makan selama anak sakit
5. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
Penutup 1. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab
(5 menit) kembali materi yang telah pertanyaan,
disampaikan pada peserta memperhatikan dan
2. Menyimpulkan kembali materi menjawab salam
yang telah disampaikan
3. Memberi salam penutup

5. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi terstruktur
1) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
2) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet.
3) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
pihak Nagari Koto Nan Duo IV Koto Hilie, Kampung Sungai Bungin
b. Evaluasi proses
1) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
2) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
3) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri.
c. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan
dengan benar melalui pertanyaan lisan meliputi pengertian pengaruh
konsumsi obat terhadap penyerapan nutrisi.
Lampiran

MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak
sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka proses
tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.
Gizi seimbang ialah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersihh dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah
gizi.
2. Komponen-komponen nutrisi
- Air: kebutuhan air bagi orang dewasa adalah sekitar 8 gelas atau 2 liter
setiap harinya
- Karbohidrat: beras, jagung, gandum, ubi kayu/singkong, kitela rambat, dan
kentang
- Protein: protein hewani, antara lain daging, telur ikan, udang, susu, kerang
dan kepiting. Protein yang nabati, antara lain kacang tanah, kedelai,
jagung, kelapa, tempe dan tahu.
- Lemak: hasil tanaman antara lain kacang-kacangan, kemiri, wijen dan
hewani, mentega, susu, telur dan daging.
- Vitamin A: hati, daging, mentega, keju, susu, kuning telur, buah dan
sayuran berwarna
- Vitamin D: susu, kuning telur, hati ikan, salem
- Vitamin E: kuning telur, kacang kedelai, sayuran hijau, margarin, roti,
kentang dan gandum
- Vitamin k: penting untuk penggumpalan darah. Yang berasal dari sayuran
hijau
- Vitamin C: sayuran segar dan buah-buahan segar
- Vitamin B Kompleks, mengambil peranan penting pada metabolism
karbohidrat, meningkatkan selera makan, menjaga fungsi normal dari
pencernaan, jantung dan sistem saraf, sumber makanan nya ialah beras,
jagung, susu, kacang-kacangan, telur dan kedelai.
3. Manfaat Gizi Seimbang
Menurut Proverawati dan Kusumawati, (2011:66) gizi yang seimbang perlu
diterapkan sejak dini dalam sebuah keluarga. Karena gizi yang seimbang sangat
berguna bagi anak untuk mendapatkan stimulasi kearah pertumbuhan dan
perkembangan yang lebih optimal. Zat-zat gizi yang dikonsumsi oleh anak sehari-
hari dapat diperoleh dari makanan. Agar stimulasi yang diberikan pada anak tepat
makanan yang diberikan tidak sekedar untuk mengenyangkan perut saja tetapi
makanan tersebut seharusnya beragam jenis, jumlah porsi cukup, higienis dan
aman, makan dilakukan secara teratur, makanan mengandung zat gizi yang
seimbang. Zat-zat gizi yang seimbang tersebut bermanfaat untuk:
- Menghasilkan tenaga yang digunakan oleh anak untuk melakukan berbagai
macam kegiatan seperti belajar, berolahraga, bermain,dan aktivitas lain
(disebut zat tenaga). Zat makanan yang sumber tenaga utama adalah
karbohidrat dan lemak. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat
adalah beras, jagung, singkong, ubi jalar, kentang, talas, gandum dan sagu.
Makanan yang banyak mengandung lemak adalah lemak hewan (gajih),
mentega, minyak goreng, kelapa, keju.
- Membangun jaringan tubuh dan mengganti jaringan tubuh yang telah rusak
(disebut zat pembangun). Zat makanan yang merupakan zat pembangun
adalah protein. Makanan yang banyak mengandung protein yaitu tahu, tempe,
oncom, kacangkacangan, telur, daging, ikan, udang dan kerang
4. Gizi Seimbang menurut usia anak
a. Bayi usia 0-6 bulan
Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI
merupakan makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi
semua zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan
perkembangan sistem pencernaannya, murah dan bersih. Oleh karena itu
setiap bayi harus memperoleh ASI Ekskusif yang berarti sampai usia 6
bulan hanya diberi ASI saja.
b. Anak usia 6-24 bulan
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin
meningkat dan tidak lagi dapat terpenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini
anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai
terpapar terhadap infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan
terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas
bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai gizi seimbang maka perlu
ditambah dengan Makanan Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI
tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi
mulai diperkenalkan kepada makanan lain, mula mula dalam bentuk lumat,
makanan lembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga bayi berusia
1 tahun. Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara
seimbang pada usia dini akan berpengaruh terhadap selera makan anak
selanjutnya, sehingga pengenalan kepada makanan yang beranekaragam
pada periode ini menjadi sangat penting.
c. Anak usia 2-5 tahun
Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih
berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian
juga anak sudah mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai
termasuk makanan jajanan. Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan
harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak,
terutama dalam “memenangkan” pilihan anak agar memilih makanan yang
bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah
sehingga mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga
perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk mencegahnya. Anak usia 2-5
tahun termasuk golongan berisiko anemia gizi besi.
d. Anak usia 6-9 tahun
Anak pada kelompok usia ini merupakan anak yang sudah memasuki masa
sekolah dan banyak bermain diluar, sehingga pengaruh kawan, tawaran
makanan jajanan, aktivitas yang tinggi dan keterpaparan terhadap sumber
penyakit infeksi menjadi tinggi. Sebagian anak usia 6-9 tahun sudah mulai
10 memasuki masa pertumbuhan cepat pra-pubertas, sehingga kebutuhan
terhadap zat gizi mulai meningkat secara bermakna. Oleh karenanya,
pemberian makanan dengan gizi seimbang untuk anak pada kelompok usia
ini harus memperhitungkan kondisi-kondisi tersebut diatas.
e. Remaja usia 10-19 tahun
Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anakanak menjadi
remajamuda sampai dewasa. Kondisi penting yang berpengaruh terhadap
kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah pertumbuhan cepat memasuki usia
pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan
fisik “Body image” pada remaja puteri. Dengan demikian perhitungan
terhadap kebutuhan zat gizi pada kelompok ini harus memperhatikan
kondisi-kondisi tersebut. Khusus pada remaja puteri, perhatian harus lebih
ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum menikah
5. Kiat Pemberian Makanan Pada Anak Sakit
Anak yang sedang sakit memerlukan nutrisi lebih banyak untuk
membantu proses penyembuhan. Kendalanya, anak dalam kondisi sakit
seringkali sulit makan. Perlu kiat khusus agar si kecil mau menyantap
makanan yang disajikan. Beragam jenis penyakit bisa menyerang anak.
Umumnya anak mengalami gangguan demam, influenza, batuk, infeksi, dan
gangguan pencernaan seperti diare. Penyakit ini bisa disebabkan oleh bakteri,
virus atau jamur. Selain pengobatan medis, anak yang sakit perlu asupan gizi
yang cukup untuk membantu proses penyembuhan.
a. Makanan Harus Bergizi
Usia anak adalah masa pertumbuhan. Diperlukan nutrisi yang seimbang
baik karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air. Dengan
zat gizi yang lengkap, proses pertumbuhan akan berjalan dengan baik dan
daya tahan tubuh anak akan meningkat sehingga penyakit pun akan
menjauh.
b. Porsi kecil
Anak yang sakit, terutama jika flu disertai demam atau batuk biasanya
mulutterasa kering dan makanan menjadi terasa pahit. Selera makan anak
pasti menjadi berkurang. Coba berikan makanan dalam porsi kecil namun
sering. Jangan paksakan anak makan dalam jumlah besar, memaksa anak
untuk makan justru akan membuat anak semakin enggan makan.
c. Kondisikan suasana menyenangkan
Saat waktu makan anak, kondisikan suasana yang menyenangkan, seperti
sambil melihat film kartun kesukaan atau diberikan mainan kegemaran.
Dengan suasana yang menyenangkan, anak biasanya akan lebih mudah
menerima makanan. Selain itu bisa dengan mengkreasikan makanan dalam
bentuk lucu sehingga anak lebih berselera untuk makan
d. Berikan makanan kesukaan
Anak biasanya menyukai makanan manis. Coba pancing selera makan
anak dengan memberikan makanan kesukaan. Jika anak terlihat senang
dan rasa pahit dimulut hilang. Berikan makanan yang lebih berat dan
bergizi. Seperti nasi tim hati sapi, bubur ayam atau nasi dengan lauk yang
biasanya disukai anak. Usahakan menu masakan adalah masakan kesukaan
anak agar selera makan anak menjadi meningkat.
e. Cukupi kebutuhan cairan
Anak yang sakit seringkali disertai demam dan berkeringat. Berikan cairan
dalam bentuk air putih, susu, sup, atau jus sari buah. Dengan memberikan
cairan maka tubuh anak akan terhindar dari dehidrasi. Makanan cair juga
mudah dicerna dan nutrisinya lebih cepat diserap oleh tubuh
f. Perhatikan waktu minum obat
Orang tua juga harus cermat dan menanyakan ke dokter tentang jenis obat
yang akan diberikan untuk anak. Sebagian obat harus diberikan sebelum
makan atau setelah makan. Kesalahan waktu memberikan obat dapat
menimbulkan ganguan kesehatan, seperti iritasi lambung, atau dapat
menghambat proses penyerapan dan mengurangi efektivitas kerja obat.
6. Keuntungan yang diperoleh dengan meminimalkan interaksi obat-makanan
a. Pengobatan dapat memberi efek yang diharapkan
b. Memperbaiki kepatuhan masyarakat
c. Lebih sedikit memerlukan pengobatan tambahan
d. Lebih sedikit kalori/suplemen nutrien yang diperlukan
e. Nutrisi yang optimal dapat tetap terjaga
f. Komplikasi penyakit dapat diminimalkan
g. Biaya perawata kesehatan dapat diturunkan.

Anda mungkin juga menyukai