Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI KARDIOVASKULAR


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ilmu Biomedik Dasar
Dosen : Susan Irawan Rifai , S.Kep., Ners,, MAN

Disusun Oleh :
Mochammad Angga.F221FK03078
Reni Apri Suryawati 221FK03079
Khonia Putri 221FK03080
Dhea Nurafida.H 221FK03081
Asril Bayu Mahendra 221FK03082

RPOGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah materi yang
berjudul Anatomi fisiologi kardiovaskular ini dengan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Susan Irawan Rifai , S.Kep., Ners,, MAN pada mata kuliah ilmu
biomedik dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
pembaca tentang keseimbangan asam basa .

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak susan irawan rifai , S.Kep.,


Ners,, MAN pada mata kuliah ilmu biomedik dasar yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuanan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 10 November 2022

Kelompok Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I......................................................................................................................................
PENDAHULUAN..................................................................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................
1.2 Rumus Masalah.....................................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................
BAB II.....................................................................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................................................................
2.1 Jantung...................................................................................................................................
2.1.1 Anatomi jantung...............................................................................................
1.1.2 Aliran darah melalui jantung....................................................................................
1.1.3 Siklus jantung...................................................................................................
1.1.4 Curah jantung...................................................................................................
2.1.6 Kontrol instrinsik dan ekstrinsik denyut jantung..............................................
2.1.7 Bunyi jantung.................................................................................................
2.1.8 Gambaran EKG Normal.................................................................................
2.2 Pembuluh darah..................................................................................................................
2.2.1 Arteri dan arterior..........................................................................................
2.2.1 Aliran balik vena............................................................................................
2.3 Tekanan Darah (TD)...........................................................................................................
2.3.1 Faktor yang memengaruhi TD........................................................................
2.3.2 Tekanan darah normal....................................................................................
2.3.1 Tahanan perifer..............................................................................................
2.4 Komplikasi darah................................................................................................................
2.4.1 Eritrosis, leukosit, trombosit, plasma darah....................................................
BAB III.................................................................................................................................
PENUTUP............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri,
vena, kapiler) dan sistem limfatik. Fungsi utama sistem kardiovaskular
adalah mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh dan
memompakan darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk
di oksigenasi. Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskular,
berotot dan berronga, terletak di rongga toraks bagian mediastrum (Reni
Yuli Aspiani,2015: ).
Gangguan apapun yang mengurangi besar lumen dari salah satu
arteri koroner dapat menurunkan aliran darah dan penghantaran oksigen ke
daerah miokardium yang disuplai oleh arteri tersebut, dan mengakibatkan
angina (nyeri dada) sindrom koroner akut, infark miokard akut dan
kematian jantung mendadak (Reni Yuli Aspiani,2015: ).
1.2 Rumus Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jantung? (Anatomi Jantung, Aliran Darah,
Siklus Jantung,Bunyi Jantung, Curah Jantung, Kontol Intrinsic
Entrinsik Denyut Jantung, Gambaran EKG Normal)
2. Apa yang dimaksud dengan pembuluh darah? ( arteri dan arteriol,
vena, Kapiler)
3. Apa yang dimaksud dengan tekanan darah? ( Factor Yang
Mempengaruhi TD, Tekanan Darah Normal,Tahanan Perifer)
4. Apa yang dimakasud dengan komposisi darah? ( Eritrosit, Leukosit,
Trombosit, Plasma Darah,Golongan Darah Dan Faktro Rhesus)

4
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami definisi jantung (Anatomi Jantung, Aliran Darah,
Siklus Jantung,Bunyi Jantung, Curah Jantung, Kontol Intrinsic
Entrinsik Denyut Jantung, Gambaran EKG Normal)
2. Dapat memahami definisi ( arteri dan arteriol, vena, Kapiler)
3. Dapat memahami definisi ( Factor Yang Mempengaruhi TD, Tekanan
Darah Normal,Tahanan Perifer)
4. Dapat memahami definisi ( Eritrosit, Leukosit, Trombosit, Plasma
Darah,Golongan Darah Dan Faktro Rhesus

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jantung
2.1.1 Anatomi jantung
Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar
kepalan tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke
pembuluh darah dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal
terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2
ruang jantung di bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi sebagai
pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi
bagian kanan dan kiri dinamakan septum.

Batas-batas jantung :
 Kanan : Vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava
inferior (VCI)
 Kiri : Ujung ventrikel kiri
 Anterior : Atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil
ventrikel kiri
 Posterior : Atrium kiri, 4 vena pulmonalis
 Inferior : Ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal
sepanjang diafragma sampai apeks jantung
 Superior : Apendiks atrium kiri
Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan
keempat katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan
menjaga agar darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat
katup ini adalah katup trikuspid yang terletak di antara atrium kanan dan
ventrikel kanan, katup pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan
arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara atrium kiri dan
ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan aorta.
Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior.
Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet) .8

Jantung dipersarafi aferen dan eferen yang keduanya sistem saraf simpatis

6
dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal dari saraf vagus melalui
preksus jantung. Serabut post ganglion pendek melewati nodus SA dan
AV, serta hanya sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis berasal
dari trunkus toraksik dan servikal atas, mensuplai kedua atrium dan
ventrikel. Walaupun jantung tidak mempunyai persarafan somatik,
stimulasi aferen vagal dapat mencapai tingkat kesadaran dan dipersepsi
sebagai nyeri.
Suplai darah jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner
kanan berasal dari sinus aorta anterior, melewati diantara trunkus
pulmonalis dan apendiks atrium kanan, turun ke lekukan A-V kanan
sampai mencapai lekukan interventrikuler posterior. Pada 85% pasien
arteri berlanjut sebagai arteri posterior desenden/ posterior decendens
artery (PDA) disebut dominan kanan. Arteri koroner kiri berasal dari sinus
aorta posterior kiri dan terbagi menjadi arteri anterior desenden kiri/ left
anterior descenden (LAD) interventrikuler dan sirkumfleks. LAD turun di
anterior dan inferior ke apeks jantung.9
Mayoritas darah vena terdrainase melalui sinus koronarius ke
atrium kanan. Sinus koronarius bermuara ke sinus venosus sistemik pada
atrium kanan, secara morfologi berhubungan dengna atrium kiri, berjalan
dalam celah atrioventrikuler.9
1.1.2 Aliran darah melalui jantung
Sirkulasi darah fetal pada janin dan sirkulasi darah pada anak dan

dewasa berbeda. Untuk memahami implikasi anestesi pada penyakit

jantung, seorang ahli anestesi harus mengenal sirkulasi fetal dan sirkulasi

dewasa. Perubahan sirkulasi terjadi sangat cepat pada saat kelahiran.

Periode ini dinamakan periode transisi di mana sirkulasi fetal akan berubah

menjadi sirkulasi manusia normal atau dewasa.

Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi

darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai

7
alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plaswenta. Pembentukan

pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke-3 dan bertujuan

menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.

Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis

yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali

pusat sekitar 125 ml/kg/BB per menit atau sekitar 500 ml per menit.

Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam

vena cava inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah

tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cava inferior

lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri

melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.

Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas,

memasuki ventrikel kanan melalui vena cava superior. Kemudian melalui

arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta

melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melalui aorta,

arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran

gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai

saluran/ jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac

output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paru-

paru.

Bayi segera menghisap udara dan menangis kuat tepat setelah dilahirkan.

Dengan demikian paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam paru-

paru mengecil dan seolah-olah darah terhisap ke dalam paru-paru (tahanan

vaskular paru menurun dan aliran darah pulmonal meningkat). Duktus

8
arteriosus menutup dan tidak berfungsi lagi, demikian pula karena tekanan

dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale akan tertutup

sehingga selanjutnya tidak berfungsi lagi. Tahanan vaskular sistemik juga

meningkat. Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan

duktus venosus akan mengalami obliterasi. Dengan demikian setelah bayi

lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-

paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan

sistem pencernaan sendiri.

Jumlah darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi pada orang

dewasa mencapai 5-6 liter (4.7-5.7 liter). Darah bersirkulasi dalam sistem

sirkulasi sistemik dan pulmonal.

a. Sirkulasi sistemik

Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang mengandung

banyak oksigen yang berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung

melalui ventrikel kiri ke aorta, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui

arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling

kecil (kapiler) .

Kapiler melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara

bergantian, yang disebut dengan vasomotion sehingga darah mengalir

secara intermittent. Dengan aliran yang demikian, terjadi pertukaran zat

melalui dinding kapiler yang hanya terdiri dari selapis sel endotel. Ujung

kapiler yang membawa darah teroksigenasi disebut arteriole sedangkan

ujung kapiler yang membawa darah terdeoksigenasi disebut venule;

terdapat hubungan antara arteriole dan venule “capillary bed” yang

9
berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung dari arteriole ke

venule melalui arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah dari

arteriole mengalir ke venule, kemudian sampai ke vena besar (v.cava

superior dan v.cava inferior) dan kembali ke jantung kanan (atrium kanan).

Darah dari atrium kanan selanjutnya memasuki ventrikel kanan melalui

katup trikuspidalis.

a. Sirkulasi pulmonal

Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang

berasal dari seluruh tubuh, yang dialirkan melalui vena cava superior dan

vena cava inferior kemudian ke atrium kanan dan selanjutnya ke ventrikel

kanan, meninggalkan jantung kanan melalui arteri pulmonalis menuju

paru-paru (kanan dan kiri). Di dalam paru, darah mengalir ke kapiler paru

dimana terjadi pertukaran zat dan cairan, sehingga menghasilkan darah

yang teroksigenasi. Oksigen diambil dari udara pernapasan. Darah yang

teroksigenasi ini kemudian dialirkan melalui vena pulmonalis (kanan dan

kiri), menuju ke atrium kiri dan selanjutnya memasuki ventrikel kiri

melalui katup mitral (bikuspidalis). Darah dari ventrikel kiri kemudian

masuk ke aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh (dan dimulai lagi sirkulasi

sistemik)

Jadi, secara ringkas, aliran darah dalam sistem sirkulasi normal

manusia adalah :

Darah dari atrium kiri → melalui katup mitral ke ventrikel kiri → aorta
ascendens

– arcus aorta – aorta descendens – arteri sedang – arteriole → capillary

10
bed → venule – vena sedang – vena besar (v.cava superior dan v.cava

inferior) → atrium kanan → melalui katup trikuspid ke ventrikel kanan →

arteri pulmonalis → paru- paru → vena pulmonalis → atrium kiri.

1.1.3 Siklus jantung


Siklus jantung terdiri dari sistole atrium dan ventrikel, diastole

atrium dan ventrikel. Diantara fase sistole dan diatole terdapat fase

kontraksi dan relaksasi tanpa ada perubahan volume yang kita kenal fase

isovolumic relaksation dan isovolumic contraction. Aktifitas listrik

jantung yang ditimbulkan oleh potensial aksi akan tercatatat dalam

elektrokardiogram. Aktifitas listrik akan diikuti aktifitas mekanik

sehingga dihasilkan stroke volume maupun cardiac output Stroke

volume adalah volume darah yang dikeluarkan oleh oleh jantung sekali

kontraksi, sedangkan cardiac output merupakan perkalian antara stroke

volume dengan heart rate.

1.1.4 Curah jantung


Curah jantung atau cardiac output Adalah jumlah darah yang
dipompakan oleh ventrikel ke dalam sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik
dalam waktu satu menit. Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa curah
jantung seseorang adalah volume darah yang dipompa jantung (volume
sekuncup) selama 1 menit (frekuensi jantung).

Ada dua hal yang menentukan curah jantung yaitu jumlah denyut
jantung per menit (heart rate = HR) dan stroke volume (sv).
Curah jantung = HR x stroke volume
Pada keadaan istirahat curah jantung rata rata 5 liter per menit. Hal
ini dapat dihitung dari rata rata jumlah denyut jantung permenit sekitar 70
kali dan stroke volume sekitar 70 ml perdenyutan. Sehingga rata-rata

11
cardiac output sekitar 4,9 liter permenit atau 5 liter per menit. Setiap menit
ventrikel kanan memompa darah 5 liter ke paru paru dan 5 liter darah
dipompakan ke sirkulasi sistemik.
Besarnya curah jantung dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu volume
akhir diastolik ventrikel (preload), beban akhir ventrikel (afterload), dan
kontraktilitas dari jantung (Tarwoto, 2011).
a) Preload
Preload adalah keadan dimana serat otot ventrikel kiri jantung
memanjang atau meregang sampai akhir diastol. Sesuai dengan hukum
frank starling bahwa semakin besar regangan otot jantung semakin
besar pula kekuatan kontraksinya dan semakin besar pula cardiac
outputnya. Pada keadaan preload terjadi pengisian ventrikel, sehingga
makin panjang otot ventrikel meregang makin besar pula volume darah
yang masuk dalam ventrikel
b) Afterload
Afterload adalah tahanan yang diakibatkan oleh pompa ventrikel
kiri, untuk membuka katup aorta selama sistol dan pada saat
memompa darah. Afterload secara langsung dipengaruhi tekanan darah
arteri, ukuran ventrikel kiri dan karakteristik katup jantung. Jika
tekanan darah arteri tinggi jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah kesirkulasi. Jika afterloadnya meningkat karena
vasokonstriksi perifer maka otot jantung tidak dapat meregang dengan
sempurna,lebih pendek sehingga ejeksinya tidak efektif.
c) Kontraktilitas
Kekuatan kontraksi dari otot jantung sangat berpengaruh terhadap
cardiac output, maka kuat kontraksi otot jantung makin banyak pula
volume darah yang dikeluarkan. Stimulasi saraf simpatis
meningkatkan kontraktilitas otot jantung dan tekanan ventrikel. Pada
keadaan hipoksemia dan asidosis metabolik akan menurunkan
kontraktilitas otot jantung dan menurunkan stroke volume.

12
2.1.6 Kontrol instrinsik dan ekstrinsik denyut jantung
1) Kontrol Intrinsik
Curah jantung dapat meningkat atau menurun akibat gaya-gaya yang
bekerja secara intrinsik di jantung. Kontrol intrinsik atas curah jantung
ditentukan oleh panjang serat-serat otot jantung. Apabila serat-serat otot
jantung diregangkan sampai batas tertentu, maka kontrkatilitas atau
kemampuan jantung untuk memompa akan meningkat. Peningkatan
kontraktilitas akan meningkatkan kekuatan setiap denyut sehingga terjadi
peningkatan volume sekuncup dan curah jantung. Penurunan peregangan
serat-serat otot menyebabkan kontraktilitas dan kekuatan setiap denyutan
berkurang. Berkurangnya volume sekuncup menyebabkan penurunan curah
jantung.
Alasan kedua mengapa peregangan serat otot jantung menentukan curah
jantung adalah meningkatnya aliran balik vena akan meregangkan dinding
atrium kanan. Peregangan ini meningkatkan kecepatan pelepasan potensial
aksi nodus SA dan kecepatan denyut jantung hingga 20%. Peningkatan
kecepatan denyut jantung disertai peningkatan volume sekuncup dapat secara
drastis meningkatkan curah jantung. Namun, peningkatan curah jantung
akhirnya menurunkan volume diastolik-akhir.
2) Kontrol Ekstrinsik
Isi sekuncup juga berada di bawah kontrol ekstrinsik oleh faktor-faktor
yaang berasal dari luar jantung, dengan yang terpenting adalah kerja saraf
simpatis jantung dan epinefrin. Stimulasi simpatis dan epinefrin
meningkatkan kontraktilitas jantung, yaitu kekuatan kontraksi di setiap VDA.
Dengan kata lain, pada stimulasi simpatis janung berkontraksi lebih kuat dan
memerah keluar lebih banyak darah yang dikandungnya sehingga
penyemprotan darag menjadi lebih tuntas.
Stimulasi simpatis meningkatankan isi sekuncup tidak saja dengan
memperkuat kontraktilitas jantung tetapi juga dengan meningkatkan aliran
balik vena. Stimulasi simpatis menyebabkan kontriksi vena, yang memeras
lebih banyak darah dari vena ke jantung, meningkatkan VDA dan karenanya
semakin meningkatkan isi sekuncup.

13
2.1.7 Bunyi jantung
Bunyi Jantung Untuk mendengar bunyi jantung diperhatikan :
1. lokalisasi dan asal bunyi jantung
Auskultasi bunyi jantung dilakukan pada tempat-tempat sebagai berikut :
 ictus cordis untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup mitral
 sela iga II kiri untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup
pulmonal.
 Sela iga III kanan untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari aorta
 Sela iga IV dan V di tepi kanan dan kiri sternum atau ujung sternum untuk
mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup trikuspidal.
Tempat-tempat auskultasi di atas adalah tidak sesuai dengan tempat dan letak
anatomis dari katup-katup yang bersangkutan. Hal ini akibat penghantaran
bunyi jantung ke dinding dada.
2. menentukan bunyi jantung I dan II
Pada orang sehat dapat didengar 2 macam bunyi jantung :
 bunyi jantung I, ditimbulkan oleh penutupan katup-katup mitral dan
trikuspidal. Bunyi ini adalah tanda mulainya fase sistole ventrikel.
 Bunyi jantung II, ditimbulkan oleh penutupan katup-katup aorta dan
pulmonal dan tanda dimulainya fase diastole ventrikel.
Bunyi jantung I di dengar bertepatan dengan terabanya pulsasi nadi pada
arteri carotis.
3. intensitas bunyi dan kualitasnya
Intensitas bunyi jantung sangat dipengaruhi oleh keadaan-keadaan sebagai
berikut :
 tebalnya dinding dada
 adanya cairan dalam rongga pericard
Intensitas dari bunyi jantung harus ditentukan menurut pelannya
atau kerasnya bunyi yang terdengar. Bunyi jantung I pada umumnya lebih
keras dari bunyi jantung II di daerah apeks jantung, sedangkan di bagian
basal bunyi jantung II lebih besar daripada bunyi jantung I. Jadi bunyi
jantung I di ictus (M I) lebih keras dari M 2, sedang didaerah basal P 2
lebih besar dari P 1, A 2 lebih besar dari A 1. Hal ini karena :

14
M 1 : adalah merupakan bunyi jantung akibat penutupan mitral
secara langsung.
M 2 : adalah penutupan katup aorta dan pulmonal yang
dirambatkan.
P 1 : adalah bunyi M 1 yang dirambatkan
P 2 : adalah bunyi jantung akibat penutupan katup pulmonal
secara langsung
A 1 : adalah penutupan mitral yang dirambatkan
A 2 : adalah penutupan katub aorta secara langsung A 2 lebih
besar dari A 1.
4. ada tidaknya bunyi jantung III dan bunyi jantung IV
bunyi jantung ke 3 dengan intensitas rendah kadang-kadang
terdengar pada akhir pengisian cepat ventrikel, bernada rendah, paling
jelas pada daerah apeks jantung.
Dalam keadaan normal ditemukan pada anak-anak dan dewasa
muda. Dalam keadaan patologis ditemukan pada kelainan jantung yang
berat misalnya payah jantung dan myocarditis. Bunyi jantung 1, 2 dan 3
memberi bunyi seperti derap kuda, disebut sebagai protodiastolik gallop.
Bunyi jantung ke 4 terjadi karena distensi ventrikel yang
dipaksakan akibat kontraksi atrium, paling jelas terdengar di apeks cordis,
normal pada anak-anak dan pada orang dewasa didapatkan dalam keadaan
patologis yaitu pada A – V block dan hipertensi sistemik. Irama yang
terjadi oleh jantung ke 4 disebut presistolik gallop
5. irama dan frekuensi bunyi jantung
Irama dan frekuensi bunyi jantung harus dibandingkan dengan
frekuensi nadi. Normal irama jantung adalah teratur dan bila tidak teratur
disebut arrhytmia cordis.
Frekuensi bunyi jantung harus ditentukan dalam semenit,
kemudian dibandingkan dengan frekuensi nadi. Bila frekuensi nadi dan
bunyi jantung masing-masing lebih dari 100 kali per menit disebut
tachycardi dan bila frekuensi kurang dari 60 kali per menit disebut
bradycardia.

15
Kadang-kadang irama jantung berubah menurut respirasi. Pada
waktu ekspirasi lebih lambat, keadaan ini disebut sinus arrhytmia. Hal ini
disebabkan perubahan rangsang susunan saraf otonom pada S – A node
sebagai pacu jantung.
Jika irama jantung sama sekali tidak teratur disebut fibrilasi.
Adakalanya irama jantung normal sekali-kali diselingi oleh suatu denyut
jantung yang timbul lebih cepat disebut extrasystole, yang disusul oleh
fase diastole yang lebih panjang (compensatoir pause). Opening snap,
disebabkan oleh pembukaan katup mitral pada stenosa aorta, atau stenosa
pulmonal kadang-kadang didapatkan sistolik dalam fase sistole segera
setelah bunyi jantung I dan lebih jelas pada hypertensi sistemik.
6. bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantung.
Bising Jantung (cardiac murmur) Disebabkan :
 aliran darah bertambah cepat
 penyempitan di daerah katup atau pembuluh darah
 getaran dalam aliran darah oleh pembuluh yang tidak rata
 aliran darah dari ruangan yang sempit ke ruangan yang besar
 aliran darah dari ruangan yang besar ke ruangan yang sempit.
2.1.8 Gambaran EKG Normal
Elektrokardiogram (EKG) merupakan suatu grafik yg
menggambarkan rekaman listrik jantung. SA node sebagai sumber listrik
utama menuju ke sumber listrik kedua yaitu AV node, berkas his sampai
dengan serabut purkinje. Setiap perjalanan listrik jantung ini menghasilkan
kontraksi jantung mulai dari atrium sampai ke ventrikel sehingga dihasilkan
pompa darah keseluruh tubuh menghasilkan proses kehidupan. Proses
perjalanan listrik ini berulang terus menerus sejak dalam kandungan sampai
akhir hayat maka kontraksi jantung juga berulang terus menerus dengan
jumlah normal 60-100 x/ menit.
A. Kertas EKG
Kertas EKG Pembacaan EKG dapat dilakukan di layar monitor atau
cetak pada kertas EKG. Melihat EKG di layar monitor hanya untuk
pengawasan khususnya mendeteksi muncul irama yang berbahaya

16
sehingga segera mendapat penanganan, oleh karena itu sering digunakan
di ambulan, IGD dan ruang rawat intensif. Untuk dapat melihat gambaran
EKG secara utuh dan teliti di setiap lead maka kita harus cetak di kertas
EKG, selanjutnya dilakukan analisa.

Kertas EKG memiliki ketentuan khusus yaitu memiliki kotak besar


dan kotak kecil. Setiap kotak besar terdiri dari 5 kotak kecil, setiap kotak
kecil memiliki panjang sisi 1 mm sehingga panjang sisi kotak besar 5 mm
(0,5 cm). Mesin EKG memiliki standar kecepatan cetak kertas EKG 25
mm/detik. Maka 1 kotak kecil harus menempuh 1/25 detik (0,04 detik). 1
kotak besar ditempuh 0,20 detik. Satuan detik ini yang nanti menjadi
ukuran dan menentukan normal atau tidaknya gelombang EKG.
B. Standar Gelombang EKG
memiliki ketentuan bentuk dan ukuran normal yang harus
dipelajari sehingga membentuk irama yang normal. Bila bentuk dan
ukuran tidak sesuai dengan normal maka irama EKG yang terbentuk tidak
normal.
a. Gelombang P Merupakan gelombang awal, normal defleksi
positif kecuali di aVR, bentuknya kecil. Merupakan gambaran
depolarisasi atrium atau bisa dikatakan pada saat kedua atrium
berkontraksi terbentuk gelombang P. Gelombang P diukur dari
awal gelombang P sampai akhir gelombang P dengan Cara
Mudah Belajar EKG dan Aplikasinya Morfologi EKG Normal
28 lebar dan tinggi normal < 2,5 mm. Pembesaran gelombang P
lebar > 2,5 mm dengan membentuk lekukan menggambarkan
pembesaran atrium kiri, gelombang P tinggi >2,5 mm
menggambarkan pembesaran atrium kanan.
b. PR Interval Merupakan lebar yang diukur dari awal gelombang P
sampai awal komplek QRS. Menggambarkan awal kontraksi

17
atrium sampai dengan sebelum dimulainya kontraksi ventrikel.
Normal lebar PR interval 0,12 - 0,20 detik (3-5 mm). Apabila PR
interval > 0,20 detik menandakan adanya AV blok, dan bila PR
interval < 0,12 detik mengindikasikan sumber pacemaker bukan
dari SA node seperti kasus wandering pacemaker.
c. Komplek QRS Merupakan gelombang yang diukur dari awal Q
sampai akhir S. Menggambarkan kontraksi kedua ventrikel.
Normal lebar QRS < 0,12 detik (< 3 mm). Apabila lebar QRS >
0,12 detik memiliki arti klinis seperti LBBB, RBBB, VT, VES,
sumber pacemaker berasal dari ventrikel seperti idioventrikular.
d. Segmen ST Merupakan garis isoelektris setelah gelombang S.
Menggambarkan otot jantung dalam keadaan istirahat. Segmen
ST diukur mulai dari akhir gelombang S sampai dengan awal
gelombang T. Normal segmen ST tidak boleh berdefleksi positif
melebihi 2 mm dan berdefleksi negatif melebihi 1 mm dari garis
isoelektris. Apabila segmen ST defleksi positif > 2 mm disebut
ST elevasi tanda khas dari IMA dan juga perikarditis, aneurisma.
C. Irama Normal EKG atau Normal Sinus Rhytm
Dengan mengetahui irama yang normal pada EKG maka
kita akan mengetahui jika suatu ketika kita menemui irama yang
tidak normal atau aritmia. Untuk itu kita harus mengetahui syarat
irama normal EKG yaitu :
 Irama reguler (teratur) • HR 60 to 100 x / min
 Setiap 1 gelombang P mendahului setiap 1 komplek QRS dan T
 Gelombang PQRST timbul berulang
 Bentuk dan ukuran gelombang PQRST sesuai dengan standar.
2.2 Pembuluh darah
2.2.1 Arteri dan arterior
 Arteri
Arteri memiliki fungsi untuk membawa darah yang kaya akan
oksigen dari jantung. Pembuluh darah ini memiliki dinding tebal dan
lapisan otot yang membuat darah bergerak. Ukurannya bisa selebar nikel

18
(sekitar dua sentimeter) dan merupakan jenis pembuluh darah terbesar di
tubuh kita.
Aorta adalah arteri terbesar di dalam tubuh. Aorta membawa darah dari
jantung ke organ. Arteri juga memiliki cabang yang lebih kecil yang
disebut arteriol. Baik arteri maupun arteriol berubah ukuran untuk menjaga
tingkat tekanan darah kita.
Berdasarkan ukurannya, arteri dapat diklasifikasikan menjadi arteri
besar atau arteri elastis, arteri ukuran sedang atau arteri muskuler, dan
arteriola (Eroschenko, 2010).
a. Arteri besar (arteri elastin) termasuk aorta dan cabang-cabang
besarnya. Arteri jenis ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
- Intima, dibatasi oleh sel-sel endotel. Pada arteri besar membrana
basalis subendotel kadang-kadang tidak terlihat. Membrana elastika
interna tidak selalu ada
- Lapisan media terdiri adventisia tidak menunjukkan membrana
externa, relatif tidak berkembang dan mengandung serabut-serabut
elastin dan kolagen.
b. Arteri ukuran sedang dan kecil memiliki lapisan muskuler yang tebal.
Sel-sel ini bercampur dengan sejumlah serabut elastin serta kolagen
dan proteoglikan.
c. Arteriola merupakan pembuluh arteri yang paling kecil (halus),
berdiameter kurang dari 0,5 mm dan relatif mempunyai lumen yang
sempit. Memiliki tunika intima dengan tanpa lapisan subendotel dan
12 umumnya tidak mempunyai membrana elastik interna. Lapisan
media adalah lapisan sel-sel otot polos yang tersusun melingkar.
Lapisan adventisia tipis, tidak berkembang dengan baik dantidak
menunjukkan adanya membrana elastik externa.
 Vena
Vena membawa darah terdeoksigenasi ke jantung dan sering kali
terletak dekat dengan kulit. Jenis pembuluh darah ini tidak memiliki
lapisan otot seperti arteri, jadi mereka bergantung pada katup untuk
menjaga darah tetap bergerak. 

19
Pada awalnya, vena berupa pembuluh darah kecil yang disebut
venula, yang kemudian akan berkembang menjadi vena ukuran penuh saat
mendekati jantung.

Tunika intima terdiri dari endothelium (selnya pipih selapis) dan


subendothelium (jaringan ikat tipis langsung berhubungan dengan tunika
adventisia). Tunika media tidak ada. Tunika adventisia yang terdiri dari
jaringan ikat longgar dengan serabut colagen yang membentuk
berkasberkas longitudinal, sel fibroblast dan sel otot polos tampak
diantaranya (Price, 2006).
Vena digolongkan menjadi (Signh, 2011):
a. Venula, garis tengah 0,2 – 1 mm, ditandai oleh tunika intima yang
terdiri atas endotel, tunika media tebal yang terdiri atas lapisan sel
otot polos, dan lapisan adventisia merupakan lapisan yang paling
tebal, terdiri atas jaringan penyambung yang kaya akan serabut-
serabut kolagen.
b. Vena ukuran kecil atau sedang dan mempunyai garis tengah 1 – 9
mm. Tunika intima biasanya mempunyai lapisan subendotel yang
tipis, tetapi hal ini pada suatu saat mungkin tidak ada. Tunika
media terdiri atas berkas-berkas kecil otot polos yang bercampur
dengan serabut-serabut kecil kolagen dan jala-jala halus serabut
elastin. Lapisan kolagen adventisia berkembang dengan baik.
c. Vena besar mempunyai tunika intima yang berkembang dengan
baik. Tunika media jauh lebih kecil, dengan sedikit sel-sel otot
polos dan 13 banyak jaringan penyambung. Tunika adventisia
adalah lapisan yang paling tebal dan pada pembuluh yang paling
besar dapat mengandung berkas-berkas longitudinal otot polos.
Vena ukuran-kecil atau sedang menunjukkan adanya katup-katup
di dalamnya. Struktur ini terdiri atas 2 lipatan semilunaris dari
lapisan dalam pembuluh yang menonjol ke dalam lumen. Mereka
terdiri atas jaringan penyambung elastin dan dibatasi pada kedua
sisinya oleh endotel. Katup-katup khususnya banyak pada vena

20
anggota badan (lengan dan tungkai). Mereka mendorong darah
vena ke arah jantung berkat kontraksi otot-otot rangka yang
terletak di sekitar vena.

 Kapiler
Kapiler adalah jenis pembuluh darah yang menghubungkan arteri
ke vena. Kapiler adalah jenis pembuluh darah terkecil. Mereka bisa
sekecil 5 mikrometer yang kurang dari sepertiga lebar rambut. 
Dinding kapiler hanya setebal satu sel. Dinding tersebut terbuat dari
sel-sel endotel dan memungkinkan oksigen, nutrisi dan limbah untuk lewat
ke dan dari sel-sel jaringan.
Kapiler tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari
mesenkim, melingkar dalam bentuk tabung, mengelilingi ruang silindris,
garis tengah rata-rata kapiler berkisar dari 7 sampai 9 μm (Price, 2006).
Kapiler dapat dikelompokkan dalam 3 jenis menurut struktur dinding sel
endotel, yaitu (Kumar, 2007):
a. Kapiler kontinu. Susunan sel endotel rapat.
b. Kapiler fenestrata atau perforata ditandai oleh adanya pori-pori
diantara sel endotel. Kapiler perforata biasanya ditemukan dalam
jaringanjaringan dimana terjadi pertukaran-pertukaran zat dengan
cepat antara jaringan dan darah, seperti yang terdapat pada ginjal,
usus, dan kelenjar endokrin.
c. Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis tengahnya sangat
besar (30- 40 μm), sirkulasi darah lambat, tidak memiliki dinding
yang dibatasi kontinu oleh sel–sel endotel, tetapi terbuka pada
ruang–ruang antara sel, 15 dan adanya sel dengan dinding bulat
selain sel endotel yang biasa dengan aktivitas fogositosis. Kapiler
sinusoid terutama ditemukan pada hati dan organ-organ
hemopoetik seperti sumsum tulang dan limpa. Struktur ini diduga
bahwa pada kapiler sinusoid pertukaran antar darah dan jaringan

21
sangat dipermudah, sehingga cairan darah dan makromolekul dapat
berjalan dengan mudah bolak-balik antara kedua ruangan tersebut.
Kapiler-kapiler beranastomosis (berhubungan satu dengan
lainnya) membentuk jala-jala antar arteri-arteri dan vena-vena kecil.
Arteriol bercabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang mempunyai
lapisan otot polos yang tidak kontinyu, yang disebut metarteriol.
Metarteriol bercabang menjadi kapiler-kapiler yang membentuk jala-jala.
Konstriksi metarteriol membantu mengatur, tetapi tidak menghentikan
sama sekali sirkulasi dalam kapiler, dan mempertahankan perbedaan
tekanan dalam dua sistem. Suatu cincin sel-sel otot polos yang disebut
sfinkter, terdapat pada tempat asal kapiler dari metarteriol. Sfinkter
prekapiler ini dapat menghentikan sama sekali aliran darah dalam kapiler.
Seluruh jala-jala tidak berfungsi semua secara serempak, dan jumlah
kapiler yang berfungsi dan terbuka tidak hanya tergantung pada keadaan
kontraksi metarteriol tetapi juga pada anastomosis arteriovenosa yang
memungkinkan metarteriol langsung mengosongkan darah kedala vena-
vena kecil. Antar hubungan ini banyak sekali pada otot rangka dan kulit
tangan dan kaki. Bila pembuluh-pembuluh anastomis arteriovenosa
berkontraksi, semua darah harus berjalan melalui jala-jala kapiler. Bila
relaksasi, sebagian darah mengalir langsung ke vena bukan 16 mengalir ke
dalam kapiler. Sirkulasi kapiler diatur oleh rangsang syaraf dan hormon
(Kumar et al., 2007).
Tubuh manusia luas permukaan jala-jala kapiler mendekati
6000m². Garis tengah totalnya kira-kira 800 kali lebih besar daripada garis
tengah aorta. Suatu unit volume cairan dalam kapiler berhubungan dengan
luas permukaan yang lebih besar daripada volume yang sama dalam
bagian sistem lain. Aliran darah dalam aorta rata-rata 320 mm/detik,
sedangkan dalam kapiler sekitar 0,3 mm/detik. Sistem kapiler dapat
dimisalkan dengan suatu danau di mana sungai-sungai masuk dan keluar,
dindingnya yang tipis dan alirannya yang lambat, kapiler merupakan
tempat yang cocok untuk pertukaran air dan solut antara darah dan
jaringan-jaringan (Junquiera, 2007).

22
2.2.1 Aliran balik vena
Pembuluh balik (vena) adalah pembuluh darah yang menghantar
atau membawa darah menuju ke jantung. Umumnya pembuluh vena
berada di dekat permukaan tubuh dan terlihat kebiru-biruan. Pembuluh
vena mempunayai dinding yang tipis, tidak elastis dan berdiameter
lebih kecil dibanding pembuluh nadi. Hal itu terjadi karena darah yang
dalam perjalanannya kembali menuju ke jantung mempunyai tekanan
yang sangat rendah bahkan tidak terasa. Tekanan yang sangat rendah
tersebut menyebabkan darah lebih cenderung menggalir kembali
meninggalkan jantung. Untuk mencegah hal itu, pembuluh vena
mempunyai banyak katup yang berfungsi agar darah tetap mengalir satu
arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah akan mengalir menuju
jantung. Di dalam tubuh, pembuluh balik berada menjadi satu
pembuluh balik yang besar disebut dengan vena cava. Pembuluh darah
ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Apabila terjadi pertukaran
gas pada paru-paru, maka darah mengalir menuju ke jantung lagi
melalui vena paru-paru. Pembuluh balik akan membawa darah yang
banyak oksigen, jadi darah di dalam semua pembuluh banyak yang
mengandung karbon dioksida terkecuali pada jenis pembuluh vena
pulmonalis. Pada manusia penyakit yang menyerang pembuluh balik
atau vena yaitu disebut varises.
fungsi pembuluh balik adalah untuk menyalurkan dan membawa darah
dari seluruh tubuh menuju ke jantung.
2.3 Tekanan Darah (TD)
2.3.1 Faktor yang memengaruhi TD
Tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem
sirkulasi. Tidak semua tekanan darah berada dalam batas normal sehingga
menyebabkan munculnya gangguan pada tekanan darah yakni hipertensi dan
hipotensi, Selain itu ada cara untuk mendeteksi adanya gangguan tekanan
darah atau masalah sirkulasi pada tubuh dengan cara memeriksa tekanan
darah dan mengetahui nilai saturasi oksigen. Gangguan tekanan darah yang
bisa mempengaruhi nilai pada saturasi oksigen di tubuh. Banyak foktor yang

23
berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah. Faktor yang
mempengaruhi tekanan darah yaitu usia, olah raga, stress, ras, obesitas, jenis
kelamin, medikasi (Kozier, 2010). Tekanan darah dapat dengan mudah
berubah meski dalam hitungan detik, ditandai dengan pusing, sakit kepala,
leher terasa kaku, dan mata berkunang-kunang. Hal ini jelas akan
mempengaruhi aktivitas sehari-hari (Sasmalinda, Syafriandi, & Helma,
2013).
2.3.2 Tekanan darah normal

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.
Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis
di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong
mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena,
sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap (Ibnu M, 1996).
Terdapat dua macam kelainan tekanan darah darah, antara lain yang
dikenal sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau
tekanan darah rendah. Hipertensi telah menjadi penyakit yang menjadi
perhatian di banyak Negara di dunia, karena hipertensi seringkali menjadi
penyakit tidak menular nomor satu di banyak negara.
Banyak faktor yang dapat memperbesar risiko atau kecenderungan
seseorang menderita hipertensi, diantaranya ciri-ciri individu seperti umur,
jenis kelamin dan suku, faktor genetik serta faktor lingkungan yang meliputi
obesitas, stres, konsumsi garam, merokok, konsumsi alkohol, dan sebagainya
(Kaplan,1985). Beberapa faktor yang mungkin berpengaruh terhadap
timbulnya hipertensi biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi secara bersama-
sama sesuai dengan teori mozaik pada hipertensi esensial (Susalit dkk,2001).
Teori tersebut menjelaskan bahwa terjadinya hipertensi disebabkan oleh
beberapa faktor yang saling mempengaruhi, dimana faktor utama yang
berperan dalam patofisiologi adalah faktor genetik dan paling sedikit tiga
faktor lingkungan yaitu asupan garam, stres, dan obesitas.
2.3.1 Tahanan perifer
Tahanan pembuluh darah perifer adalah tahanan terhadap aliran darah
yang ditentukan oleh tonus otot vaskuler dan diameter pembuluh darah.

24
Semakin kecil lumen pembuluh, semakin besar tahanan vaskuler terhaap
aliran darah. Tekanan darah pada arteri naik ketika tahanan vascular juga
meningkat.

2.4 Komplikasi darah


2.4.1 Eritrosis, leukosit, trombosit, plasma darah
ERITROSIT
Eritrosit merupakan sel darah yang tidak berinti, bulat atau agak oval
tampak seperti cakram bikonfaf dengan ukuran 7-8 µm. Sel ini merupakan
bagian terbesar dari sel – sel dalam darah jumlahnya sekitar 4,5 – 5,0 juta per
mm3. Eritrosit merupakan kantung untuk hemoglobin. Eritrosit itu sendiri
mengandung hemoglobin yang mengikat dan mengangkut oksigen dari paru
– paru ke berbagai sel atau jaringan tubuh. Sel darah merah tidak memilik
inti sel, mitokondria dan ribosom serta tidak dapat bergerak. Sel ini tidak
dapat melakukan mitosis dan pembentukan protein.
Komponen eritrosit di antaranya:
a. Membran eritrosit
b. Sistem enzim : Enzim G6PD (Glucose 6- Phosphatedehydrogenase).
c. Hemoglobin (Handayani & Sulistyo, 2008
LEUKOSIT
Leukosit adalah sel darah Yang m engendung inti, disebut juga sel
darah putih. Didalam darah m anusia, norm al didapati jum lah leukosit rata-
rata 5000-9000 sel/ m m 3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini
disebut leukositosis, bilakurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam
mikroskop cahaya maka sel darah putih m em punyai granula spesifik
(granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam
sitoplasm anya dan m em punyai bentuk inti yang bervariasi, Yang tidak m
em punyai granula, sitoplasm anya hom ogen dengan inti bentuk bulat atau
bentuk ginjal.
Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil
(atau eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat
warna netral basa dan asam . Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap

25
terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar precursor (pra
zatnya).
TROMBOSIT
Trombosit adalah sel darah yang berfungsi untuk pembekuan darah.
fungsi trombosit adalah untuk membantu proses pembekuan darah. Fungsi
ini sebenarnya cukup kompleks. Melansir Verywell Health, trombosit adalah
satu dari tiga jenis sel darah yang dihasilkan sumsum tulang.
PLASMA DARAH
terdapat cairan dalam sel-sel yang berwarna kekuning- kuningan,
disebut plasma. Komponen terbesar dari plasma darah 27adalah air. Dalam
plasma darah darah larut molekul-molekul dan ion-ion yang beraneka
ragaam. Meliputi glukosa yang erfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh
kita, dan asam amino. Setelah makan-makanan yang kaya lemak, tetesan
lemak tersebut diangkut di dalam plasma. Fungsi Darah : Dua fungsi utama
dari darah adalah
(1) Mengangkut bahan- bahan dari semua jaringan-jaringan badan dan
(2) Mempertahankanbadan terhadap penyakit menular. Air adalah sebagai
pelarut terbaik di dalam plasma yang menyebabkan darah sebagai
medium transport yang demikian efektif.

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri,
vena, kapiler) dan sistem limfatik. Yang pertama adalah jantung, Jantung
adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan tangan.
Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan
kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2
ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya
dinamakan ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Yang kedua, ada
pembuluh darah yang terdiri dari arteri, arterior, vena, dan kapiler. serta
tekanan darah.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, semoga dapat
bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi yang membaca kami
berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritikannya yang bersifat
membangun untuk penulisan makalah yang akan datang, karena makalah
yang saya buat sangat jauh dari kata sempurna. Apabila ada kesalahan
dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf yang sebesar besarnya
karena manusia tak luput dari kesalahan dan kehilafaan.

27
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, F. H. D., & Prayitno, N. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan tekanan darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat tahun 2012.
Jurnal ilmiah kesehatan.

Haqq, A. A. (2018, March). Analisis Sikap Matematis Berdasarkan


Golongan Darah. In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika (SNMPM) (Vol. 2, No. 1, pp. 202-210).

Rahman, I. (2018). Perbedaan Penentuan Golongan darah Sistem ABO


dengan Gambaran Aglutinasi Serum dan Reagen Anti-Sera Metode Slide
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).

ANGKASANAWATI, E. (2018). PENGEMBANGAN MEDIA


PEMBELAJARAN REPLIKA ORGAN PEREDARAN DARAH MANUSIA DI
SEKOLAH DASAR (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH GRESIK).

Saputro, D. A., & Junaidi, S. (2015). Pemberian vitamin C pada latihan


fisik maksimal dan perubahan kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit. Journal of
Sport Science and Fitness, 4(3).

Jones, A Shirley. 2005. ECG notes. Interpretation and management


guide. F.A Davis Company. Philadelphia. Sajjan. 2013.

Learn ECG in a day. First edition. Jaypee brothers medical publishers


(p) ltd. India.

28
29

Anda mungkin juga menyukai