Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Nutrisi pada Anak


Sub topik : Anjuran gizi seimbang pada
anak Sasaran : Orangtua pasien
Tempat : Aula 2 Bhakti Kencana
Hari/Tanggal : 30 Mei 2023
Waktu : 08.00 WIB - Selesai

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama ±20 menit orangtua mampu memahami
mengenai nutrisi yang baik bagi anak dan bagaimana gizi yang seimbang.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga diharapkan mampu :
1. Menyebutkan pengertian dari nutrisi dan gizi seimbang
2. Menyebutkan manfaat gizi seimbang
3. Menyebutkan gizi seimbang pada masing-masing usia anak
4. Kiat pemberian makan selama anak sakit
5. Menyebutkan islamic value tentang hidup sehat

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media dan Alat Bantu


Power point dan Leaflet

E. Materi
F. Kegiatan Penyuluhan
Prosedur
No Uraian Kegiatan Kegiatan Peserta Metode danMedia
Penyuluhan
1 Pendahuluan Pembukaan : 1. Menjawab salam Ceramah
(5 menit) 1. Membuka kegiatan 2. Mendengarkan dan
dengan mengucapkan memperhatikan
salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan
manfaat pambelajaran,
kontrak waktu
penyuluhan
4. Menyebutkan materi
yang akan disampaikan
2 Penyajian (inti Pelaksanaan : 1. Menyimak dan Ceramah
kegiatan) 1. Menjelaskan tentang memperhatikan
(10 menit) pengertian dari nutrisi Alat bantu / power
point dan leaflet
dan gizi seimbang
2. Menjelaskan tentang
manfaat gizi seimbang
3. Menjelaskan tentang
gizi seimbang pada
masing-masing usia
anak
4. Menjelaskan kiat
pemberian makan selama
anak sakit
5. Menjelaskan islamic
value tentang hidup
sehat
6. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
3 Penutup Evaluasi : Evaluasi Diskusi
(5 menit) Menanyakan kepada pasien 1. Menyimak dan
dan keluarga tentang materi mendengarkan
yang telah disampaikan oleh 2. Menjawab
kelompok, dan pertanyaan yang
reinforcement kepada yang diajukan
dapat menjawab pertanyaan,
serta meminta saran dan
masukan untuk kegiatan
yang telah dilaksanakan

Terminasi : Terminasi
1. Mengucapkan terimakasih 1. Menjawab salam
atas peran serta pasien dan
keluarga
2. Mengucapkan salam
penutup

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
- Peran dan tugas mahasiswa/i sesuai dengan perencanaan
- Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana.
- 50 % peserta menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi Proses
- Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
- Minimal 50% dari sasaran yang hadir mengikuti acara penyuluhan
sampai selesai.
- Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan.
- 70 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
Hasil penyuluhan, memberi pertanyaan pada peserta tentang :
- Menyebutkan pengertian nutrisi dan gizi seimbang, manfaat hingga
kiat pemberian makan pada anak sakit
- Menyebutkan islamic value yang berkaitan dengan makanan bergizi

KETUA KELAS FK-2

(Ahmad Saefurrohim)
MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN
a. Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan
proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat
membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin,
dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka proses tumbuh
kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, 2006).
b. Gizi Seimbang
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi
(Kemenkes, 2014).
2. KOMPONEN-KOMPONEN NUTRISI???
a. Air: Kebutuhan air bagi orang dewasa adalah sekitar 8 gelas atau 2 liter
setiap harinya
b. Karbohidrat: beras, jagung, gandum, ubi kayu/singkong, kitela rambat,
dan kentang
c. Protein: Protein hewani, antara lain daging, telur, ikan, udang, susu,
kerang, dan kepiting. Protein yang nabati, antara lain kacang tanah,
kedelai, jagung, kelapa, tempe, dan tahu.
d. Lemak:hasil tanaman antara lain kacang-kacangan, kemiri, wijen dan
hewani mentega, susu, telur, dan daging.
e. Vitamin
a) Vitamin A
Sumber vitamin A : hati, daging, mentega, keju, susu, kuning telur,
buah dan sayuran berwarna.
b) Vitamin
Sumber Vitamin D : susu dan hasilnya, kuning telur, hati ikan tuna,
salem
c) Vitamin E
Sumber Vitamin E : kuning telur, kacang kedelai, sayuran hijau,
margarin, roti, kentang dan gandum.
d) Vitamin K
Penting untuk penggumpalan darah. Sumber vitamin K : sayuran
hijau.
e) Vitamin C
Sumber Vitamin C : sayuran segar dan buah-buahan segar
f) Vitamin B Compleks
 Mengambil peranan penting pada metabolisme karbohidrat
 Meningkakan selera makan
 Menjaga fungsi normal dari pencernaan, jantung dan sistem saraf
 Sumber Vitamin B Compleks : beras, daging, susu, kacang-kacangan,
telur dan kedelai.
3. MANFAAT GIZI SEIMBANG
Menurut Proverawati dan Kusumawati, (2011:66) gizi yang seimbang perlu
diterapkan sejak dini dalam sebuah keluarga. Karena gizi yang seimbang sangat
berguna bagi anak untuk mendapatkan stimulasi kearah pertumbuhan dan
perkembangan yang lebih optimal. Zat-zat gizi yang dikonsumsi oleh anak
sehari-hari dapat diperoleh dari makanan. Agar stimulasi yang diberikan pada
anak tepat makanan yang diberikan tidak sekedar untuk mengenyangkan perut
saja tetapi makanan tersebut seharusnya beragam jenis, jumlah porsi cukup,
higienis dan aman, makan dilakukan secara teratur, makanan mengandung zat
gizi yang seimbang. Zat-zat gizi yang seimbang tersebut bermanfaat untuk:
1. Menghasilkan tenaga yang digunakan oleh anak untuk melakukan berbagai
macam kegiatan seperti belajar, berolahraga, bermain,dan aktivitas lain
(disebut zat tenaga). Zat makanan yang sumber tenaga utama adalah
karbohidrat dan lemak. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat
adalah beras, jagung, singkong, ubi jalar, kentang, talas, gandum dan sagu.
Makanan yang banyak mengandung lemak adalah lemak hewan (gajih),
mentega, minyak goreng, kelapa, keju.
2. Membangun jaringan tubuh dan mengganti jaringan tubuh yang telah rusak
(disebut zat pembangun). Zat makanan yang merupakan zat pembangun
adalah protein. Makanan yang banyak mengandung protein yaitu tahu,
tempe, oncom, kacangkacangan, telur, daging, ikan, udang dan kerang.
3. Mengatur kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam tubuh (disebut 24 zat
pengatur). Zat makanan yang merupakan zat pengatur adalah vitamin,
mineral dan air. Makanan yang banyak mengandung vitamin, mineral dan
air adalah sayursayuran dan buah-buahan.
4. Kepandaian seorang anak ditentukan oleh perkembangan sistem saraf dan
otak. Sistem saraf terdiri atas bermilyar-milyar sel yang mendeteksi
informasi dari dalam dan dari luar tubuh seorang anak. Sistem saraf dan
otak baru berangsur-angsur sempurna sejalan dengan usia dan tergantung
pada kualitas dan kuantitas gizi yang diberikan kepada anak.
Manfaat yang dapat diperoleh dari gizi yang seimbang pada anak adalah:
dapat menentukan perkembangan otak dan kecerdasan pada anak. Untuk
sistem imunitas atau kekebalan pada anak sehingga anak tidak mudah
terserang penyakit, tidak mudah terserang infeksi terutama diare atau
cacingan. Sebagai sumber tenaga bagi anak. Untuk memberi bahan untuk
membangun atau memelihara jaringan-jaringan tubuh dann pengatur
pekerjaan jaringan tubuh yang terdiri dari vitamin, mineral dan air
(Widjaja, 2003:41 dalam Rahmawati, Dahlia, 2013).
4. GIZI SEIMBANG MENURUT USIA ANAK
Menurut Kemenkes RI, (2014) Pembagian gizi seimbang dibedakan berdasarkan
usia adalah sebagai berikut :
a. Bayi usia 0-6 bulan
Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan
makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat
gizi yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan
sistem pencernaannya, murah dan bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus
memperoleh ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan hanya diberi
ASI saja.
b. Anak usia 6-24 bulan
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin
meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini
anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai
terpapar terhadap infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan
terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas
bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai gizi seimbang maka perlu
ditambah dengan Makanan Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI
tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi mulai
diperkenalkan kepada makanan lain, mula mula dalam bentuk lumat,
makanan lembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga bayi berusia 1
tahun. Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara
seimbang pada usia dini akan berpengaruh terhadap selera makan anak
selanjutnya, sehingga pengenalan kepada makanan yang beranekaragam
pada periode ini menjadi sangat penting. Secara bertahap, variasi makanan
untuk bayi usia 6-24bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai diberikan
sayuran dan buah-buahan, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, serta
makanan pokok sebagai sumber kalori. Demikian pula jumlahnya
ditambahkan secara bertahap dalam jumlah yang tidak berlebihan dan dalam
proporsi yang juga seimbang.
c. Anak usia 2-5 tahun.
Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada
pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak
sudah mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk
makanan jajanan. Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan harus
mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama
dalam “memenangkan” pilihan anak agar memilih makanan yang bergizi
seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah sehingga
mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup
bersih perlu dibiasakan untuk mencegahnya. Anak usia 2-5 tahun termasuk
golongan berisiko anemia gizi besi. Pada usia ini anak sudah lepas ASI,
sehingga jika makanan tidak adekuat gizi kurang bahkan gizi buruk bisa
terjadi.
Anemia defisiensi besi mempunyai dampak yang sangat besar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Dampak anemia gizi besi antara lain
pada penurunan tingkat kecerdasan dan tingkat kekebalan anak. Anemia gizi
besi dapat terjadi karena kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi
tidak mencukupi kebutuhan, meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi
dan meningkatnya keluaran zat besi dalam tubuh. Seseorang dikatakan
terkena anemia gizi besi, dengan tanda-tanda gejala sebagai berikut lemas
dan cepat lelah, pucat, mudah terserang penyakit, menurunnya kemampuan
beraktivitas dan dampak yang paling fatal terjadi anak-anak dapat
menurunkan IQ sebesar 5 point. Berdasarkan penelitian Erna, dkk (2011)
menginovasi makanan bergizi untuk anak balita yang disebut pukis bangga
(bayam mangga) yang mengandungbanyak zat besi guna mencegah
terjadinya anemia zat besi tersebut. (Fidyatun, Rachmawati, Lestari, &
Handayani, 2011)
d. Anak usia 6-9 tahun.
Anak pada kelompok usia ini merupakan anak yang sudah memasuki masa
sekolah dan banyak bermain diluar, sehingga pengaruh kawan, tawaran
makanan jajanan, aktivitas yang tinggi dan keterpaparan terhadap sumber
penyakit infeksi menjadi tinggi. Sebagian anak usia 6-9 tahun sudah mulai
10 memasuki masa pertumbuhan cepat pra-pubertas, sehingga kebutuhan
terhadap zat gizi mulai meningkat secara bermakna. Oleh karenanya,
pemberian makanan dengan gizi seimbang untuk anak pada kelompok usia
ini harus memperhitungkan kondisi-kondisi tersebut diatas.
e. Remaja usia 10-19 tahun.
Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anakanak menjadi remaja
muda sampai dewasa. Kondisi penting yang berpengaruh terhadap
kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah pertumbuhan cepat memasuki usia
pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan
fisik “Body image” pada remaja puteri. Dengan demikian perhitungan
terhadap kebutuhan zat gizi pada kelompok ini harus memperhatikan
kondisi-kondisi tersebut. Khusus pada remaja puteri, perhatian harus lebih
ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum menikah.

5. KIAT PEMBERIAN MAKANAN PADA ANAK SAKIT


Anak yang sedang sakit memerlukan nutrisi lebih banyak untuk membantu
proses penyembuhan. Kendalanya, anak dalam kondisi sakit seringkali sulit
makan. Perlu kiat khusus agar si kecil mau menyantap makanan yang disajikan.
Beragam jenis penyakit bisa menyerang anak. Umumnya anak mengalami
gangguan demam, influenza, batuk, infeksi, dan gangguan pencernaan seperti
diare. Penyakit ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Selain
pengobatan medis, anak yang sakit perlu asupan gizi yang cukup untuk
membantu proses penyembuhan. Dengan asupan nutrisi yang baik, anak
diharapkan lekas sembuh dari penyakit dan daya tahan tubuh meningkat. Dalam
kondisi sehat, anak seringkali susah makan, apalagi saat sakit. Sebagai orangtua
tentu cemas dan takut jika anak bertambah sakit karena asupan makanan.
berkurang. Jangan berkecil hati, banyak kiat khusus agar si kecil mau
menyantap hidangan dikala sakit (Sutomo, Budi. 2017)
1. Makanan Harus Bergizi.
Usia anak adalah masa pertumbuhan. Diperlukan nutrisi yang seimbang
baik karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan air. Dengan
zat gizi yang lengkap, proses pertumbuhan akan berjalan dengan baik dan
daya tahan tubuh anak akan meningkat sehingga penyakitpun akan
menjauh. Jika anak dalam kondisi sakit, kebutuhan nutrisi harus lebih
diperhatikan, karena selain untuk proses pertumbuhan, anak juga perlu
nutrisi ekstra untuk pemulihan kesehatannya. Berikan makanan dengan
kandungan gizi lengkap dan porsi yang cukup.
2. Porsi Kecil.
Anak yang sakit, terutama jika flu disertai demam atau batuk biasanya
mulut terasa kering dan makanan menjadi terasa pahit. Selera makan
anak pasti menjadi berkurang. Coba berikan makanan dalam porsi kecil
namun sering. Jangan paksakan anak makan dalam jumlah besar,
memaksa anak untuk makan justru akan membuat anak semakin enggan
makan.
3. Kondisikan Suasana Menyenangkan.
Saat waktu makan anak, kondisikan suasana yang menyenangkan, seperti
sambil melihat film kartun kesukaan atau diberikan mainan kegemaran.
Dengan suasana yang menyenangkan, anak biasanya akan lebih mudah
menerima makanan. Selain itu bisa dengan mengkreasikan makanan
dalam bentuk lucu sehingga anak lebih berselera untuk makan.
4. Berikan Makanan Kesukaan.
Anak biasanya menyukai makanan manis. Coba pancing selera makan
anak dengan memberikan makanan kesukaan. Jika anak terlihat senang
dan rasa pahit dimulut hilang. Berikan makanan yang lebih berat dan
bergizi. Seperti nasi tim hati sapi, bubur ayam atau nasi dengan lauk yang
biasanya disukai anak. Usahakan menu masakan adalah masakan
kesukaan anak agar selera makan anak menjadi meningkat.
5. Berikan Makanan Bertekstur Lunak.
Anak yang sakit umumnya enggan makan dan mengunyah makanan.
Berikan makanan bertekstur lunak, seperti puding buah, cream soup
tomat, makaroni panggang atau pure kentang dengan campuran susu
dan daging
cincang. Makanan lunak akan mudah ditelan dan dicerna oleh anak
dalam kondisi sakit.
6. Hindari Makanan Berbumbu Tajam dan Berlemak.
Anak yang sedang sakit, apalagi gangguan pencernaan seperti diare,
mual, dan muntah sebaiknya diberikan makanan yang tidak berbumbu
tajam, seperti cabe, lada, atau asam. Anak juga jangan diberikan
makanan yang terlalu berlemak. Makanan berlemak akan meningkatkan
asam lambung dan merangsang rasa mual yang bisa menyebabkan anak
muntah.
7. Berikan Makanan Hangat.
Makanan hangat seperti sup ayam, cream soup jamur, sup tomat atau sup
jagung manis cocok diberikan untuk anak yang sakit. Selain padat gizi,
makanan hangat berupa sup juga memiliki cita rasa dan aroma yang lezat
sehingga dapat menggugah selera makan anak.
8. Cukupi Kebutuhan Cairan.
Anak yang sakit seringkali disertai demam dan berkeringat. Berikan
cairan dalam bentuk air putih, susu, sup, atau jus sari buah. Dengan
memberikan cairan maka tubuh anak akan terhindar dari dehidrasi.
Makanan cair juga mudah dicerna dan nutrisinya lebih cepat diserap oleh
tubuh
9. Jangan Lupa Minum Susu.
Susu sangat penting diberikan untuk anak dalam kondisi sakit.
Kandungan gizinya yang lengkap serta mudah dicerna dapat menutupi
kekurangan zat gizi akibat selera makan yang menurun. Berikan susu
dengan cita rasa sesuai selera anak sehingga anak lebih mudah
menerimanya.
10. Perhatikan Waktu Minum Obat.
Orang tua juga harus cermat dan menanyakan ke dokter tentang jenis
obat yang akan diberikan untuk anak. Sebagian obat harus diberikan
sebelum makan atau setelah makan. Kesalahan waktu memberikan obat
dapat menimbulkan ganguan kesehatan, seperti iritasi lambung, atau
dapat menghambat proses penyerapan dan mengurangi efektivitas kerja
obat.

Anda mungkin juga menyukai